PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING TERHADAP HASIL PEMBELAJARAN SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS XI IPS SMA NEGERI 16 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2013/2014
HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS XI IPS SMA NEGERI 16 BANDAR LAMPUNG
TAHUN PELAJARAN 2013/2014 Oleh
Indah Wahyu Nurani
Model pembelajaran berperan sebagai cara untuk menciptakan proses pembelajaran.Keterkaitan antar tema menjadi persyaratan utama dalam memahami keutuhan konsep sejarah pada mata pelajaran sejarah.Permasalahan muncul saat siswa berusaha mengingat kembali apa yang sudah didapatkan, dipelajari, direkam, dicatat atau yang dahulu pernah diingat,maka diperlukan suatu perbaikan dalam proses pembelajaran yang berguna membantu siswa dalam hal mencatat dan mengingat. Model pembelajaran mind mapping merupakan sebuah model pembelajaran yang mengupayakan seorang peserta didik mampu menggali ide-ide kreatif dan aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah,apakah ada pengaruh model pembelajaran mind mapping terhadap hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran sejarah kelas XI IPS SMAN 16 Bandar Lampung ?Tujuan penelitian yang ingin dicapai berdasarkan rumusan masalah tersebut adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran mind mapping terhadap hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran sejarah kelas XI IPS SMAN 16 Bandar Lampung. Penelitian ini menggunakan metode penelitian pre-eksperimental design dengan desain penelitian one group pretest-posttest design.Setelah dilakukan penelitian diperoleh data pretest dan postest yang kemudian digunakan sebagai acuan untuk mengetahui hasil belajar siswa dari kedua data tersebut dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan homogenitas didapati bahwa data tersebut berdistribusi normal dan kemudian dilakukan pengujian hipotesis untuk mengetahui kesamaan dua rata-rata sampel dengan menggunakan rumus Uji T diperoleh nilai dari hasil perhitungan yaitu nilai thitung= 8,644 > �� �� = � 0,95 72 = 1,665 dan rata-rata pencapaian hasil belajar kognitif sebesar 75,03% hasil ini menandakan bahwa ada pengaruh dari model pembelajaran mind mapping terhadap hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran sejarah kelas XI IPS di SMA Negeri 16 Bandar Lampung Tahun Ajaran2013/2014.
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Bandar Lampung, pada tanggal 21 November 1991 merupakan anak kelima dari lima bersaudara dari pasangan Bapak Tukiman dan Ibu Aminatun. Pendidikan yang telah diselesaikan oleh penulis adalah TK Kartika II-32 Bandar Lampung,kemudian
melanjutkan ke SD Kartika II-6 Bandar Lampung selesai pada tahun 2003,
SMP Negeri 10 Bandar Lampung selesai pada tahun 2006 dan melanjutkan ke SMA Negeri 16 Bandar Lampung, selesai pada Tahun 2009
Pada Tahun 2009 penulis diterima sebagai mahasiswi Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung melalui jalur SNMPTN.
Pada Tahun 2011 penulis melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Yogyakarta dan pada Tahun 2012 melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Program Kegiatan Pengalaman Lapangan (PPL) di SMA Negeri 1 Purbolinggo Kabupaten Lampung Timur.
(7)
MOTO
...
..
“… Allah akan mengangkat orang-orang yang beriman di antara kamu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat…” (Q.S. Al – Mujadilah 58 : 11)
(8)
Teriring do’a dan rasa syukur kepada Allah SWT, ku persembahkan karya kecil ini sebagai rasa sayang dan terimakasih ku kepada:
Orang Tuaku
Bapak Tukiman Dan Ibu Aminatun
Yang Telah Mendidik Dan Menyayangiku Dengan Setulus Hati Serta Senantiasa Berdoa dan Berjuang
Tak Kenal Lelah Demi Keberhasilanku. Mbak Dan Masku
Mbak Sri Lestari, Mbak Sri Wahyuni, Mas Agus Sriyono dan Mas Agung Budi Laksono
Yang Telah Memberikan Dukungan Kepadaku Serta Keluarga Besarku.
Para Pendidikku, Dosen Dan Guru-Guruku Yang Telah Memberikan Ilmu Kepadaku
(9)
SANWACANA
Segala puji hanya milik Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Pengaruh Model Pembelajaran Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas XI IPS SMA Negeri 16 Bandar Lampung Tahun Ajaran 2013/2014 ” Sholawat serta salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad SAW yang selalu kita nantikan syafaat-Nya di hari akhir kelak.
Penulisan skripsi ini merupakan syarat dalam menyelesaikan studi, dalam penyelesainnya penulis mendapat bantuan dari beberapa pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus kepada :
1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si , Dekan FKIP Unila
2. Bapak Dr. M. Thoha B.S. Jaya, M.S Pembantu Dekan I FKIP Unila 3. Bapak Drs. Arwin Ahmad, M.Si , Pembantu Dekan II FKIP Unila
4. Bapak Drs. Hi. Iskandar Syah, M.H , Pembantu Dekan III FKIP Unila dan dosen pada Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unila, sekaligus penguji utama dalam ujian skripsi, yang telah bersedia
(10)
5. Bapak Drs. Buchori Asyik, M.Si , Ketua Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unila 6. Bapak Drs. Maskun, M.H , Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah FKIP
Unila
7. Bapak Drs. Wakidi M. Hum , Dosen pada Program Studi Pendidikan Sejarah Jurusan Pendidikan IPS FKIP Unila, sekaligus pembimbing akademik dan pembimbing pertama yang telah bersedia meluangkan waktu, memberikan bimbingan, kritik, saran, dan nasihat dalam proses kuliah dan proses penyelesaian skripsi.
8. Ibu Yustina Sri Ekwandari, S.Pd, M.Hum , Dosen pada Program Studi Pendidikan Sejarah dan pembimbing kedua terima kasih atas bimbingan, saran,semangat dan kritik yang sangat bermanfaat dalam proses penyelesaian skripsi ini.
9. Bapak dan Ibu Dosen Program Studi Pendidikan Sejarah Ibu Dr. Risma M. Sinaga, M.Hum, Bapak Hendry Susanto, S.S., M.Hum, Bapak Drs. Syaiful, M.Si, Bapak Drs.Ali Imron, M.Hum, Bapak M. Basri, S.Pd, M.Pd, dan Bapak Suparman Arif, S.Pd, M.Pd, serta para pendidik di Unila pada umumnya yang telah memberikan ilmu pengetahuan kepada penulis.
10.Kepada Pelaksana Tugas Kepala SMAN 16 Bandar Lampung Ibu Dra.Hj Lisdyana dan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum Bapak Iskandar Lutfi,S.Pd yang telah memberikan izin penulis untuk melakukan penelitian di SMAN 16 Bandar Lampung
(11)
bantuan yang sangat bermanfaat dalam pelaksanaan penelitian skripsi ini 12.Kepada guru-guru dan staf tata usaha SMAN 16 Bandar lampung yang telah
banyak memerikan bantuan yang sangat bermanfaat bagi penyelesaian skripsi ini
13.Kepada siswa-siswi SMAN 16 Bandar Lampung kelas XI IPS 1, XI IPS 2 dan XI IPS 3 terimakasih atas kerjasamanya.
14.Kepada pamanku A.S Budi Santoso, S.Pd,M.Pd yang selalu memberikan masukan,arahan dan motivasi dalam pengerjaan skripsi ini.
15.Teman-teman dekat ku Ayoe Diah Sukmawati,Sagita Markawira,Yesi Yuana Putri,Laxsmi Desiyana dan Aurora Nandya, terimakasih telah memberikan semangat dan motivasi semoga persahabatan kita akan selalu terjaga hingga nanti.
16.Temanku Richa Putri Aprilia, Desi Indah Lestari, juga sepupuku Irsyad Robbani dan Nurrul Mar’atus Sholihah maaf saya telah banyak merepotkan kalian dan terimakasih atas semangat yang telah diberikan selama ini semoga Allah selalu memberikan yang terbaik buat kita.
17.Teman-teman Seperjuangan di Program Studi Pendidikan Sejarah Sisca, Sylvia, Yuni, Vivi, Ayu Luki, Siti, Niken, Eni, Satria, Yudis, Sidiq, Sobri, Irwan alias Pak Ustad, Marcell, Dani, Nandes,Putu, Hesti, Karsini dan semua teman-teman angkatan 2009 yang tidak bisa saya sebutkan satu- persatu terimakasih semoga Allah selalu memberikan kesuksesan bagi kita semua.
(12)
Pendidikan Sejarah angkatan 2010 khususnya Lensy dan Ayendra. Adik Tingkat angkatan 2011 serta teman-teman lain yang kiranya tidak dapat penulis tuliskan satu persatu. Terima kasih karena telah menjadi teman yang baik bagi penulis.
19.Segenap pihak yang telah membantu penulis baik moril maupun materil. Semoga Allah membalas segala amal kebaikan kita semua.
Penulis sangat menyadari keterbatasan pengetahuan, pengalaman dan informasi yang ada pada diri penulis, sehingga skripsi ini masih perlu penyempurnaan, maka penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun untuk membantu penulis dimasa yang akan datang. Penulis berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.
Bandar Lampung, April 2014 Penulis
(13)
DAFTAR ISI
Halaman DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ... 1
B. Identifikasi Masalah ... 6
C. Pembatasan Masalah... 7
D. Rumusan Masalah ... 7
E. Tujuan ... 8
F. Kegunaan ... 8
G. Ruang Lingkup Penelitian ... 9
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Konsep Pengaruh ... 11
2. Konsep Pembelajaran Mind Mapping ... 12
3. Konsep Pembelajaran Sejarah ... 16
4. Konsep Hasil Belajar ... 18
B. Penelitian Yang Relevan ... 22
C. Kerangka Pikir ... 23
D. Paradigma ... 24
E. Hipotesis ... 25
III. METODE PENELITIAN A. Metode Penelitian ... 29
B. Waktu dan Tempat ... 30
C. Populasi dan Sampel ... 30
1 Populasi ... 30
2 Sampel ... 31
D. Variabel dan Definisi Operasional ... 32
1. Variabel ... 32
2. Definisi Operasional ... 33
E. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ... 34
(14)
2. Uji Reliabilitas Instrumen ... 40
3. Tingkat Kesukaran ... 41
4. Daya Pembeda ... 42
I. Teknik Analisis Data ... 45
1. Uji Normalitas ... 46
2. Uji Kesamaan Dua Varians ( Homogenitas ) ... 47
3. Uji Hipotesis ... 48
IV. HASIL dan PEMBAHASAN A. Hasil Peneltian ... 51
1 Gambaran Umum SMA Negeri 16 Bandar Lampung ... 51
2 Visi dan Misi ... 52
3 Data Hasil Kemampuan Awal Siswa(Nilai Pretest Siswa) ... 54
4 Data Hasil Kemampuan Akhir Siswa(Nilai Postest Siswa) ... 57
5 Analisis Hasil Penelitian ... 61
5.1 Uji Hipotesis ... 62
5.2Hasil Uji Hipotesis ... 62
B. Pembahasan ... 64
V. KESIMPULAN 1. Kesimpulan ... 69
2. Saran ... 70 DAFTAR PUSTAKA
(15)
Tabel
3.1 Jumlah Populasi 3.2 Jumlah Sampel 3.3 Kisi-kisi Instrumen 3.4 Interpretasi Reabilitas Tes 3.5 Interpretasi Tingkat Kesukaran 3.6 Interpretasi Daya Pembeda
3.7 Rekapitulasi Hasil Data Uji Tes Hasil Belajar 3.8 Klasifikasi Gain
4.1 Daftar Nama Guru
4.2 Rekapitulasi Data Nilai Pretest
4.3 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Kelas Eksperimen 4.4 Rekapitulasi Data Nilai Postest
4.5 Distribusi Frekuensi Nilai Postest Eksperimen 4.7 . Rata-Rata Nilai Postest
4.8 Pencapaian hasil belajar kognitif kelas eksperimen 4.9 Rata-rata Nilai pretest dan postest
(16)
Lampiran
Lampiran A 1 Silabus Pembelajaran
Lampiran A 2 Perangkat Pembelajaran RPP Lampiran B.1. Uji Validitas
Lampiran B.2. Hasil Uji Reliabilitas Soal Tes
Lampiran B.3. HasilUji Tingkat Kesukaran dan Daya Beda SoalTes Lampiran B.4 Soal Pretest dan Posttest
Lampiran C.1. Data NilaiPretest dan Posttest KelasEksperimen Lampiran C.2. Data Perhitungan Gain Kelas Eksperimen Lampiran C 3.Uji Normalitas Data Pretest KelasEksperimen Lampiran C 4 Uji Normalitas Data Posttest Kelas Eksperimen Lampiran C 5 Uji Homogenitas data pretest dan data postest
Lampiran C 6 Pencapaian Hasil belajar kognitif pretest kelas eksperimen Lampiran C 7 Pencapaian Hasil belajar kognitif posttest kelas eksperimen Lampiran C 8 Uji Hipotesis Kesamaan Dua Rata-Rata
Lampiran Lembar Rencana Judul KajiTindakan/ SkripsiMakalah Lampiran Lembar Penelitian Pendahuluan
Lampiran Lembar Izin Penelitian
Lampiran Surat Keterangan MelaksanakanPenelitian di SMA Negeri 16 Bandar Lampung
(17)
I.PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan sesuatu yang mutlak harus dipenuhi sebagai pengalaman
belajar yang baik secara langsung maupun tidak langsung menjadi dasar dalam
perubahan tingkah laku menuju kedewasaan. Pendidikan sendiri bisa didapat
melalui lembaga formal maupun nonformal, lembaga formal pendidikan yang
sering disebut pendidikan persekolahan, berupa rangkaian jenjang pendidikan yang
telah baku, misalnya SD, SMP, SMA dan Perguruan Tinggi. Sekolah sebagai
lembaga pendidikan formal mempunyai peran yang sangat penting dalam
mencerdaskan dan mendewasakan siswanya melalui proses pembelajaran. “Pembelajaran dapat diartikan sebagai setiap upaya yang sistematik dan sengaja untuk menciptakan agar terjadi kegiatan interaksi edukatif antara dua pihak, yaitu
antara peserta didik (warga belajar) dan pendidik (sumber belajar) yang melakukan kegiatan membelajarkan”,Sudjana (2004:28).
(18)
yang mentransfer pengetahuan sekaligus menjadi fasilitator atas pengetahuan yang
diajarkan kepada siswa sebagai penerima pengetahuan sekaligus sebagai pengelola
dari pengetahuan yang didapat tersebut untuk dapat dijadikan dasar dari perubahan
tingkah lakunya kearah yang lebih baik. Dalam setiap kegiatan pembelajaran
tentunya ada sebuah metode atau cara yang digunakan dalam proses kegiatan
belajar mengajar tersebut,karena metode sendiri merupakan salah satu bagian
terpenting dalam usaha pencapaian tujuan dari pembelajaran dan untuk mencapai
tujuan pembelajaran tersebut diadakan sebuah penilaian yang berguna untuk
mengetahui sejauh mana tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan itu tercapai
atau tidak,dengan kata lain penilaian merupakan alat yang digunakan untuk
mengetahui keberhasilan proses dan hasil belajar siswa.“Dalam setiap sistem
kegiatan pendidikan nasional biasanya tujuan yang ingin dicapai itu meliputi 3
aspek penilaian yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik yang merupakan
klasifikasi hasil belajar yang dikemukakan oleh Benyamin Blom”,Sudjana
( 2004 :34). Hal ini menandakan bahwa tiga aspek penilaian yang meliputi ranah
kognitif, afektif dan psikomotorik tersebut tidak dapat dipisahkan dari kegiatan
evaluasi hasil belajar karena tiga aspek tersebut merupakan obyek dari penilaian
(19)
Umi Rizkiyah (2012 : 1) menyatakan bahwa :
(1) Aspek penilaian kognitif merupakan aspek yang mencakup kegiatan mental (otak) dan berhubungan dengan kegiatan berfikir yang di dalamnya mencakup: Pengetahuan atau hafalan, Pemahaman, Aplikasi, Analisis, Sintesis dan Evaluasi (2) Aspek penilaian afektif merupakan aspek yang berkaitan dengan sikap dan nilai,karakteristik penilaian afektif yang penting berdasarkan tujuannya meliputi Sikap, Minat, Konsep diri, Nilai-nilai dan Moral (3) Aspek penilaian Psikomotorik merupakan aspek yang berkaitan dengan skill atau keterampilan dan biasanya aspek ini berkaitan dengan aktivitas fisik.
Untuk pencapaian penilaian dari 3 aspek tujuan pembelajaran tentu tidak mudah,
banyak kendala yang dihadapi dalam proses pencapaian tujuan pembelajaran
tersebut, salah satunya adalah pemilihan model pembelajaran yang kurang tepat
dalam kegiatan pembelajaran tersebut. Model pembelajaran merupakan salah satu
komponen utama dalam kegiatan pembelajaran karena model pembelajaran
berperan sebagai cara untuk menciptakan proses pembelajaran dan model
pembelajaran juga berpengaruh terhadap hasil belajar siswa, minat belajar siswa
dan aktivitas belajar siswa itu sendiri. Model pembelajaran yang kurang menarik
dapat membuat siswa menjadi jenuh terhadap kegiatan pembelajaran tersebut
sehingga guru sangat berperan untuk menciptakan suasana kegiatan belajar
mengajar yang mampu membuat siswa lebih aktif dan mampu memahami materi
yang disampaikan dengan baik dan kegiatan belajar mengajar hendaknya terus
(20)
dengan siswa yang lainnya, tidak semata-mata merupakan pemberian informasi
searah tanpa mengembangkan kemampuan mental, fisik, dan penampilan diri. Agar
pencapaian 3 tujuan pembelajaran yaitu kognitif,afektif dan psikomotor dapat
tercapai dengan baik diperlukan lah suatu model pembelajaran yang sekiranya
dapat membantu dalam pencapain 3 ranah tujuan pembelajaran tersebut.
Proses pemahaman materi pada mata pelajaran sejarah menyangkut banyak aspek
dan saling berkaitan antar konsep. Keterkaitan antar tema menjadi syarat utama
dalam memahami keutuhan konsep sejarah. Satu konsep akan sulit dikaji secara
utuh jika tidak dikaitkan dengan konsep lainnya. Masalah muncul saat siswa
berusaha kembali untuk mengingat apa yang sudah didapatkan, dipelajari, direkam,
dicatat atau yang dahulu pernah diingat, siswa mengalami kesulitan berkonsentrasi,
ataupun kesulitan ketika mengerjakan tugas. Ini terjadi dikarenakan catatan
ataupun ingatannya belum teratur, maka diperlukan suatu perbaikan dalam proses
pembelajaran sebagai upaya membantu siswa dalam mencatat, mengingat dan
menghafal materi dari pelajaran tersebut dengan cara menumbuhkan keinginan
siswa untuk mencatat lebih baik, memahami, dan mengingat materi yang dijelaskan
guna mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan maka, diperlukan suatu model
(21)
dan efisian yang mampu membuat hasil belajar siswa, minat belajar siswa dan
aktivitas belajar siswa menjadi lebih baik.
Ada beberapa model pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam proses
mengingat dan menghafal catatan tersebut diantaranya yaitu model pembelajaran
artikulasi dan mind mapping. Model pembelajaran artikulasi yaitu suatu model
pembelajaran yang mengharuskan siswa untuk membuat catatan pada kertas-kertas
kecil untuk dihafalkan dan dijelaskan dihadapan siswa yang lain. Model
pembelajaran peta konsep dan mind mapping kedua model pembelajaran ini
memang hampir serupa yaitu merupakan sama-sama rangkuman materi yang
divisualisasikan ke dalam bentuk bagan namun terdapat perbedaaan diantara kedua
model pembelajaran tersebut yaitu model pembelajaran yang menggunakan peta
konsep itu cenderung pada penjelasan-penjelasan materi itu sendiri sedangkan
model pembelajaran mind mapping sendiri merupakan sebuah strategi
pembelajaran yang mengupayakan seorang peserta didik untuk menggali ide-ide
kreatif dan aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dengan membuat
gambar-gambar dan garis yang berwarna-warni agar lebih mudah untuk dihafal,
sehingga pembelajaran yang dilakukan akan menjadi lebih hidup, variatif dan
(22)
pikir dan kreativitas. Dengan demikian tujuan pembelajaran yang sudah ditentukan
dapat tercapai. Berdasarkan uraian maka peneliti tertarik untuk mengetahui apakah
model pembelajaran mind mapping dapat berpengaruh terhadap hasil belajar
kognitif siswa pada mata pelajaran sejarah. Penelitian ini mengambil judul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Mind Mapping Terhadap Hasil Belajar
Kognitif Siswa Pada Mata Pelajaran Sejarah Kelas XI IPS SMAN 16 Bandar Lampung.”
B.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas masalah dalam penelitian ini dapat di
identifikasikan sebagai berikut
1. Pengaruh penerapan model pembelajaran mind mapping terhadap hasil
belajar afektif siswa
2. Pengaruh penerapan model pembelajaran mind mapping terhadap hasil
belajar kognitif siswa
3. Pengaruh Penerapan model pembelajaran mind mapping terhadap
(23)
C.Pembatasan Masalah
Agar masalah dalam penelitian ini tidak meluas maka peneliti membatasi masalah
pada “Pengaruh penerapan model pembelajaran mind mapping terhadap hasil
belajar kognitif siswa pada mata pelajaran Sejarah kelas XI IPS di SMA Negeri 16
Bandar Lampung”
D.Rumusan Masalah
Apakah ada pengaruh penerapan model pembelajaran mind mapping terhadap hasil
belajar kognitif siswa pada mata pelajaran Sejarah kelas XI IPS SMAN 16 Bandar
Lampung ?
E.Tujuan Penelitian
Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
penerapan model pembelajaran mind mapping terhadap hasil belajar kognitif siswa
pada mata pelajaran Sejarah kelas XI IPS di SMAN 16 Bandar Lampung tahun
(24)
F. Kegunaan Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi semua pihak adapun kegunaan dari
penelitian ini adalah :
1. Bagi Guru : Memberikan informasi mengenai model pembelajaran mind
mapping dan diharapkan dapat diterapkan di dalam kelas dan berguna
untuk meningkatkan pemahaman, aktivitas dan hasil belajar siswa
2. Bagi Siswa : Memberikan suasana yang baru dalam proses belajar di
kelas serta menumbuhkan kreativitas siswa dengan dengan menggunakan
model pembelajaran mind mapping dan diharapkan siswa dapat
menerapkan pada mata pelajaran lainnya sebagai upaya meningkatkan
aktivitas,minat dan hasil belajar siswa.
3. Bagi Sekolah : Dapat memberikan sumbangan yang bermanfaat dalam
upaya mengembangkan proses belajar mengajar dan kreativitas siswa di
SMAN 16 Bandar Lampung
4. Bagi Peneliti : Dapat memberikan pengalaman dan pengetahuan seputar
(25)
G. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini meliputi :
1. Ruang Lingkup Ilmu :
Ruang lingkup ilmu dari penelitian ini adalah ruang lingkup ilmu
pendidikan sosial khususnya pendidikan sejarah
2. Ruang Lingkup Subjek :
Ruang lingkup subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS
SMAN 16 Bandar Lampung
3. Ruang Lingkup Objek
Ruang lingkup objek dalam penelitian ini adalah pengaruh penerapan
model pembelajaran mind mapping terhadap hasil belajar kognitif siswa
pada mata pelajaran sejarah kelas XI IPS SMAN 16 Bandar Lampung
4. Ruang Lingkup Wilayah
Tempat penelitian ini dilaksanakan di SMAN 16 Bandar Lampung
5. Ruang Lingkup Waktu
(26)
REFERENSI
Nana Sudjana.2004. Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung : Rosda. Halaman 28.
Ibid.Halaman 34.
Umi Riskiyah. 2012.Dalam Http://amyora.blogspot.com/2012/04. Tiga ranah tujuan pembelajaran.Halaman 1.Diakses Pada Pukul 20.00 tanggal 21 Mei 2013.
(27)
II.TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Pengaruh
Pengertian pengaruh dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Poerwadarminta
( 1995:849 ) adalah “ Daya yang ada atau timbul dari sesuatu (orang ,benda ) yang
ikut membentuk watak ,kepercayaan,atau perbuatan seseorang”. Definisi
pengaruh menurut Badudu-Zain (1996:1031) adalah “(a)Daya yang menyebabkan
sesuatu terjadi, (b) Sesuatu yang dapat membentuk dan mengubah sesuatu yang
lain, (c) Tunduk atau mengikuti karena kuasa atau kekuatan orang lain.”
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengaruh adalah suatu daya yang
ada atau timbul akibat dari sesuatu yang mengubah atau membentuk sesuatu yang
lain .Maka dalam penelitian ini penulis membatasi pada daya yang timbul dari
penerapan model pembelajaran mind mapping yaitu hasil belajar kognitif siswa
pada mata pelajaran sejarah dengan menggunakan model pembelajaran mind
(28)
2. Konsep Mind Mapping
Mencatat merupakan salah satu usaha untuk meningkatkan daya ingat,karena
segala sesuatu yang dilihat,didengar dan dirasakan dapat disimpan ke dalam
memori penyimpanan otak manusia. Tujuan pencatatan yaitu membantu mengingat
informasi yang tersimpan dalam memori, tanpa pencatatan siswa hanya mampu
mengingat sebagian kecil materi yang diajarkan karena umumnya siswa membuat
catatan dalam bentuk tradisional dalam bentuk tulisan linier panjang yang
mencakup seluruh isi materi pelajaran sehingga catatan terlihat sangan monoton
dan membosankan.
Bobbi de Portyer dan Hernacki,(2004 :152 ) menyatakan bahwa
“Otak tidak dapat langsung mengolah informasi menjadi bentuk rapi dan teratur melainkan harus mencari, memilih merumuskan dan merangkainya dalam gambar-gambar,simbol-simbol,suara,citra,bunyi dan perasaan sehingga informasi yang keluar satu persatu dihubungkan oleh logika, diatur oleh bahasa
dan menghasilkan arti yang dipahami.”
Dibutuhkan suatu model pencatatan yang dapat membantu dalam mengingat
catatan dan salah satu model pencatatan tersebut adalah mind mapping. Mind
Mapping sendiri berasal dari dua suku kata Mind dan Mapping kedua kata tersebut
bila diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia merupakan pikiran dan pemetaan
jadi mind mapping itu sendiri dapat diartikan sebagai pemetaan pikiran. Ratna
(29)
adalah suatu cara menyampaikan materi pelajaran dengan memperlihatkan
hubungan antara dua konsep atau lebih konsep-konsep yang dikaitkan oleh kata
hubung secara berurutan”. Tony Buzan (2006:4) mengatakan bahwa “Mind
mapping adalah cara termudah untuk menempatkan informasi ke dalam otak dan
mengambil informasi keluar dari otak dan merupakan cara mencatat yang
kreatif,efektif dan secara harfiah akan memetakan pikiran-pikiran”. Lebih lanjut
Bobbi de Porter dan Hernacki (2004 :152) mengatakan bahwa “peta pikiran adalah
teknik meringkas bahan yang akan dipelajari dan memproyeksikan masalah yang
dihadapi ke dalam bentuk peta sehingga lebih mudah memahaminya”.
Berdasarkan dari uraian-uraian tersebut di atas mind mapping merupakan model
pembelajaran yang lebih menekankan kepada teknik pencatatan yang mampu
membantu meringkas catatan-catatan sehingga lebih mudah untuk diingat karena
ide-ide yang dituangkan ke dalam mind mapping ini cenderung bebas dan tidak
terikat sehingga mudah untuk dipahami . Mind mapping sendiri tidak membuat
catatan menjadi bosan untuk dibaca karena mind mapping mengkombinasikan
tulisan dan gambar yang berwarna-warni sehingga catatan terlihat lebih menarik
(30)
2.1 Langkah-Langkah Penggunaan Model Pembelajaran Mind Mapping Menurut Toni Buzan (2006:15)
a. Mulailah dari bagian tengah kertas kosong. Memulainya dari tengah-tengah kertas kosong seperti halnya dengan gambar dan gambar ini di buat di tengah-tengah kertas yang kita sebutkan dengan enam topi berpikir, karena mulai dari tengah memberi kebebasan kepada otak untuk menyebar ke segala arah dan untuk mengungkapkan dirinya dengan lebih bebas dan alami
b. Gunakan gambar atau simbol untuk ide sentral
c. Membuatkan gambar-gambar pada ide pusatnya,karena sebuah gambar bermakna seribu kata dan membantu kita menggunakan imajinasi. Sebuah gambar sentral akan lebih menarik membuat kita tetap terfokus, membantu kita berkonsentrasi, dan mengaktifkan otak kita.
d. Gunakan warna Menggunakan berbagai warna dalam menulis dan membuat mind map ini, karena bagi otak warna sama menariknya dengan gambar. Warna membuat Mind Map lebih hidup,menambah energy kepada pemikiran kreatif, dan menyenangkan
e. Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat (ide pokok) Cabang-cabang yang sudah dibuat dihubungkan dengan gambar-gambar, karena otak bekerja menurut asosiasi, otak senang mengaitkan dua (atau tiga, atau empat ) hal sekaligus. Bila kita menghubungkan cabang-cabang ,akan lebih mudah mengerti dan mengingat.
f. Buatlah garis melengkung bukan lurus. Sama halnya dengan langkah yang ke empat, membuat garis yang melengkung bukan lurus karena garis yang lurus akan membosankan otak, tapi sebenarnya garis yang dibuat terserah siswa.
g. Gunakan satu kata kunci untuk setiap garis membuat satu kata kunci pada setiap garis, karena kata kunci tunggal memberi banyak daya dan fleksibilitas kepada Mind Mapping.Setiap kata tunggal atau gambar adalah seperti pengganda,menghasilkan sederet asosiasi , lebih bebas dan bisa memicu ide dan pikiran baru.
h. Gunakan gambar pada samping-samping tulisan, dibuatkan gambar-gambar kecil, terserah dalam gambar apa, karena seperti gambar sentral setiap gambar bermakna seribu kata
(31)
2.2 Kelebihan Mind Mapping
Menurut Toni Buzan (2006: 60 ) Kelebihan Mind Mapping adalah
a. Dapat mengemukakan pendapat secara bebas mind mapping adalah teknik belajar dengan cara membuat catatan kreatif sendiri-sendiri oleh masing-masing siswa, sehingga ia akan bisa menuangkan ide-idenya secara bebas, atau siswa bisa mencatat materi-materi yang diberikan guru dengan menggunakan bahasanya sendiri.
b. Catatan lebih berfokus kepada inti materi karena dalam model pembelajaran mind mapping ini adalah cara mencatat kreatif, dan juga dengan membuat peta-peta konsep dari materi yang diberikan sehingga akan mencatat inti-inti atau bagian-bagian yang penting saja dari materi itu.
c. Dapat bekerja sama dengan teman lainnya
d. Catatan lebih padat dan jelas karena mind mapping ini mencatat hal-hal yang penting saja sehingga catatan akan lebih jelas kelihatannya.
2.3 Kekurangan Mind Mapping
Dalam sebuah blog nya Mirfan Sape (2012:1) mengatakan bahwa kekurangan mind mapping adalah
a. Hanya siswa yang aktif yang terlibat karena pada mind mapping merupakan catatan masing-masing siswa dan pembuatan atau penulisannya tidak dipatokkan bagaimana bentuknya oleh guru sehingga ada sebagian siswa yang tidak membuat mind mapping dengan serius, mereka akan membuatnya pada saat akan dikumpulkan saja sehingga materi yang di mind mapping kan tidak optimal.
b. Tidak sepenuhnya murid yang belajar sama seperti point yang pertama, karena pembuatan mind mapping tidak dikontrol sehingga ada sebagian siswa yang enggan untuk belajar dan membuat mind mapping ini.
c. Guru akan kewalahan memeriksa mind map siswa Karena jumlah siswa dalam kelas lumayan banyak, maka akan ada banyak mind mapping dari satu materi yang diajarkan, sehingga guru akan kewalahan dalam memeriksa mind map siswa.
(32)
2.4 Manfaat Mind Mapping
Menurut Toni Buzan (2006:6) manfaat mind mapping adalah
a. Memberi pandangan menyeluruh pokok masalah atau area yang luas dengan adanya model pembelajaran mind mapping ini, siswa akan bisa memberi pandangan yang menyeluruh tentang suatu materi karena mereka sudah belajar dalam cara menuangkan isi pemikiran mereka sendiri dan dan pandapat mereka sendiri tentang suatu materi tersebut.
b. Memungkinkan kita merencanakan rute atau membuat pilihan-pilihan dan mengetahui ke mana kita akan pergi dan di mana kita berada.Karena dalam mind map ini kita membuat sistematika atau bisa dibilang peta konsep maka kita akan bisa merencanakan rute-rute.
c. Mengumpulkan sejumlah besar data di satu tempat.
d. Mendorong pemecahan masalah dengan membiarkan melihat jalan-jalan terobosan kreatif baru. Karena dalam mind mapping ini kita mengeluarkan pendapat atau membahasakan materi yang dipelajari dengan bahasa sendiri sehingga akan memudahkan kita untuk menemukan pemecahan-pemecahan masalah dan juga akan mendapatkan terobosan-terobosan baru yang kreatif. e. Menyenangkan untuk dilihat, dibaca, dicerna dan diingat. Karena bentuk
catatannya yang kreatif, dan tidak hanya dengan mencatat di buku dari awal sampai akhir saja yang membosankan untuk dilihat,sehingga tulisan ini senang untuk dilihat.
3. Konsep Pembelajaran Sejarah
Sejarah dapat dikatakan sebagai ilmu pengetahuan karena telah mengandung tiga
aspek pokok yang merupakan ciri ilmu pengetahuan seperti yang dikatakan oleh
Rustam E. Tamburaka ( 2002 : 20 ) yakni
a. Sejarah dilakukan oleh manusia dalam rangka memperoleh pengetahuan baru.
b. Sebagai pengetahuan, ilmu sejarah memang mengkaji peristiwa – peristiwa masa lampau tetapi peristiwanya dikupas, dianalisis dengan meneliti sebab akibatnya.
(33)
c. Hasil analisis tersebut dirangkumkan kembali sehingga dapat diperoleh pengertian dalam bentuk sintesis yang dapat memberi penjelasan mengenai aspek – aspeknya
Sejarah merupakan bagian dari disiplin Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang
diajarkan secara terpisah dari disiplin ilmu sosial lainnya pada tingkat Sekolah
Menengah Atas (SMA). Menurut S.K Kocchar “Pembelajaran sejarah
mengembangkan kemampuan anak untuk memformulasikan penilaian yang
objektif, mempertimbangkan setiap bukti yang penuh kehati-hatian dan
menganalisis bukti-bukti yang dikumpulkannya secara tepat” (S.K. Kochhar,
2008:32).I Gede Widja menyatakan bahwa “pembelajaran sejarah adalah
perpaduan antara aktivitas belajar dan mengajar yang di dalamnya mempelajari
tentang peristiwa masa lampau yang erat kaitannya dengan masa kini” (I Gde
Widja, 1989: 23). Adapun manfaat dalam mempelajari sejarah menurut
Rustam E. Tamburaka ( 2002 : 9 ) adalah :
a. Untuk memperoleh pengalaman mengenai peristiwa – peristiwa sejarah di masa lalu baik positif maupun pengalaman negatif dijadikan hikmah agar kesalahan – kesalahan yang pernah terjadi tidak terulang kembali.
b. Untuk mengetahui dan dapat menguasai hukum – hukum sejarah yang berlaku agar kemudian dapat memanfaatkan dan menerapkannya bagi mengatasi persoalan – persoalan hidup saat sekarang dan yang akan datang. c. Untuk menumbuhkan kedewasaan berpikir, memiliki vision atau cara
pandang ke depan yang lebih luas serta bertindak lebih arif dan bijaksana terutama dalam mengambil keputusan.
(34)
Dari manfaat yang dipaparkan jelas bahwa sejarah sangat penting untuk dipelajari ,
sehingganya dalam tingkat SMA pembelajaran sejarah dibuat terpisah dari
disiplin ilmu sosial lainnya karena
“Pembelajaran sejarah berfungsi sebagai guru kehidupan,karena pembelajaran
sejarah memiliki fungsi genetik,pragmatik serta didaktis dan mempelajari ilmu sejarah dapat memberikan manfaat rekreasi,inspiratif,instruktif dan edukatif.Sehingga peran dan fungsi pembelajaran sejarah menjadi sarana untuk menumbuhkan jiwa nasionalisme dan patriotisme generasi muda”(Sartono Kartodirdjo 1993: 258 ).
Berdasarkan pemaparan diatas dapat diketahui bahwa pembelajaran sejarah adalah
pembelajaran tentang peristiwa-peristiwa masa lampau yang sangat penting untuk
dipelajari dan merupakan salah satu pembelajaran yang bersifat normatif karena
tujuan,makna dan fungsinya berdasarkan dengan tujuan pendidikan itu sendiri
yaitu menciptakan generasi muda yang berjiwa nasoinalisme dan patriotisme serta
generasi muda yang arif dan bijaksana.
4. Konsep Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan rangkaian penilaian yang diperoleh peserta didik dalam
Setiap proses belajar yang dilaksanakan, menurut Sagala Syaiful (2010: 22) ”Hasil
belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima
pengalaman belajarnya”,menurut Oemar Hamalik (2005:43) menyatakan bahwa
(35)
dimiliki siswa setelah dilaksanakannya kegiatan belajar mengajar”. Dari definisi
hasil belajar di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar merupakan kemampuan
yang didapatkan peserta didik setelah mengalami proses belajar. Menurut Anas
Sudijono dikutip dari Benyamin S Bloom bahwa “ hasil belajar memiliki 3 ranah
pencapaian yaitu ranah afektif, ranah psikomotorik dan ranah kognitif ”.( Anas
Sudijono 2008 :49 ).
1. Ranah Afektif merupakan seluruh kegiatan yang berkenaan dengan sikap dan nilai yang terdiri dari lima aspek. Kelima aspek tersebut dimulai dari tingkat dasar atau sederhana hingga ketingkatan yang lebih tinggi an kompleks yaitu :1. Receiving/Attending (Penerimaan) 2.Responding (Jawaban) 3. Valuaing (Penilaian) 4.Organisasi 5.Karakteristik nilai atau Internalisasi nilai
2. Ranah Psikomotorik hasil belajar pada tahap psikomotorik tampak dalam bentuk ketrampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu yang terdiri dari 6 tingkatan yaitu 1.Gerakan refleks/ketrampilan pada kegiatan yang tidak sadar 2.Ketrampilan pada gerakan dasar 3.Kemapuan Perseptual 4.Kemampuan dibidang fisik 5.Gerakan-gerakan skill 6.Gerakan-gerakan yang berkaitan dengan komunikasi.
3. Ranah Kognitif merupakan seluruh kegiatan yang menyangkut daya kerja otak untuk berfikir , menurut Anas Sudijono (2008:50) yang dikutip dari
Benyamin S.Bloom bahwa “ Ranah Kognitif adalah segala upaya yang
menyangkut aktivitas otak ,dan memiliki enam tahapan yaitu 1.Pengetahuan (knowledge) 2.Pemahaman (Comperenshion) 3.Penerapan (Application) 4.Analisis (Analysis) 5.Sintesis ( Synthesis) 6. Penilaian ( Evaluasi )”. Berikut adalah enam tahapan kognitif yang dibagi oleh Benjamin S Bloom
a. Knowledge (Pengetahuan)
(36)
tentang nama, konsep, istilah-istilah atau fakta, ide, gejala, rumus-rumus, dan
sebagainya tanpa mengharapkan kemampuan untuk menggunakannya
kemampuan ini merupakan bagian tahapan terendah untuk pencapaian kognitif.
b. Comprehension (Pemahaman)
Kemampuan seseorang untuk mengerti dan memahami sesuatu setelah sesuatu
itu diketahui dan diingat. Siswa dituntut memahami atau mengerti apa yang
diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat
memanfaatkan isinya tanpa harus menghubungkannya dengan hal-hal lain,
sehingga dapat dikatakan bahwa memahami sesuatu apabila dapat memberikan
penjelasan atau uraian yang lebih teliti tentang suatu hal dengan menggunakan
kata-katanya sendiri,kemampuan ini merupakan kemampuan satu tingkat lebih
tinggi dari kemampuan ingatan atau hafalan.
c. Application (Penerapan)
Kemampuan seseorang untuk menerapkan atau menggunakan apa yang telah
diketahuinya dalam situasi yang baru baginya. Situasi yang baru dimana ide,
metode dan lain-lain yang dipakai itu harus baru, karena apabila tidak
demikian, maka kemampuan yang diukur bukan lagi penerapan tetapi ingatan
(37)
d. Analysis (Analisis)
Suatu tingkat kemampuan seseorang untuk menganalisis atau menguraikan
suatu integritas atau suatu situasi tertentu ke dalam komponen-komponen atau
unsur-unsur pembentuknya. Pada tingkat ini, seseorang diharapkan dapat
memahami dan sekaligus dapat memilah-milahnya menjadi bagian-bagian. Hal
ini dapat berupa kemampuan untuk memahami dan menguraikan bagaimana
proses terjadinya sesuatu, cara bekerjanya sesuatu, atau mungkin
sistematikanya.
e. Synthesis (Sintesis)
Suatu proses yang memadukan bagian-bagian atau unsur-unsur secara logis,
sehingga menjelma menjadi suatu yang berstruktur atau berbentuk pola baru
yang menyeluruh.. Berpikir sintesis merupakan salah satu terminal untuk
menjadikan orang lebih kreatif. Dan berpikir kreatif ini merupakan salah satu
hasil yang dicapai dalam pendidikan.
f. Evaluation (Evaluasi)
Suatu kemampuan seseorang untuk mempertimbangkan terhadap suatu situasi,
keadaan, nilai atau ide, pernyataan atau konsep berdasarkan suatu kriteria
(38)
akan mampu memilih satu pilihan yang terbaik sesuai patokan-patokan atau
kriteria yang ada. Jadi disini maksudnya yaitu memberikan evaluasi terhadap
sesuatu,( Anas Sudijono 2008 :49-53).
Dari pemaparan mengenai ranah hasil belajar di atas maka hasil belajar yang dipilih
untuk diteliti pada penelitian ini adalah hasil belajar pada ranah kognitif dengan
keseluruhan pencapaian tahapan kognitif yang berjumlah enam tahapan yaitu
Pengetahuan(knowledge),Pemahaman(Comperenshion),Penerapan (Application) ,
Analisis (Analysis), Sintesis ( Synthesis) dan Penilaian ( Evaluasi ) setelah diberi
perlakuan atau treatment berupa penerapan model pembelajaran mind mapping
pada kelas experiment
2.2. Penelitian Yang Relevan
Penelitian ini dilakukan berdasarkan pada penelitian yang telah dilakukan terdahulu
yaitu
1. Penerapan Model Pembelajaran Mind Mapping di SMP Nasima Semarang
kelas VII Semester II Tahun 2008/2009.Penelitian ini dilakukan oleh
Hendrawan Kresna tahun 2009 Jurusan Sejarah FIS UNNES, dengan hasil
penelitian yaitu terdapat peningkatan hasil beajar pada awal proses
(39)
diperoleh nilai rata-rata 64,32 dengan ketuntasan klasikal 24,43%
kemudian setelah dilakukan penelitian dengan menerapkan model
pembelajaran mind mapping terdapat peningkatan hasil belajar siswa
dengan perolehan nilai rata-rata sebesar 73,39 dengan presentase ketuntasan
klasikal sebesar 64,29%.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Hattarina Sofia tahun 2008 Jurusan
Teknologi Pendidikan Universitas Negeri Malang dengan judul penelitian
yaitu Penerapan Model Pembelajaran Mind Mapping ( Peta Pikiran ) Untuk
meningkatkan Hasil Dan Motivasi Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran
Sejarah kelas XI IPS SMAN 1 Talun menunjukan bahwa terjadi
peningkatan hasil belajar yang diujikan dengan melakukan test. Pada test
pertama sebelum diterapkannya model pembelajaran mind mapping
presentase ketuntasan klasikal sebesar 33,75% dan pada test selanjutnya
setelah diterapkannya model pembelajaran mind mapping persentase
ketuntasan menjadi 73,25%.
Dari kedua penelitian yang telah dilakukan terdahulu menunjukan bahwa memang
terjadi peningkatan hasil belajar siswa setelah diakukan penerapan model
(40)
memberikan pengaruh terhadap hasil belajar siswa,sehingga peneliti tertarik untuk
membuktikan apakah model pembelajaran mind mapping ini juga akan
berpengaruh pada hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran sejarah kelas XI
IPS SMA Negeri 16 Bandar Lampung.
B. Kerangka pikir
Pada pembelajaran sejarah pemahaman materi sendiri menyangkut ke dalam
beberapa aspek dan saling berkaitan antar konsep. Keterkaitan tersebut menjadi
syarat utama dalam pemahaman konsep sejarah itu sendiri, karena satu konsep akan
sulit dikaji secara utuh apabila pemahaman konsep yang lainnya belum dikaitkan,
permasalahan muncul saat dihadapkan pada sebuah keadaan dimana siswa harus
mengingat kembali materi yang telah dipelajari, dicatat, direkam atau yang dulu
pernah diingat permasalahan tersebut mengakibatkan siswa sulit berkonsentrasi
dalam mengerjakan tugas ataupun sebuah tes dikarenakan catatan yang masih
kurang teratur, maka dibutuhkan sebuah model pembelajaran yang dapat membantu
siswa dalam mencatat dengan baik sehingga mempermudah siswa mengingat
ataupun menghafal materi yang dijelaskan.Melalui model pembelajaran mind
mapping ini siswa diajak untuk menggali ide-ide kreatif dan aktif dalam mengikuti
(41)
variatif, dan membiasakan siswa memecahkan permasalahan dengan cara
memaksimalkan daya pikir serta kreatifitas dan diharapkan dapat mempengaruhi
perolehan hasil belajar kognitif siswa yang terdiri dari 6 tahapan yaitu
1.Pengetahuan 2.Pemahaman 3.Penerapan 4.Analisis 5.Sintesis dan 6.Evaluasi
C. Paradigma
Keterangan
= Garis Kegiatan = Garis Pengaruh
Pembelajaran Sejarah dengan Model Pembelajaran
Mind Mapping (X)
Hasil Belajar Kognitif (Y)
1.Ranah Pengetahuan 2. Ranah Pemahaman 3.Ranah Penerapan 4.Ranah Analisis 5.Ranah Sintesis 6.Ranah Evaluasi
(42)
D. Hipotesis
“Hipotesis adalah pernyataan yang diterima secara sementara sebagai suatu
kebenaran sebagaimana adanya, pada saat fenomena dikenal dan dan merupakan
dasar kerja serta panduan dalam verifikasi.” Moh.Nasir (2005:151) sedangkan
Sugiyono(2012:96) menyatakan bahwa “Hipotesis merupakan jawaban sementara
terhadap rumusan masalah penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah
dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan.” Berdasarkan pernyataan tersebut
dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah dugaan jawaban sementara dari suatu
permasalahan yang perlu diuji kebenaran nya melalui sebuah penelitian dengan
cara pengumpulan data-data baik berupa fakta maupun data-data pendukung.
Berdasarkan rumusan masalah,tinjauan pustaka dan kerangka pikir maka hipotesis
atau pernyataan sementara yang dapat diambil adalah :
1. H0 : Tidak ada pengaruh dari model pembelajaran mind mapping
terhadap hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran sejarah kelas XI
IPS di SMAN 16 Bandar Lampung
2. H1 : Ada pengaruh dari model pembelajaran mind mapping terhadap
hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran sejarah kelas XI IPS di
(43)
REFERENSI
Poerwadarminta. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Gramedia. Halaman : 849.
J.S Badudu dan Zain, Sultan Mohammas. 1996. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Halaman 1031
Bobbi De Porter dan Mike Hernacki.2002.Quantum Learning,Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan.Kaifa: Bandung.Halaman 152.
Ratna Wilis Dahar.1989.Teori-Teori Belajar.Erlangga: Jakarta.Halaman 122
Toni Buzan.2006.Buku Pintar Mind Map.Jakarta:Gramedia Pustaka Utama. Halaman 4.
Bobbi de Porter dan Mike hernacike.Opcit.Halaman 152.
Tony Buzan.Opcit.Halaman 15.
Ibid.Halaman 60.
Mirfan Sape.2012.Dalam Http//mirfansape.blogspot.com/2012/12, Model Pembelajaran Mind Mapping. Halaman 1.Diaksespada pukul 19.00
tanggal 21 Mei2013.
Toni Buzan.Opcit.Halaman 6.
Rustam E Tamburaka .2002. Pengantar IImu Sejarah, Teori Filsafat Sejarah, Sejarah Filsafat dan Iptek. Halaman : 20.
Kochhar.S.K. 2008. Pembelajaran Sejarah Teaching of History.Terjemahan purwanto dan yovita Hardiah. Jakarta PT.Grasindo. Dalam
http:// Siswodwimartanto. Blogspot.com. (19 Maret 2014, 20 : 00 WIB).
(44)
I Gede Widja. 1989. Dasar - Dasar Pengembangan Strategi Serta Metode Pengajaran Sejarah. Jakarta : Debdikbud.Halaman 23.
Rustam E Tambraka.Opcit.Halaman:9.
Sartono Kartodirdjo.1993.Pendekatan Ilmu Sosial dalam Metodologi Sejarah. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.Halaman 258.
Syaiful Sagala. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta Halaman 23.
Oemar Hamalik.2005.Kurikulum dan Pembelajaran.Jakarta:PT.Bumi Aksara Halaman : 43.
Anas Sudijono. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Hlm.49.
Ibid.Halaman 50.
Moh Nasir.2005.Metode Penelitian.Bogor :Ghalia Indonesia.Halaman 151.
Sugiyono.2012.Metode Penelitian Pendidikan dan Pendekatan Kuantitatif Kualitatif dan R & D.Bandung : Alfabeta. Halaman 96.
(45)
III.METODE PENELITIAN
A.Metode Yang Digunakan
Dalam setiap penelitian tentunya memiliki cara untuk memaparkan hasil dari
penelitian tersebut atau sering disebut dengan metode penelitian.”Metode
penelitian merupakan cara utama yang digunakan peneliti untuk mencapai tujuan
dan menentukan jawaban atas masalah yang diajukan”,(Moh.Nasir 44:2005).
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Pre-Experimental
Designs ( nondesigns)
“Dikatakan pre-experimental design karena design ini belum merupakan eksperimen sungguhan dan masih terdapat variabel luar yang ikut berpengaruh terhadap terbentuknya variabel dependen dan bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel independen dapat terjadi karena tidak adanya variabel kontrol dan sampel tidak dipilih secara acak” Sugiyono (2012:109).
Metode penelitian pre-eksperimental design sendiri memiliki banyak desain
penelitian dan desain metode penelitian pre-eksperimental yang digunakan dalam
penelitian ini adalah desain metode penelitian one group pretest-posttest design.
(46)
One GroupPretest-Posttest Design
O1 X O2
Keterangan:
O1 : nilai pretest ( sebelum diberi perlakuan) O2: nilai postest ( sesudah diberi perlakuan )
B.Waktu dan Tempat
Penelitian ini akan dilakukan pada semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014
yaitu pada bulan Oktober 2013 di SMA Negeri 16 Bandar Lampung
C.Populasi dan Sampel 1. Populasi
Populasi adalah “wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”,(Sugiyono, 2012:61).
Menurut Santoso dan Tjiptono (2002:79) Populasi “merupakan sekumpulan
orang atau objek yang memiliki kesamaan dalam satu atau beberapa hal dan yang
membentuk masalah pokok dalam suatu riset khusus” dari dua pengertian tersebut
dapat dinyatakan bahwa populasi adalah keseluruhan obyek ataupun subyek
dalam suatu kelompok yang memiliki kesamaan dan dapat di jadikan sumber
pengambilan sampel.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh dari siswa kelas
(47)
Tabel 3.1. Data populasi siswa kelas XI IPS SMAN 16 Tahun Ajaran 2013/2014
No
Kelas Siswa Jumlah
Total
L P
1 XI IPS 1 18 22 40
2 XI IPS 2 16 21 37
3 XI IPS 3 20 16 36
Jumlah 54 59 113
Sumber : TU SMAN 16 B.Lampung 2. Sampel
“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karateristik yang dimiliki oleh populasi
tersebut, Sugiyono (2012:118)”. Berdasarkan populasi yang ada maka penentuan
sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling purposive yaitu
“Pengambilan sampel dari populasi dilakukan dengan pertimbangan
tertentu ” ,Sugiyono (2012:124). Berdasarkan pertimbangan dan rekomendasi
dari guru mata pelajaran mengenai jumlah siswa dan kemampuan siswa maka
dipilihlah kelas XI IPS 2 sebagai sampel dalam penelitian ini.
Berikut adalah tabel sampel yang digunakan oleh peneliti
Tabel 3. 2. Anggota Sampel Siswa kelas XI IPS SMAN 16 Tahun Ajaran 2013/2014
No. Kelas Jumlah Siswa Jumlah Keterangan Laki-laki Perempuan
1. XI IPS 2 16 siswa 21 siswa 37 orang Eksperimen Jumlah 16 siswa 21 siswa 37 orang
(48)
Dari tabel di atas, dapat kita ambil kesimpulan bahwa sampel yang terpilih dalam
penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 2 sebagai kelas eksperimen yang
mendapat perlakuan dengan diajarkan menggunakan model pembelajaran Mind
Mapping.
D.Variabel dan Definisi Operasional 1.Variabel
Pengertian variabel menurut Suharsimi Arikunto (2006:118) ”Variabel
merupakan objek penelitian atau apa saja yang menjadi titik perhatian dalam suatu
penelitian.” sedangkan menurut Sutrisno Hadi (2001:224) “Variabel adalah
gejala-gejala yang menunjukkan variasi, baik dalam jenis maupun dalam
tingkatnya”. Berdasarkan dua pengertian di atas dapat dinyatakan bahwa terdapat
dua variabel dari penelitian ini yaitu :
a. Variabel bebas yaitu variabel yang mempengaruhi atau disebut X, dan dalam penelitian ini variabel bebas adalah “Penerapan model
pembelajaran Mind Mapping”
b. Variabel terikat yaitu variabel yang dipengaruhi atau disebut Y,dan dalam
penelitian ini variabel terikat adalah “Hasil belajar kognitif siswa”
(49)
Agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam penafsiran variabel yang akan diteliti
maka kiranya perlu ada batasan atau definisi operasional tentang variabel yang
akan penulis teliti.” Definisi operasinal adalah suatu definisi yang diberikan
kepada suatu variabel atau konstrak dengan cara memberikan arti atau
menspesifikan kegiatan, ataupun memberikan suatu operasional yang diukur
untuk mengukur variabel tersebut” ( Moh.Nasir 2005:126).
Maka perumusan definisi operasional variabel dalam penelitian ini adalah :
a. Penerapan model pembelajaran mind mapping adalah model pembelajaran
yang mengajarkan siswa untuk menggali ide-ide kreatif dari pemikiran
mereka dengan menuangkannya ke dalam catatan yang singkat dan menarik
agar lebih mudah untuk mengingat dan menghafal
b. Hasil belajar dalam penelitian ini adalah hasil belajar kognitif siswa setelah
diberikan perlakuan berupa model pembelajaran mind mapping. Hasil belajar
berupa nilai atau skor yang diperoleh oleh siswa setelah mengerjakan posttest
berbentuk pilihan ganda pada materi pelajaran sejarah yang telah ditentukan.
E.Prosedur Pelaksanaan Penelitian
(50)
1. Observasi awal untuk melihat kondisi lapangan atau tempat penelitian seperti
banyak kelas, jumlah siswa dan cara guru mengajar.
2. Menentukan populasi dan sampel.
3. Menyusun dan menetapkan materi pelajaran yang akan digunakan dalam
penelitian.
4. Menyusun silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
5. Menyiapkan instrumen tes penelitian.
6. Melakukan validasi instrumen.
7. Mengujicobakan instrumen.
8. Mengadakan tes awal ( pretest ) pada kedua kelas
9. Melaksanakan kegiatan belajar mengajar pada kedua kelas.
10.Mengadakan tes akhir (posttest) pada kedua kelas.
11.Menganalisis data.
12.Membuat kesimpulan.
F. Langkah – Langkah Pelaksanaan Pembelajaran
Langkah-langkah pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan dalam penelitian ini
(51)
1. Kegiatan pendahuluan
Pada awal pembelajaran guru memeriksa kehadiran siswa, memberikan motivasi,
menyampaikan tujuan pembelajaran dan bertanya sedikit tentang pengetahuan
apa saja yang telah diketahui siswa sebelumnya.
2. Kegiatan Inti
Guru menjelaskan materi dengan menggunakan model pembelajaran mind
mapping yaitu penjelasan dilakukan dengan cara bagian tengah papan tulis
tersebut telah diberi gambar pokok mengenai materi yang disampaikan atau
disebut sebagai ide pokok dan diberi garis-garis melengkung yang berwarna
warni yang berguna sebagai penghubung dari ide pokok dengan poin-poin materi
yang bersangkutan dengan ide pokok. Setelah guru selesai menjelaskan materi
maka guru menugaskan salah satu siswa untuk membuat catatan mengenai materi
yang telah dijelaskan oleh guru,kemudian siswa diminta untuk maju kedepan
kelas untuk menjelaskan kembali mengenai catatan yang telah dibuat untuk
dijelaskan kepada siswa-siswa yang lainnya.
3. Kegiatan Akhir
Pada akhir pembelajaran guru membimbing siswa untuk bersama-sama
(52)
siswa untuk menanyakan sesuatu hal yang belum dipahami.
G. Teknik Pengumpulan Data 1. Tes
Menurut (Suharsimi Arikunto,2006:52) “Tes atau kuis merupakan alat atau
prosedur yang digunakan untuk mengetahui atau mengukur sesuatu dalam
suasana, dengan cara dan aturan-aturan yang sudah ditentukan”. Tes yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah tes untuk menetukan atau mengukur hasil
belajar siswa pada mata pelajaran sejarah. Tes yang digunakan berupa tes formatif
pilihan ganda yang diadakan pada waktu yang telah ditentukan. Tes diberikan
sesudah pembelajaran (posttest) pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.
Tujuan utama diadakan tes untuk mengetahui pengaruh dan perbedaan hasil
belajar kognitif siswa pada materi pelajaran sejarah setelah mengikuti proses
kegiatan pembelajaran di kelas dengan treatment atau perlakuan, yaitu
menggunakan model pembelajaran mind mapping
2. Observasi
Sutrisno Hadi (2001 : 54), mengemukakan bahwa “observasi merupakan suatu
proses yang kompleks, yaitu suatu proses pengamatan dan ingatan. Untuk
(53)
teknik observasi langsung”. Teknik observasi langsung adalah sebuah teknik
penelitian yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung kepada
objek-objek dalam penelitian. Observasi ini dilakukan selama penulis melakukan
penelitian di SMA Negeri 16 Bandar Lampung.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah suatu teknik untuk mendapatkan data dengan cara mencatat
data yang sudah ada. Dokumentasi dilakukan dengan cara pengambilan data yang
sudah ada, seperti: data siswa kelas XI IPS SMA Negeri 16 Bandar Lampung
tahun ajaran 2013/2014.
4. Kepustakaan
Teknik ini digunakan untuk mendapatkan data-data yang berhubungan dengan
penulisan dalam penelitian ini, seperti : teori yang mendukung, konsep-konsep
dalam penelitian, serta data-data yang diambil dari berbagai referensi.
H.Uji Instrumen Penelitian
Untuk mendapatkan data yang akurat, maka instrumen yang digunakan dalam
penelitian ini harus memenuhi kriteria tes yang baik yaitu memenuhi kriteria valid
dan reliabel adapun instrumen untuk mengukur kemampuan kognitif hasil belajar
(54)
alternatif pilihan jawaban A, B, C, dan E yang diberikan pada saat akhir dari
materi yang telah ditentukan.Berikut adalah kisi-kisi dari instrumen tes yang
digunakan :
Kompetensi Dasar : 1.3 Menganalisis pengaruh perkembangan agama dan kebudayaan islam terhadap masyarakat di berbagai daerah di Indonesia.
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen
No Dimensi Indikator Soal
1 Pengetahuan Mengidentifikasi mengenai tempat-tempat dan bukti-bukti penyebaran awal islam di Indonesia
4
2 Pemahaman Mengetahui proses lahir dan berkembangnya agama dan kebudayaan Islam di Jazirah Arab
4
3 Penerapan Mendeskripsikan pendapat para ahli mengenai proses awal masuk dan menyebarnya agama islam di Kepulauan Indonesia
2
4 Analisis Menganalisis perkembangan Islam diberbagai daerah di Indonesia Abad 15-18
6
5 Sintesis Mendeskripsikan mengenai kehidupan politik sosial dan budaya islam di Indonesia
1
6 Evaluasi Menganalisis perkembangan Islam diberbagai daerah di Indonesia Abad 15-18
Mendeskripsikan mengenai kehidupan politik sosial dan budaya islam di Indonesia
(55)
1. Uji Validitas Instrumen
Validitas instrumen adalah kemampuan instrument untuk mengukur dan
menggambarkan keadaan suatu aspek sesuai dengan maksud tujuan instrument itu
dibuat.Validitas tes yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi yaitu,
validitas yang ditinjau dari kesesuaian isi tes dengan indikator pembelajaran yang
telah ditentukan. Dalam penelitian ini soal tes dikonsultasikan kepada guru mata
pelajaran sejarah kelas XI IPS. dengan catatan bahwa guru mata pelajaran sejarah
kelas XI SMA N 16 Bandar Lampung mengetahui dengan benar kurikulum SMA,
maka validitas instrumen tes ini didasarkan pada penilaian guru mata pelajaran
Sejarah. Tes yang dikategorikan valid adalah yang butir-butir tesnya telah
dinyatakan sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator yang diukur
berdasarkan penilaian guru mitra. Penilaian terhadap kesesuaian isi tes dengan isi
kisi-kisi tes yang diukur dan kesesuaian bahasa yang digunakan dalam tes dengan
kemampuan bahasa siswa dilakukan dengan menggunakan daftar cek lis oleh
guru. Hasil penilaian terhadap tes menunjukkan bahwa tes yang digunakan untuk
mengambil data telah memenuhi validitas isi, hal tersebut dapat dilihat pada
lampiran Setelah intrumen tes dinyatakan valid oleh guru mitra , tes tersebut
(56)
instrumen tes ini dimaksudkan untuk mengukur tingkat reliabilitas tes.
2. Uji Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas merupakan sesuatu yang menyangkut mengenai ketepatan alat ukur
dan suatu tes dapat memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi bila tes tersebut
dapat memberikan hasil yang tepat. Menurut Suharsimi Arikunto (2006: 86)
reliabilitas adalah ketetapan suatu tes dapat diteskan pada objek yang sama untuk
mengetahui ketetapan ini pada dasarnya melihat kesejajaran hasil.
Untuk menghitung reliabilitas tes dapat digunakan rumus sebagai berikut :
22 11 1 1 t b k k r
Keterangan :
r
11 : koefisien reliabilitas instrumen (tes) k : banyaknya item
2b
: jumlah varians dari tiap-tiap item tes
2
t
: varians total
Taraf reliabilitas suatu tes dinyatakan dalam suatu koefisien yang disebut
koefisien reliabilitas. Untuk menentukan tingkat reliabilitas yaitu menggunakan
kriteria sebagai berikut: Tabel 3.4 Reliabilitas tes
Koofisien Kualifikasi
0,80-1,00 0,60-0,80 0,40-0,60 Sangat Tinggi Tinggi Cukup
(57)
0,20-0,40 Negatif-0,20
Rendah
Sangat Rendah Sumber : Suharsimi Arikunto,2006:195
Instrumen dapat dikatakan mempunyai reliabel apabila nilai kriteria soal yang
digunakan dalam instrument antara 0,6 sampai dengan 1,00.Setelah dilakukan uji
reabilitas instrumen dengan ketentuan di atas diperoleh hasil yaitu 0,70 hal ini
menandakan bahwa instrumen dalam penelitian ini dikategorikan tinggi dan layak
digunakan untuk mengumpulkan data.
3. Tingkat Kesukaran
Untuk menghitung tingkat kesukaran suatu butir soal digunakan rumus sebagai
berikut:
P = �� � Keterangan:
P : angka indeks kesukaran item
Np : banyaknya siswa yang dapat menjawab dengan betul N : jumlah siswa yang mengikuti tes hasil belajar
(Sudijono, 2008:372).
Untuk menginterpretasikan tingkat kesukaran suatu butir soal dapat ditentukan
dengan menggunakan kriteria indeks kesukaran yang dapat dilihat dibawah ini Tabel 3.5. Interpretasi Nilai Tingkat Kesukaran
Besarnya P Interpretasi
Kurang dari 0,30 Sangat Sukar
0,30 - 0,70 Cukup (Sedang)
Lebih dari 0,70 Mudah
(58)
Setelah menghitung tingkat kesukaran soal uji coba untuk soal posttest diperoleh
hasil bahwa soal nomor 1 memiliki interpretasi indeks kesukaran 0,75 ini
menandakan bahwa soal nomor 1 berkategori soal mudah , kemudian soal no 2
memiliki indeks tingkat kesukaran 0,63 ini menandakan bahwa soal berkategori
soal dengan tingkat kesukaran sedang, soal nomor 3 memiliki indeks tingkat
kesukaran 0,63 menandakan bahwa soal termasuk kategori soal dengan tingkat
kesukaran sedang ,soal no 4 memiliki indeks kesukaran 0,50 menandakan bahwa
soal termasuk kategori soal dengan tingkat kesukaran sedang , dan seterusnya
lihat pada ( Lampiran A.3 )
4. Daya Pembeda
Untuk menghitung daya pembeda, terlebih dahulu data diurutkan dari siswa yang
memperoleh nilai tertinggi sampai siswa yang memperoleh nilai terendah.
Kemudian diambil 27% siswa yang memperoleh nilai tertinggi (disebut kelompok
atas) dan 27% siswa yang memperoleh nilai terendah (disebut kelompok bawah).
Sudijono mengungkapkan bahwa menghitung daya pembeda ditentukan dengan
rumus sebagai berikut:
D = PA - PB ; dimana PA= BA dan PB = BB JA JB Keterangan:
(59)
PA : proporsi kelompok atas yang dapat menjawab dengan benar butir soal yang diolah
PB : proporsi kelompok bawah yang dapat menjawab dengan benar butir soal yang diolah
BA : banyaknya kelompok atas yang dapat menjawab dengan benar butir soal yang diolah
BB : banyaknya kelompok bawah yang dapat menjawab dengan benar butir soal yang diolah
JA : jumlah kelompok atas JB : jumlah kelompok bawah Sudijono, 2008:389-390
Hasil perhitungan daya pembeda diinterpretasi berdasarkan klasifikasi yang
tertera pada tabel berikut ini:
Tabel 3.6 Interpretasi Nilai Daya Pembeda
Nilai Interpretasi
Kurang dari 0,20 Buruk
0,20 - 0,40 Sedang
0,40 - 0,70 Baik
0,70 - 1,00 Sangat Baik
Bertanda negatif Buruk sekali Sumber : Sudijono 2008:389
Dari hasil uji coba dan perhitungan daya beda butir tes pada posttest,
menunjukkan bahwa ke 20 butir tes uji coba memiliki daya beda lebih dari 0,20
yaitu berkisar dari 0,20 s.d 0,80. Jadi, daya beda butir tes tergolong sedang dan
baik, sehingga semua butir tes uji coba memenuhi kriteria sebagai butir yang
layak digunakan untuk mengumpulkan data. Untuk lebih jelas lihat pada
(60)
Dari perhitungan tes uji coba yang telah dilakukan, diperoleh data yang tertera
pada Tabel 3.7 berikut:
Tabel 3.7 Rekapitulasi Hasil Data Uji Tes Hasil Belajar
T E S T No. Butir Soal Validi tas Reliabi litas Daya Pembeda Interpre tasi Tingkat Kesuka ran Interpre tasi
1 Valid
0,70
0,50 Baik 0,75 Mudah
2 Valid 0,50 Baik 0,63 Sedang
3 Valid 0,70 Sangat Baik 0,63 Sedang
4 Valid 0,80 Sangat Baik 0,50 Sedang
5 Valid 0,80 Sangat Baik 0,55 Sedang
6 Valid 0,80 Sangat Baik 0,50 Sedang
7 Valid 0,20 Sedang 0,50 Sedang
8 Valid 0,50 Baik 0,25 Sangat Sukar
9 Valid 0,40 Baik 0,52 Sedang
10 Valid 0,40 Baik 0,50 Sedang
11 Valid 0,80 Sangat Baik 0,55 Sedang
12 Valid 0,30 Sedang 0,61 Sedang
13 Valid 0,20 Sedang 0,47 Sedang
14 Valid 0,60 Baik 0,61 Sedang
15 Valid 0,50 Baik 0,55 Sedang
16 Valid 0,30 Sedang 0,33 Sedang
17 Valid 0,30 Sedang 0,50 Sedang
18 Valid 0,30 Sedang 0,72 Mudah
19 Valid 0,40 Baik 0,58 Seadang
20 Valid 0,30 Sedang 0,55 Sedang
Sumber : Hasil olah data yang dilakukan oleh peneliti
Berdasarkan tabel hasil tes uji coba di atas, diperoleh bahwa seluruh butir soal
telah memenuhi kriteria yang ditentukan sehingga dapat digunakan untuk
(61)
I.Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh dari hasil tes siswa seperti nilai pretes, postes dan skor gain
pada kelompok kelas eksperimen dan kelas kontrol diuji hipotesisnya.Dalam
menguji hipotesis yang diperoleh dalam penelitian ini diperlukan suatu analisa
data dalam memperoleh suatu kesimpulan adapun langkah-langkah yang harus
dilakukan yaitu sebagai berikut
1. Menghitung Data Gain
Setelah memperoleh data hasil pretest dan posttest dari kedua sampel yang telah
diberi perlakuan berbeda, maka dilanjutkan dengan menghitung gain. Analisis ini
bertujuan untuk mengetahui besarnya peningkatan kemampuan belajar siswa
pada kelas eksperimen dan kelas kontrol
g = k � − k � �
k ak i u ya g u gki − k � �
Hasil perhitungan gain kemudian diinterpretasikan dengan menggunakan
klasifikasi seperti pada tabel berikut ini: Tabel 3.8. Klasifikasi Gain ( g )
Besarnya g Interpretasi
g > 0.7 Tinggi
0.3 < g ≤ 0.7 Sedang
g ≤ 0.3 Rendah
(62)
2. Uji Normalitas
Tahap Pertama untuk menganalisis data adalah dengan menguji kenormalan
distribusi. Statiska yang digunakan dalam uji normalitas ini adalah uji chi-kuadrat
yaitu menurut Sudjana ( 2005:273 ) adalah sebagai berikut :
Hipotesis
Ho : sampel berasal dari populasi yang berdistribusi normal H1 : sampel tidak berasal dari populasi yang berdistribusi normal
Taraf signifikan : α = 0,05
Statistik uji
�ℎ� � = ∑ ��− � � �=
Keterangan:
��= frekuensi harapan
�= frekuensi yang diharapkan � = banyaknya pengamatan
Keputusan uji
Terima H0 jika �ℎ� �≤� � , dengan χ � −∝ −
3. Uji Kesamaan Dua Varians ( Homogenitas )
Uji homogenitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah kelompok siswa berasal dari varians yang sama (homogen) atau tidak. Untuk menguji homogenitas varians dari dua kelompok data, maka digunakan rumus sebagai berikut
a) Hipotesis
H0: � = � (varians populasi homogen) H1: � ≠ � (varians populasi tidak homogen) b) Taraf signifikansi: � = 0,1
(63)
c) Statistik uji:
Va r i a n st e r k e c i t e r b e s a Va r i a n s
Fh i t u n g
d) Kriteria uji: tolak Ho jika �� � ≥ ⁄ � , dengan ⁄ � ,
didapat dari daftar distribusi F dengan peluang ⁄ �, derajat kebebasan v1 dan v2 masing-masing sesuai dengan dk pembilang dan penyebut.
(Sudjana,2005: 250).
4. Uji Hipotesis
Setelah data penilaian diperoleh, kemudian dilakukan analisis data untuk
mengetahui hasil belajar siswa. Analisis yang digunakan adalah statistik dengan
uji thitung. Uji thitung digunakan untuk melihat perbedaan pengaruh pada kelas
eksperimen dan kelas kontrol. Hipotesis yaitu perbedaan hasil belajar siswa pada
mata pelajaran yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran Mind
Mapping dengan hasil belajar siswa yang tidak diajarkan menggunakan model
pembelajaran mind mapping , maka digunakan rumus sebagai berikut:
thit = X1 - X2 sgab √ 1 + 1 n1 n2
Rumus mencari Sgab adalah sebagai berikut:
Sgab2 = (n1 -1)S12– (n2 -1)S22 n1 + n2 -2
(64)
Keterangan :
thit : nilai statistik yang yang dicari
X1 : Skor rata-rata tes dari kelas exsperimen X2 : skor rata-rata tes dari kelas kontrol Sgab : simpangan baku gabungan
n1 : jumlah siswa pada kelas eksperimen n2 : jumlah siswa pada kelas kontrol
S1 : simpangan baku siswa pada kelas eksperimen S2 : simpangan baku siswa pada kelas kontrol (Sudjana, 2005:239)
(65)
REFERENSI
Moh Nasir. 2005.Metode Penelitian.Bogor :Ghalia Indonesia. Halaman : 44.
Sugiyono.2012.Metode Penelitian Pendidikan.Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.Bandung:Alfabeta. Halaman : 107.
Ibid. Halaman 112.
Ibid. Halaman 61.
Santono dan Tjiptono.2002.Riset Pemasaran Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. Jakarta : PT Alex Media Komutindo Kelompok Gramedia.Halaman 79.
Sugiyono.Opcit. Halaman 118.
Ibid.Halaman 120.
Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT.Rineka Cipta.Halaman 118.
Sutrisno Hadi.2001.Metodologi Research.Yogyakarta:Universitas Gajah Mada Halaman 224.
Moh Nasir.Opcit.Halaman 126.
Suharsimi Arikunto.Opcit.Halaman 54.
Ibid. Halaman 54.
Ibid.Halaman 86.
Ibid.Halaman 195.
Anas Sudijono.2008.Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Halaman 372.
(66)
Ibid.Halaman 389.
Ibid.Halaman 389.
Ibid.Halaman 345.
Sudjana.2005.Metoda Statistika.Bandung:Tarsito. Halaman 273
Ibid.Halaman 250.
(67)
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh model pembelajaran mind mapping terhadap hasi belajar kognitif siswa pada mata pelajaran sejarah kelas XI IPS SMA Negeri 16 Bandar Lampung diperoleh simpulan bahwa model pembelajaran mind mapping berpengaruh terhadap hasil belajar kognitif siswa pada mata pelajaran sejarah kelas XI IPS SMA Negeri 16 Bandar Lampung, dengan rata-rata pencapaian hasil belajar kognitif sebesar 75,03% dengan hasil yang diperoleh dari masing-masing tahapan kognitif sebagai berikut yaitu pada tahapan pengetahuan (C1) pencapaiannya sebesar 72,97%, tahapan pemahaman (C2) pencapaiannya sebesar 77,7%, tahapan Aplikasi (C3) pencapaiannya sebesar 75,67%,tahapan Analisis (C4) pencapaiannya sebesar 74,32%,tahapan sintesis (C5) pencapaiannya sebesar 75,67% dan pada tahap terakhir yaitu evaluasi (C6) pencapaiannya sebesar 73,87%.
5.2Saran
Berdasarkan dari hasil kesimpulan dan penelitian, dikemukakan saran-saran sebagai berikut:
1. Pembelajaran dengan model pembelajaran mind mapping dapat digunakan oleh guru sebagai salah satu alternatif model pembelajaran terutama pada mata pelajaran sejarah untuk membantu dan melatih siswa agar lebih mudah
(68)
dalam memahami materi, menghafal dan mengingat materi agar hasil belajar yang ingin dicapai dapat secara optimal terwujud namun perlu diperhatikan pada ketersediaan sarana dan prasarana di sekolah yang menunjang penggunaan model pembelajaran ini dan sebaiknya dari pihak sekolah memfasilitasi atau menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam penggunaan model pembelajaran mind mapping
2. Pembaca dan peneliti lain yang ingin mengembangkan penelitian lanjutan mengenai penggunaan model pembelajaran mind mapping pada mata pelajaran sejarah sebaiknya lebih diperhatikan dalam penggunaan materi yang akan diajarkan dengan model pembelajaran mind mapping, keefisiensian waktu dan hendaknya siswa dalam pelaksanaan pembelajaran siswa dikondisikan terlebih dahulu agar lebih siap untuk belajar sehingga dalam kegiatan pembelajaran siswa dapat mengikuti dengan aktif dan antusias.
(69)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT.Rineka Cipta.
Badudu J,S dan Zain, Sultan Mohammas. 1996. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Buzan,Toni,2006,Buku Pintar Mind Map,Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.
De Porter Bobbi dan Mike Hernacki.2002.Quantum Learning,Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan.Kaifa: Bandung.
Dahar,Ratna Wilis.1989.Teori-Teori Belajar.Erlangga: Jakarta.
Hadi, Sutrisno.2001.Metodologi Research.Yogyakarta:Universitas Gajah Mada
Ishaq, Isjoni. 2007. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Kochhar.S.K. 2008. Pembelajaran Sejarah Teaching of History.Terjemahan purwanto dan yovita Hardiah. Jakarta PT.Grasindo. Dalam
http:// Siswodwimartanto. Blogspot.com. (19 Maret 2014, 20 : 00 WIB).
Nasir,Moh.2005.Metode Penelitian.Bogor :Ghalia Indonesia,
Oemar Hamalik.2005.Kurikulum dan Pembelajaran.Jakarta:PT.Bumi Aksara
Poerwadarminta. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Gramedia.
Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Santono dan Tjiptono.2002.Riset Pemasaran Konsep dan Aplikasi dengan SPSS. Jakarta : PT Alex Media Komutindo Kelompok Gramedia
(70)
Sudjana, Nana. 2004. Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung : Rosda.
Sugiyono.2012.Metode Penelitian Pendidikan.Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.Bandung:Alfabeta
Sudjana.2005.Metoda Statistika.Bandung:Tarsito.300 Halaman
Sudijono, Anas.2008.Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sudijono,Anas. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sudjana, Nana. 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensido Offset.
Tamburaka, Rustam E.2002. Pengantar IImu Sejarah, Teori Filsafat Sejarah, Sejarah Filsafat dan Iptek.Jakarta:Rineka Cipta.
Widja,I Gede. 1989. Dasar - Dasar Pengembangan Strategi Serta Metode Pengajaran Sejarah. Jakarta : Debdikbud.Halaman 23
Sumber Lain
Mirfan Sape.2012.Dalam Http//mirfansape.blogspot.com/2012/12, Model
Pembelajaran Mind Mapping.Model pembelajaran mind mapping.Halaman1. Diakses pada pukul 19.00 tanggal 21 Mei2013.
Umi Rizkiyah Kutipan Dari Benjamin S Bloom. 2012.Dalam Http ://amyora.blogspot.com/2012/04.tiga ranah
tujuan pembelajaran.Tiga ranah tujuan pembelajaran halaman1. Diakses Pada Pukul 20.00 Pada tanggal 21 Mei 2013.
Hariyanto.2011.Dalam Http// Hariyanto.blogspot.com/2011/03 Ragam model Pembelajaran.Halaman1.Diakses pada pukul 21.00.tanggal 21 Mei 2013.
(1)
REFERENSI
Moh Nasir. 2005.Metode Penelitian.Bogor :Ghalia Indonesia. Halaman : 44.
Sugiyono.2012.Metode Penelitian Pendidikan.Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.Bandung:Alfabeta. Halaman : 107.
Ibid. Halaman 112.
Ibid. Halaman 61.
Santono dan Tjiptono.2002.Riset Pemasaran Konsep dan Aplikasi dengan SPSS.
Jakarta : PT Alex Media Komutindo Kelompok Gramedia.Halaman 79.
Sugiyono.Opcit. Halaman 118.
Ibid.Halaman 120.
Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta : PT.Rineka Cipta.Halaman 118.
Sutrisno Hadi.2001.Metodologi Research.Yogyakarta:Universitas Gajah Mada Halaman 224.
Moh Nasir.Opcit.Halaman 126.
Suharsimi Arikunto.Opcit.Halaman 54.
Ibid. Halaman 54.
Ibid.Halaman 86.
Ibid.Halaman 195.
Anas Sudijono.2008.Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Halaman 372.
(2)
50
Ibid.Halaman 389.
Ibid.Halaman 389.
Ibid.Halaman 345.
Sudjana.2005.Metoda Statistika.Bandung:Tarsito. Halaman 273
Ibid.Halaman 250.
(3)
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan mengenai pengaruh model
pembelajaran mind mapping terhadap hasi belajar kognitif siswa pada mata
pelajaran sejarah kelas XI IPS SMA Negeri 16 Bandar Lampung diperoleh
simpulan bahwa model pembelajaran mind mapping berpengaruh terhadap hasil
belajar kognitif siswa pada mata pelajaran sejarah kelas XI IPS SMA Negeri 16
Bandar Lampung, dengan rata-rata pencapaian hasil belajar kognitif sebesar
75,03% dengan hasil yang diperoleh dari masing-masing tahapan kognitif sebagai
berikut yaitu pada tahapan pengetahuan (C1) pencapaiannya sebesar 72,97%,
tahapan pemahaman (C2) pencapaiannya sebesar 77,7%, tahapan Aplikasi (C3)
pencapaiannya sebesar 75,67%,tahapan Analisis (C4) pencapaiannya sebesar
74,32%,tahapan sintesis (C5) pencapaiannya sebesar 75,67% dan pada tahap
terakhir yaitu evaluasi (C6) pencapaiannya sebesar 73,87%.
5.2Saran
Berdasarkan dari hasil kesimpulan dan penelitian, dikemukakan saran-saran
sebagai berikut:
1. Pembelajaran dengan model pembelajaran mind mapping dapat digunakan
oleh guru sebagai salah satu alternatif model pembelajaran terutama pada
(4)
70
dalam memahami materi, menghafal dan mengingat materi agar hasil belajar
yang ingin dicapai dapat secara optimal terwujud namun perlu diperhatikan
pada ketersediaan sarana dan prasarana di sekolah yang menunjang
penggunaan model pembelajaran ini dan sebaiknya dari pihak sekolah
memfasilitasi atau menyediakan sarana dan prasarana yang diperlukan dalam
penggunaan model pembelajaran mind mapping
2. Pembaca dan peneliti lain yang ingin mengembangkan penelitian lanjutan
mengenai penggunaan model pembelajaran mind mapping pada mata
pelajaran sejarah sebaiknya lebih diperhatikan dalam penggunaan materi yang
akan diajarkan dengan model pembelajaran mind mapping, keefisiensian
waktu dan hendaknya siswa dalam pelaksanaan pembelajaran siswa
dikondisikan terlebih dahulu agar lebih siap untuk belajar sehingga dalam
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto,Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta : PT.Rineka Cipta.
Badudu J,S dan Zain, Sultan Mohammas. 1996. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
Buzan,Toni,2006,Buku Pintar Mind Map,Jakarta:Gramedia Pustaka Utama.
De Porter Bobbi dan Mike Hernacki.2002.Quantum Learning,Membiasakan Belajar Nyaman dan Menyenangkan.Kaifa: Bandung.
Dahar,Ratna Wilis.1989.Teori-Teori Belajar.Erlangga: Jakarta.
Hadi, Sutrisno.2001.Metodologi Research.Yogyakarta:Universitas Gajah Mada
Ishaq, Isjoni. 2007. Pembelajaran Kooperatif. Yogyakarta. Pustaka Pelajar.
Kochhar.S.K. 2008. Pembelajaran Sejarah Teaching of History.Terjemahan purwanto dan yovita Hardiah. Jakarta PT.Grasindo. Dalam
http:// Siswodwimartanto. Blogspot.com. (19 Maret 2014, 20 : 00 WIB).
Nasir,Moh.2005.Metode Penelitian.Bogor :Ghalia Indonesia,
Oemar Hamalik.2005.Kurikulum dan Pembelajaran.Jakarta:PT.Bumi Aksara
Poerwadarminta. 1995. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Gramedia.
Sagala, Syaiful. 2010. Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta
Santono dan Tjiptono.2002.Riset Pemasaran Konsep dan Aplikasi dengan SPSS.
(6)
Sudjana, Nana. 2004. Penilaian hasil proses belajar mengajar. Bandung : Rosda.
Sugiyono.2012.Metode Penelitian Pendidikan.Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.Bandung:Alfabeta
Sudjana.2005.Metoda Statistika.Bandung:Tarsito.300 Halaman
Sudijono, Anas.2008.Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sudijono,Anas. 2008. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Sudjana, Nana. 1989. Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensido Offset.
Tamburaka, Rustam E.2002. Pengantar IImu Sejarah, Teori Filsafat Sejarah, Sejarah Filsafat dan Iptek.Jakarta:Rineka Cipta.
Widja,I Gede. 1989. Dasar - Dasar Pengembangan Strategi Serta Metode Pengajaran Sejarah. Jakarta : Debdikbud.Halaman 23
Sumber Lain
Mirfan Sape.2012.Dalam Http//mirfansape.blogspot.com/2012/12, Model
Pembelajaran Mind Mapping.Model pembelajaran mind mapping.Halaman1. Diakses pada pukul 19.00 tanggal 21 Mei2013.
Umi Rizkiyah Kutipan Dari Benjamin S Bloom. 2012.Dalam Http ://amyora.blogspot.com/2012/04.tiga ranah
tujuan pembelajaran.Tiga ranah tujuan pembelajaran halaman1. Diakses Pada Pukul 20.00 Pada tanggal 21 Mei 2013.
Hariyanto.2011.Dalam Http// Hariyanto.blogspot.com/2011/03 Ragam model Pembelajaran.Halaman1.Diakses pada pukul 21.00.tanggal 21 Mei 2013.