Arah Kebijakan Pengembangan Transportasi Darat.

dampak yang merugikan dan biaya tak terduga. Seperti biaya keselamatan. Setiap moda transportasi mungkin saja efesiensi dalam beberapa aspek namun tidak efisien dalam aspek lainnya.

J. Arah Kebijakan Pengembangan Transportasi Darat.

Arah kebijakan pengembangan transportasi darat terbagi atas beberapa bidang yaitu sebagai berikut: 1 Bidang Angkutan Jalan. Pengembangan jaringan jalan transportasi jalan primer diarahkan untuk diitingkatkan kemampuan dan daya dukungan sesuai dengan beban lalu lintas terutama yang melayani dan menghubungkat pusat kegiatan nasional, kegiatan wilayah serta kawasan-kawasan adalan yang cepat berkembang dan untuk mengantisipasi pengembangan jalan tol bebas hambatan guna mendukung sistem transportasi cepat yang pembangunnanya dilakukan antara pemerintah dan swasta. Sedangkan pengembangan jaringan transportasi jalan sekunder dikembangkan secara terpadu dengan moda transportasi darat lainnya. 2 Bidang Penyeberangan. Untuk daerah yang sudah berkembang diarahkan sebagai jembatan penghubung maupun sebagai alternatif untuk mengurangi beban lalu lintas di ruas jalan, disamping untuk penghubung pulau-pulau terpencil yang mempunyai nilai strategis baik dari segi pertahanan dan keamanan. 3 Bidang Trasportasi Perkotaan. Arah pengembangan transportasi perkotaan ditunjukan untuk menciptakan keseimbangan antara sistem angkutan umum dan pergerakan kendaraan pribadi. Pengembangan sistem angkutan umum dan pergerakan angkutan pribadi dikembangkan secara terencana, terpadu antara berbagai jenis moda transportasi sesuai dengan besaran kota, fungsi kota. 56 BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN A. KESIMPULAN. Adapun kesimpulan dari upaya Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara untuk meningkatkan pelayanan transportasi darat adalah: 1. Mengembangkan sistem transportasi yang lebih efektif dan efisien bagi pelayanan masyarakat. Hal tersebut dapat dilakukan dalam bentuk peningkatan moda transportasi massal seperti adanya angkutan kota. 2. Pengembangan sirkulasi transportasi dilakukan melalui penetapan lokasi- lokasi terjadinya bangkitan lalu lintas pada masing-masing pusat kegiatan yang ada. 3. Pengembangan sirkulasi transportasi dilakukan melalui penetapan lokasi- lokasi terjadinya bangkitan lalu lintas pada masing-masing pusat kegiatan yang ada. 4. Pengembangan sistem sirkulasi regional yang dilakukan dengan koordinasi lintas kabupaten untuk merealisasikan jalan lingkar luar Outer Ring Road dan jalan lingkar dalam Inner Ring Road. 5. Pengembangan fasilitas penunjang sistem transportasi, dilakukan melalui pengembangan sub terminal dan fasilitas penunjang lainnya. 6. Pengembangan jaringan jalan dan fungsi jaringan jalan dilakukan melaui peningkatan konstruksi jaringan jalan yang ada. B. SARAN Adapun saran dari upaya Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara untuk meningkatkan pelayanan transportasi darat adalah: 1. Meningkatkan kapasitas jalan dan prasaranan transportasi. Misalnya, mengubah sirkulasi lalu lintas jalan satu arah, mengurangi konflik dipersimpangan melalui pembatasan arus tertentu dan memberikan sanksi jika ada yang melanggar. 2. Meningkatkan kondisi pelayanan prasarana jalan sesuai dengan standar pelayanan minimal. Misalnya, menyediakan tempat untuk para pejalan kaki dan penertiban terhadap parkir liar dipinggir jalan. 3. Meningkatkan profesionalisme SDM transportasi petugas, disiplin operator dan pengguna di jalan, melalui pendidikan dan pelatihan, penelitian dan pengembangan, serta pembinaan teknis tentang pelayanan operasional transportasi. Contohnya, mengurangi kerusakan jalan dan pemasangan fasilitas keselamatan transportasi jalan yang meliputi pemasangan rambu- rambu jalan. 4. Mendukung pengembangan transportasi yang berkelanjutan yang dapat digunakan di masa yang akan datang dan lebih baik dari transportasi yang ada saat ini. Hal ini dapat dilakukan dengan memanfaatkan lahan untuk kepentingan umum, terutama saat lahan di perkotaan semakin sempit sehingga pemanfaatannya harus benar-benar diperhatikan dan menghentikan subsidi untuk kendaraan pribadi karena seharusnya subsidi tersebut digunakan untung angkutan umum dan mendukung biaya operasional angkutan umum yang lebih efisien dalam penggunaan ruang. 5. Pembenahan manajemen transportasi umum perkotaan. Misalnya, setiap perusahaan angkutan umum wajib memenuhi standar pelayanan minimal untuk memenuhi bagi penggunanya berupa: keamanan, keselamatan, kenyamanan, keterjangkauan, kesetaraan, keteraturan dan mengakomodir kebutuhan penyandang cacat. 6. Pembatasan lalu lintas kendaraan pada koridor atau kawasan tertentu pada waktu dan jalan tertentu. Seperti yang diterapkan di Jakarta yang dikenal dengan “kawasan 3 in 1” dalam berkendara. 8 BAB II PROFIL DINAS PERHUBUNGAN PROVINSI SUMATERA UTARA

A. Sejarah Dinas Perhubungan Provinsi Sumatera Utara