Universitas Sumatera Utara Pakistan yang notabene merupakan negara berkemampuan nuklir seperti India dan
Pakistan tidak termasuk dalam negara-negara pemilik senjata nuklir versi Traktat Non-Proliferasi Senjata Nuklir atau NPT belum menandatangani ataupun
meratifikasinya
60
.
3. Ketetapan International Atomic Energy Agency IAEA Badan Tenaga
Atom Internasional
Badan Tenaga Atom Internasional International Atomic Energy Agency, IAEA adalah sebuah organisasi independen yang didirikan pada tanggal 29
Juli 1957 dengan tujuan mempromosikan penggunaan energi nuklir secara damai serta menangkal penggunaannya untuk keperluan militer. Markas IAEA terletak
di Wina, Austria, dan beranggotakan 137 negara
61
. Pembentukan IAEA ini adalah untuk mengawasi dan mengembangkan
penggunaan energi nuklir dengan menekankan pada kerjasama internasional yang secara bersama-sama mengembangkan penggunaan nuklir secara damai.
Menyusul berakhirnya Konferensi Jenewa tentang Penggunaan Tenaga Atom untuk Tujuan Damai pada tahun 1954, banyak negara yang kemudian memulai
program-program riset nuklirnya, yang ditandai dengan banyaknya reaktor dan fasilitas untuk pengolahan dan pengayaan uranium dan ekstraksi plutonium serta
pengembangan berbagai desain reaktor dan pembangkit dayanya. Konsep Atoms for Peace telah memberikan kontribusi dalam pembentukan Statuta IAEA. Pada
60
―Traktat Pelarangan Menyeluruh Uji-coba Nuklir‖ sebagaimana dimuat dalam https:id.wikipedia.orgwikiTraktat_Pelarangan_Menyeluruh_Uji-coba_Nuklir terakhir diakses
pada tanggal 19 juli 2015 pukul 23.00
61
―Badan Tenaga
Atom Internasional
‖ sebagaimana
dimuat dalam
https:id.wikipedia.orgwikiBadan_Tenaga_Atom_Internasional terakhir diakses pada tanggal 19 juli 2015 pukul 23.15
Universitas Sumatera Utara Oktober 1956 terdapat 81 negara termasuk Indonesia yang dengan suara bulat
setuju pada Statuta IAEA
62
Sebagai badan energi atom dunia yang mempunyai dua misi yaitu committed to containing the spread of nuclear weapons dan support the
elimination of the nuclear arsenals, maka pembentukan IAEA adalah bertujuan untuk:
1. Untuk meningkatkan dan memperbesar kontribusi energi atom bagi
perdamaian, kesehatan, kemakmuran di seluruh dunia 2.
Untuk memastikan, sepanjang badan ini mampu melakukannya, bahwa setiap reaktor nuklir, kegiatan atau informasi yang berkaitan
dengannya akan dipergunakan hanya untuk tujuan damai 3.
Memastikan bahwa segala bantuan baik yang diberikan maupun yang diminta atau dibawah pengawasannya tidak disalahgunakan
sedemikan rupa untuk tujuan militer. IAEA harus memastikan bahwa seluruh bahan material nuklir dalam
keadaan aman terhadap cuaca, pemindahan yang tidak bertanggung jawab, kerusakan, sabotase, dan perampasan. Dalam hal pendistribusian bahan nuklir,
IAEA harus memastikan bahwa tidak ada alokasi material nuklir yang terlalu besar pada satu negara atau suatu kawasan, dalam menjalankan fungsinya IAEA
berwenang untuk melakukan tindakan-tindakan demi menjaga stabilitas penggunaan atom untuk kepentingan damai :
a. Wewenang IAEA
63
:
62
Merupakan aturan-aturan mengenai fungsi dan peran IAEA secara menyeluruh termasuk negara anggotanya.
Universitas Sumatera Utara 1.
Untuk mendorong dan membantu penelitian tentang, dan pengembangan dan penerapan praktis, energi atom untuk keperluan
damai di seluruh dunia; dan, jika diminta untuk melakukannya, untuk bertindak sebagai perantara untuk tujuan mengamankan kinerja
pelayanan atau penyediaan bahan, peralatan, atau fasilitas oleh salah satu anggota Badan lain; dan untuk melakukan operasi atau layanan
yang berguna dalam penelitian tentang, atau pengembangan atau aplikasi praktis, energi atom untuk tujuan damai;
2. Untuk membuat ketentuan, sesuai dengan Statuta ini, untuk bahan,
jasa, peralatan, dan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan penelitian tentang, dan pengembangan dan penerapan praktis, energi atom untuk
tujuan damai, termasuk produksi tenaga listrik, dengan pertimbangan untuk kebutuhan daerah yang belum berkembang dari dunia;
3. Untuk mendorong pertukaran informasi ilmiah dan teknis tentang
penggunaan damai energi atom; 4.
Untuk mendorong pertukaran pelatihan ilmuwan dan ahli di bidang penggunaan damai energi atom;
5. Untuk membangun dan mengelola perlindungan dirancang untuk
memastikan bahwa fisi khusus dan bahan lainnya, layanan, peralatan, fasilitas, dan informasi yang disediakan oleh Badan atau atas
permintaannya atau di bawah pengawasan atau kontrol yang tidak digunakan dalam sedemikian rupa untuk lebih Tujuan militer apapun;
dan untuk menerapkan pengamanan, atas permintaan para pihak,
63
Pasal 3 Statuta IAEA dikutip dari ―The Statute of the IAEA‖ sebagaimana dimuat dalam https:www.iaea.orgaboutstatute terakhir diakses pada tanggal 1 september 2015 pukul 13:38
Universitas Sumatera Utara untuk setiap pengaturan bilateral atau multilateral, atau atas
permintaan dari Negara, untuk setiap kegiatan Negara yang di bidang energi atom;
6. Untuk membangun atau mengadopsi, dalam konsultasi dan, dimana
tepat, bekerja sama dengan organ yang kompeten dari PBB dan dengan badan-badan khusus yang bersangkutan, standar keselamatan
untuk perlindungan kesehatan dan meminimalkan bahaya untuk kehidupan dan properti termasuk standar seperti untuk kondisi tenaga
kerja, dan untuk menyediakan penerapan standar ini untuk operasi sendiri serta operasi membuat penggunaan bahan, jasa, peralatan,
fasilitas, dan informasi yang disediakan oleh Badan atau atas permintaannya atau di bawah kendalinya atau pengawasan; dan untuk
menyediakan penerapan standar tersebut, atas permintaan pihak, untuk operasi di bawah setiap pengaturan bilateral atau multilateral, atau,
atas permintaan Negara, untuk setiap kegiatan Negara yang di bidang energi atom;
7. Untuk memperoleh atau membangun fasilitas apapun, tetap berguna
dalam menjalankan fungsinya resmi, kapan fasilitas, pabrik, dan peralatan lain yang tersedia untuk itu di daerah yang bersangkutan
tidak memadai atau hanya tersedia pada istilah yang dianggap tidak memuaskan.
Dalam menjalankan fungsinya, IAEA harus menjalankannya sesuai dengan ketentuan-ketentuan berikut:
Universitas Sumatera Utara 1.
Melakukan kegiatan sesuai dengan tujuan dan prinsip Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk mempromosikan perdamaian dan kerjasama
internasional, dan sesuai dengan kebijakan dari PBB memajukan pembentukan pelucutan senjata di seluruh dunia dijaga dan sesuai
dengan perjanjian internasional mengadakan sesuai dengan kebijakan tersebut;
2. Menetapkan kontrol atas penggunaan bahan fisi khusus yang diterima
oleh Badan, untuk memastikan bahwa bahan-bahan ini digunakan hanya untuk tujuan damai;
3. Mengalokasikan sumber daya sedemikian rupa untuk mengamankan
pemanfaatan efisien dan mungkin manfaat umum terbesar di seluruh daerah di dunia, mengingat kebutuhan khusus daerah dikembangkan
memahami dunia; 4.
Menyerahkan laporan kegiatannya setiap tahun kepada Majelis Umum PBB dan, bila perlu, kepada Dewan Keamanan: jika sehubungan
dengan kegiatan Badan ada harus muncul pertanyaan yang berada dalam kompetensi Dewan Keamanan, yang Badan harus memberitahu
Dewan Keamanan, sebagai organ bantalan tanggung jawab utama untuk pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional, dan juga
dapat mengambil langkah-langkah terbuka untuk itu di bawah Statuta ini, termasuk yang disediakan dalam ayat C Pasal XII;
5. Menyerahkan laporan kepada Dewan Ekonomi dan Sosial dan organ
lain dari PBB mengenai hal-hal dalam kompetensi organ-organ ini.
Universitas Sumatera Utara Dalam menjalankan fungsinya, IAEA tidak akan memberikan bantuan
kepada anggota yang keadaan politik, ekonomi, militer, atau kondisi lain negaranya yang tidak sesuai dengan ketentuan Statuta ini dan berdasarkan
ketentuan dari Statuta ini dan dengan persyaratan perjanjian antara Negara atau kelompok Negara dan IAEA yang harus sesuai dengan ketentuan Statuta, kegiatan
IAEA harus dilakukan karena ketaatan terhadap hak berdaulat Negara. Departement of Nuclear Safety and Security IAEA meluncurkan suatu
program yang dinamakan dengan Integrated Regulatory Review Service IRRS yaitu suatu instrumen yang komprehensif yang memberikan penilaian atas
tindakan pengamanan nuklir suatu negara yang berkaitan dengan instalasi, radiasi, limbah nuklir, transportasi, persiapan tindakan darurat, dan keamanan nuklir
64
. Atas permintaan negara anggota, IAEA menunjuk tim ahli dan pengawas untuk
melakukan pemeriksaan dan pengujian menyeluruh atas ketentuan nuklirnya. Peninjauan diselenggarakan melalui suatu diskusi, interview, pemeriksaan, dan
observasi yang intensif, dan kemudian sebagai hasil final tim ahli akan menerbitkan suatu laporan akhir yang berisikan temuan-temuan mereka dan suatu
rekomendasi
65
. Dengan adanya program ini, negara anggota memperoleh penjelasan mengenai energi nuklir dengan standard dan panduan internasional.
Meskipun program ini diberikan oleh IAEA, namun mekanismenya didasarkan pada peer review dan pertukaran informasi diantara anggota tim yang dilakukan
dengan cara berbagi pengalaman dan praktek. Poin penting dari program IRRS
64
―Globalized Peer Evaluation Exercise Lauded by Member States: IAEA Regulatory Review Service Gains Traction
” sebagaimana dimuat dalam http:www.iaea.orgNewsCenterNews2008peerevaluation.html terakhir diakses pada tanggal 27
juli 2015 pukul 19.30
65
Koesrianti. Op.cit Hlm 10
Universitas Sumatera Utara terletak pada kesediaan negara anggota untuk direview oleh tim ahli internasional
dengan menggunakan standard keselamatan IAEA. Program ini telah dilaksanakan di beberapa negara, antara lain, Romania, Inggris, Perancis,
Australia, Jepang, Mexico, dan Spanyol.. Negara-negara sepakat bahwa program IRRS ini perlu dilakukan oleh semua negara karena dengan program ini maka
akan terbentuk suatu komunitas nuklir global the global nuclear community yang memberikan validasi bagi negara anggota IAEA, dan yang paling penting
dapat membentuk suatu jaringan internasional ahli nuklir dan meningkatkan keselamatan pemanfaatan nuklir internasional dengan cara mencegah terjadinya
kecelakaan-kecelakaan fatal
66
. Berkaitan dengan hal tersebut statuta IAEA menetapkan pilar dasar dari pembentukan IAEA yaitu mengenai :
1. Keselamatan dan keamanan safety and security
2. Ilmu dan Teknologi Science and Technology
3. Pengamanan dan Verifikasi Safeguards and Verification
Untuk mencapai tiga pilar dari pembentukan tersebut, IAEA mempunyai fungsi pokok yaitu :
1. Pemeriksaan Inspection fasilitas energy nuklir negara anggota yang
secara nyata digunakan untuk tujuan damai; 2.
Menetapkan ketentuan dan standar tertentu untuk menjamin fasilitas energy nuklir seluruh negara anggota dalam keadaan stabil
3. Berperan sebagai pusat jaringan hub bagi para ilmuwan dalam
mencari dan menerapkan teknologi nuklir untuk tujuan damai
66
Koesrianti Op.cit hlm 5
Universitas Sumatera Utara Peran IAEA dalam upaya keamanan global sebagai tindak lanjut dari
Traktat NPT didasarkan pada perangkat hukum yaitu perjanjian keselamatan comprehensive Comprehensive Safeguard Agreement dan protocol tambahan
Additional Protocols dan cara-cara lainnya seperti Small Quantities Protocol. Sedangkan system pengamanan IAEA berupa tindakan-tindakan independen
IAEA dengan membuat sebuah Verifikasi yang didasarkan pada pernyataan yang dibuat oleh negara-negara anggota tentang bahan-bahan nuklir yang dimiliki
negaranya dan kegiatan-kegiatan yang berkaitan dengannya
67
. IAEA dalam melaksanakan fungsinya sebagai badan pengawas atom
internasional, juga mengawasi terhadap perjanjian-perjanjian atau konvensi- konvensi mengenai nuklir yang ada di dunia, beberapa perjanjian yang ada
dibawah pengawasan IAEA antara lain adalah
68
: a.
TraktatKonvensi Internasional Tentang Keselamatan Nuklir safety:
1. Konvensi Keselamatan Nuklir Nuclear Safety Convention
2. Convention on Early Notification of a Nuclear Accident
3. Convention on Assistance in the Case of a Nuclear Accident or
Radiological Emergency 4.
Regulations for the Safe Transport of Radioactive Material 5.
Code of Conduct on the Safety and Security of Radioactive Sources
67
Ibid; hlm 8
68
Berbagai konvensi internasional mengenai nuklir ‖ sebagaimana dimuat dalam
http:www.infonuklir.comPemasyarakatanSosialisasisosialisasi.html terakhir diakses pada tanggal 19 agustus 2015 pukul 14.00
Universitas Sumatera Utara 6.
Code of Conduct on the Safety of Research Reactors b.
TraktatKonvensi Internasional Tentang Keamanan Nuklir security: 1.
Convention on the Physical Protection of Nuclear Material 2.
Amendment to the Convention on the Physical Protection of Nuclear Material
3. Code of Conduct on the Safety and Security of Radioactive
Sources 4.
International Convention for the Suppression of Acts of Nuclear Terrorism. Adopted 13 April 2005
5. Joint Convention on the Safety of Spent Fuel Management and
on the Safety of Radioactive Waste Management the Joint Convention
6. Treaty for the Prohibition of Nuclear Weapons in Latin America
Tlateloco Treaty 7.
Convention on Assistance in the Case of a Nuclear Accident or Radiological Emergency
c. TraktatKonvensi
Internasional Tentang
Pengawasan Nuklir
safeguards: 1.
Treaty on the Non-proliferation of Nuclear Weapons NPT 2.
Treaty on the Southeast Asia Nuclear Weapon-Free Zone Treaty of Bangkok
3. The Structure and Content of Agreements Between the Agency
and States Required in Connection with the Treaty on the Non- proliferation of Nuclear Weapons
Universitas Sumatera Utara 4.
Model Protocol Additional to the Agreement Between States and the International Atomic Energy AgencyIAEA for the
Application of Safeguards 5.
The African Nuclear Weapon Free Zone Treaty Pelindaba Treaty including Annexes and Protocols; and Cairo Declaration
6. South Pasific Nuclear Free Zone Treaty Rarotonga Treaty; dan
protokol-protokolnya 7.
Convention on the Prevention of the Marine Pollution by Dumping of Wastes and other Matter London Dumping
Convention Depositary: International Maritime Organization, London
8. Third Agreement to Extend the 1987 Regional Co-operative
Agreement for Research, Development and Training Related to Nuclear Science and Technology RCA
9. African Regional Co-operative Agreement for Research,
Development and Training Related to Nuclear Science and Technology AFRA
– Third Extension 10.
Co-operative Agreement for Arab States in Asia for Research, Development and Training Related to Nuclear Science and
Technology in ARASIA 11.
Co-operative Agreement for Research, Development and Training Related to Nuclear Science and Technology in Latin
America and the Caribbean ARCAL
Universitas Sumatera Utara d.
TraktatKonvensi Internasional
Tentang Pertanggungjawaban
Kerugian Nuklir liability: 1.
Paris Convention 1960 2.
Brussels Supplementary Convention 1963 3.
Vienna Convention on Civil Liability for Nuclear Damage 1963 4.
Joint Protocol Relating to the Application of the Vienna Convention and the Paris Convention, 1988
5. Convention on Supplementary Compensation for Nuclear
Damage 1997 6.
Protocol Revising 2004 the Paris and Brussels Convention 7.
Protocol to Amend the Vienna Convention on Civil Liability for Nuclear Damage Convention on Supplementary Compensation
for Nuclear Damage Perangkat-perangkat internasional mengenai tenaga nuklir baik itu yang
berupa konvnesi ataupun traktat, harus dipatuhi oleh para negara anggotanya, penjatuhan sanksi dapat dikenakan jika suatu negara terbukti melakukan
pelanggaran terhadap perjanjian yang telah disepakati tersebut, seperti penyalahgunaan pemanfaatan tenaga nuklir. Penjatuhan sanksi terhadap negara
yang melanggar ketentuan dalam perjanjian tersebut dapat berupa Resolusi Dewan keamanan PBB
69
yang ditetapkan dan dilaksanakan oleh dewan keamanan
69
Resolusi Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa United Nations Security Council resolution adalah resolusi PBB yang ditetapkan lewat pemungutan suara oleh lima
anggota tetap dan sepuluh anggota tidak tetap dari Dewan Keamanan PBB dengan tanggung jawab utama bagi pemeliharaan perdamaian dan keamanan internasional. Piagam PBB menetapkan
dalam Pasal 27 bahwa konsep resolusi pada non-prosedural jika hal itu diadopsi sembilan atau lebih dari lima belas anggota Dewan Keamanan untuk memilih resolusi serta jika tidak
dipergunakannya hak tolak oleh salah satu dari lima anggota tetap
Universitas Sumatera Utara PBB sebagai badan yang bertugas untuk mengawasi dan memelihara perdamaian
dan keamanan internasional. Indonesia sebagai negara yang setuju terhadap Nonproliferasi nuklir ikut
bergabung dalam beberapa konvensi internasional tentang nuklir sebagai bentuk sikap setuju terhadap pelarangan penggunaan senjata nuklir, dan beberapa
diantara konvensi yang telah diratifikasi oleh Indonesia antara lain adalah : 1.
Non-Proliferation Treaty NPT diratifikasi melalui UU Nomor 8 Tahun 1978;
2. Joint Convention on the Safety of Spent Fuel Management and the
Safety of Radioactive Waste Management, Protocol to Amend the Vienna Convention, dan Supplementary Compensation for Nuclear
Damage, Bilateral cooperation and supply agreement, belum diratifikasi namun telah ditandatangani pada tahun 1997
3. Treaty on the Southeast Asia Nuclear Weapon Free Zone diratifikasi
melalui UU Nomor 9 Tahun 1997; 4.
Comprehensive Nuclear Test-Ban Treaty CTBT diratifikasi melalui UU Nomor 1 Tahun 2012;
Pada dasarnya semua konferensi internasional mengenai nuklir adalah untuk mengupayakan penggunaan teknologi nuklir untuk tujuan damai serta
mencegah dan membatasi suatu negara untuk mengembangkan teknologi nuklir untuk kepentingan militer. Konvensi internasional mengenai nuklir juga bukan
semata menjadi pengawasan terhadap senjata nuklir, tetapi juga untuk mencegah senjata nuklir tersebut menyebar baik itu ke negara-negara yang dikategorikan
Universitas Sumatera Utara sebagai Nuclear Weapon State NWS, maupun juga negara yang dikategorikan
sebagai Nuclear Non Weapon State NNWS. Semua negosiasi mengenai perlucutan dan pengawasan senjata nuklir
sebenarnya bukan hanya dimaksudkan untuk mengadakan pengawasan terhadap senjata nuklir, tetapi juga untuk mencegah penyebarannya ke negara lain. Dengan
demikian tujuan utama yang paling mendesak adalah mencegah proliferasi senjata nuklir, baik secara vertical maupun horizontal, dengan tujuan jangka panjang
untuk menghapuskan senjata-senjata maut tersebut sama sekali dari muka bumi
70
. C.
Pengaruh Penemuan Nuklir Terhadap Negara Anggota Perjanjian Nonproliferasi Nuklir
Penemuan teknologi Nuklir memang sangat berguna bagi manusia, namun disamping itu, nuklir juga mempunyai efek samping yang sangat luar biasa jika
tidak digunakan dengan baik. Mengingat kecelakaan reaktor nuklir di Chernobyl dan mengigat kota Hiroshima dan Nagasaki yang hancur karena diledakkan oleh
bom nuklir, maka nuklir sering dipandang sebagai teknologi yang membahayakan bagi umat manusia, padahal jika dilihat dari sisi positifnya, nuklir sangat
bermanfaat dalam kehidupan manusia, selain sebagai pembangkit listrik, uranium yang sebagai bahan dasar dalam nuklir juga berguna dalam bidang medis.
Nuklir dianggap berbahaya, oleh karena hal inilah lahir perjanjian- perjanjian yang membatasi penggunaan nuklir, agar tidak disalahgunakan dan
juga agar tidak terulang kembali kejadian-kejadian yang terjadi pada saat perang dunia II, diantara perjanjian-perjanjian tersebut ada yang disebut dengan
70
Dian Wirengjurut Loc.cit
Universitas Sumatera Utara Perjanjian Nonproliferasi Nuklir, yaitu suatu perjanjian yang membatasi
penggunaan dan pengembangan teknologi nuklir bagi Negara-negara anggota nya, dan dianggap untuk menjaga stabilitas keamanan dunia dari hal-hal yang tidak
diinginkan yang bisa muncul akibat teknologi nuklir. Nuklir sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia, hal ini lah juga menjadi
dasar dari isi perjanjian Nonproliferasi Nuklir yang dimana dalam pokok pembahasannya, dibahas mengenai penggunaan nuklir untuk tujuan damai dan
manfaat-manfaat yang ada pada nuklir dan berguna bagi kehidupan manusia antara lain adalah
71
:
1. Dalam Bidang Kesehatan