Kajian Teori KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR,

commit to user 8

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR,

DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kajian Teori

1. Konsep Pengetahuan a. Pengertian Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba Notoatmodjo, 2003: 114. Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya menurut Soekanto, 2003 : 8 dalam Mubarak, dkk, 2007 : 8 yang berbeda sekali dengan kepercayaan beliefs , takhayul superstition , dan penerangan yang keliru misinformation . Menurut Wahit, dalam Mubarak dkk, pengetahuan adalah merupakan hasil mengingat suatu hal, termasuk mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak disengaja dan ini terjadi setelah orang melakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan adalah keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, konsep, dan pemahaman yang dimiliki manusia tentang dunia dan segala isinya, termasuk manusia dan kehidupannya Dua dan Sonny Keraf, 2001 : 22. commit to user 9 b. Cara Memperoleh Pengetahuan Cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu : 1 Cara kuno atau cara non ilmiah a Cara coba-coba atau salah Cara ini telah dipakai sebagaimana adanya kebudayaan, bahkan sebelum ada peradapan dengan menggunakan kemungkinan dalam memecahkan masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, mencoba memungkinkan yang lain sampai masalah tersebut dapat dipecahkan. b Cara kebiasaan Cara ini dapat berupa pengetahuan yang diambil dari pemimpin masyarakat baik formal maupun informal. Prinsip ini adalah orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas tanpa terlebih dahulu menguji atau membuktikan kebenarannya baik berdasarkan faktor empiris ataupun berdasarkan penalaran sendiri. c Berdasarkan pengalaman Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya memperoleh pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan yang dihadapi pada masa lalu. commit to user 10 d Melalui jalan pemikiran Dalam memperoleh kebenaran pengetahuan, manusia menggunakan jalan pikiran, baik melalui induksi maupun deduksi. Apabila pembuatan kesimpulan melalui pernyataan khusus kepada yang umum dinamakan induksi, dan deduksi adalah pembuatan kesimpulan dari pernyataan yang umum kepada yang khusus. 2 Cara Modern Cara ini disebut metode penelitian ilmiah. Cara ini lebih sistematis, logis dan ilmiah. Namun demikian dari penelitian selanjutnya disimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap- tahap tersebut seperti diatas. c. Tingkat Pengetahuan Menurut Bloom Notoatmodjo, 2003, tingkat pengetahuan di dalam domain kognitif mempunyai 6 enam tingkatan yaitu : 1 Pengetahuan Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang dipelajari sebelumnya. Termasuk dalam tingkat pengetahuan ini adalah mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Contoh kata kerja untuk tahu antara lain : menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan lain-lain. commit to user 11 2 Pemahaman Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut secara benar, orang yang faham terhadap materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari. 3 Aplikasi Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi atau riil sebenarnya aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum, rumus, metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi lain. 4 Analisis Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu materi atau suatu obyek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Termasuk dalam tahap ini adalah dapat menggambarkan membuat bagan, membedakan, memisahkan atau mengelompokkan. 5 Sintesis Sintesis menunjuk pada kemampuan menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Termasuk dalam tahap ini adalah kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi- formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyusun, merencanakan commit to user 12 meningkatkan, atau menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan- rumusan yang telah ada. 6 Evaluasi Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi pembenaran atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada. d. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan 1 Faktor Internal a Umur Makin tua umur seseorang, maka proses-proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur-umur tertentu, bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat seperti umur belasan tahun. Selain itu juga memori atau daya ingat seseorang itu salah satunya dipengaruhi oleh umur. Dari uraian tersebut maka kita simpulkan bahwa bertambahnya usia seseorang dapat berpengaruh pada pertambahan pengetahuan yang diperolehnya, akan tetapi pada umur tertentu atau pra usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan berkurang. b Intelegensi Intelegensi adalah tingkat kemampuan pengalaman seseorang untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi. Intelegensi commit to user 13 merupakan suatu faktor yang mempengaruhi hasil dari proses belajar. Intelegensi bagi seseorang merupakan salah satu modal untuk berfikir dan mengolah berbagai informasi secara terarah sehingga mampu menguasai lingkungan. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa perbedaan intelegensi seseorang akan berpengaruh pula terhadap tingkat pengetahuannya. 2 Faktor Eksternal a Pendidikan Pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan tertentu sehingga sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri. Dan tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh. Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu hasil peradapan bangsa yang dikembangkan atas dasar pandangan hidup bangsa itu sendiri nilai dan norma masyarakat yang berfungsi sebagai filsafat pendidikannya atau sebagai cita-cita dan pernyataan tujuan pendidikannya Ihsan, 2008 : 2. b Pengalaman Pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Hal ini dapat dilakukan dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi pada masa yang lalu. commit to user 14 c Informasi Informasi akan memberi pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang mempunyai tindakan yang rendah tetapi jika mendapatkan informasi yang benar dan baik dari berbagai media, maka hal ini dapat meningkatkan pengetahuan seseorang. Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil keputusan Darmawan, 2008. d Lingkungan Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang. Lingkungan memberikan pengaruh sosial pertama, dimana seseorang dapat mempelajari hal-hal yang baik dan juga hal-hal yang buruk tergantung pada sifat kelompoknya. Dalam lingkungan seseorang akan memperoleh pengalaman yang berpengaruh pada cara berfikir seseorang. e. Kriteria Pengetahuan Pengetahuan dapat dikategorikan menjadi beberapa tingkat. Beberapa ahli memberikan pengkategorian yang bervariasi, salah satunya adalah menurut Nursalam 2003 yang mengkategorikan pengetahuan menjadi : 1 Kategori baik jika mendapat skor 76-100 dari skor maksimum. 2 Kategori cukup jika mendapat skor 56-75 dari skor maksimum. 3 Kategori kurang jika mendapat skor 56 dari skor maksimum. commit to user 15 2. Konsep Sikap a. Definisi Sikap Sikap seseorang terhadap suatu obyek adalah perasaan mendukung atau memihak ataupun perasaan tidak mendukung terhadap objek tersebut. Formulasi menurut Thrustone sikap adalah derajad afek positif atau afek negatif yang dikaitkan dengan suatu objek psikologis Azwar, 2008 : 5. Sementara definisi lain sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi yang bersangkutan senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan sebagainya Notoatmodjo, 2005 : 52. Sikap merupakan organisasi pendapat, keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang relatif ajeg, yang disertai adanya perasaan tertentu, dan memberikan dasar kepada orang tersebut untuk membuat respons atau berperilaku dalam cara yang tertentu yang dipilihnya Walgito, 2004 : 127. Sikap ialah suatu hal yang menentukan sifat, hakikat, baik perbuatan sekarang maupun yang akan datang. Ahli psikologi Thomas memberi batasan sikap sebagai suatu kesadaran individu yang menentukan perbuatan nyata ataupun yang mungkin akan terjadi di dalam kegiatan sosial. Dalam hal ini Thomas menyatakan bahwa sikap seseorang selalu diarahkan terhadap suatu hal atau suatu objek tertentu. Tidak ada satu sikap yang tanpa objek Ahmadi, 2007. commit to user 16 b. Komponen Pokok Sikap Menurut Alport yang dikutip Notoatmodjo 2005 : 53 sikap terdiri dari 3 komponen pokok, yaitu 1 kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap obyek. Artinya, bagaimana keyakinan dan pendapat atau pemikiran seseorang terhadap objek, 2 Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap obyek. Artinya, bagaimana penilaian terkandung didalamnya faktor emosi orang tersebut terhadap objek, 3 Kecenderungan untuk bertindak. Artinya, sikap merupakan komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka. Sikap adalah ancang-ancang untuk bertindak atau berperilaku terbuka. c. Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Sikap Diantara berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, pengaruh orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama serta faktor emosi dalam diri individu Azwar, 2008 : 31. 1 Pengalaman pribadi Apa yang kita alami akan membentuk dan mempengaruhi penghayatan kita terhadap stimulus. Tanggapan akan menjadi dasar terbentuknya sikap. Untuk dapat mempunyai tanggapan dan penghayatan, seseorang harus mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan objek psikologis. Apakah penghayatan itu kemudian akan membentuk sikap positif ataukah sikap negatif akan tergantung pada berbagai faktor lain. Akan tetapi Middlebrook seperti yang dikutip Azwar, 2008 mengatakan commit to user 17 bahwa tidak adanya pengalaman sama sekali dengan sesuatu objek psikologis cenderung akan membentuk sikap negatif terhadap objek tersebut. 2 Kebudayaan Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh besar terhadap pembentukan sikap kita. Tanpa kita sadari, kebudayaan telah menanamkan garis pengarah sikap kita terhadap berbagai masalah. Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya karena kebudayaan pulalah yang memberi corak pengalaman individu-individu yang menjadi anggota kelompok masyarakat asuhannya. Hanya kepribadian individu yang kuat yang dapat memudarkan dominasi kebudayaan dalam pembentukan sikap individual. 3 Pengaruh orang lain yang dianggap penting Orang lain disekitar kita merupakan salah satu diantara komponen sosial yang dapat mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang kita anggap penting bagi kita, seseorang yang kita harapkan persetujuannya bagi setiap gerak-tindak dan pendapat kita, seseorang yang tidak ingin kita kecewakan, atau seseorang yang berarti khusus bagi kita, akan banyak mempengaruhi pembentukan sikap kita terhadap sesuatu. Diantara orang yang biasanya dianggap penting bagi individu adalah orang tua, orang yang status sosialnya lebih tinggi, teman sebaya, teman dekat, guru, teman kerja, isteri atau suami dan lain-lain. Pada umumnya individu cenderung mempunyai sikap yang konformis atau searah commit to user 18 dengan sikap orang yang dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut. 4 Media massa Sebagai sarana komunikasi, media massa seperti televisi, radio, surat kabar, majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai tugas pokok, media masa membawa pesan sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru memberikan landasan kognitif terbentuknya sikap. Pesan sugesti yang dibawa informasi apabila cukup kuat akan memberikan dasar afektif dalam menilai suatu hal sehingga terbentuk arah sikap tertentu. 5 Institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama Lembaga pendidikan serta agama mempunyai pengaruh dalam pembentukan sikap karena keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman baik dan buruk, garis pemisah sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan keagamaan serta ajarannya. Dikarenakan konsep moral dan ajaran agama sangat menentukan sistem kepercayaan, maka tidaklah mengherankan kalau pada gilirannya kemudian konsep tersebut ikut berperan dalam menentukan sikap individu terhadap sesuatu hal. Apabila terdapat suatu hal yang bersifat kontroversial, pada umumnya oarang akan mencari informasi lain untuk memperkuat posisi sikapnya, commit to user 19 atau mungkin juga orang tersebut tidak mengambil sikap memihak. Dalam hal seperti itu, ajaran moral yang diperoleh dari lembaga pendidikan atau dari agama seringkali menjadi determinan tunggal yang menentukan sikap. 6 Faktor emosi dalam diri individu Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang. Kadang-kadang suatu bentuk sikap merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme pertahanan ego. Sikap demikian dapat merupakan sikap yang sementara dan segera berlalu begitu frustasi telah hilang, akan tetapi dapat pula merupakan sikap yang lebih persisten dan bertahan lama. d. Konsep Tingkatan Sikap Menurut Notoatmojo 2003 sikap memiliki tingkat dari yang terendah hingga yang tertinggi yaitu menerima. Pada tingkat ini individu ingin dan memperhatikan rangsangan stimulus yang diberikan. Merespons, pada tingkat ini sikap individu dapat memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang di berikan. Menghargai, sikap individu mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah. Bertanggungjawab, sikap individu akan bertanggungjawab dan siap menanggung resiko atas segala sesuatu yang telah dipilihnya Sunaryo, 2003 : 200. commit to user 20 e. Pengukuran Sikap Pengukuran sikap tidak dapat dilakukan secara cermat melalui cara penanyaan langsung maupun observasi tingkah laku. Metode pengukuran sikap yang dianggap dapat diandalkan dan dapat memberikan penafsiran terhadap sikap manusia adalah pengukuran melalui skala sikap Azwar, 2008 : 87. Dilihat dari bentuknya, skala sikap tidak lain daripada kumpulan pernyataan. Pernyataan sikap adalah rangkaian kalimat yang mengatakan sesuatu mengenai objek sikap yang diukur. Suatu pernyataan sikap dapat berisi hal-hal positif mengenai objek sikap, yaitu berisi pernyataan yang mendukung atau memihak pada objek sikap. Pernyataan ini disebut pernyataan yang mendukung. Sebaliknya suatu pernyataan sikap dapat pula berisi hal-hal negatif mengenai objek sikap. Hal negatif dalam pernyataan sikap ini sifatnya tidak memihak atau tidak mendukung objek sikap, dan karenanya disebut dengan pernyataan yang tidak mendukung Azwar, 2008 : 107. Lebih lanjut dijelaskan sebagai kumpulan pernyataan mengenai sikap, maka suatu skala sikap hendaknya berisi sebagian pernyataan positif dan sebagian pernyataan negatif. Untuk membuat banyak pernyataan sikap, penyusun skala harus merencanakan langkah penulisan pernyataan sesuai prosedur yang semestinya serta menuruti suatu kaidah penulisan pernyataan yang jelas. Oleh karena itu perlu adanya perencanaan skala sikap. commit to user 21 3. Konsep Persepsi a. Pengertian Persepsi menurut Potter Perry 2005, 309 merupakan pandangan pribadi atas apa yang terjadi . b. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi Ada banyak faktor yang akan menyebabkan stimulus dapat masuk dalam rentang perhatian kita. Faktor penyebab ini dapat dibagi menjadi dua bagian besar yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal meliputi kontras kontras warna, kontras ukuran, kontras bentuk, kontras gerakan, perubahan intensitas intensitas suara, cahaya, pengulangan, sesuatu yang baru, sesuatu yang menjadi perhatian orang banyak. Faktor internal pengalamanpengetahuan, harapan, kebutuhan, motivasi, emosi, budaya Notoatmodjo, 2005 : 104. c. Penilaian Persepsi Penilaian persepsi dapat menggunakan skala Likert dimana skala ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok kejadian atau gejala sosial Riduwan dan Sunarto, 2007 : 32. 4. Konsep Angka Kecukupan Gizi a. Pengertian Angka Kecukupan Gizi Angka kecukupan gizi AKG adalah penilaian untuk konsumsi makanan energi dan zat gizi dan merupakan standar kecukupan yang dianjurkan atau Recommended Dietary Allowance RDA Supariasa, 2001 : 94. commit to user 22 Menurut Hardinsyah dan Tampubolon kecukupan gizi adalah rata- rata asupan gizi harian yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bagi hampir semua 97,5 orang sehat dalam kelompok umur, jenis kelamin dan fisiologis tertentu www.damandiri.or.id. b. Pengukuran Angka Kecukupan Gizi Pengukuran konsumsi makanan adalah suatu cara penentuan status gizi secara tidak langsung yang dapat dipakai sebagai bukti awal akan terjadinya kekurangan gizi pada seseorang atau masyarakat Supariasa, 2001 : 94. Hasil pengukuran konsumsi makanan dapat dipakai untuk berbagai macam tujuan antara lain : menentukan tingkat kecukupan konsumsi gizi masyarakat, sebagai dasar perencanaan program gizi, pendidikan gizi dan sebagainya. Metode yang digunakan untuk pengukuran konsumsi ada yang bersifat kualitatif seperti dietary history dan frekuensi makanan; serta bersifat kuantitatif seperti recall 24 jam, penimbangan makanan, food record , pencatatan makanan, food account , dan metode inventaris. Masing-masing metode tersebut mempunyai keunggulan dan kelemahan masing-masing sehingga sangat diperlukan pengujian presisi dan akurasi atau validitas dari metode yang dipilih. Pengolahan dan analisis data hasil pengumpulan data konsumsi makanan memerlukan sejumlah daftar antara lain : Daftar Komposisi Bahan Makanan DKBM, Daftar Kandungan Gizi Makanan Jajanan DKGJ, Daftar Koversi Mentah Masak DKMM, Daftar Konversi commit to user 23 Penyerapan Minyak DKPM dan Daftar Ukuran Rumah Tangga DURT. Sedangkan untuk interpretasi data dibandingkan dengan AKG yang berlaku untuk penduduk Indonesia yaitu hasil Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI tahun 1998. c. Standar Angka Kecukupan Gizi Angka Kecukupan Gizi yang digunakan di Indonesia saat ini secara nasional adalah hasil Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VI tahun 1998. Daftar AKG yang dimaksud dapat dilihat pada lampiran. Dasar penyajian Angka Kecukupan Gizi AKG adalah : kelompok umur, jenis kelamin, tinggi badan, berat badan dan aktivitas. Zat gizi yang terdapat pada AKG hanyalah zat gizi yang penting, antara lain : energi, protein, vitamin A, tiamin, riboflavin, niasin, vitamin B 12 , asam folat, vitamin C, kalsium, fosfor, zat besi, zinc, yodium. Macam Angka Kecukupan Gizi antara lain AKG tingkat nasional, AKG untuk kelompok rumah tangga, AKG untuk perorangan atau individu. Pada penulisan ini pembahasan difokuskan pada AKG untuk perorangan atau individu Supariasa, 2001 : 113. Apabila ingin melakukan perbandingan antara konsumsi zat gizi dengan keadaan gizi seseorang, biasanya dilakukan perbandingan pencapaian konsumsi zat gizi individu tersebut terhadap AKG. Berhubung AKG yang tersedia bukan menggambarkan AKG individu, tetapi untuk golongan umur, jenis kelamin, tinggi badan dan berat badan standar, menurut Darwin Karyadi dan Muhilal 1996, untuk menentukan AKG commit to user 24 individu dapat dilakukan dengan melakukan koreksi terhadap BB berat badan nyata individuperorangan tersebut dengan BB standar yang ada pada tabel AKG. Contoh perhitungan : Misalnya diketahui BB seorang laki-laki usia 18 tahun adalah 45 kg. Berdasarkan hasil recall 24 jam diketahui tingkat konsumsi energi sehari adalah 2750 kalori. Pada daftar AKG diketahui BB standar laki-laki usia 16-19 tahun adalah 56 kg dan AKG untuk energi adalah 2500 kalori. Jadi AKG energi laki-laki tersebut adalah : 45 kg AKG individu = x 2500 kalori 56 kg = 2009 kalori Pencapaian AKG Tingkat Konsumsi Energi individu tersebut adalah : 2750 kalori AKG Individu = x 100 = 137 2009 kalori d. Klasifikasi Tingkat Konsumsi Untuk klasifikasi dari tingkat konsumsi kelompokrumah tangga atau perorangan belum ada standar. Berdasarkan Buku Pedoman Petugas Gizi Puskesmas, Depkes RI 1990 dalam Supariasa 2001 : 114, klasifikasi tingkat konsumsi dibagi menjadi empat dengan cut of point masing- masing sebagai berikut : 1 Baik : ≥100 AKG 2 Sedang : 80-99 AKG commit to user 25 3 Kurang : 70-80 AKG 4 Defisit : 70 AKG e. Metode Pengukuran Angka Kecukupan Gizi Metode pengukuran Angka Kecukupan Gizi atau konsumsi makanan tingkat individu atau perorangan antara lain dengan metode recall 24 jam. Prinsip dari metode recall 24 jam, dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada periode 24 jam yang lalu. Dalam metode ini, responden, ibu atau pengasuh bila anak masih kecil disuruh menceritakan semua yang dimakan dan diminum selama 24 jam yang lalu kemarin. Biasanya dimulai sejak ia bangun pagi kemarin sampai dia istirahat tidur malam harinya, atau dapat juga dimulai dari waktu saat dilakukan wawancara mundur ke belakang sampai 24 jam penuh. Misalnya, petugas datang pukul 07.00 ke rumah responden, maka konsumsi yang ditanyakan adalah mulai pukul 07.00 saat itu dan mundur ke belakang pukul 07.00 pagi hari sebelumnya. Wawancara dilakukan oleh petugas yang sudah terlatih dengan menggunakan kuesioner terstruktur. Hal penting yang perlu diketahui adalah bahwa dengan recall 24 jam data yang diperoleh cenderung lebih bersifat kualitatif. Oleh karena itu, untuk mendapatkan data kuantitatif, maka jumlah konsumsi makanan idividu ditanyakan secara teliti dengan menggunakan alat URT sendok, gelas, piring dan lain-lain atau ukuran lainnya yang biasa dipergunakan sehari-hari. commit to user 26 Apabila pengukuran hanya dilakukan 1 kali 1x24 jam maka data yang diperoleh kurang repentatif untuk menggambarkan kebiasaan makan individu. Oleh karena itu recall 24 jam sebaiknya dilakukan berulang- ulang dan harinya tidak berturut-turut. Beberapa penelitian mcnunjukan bahwa mininimal 2 kali recall 24 jam tanpa berturut-turut dapat menghasilkan gambaran asupan zat gizi lebih optimal dan memberi variasi yang lebih besar tentang intake harian individu Sanjur, 1997 dalam Supariasa 2001 : 94. Langkah pelaksanaan recall 24 jam pertama adalah petugas dan pewawancara menanyakan kembali dan mencatat semua makanan dan minuman yang dikonsumsi responden dalam ukuran rumah tangga URT selama kurun waktu 24 jam yang lalu. Dalam membantu responden mengingat apa yang dimakan, perlu diberi penjelasan waktu kegiatannya seperti waktu baru bangun, setelah sembahyang, pulang dari sekolahbekerja, sesudah tidur siang dan sebagainya. Selain dari makanan utama, makanan kecil atau jajan juga dicatat. Termasuk makanan yang dia makan diluar rumah seperti di restorant, di kantor, di rumah teman atau saudara. Untuk masyarakat perkotaan konsumsi tablet yang mengandung vitamin dan mineral juga dicatat serta adanya pemberian tablet besi atau kapsul vitamin A. Berikutnya petugas melakukan konversi dari URT ke dalam ukuran berat gram. Dalam menaksir kedalam ukuran berat gram pewawancara menggunakan berbagai alat bantu seperti contoh ukuran rumah tangga commit to user 27 piring, gelas, sendok, dan lain-lain atau model dari makanan. Makanan yang dikonsumsi dapat dihitung dengan alat bantu ini atau dengan menimbang langsung contoh makanan yang akan dimakan berikut informasi tentang komposisi makanan jadi. Dilanjutkan dengan menganalisis bahan makanan kedalam zat gizi dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan DKBM. Kemudian membandingkan dengan Daftar Kecukupan Gizi yang Dianjurkan DKGA atau Angka Kecukupan Gizi AKG untuk Indonesia. Agar wawancara berlangsung secara sistematis, perlu disiapkan kuesioner sebelumnya sehingga wawancara terarah menurut urut-urutan waktu dan pengelompokan bahan makanan. Pengelompokan bahan makanan dapat berupa makanan pokok, sumber protein nabati, sumber protein hewani, sayuran, buah-buahan, dan lain-lain. Contoh kuesioner recall 24 jam dapat dilihat pada lampiran. Metode recall 24 jam ini mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya antara lain mudah melaksanakan serta tidak terlalu membebani responden, biaya relatif murah karena tidak memerlukan alat khusus dan tempat yang luas untuk wawancara. Cepat, sehingga dapat mencakup banyak responden. Dapat digunakan untuk responden yang buta huruf. Dapat memberikan gambaran nyata yang benar-benar dikonsumsi individu sehingga dapat dihitung intake zat gizi sehari. Kelemahannya antara lain tidak dapat menggambarkan asupan makanan sehari-hari, bila hanya dilakukan recall satu hari. Juga commit to user 28 ketepatannya sangat tergantung pada daya ingat responden. Oleh karena itu responden harus mempunyai daya ingat yang baik, sehingga metode ini tidak cocok dilakukan pada anak di bawah usia 7 tahun, orang tua berusia diatas 70 tahun dan orang yang hilang ingatan atau orang yang pelupa. Kecenderungan bagi resporden yang kurus untuk melaporkan konsumsinya lebih banyak dan bagi resporden yang gemuk cenderung melaporkan lebih sedikit. Membutuhkan tenaga atau petugas terlatih dalam menggunakan alat bantu URT dan ketepatan alat bantu yang dipakai menurut kebiasaan masyarakat. Pewawancara harus dilatih untuk dapat secara tepat menanyakan apa yang dimakan responden, dan mengenal cara pengolahan makanan serta pola pangan daerah yang akan diteliti secara umum. Responden harus dimotivasi dan diberi penjelasan tujuan penelitian. Untuk mendapat gambaran konsumsi makanan sehari-hari recall jangan dilakukan pada saat panen, hari pasar, hari akhir pekan, pada saat melakukan upacara keagamaan, selamatan dan lain-lain. f. Angka Kecukupan Gizi Mempengaruhi Status Gizi Anak Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, contoh gondok endemik merupakan keadaan tidak seimbangnya pemasukan dan pengeluaran yodium dalam tubuh Supariasa, 2002 : 18. Salah satu cara penilaian status gizi balita adalah dengan pengukuran antropometri yang menggunakan indeks Berat Badan menurut Umur Dinkes Kediri, 2005. commit to user 29 Pada dasarnya status gizi dipengaruhi dua faktor yaitu konsumsi makanan dan kesehatan. Konsumsi makanan meliputi faktor zat gizi dalam makanan, ada tidaknya program pemberian makanan di luar keluarga, daya beli keluarga dan kebisaaan makan. Sedangkan faktor kesehatan meliputi pemeliharaan kesehatan dan lingkungan fisik dan sosial Supariasa, 2002 : 20. Lebih jelasnya dapat digambarkan seperti dibawah ini. Gambar 1. Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Supariasa, 2002 : 20 Sesuai bagan tersebut dapat dipahami status gizi dipengaruhi langsung oleh kondisi kesehatan seseorang. Kondisi kesehatan dipengaruhi faktor daya beli keluarga terhadap makanan yang dikonsumsi setiap hari, pemeliharaan kesehatan dan lingkungan fisik maupun sosial. Faktor lain adalah konsumsi makanan baik kualitas maupun kuantitasnya. Konsumsi makanan dipengaruhi zat gizi dalam makanan, ada tidaknya program pemberian makanan di luar keluarga, dan kebisaaan makan keluarga. Zat gizi dalam makanan Ada tidaknya program pemberian makanan di luar keluarga Kebisaaan makan Konsumsi makanan Daya beli keluarga Pemeliharaan kesehata n Lingkungan fisik dan sosial Status Gizi Kesehatan commit to user 30 Sedangkan faktor yang mempengaruhi gizi kurang menurut Persagi 1999 dapat dijelaskan seperti bagan ini : Gambar 2. Faktor Penyebab Gizi Kurang Supariasa, 2001 : 20 5. Hubungan Pengetahuan, Sikap, Persepsi dan Pemenuhan AKG Pemenuhan AKG dalam kontek ini adalah perilaku dalam pemberian makanan agar anak tercukupi kebutuhan gizi berdasarkan umur dan jenis kelamin. Dengan demikian dapat dikaji berdasarkan konsep perilaku, dimana Gizi Kurang Asupan makanan Penyakit Infeksi Persediaan makanan dirumah Pelayanan kesehatan Perawatan anak dan ibu hamil Kemiskinan, kurang pendidikan, kurang ketrampilan Krisis ekonomi langsung Penyebab langsung Penyebab tidak langsung Pokok masalah Akar masalah commit to user 31 dalam konsep P-S-P pengetahuan-sikap-perilaku artinya perilaku terwujud didahului sikap dan sikap didahului pengetahuan Notoatmodjo, 2003. Dalam kontek ini harus dipahami bahwa perilaku dipengaruhi banyak faktor lain selain pengetahuan maupun sikap. Hal ini dapat dilihat dari berbagai pendapat atau teori perilaku yang dikemukakan beberapa ahli. Menurut L.W. Green perilaku dipengaruhi faktor predisposisi atau faktor pendahulu seperti pengetahuan, sikap, nilai, persepsi, dan keyakinan, faktor pemungkin seperti sumberdaya, keterjangkauan, dan pendorong seperti sikap dan keterampilan petugas kesehatan atau teman Notoatmodjo, 2003. Menurut Snehendu B.Karr perilaku seseorang dipengaruhi faktor niat untuk bertindak, dukungan, informasi, kebebasan pribadi untuk mengambil keputusan dan situasi yang memungkinkan Notoatmodjo, 2005. Sedangkan menurut tim kerja WHO , faktor yang mempengaruhui perilaku meliputi pemikiran dan perasaan, acuan atau referensi dari seseorang yang dipercayai, sumber daya untuk berperilaku dan sosio budaya Suliha, 2007.

B. Penelitian Yang Relevan

Dokumen yang terkait

Perbedaan Pengetahuan Gizi, Pendapatan Dan Status Gizi Anak Balita Di Desa Proyek Dan Hon Proyek Kesehatan Keluarga Dan Gizi (KKG) Di Kecamatan Sipirok Kabupaten Tapanuli Selatan Tahun 2004

0 34 81

Hubungan Partisipasi Ibu Balita di Posyandu dengan Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Gizi Ibu Balita serta Status Gizi Balita di Kecamatan Tamansari, Kabupaten Bogor

0 16 183

Hubungan antara Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Gizi dan Posyandu dengan Status Gizi Balita di Kecamatan Pasar Rebo

0 4 43

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI DAN TINGKAT KEHADIRAN ANAK BALITA DI POSYANDU DENGAN STATUS GIZI Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Gizi dan Tingkat Kehadiran Anak Balita di Posyandu Dengan Status Gizi Anak Balita di Desa Gedongan Kecamatan Colomadu

0 3 17

SKRIPSI HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG GIZI DAN TINGKAT Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Gizi dan Tingkat Kehadiran Anak Balita di Posyandu Dengan Status Gizi Anak Balita di Desa Gedongan Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar.

1 4 17

PENDAHULUAN Hubungan Pengetahuan Ibu Tentang Gizi dan Tingkat Kehadiran Anak Balita di Posyandu Dengan Status Gizi Anak Balita di Desa Gedongan Kecamatan Colomadu Kabupaten Karanganyar.

0 4 8

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU TENTANG MAKANAN BALITA TERHADAP STATUS GIZI BALITA DI DESA MALANGJIWAN, KECAMATAN COLOMADU, KABUPATEN Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu Tentang Makanan Balita Terhadap Status Gizi Balita Di Desa Malangjiwan, Kecamatan

0 2 11

HUBUNGAN ANGKA KECUKUPAN GIZI (AKG) DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN STATUS GIZI BALITA DI DESA CIPACING.

0 0 1

Hubungan Antara Status Pekerjaan Ibu Dengan Status Gizi Balita di Posyandu Desa Duet Kecamatan Wates Kabupaten Kediri.

0 0 13

PENGETAHUAN, SIKAP, DAN PERILAKU IBU DALAM PEMENUHAN GIZI BALITA: SEBUAH SURVAI

0 0 7