commit to user
8
BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR,
DAN HIPOTESIS PENELITIAN
A. Kajian Teori
1. Konsep Pengetahuan
a. Pengertian
Pengetahuan merupakan hasil tahu, dan terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi
melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba Notoatmodjo, 2003: 114.
Pengetahuan adalah kesan di dalam pikiran manusia sebagai hasil penggunaan panca inderanya menurut Soekanto, 2003 : 8 dalam Mubarak,
dkk, 2007 : 8 yang berbeda sekali dengan kepercayaan
beliefs
, takhayul
superstition
, dan penerangan yang keliru
misinformation
. Menurut Wahit, dalam Mubarak dkk, pengetahuan adalah merupakan hasil
mengingat suatu hal, termasuk mengingat kembali kejadian yang pernah dialami baik secara sengaja maupun tidak disengaja dan ini terjadi setelah
orang melakukan kontak atau pengamatan terhadap suatu objek tertentu. Pengetahuan adalah keseluruhan pemikiran, gagasan, ide, konsep,
dan pemahaman yang dimiliki manusia tentang dunia dan segala isinya, termasuk manusia dan kehidupannya Dua dan Sonny Keraf, 2001 : 22.
commit to user 9
b. Cara Memperoleh Pengetahuan
Cara yang telah digunakan untuk memperoleh kebenaran pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi 2, yaitu :
1 Cara kuno atau cara non ilmiah
a Cara coba-coba atau salah
Cara ini telah dipakai sebagaimana adanya kebudayaan, bahkan sebelum ada peradapan dengan menggunakan kemungkinan dalam
memecahkan masalah dan apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, mencoba memungkinkan yang lain sampai masalah
tersebut dapat dipecahkan. b
Cara kebiasaan Cara ini dapat berupa pengetahuan yang diambil dari pemimpin
masyarakat baik formal maupun informal. Prinsip ini adalah orang lain menerima pendapat yang dikemukakan oleh orang yang
mempunyai otoritas tanpa terlebih dahulu menguji atau membuktikan kebenarannya baik berdasarkan faktor empiris
ataupun berdasarkan penalaran sendiri. c
Berdasarkan pengalaman Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai upaya memperoleh
pengetahuan. Hal ini dilakukan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang diperoleh dalam memecahkan permasalahan
yang dihadapi pada masa lalu.
commit to user 10
d Melalui jalan pemikiran
Dalam memperoleh
kebenaran pengetahuan,
manusia menggunakan jalan pikiran, baik melalui induksi maupun deduksi.
Apabila pembuatan kesimpulan melalui pernyataan khusus kepada yang umum dinamakan induksi, dan deduksi adalah pembuatan
kesimpulan dari pernyataan yang umum kepada yang khusus. 2
Cara Modern Cara ini disebut metode penelitian ilmiah. Cara ini lebih sistematis,
logis dan ilmiah. Namun demikian dari penelitian selanjutnya disimpulkan bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-
tahap tersebut seperti diatas. c.
Tingkat Pengetahuan Menurut Bloom Notoatmodjo, 2003, tingkat pengetahuan di
dalam domain kognitif mempunyai 6 enam tingkatan yaitu : 1
Pengetahuan Tahu diartikan sebagai pengingat suatu materi yang dipelajari
sebelumnya. Termasuk dalam tingkat pengetahuan ini adalah mengingat kembali terhadap sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan
yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Tahu merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Contoh kata kerja untuk tahu
antara lain : menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan dan lain-lain.
commit to user 11
2 Pemahaman
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar obyek yang diketahui dan dapat menginterpretasikan
materi tersebut secara benar, orang yang faham terhadap materi harus dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan
dan sebagainya terhadap obyek yang dipelajari. 3
Aplikasi Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau riil sebenarnya aplikasi disini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum, rumus,
metode, prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi lain. 4
Analisis Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan suatu materi
atau suatu obyek kedalam komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain.
Termasuk dalam tahap ini adalah dapat menggambarkan membuat bagan, membedakan, memisahkan atau mengelompokkan.
5 Sintesis
Sintesis menunjuk pada kemampuan menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang baru. Termasuk dalam tahap ini
adalah kemampuan untuk menyusun formulasi baru dari formulasi- formulasi yang ada. Misalnya, dapat menyusun, merencanakan
commit to user 12
meningkatkan, atau menyesuaikan terhadap suatu teori atau rumusan- rumusan yang telah ada.
6 Evaluasi
Evaluasi berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi pembenaran atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek.
Penilaian-penilaian itu berdasarkan pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah ada.
d. Faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
1 Faktor Internal
a Umur
Makin tua umur seseorang, maka proses-proses perkembangan mentalnya bertambah baik, akan tetapi pada umur-umur tertentu,
bertambahnya proses perkembangan mental ini tidak secepat seperti umur belasan tahun. Selain itu juga memori atau daya ingat
seseorang itu salah satunya dipengaruhi oleh umur. Dari uraian tersebut maka kita simpulkan bahwa bertambahnya usia seseorang
dapat berpengaruh
pada pertambahan
pengetahuan yang
diperolehnya, akan tetapi pada umur tertentu atau pra usia lanjut kemampuan penerimaan atau mengingat suatu pengetahuan akan
berkurang. b
Intelegensi Intelegensi adalah tingkat kemampuan pengalaman seseorang
untuk menyelesaikan masalah-masalah yang dihadapi. Intelegensi
commit to user 13
merupakan suatu faktor yang mempengaruhi hasil dari proses belajar. Intelegensi bagi seseorang merupakan salah satu modal
untuk berfikir dan mengolah berbagai informasi secara terarah sehingga mampu menguasai lingkungan. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa perbedaan intelegensi seseorang akan berpengaruh pula terhadap tingkat pengetahuannya.
2 Faktor Eksternal
a Pendidikan
Pendidikan adalah suatu kegiatan atau proses pembelajaran untuk mengembangkan atau meningkatkan kemampuan tertentu sehingga
sasaran pendidikan itu dapat berdiri sendiri. Dan tingkat pendidikan turut pula menentukan mudah tidaknya seseorang
menyerap dan memahami pengetahuan yang mereka peroleh. Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu hasil peradapan bangsa
yang dikembangkan atas dasar pandangan hidup bangsa itu sendiri nilai dan norma masyarakat yang berfungsi sebagai filsafat
pendidikannya atau sebagai cita-cita dan pernyataan tujuan pendidikannya Ihsan, 2008 : 2.
b Pengalaman
Pengalaman merupakan sumber pengetahuan atau suatu cara untuk memperoleh kebenaran pengetahuan. Hal ini dapat dilakukan
dengan cara mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi pada masa yang lalu.
commit to user 14
c Informasi
Informasi akan memberi pengaruh pada pengetahuan seseorang. Meskipun seseorang mempunyai tindakan yang rendah tetapi jika
mendapatkan informasi yang benar dan baik dari berbagai media, maka hal ini dapat meningkatkan pengetahuan seseorang.
Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi penerimanya dan bermanfaat dalam mengambil
keputusan Darmawan, 2008. d
Lingkungan Lingkungan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
pengetahuan seseorang. Lingkungan memberikan pengaruh sosial pertama, dimana seseorang dapat mempelajari hal-hal yang baik
dan juga hal-hal yang buruk tergantung pada sifat kelompoknya. Dalam lingkungan seseorang akan memperoleh pengalaman yang
berpengaruh pada cara berfikir seseorang. e.
Kriteria Pengetahuan Pengetahuan dapat dikategorikan menjadi beberapa tingkat.
Beberapa ahli memberikan pengkategorian yang bervariasi, salah satunya adalah menurut Nursalam 2003 yang mengkategorikan pengetahuan
menjadi : 1
Kategori baik jika mendapat skor 76-100 dari skor maksimum. 2
Kategori cukup jika mendapat skor 56-75 dari skor maksimum. 3
Kategori kurang jika mendapat skor 56 dari skor maksimum.
commit to user 15
2. Konsep Sikap
a. Definisi Sikap
Sikap seseorang terhadap suatu obyek adalah perasaan mendukung atau memihak ataupun perasaan tidak mendukung terhadap objek tersebut.
Formulasi menurut Thrustone sikap adalah derajad afek positif atau afek negatif yang dikaitkan dengan suatu objek psikologis Azwar, 2008 : 5.
Sementara definisi lain sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu yang sudah melibatkan faktor
pendapat dan emosi yang bersangkutan senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-tidak baik, dan sebagainya Notoatmodjo, 2005 : 52.
Sikap merupakan organisasi pendapat, keyakinan seseorang mengenai objek atau situasi yang relatif ajeg, yang disertai adanya
perasaan tertentu, dan memberikan dasar kepada orang tersebut untuk membuat respons atau berperilaku dalam cara yang tertentu yang
dipilihnya Walgito, 2004 : 127. Sikap ialah suatu hal yang menentukan sifat, hakikat, baik
perbuatan sekarang maupun yang akan datang. Ahli psikologi Thomas memberi batasan sikap sebagai suatu kesadaran individu yang menentukan
perbuatan nyata ataupun yang mungkin akan terjadi di dalam kegiatan sosial. Dalam hal ini Thomas menyatakan bahwa sikap seseorang selalu
diarahkan terhadap suatu hal atau suatu objek tertentu. Tidak ada satu sikap yang tanpa objek Ahmadi, 2007.
commit to user 16
b. Komponen Pokok Sikap
Menurut Alport yang dikutip Notoatmodjo 2005 : 53 sikap terdiri dari 3 komponen pokok, yaitu 1 kepercayaan atau keyakinan, ide, dan
konsep terhadap obyek. Artinya, bagaimana keyakinan dan pendapat atau pemikiran seseorang terhadap objek, 2 Kehidupan emosional atau evaluasi
orang terhadap obyek. Artinya, bagaimana penilaian terkandung didalamnya faktor emosi orang tersebut terhadap objek, 3 Kecenderungan
untuk bertindak. Artinya, sikap merupakan komponen yang mendahului tindakan atau perilaku terbuka. Sikap adalah ancang-ancang untuk
bertindak atau berperilaku terbuka. c.
Faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Sikap Diantara berbagai faktor yang mempengaruhi pembentukan sikap
adalah pengalaman pribadi, kebudayaan, pengaruh orang lain yang dianggap penting, media massa, institusi atau lembaga pendidikan dan
lembaga agama serta faktor emosi dalam diri individu Azwar, 2008 : 31. 1
Pengalaman pribadi Apa yang kita alami akan membentuk dan mempengaruhi penghayatan
kita terhadap stimulus. Tanggapan akan menjadi dasar terbentuknya sikap. Untuk dapat mempunyai tanggapan dan penghayatan, seseorang
harus mempunyai pengalaman yang berkaitan dengan objek psikologis. Apakah penghayatan itu kemudian akan membentuk sikap positif
ataukah sikap negatif akan tergantung pada berbagai faktor lain. Akan tetapi Middlebrook seperti yang dikutip Azwar, 2008 mengatakan
commit to user 17
bahwa tidak adanya pengalaman sama sekali dengan sesuatu objek psikologis cenderung akan membentuk sikap negatif terhadap objek
tersebut. 2
Kebudayaan Kebudayaan dimana kita hidup dan dibesarkan mempunyai pengaruh
besar terhadap pembentukan sikap kita. Tanpa kita sadari, kebudayaan telah menanamkan garis pengarah sikap kita terhadap berbagai masalah.
Kebudayaan telah mewarnai sikap anggota masyarakatnya karena kebudayaan pulalah yang memberi corak pengalaman individu-individu
yang menjadi anggota kelompok masyarakat asuhannya. Hanya kepribadian individu yang kuat yang dapat memudarkan dominasi
kebudayaan dalam pembentukan sikap individual. 3
Pengaruh orang lain yang dianggap penting Orang lain disekitar kita merupakan salah satu diantara komponen sosial
yang dapat mempengaruhi sikap kita. Seseorang yang kita anggap penting bagi kita, seseorang yang kita harapkan persetujuannya bagi
setiap gerak-tindak dan pendapat kita, seseorang yang tidak ingin kita kecewakan, atau seseorang yang berarti khusus bagi kita, akan banyak
mempengaruhi pembentukan sikap kita terhadap sesuatu. Diantara orang yang biasanya dianggap penting bagi individu adalah orang tua,
orang yang status sosialnya lebih tinggi, teman sebaya, teman dekat, guru, teman kerja, isteri atau suami dan lain-lain. Pada umumnya
individu cenderung mempunyai sikap yang konformis atau searah
commit to user 18
dengan sikap orang yang dianggap penting. Kecenderungan ini antara lain dimotivasi oleh keinginan untuk berafiliasi dan keinginan untuk
menghindari konflik dengan orang yang dianggap penting tersebut. 4
Media massa Sebagai sarana komunikasi, media massa seperti televisi, radio, surat
kabar, majalah dan lain-lain mempunyai pengaruh dalam pembentukan opini dan kepercayaan orang. Dalam penyampaian informasi sebagai
tugas pokok, media masa membawa pesan sugesti yang dapat mengarahkan opini seseorang. Adanya informasi baru memberikan
landasan kognitif terbentuknya sikap. Pesan sugesti yang dibawa informasi apabila cukup kuat akan memberikan dasar afektif dalam
menilai suatu hal sehingga terbentuk arah sikap tertentu. 5
Institusi atau lembaga pendidikan dan lembaga agama Lembaga pendidikan serta agama mempunyai pengaruh dalam
pembentukan sikap karena keduanya meletakkan dasar pengertian dan konsep moral dalam diri individu. Pemahaman baik dan buruk, garis
pemisah sesuatu yang boleh dan tidak boleh dilakukan, diperoleh dari pendidikan dan keagamaan serta ajarannya. Dikarenakan konsep moral
dan ajaran agama sangat menentukan sistem kepercayaan, maka tidaklah mengherankan kalau pada gilirannya kemudian konsep tersebut
ikut berperan dalam menentukan sikap individu terhadap sesuatu hal. Apabila terdapat suatu hal yang bersifat kontroversial, pada umumnya
oarang akan mencari informasi lain untuk memperkuat posisi sikapnya,
commit to user 19
atau mungkin juga orang tersebut tidak mengambil sikap memihak. Dalam hal seperti itu, ajaran moral yang diperoleh dari lembaga
pendidikan atau dari agama seringkali menjadi determinan tunggal yang menentukan sikap.
6 Faktor emosi dalam diri individu
Tidak semua bentuk sikap ditentukan oleh situasi lingkungan dan pengalaman pribadi seseorang. Kadang-kadang suatu bentuk sikap
merupakan pernyataan yang didasari oleh emosi yang berfungsi sebagai semacam penyaluran frustasi atau pengalihan bentuk mekanisme
pertahanan ego. Sikap demikian dapat merupakan sikap yang sementara dan segera berlalu begitu frustasi telah hilang, akan tetapi dapat pula
merupakan sikap yang lebih persisten dan bertahan lama. d.
Konsep Tingkatan Sikap Menurut Notoatmojo 2003 sikap memiliki tingkat dari yang
terendah hingga yang tertinggi yaitu menerima. Pada tingkat ini individu ingin dan memperhatikan rangsangan stimulus yang diberikan. Merespons,
pada tingkat ini sikap individu dapat memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan dan menyelesaikan tugas yang di berikan. Menghargai, sikap
individu mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu masalah. Bertanggungjawab, sikap individu akan bertanggungjawab dan
siap menanggung resiko atas segala sesuatu yang telah dipilihnya Sunaryo, 2003 : 200.
commit to user 20
e. Pengukuran Sikap
Pengukuran sikap tidak dapat dilakukan secara cermat melalui cara penanyaan langsung maupun observasi tingkah laku. Metode pengukuran
sikap yang dianggap dapat diandalkan dan dapat memberikan penafsiran terhadap sikap manusia adalah pengukuran melalui skala sikap Azwar,
2008 : 87. Dilihat dari bentuknya, skala sikap tidak lain daripada kumpulan
pernyataan. Pernyataan sikap adalah rangkaian kalimat yang mengatakan sesuatu mengenai objek sikap yang diukur.
Suatu pernyataan sikap dapat berisi hal-hal positif mengenai objek sikap, yaitu berisi pernyataan yang mendukung atau memihak pada objek
sikap. Pernyataan ini disebut pernyataan yang mendukung. Sebaliknya suatu pernyataan sikap dapat pula berisi hal-hal negatif
mengenai objek sikap. Hal negatif dalam pernyataan sikap ini sifatnya tidak memihak atau tidak mendukung objek sikap, dan karenanya disebut dengan
pernyataan yang tidak mendukung Azwar, 2008 : 107. Lebih lanjut dijelaskan sebagai kumpulan pernyataan mengenai
sikap, maka suatu skala sikap hendaknya berisi sebagian pernyataan positif dan sebagian pernyataan negatif. Untuk membuat banyak pernyataan sikap,
penyusun skala harus merencanakan langkah penulisan pernyataan sesuai prosedur yang semestinya serta menuruti suatu kaidah penulisan pernyataan
yang jelas. Oleh karena itu perlu adanya perencanaan skala sikap.
commit to user 21
3. Konsep Persepsi
a. Pengertian
Persepsi menurut Potter Perry 2005, 309 merupakan pandangan pribadi atas apa yang terjadi .
b. Faktor yang Mempengaruhi Persepsi
Ada banyak faktor yang akan menyebabkan stimulus dapat masuk dalam rentang perhatian kita. Faktor penyebab ini dapat dibagi menjadi
dua bagian besar yaitu faktor eksternal dan faktor internal. Faktor eksternal meliputi kontras kontras warna, kontras ukuran, kontras bentuk, kontras
gerakan, perubahan intensitas intensitas suara, cahaya, pengulangan, sesuatu yang baru, sesuatu yang menjadi perhatian orang banyak. Faktor
internal pengalamanpengetahuan, harapan, kebutuhan, motivasi, emosi, budaya Notoatmodjo, 2005 : 104.
c. Penilaian Persepsi
Penilaian persepsi dapat menggunakan skala Likert dimana skala ini digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau
sekelompok kejadian atau gejala sosial Riduwan dan Sunarto, 2007 : 32. 4.
Konsep Angka Kecukupan Gizi a.
Pengertian Angka Kecukupan Gizi Angka kecukupan gizi AKG adalah penilaian untuk konsumsi
makanan energi dan zat gizi dan merupakan standar kecukupan yang dianjurkan atau
Recommended Dietary Allowance
RDA Supariasa, 2001 : 94.
commit to user 22
Menurut Hardinsyah dan Tampubolon kecukupan gizi adalah rata- rata asupan gizi harian yang cukup untuk memenuhi kebutuhan gizi bagi
hampir semua 97,5 orang sehat dalam kelompok umur, jenis kelamin dan fisiologis tertentu www.damandiri.or.id.
b. Pengukuran Angka Kecukupan Gizi
Pengukuran konsumsi makanan adalah suatu cara penentuan status gizi secara tidak langsung yang dapat dipakai sebagai bukti awal akan
terjadinya kekurangan gizi pada seseorang atau masyarakat Supariasa, 2001 : 94. Hasil pengukuran konsumsi makanan dapat dipakai untuk
berbagai macam tujuan antara lain : menentukan tingkat kecukupan konsumsi gizi masyarakat, sebagai dasar perencanaan program gizi,
pendidikan gizi dan sebagainya. Metode yang digunakan untuk pengukuran konsumsi ada yang
bersifat kualitatif seperti
dietary history
dan frekuensi makanan; serta bersifat kuantitatif seperti
recall
24 jam, penimbangan makanan,
food record
, pencatatan makanan,
food account
, dan metode inventaris. Masing-masing metode tersebut mempunyai keunggulan dan kelemahan
masing-masing sehingga sangat diperlukan pengujian presisi dan akurasi atau validitas dari metode yang dipilih.
Pengolahan dan analisis data hasil pengumpulan data konsumsi makanan memerlukan sejumlah daftar antara lain : Daftar Komposisi
Bahan Makanan DKBM, Daftar Kandungan Gizi Makanan Jajanan DKGJ, Daftar Koversi Mentah Masak DKMM, Daftar Konversi
commit to user 23
Penyerapan Minyak DKPM dan Daftar Ukuran Rumah Tangga DURT. Sedangkan untuk interpretasi data dibandingkan dengan AKG yang
berlaku untuk penduduk Indonesia yaitu hasil Widya Karya Nasional Pangan dan Gizi VI tahun 1998.
c. Standar Angka Kecukupan Gizi
Angka Kecukupan Gizi yang digunakan di Indonesia saat ini secara nasional adalah hasil Widyakarya Nasional Pangan dan Gizi VI tahun
1998. Daftar AKG yang dimaksud dapat dilihat pada lampiran. Dasar penyajian Angka Kecukupan Gizi AKG adalah : kelompok
umur, jenis kelamin, tinggi badan, berat badan dan aktivitas. Zat gizi yang terdapat pada AKG hanyalah zat gizi yang penting, antara lain : energi,
protein, vitamin A, tiamin, riboflavin, niasin, vitamin B
12
, asam folat, vitamin C, kalsium, fosfor, zat besi, zinc, yodium.
Macam Angka Kecukupan Gizi antara lain AKG tingkat nasional, AKG untuk kelompok rumah tangga, AKG untuk perorangan atau
individu. Pada penulisan ini pembahasan difokuskan pada AKG untuk perorangan atau individu Supariasa, 2001 : 113.
Apabila ingin melakukan perbandingan antara konsumsi zat gizi dengan keadaan gizi seseorang, biasanya dilakukan perbandingan
pencapaian konsumsi zat gizi individu tersebut terhadap AKG. Berhubung AKG yang tersedia bukan menggambarkan AKG individu, tetapi untuk
golongan umur, jenis kelamin, tinggi badan dan berat badan standar, menurut Darwin Karyadi dan Muhilal 1996, untuk menentukan AKG
commit to user 24
individu dapat dilakukan dengan melakukan koreksi terhadap BB berat badan nyata individuperorangan tersebut dengan BB standar yang ada
pada tabel AKG. Contoh perhitungan :
Misalnya diketahui BB seorang laki-laki usia 18 tahun adalah 45 kg. Berdasarkan hasil
recall
24 jam diketahui tingkat konsumsi energi sehari adalah 2750 kalori. Pada daftar AKG diketahui BB standar laki-laki usia
16-19 tahun adalah 56 kg dan AKG untuk energi adalah 2500 kalori. Jadi AKG energi laki-laki tersebut adalah :
45 kg AKG individu
= x
2500 kalori 56 kg
= 2009 kalori Pencapaian AKG Tingkat Konsumsi Energi individu tersebut adalah :
2750 kalori AKG Individu
= x 100 = 137
2009 kalori d.
Klasifikasi Tingkat Konsumsi Untuk klasifikasi dari tingkat konsumsi kelompokrumah tangga atau
perorangan belum ada standar. Berdasarkan Buku Pedoman Petugas Gizi Puskesmas, Depkes RI 1990 dalam Supariasa 2001 : 114, klasifikasi
tingkat konsumsi dibagi menjadi empat dengan
cut of point
masing- masing sebagai berikut :
1 Baik
: ≥100 AKG
2 Sedang
: 80-99 AKG
commit to user 25
3 Kurang
: 70-80 AKG 4
Defisit : 70 AKG
e. Metode Pengukuran Angka Kecukupan Gizi
Metode pengukuran Angka Kecukupan Gizi atau konsumsi makanan tingkat individu atau perorangan antara lain dengan
metode recall
24 jam. Prinsip dari
metode recall
24 jam, dilakukan dengan mencatat jenis dan jumlah bahan makanan yang dikonsumsi pada periode
24 jam yang lalu. Dalam metode ini, responden, ibu atau pengasuh bila anak masih kecil disuruh menceritakan semua yang dimakan dan
diminum selama 24 jam yang lalu kemarin. Biasanya dimulai sejak ia bangun pagi kemarin sampai dia istirahat tidur malam harinya, atau dapat
juga dimulai dari waktu saat dilakukan wawancara mundur ke belakang sampai 24 jam penuh. Misalnya, petugas datang pukul 07.00 ke rumah
responden, maka konsumsi yang ditanyakan adalah mulai pukul 07.00 saat itu dan mundur ke belakang pukul 07.00 pagi hari sebelumnya.
Wawancara dilakukan oleh petugas yang sudah terlatih dengan menggunakan kuesioner terstruktur.
Hal penting yang perlu diketahui adalah bahwa dengan
recall
24 jam data yang diperoleh cenderung lebih bersifat kualitatif. Oleh karena
itu, untuk mendapatkan data kuantitatif, maka jumlah konsumsi makanan idividu ditanyakan secara teliti dengan menggunakan alat URT sendok,
gelas, piring dan lain-lain atau ukuran lainnya yang biasa dipergunakan sehari-hari.
commit to user 26
Apabila pengukuran hanya dilakukan 1 kali 1x24 jam maka data yang diperoleh kurang repentatif untuk menggambarkan kebiasaan makan
individu. Oleh karena itu
recall
24 jam sebaiknya dilakukan berulang- ulang dan harinya tidak berturut-turut.
Beberapa penelitian mcnunjukan bahwa mininimal 2 kali
recall
24 jam tanpa berturut-turut dapat menghasilkan gambaran asupan zat gizi
lebih optimal dan memberi variasi yang lebih besar tentang intake harian individu Sanjur, 1997 dalam Supariasa 2001 : 94.
Langkah pelaksanaan
recall
24 jam pertama adalah petugas dan pewawancara menanyakan kembali dan mencatat semua makanan dan
minuman yang dikonsumsi responden dalam ukuran rumah tangga URT selama kurun waktu 24 jam yang lalu. Dalam membantu responden
mengingat apa yang dimakan, perlu diberi penjelasan waktu kegiatannya seperti waktu baru bangun, setelah sembahyang, pulang dari
sekolahbekerja, sesudah tidur siang dan sebagainya. Selain dari makanan utama, makanan kecil atau jajan juga dicatat. Termasuk makanan yang dia
makan diluar rumah seperti di restorant, di kantor, di rumah teman atau saudara. Untuk masyarakat perkotaan konsumsi tablet yang mengandung
vitamin dan mineral juga dicatat serta adanya pemberian tablet besi atau kapsul vitamin A.
Berikutnya petugas melakukan konversi dari URT ke dalam ukuran berat gram. Dalam menaksir kedalam ukuran berat gram pewawancara
menggunakan berbagai alat bantu seperti contoh ukuran rumah tangga
commit to user 27
piring, gelas, sendok, dan lain-lain atau model dari makanan. Makanan yang dikonsumsi dapat dihitung dengan alat bantu ini atau dengan
menimbang langsung contoh makanan yang akan dimakan berikut informasi tentang komposisi makanan jadi.
Dilanjutkan dengan menganalisis bahan makanan kedalam zat gizi dengan menggunakan Daftar Komposisi Bahan Makanan DKBM.
Kemudian membandingkan dengan Daftar Kecukupan Gizi yang Dianjurkan DKGA atau Angka Kecukupan Gizi AKG untuk Indonesia.
Agar wawancara berlangsung secara sistematis, perlu disiapkan kuesioner sebelumnya sehingga wawancara terarah menurut urut-urutan waktu dan
pengelompokan bahan makanan. Pengelompokan bahan makanan dapat berupa makanan pokok,
sumber protein nabati, sumber protein hewani, sayuran, buah-buahan, dan lain-lain. Contoh kuesioner
recall
24 jam dapat dilihat pada lampiran.
Metode recall
24 jam ini mempunyai beberapa kelebihan dan kekurangan. Kelebihannya antara lain mudah melaksanakan serta tidak terlalu
membebani responden, biaya relatif murah karena tidak memerlukan alat khusus dan tempat yang luas untuk wawancara. Cepat, sehingga dapat
mencakup banyak responden. Dapat digunakan untuk responden yang buta huruf. Dapat memberikan gambaran nyata yang benar-benar dikonsumsi
individu sehingga dapat dihitung intake zat gizi sehari. Kelemahannya antara lain tidak dapat menggambarkan asupan
makanan sehari-hari, bila hanya dilakukan
recall
satu hari. Juga
commit to user 28
ketepatannya sangat tergantung pada daya ingat responden. Oleh karena itu responden harus mempunyai daya ingat yang baik, sehingga metode ini
tidak cocok dilakukan pada anak di bawah usia 7 tahun, orang tua berusia diatas 70 tahun dan orang yang hilang ingatan atau orang yang pelupa.
Kecenderungan bagi resporden yang kurus untuk melaporkan konsumsinya lebih banyak dan bagi resporden yang gemuk cenderung
melaporkan lebih sedikit. Membutuhkan tenaga atau petugas terlatih dalam menggunakan alat bantu URT dan ketepatan alat bantu yang dipakai
menurut kebiasaan masyarakat. Pewawancara harus dilatih untuk dapat secara tepat menanyakan apa yang dimakan responden, dan mengenal cara
pengolahan makanan serta pola pangan daerah yang akan diteliti secara umum. Responden harus dimotivasi dan diberi penjelasan tujuan
penelitian. Untuk mendapat gambaran konsumsi makanan sehari-hari
recall
jangan dilakukan pada saat panen, hari pasar, hari akhir pekan, pada saat melakukan upacara keagamaan, selamatan dan lain-lain.
f. Angka Kecukupan Gizi Mempengaruhi Status Gizi Anak
Status gizi adalah ekspresi dari keadaan keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, contoh gondok endemik merupakan keadaan
tidak seimbangnya pemasukan dan pengeluaran yodium dalam tubuh Supariasa, 2002 : 18. Salah satu cara penilaian status gizi balita adalah
dengan pengukuran antropometri yang menggunakan indeks Berat Badan menurut Umur Dinkes Kediri, 2005.
commit to user 29
Pada dasarnya status gizi dipengaruhi dua faktor yaitu konsumsi makanan dan kesehatan. Konsumsi makanan meliputi faktor zat gizi dalam
makanan, ada tidaknya program pemberian makanan di luar keluarga, daya beli keluarga dan kebisaaan makan. Sedangkan faktor kesehatan meliputi
pemeliharaan kesehatan dan lingkungan fisik dan sosial Supariasa, 2002 : 20. Lebih jelasnya dapat digambarkan seperti dibawah ini.
Gambar 1. Faktor yang Mempengaruhi Status Gizi Supariasa, 2002 : 20
Sesuai bagan tersebut dapat dipahami status gizi dipengaruhi
langsung oleh kondisi kesehatan seseorang. Kondisi kesehatan dipengaruhi faktor daya beli keluarga terhadap makanan yang dikonsumsi setiap hari,
pemeliharaan kesehatan dan lingkungan fisik maupun sosial. Faktor lain adalah konsumsi makanan baik kualitas maupun kuantitasnya. Konsumsi
makanan dipengaruhi zat gizi dalam makanan, ada tidaknya program pemberian makanan di luar keluarga, dan kebisaaan makan keluarga.
Zat gizi dalam makanan
Ada tidaknya program pemberian makanan
di luar keluarga Kebisaaan makan
Konsumsi makanan
Daya beli keluarga Pemeliharaan kesehata
n
Lingkungan fisik dan sosial
Status Gizi
Kesehatan
commit to user 30
Sedangkan faktor yang mempengaruhi gizi kurang menurut Persagi 1999 dapat dijelaskan seperti bagan ini :
Gambar 2. Faktor Penyebab Gizi Kurang Supariasa, 2001 : 20
5. Hubungan Pengetahuan, Sikap, Persepsi dan Pemenuhan AKG
Pemenuhan AKG dalam kontek ini adalah perilaku dalam pemberian makanan agar anak tercukupi kebutuhan gizi berdasarkan umur dan jenis
kelamin. Dengan demikian dapat dikaji berdasarkan konsep perilaku, dimana
Gizi Kurang Asupan makanan
Penyakit Infeksi
Persediaan makanan
dirumah Pelayanan
kesehatan Perawatan
anak dan ibu hamil
Kemiskinan, kurang pendidikan, kurang
ketrampilan
Krisis ekonomi langsung
Penyebab langsung
Penyebab tidak
langsung
Pokok masalah
Akar masalah
commit to user 31
dalam konsep P-S-P pengetahuan-sikap-perilaku artinya perilaku terwujud didahului sikap dan sikap didahului pengetahuan Notoatmodjo, 2003.
Dalam kontek ini harus dipahami bahwa perilaku dipengaruhi banyak faktor lain selain pengetahuan maupun sikap. Hal ini dapat dilihat dari
berbagai pendapat atau teori perilaku yang dikemukakan beberapa ahli. Menurut L.W. Green perilaku dipengaruhi faktor predisposisi atau
faktor pendahulu seperti pengetahuan, sikap, nilai, persepsi, dan keyakinan, faktor pemungkin seperti sumberdaya, keterjangkauan, dan pendorong seperti
sikap dan keterampilan petugas kesehatan atau teman Notoatmodjo, 2003. Menurut Snehendu B.Karr perilaku seseorang dipengaruhi faktor niat
untuk bertindak, dukungan, informasi, kebebasan pribadi untuk mengambil keputusan dan situasi yang memungkinkan Notoatmodjo, 2005.
Sedangkan menurut tim kerja
WHO
, faktor yang mempengaruhui perilaku meliputi pemikiran dan perasaan, acuan atau referensi dari seseorang
yang dipercayai, sumber daya untuk berperilaku dan sosio budaya Suliha, 2007.
B. Penelitian Yang Relevan