Penentuan Kapasitas Adsorpsi dengan Variasi Ukuran Adsorben

27 Dari proses pencucian diperoleh bahwa untuk dapat menghilangkan kandungan mineral-mineral garam dan kotoran-kotaran yang ada pada pasir putih dibutuhkan 5 kali pencucian sampai pH pencucian konstan. Perlakuan pencucian sama untuk setiap variasi ukuran mesh dengan kondisi pH konstan pada pencucian ke-5 yaitu 6,9. Setelah proses pencucian selesai, pasir putih yang telah dipisahkan menurut ukurannya masing-masing dikeringkan di dalam oven dengan kondisi operasi pada suhu 60 o C. Tujuan dari proses pengeringan adalah untuk mengurangi kadar air yang ada pada pasir putih sampai pasir tersebut benar-benar kering dan mencapai kadar air tertentu Maulina, dkk., 2013. Gambar 4.2 Proses Pengeringan Adsorben Pasir Putih Dari proses pengeringan diperoleh hasil untuk sampel dengan ukuran 10 mesh membutuhkan waktu pengeringan selama 4 jam; untuk sampel dengan ukuran 20 mesh membutuhkan waktu pengeringan selama 5 jam; dan untuk sampel dengan ukuran 40 mesh membutuhkan waktu pengeringan selama 6 jam.

4.2 Penentuan Kapasitas Adsorpsi dengan Variasi Ukuran Adsorben

Variasi ukuran adsorben yang ada pada penelitian ini adalah 10 mesh, 20 mesh, dan 40 mesh. Proses adsorpsi berlangsung selama 2 jam dan 24 jam pada Universitas Sumatera Utara 28 kondisi batch. Tujuan penentuan kapasitas adsorpsi dengan variasi ukuran adsorben adalah untuk mengetahui besarnya penjerapan ion logam Cd 2+ oleh adsorben pasir putih pada variasi ukuran. Untuk menghitung jumlah ion Cd 2+ yang teradsorpsi dengan adsorben pasir putih dapat menggunakan persamaan berikut : 4.1 4.2 4.3 [14] Keterangan: q e = massa logam teradsorpsi pada kesetimbangan mgg q t = massa logam teradsorpsi pada waktu t mgg R = persentase adsorpsi logam C = konsentrasi awal logam mgL C t = konsentrasi logam pada waktu t mgL C e = konsentrasi logam kesetimbangan mgL V = volume larutan L w = massa adsorben g Universitas Sumatera Utara 29 Data kapasitas adsorpsi pasir putih pada variasi ukuran dapat dilihat pada Tabel A.3 Lampiran A dan pada Gambar 4.3 Gambar 4.3 Nilai Kapasitas Adsorpsi dengan Variasi Ukuran Adsorben pada Kecepatan Pengadukan 150 rpm dan Konsentrasi Larutan Cd 2+ 70 ppm Dari hasil analisa di atas dapat dilihat bahwa saat ukuran adsorben 40 mesh memiliki kapasitas adsorpsi yang terbesar pada waktu 2 jam dan 24 jam yaitu sebesar 0,2891 mgg dan 0,3034 mgg. Sedangkan saat ukuran adsorben 10 mesh memiliki kapasitas adsorpsi terkecil pada 2 jam dan 24 jam dengan kapasitas adsorpsi sebesar 0,2394 mgg dan 0,2617 mgg. Data hasil analisa di atas menunjukkan bahwa pada saat ukuran adsorben 40 mesh memiliki daya adsorpsi paling besar dibandingkan dengan ukuran 10 mesh dan 20 mesh. Hal ini disebabkan karena ukuran 40 mesh memiliki luas permukaan yang lebih besar dibandingkan dengan ukuran 10 mesh dan 20 mesh. Pasir di Indonesia memiliki luas permukaan yang cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisa penentuan besarnya luas permukaan pasir putih yang dilakukan di Laboratorium Micrometric Instrument, PT. Indonesia Asahan Aluminium PT. INALUM, diperoleh bahwa luas permukaan spesifik dari adsorben pasir putih adalah sebesar 368 cm 2 gram. Luas permukaan pasir putih Indonesia lebih besar daripada luas permukaan pasir putih yang terdapat di Negara Universitas Sumatera Utara 30 lain. Hal ini dapat dilihat pada luas permukaan spesifik pasir sungai di India yang diperoleh Thambavani 2014 [14], sebesar 76,75 cm 2 gram. Luas permukaan adsorben merupakan salah satu faktor penting yang berhubungan langsung dengan kemampuan adsorpsi dan dapat mempengaruhi kapasitas adsorpsi dari suatu adsorben terhadap zat-zat yang akan diserap adsorbat. Apabila suatu adsorben memiliki luas permukaan yang besar, maka luas bidang kontak antara adsorben dan adsorbat akan semakin besar pula, sehingga proses adsorpsi akan berlangsung maksimal [28]. Selain itu, semakin besarnya luas permukaan spesifik dari suatu adsorben, maka akan meningkatkan daya adsorpsinya [1]. Daya adsorpsi ditentukan oleh luas permukaan dari adsorben tersebut. Besarnya adsorpsi berbanding lurus dengan luas permukaannya. Apabila ukuran suatu adorben semakin kecil, maka luas permukaannya akan semakin besar. Semakin besar luas permukaan suatu adsorben, maka daya adsorpsinya akan semakin besar pula [29]. Proses adsorpsi dapat terjadi karena adanya Gaya Van der Waals yang dimiliki suatu adsorben yang terdapat pada molekulnya. Gaya Van der Waals tersebutlah yang menyebabkan molekul-molekul pada zat yang diadsorpsi dapat terserap pada permukaan adsorben. Apabila adsorbat dan permukaan adsorben hanya terikat pada permukaannya saja, maka dinamakan sebagai adsorpsi fisis atau adsorpsi Van der Waals [30]. Universitas Sumatera Utara 31

4.3 Penentuan Kapasitas Adsorpsi dengan Variasi Kecepatan Pengadukan