Pemeriksaan Bakteriologi Uji Tuberkulin

4. Nafsu makan tidak ada anoreksia atau berkurang, disertai gagal tumbuh failure to thrive. 5. Lesu atau malaise, anak kurang aktif bermain. 6. Diare persistenmenetap 2 minggu yang tidak sembuh dengan pengobatan baku diare.

2.5.2. Pemeriksaan Fisik

Pada pemeriksaan fisik pasien sering tidak menunjukkan suatu kelainan yang khas terutama pada kasus-kasus dini. Demam subfebris terjadi pada sebagian besar kasus. Pemeriksaan antropometri menunjukkan status gizi kurang. Temuan yang lebih spesifik dapat diperoleh jika TB mengenai organ tertentu, seperti gibus, kifosis, paraparesis, pada TB vertebra, dan pembesaran kelenjar getah bening multipel tanpa nyeri tekan pada TB kelenjar. Calistania dan Indawati, 2014

2.5.3. Pemeriksaan Bakteriologi

Diagnosis kerja TB biasanya dibuat berdasarkan gambaran klinis, uji tuberkulin, dan gambaran radiologis paru. Diagnosis pasti ditegakkan bila ditemukan kuman TB pada pemeriksaan mikrobiologis. Pemeriksaan mikrobiologis yang dilakukan terdiri dari dua macam, yaitu pemeriksaan mikroskopis apusan langsung untuk menemukan BTA dan pemeriksaan biakan kuman Mycobacterium tuberculosis Rahajoe dan Setyanto, 2010. Pemeriksaan di atas sulit dilakukan pada anak karena sulitnya mendapatkan spesimen berupa sputum. Sebagai gantinya dapat dilakukan beberapa teknik pemeriksaan lain seperti bilas lambung gastric lavage, apusan laring, isap trakea, dan bronkoskopi. Bilas lambung merupakan metode yang paling sering digunakan. Bilas lambung harus dilakukan 3 hari berturut-turut, minimal 2 hari, dilakukan dini hari dan pasien berpuasa serta berbaring terlentang Grossman, 2006; Rahajoe dan Setyanto, 2010. Hasil Pemeriksaan mikroskopik langsung pada anak sebagian besar negatif, sedangkan hasil biakan Mycobacterium tuberculosis memerlukan waktu Universitas Sumatera Utara yang lama yaitu sekitar 6-8 minggu. Saat ini ada pemeriksaan biakan yang hasilnya dapat diperoleh lebih cepat 1-3 minggu, yaitu pada medium cairan selektif dengan menggunakan nutrien radiolabel sistem radiometrik BACTEC, dan kerentanan obat dapat ditentukan dalam 3-5 hari tambahan Starke, 2012; Rahajoe dan Setyanto, 2010.

2.5.4. Uji Tuberkulin

Tuberkulin adalah komponen protein kuman TB yang mempunyai sifat antigenik yang kuat. Jika disuntikkan secara intrakutan kepada seseorang yang telah terinfeksi TB maka akan terjadi reaksi berupa indurasi di lokasi suntikan. Indurasi ini terjadi karena vasodilatasi lokal, edema, endapan fibrin, dan terakumulasinya sel-sel inflamasi di daerah suntikan. Ukuran indurasi dan bentuk reaksi tuberkulin tidak dapat menentukan tingkat aktivitas dan beratnya proses penyakit Rahajoe dan Setyanto, 2010. Uji tuberkulin cara Mantoux dilakukan dengan menyuntikkan 0,1 ml tuberkulin PPD Purified Protein Derivative secara intrakutan di bagian volar lengan dengan arah suntikan memanjang lengan longitudinal. Reaksi indurasi transversal diukur 48-72 jam setelah penyuntikan, apabila tidak ada indurasi ditulis dengan 0 mm. Uji tuberkulosis positif jika indurasi ≥10 mm, meragukan dan perlu diulang dalam jarak waktu minimal 2 minggu jika indurasi 5-9 mm, negatif jika indurasi 5mm. Hasil positif pada anak menunjukkan adanya infeksi TB. Akan tetapi, reaksi tuberkulin tidak digunakan untuk memantau pengobatan karena akan bertahan lama hingga bertahun-tahun, walaupun pasien sudah sembuh Calistania dan Indawati, 2014.

2.5.5. Pemeriksaan Radiologis