13
2.2.2 Kegunaan Net Interest Margin NIM
Kegunaan Net Interest Margin NIM menurut Koch dan Scott 2000 adalah sebagai berikut : “Net Interest Margin NIM penting untuk mengevaluasi
kemampuan bank dalam mengelola risiko terhadap suku bunga. Saat suku bunga berubah, pendapatan bunga dan biaya bunga bank akan berubah. Sebagai contoh
saat suku bunga naik, baik pendapatan bunga maupun biaya bunga akan naik karena beberapa aset dan liability bank akan dihargai pada tingkat yang lebih
tinggi.” Kegunaan Net Interest Margin NIM menurut Almilia dan Herdiningtyas
2005 adalah sebagai berikut : “Net Interest Margin NIM merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola aktiva produktifnya
untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih. Pendapatan bunga bersih diperoleh dari pendapatan bunga dikurangi beban bunga. Semakin besar rasio ini maka
meningkatnya pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank sehingga kemungkinan bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil.
Dari pernyataan diatas dapat disimpulkan bahwa kegunaan Net interest Margin NIM antara lain adalah untuk menilai kemampuan manajemen sebuah
bank dalam mengelola aktiva produktifnya untuk menghasilkan pendapatan bunga bersih.
2.3 Earning Per Share EPS 2.3.1 Pengertian Earning Per Share EPS
Darmaji dan Fakhruddin 2006: 195 mendefinisikan Laba Per lembar saham sebagai rasio yang menunjukkan bagian laba untuk setiap saham. Earning
Universitas Sumatera Utara
14 Per Share EPS menggambarkan profitabilitas perusahaan yang tergambar pada
setiap lembar saham. Semakin tinggi nilai Earning Per Share EPS tentu saja menyebabkan semakin besar laba dan kemungkinan peningkatan jumlah dividen
yang diterima pemegang saham. Hal ini akan menarik perhatian investor sehingga banyak investor membeli saham perusahaan tersebut yang akan berpengaruh
terhadap meningkatnya harga saham dan return saham yang akan meningkat pula. Husnan 2001:317 mengatakan bahwa jika kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan laba meningkat, maka harga saham akan meningkat. Dengan meningkatnya harga saham perusahaan, maka return saham yang akan diperoleh
investor juga akan semakin tinggi. Jika nilai Earning Per Share EPS naik maka harga saham mengalami kenaikan, return sahamnya juga mengalami kenaikan.
Pendapatan per saham Earning per shareEPS perusahaan biasanya menjadi perhatian pemegang saham pada umumnya atau calon pemegang saham
dan manajemen. Earning Per Share EPS menunjukkan jumlah uang yang dihasilkan return dari setiap lembar saham. Semakin besar nilai Earning Per
Share EPS, semakin besar keuntunganreturn yang diterima pemegang saham Alwi, 2003:77.
Menurut Fabozzi 2001:861 yang dialih bahasakan oleh Tim Penerjemah Salemba Empat bahwa “Earning per share adalah perbandingan antara laba yang
tersedia bagi pemegang saham biasa laba setelah pajak dikurangi dividen saham preferen dengan rata-rata tertimbang jumlah saham yang beredar selama periode
perhitungan yang dilakukan”. Dengan demikian, Earning Per Share EPS merupakan besaran pendapatan yang diterima oleh para pemegang saham dari
Universitas Sumatera Utara
15 setiap lembar saham biasa yang beredar dalam periode waktu tertentu.
Berdasarkan apa yang dijelaskan oleh Fabozzi mengenai earning per share, maka Peneliti menggunakan rumus sebagai berikut untuk menentukan besarnya Earning
Per Share EPS.
100 Beredar
Saham Jumlah
Bersih Laba
EPS x
=
Pada rumus di atas, dapat dikemukakan bahwa perhitungan menggunakan bagian laba khusus untuk pemegang saham biasa. Apabila tidak terjadi perubahan
jumlah saham beredar maka sebagai penyebut dalam persamaan tersebut adalah jumlah lembar saham biasa pada akhir tahun. Namun, apabila terdapat penerbitan
saham baru, pemecahan saham maka jumlah saham biasa sebagai penyebut adalah rata-rata tertimbang jumlah saham beredar.
Earning Per Share EPS
memiliki arti sangat penting bagi perusahaan karena menyangkut laba yang diperoleh oleh tiap
pemegang saham dalam perusahaan tersebut. Kebanyakan perusahaan menampilkan
Earning Per Share EPS
pada halaman depan laporan keuangannya untuk menarik perhatian calon investor dan juga agar investor yang telah terlebih dahulu
menanamkan modalnya di perusahaan tersebut tidak berpindah ke perusahan lain
.
2.3.2
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Earning Per Share EPS
Dalam menentukan sumber dana untuk menjalankan perusahaan, manajemen dituntut untuk mempertimbangkan kemungkinan perubahan dalam
struktur modal yang mampu memaksimumkan harga saham perusahaannya. Adapun faktor-faktor yang dapat mempengaruhi earning per share adalah :
Universitas Sumatera Utara
16 1. Penggunaan hutang
Dalam menentukan sumber dana untuk menjalankan perusahaan, manajemen dituntut untuk mempertimbangkan kemungkinan perusahaan dalam
struktur modal yang mampu memaksimumkan harga saham perusahaannya. Menurut Brigham dan Houston yang dialihbahasakan oleh Dodo Suharto dan
Herman Wibowo 2001:19 bahwa “Perubahan dalam penggunaan hutang akan mengakibatkan perubahan laba per lembar saham Earning Per Share EPS dan
karena itu, juga mengakibatkan perubahan harga saham”. Dari penjelasan tersebut terlihat bahwa perubahan penggunaan hutang, merupakan faktor yang
mempengaruhi tingkat besaran Earning Per Share EPS. Selain itu, seperti yang dikemukakan oleh Wild et al 2008:213 bahwa
“motivasi utama perusahaan memperoleh pendanaan usaha melalui utang adalah potensi biaya yang lebih rendah. Dari sudut pandang pemegang saham, utang
lebih murah dibandingkan dengan pendanaan ekuitas”. Pendapat tersebut didasarkan oleh karena bunga sebagian besar jumlahnya tetap, dan jika bunga
lebih kecil dari pengembalian yang diperoleh dari pendanaan utang, selisih lebih atas pengembalian akan menjadi keuntungan bagi investor ekuitas. Selain itu,
karena bunga merupakan beban yang dapat mengurangi pajak sedangkan dividen tidak, dampaknya adalah besarnya pajak yang ditanggung perusahaan akan
semakin kecil sebagai akibat dari penggunaan utang dalam struktur modal perusahaan sehingga pada akhirnya adalah terjadi kenaikan pada Earning Per
Share EPS. 2. Tingkat laba bersih sebelum bunga dan pajak EBIT
Universitas Sumatera Utara
17 Dalam memenuhi sumber dananya, manajemen pun dihadapkan pada
beberapa alternatif sumber pendanaan, apakah dengan modal sendiri atau dengan pinjaman modal asing. Menurut Sutrisno 2003:255 “Dalam memilih alternatif
sumber dananya tersebut, perlu diketahui pada tingkat profit sebelum bunga dan pajak EBIT= Earning Before Interest and Tax berapa apabila dibelanjai dengan
modal sendiri atau hutang menghasilkan Earning Per Share EPS yang sama”. Dari penjelasan tersebut dapat dikatakan bahwa tingkat laba bersih sebelum bunga
dan pajak EBIT merupakan faktor yang mempengaruhi besarnya laba per lembar saham.
2.4. Harga Saham 2.4.1 Pengertian Harga Saham