Hasil Kadar Air Hasil Kadar Abu Total

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tabel 4.5. Hasil Skrining Fitokimia Ekstrak Etanol Buah Cabe Jawa No. Pengujian Hasil Skrining Ekstrak Hasil Maserasi Ekstrak Hasil Sokletasi 1. Tes Mayer + + 2. Tes Dragendorff + + Skrining fitokimia golongan alkaloid yang dilakukan terhadap ekstrak etanol 95 buah cabe jawa Piperis retrofracti fructus didapat hasil positif untuk golongan alkaloid. Pengujian yang dilakukan yaitu tes Mayer didapat endapan warna putih dan tes Dragendorf didapat endapan warna merah bata. Bedasarkan hasil pemeriksaan skrining fitokimia ekstrak etanol 95 buah cabe jawa Piperis retrofracti fructus dari ekstrak hasil maserasi dan hasil sokletasi termasuk golongan alkaloid, seperti tertera pada Lampiran 11.

4.7. Hasil Kadar Air

Tujuannya yaitu untuk memberikan batasan minimal atau rentang tentang besarnya kandungan air didalam bahan Depkes RI, 2000. Kadar air ditetapkan untuk menjaga kualitas ekstrak ekstrak etanol 95 buah cabe jawa Piperis retrofracti fructus. Hasil kadar air ekstrak etanol 95 buah cabe jawa Piperis retrofracti fructus didapat pada Tabel 4.6. Tabel 4.6. Hasil Kadar Air Hasil Ekstrak Berat Awal gram Berat Akhir gram Kadar Air Maserasi 1,0064 0,8479 15,7492 Sokletasi 1,0013 0,8438 15,7295 Menurut Voigt 2005 range kadar air tergantung terhadap jenis ekstrak yaitu ekstrak kering kadar air 10, ekstrak kental 5-30, ekstrak cair 30. Syarat untuk kadar air ekstrak buah cabe jawa Piperis retrofracti fructus menurut Farmakope Herbal 2009 yaitu tidak lebih dari 12 , dari hasil ini menunjukkan kadar air dalam ekstrak etanol 95 buah cabe jawa Piperis retrofracti fructus yang telah diuapkkan pelarut etanol 95 dengan alat rotari UIN Syarif Hidayatullah Jakarta evaporator pada suhu 50 C yaitu hasil ekstraksi secara maserasi adalah 15,7492 sedangkan ekstrak etanol 95 buah cabe jawa Piperis retrofracti fructus hasil ekstraksi sokletasi adalah 15,7295. Hasil tersebut menunjukkan bahwa kadar air ekstrak etanol 95 buah cabe jawa Piperis retrofracti fructus hasil maserasi maupun hasil sokletasi telah melebihi batas yang disyaratkan pada literatur Farmakope Herbal 2009. Kadar air merupakan salah satu parameter penting yang menentukan daya tahan produk pangan dan terkait dengan aktivitas mikroorganisme selama penyimpanan. Produk yang mempunyai kadar air yang tinggi lebih mudah rusak karena produk tersebut dapat menjadi media yang kondusif bagi pertumbuhan mikroorganisme. Produk dengan kadar air rendah relatif lebih stabil dalam penyimpanan jangka panjang dari pada produk yang berkadar air tinggi Pardede et al., 2013.

4.8. Hasil Kadar Abu Total

Pada tahap ini ekstrak etanol 95 buah cabe jawa Piperis retrofracti fructus dipanaskan pada suhu 625 C hingga senyawa organik serta turunannya terdestruksi dan menguap sampai tinggal unsur mineral dan anorganik saja. Abu adalah zat anorganik sisa hasil pembakaran suatu bahan organik. Penentuan kadar abu total bertujuan untuk memberikan gambaran kandungan mineral internal dan eksternal yang berasal dari proses awal sampai terbentuknya ekstrak Depkes RI, 2000. Hasil kadar abu ekstrak etanol 95 buah cabe jawa Piperis retrofracti fructus total dapat dilihat pada Tabel 4.7. Tabel 4.7. Hasil Kadar Abu Total Hasil Ekstrak Berat Cawan kosong gram Berat Sampel gram Berat Cawan+Ekstrak Setelah Pemijaran gram Berat Abu gram Kadar Abu Total Maserasi 23,8643 1 23,9155 0,0512 5,12 Sokletasi 23,3649 1,0015 23,4013 0,0364 3,63 Besarnya kadar abu total ekstrak etanol 95 buah cabe jawa Piperis retrofracti fructus hasil maserasi dan hasil sokletasi menunjukkan bahwa sisa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta anorganik yang terdapat dalam ekstrak etanol 95 buah cabe jawa Piperis retrofracti fructus hasil maserasi sebesar 5,12 sedangkan pada ekstrak etanol 95 buah cabe jawa Piperis retrofracti fructus hasil sokletasi yaitu 3,63. Hasil tersebut menunjukkan perbedaan kadar abu total ekstrak etanol 95 buah cabe jawa Piperis retrofracti fructus dari hasil ekstraksi maserasi dan sokletasi. Syarat untuk kadar abu total untuk ekstrak etanol 95 buah cabe jawa Piperis retrofracti fructus menurut Farmakope Herbal 2009 yaitu tidak lebih dari 1,0, hasil tersebut menunjukkan kadar abu total dalam ekstrak etanol 95 buah cabe jawa Piperis retrofracti fructus hasil ekstraksi secara maserasi dan sokletasi melebih batas yang disyaratkan. Kadar abu ekstrak etanol 95 buah cabe jawa Piperis retrofracti fructus hasil ekstraksi maserasi lebih tinggi dibandingkan hasil sokletasi, hal tersebut dikarenakan pada metode ekstraksi maserasi terjadi perendaman simplisia buah cabe jawa Piperis retrofracti fructus selama 4 hari sehingga banyak logam- logam yang ikut tersari, sedangkan pada metode ekstraksi sokletasi penyariannya hanya dilakukan satu hari. Kadar abu menunjukkan oksida logam dan mineral yang terdapat pada suatu bahan. Tingginya kadar abu suatu bahan mengidentifikasikan tingginya oksida logam dan mineral yang terdapat dalam bahan tersebut. Abu yang terbentuk merupakan oksida-oksida logam atau logam yang terbakar Lesbani et al, 2011.

4.9. Kadar Abu Tidak Larut Asam