commit to user
1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Streptococcus sp. adalah salah satu patogen yang paling sering menginfeksi manusia Brooks et al., 2002. Tidak ada alat tubuh atau jaringan
dalam tubuh manusia yang betul-betul kebal terhadap infeksi Streptococcus. Bakteri ini dapat menyebabkan penyakit epidemik antara lain scarlet fever,
erisipelas, faringitis, febris puerpuralis, rheumatic fever, dan bermacam- macam penyakit lainnya Warsa, 1994.
Radang kerongkongan faringitis merupakan suatu penyakit yang hampir semua orang pernah merasakannya Warsa, 1994. Nyeri kerongkongan
merupakan gejala yang sering dikeluhkan akibat adanya kelainan atau peradangan di daerah kerongkongan faring. Infeksi St
reptococcus β hemolyticus merupakan penyebab faringitis akut pada orang dewasa 15
dan pada anak 30 Rusmarjono dan Soepardi, 2008. Penanganan tonsilo-faringitis akut harus dilakukan sesegera mungkin
untuk mencegah terjadinya komplikasi, misalnya otitis media akut, abses peritonsil, abses parafaring, toksemia, septikemia, dan lain sebagainya
Rusmarjono dan Soepardi, 2008. Penderita faringitis Streptococcus yang berat juga memiliki kemungkinan lebih besar terkena demam rematik.
Penyakit ini merupakan sequel paling berbahaya infeksi Streptococcus hemolitik, karena merusak otot dan katup jantung Brooks et al., 2002.
Serangan pertama dari jantung rematik hanya menimbulkan sedikit kerusakan pada jantung, tetapi kerusakan terus bertambah pada serangan-serangan
berikutnya Warsa, 1994. Angka kematian setelah serangan pertama sekitar 1-2. Penyakit jantung rematik persisten dengan kardiomegali, gagal
jantung, dan perikarditis mempunyai prognosis yang buruk Massie et al., 2001.
commit to user
2 Selama hampir lima dekade, penisilin telah menjadi obat pilihan untuk
mengobati faringitis Streptococcus, sedangkan pasien dengan alergi penisilin disarankan mendapat pengobatan dengan eritromisin antibiotik golongan
makrolid Hayes; Williamson, 2001. Umumnya Streptococcus β
hemolyticus masih sensitif terhadap antibiotik penisilin Albrich et al., 2004. Namun, penelitian-penelitian yang dilakukan lebih dari 40 tahun belakangan
ini melaporkan bahwa penisilin V memiliki angka kegagalan 5 sampai 15 persen dalam pengobatan klinis faringitis Streptococcus Pichero, 1996.
Strain Streptococcus β hemolyticus yang resisten terhadap antibiotik makrolid
juga telah banyak dilaporkan. Albrich et al., 2004. Mendorong produk alternatif pengganti yang lebih poten, murah, memiliki efek samping yang
kecil, dan tersedia secara kontinu sehingga resistensi bisa diatasi. Pemanfaatan bahan alam sebagai obat tradisional di Indonesia akhir-akhir
ini meningkat, bahkan beberapa bahan alam telah diproduksi di pabrik dalam skala besar. Pacar kuku Lawsonia inermis Linn. adalah salah satu tanaman
yang memiliki sifat menyembuhkan dan sekarang menjadi subyek penelitian yang luas, salah satunya adalah untuk dikembangkan sebagai agen
antimikroba yang baru Azaizeh et al., 2003. Kandungan utama pada pacar kuku, yaitu Lawsone 2-hydroxy-1,4-
napthoquinone memiliki struktur kimia yang hampir sama dengan struktur kimia yang terkandung dalam antibiotik nanomycin dan golongan
anthracyclin daunomycin dan adriamycin yang memiliki struktur kimia 5- hydroxy-1,4-napthoquinone. Senyawa yang serupa dengan Lawsone juga
digunakan untuk menghambat efek patogen pada infeksi nosokomial saluran kencing Bhuvaneswari et al., 2002. Lawsone juga dikatakan memiliki
aktivitas tuberkulostatis Tripathi et al., 1958. Mekanisme daya antibakteri lawsone diperkirakan karena adanya hidroksil-hidroksil bebas dari Lawsone
yang dapat menempel pada lokasi enzim bakteri dan membuat bakteri tersebut menjadi tidak aktif Al-Rubiay K. K. et al., 2008.
commit to user
3 Selain Lawsone, kandungan lain dari ekstrak daun pacar kuku juga dapat
berperan sebagai antibakteri. Quinone 1,4-napthoquinone mempunyai daya penghambat pertumbuhan bakteri dengan jalan menghambat secara
kompetitif transpor elektron bakteri Ryu; Kim, 1992. Flavonoid berfungsi sebagai antibakteri dengan cara membentuk senyawa kompleks terhadap
protein extraseluler yang mengganggu integritas membran sel bakteri Safithri, 2005. Tanin mempunyai daya antibakteri dengan cara
mempresipitasi protein, karena diduga tanin mempunyai efek yang sama dengan senyawa fenolik Ajizah A., 2004.
Djamil M. S. 2009 melaporkan bahwa daun pacar kuku terbukti ampuh melawan bakteri Streptococcus sanguinis, menurunkan konsentrasi plak gigi,
tidak bersifat toksik pada manusia, dan menyembuhkan ginggivitis. Pacar kuku juga telah diamati ampuh terhadap Streptococcus mutans yang sering
mengakibatkan karies gigi Ibrahim E. P., 2008. Penelitian lain yang dilakukan oleh Muhammad H. S. dan Muhammad S. 2005 menunjukkan
bahwa ekstrak air daun pacar kuku kadar 80 dapat menghambat Streptococcus dengan diameter hambat rata-rata 23 mm. Habbal et al. 2007
menyebutkan bahwa jamu-jamuan yang dibuat dengan cara merebus daun pacar kuku telah lama digunakan sebagai obat kumur pada sakit
kerongkongan di India. Berdasarkan hasil penelitian sebelumnya dan bukti-bukti empiris, penulis
menemukan adanya indikasi pacar kuku mempunyai daya antibakteri. Untuk itu, penulis tertarik melakukan penelitian tentang daya antibakteri ekstrak
daun Lawsonia inermis L. terhadap bakteri Streptococcu s β hemolyticus
secara In vitro.
commit to user
4
B. Perumusan Masalah