Kerusakan ringan HASIL DAN PEMBAHASAN

Dari data di atas dapat diketahui walaupun bagian pohon Pinus tidak berpengaruh nyata terhadap penyebaran kutu lilin, dapat dilihat bahwa kutu lilin dari semua fase telur, nimfa, dan imago pada pohon Pinus dengan kerusakan berat lebih banyak terdapat di bagian atas pohon pucuk. Terdapat sekitar 42 telur, 94 nimfa, dan 446 imago pada bagian atas pohon. Hal tersebut dikarenakan bagian pucuk pohon banyak terdapat sel-sel yang masih muda, yang merupakan makanan dari kutu lilin. Menurut Perum Perhutani Cepu 2008, hama kutu lilin menyerang tanaman Pinus merkusii semua tingkatan umur, mulai umur 1 tahun sampai dengan tegakan akhir daur. Kutu ini mengisap cairan pohon, terutama di pucuk-pucuk ranting tajuk pinus.

4.2. Kerusakan ringan

Kerusakan ringan tanaman pinus berbeda dengan kerusakan berat. Hasil penelitian di laboratorium menunjukkan jumlah masing-masing stadia berdasarkan 4 arah mata angin dan bagian yang diamati berbeda baik pada arah, bagian maupun jika dibandingkan dengan tingkat kerusakan berat. Hasil rekapitulasi rata-rata jumlah telur, nimfa dan imago hama kutu lilin berdasarkan 4 arah mata angin dan berdasarkan bagian yang diamati pada kondisi kerusakan ringan disajikan pada Tabel 6 dan Tabel 7. Tabel 6. Rata-rata jumlah telur, nimfa dan imago hama kutu lilin berdasarkan 4 arah arah mata angin pada kondisi kerusakan ringan. Arah Stadia hama kutu lilin Pineus boerneri Telur Nimfa Imago Utara 29.03 36,93 135.23 Selatan 61.43 66,57 257.33 Timur 46.43 71,33 263.90 Barat 21.47 37,67 147.53 Tabel 7. Rata-rata jumlah telur, nimfa dan imago hama kutu lilin berdasarkan bagian yang diamati pada kondisi kerusakan ringan. Bagian Stadia hama kutu lilin Pineus boerneri Telur Nimfa Imago Atas 42.63 41.35 163.10 Tengah 39.85 53.87 214.73 Bawah 36.30 64.15 225.18 Berdasarkan hasil penelitian di laboratorium, jumlah telur berdasarkan 4 arah mata angin pada tingkat kerusakan ringan kondisinya hampir sama dengan tingkat kerusakan berat yaitu tidak terdapat perbedaan yang nyata. Pada stadia nimfa dan imago hasilnya berbeda nyata berdasarkan 4 arah mata angin dan berdasarkan bagian yang diamati. Perbandingan jumlah masing-masing stadia hama kutu lilin berdasarkan 4 arah mata angin pada tingkat kerusakan ringan disajikan pada Gambar 3. Gambar 3. Diagram perbandingan jumlah masing-masing stadia berdasarkan 4 arah mata angin pada tingkat kerusakan ringan. Berdasarkan hasil sidik ragam rata-rata jumlah telur hama kutu lilin berdasarkan 4 arah mata angin pada kerusakan ringan tidak berbeda nyata pada selang kepercayaan 95 . Hasil sidik ragam rata-rata jumlah telur hama kutu lilin berdasarkan 4 arah mata angin pada kerusakan ringan disajikan pada Lampiran 2. Sedangkan berdasarkan hasil sidik ragam rata-rata jumlah nimfa dan imago hama kutu lilin berdasarkan 4 arah mata angin pada kerusakan ringan berbeda nyata pada selang kepercayaan 95 . Hasil analisis sidik ragam disajikan pada Lampiran 2. Selain itu pada stadia nimfa interaksi antara faktor arah dan bagian juga berbeda nyata pada selang kepercayaan 98 sehingga dilakukan uji lanjut Duncan kombinasi terhadap kedua faktor tersebut. Berbeda dengan tingkat kerusakan berat, pada tingkat kerusakan ringan ini parameter berdasarkan bagian yang diamati ada yang berbeda nyata. Hasil rekapitulasi uji lajut Duncan terhadap rata-rata jumlah masing-masing stadia berdasarkan 4 arah mata angin dan bagian yang diamati pada kondisi tingkat kerusakan ringan disajikan pada Tabel 8 dan Tabel 9. Tabel 8. Hasil uji lanjut Duncan rata-rata jumlah masing-masing stadia berdasarkan 4 arah mata angin pada tingkat kerusakan ringan. Arah Stadia hama kutu lilin Pineus boerneri Telur Nimfa Imago Utara 29.03 b 36.93 b 135.23 b Selatan 61.43 a 66.57 a 257.33 a Timur 46.43 ab 71.33 a 263.90 a Barat 21.47 b 37.67 b 147.53 b Keterangan : huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata berdasarkan uji lanjut Duncan pada selang kepercayaan 95. Tabel 9. Hasil uji lanjut Duncan rata-rata jumlah masing-masing stadia berdasarkan bagian yang diamati pada tingkat kerusakan ringan. Bagian Stadia hama kutu lilin Pineus boerneri Telur Nimfa Imago Atas 42.63 a 41.35 b 163.10 b Tengah 39.85 a 53.87 ab 214.73 ab Bawah 36.30 a 64.15 a 225.18 a Keterangan : huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata berdasarkan uji lanjut Duncan pada selang kepercayaan 95. Berdasarkan data dan hasil uji lanjut Duncan serangan kutu lilin pada pohon Pinus dengan kerusakan ringan diketahui hampir sama dengan serangan kutu lilin pada pohon Pinus dengan kerusakan berat, dimana pada fase nimfa dan imago tersebar dominan pada bagian timur dan selatan tegakan. Angin Munsoon Barat mempengaruhi penyebaran kutu lilin di bagian selatan. Akan tetapi jika membandingkan jumlah telur kutu lilin yang berada pada pohon Pinus dengan kerusakan berat dan kerusakan ringan, jumlahnya akan lebih banyak pada pohon Pinus dengan kerusakan ringan. Hal tersebut diduga karena pada pohon Pinus masih banyak terdapat tajuk hidup sebagai proteksi terhadap telur-telur tersebut dari gangguan luar, baik oleh angin maupun oleh serangga lainnya. Tingkat kerusakan ringan dan berat berdasarkan 4 arah mata angin dan bagian yang diamati mempunyai perbedaan hasil pada stadia telur, nimfa dan imago. Stadia telur menunjukkan hasil yang tidak berbeda nyata antara tingkat kerusakan ringan dan berat berdasarkan arah dan bagian yang diamati pada selang kepercayaan 95 . Sedangkan pada stadia nimfa dan imago rata-rata jumlahnya berbeda nyata antara tingkat kerusakan ringan dengan tingkat kerusakan berat serta pada 4 arah mata angin pada selang kerpercayaan 95 . Hasil sidik ragam gabungan masing-masing stadia disajikan pada Lampiran 3. Hasil penelitian dan rekapitulasi menunjukkan pada tingkat kerusakan berat rata-rata jumlah nimfa dan imagonya lebih banyak daripada tingkat kerusakan ringan, sebaliknya terjadi pada stadia telur. Perbandingan rata-rata jumlah masing- masing stadia pada tingkat kerusakan ringan dan kerusakan berat disajikan pada Gambar 3. Dari hasil sidik ragam gabungan antara tingkat kerusakan ringan dan kerusakan berat, hanya pada stadia telur yang hasilnya tidak berbeda nyata. Stadia nimfa dan imago menunjukkan hasil yang berbeda nyata pada selang kepercayaan 95 . Hasil uji lanjut Duncan gabungan antara tingkat kerusakan ringan dan berat disaijak pada Tabel 10, Tabel 11 dan Tabel 12. Tabel 10. Hasil uji lanjut Duncan gabungan rata-rata jumlah masing-masing stadia berdasarkan 4 arah mata angin pada tingkat kerusakan ringan dan tingkat kerusakan berat. Arah Stadia hama kutu lilin Pineus boerneri Telur Nimfa Imago Utara 33.87 ab 51.19 b 231.70 b Selatan 49.02 a 88.52 a 384.11 a Timur 39.63 ab 65.56 b 336.96 a Barat 24.72 b 47.61 b 229.54 b Keterangan: huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata berdasarkan uji lanjut Duncan pada selang kepercayaan 95. Tabel 11. Hasil uji lanjut Duncan gabungan rata-rata jumlah masing-masing stadia berdasarkan bagian yang diamati pada tingkat kerusakan ringan dan kerusakan berat. Bagian Stadia hama kutu lilin Pineus boerneri Telur Nimfa Imago Atas 42.53 a 64.86 a 288.94 a Tengah 34.37 a 59.11 a 302.88 a Bawah 33.53 a 65.68 a 294.92 a Keterangan : huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata berdasarkan uji lanjut Duncan pada selang kepercayaan 95. Tabel 12. Hasil uji lanjut Duncan gabungan rata-rata jumlah masing-masing stadia pada tingkat kerusakan ringan dan kerusakan berat. Tingkat Kerusakan Stadia hama kutu lilin Pineus boerneri Telur Nimfa Imago Ringan 39.59 a 53.13 b 201.00 b Berat 33.33 a 75.83 a 413.80 a Keterangan : huruf yang berbeda menunjukkan pengaruh yang berbeda nyata berdasarkan uji lanjut Duncan pada selang kepercayaan 95. Gambar 4. Diagram perbandingan jumlah masing-masing stadia pada tingkat kerusakan ringan dan kerusakan berat. Berdasarkan data dan hasil uji lanjut Duncan di atas dapat diketahui bahwa faktor yang mempengaruhi alur penyebaran kutu lilin adalah arah angin, sedangkan bagian pohon atas, tengah, bawah tidak mempengaruhi penyebaran kutu lilin, dimana kutu lilin tersebar merata pada semua bagian pohon. Menurut Sukopramono 2010, penyebaran kutu dapat disebabkan oleh angin, terbawa bibit, terbawa orang, maupun terbawa serangga lain dan terbawa burung. Keberadaan kutu yang cukup tinggi dan bersifat polifag mempunyai potensi menyebar yang sangat cepat. Disamping itu, dari sifat biologisnya yang merusak tanaman dengan cara menghisap cairan tanaman serta mengeluarkan racun, mengakibatkan terjadinya khlorosis, kerdil, malformasi daun, daun muda dan buah rontok, banyak menghasilkan eksudat berupa embun madu sampai menimbulkan kematian tanaman. Dengan demikian kutu putih ini memiliki potensi dapat merugikan ekonomis yang cukup tinggi. Untuk serangan pada tegakan pohon besar, indikasi serangan dapat diamati secara okuler dengan perubahan warna dan kelebatan tajuk pohon. Tajuk pohon yang sehat berwarna hijau dan segar, sedangkan tajuk pohon pinus yang sakit terserang berwarna hijau kusam, kekuningan. Tajuk pohon yang terserang juga berubah menjadi tipis akibat daun-daun yang rontok.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Dokumen yang terkait

Pendugaan Karbon Tersimpan pada Tegakan Pinus (Pinus merkussii) dan Ekaliptus (Eucalyptus sp) di Taman Hutan Raya Bukit Barisan Kabupaten Karo

2 44 58

Erosi di Areal Tumpangsari Tegakan Pinus merkusii Jungh. et De Vriese Umur 1 Tahun (Studi Kasus di KPH Tasikmalaya, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat)

0 11 86

Analisis harga pokok produksi dan harga jual dasar kayu bulat pinus (Pinus merkusii) di PT Perhutani (Studi kasus di KPH Bandung Selatan Dan KPH Sumedang PT Perhutani Unit III Jawa Barat)

0 19 88

Pengujian ketelitian penggunaan tabel tegakan pinus, Pinus merkusii Jungh. et de Vriese di KPH Cianjur Perum Perhutani Unit III

0 9 57

Analisis prospek kelas perusahaan pinus, Pinus merkusii Jungh.et de Vriese di KPH Cianjur Perum Perhutani Unit III, Jawa Barat dan Banten

3 42 97

Pendugaan Potensi Simpanan Karbon Pada Tegakan Pinus (Pinus merkusii Jungh. Et de Vriese) di KPH Cianjur Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten (Journal)

0 31 5

Pendugaan potensi serapan karbon pada tegakan pinus di KPH Cianjur Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten

0 5 42

Pendugaan potensi simpanan karbon pada tegakan Pinus (Pinus merkusii Jungh. et de Vriese) di KPH Cianjur, Perum Perhutani Unit III Jawa Barat dan Banten

0 2 147

Pengaruh Serangan Kutulilin Pinus (Pineus boerneri) Terhadap Kualitas Getah Tusam (Pinus merkusii Jungh, at de Vriese)

0 4 50

Analisis harga pokok produksi dan harga jual dasar kayu bulat pinus (Pinus merkusii) di PT Perhutani (Studi kasus di KPH Bandung Selatan Dan KPH Sumedang PT Perhutani Unit III Jawa Barat)

0 2 78