lingkungannya serta dipengaruhi dengan
adanya laju perpindahan mangsa dari zona dilindungi ke zona tidak dilindungi
�
2
, kemudian populasi mangsa pada zona tidak
dilindungi ini akan mengalami penurunan populasi
dengan adanya
perpindahan mangsa dari zona tidak dilindungi ke zona
dilindungi �
1
dan dengan adanya interaksi antara mangsa pada zona tidak dilindungi
dengan pemangsa yang dapat menyebabkan kematian dari mangsa pada zona tidak
dilindungi �
1
. Perubahan laju populasi mangsa yang ada pada zona dilindungi
dipengaruhi oleh laju pertumbuhan intrinsik dari mangsa tersebut dengan daya dukung
lingkungannya serta dipengaruhi dengan laju perpindahan mangsa dari zona tidak
dilindungi ke zona dilindungi
�
1
, kemudian populasi mangsa pada zona ini akan
mengalami penurunan populasi dengan adanya perpindahan mangsa dari zona
dilindungi ke zona tidak dilindungi �
2
. Sedangkan untuk perubahan laju populasi
pemangsa dipengaruhi oleh besarnya laju interaksi antara mangsa dan pemangsa
�
2
, kemudian populasi dari pemangsa akan
mengalami kematian secara alami �
. Sehingga
model persamaan
untuk pemangsa
sangat bergantung
pada mangsanya adalah sebagai berikut :
� ��
= � 1 − − �
1
+ �
2
− �
1 �
��
= 1 − + �
1
− �
2
,
� ��
= �
2
− � ,
3.2 0 ≥ 0, 0 ≥ 0, 0 ≥ 0.
dengan �, , , , �
1
, �
2
, �
, �
1
, �
2
3.3 Model Sistem Mangsa - Pemangsa Pada Saat Pemangsa Tidak Sangat
Bergantung
Pada Mangsanya
Model 2.
Spesies mangsa merupakan sumber makanan bagi pemangsa. Namun pada kasus
ini, pemangsa tidak begitu bergantung pada mangsa yang ada dikarenakan pada model
ini terdapat jenis spesies mangsa lain yang dapat dijadikan sumber makanan lain bagi
pemangsa demi kelangsungan hidupnya.
Pada Gambar 3 dapat dilihat skema diagram model matematika untuk model
mangsa-pemangsa pada saat pemangsa tidak sangat bergantung pada mangsanya.
Gambar 3 Skema model mangsa-pemangsa pada saat pemangsa tidak sangat
bergantung pada mangsanya Dari Gambar 3 terlihat bahwa, perubahan
laju populasi mangsa yang ada pada zona tidak dilindungi
dipengaruhi oleh laju pertumbuhan intrinsik dari mangsa pada
zona tidak dilindungi � dengan daya dukung
lingkungannya serta dipengaruhi dengan
adanya laju perpindahan mangsa dari zona dilindungi ke zona tidak dilindungi
�
2
, kemudian populasi mangsa pada zona ini
akan mengalami penurunan populasi dengan adanya perpindahan mangsa dari zona tidak
dilindungi ke zona dilindungi �
1
dan dengan adanya interaksi antara mangsa pada zona
tidak dilindungi dan pemangsa yang dapat menyebabkan kematian dari mangsa pada
zona tidak dilindungi �
1
. Perubahan laju populasi mangsa pada zona dilindungi
dipengaruhi oleh laju pertumbuhan intrinsik dari mangsa tersebut dengan daya dukung
lingkungannya serta dipengaruhi dengan laju perpindahan mangsa dari zona tidak
dilindungi ke zona dilindungi
�
1
, kemudian populasi mangsa pada zona ini akan
mengalami penurunan populasi dengan adanya perpindahan mangsa dari zona
dilindungi ke zona tidak dilindungi �
2
. Sedangkan untuk laju pertumbuhan populasi
pemangsa dipengaruhi dengan adanya laju pertumbuhan pemangsa
� serta dengan adanya laju interaksi antara mangsa dan
pemangsa �
2
, serta
daya dukung
lingkungannya .
Sehingga model
persamaan untuk
pemangsa tidak sangat bergantung pada mangsanya adalah sebagai berikut :
� ��
= � 1 − − �
1
+ �
2
− �
1 �
��
= 1 − + �
1
− �
2
,
� ��
= � 1 − +�
2
, 3.3 0 ≥ 0, 0 ≥ 0, 0 ≥ 0
dengan �, , �, , , �
1
�
2
, �
1
, �
2
�,
�
1
, �
2
�
1
�
2
�,
,
IV PEMBAHASAN
4.1 Analisis Model 1 Titik tetap pada model persamaan 3.2
dapat dinyatakan ke dalam bentuk =
, , dan juga dapat diperoleh dengan menentukan
� ��
= 0,
� ��
= 0, dan
� ��
= 0, � 1 − − �
1
+ �
2
− �
1
= 0 1 − + �
1
− �
2
= 0 �
2
− � = 0
sehingga diperoleh tiga titik tetap non- negatif sebagai berikut :
= 0,0,0
1
= , ,0 dengan adalah akar dari
persamaan =
1 �
2
�
2
− � − �
1 2
=
∗
,
∗
,
∗
=
� �
2
,
1 2
�
2
+ � , � dengan
= �
2
− �
2
� = �
2 2 2
− �
2 2
+ 4 �
�
2
�
1
� =
�
2
�
1
�
�
2 ∗
+
� �
2
� − �
1
−
��
2
�
2 2
bukti dapat dilihat pada Lampiran 1 Selanjutnya akan dianalisis kestabilan
titik tetap dari model persamaan 3.2. Untuk itu, persamaan 3.2 akan dilinearkan
ke dalam bentuk = � , dengan =
, , dan � merupakan matriks Jacobi
yang dapat digunakan untuk menganalisis kestabilan titik tetap yang telah diperoleh
pada model persamaan ini.
� = �
� �
� �
� �
� �
� �
� �
� �
� �
�
� = ℎ
�
2
−�
1
�
1
−
2
− �
2
�
2
�
2
− � 4.1
dengan
ℎ = � −
2 �
− �
1
− �
1
dimana , , merupakan koordinat titik
tetap. Titik tetap yang telah diperoleh dari persamaan 3.2, yaitu
,
1
, dan
2
disubstitusikan ke dalam persamaan 4.1, sehingga diperoleh matriks Jacobi dari setiap
titik tetap sebagai berikut : �
1 0,0,0
= � − �
1
�
2
�
1
− �
2
−� �
2 , ,0
= � −
2 �
− �
1
�
2
−�
1
�
1
−
2
− �
2
�
2
− � �
3
∗
,
∗
,
∗
= �
�
2
−�
1 ∗
�
1
−
2 ∗
− �
2
�
2 ∗
�
2 ∗
− � dengan
� = � −
2 � ∗
− �
1
− �
1 ∗
Kestabilan Sistem di Titik Tetap
0,0,0 Untuk memperoleh nilai eigen digunakan
persamaan karakteristik
� − �� = 0, sehingga akan diperoleh nilai eigen dari
matriks �
1
, yaitu �
1
= −�
�
2
=
− �
2
+ �
1
−�− + �
2
+ �
1
−�−
2
+41 �
2
�+�
1
−� 2
�
3
=
− �
2
+ �
1
−�− − �
2
+ �
1
−�−
2
+41 �
2
�+�
1
−� 2
Karena semua parameter bernilai positif dan nilai parameter
� �
1
dan �
2
, maka
�
1
0, �
2
0, dan �
3
0. Dengan demikian menurut jenis kestabilannya titik
tetap bersifat sadel.
Kestabilan Sistem di Titik Tetap
1
, ,0 Dalam proses mencari nilai eigen pada
titik tetap ini, akan menghasilkan suatu bentuk persamaan aljabar
�
3
+
2
+ + � = 0
dengan � =
�
2 2
�
2 2
, =
−2 � �−�
1
�
2 2
, =
�−�
1 2
�
2 2
−
� −�
2
�
2
, dan � =
�−�
1
−�
2
�
2
− �
1
. Persamaan aljabar tersebut akan menghasilkan tiga nilai
yang berbeda. Ketiga nilai
tersebut akan ditunjukkan pada simulasi.
Pada saat kondisi �
2
� ,
�
2
= �
, dan
�
2
� nilai
parameter yang
digunakan akan menghasilkan nilai eigen �
1
0, �
2
0 dan �
3
0 sehingga dari nilai-nilai eigen yang diperoleh kestabilan
titik tetap untuk
1
pada ketiga kondisi tersebut bersifat sadel.
Kestabilan Sistem di Titik Tetap
2 ∗
,
∗
,
∗
Kestabilan titik tetap
2
diperoleh dengan mengamati nilai eigen dari matriks
�
3
, yaitu �
3
+ �
1
�
2
+ �
2
� + �
3
= 0 dengan nilai
�
1
, �
2
, �
3
terdapat pada Lampiran 2. Kemudian bentuk dari nilai eigen tersebut
akan diberikan nilai parameter untuk dapat ditentukan jenis kestabilan dari titik tetap
2
. bukti dapat dilihat pada Lampiran 2
Untuk mengetahui jenis kestabilan titik tetap pada ketiga titik tetap yang terdapat
pada model 1, dapat dilihat pada Tabel 1. Titik
Tetap Kasus
�
2
� �
2
= �
�
2
� Sadel
Sadel Sadel
1
Sadel Sadel
Sadel
2
Stabil Stabil
Spiral Stabil
Tabel 1 Kestabilan Titik Tetap
4.2 Analisis Model 2