Optimalisasi Sumber Karbon dan Nitrogen

31 Gambar 16. Hasil ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Perveen 2010 bahwa dengan pemberian amonium sulfat sebesar 2 gl medium dapat meningkatkan pertumbuhan fungi Phythophthora casici. Berdasarkan hasil analisis ragam terhadap pH Lampiran 10, memperlihatkan bahwa interaksi C dan N berbeda nyata memberikan pengaruh yang berbeda terhadap pH pada taraf nyata α 5 p 0,05 → 0,00 0,05. Hasil ini memperlihatkan bahwa sumber C dan N sangat diperlukan oleh strain FS2 dalam mendegradasi asam organik. Selanjutnya dari hasil uji Duncan memperlihatkan bahwa terdapat 7 kelompok perlakuan yang memberikan pengaruh yang berbeda terhadap pH Lampiran 12. Hasil uji Duncan tersebut mengindikasikan bahwa kombinasi faktor C1N2 sumber karbon 33,1 mN-NaOH dan sumber nitrogen 2 gl memberikan pengaruh yang berbeda nyata terhadap pH diantara kombinasi perlakuan yang lain. Hasil analisis ragam terhadap pertumbuhan sel Lampiran 13, memperlihatkan bahwa interaksi C dan N tidak memberikan pengaruh yang berbeda terhadap pertumbuhan sel pada taraf nyata α 5 p 0,05 → 0,511 0,05. Hasil analisis pengaruh faktor tunggal menunjukkan bahwa faktor C berpengaruh nyata terhadap pertumbuhan sel pada taraf nyata α 5 p 0,05 → 0,00 0,05, namun sebaliknya faktor N tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan se l pada taraf nyata α 5 p 0,05 → 0,122 0,05. Selanjutnya dari hasil uji Duncan terhadap faktor C menunjukkan bahwa terdapat 2 kelompok perlakuan yang memberikan pengaruh yang berbeda terhadap pertumbuhan sel Lampiran 14. Hasil uji Duncan tersebut memperlihatkan bahwa sumber karbon sangat diperlukan oleh strain FS2 untuk pertumbuhannya. Hasil analisis ragam terhadap penurunan total asam Lampiran 15, memperlihatkan bahwa interaksi C dan N tidak memberikan pengaruh yang berbeda terhadap penurunan total asam pada taraf nyata α 5 p 0,05 → 0,402 0,05. Hasil analisis faktor tunggal menunjukkan bahwa faktor C berpengaruh nyata terhadap penurunan total asam pada taraf nyata α 5 p 0,05 → 0,001 0,05, demikian juga dengan faktor N berpengaruh nyata terhadap penurunan total asam pada taraf nyata α 5 p 0,05 → 0,023 0,05. Hasil uji lanjut Duncan terhadap faktor C menunjukkan bahwa terdapat 2 kelompok perlakuan yang 32 memberikan pengaruh berbeda terhadap penurunan total asam Lampiran 16. Hasil uji Duncan terhadap faktor N menunjukkan bahwa terdapat 2 kelompok perlakuan yang memberikan pengaruh yang berbeda terhadap penurunan total asam Lampiran 17. Berdasarkan hasil analisis ragam dan uji Duncan tersebut memperlihatkan bahwa masing-masing sumber karbon dan sumber nitrogen sangat diperlukan oleh strain FS2 dalam mendegradasi asam organik.

4.4.2. Optimalisasi Ekstrak Khamir

Pengaruh penambahan ekstrak khamir terhadap pertumbuhan strain FS2 dengan asam organik sebagai sumber karbon tunggal dilakukan dengan menumbuhkan strain FS2 pada medium yang tidak mengandung ekstrak khamir. Parameter yang diukur adalah pH setiap 12 jam dengan selama 72 jam. Hasil optimalisasi ekstrak khamir Gambar 18 memperlihatkan bahwa strain FS2 tidak mampu tumbuh pada medium yang tidak mengandung ekstrak khamir. Pada medium tersebut kenaikan pH hanya mencapai 4,39 pada jam ke-36. Pada medium yang tidak mengandung amonium sulfat, FS2 masih mampu tumbuh dengan baik, kenaikan pH pada jam ke-36 mencapai 5,79 hampir setara dengan kenaikan pH pada medium C dan N optimum yaitu 5,9. Hasil ini Gambar 18. Pengaruh ekstrak khamir terhadap pertumbuhan strain FS2 33 menunjukkan bahwa ekstrak khamir dapat berperan baik sebagai sumber nitrogen maupun faktor lain yang mutlak diperlukan untuk pertumbuhan strain FS2. Diduga dalam ekstrak khamir terkandung vitamin atau asam amino tertentu yang sangat dibutuhkan dalam pertumbuhan strain FS2. Pada penelitian lain menggunakan bakteri Clostridium thermoaceticum yang ditumbuhkan pada medium mineral, menunjukkan bahwa hanya asam nikotinat dari ekstrak khamir yang mutlak diperlukan untuk pembentukan NAD +

4.4.3. Optimalisasi pH

dalam metabolisme pertumbuhannya Koesnandar et al. 1990. Pengaruh pH awal terhadap pertumbuhan strain FS2 dilakukan pada kisaran pH antara 3,8-6,5 dengan menggunakan medium C dan N optimum. Parameter yang diukur adalah pH akhir fermentasi yaitu pada jam ke-48. Hasil percobaan menunjukkan bahwa semakin tinggi pH awal, kecepatan dalam mendegradasi asam organik semakin rendah Gambar 19. Dari hasil tersebut bisa disimpulkan bahwa strain FS2 toleran terhadap pH rendah dan mendegradasi asam organik tertinggi sebagai sumber karbon tunggal pada pH 3,8. Gambar 19. Pengaruh pH terhadap pertumbuhan strain FS2 34

4.5. Pertumbuhan Strain FS2 pada Medium C dan N Optimum

Strain terpilih FS2 ditumbuhkan pada medium optimum selama 48 jam untuk diamati perubahan nilai pH, total asam, asam fenolat dan pertumbuhan sel setiap 6 jam. Kecepatan kenaikan pH, konsumsi asam organik dan pertumbuhan sel tertinggi dicapai pada jam ke-6 sampai ke-12 Gambar 20, 21,22. Peningkatan pH oleh strain FS2 sampai jam ke-12 menunjukkan bahwa selain mengkonsumsi asam fenolat asam p-hidroksibenzoat, strain FS2 diduga juga mengkonsumsi asam-asam organik non fenolat yang mungkin terdapat dalam ekstrak asam organik tanah gambut Siantan II. Konsumsi asam organik non fenolat diduga terjadi sejak awal pertumbuhan dan pada fase pertumbuhan maksimum jam ke-6 sampai jam ke-12. Kenaikan pH tersebut diikuti dengan menurunnya total asam yang dimulai pada jam ke-6 sampai jam ke-12 Gambar 20. Pada jam yang sama pertumbuhan sel juga mengalami kenaikan, selanjutnya mulai menurun setelah jam ke-12 Gambar 22, hal ini disebabkan karena kandungan asam organik sebagai sumber karbon tunggal sudah mulai berkurang Gambar 20. Nilai pH dan total asam pada pertumbuhan strain FS2 menggunakan medium C N optimum selama inkubasi 48 jam