Pola perubahan angin Hubungan Catch dengan Arah, Kecepatan Angin dan ENSO

tahun terakhir.tahun 2000-2003. Arah angin dominan berasal dari 83.33-180 dengan kecepatan angin dominan sebesar3 ms, dengan nilai ENSO -0.11. Pada saat Musim Timur dalam kurung waktu 1997-2003 hasil tangkapan rata-rata sebesar 249.9 ton per tahun sedang angin rata-rata berasal dari 101 dengan kecepatan rata -rata sebesar 3.499 ms dan nilai rata-rata ENSO 0.07. Hasil tangkapan tertinggi pada saat Musim Timur diperoleh sebesar 302 ton per tahun sedang arah angin berasal dari arah 110 dengan kecepatan tertinggi 3.814 ms.Niali ENSO 0.55 Hasil tangkapan terendah pada musim ini sebesar 197.9 ton per tahun, arah angin berasal dari 92.3 dengan kecepatan sebesar 3.183 ms kategori ENSO -0.42. Hal menarik dikaji bahwa setiap musim timur dalam kurung waktu 7 tahun diperoleh hasil tangkapan dominan sebesar 329.4-350.9 ton pertahun selama 3 tahun terakhir.th 2000-2002. Arah angin dominan berasal dari 90-107 dengan kecepatan angin dominan sebesar 3.67-4.33 ms, de ngan nilai ENSO -0.36-0.49. Pada saat Musim Peralihan II dalam kurung waktu 1997-2003 hasil tangkapan rata-rata sebesar 259.5 ton per tahun sedang angin rata -rata berasal dari 203.8 dengan kecepatan rata-rata sebesar 3.739 ms dan nilai rata-rata ENSO - 0,1. Hasil tangkapan tertinggi pada saat Musim Timur diperoleh sebesar 305.1 ton per tahun sedang arah angin berasal dari arah 235.96 dengan kecepatan tertinggi 4.049 ms dan nilai ENSO 0.4. Hasil tangkapan terendah pada musim ini sebesar 213,9 ton per tahun, arah angin berasal dari 235.96 dengan kecepatan sebesar 4.049 ms kategori ENSO 0.4. Hal menarik dikaji bahwa setiap musim peralihan dari timur ke barat dalam kurung waktu 7 tahun diperoleh hasil tangkapan dominan sebesar 339.6-349.3 ton per tahun selama 3 tahun terakhir tahun 2000-2002. Arah angin dominan berasal dari 126.67-263.33 dengan kecepatan angin dominan sebesar 3.67 ms, dengan nilai ENSO -0.6.

4.3.1 Pola perubahan angin

Terjadinya pola perubahan arah angin yang diikuti oleh perubahan musim sangat menentukan tersedianya sumberdaya ikan pelagis. Pendapat ini diperkuat pula oleh Laevastu dalam Irawati 2003 bahwa perubahan arah angin menentukan tersedianya ikan pelagis. Angin permukaan dapat memberikan pengaruh terhadap ikan disebabkan oleh adanya aksi gelombang akibat arus di permukaan. Air naik yang meliputi daerah yang luas umumnya terjadi di sepanjang pantai benua dan terjadinya berkaitan erat dengan tiupan angin ke arah laut offshore atau sejajar pantai yang mampu memindahkan massa air laut di lapisan permukaan di daerah pantai ke arah laut lepas. Terjadinya perubahan pola arah angin dipengaruhi oleh sifat angin yaitu arah, kemantapan dan kecepatannya Penelitian ini juga menunjukkan bahwa arah angin paling banyak berhembus dari arah timurT atau 90 sampai 180 , yang mengarah ke arah daratan selatan Sulawesi Tenggara, selanjutnya disusul dari Barat Daya BD atau dari arah 180 sampai 270 , dengan besar kecepatan angin maksimum 2,5 ms Irawati, 2003. Ikan cakalang yang datang diperairan ini diduga berasal dari Laut Banda. Pola ruaya ikan cakalang di perairan Selat Buton dipengaruhi oleh gerakan arus utama yang berkembang saat musim tersebut. Angin musim timur mendapat pengaruh dari aliran massa air Samudra Pasifik. Daerah Upwelling yang terjadi di La ut Banda umumnya hanya terjadi pada M usim Timur. Dimulai sekitar bulan Mei-September. Saat itu angin Musim Timur mendorong massa air Laut Banda yang jauh lebih besar dari pada yang dapat diimbangi oleh permukaan sekitarnya, maka air dari bawahpun bergerak naik mengisi kekosongan. Air inilah yang antara lain ikut membangun Arus Musim Timur yang mengalir sampai ke Laut Flores. Sebaliknya pada saat angin M usim Barat mendapat pengaruh dari massa air perairan Samudra Hindia. Saat itu arus Musim Barat yang membawa masuk air dari La ut Flores ke Laut Banda volumenya terlalu besar untuk dapat diimbangi dengan yang bisa keluar lewat selat-selat sekitarnya. Akibatnya air menumpuk disini lalu tenggelam dan ke luar ke Samudra Hindia. Populasi ikan cakalang pada Musim Barat yang masuk ke wilayah perairan Kabupaten Buton dan sekitarnya berasal dari Laut Flores dan Selat Makassar melewati perairan selat Muna menuju ke Selat Buton. Ruaya ikan cakalang yang mempunyai hubungan dengan pergerakan massa air laut dengan pola ruaya ini sejalan dengan pola arus yang berkembang pada saat itu, menyebabkan puncak produksi ikan cakalang di perairan Selat Buton terjadi pada Musim Timur da n Musim Peralihan dari timur ke barat.

4.4 Analisis Diskriminan