PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, SUKU BUNGA, INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR (M1) TERHADAP INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI)
i
PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, SUKU BUNGA,
INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR (M1) TERHADAP
INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA
EFEK INDONESIA (BEI)
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajad Sarjana Ekonomi
Oleh: M. Ali Fikri 201210160311346
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2016
(2)
PENGARUH NILAI TUKAR RUPIAH, SUKU BUNGA,
INFLASI, JUMLAH UANG BEREDAR (M1) TERHADAP
INDEKS HARGA SAHAM GABUNGAN (IHSG) DI BURSA
EFEK INDONESIA (BEI) PERIODE 2013-2015
SKRIPSI
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajad Sarjana Ekonomi
Oleh: M. Ali Fikri 201210160311346
JURUSAN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
2016
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
(10)
(11)
xi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillah puji syukur khadirat Allah SWT serta juga kita junjungan kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah meliimpahan rahmat serta hidayah-NYA sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Nilai Tukar, Suku Bunga, Inflasi, Jumlah Uang Beredar (M1) Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2013-2015”.
Penulisan skripsi ini untuk memenuhi serta melengkapi persyaratan memperoleh gelar kesarjanaan di bidang Ekonomi dan Bisnis, Program Studi Manajemen pada Universitas Muhammadiyah Malang.
Skripsi ini tidak akan terseleseikan tanpa adanya bantuan serta dukungan dari berbagai pihak yang diberikan kepada penulis sehingga penulisan skripsi ini berjalan dengan lancar. Untuk itu dengan segala rendah hati melalui kesempatan ini peneliti menyampaikan hormat dan terima kasih yang tulus kepada:
1. Drs. H. Fauzan, M.Pd. selaku Rektor Universitas Muhammadiyah Malang. 2. Dr. H. Nazaruddin Malik, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Malang.
3. Dr. H. Marsudi, M.Si. selaku Ketua Jurusan Program Studi Manajemen Universitas Muhammadiyah Malang.
4. Prof. Dr. H. Bambang Widagdo, M.M. selaku pembimbing skripsi I yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dengan sabar serta memberikan petunjuk yang sangat bermanfaat guna penyusunan skripsi ini.
(12)
xii
5. Dra. Hj. Erna Retna Rahadjeng, M.M. selaku pembimbing Skripsi II yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dengan sabar serta memberikan petunjuk yang sangat bermanfaat guna penyusunan skripsi ini. 6. Dra, Baroya Mila Shanty selaku Dosen Wali Kelas G angkatan 2012.
7. Ibuda Muthomimmah dan ayahahnda Afandi yang selalu berdo’a dan memberikan semangat sampai penulisan skripsi ini selesai.
8. Teman-teman Manajemen G angkatan 2012 yang memberikan semangat dan dukungan sehingga skripsi ini dapat terseleseikan.
9. Teman-teman dan semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu per satu yang telah membantu terselesainya skripsi ini semoga mendapat balasan dari Allah SWT dan peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Malang, 02 Mei 2016 Peneliti,
(13)
xiii DAFTAR ISI
ABSTRAK ... i
ABSTRAC ... ii
KATA PENGANTAR ... xi
DAFTAR ISI ... xiii
DAFTAR GAMBAR ... xv
DAFTAR TABEL ... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ... xvii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1
B. Rumuan Penelitian ... 11
C. Batasan Penelitian ... 11
D. Tujuan Penelitian ... 12
E. Manfaat Penelitian ... 12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Peneliti Terdahulu ... 14
B. Tinjauan Teori ... 16
C. Kerangka Penelitian ... 29
D. Hipotesis ... 32
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Sifat Penelitian ... 33
B. Definisi Operasional Variabel ... 33
(14)
xiv
D. Teknik Pengumpulan Data... 35 E. Teknik Analisis Data ... 36 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Sampel Penelitian ... 42 B. Analisis Data ... 44 C. Pembahasan Penelitian ... 59 BAB V KESIMPULAN
A. Kesimpulan ... 63 B. Saran... 64 DAFTAR PUSTAKA
(15)
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian ... 30
Gambar 4.1 gambar variabel nilai tukar dan IHSG ... 42
Gambar 4.2 gambar variabel suku bunga dan IHSG ... 43
Gambar 4.3 gambar variabel inflasi dan IHSG ... 43
Gambar 4.4 gambar variabel jumlah uang beredar dan IHSG ... 44
Gambar 4.5 Gambar uji normalitas P-P Plot ... 48
(16)
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Urgensi ... 6
Tabel 4.1 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda ... 55
Tabel 4.2 Uji Normalitas Kolmogrov-Smirnov (2-tailed) Test ... 47
Tabel 4.3 Hasil Uji Multikolinieritas ... 50
Tabel 4.4 Nilai Durbin Watson untuk Uji Autokorelasi ... 53
Tabel 4.5 Hasil Koefisien Determinasi ... 53
Tabel 4.6 Hasil pengujian Statistik F ... 55
(17)
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Data Mentah Tiap Variabel ... 69 Lampiran 2 Hasil Olahan Data SPSS 16.0 ... 70
(18)
xviii
DAFTAR PUSTAKA
Anwar Sanusi. 2012. Metodoligi Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat. Arief, Sritua. 2006. Metodologi Penelitian Ekonomi. Jakarta : UI Press.
Astuti, Ria dkk. 2013. Analisis Pengaruh Tingkat Suku Bunga (SBI), Nilai Tukar (kurs) Rupiah, Inflasi, dan Indeks Bursa Internasional Terhadap IHSG peiode (2008-2012). Universitas Diponegoro. Semarang
Avonti, Hudi Prawoto. 2004. Analisis Pengaruh Nilai Tukar Rp/US$ dan Tingkat Suku Bunga SBI terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Jakarta. Jurnal Akuntansi bisnia. Edisi 5
Halim, Abdul. 2003. Analisis Investasi. Jakarta: Salemba Empat.
Halim, Livia. 2013. Pengaruh Variabel Makro Ekonomi Terhadap Return Saham Kapitalisasi Besar di BEI. Surabaya. Universitas Kristen Petra.
Hismendi, dkk. 2013. Analisis Pengaruh Nilai Tukar, SBI, Inflasi, dan Pertumbuhan GDP Terhadap IHSG di Bursa Efek Indonesia periode maret 2002 sampai September 2012. Pascasarjanah Universitas Syiah Kuala. Banda Aceh.
Husnan, Suad. 2001. Dasar-dasar Teori Portofolio dan Analisis Sekuritas. Yogyakarta: UPP AMP YKPN
Ishomuddin. 2010. Analisis Pengaruh Variable Makroekonomi Dalam Dan Luar Negri Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 1999-2009. Universitas Diponegoro. Semarang J. Supranto. 2001. Statistik “Teori dan Aplikasi”, Edisi 6, jilid 2. Jakarta:
Erlangga
Jose Rizal Joesoef. 2007. Pasar Uang dan Pasar Valuta Asing. Jakarta: Salemba Empat.
Madura, jeff. 2006. Internatoinal Corporate Finance. Buku 1, Edisi ke 8. Jakarta: Salemba empat.
Manurung, Mandala dan Pratama Rahardja. 2004. Uang, Perbankan, dan Ekonomi Moneter. Jakarta: Lembaga Penerbit FEUI.
Marcus, Bodie Kane. 2014. Manajemen Portofolio dan Investasi. Jakarta: Salemba Empat.
Mardiyati, Umi. 2013. Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Tingkat Suku Bunga, Dan Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Sektor Properti di BEI. Jogjakarta. Universitas Negri Yogyakarta
(19)
xix
Maulino, Deddy Azhar. 2009. Analisis Faktor-faktor yang mempengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI). Universitas Gunadarma. Depok
Novisa, Kenny. 2009. Pengaruh Kurs Tukar, Tingkat Suku Bunga, Tingkat Inflasi Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan Di Bursa Efek Indonesia. Universitas Muhammadiyah Malang
Panji, Anaroga, dkk. 2001. Pengantar Pasar Modal. Jakarta: Rineka Cipta.
Pohan, Aulia. 2008. Potret Kebijakan Moneter Indonesia. Jakarta. P.T Raja Grafindo Persada.
Rahardjo, Mugi. 2009. Ekonomi Moneter. Surakarta. Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) UNS Press.
Raharjo, Sugeng. 2010. Pengaruh Inflasi, Nilai Tukar, Dan Tingkat Suku Bunga Terhadap Harga Saham di BEI. Surakarta. STIE “AUB”.
Samsul, Mohammad. 2006. Pasar Modal dan Manajemen Portofolio. Jakarta: Erlangga
Siregar, Sofian. 2013. Statistik Parametrik Untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta: P.T Bumi Angkasa.
Sukirno, Sudono. 2002. Pengantar Teori Makro Ekonomi. Edisi 2. Jakarta: Raja Grafindo Persada
Sunariyah, 2008, Pengantar Pengetahuan Pasar Modal, Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen, YKPN,Yogyakarta.
Tandelilin, Eduardus. 2001. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio. Yogyakarta: BPFE UGM.
Thobarry, Ahmad Ath. 2009. Analisis Nilai Tukar, Suku Bunga, Inflasi, Dan Pertumbuhan GDP terhadap Indeks Harga Saham Properti. Tesis. Universitas Dipoengoro. Semarang.
www.yahoo.finance.com www.bi.go.id
(20)
1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Ketatnya persaingan dalam dunia bisnis dan ekonomi yang terjadi saat ini menjadi pemicu yang kuat bagi manajemen perusahaan untuk meningkatkan performa terbaiknya dalam mempengaruhi investor untuk menarik atau menanamkan investasinya. Manajemen perlu memberikan informasi keuangan perusahaan bagi semua pihak yang berkepentingan terhadap kegiatan keuangan perusahaan. Laporan keuangan merupakan sarana investor untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dan dapat digunakan untuk pembuatan keputusan investasi yang tepat. Salah satu alternatif investasi adalah dengan menerbitkan surat berharga di pasar modal (Nasir : 2008).
Pasar modal merupakan representasi untuk menilai kondisi perusahaan disuatu Negara, karena hampir semua industry di suatu Negara terwakili oleh pasar modal. Pasar modal yang mengalami peningkatan (bullish) atau mengalami
penurunan (bearish) terlihat dari naik turunnya harga-harga saham yang tercatat
melalui suatu pergerakan indeks atau yang lebih dikenal sebagai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Pasar modal berperan menyediakan sumber dana alternatif jangka panjang kepada perusahaan dan dapat mengurangi ketergantungan pembiayaan investasi dari kredit perbankan baik dari dalam negeri maupun luar negeri. Selama sepuluh tahun terakhir, pasar modal telah memberikan kesempatan bagi pemodal asing dan
(21)
2
domestik untuk melakukan investasi telah menunjukkan peningkatan kinerja luar biasa. Berbagai besaran yang umum digunakan untuk mengukur kinerja suatu pasar modal seperti kenaikan harga saham, kapitalisasi pasar, volume perdagangan, nilai perdagangan dan frekuensi perdagangan yang merupakan indikator tingkat likuiditas dan peningkatan jumlah emiten menunjukkan perkembangan yang luar biasa (Nasir : 2008).
Pasar Modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu negara karena pasar modal menjalankan dua fungsi, yaitu pertama sebagai sarana bagi pendanaan usaha atau sebagai sarana bagi perusahaan untuk mendapatkan dana dari masyarakat pemodal (investor). Dana yang diperoleh dari pasar modal dapat digunakan untuk pengembangan usaha, ekspansi, penambahan modal kerja dan lain-lain, kedua pasar modal menjadi sarana bagi masyarakat untuk berinvestasi pada instrument keuangan seperti saham, obligasi, reksa dana, dan lain-lain. Dengan demikian, masyarakat dapat menempatkan dana yang dimilikinya sesuai dengan karakteristik keuntungan dan risiko masing-masing instrument.
Salah satu faktor yang membatasi perkembangan ekonomi di dunia ketiga adalah tidak tersedianya tabungan dan investasi pada perusahaan-perusahaan yang produktif. Pada sisi lain sesungguhnya banyak Negara berkembang memiliki tabungan yang cukup besar untuk diinvestasikan pada barang modal, tetapi tidak didukung dengan adanya system keuangan yang memadai untuk mengalokasikan tabungan pada perusahaan yang produktif.
(22)
3
Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Semakin baik tingkat perekonomian suatu negara, maka semakin baik pula tingkat kemakmuran penduduknya. Tingkat kemakmuran yang lebih tinggi ini umumnya ditandai dengan adanya kenaikan tingkat pendapatan masyarakat. Dengan adanya peningkatan pendapatan tersebut, maka akan semakin banyak orang yang memiliki kelebihan dana, kelebihan dana tersebut dapat dimanfaatkan untuk disimpan dalam bentuk tabungan atau diinvestasikan dalam bentuk surat-surat berharga yang diperdagangkan di pasar modal.
Pergerakan pasar modal dapat dilihat dengan adanya Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). IHSG mencerminkan rangkaian informasi historis mengenai pergerakan seluruh harga saham para pemegang saham yang tersebar di berbagai sektor ekonomi. Selain itu, IHSG juga mewakili indikator pergerakan saham yang tercatat di bursa yang mencerminkan kondisi perekonomian suatu negara secara makro dan dipantau secara langsung perkembangannya.
Kemampuan IHSG dalam merefleksikan pasar modal dan kondisi perekonomian suatu negara secara umum, tentu tidak terlepas dari pengaruh berbagai variabel. Variabel yang lazim digunakan untuk memprediksi fluktuasi harga saham adalah variabel yang secara langsung dikendalikan melalui kebijakan moneter dalam pasar keuangan.
Pergerakan indeks saham di suatu negara sudah tentu tidak terlepas dari kondisi perekonomian negara itu secara makro. Indeks harga saham sangat dipengaruhi variabel-variabel makro seperti tingkat Suku Bunga (SBI), nilai tukar (kurs) rupiah, dan inflasi. Pada umumnya bursa efek yang berada dalam satu
(23)
4
kawasan juga dapat mempengaruhi karena letak geografisnya yang saling berdekatan seperti Nikkei di Jepang dan Hang Seng di Hong Kong yang memiliki pengaruh yang kuat terhadap kinerja Bursa Efek Indonesia.
Investor saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) perlu untuk mengetahui naik-turunnya harga Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) karena nilai portofolio sahamnya secara umum tergantung pada naik-turunnya indeks tersebut. Sebagian besar saham atau portofolio saham bergerak searah dengan pergerakan indeks. Melalui pergerakan IHSG inilah investor dapat melihat kondisi pasar apakah sedang bergairah atau lesu. Sehingga menimbulkan keingintahuan bagi para investor faktor-faktor apa yang mempengaruhi pergerakan IHSG. (Astuti, 2013: 3).
Setiap instrument investasi mengandung potensi resiko yang berbeda-beda. Tetapi prinsip yang berlaku adalah semakin besar potensi hasil suatu investasi, instrument tersebut mempunyai potensi resiko yang semakin besar. Demikian pula dalam pasar modal. Resiko investasi sahamnya dibedakan menjadi dua yaitu resiko non sistematik dan sistematik. Resiko non sistematik adalah berhubungan dengan faktor mikro. Resiko ini bisa diminimalkan karena berhubungan dengan lingkungan mikro perusahaan dengan cara menyeleksi asset dengan teliti dan diversifikasi. Resiko perusahaan misalnya menyangkut besar kecilnya hutang (financial risk) dan sifat bisnisnya (business risk). Resiko industri adalah resiko yang muncul karena sifat sektor yang menjadi garapan perusahaan. Sedangkan resiko sistematik adalah yang berkaitan dengan kondisi makro suatu Negara. Jika perekonomian suatu Negara buruk, maka kinerja perusahaan di Negara tersebut akan mengecewakan.
(24)
5
Investasi saham yang dipengaruhi kondisi makro suatu Negara ini ada yang bersifat menyebar. Salah satunya adalah resiko penurunan daya beli karena inflasi. Dalam perekonomian dunia, nilai mata uang tidak pernah ada yang stabil. Disisi lain, harga-harga barang dan jasa cenderung mengalami peningkatan. Keadaan ini akan mengakibatkan daya beli mata uang tersebut menjadi turun yang mengakibatkan terjadinya inflasi. Dengan semakin meningginya angka inflasi maka perekonomian akan memburuk, sehingga hal ini akan berdampak turunnya keuntungan suatu perusahaan, yang mengakibatkan pergerakan harga saham (efek ekuitas) menjadi kurang kompetitif.
Oleh karena itu kebijakan pemerintah untuk mengontrol laju inflasi menjadi hal yang sangat penting. Salah satunya adalah dengan melakukan penentuan tarif suku bunga di pasar keuangan. Suku bunga dapat dijadikan sebagai alat moneter dalam rangka mengendalikan penawaran dan permintaan uang yang beredar dalam suatu sistem perekonomian. Pada saat permintaan uang terlalu tinggi, sirkulasi uang di masyarakat terlalu besar, maka pemerintah dapat menaikkan suku bunga, agar penawaran uang meningkat dan permintaan uang turun. Dan sebaliknya pemerintah dapat menurunkan suku bunga untuk memberikan dukungan dan mempercepat pertumbuhan di sektor ekonomi dan industri, sehingga mendorong atau meningkatkan produksi menjadi lebih tinggi. Dengan adanya peningkatan produksi tersebut diharapkan mampu menurunkan laju inflasi dan menaikkan keuntungan perusahaan, yang berdampak positif pada perkembangan pasar modal (Nugroho : 2008).
(25)
6
Terkait dengan peranan vital indikator moneter di dalam perekonomian, maka untuk meperkirakan kondisi perekonomian para pemodal perlu memperhatikan kemungkinan perubahan jumlah uang beredar. Umumnya diharapkan terdapat hubungan antara perubahan jumlah uang beredar dangan perubahan saham. Meskipun demikian, beberapa penelitian berikutnya menunjukkan bahwa hubungan tersebut tidak selalu Sychronous, tetapi mungkin menunjukkan bahwa perubahan pasar dipengaruhi oleh perubahan jumlah uang beredar di masa yang akan datang. Pertumbuhan jumlah uang beredar yang terjadi secara wajar akan memberikan pengaruh positif terhadap ekonomi dan pasar saham secara jangka pendek, namun pertumbuhan yang drastis akan memicu inflasi yang tentunya memberikan pengaruh negatif.
Selain Inflasi, suku bunga dan jumlah uang beredar variabel lain adalah Nilai tukar (kurs). Nilai tukar mencerminkan keseimbangan permintaan dan penawaran terhadap mata uang dalam negeri maupun mata uang asing $US. Merosotnya nilai tukar rupiah merefleksikan menurunnya permintaan masyarakat internasional terhadap mata uang rupiah karena menurunnya peran perekonomian nasional atau karena meningkatnya permintaan mata uang asing $US oleh masyarakat karena perannya sebagai alat pembayaran internasional. Kinerja uang khususnya pasar luar negeri diukur melaluji kurs rupiah, terutama mata uang dolar AS. Semakin menguat kurs rupiah sampai batas tertentu berarti menggambarkan kinerja di pasar uang semakin menunjukkan perbaikan. Sebagai dampak meningkatnya laju inflasi maka nilai tukar mata uang domestik semakin melemah terhadap mata uang asing, hal ini mengakibatkan harga saham akan mengalami penurunan, dan investasi di pasar modal menjadi kurang diminati.
(26)
7
Indonesia sedang diguncang oleh terus melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika. Kurs tukar rupiah yang terus melemah terhadap dolar Amerika akan sangat berdampak pada perekonomian Indonesia. Dolar Amerika yang merupakan patokan mata uang seluruh dunia walaupun dalam kenyataannya masih terdapat mata uang yang lebih kuat dari dolar Amerika yaitu mata uang Euro dan mata uang Poundsterling. Namun tetap saja, dolar Amerika serikat tetap saja menjadi patokan utama mata uang dunia.
Seiring dengan meningkatnya aktivitas perdagangan, kebutuhan untuk memberikan informasi yang lebih lengkap kepada masyarakat mengenai perkembangan bursa, juga semakin meningkat. Salah satu informasi yang diperlukan tersebut adalah indeks harga saham sebagai cerminan dari pergerakan harga saham. Indeks saham tersebut secara terus menerus disebarluaskan melalui media cetak maupun elektronik sebagai salah satu pedoman bagi investor untuk berinvestasi di pasar modal.
(27)
8
Table 1.1
Perkembangan IHSG, Nilai Tukar, Suku Bunga, Inflasi, dan Jumlah Uang Beredar (M1) di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Periode 2013-2015
PERIODE IHSG
(Poin) KURS JUAL (Rupiah) SUKU BUNGA (%) INFLASI (%) Jumlah Uang Beredar (M1) (Trilliun Rupiah)
Januari 2013 18850.00 9735.57 5.75% 1.03% 787.9
Februari 2013 18450.00 9735.05 5.75% 0.75% 786.5
Maret 2013 18500.00 9758.11 5.75% 0.63% 810.1
April 2013 18700.00 9772.95 5.75% -0.1% 832.2
Mei 2013 19500.00 9809.91 5.75% -0.03% 822.9
Juni 2013 19700.00 9931.00 6.00% 1.03% 858.5
Juli 2013 15550.00 10123.70 6.50% 3.29% 879.0
Agustus 2013 19750.00 10625.28 6.50% 1.12% 855.8
September 2013 19500.00 11402.95 7.00% -0.35% 867.7
Oktober 2013 18600.00 11423.86 7.25% 0.09% 856.2
November 2013 22250.00 11671.25 7.25% 0.12% 870.5
Desember 2013 25100.00 12147.55 7.50% 0.55% 887.1
Januari 2014 21475.00 12240.55 7.50% 1.07% 842.7
Februari 2014 25500.00 11994.75 7.50% 0.26% 834.5
Maret 2014 26000.00 11484.15 7.50% 0.08% 853.5
April 2014 29400.00 11492.95 7.50% 0.02% 880.5
Mei 2014 27325.00 11583.72 7.50% 0.16% 906.7
Juni 2014 28175.00 11952.10 7.50% 0.43% 945.7
Juli 2014 26700.00 11747.50 7.50% 0.93% 918.5
Agustus 2014 25500.00 11765.24 7.50% 0.47% 895.8
September 2014 23000.00 11950.36 7.50% 0.27% 949.2
Oktober 2014 23500.00 12205.57 7.50% 0.47% 940.3
November 2014 24000.00 12219.25 7.50% 1.5% 955.3
Desember 2014 24250.00 12500.48 7.75% 2.46% 942.7
Januari 2015 23250.00 12641.95 7.50% -024% 918.1
Februari 2015 24650.00 12813.53 7.50% -0.36% 927.8
Maret 2015 24300.00 13132.09 7.50% 0.17% 957.6
April 2015 20350.00 13012.62 7.50% 0.36% 959.4
Mei 2015 24800.00 13206.26 7.50% 0.50% 980.9
Juni 2015 22950.00 13379.95 7.50% 0.54% 1039.5
Juli 2015 20075.00 13441.79 7.50% 0.93% 1031.9
Agustus 2015 17125.00 13850.70 7.50% 0.39% 1026.3
September 2015 18125.00 14468.00 7.50% -0.05% 1063.0
Oktober 2015 19900.00 13864.76 7.50% -008% 1036.3
November 2015 16950.00 13740.95 7.50% 0.21% 1051.2
Desember 2015 15850.00 13923.75 7.50% 0.96% 1055.3
(28)
9
Berdasarkan tabel diatas dilihat bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami fluktuasi pada periode januari 2013 sampai desember 2015. Pada bulan februari 2013 IHSG mengalami penurunan sebesar 18450.00 poin dan pada akhir periode 2013 pada bulan desember IHSG mengalami peningkatan sebesar 25100.00 poin. Awal periode januari 2014 IHSG mengalami penurunan sebesar 21475.00 dan mengalami penurunan kembali pada bulan juli 2015 sebesar 26700.00. awal bulan januari 2015 merupakan awal periode keburukan bagi IHSG karena mengalami penurunan dari periode sebelumnya sebesar 23250.00 dan meningkat lagi pada bulan mei 2015 sebesar 24800.00. akan tetapi pada akhir periode 2015 IHSG mengalami penurunan sebesar 15850.00 pada bulan desember 2015.penurunan IHSG tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor eksternal maupun faktor internal.
Nilai tukar rupiah ke dolar mengalami fluktuasi pada periode januari 2013-desember 2015. Pada bulan februari nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar, namun pada desember 2013 nilai rupiah kembali melemah menjadi 12147.55 per dolar. Pada maret 2014 rupiah menguat terhadap dolar sebesar 11484.15 per dolar dan melemah kembali pada awal periode januari 2015 mencapai 12641.95 per dolar. Akan tetapi, pada bulan oktober 2015 nilai tukar rupiah kembali menguat sebesar 13864.76 per dolar dan melemah pada akhir periode 2015 sebesar 13923.75 per dolar.
Suku bunga pada periode januari 2013 sampai desember 2015 bisa dikatakan stabil. Pada bulan juni 2013 mengalami kenaikan 6.00% dari bulan januari sampai mei 2013 yang hanya 5.75%. bulan juli dan agustus 2013 tinngkat
(29)
10
suku bunga kembali naik menjadi 6.50%, bulan September naik menjadi 7.99%, bulan oktober dan November 2013 naik lagi menjadi 7.25%. bulan desember 2013 sampai November 2014 tingkat suku bunga relative stabil 7.50%, dan mengalami kenaikan 0.25% pada bulan desember 2014 menjadi 7.75%. Pada periode 2015 tingkat suku bunga dikatakan stabil, karena mulai bulan januari sampai desember 2015 tidak mengalami fluktuasi dan stagnan pada angka 7.50%.
Awal periode januari 2013 samapi desember 2015 inflasi mengalami fluktuasi. Pada bulan februari sampai mei 2013 inflasi terus mengalami penurunan yg sebelumnya inflasi sebesar 1.03% pada bulan januari 2013. Terjadi peningkatan pada bulan juli 2013 sebesar 3.29%. Pada akhir periode 2013 sampai awal periode 2014 inflasi mengalami kenaikan pada bulan oktober 2013 sampai januari 2014. Pada bulan mei sampai juli 2014 inflasi kembali mengalami kenaikan, akhir periode 2014 inflasi kembali naik pada bulan oktober sampai desember 2014. Awal periode 2015 inflasi mengalami penurunan sampai -0.24% pada bulan januari dan -0.35% pada bulan februari 2015. Akan tetapi, inflasi kembali naik pada bulan maret sampai juli 2015 yang mencapai 0.93% pada bulan juli 2015.
Jumlah uang beredar (M1) mengalami fluktuasi mulai awal tahun 2103 sampai dengak 2015, awal bulan januari 2013 M1 berada pada titik 787.9 trilliun rupiah. akhir bulan November sampai desember 2013 (M1) mengalami peningkatan mencapai 887.1 trilliun rupiah pada bulan desember 2013. Awal periode 2014 (M1) mengalami penurunan pada bulan januari dan februari 2014, dan kembali meningkat pada bulan September 2014 sampai akhir prriode 2014. (M1) kembali menurun pada awal periode 2015 mencapai 918.1 trilliun rupiah pada bulan januari 2015. Selanjutnya mengalami
(30)
11
penigkatan pada bulan November dan desember 2015 mencapai 1055.3 trilliun rupih pada bulan desember 2015.
Berdasarkan uraian diatas merupakan alasan peneliti melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Nilai Tukar, Suku Bunga, Inflasi, Jumlah Uang Beredar (M1) Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan, maka rumusan masalah dapat ditentukan sebagai berikut:
1. Apakah variabel nilai tukar rupiah, suku bunga, inflasi, jumlah uang beredar berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada periode 2013-2015?
2. Dari variabel nilai tukar, suku bunga, inflasi, dan jumlah uang beredar mana yang paling dominan berpengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia?
C. Batasan Masalah
Batasan masalah berfungsi untuk membatasi obyek masalah yang diteliti sehingga masalah yang diteliti tidak meluas dan mempermudah penelitian dalam menganalisis permasalahan. Adapun batasan masalahnya yakni periode pengamatan tahun 2013-2015 dan variabel yang digunakan nilai tukar kurs (US$/Rp), tingkat suku bunga, Inflasi, dan jumlah uang beredar (M1) dan data dalam bentuk bulanan.
(31)
12
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan diadakannya penelitian ini asalah:
a) Untuk menguji pengaruh variabel nilai tukar, suku bunga, inflasi, dan jumlah uang beredar terhadap variable IHSG pada periode 2013-2015. b) Untuk menguji variabel yang paling dominan mempengaruhi Indeks Harga
Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kebeberapa pihak, seperti:
a) Bagi Investor
Dapat memberikan gambaran tentang keadaan saham perusahaan publik terutama pengaruh nilai tukar (kurs) dolar, suku bunga, inflasi, jumlah uang beredar terhadap rupiah terhadap IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) sehingga dapat menentukan dan menerapkan strategi perdagangan di pasar modal.
b) Bagi Pemerintah
Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah dan pihak lainnya yang terkait dalam mengambil kebijakan yang akan ditempuh sehubungan dengan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
(32)
13
c) Bagi peneliti Selanjutnya
Hasil dari penelitian ini bisa dijadikan dasar dan juga bisa dikembangkan secara luas lagi dengan mengambil faktor-faktor ekonomi yang lain, selain nilai tukar (kurs) dolar Amerika terhadap rupiah.
(1)
Table 1.1
Perkembangan IHSG, Nilai Tukar, Suku Bunga, Inflasi, dan Jumlah Uang Beredar (M1) di Bursa Efek Indonesia (BEI)
Periode 2013-2015
PERIODE IHSG
(Poin) KURS JUAL (Rupiah) SUKU BUNGA (%) INFLASI (%) Jumlah Uang Beredar (M1) (Trilliun Rupiah)
Januari 2013 18850.00 9735.57 5.75% 1.03% 787.9
Februari 2013 18450.00 9735.05 5.75% 0.75% 786.5
Maret 2013 18500.00 9758.11 5.75% 0.63% 810.1
April 2013 18700.00 9772.95 5.75% -0.1% 832.2
Mei 2013 19500.00 9809.91 5.75% -0.03% 822.9
Juni 2013 19700.00 9931.00 6.00% 1.03% 858.5
Juli 2013 15550.00 10123.70 6.50% 3.29% 879.0
Agustus 2013 19750.00 10625.28 6.50% 1.12% 855.8
September 2013 19500.00 11402.95 7.00% -0.35% 867.7
Oktober 2013 18600.00 11423.86 7.25% 0.09% 856.2
November 2013 22250.00 11671.25 7.25% 0.12% 870.5
Desember 2013 25100.00 12147.55 7.50% 0.55% 887.1
Januari 2014 21475.00 12240.55 7.50% 1.07% 842.7
Februari 2014 25500.00 11994.75 7.50% 0.26% 834.5
Maret 2014 26000.00 11484.15 7.50% 0.08% 853.5
April 2014 29400.00 11492.95 7.50% 0.02% 880.5
Mei 2014 27325.00 11583.72 7.50% 0.16% 906.7
Juni 2014 28175.00 11952.10 7.50% 0.43% 945.7
Juli 2014 26700.00 11747.50 7.50% 0.93% 918.5
Agustus 2014 25500.00 11765.24 7.50% 0.47% 895.8
September 2014 23000.00 11950.36 7.50% 0.27% 949.2
Oktober 2014 23500.00 12205.57 7.50% 0.47% 940.3
November 2014 24000.00 12219.25 7.50% 1.5% 955.3
Desember 2014 24250.00 12500.48 7.75% 2.46% 942.7
Januari 2015 23250.00 12641.95 7.50% -024% 918.1
Februari 2015 24650.00 12813.53 7.50% -0.36% 927.8
Maret 2015 24300.00 13132.09 7.50% 0.17% 957.6
April 2015 20350.00 13012.62 7.50% 0.36% 959.4
Mei 2015 24800.00 13206.26 7.50% 0.50% 980.9
Juni 2015 22950.00 13379.95 7.50% 0.54% 1039.5
Juli 2015 20075.00 13441.79 7.50% 0.93% 1031.9
Agustus 2015 17125.00 13850.70 7.50% 0.39% 1026.3
September 2015 18125.00 14468.00 7.50% -0.05% 1063.0
Oktober 2015 19900.00 13864.76 7.50% -008% 1036.3
November 2015 16950.00 13740.95 7.50% 0.21% 1051.2
Desember 2015 15850.00 13923.75 7.50% 0.96% 1055.3
(2)
Berdasarkan tabel diatas dilihat bahwa Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengalami fluktuasi pada periode januari 2013 sampai desember 2015. Pada bulan februari 2013 IHSG mengalami penurunan sebesar 18450.00 poin dan pada akhir periode 2013 pada bulan desember IHSG mengalami peningkatan sebesar 25100.00 poin. Awal periode januari 2014 IHSG mengalami penurunan sebesar 21475.00 dan mengalami penurunan kembali pada bulan juli 2015 sebesar 26700.00. awal bulan januari 2015 merupakan awal periode keburukan bagi IHSG karena mengalami penurunan dari periode sebelumnya sebesar 23250.00 dan meningkat lagi pada bulan mei 2015 sebesar 24800.00. akan tetapi pada akhir periode 2015 IHSG mengalami penurunan sebesar 15850.00 pada bulan desember 2015.penurunan IHSG tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik faktor eksternal maupun faktor internal.
Nilai tukar rupiah ke dolar mengalami fluktuasi pada periode januari 2013-desember 2015. Pada bulan februari nilai tukar rupiah menguat terhadap dolar, namun pada desember 2013 nilai rupiah kembali melemah menjadi 12147.55 per dolar. Pada maret 2014 rupiah menguat terhadap dolar sebesar 11484.15 per dolar dan melemah kembali pada awal periode januari 2015 mencapai 12641.95 per dolar. Akan tetapi, pada bulan oktober 2015 nilai tukar rupiah kembali menguat sebesar 13864.76 per dolar dan melemah pada akhir periode 2015 sebesar 13923.75 per dolar.
Suku bunga pada periode januari 2013 sampai desember 2015 bisa dikatakan stabil. Pada bulan juni 2013 mengalami kenaikan 6.00% dari bulan januari sampai mei 2013 yang hanya 5.75%. bulan juli dan agustus 2013 tinngkat
(3)
suku bunga kembali naik menjadi 6.50%, bulan September naik menjadi 7.99%, bulan oktober dan November 2013 naik lagi menjadi 7.25%. bulan desember 2013 sampai November 2014 tingkat suku bunga relative stabil 7.50%, dan mengalami kenaikan 0.25% pada bulan desember 2014 menjadi 7.75%. Pada periode 2015 tingkat suku bunga dikatakan stabil, karena mulai bulan januari sampai desember 2015 tidak mengalami fluktuasi dan stagnan pada angka 7.50%.
Awal periode januari 2013 samapi desember 2015 inflasi mengalami fluktuasi. Pada bulan februari sampai mei 2013 inflasi terus mengalami penurunan yg sebelumnya inflasi sebesar 1.03% pada bulan januari 2013. Terjadi peningkatan pada bulan juli 2013 sebesar 3.29%. Pada akhir periode 2013 sampai awal periode 2014 inflasi mengalami kenaikan pada bulan oktober 2013 sampai januari 2014. Pada bulan mei sampai juli 2014 inflasi kembali mengalami kenaikan, akhir periode 2014 inflasi kembali naik pada bulan oktober sampai desember 2014. Awal periode 2015 inflasi mengalami penurunan sampai -0.24% pada bulan januari dan -0.35% pada bulan februari 2015. Akan tetapi, inflasi kembali naik pada bulan maret sampai juli 2015 yang mencapai 0.93% pada bulan juli 2015.
Jumlah uang beredar (M1) mengalami fluktuasi mulai awal tahun 2103 sampai dengak 2015, awal bulan januari 2013 M1 berada pada titik 787.9 trilliun rupiah. akhir bulan November sampai desember 2013 (M1) mengalami peningkatan mencapai 887.1 trilliun rupiah pada bulan desember 2013. Awal periode 2014 (M1) mengalami penurunan pada bulan januari dan februari 2014, dan kembali meningkat pada bulan September 2014 sampai akhir prriode 2014. (M1) kembali menurun pada awal periode 2015 mencapai 918.1 trilliun rupiah pada bulan januari 2015. Selanjutnya mengalami
(4)
penigkatan pada bulan November dan desember 2015 mencapai 1055.3 trilliun rupih pada bulan desember 2015.
Berdasarkan uraian diatas merupakan alasan peneliti melakukan penelitian dengan judul “Pengaruh Nilai Tukar, Suku Bunga, Inflasi, Jumlah Uang Beredar (M1) Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang diuraikan, maka rumusan masalah dapat ditentukan sebagai berikut:
1. Apakah variabel nilai tukar rupiah, suku bunga, inflasi, jumlah uang beredar berpengaruh terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada periode 2013-2015?
2. Dari variabel nilai tukar, suku bunga, inflasi, dan jumlah uang beredar mana yang paling dominan berpengaruhi Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia?
C. Batasan Masalah
Batasan masalah berfungsi untuk membatasi obyek masalah yang diteliti sehingga masalah yang diteliti tidak meluas dan mempermudah penelitian dalam menganalisis permasalahan. Adapun batasan masalahnya yakni periode pengamatan tahun 2013-2015 dan variabel yang digunakan nilai tukar kurs (US$/Rp), tingkat suku bunga, Inflasi, dan jumlah uang beredar (M1) dan data dalam bentuk bulanan.
(5)
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas, maka tujuan diadakannya penelitian ini asalah:
a) Untuk menguji pengaruh variabel nilai tukar, suku bunga, inflasi, dan jumlah uang beredar terhadap variable IHSG pada periode 2013-2015. b) Untuk menguji variabel yang paling dominan mempengaruhi Indeks Harga
Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia.
E. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kebeberapa pihak, seperti:
a) Bagi Investor
Dapat memberikan gambaran tentang keadaan saham perusahaan publik terutama pengaruh nilai tukar (kurs) dolar, suku bunga, inflasi, jumlah uang beredar terhadap rupiah terhadap IHSG (Indeks Harga Saham Gabungan) sehingga dapat menentukan dan menerapkan strategi perdagangan di pasar modal.
b) Bagi Pemerintah
Sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah dan pihak lainnya yang terkait dalam mengambil kebijakan yang akan ditempuh sehubungan dengan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia (BEI).
(6)
c) Bagi peneliti Selanjutnya
Hasil dari penelitian ini bisa dijadikan dasar dan juga bisa dikembangkan secara luas lagi dengan mengambil faktor-faktor ekonomi yang lain, selain nilai tukar (kurs) dolar Amerika terhadap rupiah.