Penelitian Tentang Fungsi Media Dalam Pembentukan Opini Publik

atau melakukan konfirmasi terhadap pemikiran dan pendapat mereka sendiri, dan menjadikan pemikiran dan pendapat tersebut seolah-olah berasal dari masyarakat.

2.1.11.4. Kelebihan Media Massa Dalam Pembentukan Opini Publik

Kelebihan media massa dalam proses pembentukan opini publik McQuail, 1996: 51 antara lain: 1. Media massa mampu menjangkau lebih banyak orang dan wilayah geografis yang lebih luas. 2. Format dan isi media selalu berhubungan dengan publik. Posisi media sering menjadi public sphere. 3. Media sebagai juru bahasa yang menjelaskan dan memberi makna terhadap suatu peristiwa yang menjadi public opinion. 4. Media massa bisa menjadi jaringan interaktif yang menghubungkan komunikator dengan khalayak beserta feedback-nya.

2.1.12. Penelitian Tentang Fungsi Media Dalam Pembentukan Opini Publik

Berikut ini beberapa penlitian tentang fungsi media dalam pembentukan opini publik: 1. Amiruddin “Peran Media Dalam Pembentukan Opini Masyarakat di Wilayah Perbatasan Mengenai Jati Diri Bangsa Indonesia” Penelitian ini bersifat kualitatif, yang dilakukan dengan mewawancarai informan dari berbagai kalangan yang dianggap relevan. Penelitian ini bersifat deskriptif analisis. Tujuan dari penelitian ini adalah mendeskripsikan peran media dalam pembentukan opini masyarakat di wilayah perbatasan mengenai jati diri bangsa Indonesia. Setelah melakukan wawancara mendalam terhadap informan dalam penelitian ini, maka peneliti yang bersangkutan menemukan bahwa wawasan kebangsaan dan jati diri bangsa Indonesia yang berada di wilayah perbatasan masih rendah, namun tidak luntur atau mengingkari keempat konsepsus dasar yang membentuk jati diri bangsa, yaitu Pancasila, UUD 1945, NKRI dan Bhineka Tunggal Ika. Hal itu disebabkan minimnya informasi nasional yang dapat mereka peroleh, sehingga mereka lebih mengenal struktur negara tetangga, Malaysia, daripada negara mereka sendiri. Peran media nasional di wilayah perbatasan masih belum optimal, karena masyarakat di wilayah tersebut mengaku lebih mudah mengakses informasi dari negara tetangga, Malaysia, yang dapat diakses tanpa harus menggunakan antena parabola. Sehingga pada masyarakat pedalaman di daerah perbatasan, peran dan keberadaan media dari negara tersebut lebih dominan. Hal itu disebabkan oleh faktor ekonomi, dimana masyarakat daerah perbatasan yang tinggal di pedalaman memiliki kehidupan ekonomi yang rendah, sehingga tidak memungkinkan mereka untuk membeli alat yang dapat membantu mereka untuk mengakses siaran nasional. 2. Tika Primasiwi Ilmu Komunikasi UNDIP 2011 “Pembentukan Opini Publik Tentang Citra Polisi Sebagai Dampak Berita Tindak Kriminal Polisi di Media Massa”. Pencitraan positif yang seharusnya dibangun sebagai komitmen menuju profesionalisme polisi, ternyata sering disalah gunakan oleh oknumnya sendiri sehungga polisi sering divonis dengan citra negatif. Dari pencitraan negatif tersebut masyarakat membentuk berbagai opini. Terlebih lagi media massa yang mengemas berita dan terkadang berlebihan, menimbulkan berbagai opini yang mengesankan institusi polisi dipandang sinis oleh masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan pembentukan opini publik tentang citra polisi sebagai dampak dari berita tindak kriminal yang dilakukan polisi dan diangkat di media massa. Teori yang digunakan adalah teori spiral keheningan oleh Elizabeth Noelle-Neumann. Penelitian ini menggunakan metodologi kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pendekatan ini mencoba mendeskripsikan secara detail topik yang diteliti. Hasil dari penelitian ini adalah media massa mempunyai andil dalam memberitakan berita tentang tindak kriminal polisi. Hal ini menimbulkan penegasan terhadap ironi yang terjadi bahwa penegak hukum seperti polisi pun melakukan tindak kriminal yang tidak seharusnya dilakukan. Namun seperti yang diungkapkan dalam teori minimalist effect, bahwa efek media tidak terlampau kuat mempengaruhi masyarakat karena masyarakat menampung pemberitaan di media dan mencari tahu pendapat orang lain mengenai pemberitaan negatif di media massa tentang sosok polisi agar mengetahui apakah fakta yang terjadi sesuai dengan apa yang ada dalam pemberitaan di media massa. Setelah masyarakat tahu fakta yang sebenarnya, baru kemudian masyarakat membentuk persepsi yang mencitrakan polisi. Dari persepsi yang terbentuk dari pengalaman maupun dari terpaan media massa, masyarakat akhirnya membentuk opini pribadi tentang citra polisi. Dari opini pribadi tersebut, maka opini seseorang akan terbagi menjadi dua, yaitu opini mayoritas dan opini minoritas yang berkembang menjadi opini publik. 3. Himawan Pratama Ilmu Budaya UI 2009 “Peran Media Massa Dalam Membentuk Persepsi Mahasiswa Jepang Tentang Islam Terhadap Peristiwa 11 September” Penelitian ini dilatarbelakangi oleh peristiwa World Trade Centre yang terjadi di Amerika Serikat pada tanggal 11 September 2001, yang kemudian disusul oleh invasi Amerika Serikat ke Afghanistan dan ke Irak. Setelah peristiwa tersebut, frekuensi pemberitaan yang berkaitan dengan kejadian itu semakin tinggi di media massa, terutama di televisi. Berbagai program televisi di berbagai negara yang memberitakan peristiwa itu mengaitkan kejadian itu dengan Islam, salah satunya di Jepang. Dengan kurang tersedianya sumber informasi primer tentang Islam, mengakibatkan masyarakat Jepang menjadi lebih mengandalkan media massa, terutama televisi, sebagai penghubung dengan dunia Islam, sesuatu yang sangat jauh dari kehidupan mereka. Berdasarkan hasil dari penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan masalah ini, mahasiswa Jepang memiliki frekuensi menonton televisi yang sangat tinggi. Berdasarkan hal tersebut, maka peneliti memilih untuk melengkapi penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Hagiwara Siweru dalam meneliti tentang bagaimana peran media, khusunya televisi, dalam membentuk persepsi mahasiswa Jepang tentang Islam terutama pascaperistiwa 11 September. Adapun teori-teori yang digunakan dalam penelitian ini adalah teori komunikasi massa dan teori kultivasi. Dengan mengacu pada teori kultivasi, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis relevansi pemberitaan media televisi dengan persepsi mahasiswa Jepang tentang Islam pasca peristiwa 11 September. Hasil penelitian ini adalah timbulnya persepsi negatif tentang Islam pada mahasiswa Jepang akibat terbatasnya akses mahasiswa dan masyarakat Jepang terhadap informasi tentang Islam, serta hubungan kultural dan historis antara Jepang dan dunia Islam yang tidak terlalu dekat yang mengakibatkan mahasiswa Jepang memiliki pengetahuan yang kurang memadai tentang dunia Islam. Terlepas dari fakta itu, bila mengingat kehadiran media massa, terutama televisi, untuk mengenal dunia Internasional bagi mahasiswa Jepang, maka peneliti dalam penelitian ini menyebutkan bahwa televisi memiliki relevansi dengan persepi mahasiswa Jepang tentang Islam pasca- peristiwa 11 September. Televisi sebagai media yang paling dipercaya mahasiswa Jepang sebagai penyampai informasi yang kredibel tentu memiliki pengaruh dalam membentuk persepsi mahasiswa tersebut. Pengaitan hubungan antara Islam dengan negara-negara yang berkaitan dengan terorisme di televisi pascaperistiwa 11 September pada akhirnya menimbulkan persepsi negatif pada negara-negara tersebut yang kemudian berimplikasi pada Islam. Dalam kerangka teori kultivasi, munculnya persepsi negatif mahasiswa Jepang tentang Islam dapat dijelaskan sebagai hasil dari proses kultivasi atau pembelajaran bersama mengenai realitas sosial melalui pemberitaan yang disampaikan televisi. Informasi tersebut diterima oleh mahasiswa Jepang yang sebagian besar memberikan penilaian yang tinggi terhadap kredibilitas televisi. Kemudian dengan mendasarkan argumen yang diterima melalui pemberitaan di televisi pascaperistiwa 11 September, mahasiswa Jepang membentuk persepsi tertentu tentang Islam yang secara tidak langsung “terkultivasi” oleh pemberitaan televisi Jepang tentang Islam pascaperistiwa 11 September.

2.2. Kerangka Konsep

Konsep adalah generalisasi dari sekelompok fenomena yang sama. Konsep dibangun dari teori-teori yang digunakan untuk menjelaskan variabel-variabel yang akan diteliti Bungin, 2005: 57. Adapun konsep atau variabel yang terdapat di dalam penelitian ini adalah Fungsi Media Massa Dalam Pembentukan Opini Masyarakat Kelurahan Mangga Perumnas Simalingkar Medan Terhadap Pemberitaan Kebijakan Pemerintah Tentang BBM di Televisi.

2.3. Model Teoritis

Gambar 1

Dokumen yang terkait

Fungsi Media Massa dalam Pembentukan Opini Masyarakat (Studi Deskriptif Tentang Fungsi Media Massa dalam Pembentukan Opini Masyarakat Kelurahan Mangga Perumnas Simalingkar Terhadap Pemberitaan Kebijakan Pemerintah Tentang BBM di Televisi)

1 28 78

Pemberitaan Aksi Mahasiswa di Media Massa dan Pembentukan Opini Publik (Studi Deskriptif tentang Pemberitaan Aksi Mahasiswa di Metro TV terhadap Pembentukan Opini Mahasiswa FISIP USU)

2 35 105

PENGARUH PEMBERITAAN MEDIA MASSA TERHADAP PEMBENTUKAN OPINI PUBLIK TENTANG PRESTASI KERJA WALIKOTA MEDAN (STUDI KASUS MASYARAKAT KELURAHAN INDRA KASIH KECAMATAN MEDAN TEMBUNG).

0 1 23

Media massa berpengaruh besar dalam pembentukan opini publik melalui suatu isu yang dimunculkan dalam

0 6 23

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori - Fungsi Media Massa dalam Pembentukan Opini Masyarakat (Studi Deskriptif Tentang Fungsi Media Massa dalam Pembentukan Opini Masyarakat Kelurahan Mangga Perumnas Simalingkar Terhadap Pemberitaan Kebijakan Pemerint

0 0 20

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah - Fungsi Media Massa dalam Pembentukan Opini Masyarakat (Studi Deskriptif Tentang Fungsi Media Massa dalam Pembentukan Opini Masyarakat Kelurahan Mangga Perumnas Simalingkar Terhadap Pemberitaan Kebijakan Peme

0 0 6

Fungsi Media Massa dalam Pembentukan Opini Masyarakat (Studi Deskriptif Tentang Fungsi Media Massa dalam Pembentukan Opini Masyarakat Kelurahan Mangga Perumnas Simalingkar Terhadap Pemberitaan Kebijakan Pemerintah Tentang BBM di Televisi)

0 0 8

BAB II URAIAN TEORITIS 2.1 Kerangka Teori - Fungsi Media Massa Dalam Pembentukan Opini Publik (Studi Deskriptif Tentang Fungsi Media Massa Dalam Pembentukan Opini Masyarakat Kelurahan Mangga Perumnas Simalingkar Terhadap Pemberitaan Kebijakan Pemerintah T

0 0 20

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Opini adalah ekspresi atau pendapat seseorang atas suatu masalah yang - Fungsi Media Massa Dalam Pembentukan Opini Publik (Studi Deskriptif Tentang Fungsi Media Massa Dalam Pembentukan Opini Masyarakat Kelurah

0 0 6

Fungsi Media Massa Dalam Pembentukan Opini Publik (Studi Deskriptif Tentang Fungsi Media Massa Dalam Pembentukan Opini Masyarakat Kelurahan Mangga Perumnas Simalingkar Terhadap Pemberitaan Kebijakan Pemerintah Tentang BBM Di Televisi)

0 1 8