d. Mencoba Trial: seseorang telah mulai mencoba melakukan perilaku baru. e. Adopsi Adoption: seseorang telah berperilaku baru sesuai dengan
pengetahuan, kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus. Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung, yakni dengan
wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa jam, hari atau bulan yang lalu. Pengukuran dapat juga dilakukan secara langsung, yakni dengan
mengamati tindakan atau kegiatan responden.
16
Menurut WHO, kesehatan gigi dan mulut berarti bebas nyeri mulut kronis dan nyeri wajah, kanker mulut dan tenggorokan, luka mulut, cacat lahir seperti bibir
sumbing dan langit-langit, penyakit periodontal, kerusakan gigi dan kehilangan gigi, dan penyakit lain atau gangguan yang mempengaruhi rongga mulut.
17
2.5 Pencegahan Penyakit Gigi dan Mulut
Sebenarnya kesadaran akan pentingnya kesehatan gigi dan mulut telah lama ada di kedokteran gigi. Hal ini terbukti dari timbulnya perubahan yang sangat
mendasar dalam konsep perawatan kedokteran gigi sejak tahun 1970. Oleh karena itu, tidak heran bila sebelumnya banyak orang mencabut gigi sebagai tindakan untuk
menghilangkan rasa sakit gigi. Kehilangan gigi akan mengurangi kenyamanan dan efisensi mengunyah oleh karena itu, belakangan ini perawatan lebih diarahkan kepada
upaya perawatan atau pemeliharaan kestabilan fungsi seluruh system pengunyahan baik melalui tindakan pencegahan atau pemulihan.
2
Beberapa tindakan pencegahan yang dapat dilakukan antara lain adalah menjaga kebersihan rongga mulut, pendidikan kesehatan gigi, diet dan konsumsi
gula, penggunaan fluor dan mengetahui status kesehatan gigi dan mulut.
2
2.6 Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut
Oral higiene adalah upaya menjaga mulut agar bersih dengan menyikat gigi dan menggunakan benang gigi flossing untuk mencegah kerusakan gigi dan
penyakit gusi. Tujuannya adalah untuk mencegah penumpukan plak, yaitu suatu lapisan lunak yang terdiri atas bakteri dan sisa makanan yang melekat pada
permukaan gigi dan dorsum lidah. Plak yang tidak dibersihkan secara reguler ini akan melekat pada celah gigi dan pada pit dan fissur gigi dan kemudian menghasilkan
asam yang dapat merusakmenghakis permukaan enamel gigi sehingga terjadi lobang pada gigi. Plak juga mengiritasi gingiva dan menyebabkan penyakit periodontal,
sekiranya keadaan ini tidak dirawat, maka akan terjadi kehilangan gigi.
9,18
Selain menyikat gigi dan menggunakan benang gigi, berkumur dengan obat kumur juga dapat mencegah penumpukan plak dan sekaligus memberikan nafas yang
segar. Lidah juga merupakan tempat penumpukan plak, oleh karena itu belakangan ini disarankan pemakaian pembersih lidah dan palatum untuk mengurangi debris,
plak dan sejumlah mikroorganisme yang tertumpuk di lidah. Di samping penjagaan kebersihan rongga mulut sehari-hari, kunjungan berkala ke dokter gigi juga perlu
dilakukan untuk mendapatkan perawatan pencegahan penyakit gigi dan mulut lainnya.
9,18
Diharapkan agar guru-guru mempunyai pengetahuan yang baik tentang kesehatan gigi dan mulut supaya mereka dapat mengajar anak-anak sekolah tentang
pencegahan dan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut. Selain itu, diharapkan juga guru-guru dapat menunjukkan sikap yang positif terhadap kesehatan gigi dan mulut
dan seterusnya dapat melakukan upaya pencegahan dan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut sebagai perilaku sehari-hari sehingga dapat ditiru oleh murid sekolah.
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah survei yang bersifat deskriptif untuk mengetahui pengetahuan, sikap dan perilaku guru-guru
sekolah dasar tentang kesehatan gigi dan mulut di SD Negeri 060882, SD Negeri 060887, SD Santo Yoseph 1 dan SD Namira, Medan.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di SD Negeri 060882, SD Negeri 060887, SD Santo Yoseph 1 dan SD Namira, Medan. Waktu melakukan penelitian lebih kurang 2
minggu. Pemilihan sekolah dilakukan karena akses peneliti lebih mudah ke 4 sekolah ini. Selain itu, semua sekolah di atas terlibat dalam program Upaya Kesehatan Gigi
Sekolah UKGS.
3.3 Populasi dan Sampel
Populasi dalam penelitian ini adalah semua guru dari 4 sekolah dasar di Medan yaitu, 2 sekolah dasar negeri SD Negeri 060882, SD Negeri 060887 dan 2
sekolah dasar swasta SD Santo Yoseph 1, SD Namira. Seluruh populasi menjadi sampel yang berjumlah sebanyak 75 orang.
3.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
a. Pengetahuan responden tentang kesehatan gigi dan mulut yang mencakup : jumlah gigi, penyebab karies, tanda-tanda radang gusi, pencegahan dan pemeliharaan
kesehatan gigi dan mulut serta kunjungan ke dokter gigi. Cara pengukuran tingkat pengetahuan adalah seperti berikut
b. Sikap responden tentang kesehatan gigi dan mulut yang mencakup apakah perlu tidaknya untuk guru mengetahui dan mengajar murid tentang kesehatan gigi dan
mulut, memberikan pengarahan menyikat gigi dan memberikan kaunseling diet pada murid.
Cara pengukuran sikap adalah seperti berikut: Alat ukur
Skala ukur Hasil ukur
Penilaian Kuesioner
Sikap 12 Pertanyaan
Ordinal Jawaban tidak
tepat = 0 Jawaban paling
tepat = 1 Baik:
≥ 80 sikap positif. Sedang: 60
≤ skor ≤ 79 sikap positif.
Kurang: 60 sikap positif.
Alat ukur Skala ukur
Hasil ukur Penilaian
Kuesioner Pengetahuan
12 Pertanyaan Ordinal
Jawaban tidak tepat = 0
Jawaban paling tepat = 1
Baik: ≥ 80 jawaban
benar. Sedang: 60
≤ skor ≤ 79 jawaban benar.
Kurang: 60 jawaban benar.
c. Perilaku responden tentang kesehatan gigi dan mulut, yaitu : tindakan yang dilakukan responden untuk menjaga kesehatan gigi dan mulutnya serta tindakan yang
dilakukannya sebagai seorang guru dalam mengedukasi murid tentang kesehatan gigi dan mulut.
Cara pengukuran perilaku adalah seperti berikut: Alat ukur
Skala ukur Hasil ukur
Penilaian Kuesioner
Perilaku 9 Pertanyaan
Ordinal Jawaban tidak
tepat = 0 Jawaban paling
tepat = 1 Baik:
≥ 80 jawaban benar.
Sedang: 60 ≤ skor ≤ 79
jawaban benar. Kurang: 60 jawaban
benar.
d. Jenis kelamin : guru pria dan wanita yang mengajar di sekolah dasar. e. Materi pelajaran yang diajar : materi Orkes dan materi-materi lain yang
diajar oleh responden. f. Lama mengajar : pengalaman seorang guru dalam profesinya.
g. Pendidikan terakhir : latar belakang pendidikan formal dari responden yang memiliki ijazah kelulusan SMA, SPG atau sarjana.
3.5 Cara Pengumpulan Data