Potensi Dan Strategi Pengembangan Pertanian Periurban Di Kabupaten Bogor

POTENSI DAN STRATEGI PENGEMBANGAN PERTANIAN
PERIURBAN DI KABUPATEN BOGOR

HERWITA ANDRIAMASARI

SEKOLAH PASCASARJANA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2015

PERNYATAAN MENGENAI TESIS DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa penelitian berjudul “Potensi dan
Strategi Pengembangan Pertanian Periurban di Kabupaten Bogor” adalah benar
karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam
bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi baik yang
berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak diterbitkan
dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar
Pustaka di bagian akhir tesis ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.

Bogor, September 2015
Herwita Andriamasari
NIM A451120011

RINGKASAN
HERWITA ANDRIAMASARI. Potensi dan Strategi Pengembangan Pertanian
Periurban di Kabupaten Bogor. Dibimbing oleh WAHJU QAMARA
MUGNISJAH dan ARIS MUNANDAR.
Kabupaten Bogor merupakan bagian dari kesatuan wilayah mega-city
Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi) yang terkena
dampak perkembangan kota secara langsung. Dampak ini ditandai dengan
perubahan lahan, salah satunya pertanian. Terdapat trend baru dalam
pengembangan pertanian di dunia, dengan menganalisis potensi produksi pangan
di kota-kota besar dengan mengintegrasikan kebijakan dan program penggunaan
lahan serta mengelola sumber daya alam dan perubahan lanskap pedesaan di area
metropolitan. Pertanian yang dilakukan secara konvensional menyebabkan
pertanian tidak difungsikan secara optimal sehingga dapat dengan mudah
dikalahkan oleh sektor lain dan terkonversi. Pertanian multifungsi menjadi suatu
paradigma baru yang muncul saat ini sebagai cara yang cocok untuk
mempertahankan lahan pertanian yang tersisa dan mengembangkan pertanian

tersebut.
Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi tipologi wilayah yang
mengalami urbanisasi, menganalisis dinamika perubahan lahan pertanian di
Kabupaten Bogor dan kesesuaiannya terhadap RTRW Kabupaten Bogor tahun
2005—2025, dan menganalisis potensi pengembangan pertanian perkotaan
dengan penerapan multifungsi. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
penginderaan jauh, GIS, dan AHP.
Hasil analisis menunjukan bahwa Kabupaten Bogor secara umum memiliki
tipologi wilayah periurban, dari 40 kecamatan yang dimilikinya, 34 kecamatan
termasuk ke tipologi PU_1 dan 5 kecamatan termasuk ke tipologi PU_2.
Dinamika perubahan lahan pertanian dominan terjadi pada tipe PU_1 yang pada
awalnya (tahun 1999) berupa hutan kemudian berubah menjadi lahan pertanian
kebun pada tahun 2006, lalu pada tahun 2014 sebagian berubah menjadi lahan
kosong dan lahan terbangun, sebagian lagi tetap menjadi lahan pertanian kebun.
Ketidaksesuaian penutupan lahan pertanian aktual tahun 2014 dengan RTRW
2005—2025 adalah rata-rata < 30 persen, di antaranya, berupa badan air, lahan
terbangun, lahan kosong, dan hutan. Rekomendasi utama dari alternatif
pengembangan pertanian multifungsi adalah dengan pengembangan pertanian
ramah lingkungan dengan strategi utama sebagai penyediaan lapangan pekerjaan
dan pangan. Implementasinya dengan cara peningkatan pengetahuan sumber daya

petani melalui peningkatan pendidikan, pelatihan, demplot, dan kegiatan-kegiatan
lapang yang bersifat meningkatkan keterampilan petani dalam memahami
pertanian ramah lingkungan dan menguasai teknologi-teknologi di dalam sistem
pertanian yang ramah lingkungan.
Kata kunci: Kabupaten Bogor, pertanian periurban, pertanian multifungsi,
penginderaan jauh, geographical information system, analysis
hierarchy process.

SUMMARY
HERWITA ANDRIAMASARI. Potency and Strategic Development of Peri-urban
Agriculture in Kabupaten Bogor. Supervised by WAHJU QAMARA
MUGNISJAH and ARIS MUNANDAR.
Bogor District is one of the peri-urban areas of Jakarta Greater Area
(Jabodetabek) which is directly affected by its development as one of the world’s
mega-city. This impact is marked by land use changes in Bogor District, where
the agricultural land has experienced significant changes. There is a growing new
trend of studies internationally for analyzing the potential of food production in
cities by exploring the implications for land use policies and programs,
management of natural resources and changes in rural landscapes in a
metropolitan area. Conventional agriculture does not optimally functioned so that

it can be easily defeated by other sectors and converted. Multifunctional
agriculture is a new paradigm that emerged at this time that is suitable way to
retain the remaining agricultural land and develop it.
This study aims to identify the typology of urbanized areas, analyzing the
dynamics change of agricultural land in Bogor District and its suitability to Bogor
District Spatial Planning (RTRW) of 2005—2025, and also analyzing the
potential development of urban agriculture with a multifunctional application.
This research was conducted by using remote sensing, geographycal information
system and analytical hierarchy process.
The analysis results showed that Bogor Distict generally have a typology of
peri-urban area, from its 40 districts, 34 districts is PU_1 which means the
typology to peri-urban area with a high density area, while five districts is
typology to PU_2 with a low density area. Dynamics changes in the dominant
agricultural land scattered in Bogor District type PU_1 initially (in 1999) in the
form of the forest and then turned into mix garden in 2006, then in 2014 partly
turned into bare land and built up area, some agricultural land remains mix
garden. The suitability between actual agricultural land in 2014 with the Bogor
District Spatial Planning (RTRW) of 2005—2025 is average of