Pengelolaan Pemangkasan Paprika Dan Karakterisasi Kuantitatif Buah Tomat Di PT Joro, Bandung Barat, Jawa Barat

(1)

i

PENGELOLAAN PEMANGKASAN PAPRIKA DAN

KARAKTERISASI KUANTITATIF BUAH TOMAT DI

PT JORO, BANDUNG BARAT, JAWA BARAT

DEDI KUSMAYADI

A24062991

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011


(2)

PENGELOLAAN PEMANGKASAN PAPRIKA DAN KARAKTERISASI KUANTITATIF BUAH TOMAT DI PT JORO, BANDUNG BARAT, JAWA BARAT

Sweet Pepper Pruning Management and Tomato Quantitative Characterization at PT JORO, Bandung, West Java

Abstract

The apprentice was conducted at PT JORO, Bandung, West Java from February until June 2010. The main objective of this apprentice is to know the effect of pruning branches (branch number) in the cultivation of sweet pepper on plant growth. Another objective is to determine the quantitative character of tomato. All the existing plant in greenhouse, 363 plants are observed. The result of these observation were averaged to determine the ratio of two group of plant. While the observation of tomato, tomato picked 10 pieces each time of harvest for 10 times from three greenhouses.

The result showed that the plant with three branches per plant (one plant per polybag) faster growth than plant with two branches per plant (two plant per polybag). Level of resistance to pests an plant disease in plant with three branches per plant was much better. While the result of tomato, it has characteristics quantitative fruit with average weight of 105.02 g, an average long of 6.28 cm, and the average diameter of 5.5 cm. this quantitative caharacteristics has not been optimal if compared with the real potential of these varieties


(3)

RINGKASAN

DEDI KUSMAYADI. Pengelolaan Pemangkasan Paprika dan Karakterisasi Kuantitatif Buah Tomat di PT JORO, Bandung Barat, Jawa Barat. (Dibimbing oleh KETTY SUKETI).

Tujuan umum kegiatan magang di PT JORO adalah untuk menambah pengalaman dan kemampuan teknis serta kemampuan manajerial, melatih dan menguji penulis dalam menganalisis masalah yang biasa terjadi dalam pengelolaan perusahaan pertanian baik itu aspek teknis maupun manajerialnya serta menganalisis usaha tani paprika dan tomat.

Pengelolaan budidaya paprika dan tomat yang dilakukan penulis mulai dari kegiatan penyemaian hingga pemanenan. Prestasi kerja penulis dalam aspek budidaya sama baiknya dengan pekerja karena selama magang penulis melakukan kegiatan sebagai pekerja. Kemampuan penulis dalam aspek manajerial meliputi: kemampuan berkomunikasi dengan pegawai, mencari solusi dalam setiap permasalahan budidaya dan dalam perhitungan-perhitungan yang berhubungan dengan aspek budidaya. Masalah teknis yang timbul dalam pengelolaan budidaya paprika dan tomat adalah kegiatan pemeliharaan tanaman serta sarana budidayanya yang belum optimal sehingga produksi yang dicapai tidak optimal. Masalah manajerial perusahaan meliputi tidak adanya standar kerja yang diterapkan oleh perusahaan, pengawasan terhadap pekerja yang kurang serta jumlah tenaga kerja yang tidak sebanding dengan pekerjaan yang ada.

Analisis usaha tani paprika di PT JORO berdasarkan data yang diperoleh selama magang memperoleh keuntungan sebesar Rp. 6 191 960 tiap periode tanamnya (enam bulan) dengan total biaya produksi yang dikeluarkan sebesar Rp. 19 795 000. Analisis usaha tani tomat di PT JORO memperoleh keuntungan sebesar Rp. 2 500 tiap periode tanamnya (lima bulan) dengan total biaya produksi yang dikeluarkan sebesar Rp. 16 300 000. Keuntungan usaha tani tomat tiap periode tanam belum bisa mengembalikan modal infestasi yang dikeluarkan sebesar Rp. 20 333 800 pada akhir periode usaha (tujuh periode tanam) sementara keuntungan usaha tani paprika tiap periode tanam sudah bisa mengembalikan modal infestasi pada akhir periode usaha (enam periode tanam). Usaha budidaya


(4)

iii tomat varietas Marta yang dilakukan PT JORO belum memberikan keuntungan yang optimal bila dihitung dengan analisis usaha tani karena karakteristik kuantitatif tomat yang digunakan tidak sesuai dari segi ekonomi.

Tujuan khusus dari magang ini adalah untuk mengetahui pengaruh pemangkasan cabang dalam budidaya paprika terhadap pertumbuhan dan ketahanan tanaman tehadap penyakit serta untuk mengetahui karakteristik kuantitatif buah tomat varietas Marta.

Pengamatan pada tanaman paprika dilakukan secara langsung. Jumlah tanaman paprika dalam satu greenhouse adalah 363 tanaman. Pengamatan tanaman tomat dilakukan sebanyak 10 kali panen dengan mengambil 10 contoh buah tomat tiap panen dari tiga greenhouse. Tanaman paprika dikelompokkan menjadi dua berdasarkan pemangkasannya. Kelompok pertama dipangkas hingga menyisakan dua cabang utama per tanaman (dua tanaman per polybag), sedangkan kelompok kedua dipangkas hingga menyisakan tiga cabang per tanaman (satu tanaman per polybag). Hasil pengamatan menunjukkan bahwa tanaman paprika yang dipangkas hingga menyisakan tiga cabang per tanaman lebih cepat pertumbuhannya dilihat dari diameter dan tinggi tanaman serta lebih tahan terhadap serangan hama dan penyakit tanaman khususnya tungau merah (Tetranychus sp.). Tingkat ketahanan tanaman terhadap serangan tungau terlihat dari persentase pengurangan serangan tungau pada tanaman paprika yang dipangkas menjadi tiga cabang per tanaman sebesar 91.36% bila dibandingkan dengan tanaman paprika dengan dua cabang per tanaman.

Bobot buah tomat/tanaman di PT JORO adalah 105.02 g dengan jumlah buah yang dapat dipanen 31.04 buah/tanaman, maka produktivitas rata-rata tanaman tomat di PT JORO selama lima bulan sebesar 3.26 kg/tanaman dengan panjang dan diameter buah tomat sebesar 6.28 cm dan 5.5 cm. Karakteristik kuantitatif buah tomat di PT JORO masih belum optimal bila dibandingkan dengan potensi sebenarnya.


(5)

PENGELOLAAN PEMANGKASAN PAPRIKA DAN

KARAKTERISASI KUANTITATIF BUAH TOMAT DI

PT JORO, BANDUNG BARAT, JAWA BARAT

Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Institut Pertanian Bogor

DEDI KUSMAYADI

A24062991

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA

FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2011


(6)

v

Judul :

PENGELOLAAN PEMANGKASAN PAPRIKA

DAN KARAKTERISASI KUANTITATIF BUAH

TOMAT DI PT JORO, BANDUNG BARAT, JAWA

BARAT

Nama

:

DEDI KUSMAYADI

NRP :

A24062991

Menyetujui: Pembimbing

Ir. Ketty Suketi, MSi NIP: 19610913 198601 2 001

Mengetahui:

Ketua Departemen Agronomi dan Hortikultura Fakultas Pertanian IPB

Dr. Ir. Agus Purwito, MSc, Agr. NIP: 19611101 198703 1 003


(7)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Jakarta, Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta pada tanggal 6 Maret 1988. Penulis merupakan anak pertama dari Bapak Nana Rukmana dan Ibu Sutarti.

Penulis lulus dari SDN Gunung Rahayu 1 Cimahi pada tahun 2000, kemudian pada tahun 2003 penulis menyelesaikan studi di SMPN 1 Bandung. Penulis lulus dari SMAN 9 Bandung pada tahun 2006, selanjutnya pada tahun yang sama penulis diterima di IPB melalui jalur SPMB. Penulis diterima sebagai mahasiswa Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian pada tahun 2007.

Penulis terpilih sebagai wakil ketua organisasi mahasiswa daerah Bandung pada tahun 2008. Penulis bergabung dengan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Pertanian dan menjabat sebagai staf finnance and bussines pada tahun 2009.


(8)

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayahNYA pelaksanaan magang dapat berjalan lancar dan selesai tepat pada waktunya. Magang yang berjudul “Pengelolaan Pemangkasan Paprika dan Karakterisasi Buah Tomat di PT JORO, Bandung Barat, Jawa Barat” terinspirasi dari masih sedikitnya produksi paprika di Indonesia dan semakin berkurangnya petani paprika khususnya di Cisarua Kabupaten Bandung Barat, selain itu juga terinspirasi dari tidak terjaminnya ketersediaan benih paprika di Indonesia.

Penulis menyampaikan terima kasih kepada Ir. Ketty Suketi, MSi yang telah memberikan bimbingan dan masukan yang sangat bermanfaat, sehingga

penulisan skripsi magang ini dapat diselesaikan dengan baik dan kepada Dr. Ir. Winarso D. Widodo, MS dan Ani Kurniawati, SP. MSi penulis ucapakan

terima kasih atas kesediaannya sebagai dosen penguji. Ucapan terima kasih juga disampaikan pada Dr. Ir. Edi Santosa, MS atas bimbingan akademiknya selama di Departemen Agronomi dan Hortikultura. Kepada kedua orang tua yang telah memberi dorongan yang tulus baik moril maupun materil, penulis ucapkan terima kasih. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada manajer dan karyawan PT JORO yang telah memberikan izin dan bantuan selama magang serta kepada Fitria Febrianti, Tina Maretina, Oktadya Handayani, Armaya Sevtian, Nita Winanti, Febriani Ai, Novita Rizky, Novrian Raharja, Donny Arzie, Muhammad Ramdhani dan Derry Kurniansyah yang telah memberi bantuan dan dukungan.

Bogor, Juni 2011 Penulis


(9)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... x

DAFTAR GAMBAR ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

PENDAHULUAN ... 1

Latar Belakang ... 1

Tujuan ... 3

TINJAUAN PUSTAKA ... 4

Botani Paprika ... 4

Syarat Tumbuh ... 4

Pemeliharaan ... 5

Pemanenan ... 6

Botani Tomat ... 6

Syarat Tumbuh ... 7

Pemeliharaan ... 8

Pemanenan ... 8

METODE MAGANG ... 9

Tempat dan Waktu ... 9

Metode Pelaksanaan ... 9

Pengamatan dan Pengumpulan Data ... 10

KEADAAN UMUM ... 11

Sejarah PT JORO ... 11

Letak Wilayah Administratif ... 12

Keadaan Iklim dan Tanah ... 12

Keadaan Tanaman dan Produksi ... 13

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan ... 13

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG ... 15

Penyemaian ... 15

Penanaman ... 16

Penyiraman dan Pemupukkan ... 17

Pemeliharaan Tanaman ... 18

Panen dan Pasca Panen ... 21

HASIL DAN PEMBAHASAN ... 23

Analisis Usaha Tani ... 23

Karakterisasi Buah Tomat Varietas Marta ... 27

Pengaruh Jumlah Cabang ... 29

Serangan Tungau Merah (Tetranychus sp.) ... 29

Pertumbuhan Tanaman Paprika ... 32


(10)

ix

KESIMPULAN DAN SARAN ... 34

Kesimpulan ... 34

Saran ... 35

DAFTAR PUSTAKA ... 36


(11)

DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Produksi dan Produktivitas Paprika dan Tomat di PT JORO Selama Kegiatan Magang ... 13 2. Ukuran Konduktivitas Elektrik (EC) Larutan Hara Berdasarkan

Umur Tanaman Paprika ... 18 3. Taksasi Produksi Paprika dan Tomat di PT JORO ... 23 4. Analisis Kelayakan Usaha Tani Paprika pada Lahan 500 m² di

PT JORO ... 24 5. Analisis Kelayakan Usaha Tani Tomat pada Lahan 500 m² di

PT JORO ... 26 6. Rekapitulasi Analisis Usaha Tani Paprika dan Tomat di PT JORO . 27 7. Karakter Kuantitatif Buah Tomat Varietas Marta di PT JORO ... 29


(12)

xi

DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Persemaian Paprika dan Tomat ... 15

2. Kegiatan Penanaman di PT JORO ... 16

3. Pemupukan dan Penyiraman dengan Sistem Drip Irrigation ... 17

4 Pemeliharaan Tanaman Paprika dan Tomat ... 19

5. Hama dan Penyakit pada Daun Paprika ... 20

6. Tahap Pertumbuhan Tanaman Paprika dan Tomat di PT JORO dalam Satu Periode Tanam ... 21

7. Hasil Pemanenan Paprika di PT JORO ... 21

8. Tomat yang Baru Dipanen ... 22

9. Gejala Serangan Tungau ... 30

10. Jumlah Tanaman Paprika yang Terserang Tungau ... 31

11. Kondisi Cuaca Selama Magang di PT JORO ... 32

12. Pengaruh Jumlah Cabang per Tanaman terhadap Diameter Batang Tanaman ... 32


(13)

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Jurnal Harian Kegiatan Magang di PT JORO, Bandung Barat,

Jawa Barat ... 39

2. Peta Lokasi PT JORO, Bandung Barat, Jawa Barat ... 51

3. Denah PT JORO, Bandung Barat, Jawa Barat ... 52

4. Struktur Organisasi PT JORO ... 53

5. Keadaan Tanaman di PT JORO, Bandung Barat, Jawa Barat. ... 54

6. Biaya Investasi Paprika di PT JORO, Bandung Barat, Jawa Barat .. 55

7. Biaya Operasional Paprika di PT JORO, Bandung Barat, Jawa Barat ... 56

8. Analisis Usaha Tani Paprika di PT JORO, Bandung Barat, Jawa Barat ... 57

9. Biaya Investasi Tomat di PT JORO, Bandung Barat, Jawa Barat .... 59

10. Biaya Operasional Tomat di PT JORO, Bandung Barat, Jawa Barat ... 60

11. Analisis Usaha Tani Tomat di PT JORO, Bandung Barat, Jawa Barat ... 61


(14)

1

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tanaman paprika (Capsicum annum var. grossum L.) berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Tanaman paprika telah menyebar ke beberapa negara, diantaranya Belanda dan Indonesia. Belanda merupakan negara pengekspor utama paprika karena pertanaman paprika telah didukung dengan teknologi yang modern (Alberta, 2004).

Buah paprika mengandung sedikit protein, lemak dan gula namun mengandung banyak karoten. Puslitbanghort (2006) melaporkan kandungan vitamin C pada paprika jauh lebih tinggi (sekitar 340 mg/100 g buah segar) daripada buah jeruk (sekitar 146 mg/100 g buah segar).

Di Indonesia tanaman paprika dibudidayakan di beberapa wilayah seperti Cianjur, Bandung Barat dan Brastagi yang cenderung bersuhu dingin. Salah satu daerah pusat budidaya paprika di Bandung Barat adalah daerah Pasirlangu. Permintaan paprika dari luar negeri khususnya Singapura dan Taiwan ke petani Pasirlangu cukup tinggi. Permintaan dari Singapura mencapai 4 ton per hari, namun para petani di Pasirlangu belum bisa memenuhinya. Kemampuan produksi para petani paprika hanya mencapai 8 ton per bulan dengan produktivitas 3-5 kg/tanaman. Rincian tersebut yaitu 4 ton untuk ekspor ke Singapura dan 4 ton lainnya untuk pemasaran dalam negeri. Omzet yang didapat petani di Pasirlangu per bulan sekitar Rp. 80 juta.1

Luas panen tanaman paprika di Indonesia pada tahun 2009 yaitu 1 471 ha, dengan produktivitas sekitar 2.56 ton/ha. Produktivitas tanaman paprika di Indonesia masih jauh dari optimum bila dibandingkan dengan Belanda. Hasil tanaman paprika di Indonesia yang dapat dicapai Balai Penelitian Tanaman

Sayuran adalah 8-9 kg/m2 dengan periode pertumbuhan selama tujuh bulan (Puslitbanghort, 2005). Hasil tanaman paprika di Negara Belanda dapat mencapai 25-30 kg/m2 dengan periode pertumbuhan selama 12 bulan (Puslitbanghort,

1

Hasil wawancara dengan ketua koperasi petani paprika Pasirlangu Cisarua Bandung Barat 25 Agustus 2010.


(15)

2006). Data Puslitbanghort menunjukkan produksi paprika di Belanda hampir tiga sampai empat kali lipat dari produksi di Indonesia.

Salah satu aspek yang dapat mempengaruhi produktivitas tanaman paprika adalah teknik budidayanya sehingga perlu penerapan teknik budidaya yang tepat untuk meningkatkan produktivitas tanaman paprika di Indonesia. Teknik budidaya yang tepat diharapkan dapat mengoptimalkan produktivitas tanaman paprika. Teknik budidaya tanaman paprika meliputi persemaian, penanaman, pemeliharaan, pengendalian hama dan penyakit tanaman serta penanganan pasca panen.

Salah satu aspek dalam pemeliharaan tanaman paprika adalah pemangkasan cabang (penentuan jumlah cabang yang dipelihara). Puslitbanghort (2006) menyatakan bahwa penentuan jumlah cabang yang akan dipelihara pada tanaman paprika akan berpengaruh pada tinggi tanaman, diameter cabang, serta ketahanan terhadap hama dan penyakit tanaman.

Tanaman tomat banyak dibudidayakan oleh petani di Indonesia karena tanaman ini cukup adaptif dengan iklim Indonesia yang tropis. Luas panen total tanaman tomat di Indonesia tahun 2009 yaitu 49 873 ha dengan produktivitas sekitar 13.82 ton/ha (Direktorat Jenderal Hortikultura, 2008). Provinsi yang menjadi produsen tomat terbesar adalah Jawa Barat dengan produksi 241 091 ton, diikuti Sumatera Utara 88 275 ton dan Jawa Timur 51 064 ton (Direktorat Jenderal Hortikultura, 2008b).

Di Indonesia tomat umumnya dibudidayakan secara konvensional tanpa menggunakan bangunan greenhouse, namun sekarang beberapa petani mulai membudidayakan tomat di dalam bangunan greenhouse. Beberapa keunggulan membudidayakan tomat di dalam greenhouse diantaranya adalah memperpanjang waktu budidaya, mengurangi serangan hama dan penyakit tanaman serta mempercepat pematangan buah. Keunggulan lain dari budidaya di dalam greenhouse adalah dapat mengatasi masalah yang disebabkan faktor lingkungan seperti hujan.

Tomat yang dibudidayakan di dalam greenhouse biasanya menggunakan sistem hidroponik dengan media bukan tanah, contohnya arang sekam. Sistem pengairan hidroponik umumnya menggunakan irigasi tetes (drip irrigation).


(16)

3 Keuntungan sistem hidroponik diantaranya mengurangi resiko penyakit tular tanah (soil borne disease) dan lebih efisien dalam penggunaan air dan pupuk.

PT JORO membudidayakan tanaman tomat sebagai tanaman alternatif pengganti paprika, karena ketersediaan benih paprika di Indonesia tidak selalu terjamin. Varietas paprika yang biasa ditanam petani di Indonesia, khususnya di Pasirlangu, Cisarua, serta di PT JORO Bandung Barat adalah varietas yang diproduksi di Belanda. PT JORO merupakan perusahaan yang bergerak di bidang agribisnis hortikultura yang meliputi budidaya, sarana budidaya, distributor benih, produsen pupuk dan konsultan.

Kegiatan magang di PT JORO dilakukan sebagai salah satu upaya untuk mengetahui secara langsung pengelolaan tanaman paprika dan tomat khususnya pada aspek pemangkasan. Pemilihan paprika karena permintaan paprika khususnya dari luar negeri terus meningkat, sementara penelitian tentang paprika masih sedikit dibandingkan dengan jenis cabai lainnya. Pengelolaan pemangkasan yang baik adalah pemangkasan yang dapat meningkatkan produktivitas namun tidak mengganggu pertumbuhan dan perkembangan tanaman, sehingga diperoleh hasil yang maksimal baik kualitas, kuantitas maupun kontinuitas.

Tujuan

Tujuan umum magang adalah:

1. Menambah pengalaman dan kemampuan teknis serta kemampuan manajerial penulis dalam pengelolaan perusahaan pertanian.

2. Melatih dan menguji penulis dalam menganalisis masalah-masalah yang biasa terjadi dalam pengelolaan perusahaan pertanian baik itu aspek teknis maupun manajerial.

3. Menganalisis usaha tani paprika dan tomat. Tujuan khusus magang adalah :

Mengetahui pengaruh pemangkasan cabang dalam budidaya paprika terhadap pertumbuhan dan ketahanan tanaman terhadap serangan hama dan penyakit, selain itu juga bertujuan untuk mengetahui karakter kuantitatif buah tomat varietas Marta.


(17)

4

TINJAUAN PUSTAKA

Botani Paprika

Tanaman paprika (Capsicum annum var. grossum L.) termasuk ke dalam kelas Dicotyledonae, ordo Solanales, famili Solanaceae dan genus Capsicum. Tanaman paprika merupakan tanaman yang berasal dari Amerika Tengah dan Amerika Selatan. Tanaman paprika yang dibudidayakan di Indonesia, khususnya di Cisarua Kabupaten Bandung Barat benihnya berasal dari Belanda. Varietas yang biasa ditanam oleh petani di Cisarua diantaranya adalah Spartacus, Edison, dan Athena.

Tanaman paprika tumbuh sebagai perdu atau semak dengan tinggi mencapai empat meter. Batang tanaman paprika keras dan berkayu, berbentuk bulat, halus, berwarna hijau gelap dan memiliki percabangan dalam jumlah yang banyak. Buah paprika memiliki keanekaragaman bentuk, ukuran, warna dan rasa. Buah paprika umumnya berbentuk seperti tomat, tetapi lebih bulat dan pendek, atau seperti genta dengan permukaan bergelombang besar atau bersegi-segi (Poulos, 1994).

Varietas paprika yang ditanam akan menentukan produktivitas paprika yang diperoleh (Poulos, 1994). Ada sebelas varietas yang dibudidayakan di Indonesia. Varietas paprika yang paling dominan yaitu Spartacus, Athena dan Edison. Ketiga varietas paprika tersebut banyak dibudidayakan karena pertumbuhan dan hasilnya yang baik, serta bentuk dan ukuran buah dari ketiga varietas tersebut mudah untuk dijual di pasar lokal maupun luar negeri. Warna dari ketiga varietas paprika tersebut ialah merah yang banyak disenangi konsumen (Puslitbanghort, 2006).

Syarat Tumbuh

Keadaan iklim yang sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman paprika meliputi temperatur, kelembaban udara, curah hujan dan cahaya matahari. Tanaman paprika memerlukan temperatur 21º-27 ºC pada siang hari dan 13º-16 ºC pada malam hari agar dapat tumbuh dengan baik dan berproduksi tinggi. Kondisi


(18)

5 tersebut dapat tercapai pada daerah-daerah dataran tinggi, namun tidak menutup kemungkinan untuk membudidayakan paprika pada dataran rendah asal kondisinya sesuai dengan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan paprika (Puslitbanghort, 2006).

Kelembaban udara yang cukup ideal untuk budidaya paprika yakni 80 %. Kelembaban yang terlalu rendah atau tinggi menyebabkan bunga dan buah muda gugur. Kelembaban yang tinggi khususnya pada media akan menyebabkan tanaman terserang penyakit Elephant’s footatau lebih dikenal layu fusarium yang disebabkan fungi Fusarium oxysporum (Jovicich dan Cantlife, 1999). Curah hujan yang sesuai untuk tanaman paprika adalah sekitar 250 mm per bulan. Curah hujan yang tinggi menyebabkan tanaman mudah terserang penyakit yang disebabkan cendawan ataupun bakteri. Curah hujan berkaitan dengan intensitas penyinaran matahari. Untuk memperoleh pertumbuhan dan pembentukan buah yang maksimal, intensitas sinar matahari yang diperlukan berkisar antara 22-30 % dari intensitas sinar matahari total yang diterima tanaman (Poulos, 1994). Tingkat aborsi bunga paprika meningkat secara linear ketika cahaya matahari berkurang dengan naungan, kerapatan tanaman yang tinggi atau pemangkasan (Marcelis et al., 2004).

Pemeliharaan

Tanaman paprika yang banyak dibudidayakan oleh petani di Desa Pasirlangu merupakan tanaman indeterminate yang akan tumbuh terus membentuk cabang dan daun baru. Menurut hasil wawancara dengan Pak Sutardi, Kepala Koperasi Desa Pasirlangu Kecamatan Cisarua Kabupaten Bandung Barat, paprika pada umur satu bulan setelah tanam dilakukan penjarangan 2-3 cabang per tanaman. Nederhoff (2002) menyatakan kerapatan batang yang optimal adalah 5-6 batang per m² dalam kondisi cahaya yang kurang menguntungkan dan sekitar tujuh atau delapan batang per m² dalam kondisi cahaya yang baik.

Petani di Desa Pasirlangu juga melakukan kegiatan pemangkasan tunas air atau sering disebut pewiwilan, penjarangan buah dan perompesan daun bagian bawah. Kegiatan pemeliharaan dilakukan diantaranya untuk mengurangi


(19)

kelembaban yang dapat mengundang hama dan penyakit tanaman, menaikkan bobot buah per tanaman dan mengurangi beban tanaman.

Buah merupakan bagian tanaman yang paling banyak menyimpan hasil fotosintesis. Buah yang terlalu banyak pada satu tanaman menyebabkan bagian tanaman yang lain seperti daun dan batang menjadi kekurangan hasil fotosintesis tersebut, sehingga pucuk tanaman menjadi kurus, pertumbuhan vegetatif tanaman lambat, ukuran buah kecil dan gugurnya bunga (Puslitbanghort, 2008).

Pemangkasan pada paprika juga dapat mengurangi serangan organisme pengganggu tanaman. Menurut Zrubecz dan Toth (2008) teknologi pemangkasan sangat berpengaruh dalam memproteksi tanaman paprika yang tumbuh di daerah yang telah terinfeksi serangga Frankliniella occidentalis.

Pemanenan

Paprika dapat dipanen dalam keadaan buah masih hijau maupun buah matang sempurna (merah, oranye atau kuning) tergantung varietasnya. Buah paprika mulai matang pada 4-5 minggu setelah pembungaan, dan dapat dipetik 5-7 hari kemudian. Puncak dari periode panen terjadi pada 4-7 bulan setelah benih disemai (Poulos, 1994).

Paprika sebaiknya dipanen pada pagi hari ketika suhu udara di dalam greenhouse masih rendah dan kelembaban udara masih cukup tinggi. Pemanenan pada pagi hari dimaksudkan untuk mengurangi penguapan agar buah tidak layu atau keriput. Pemanenan yang dilakukan saat buah berwarna hijau, tingkat kekerasannya harus sudah cukup. Buah umumnya dipanen ketika persentase warnanya sudah mencapai 80-90 % (Puslitbanghort, 2008).

Proses pemanenan dilakukan menggunakan pisau yang steril kemudian bekas luka akibat potongan diolesi pestisida. Pengolesan pestisida pada bekas luka bertujuan agar tanaman paprika terhindar dari serangan penyakit yang dapat masuk lewat luka tersebut.

Botani Tomat

Tanaman tomat termasuk ke dalam kelas Dicotyledonae, ordo Solanales, famili Solanaceae dan genus Solanum. Tanaman tomat (Lycopersicon esculentum)


(20)

7 merupakan tanaman yang berasal dari Amerika Selatan (Opena dan Van Der Vossen, 1994). Tanaman tomat yang dibudidayakan di Indonesia, khususnya di PT JORO benihnya dihasilkan di Indonesia. Varietas yang biasa digunakan oleh PT JORO diantaranya ialah Marta dan Warani.

Tanaman tomat merupakan tanaman herbaceous semusim dengan tinggi hingga 2 m atau lebih. Akar tomat sangat kuat dapat menembus tanah hingga 0.5 m atau lebih sehingga akar sering rusak saat di tempat persemaian. Tanaman tomat memiliki batang padat dan diselimuti bulu kasar. Buah tomat memiliki keanekaragaman bentuk, ukuran, warna dan rasa. Bentuk buah tomat ada yang bulat, bulat telur, lonjong dan rata. Buah tomat memiliki diameter 2-15 cm, berwarna hijau dan berambut halus ketika muda dan licin serta mengkilat dengan warna merah, oranye dan kuning ketika matang (Opena dan Van Der Vossen, 1994).

Varietas yang ditanam dan teknologi yang digunakan pada budidaya tanaman tomat mempengaruhi tingkat produktivitas tomat yang dihasilkan(Opena dan Van Der Vossen, 1994). Klasifikasi yang digunakan untuk membedakan tomat diantaranya berdasarkan kebiasaan tumbuh (indeterminate, semi-indeterminate dan determinate), berdasarkan ukuran buah (bulat kecil (cherry 30 g; ‘money-maker’ 80 g), bulat sedang hingga besar (120-150 g), ‘beefstek dan ribbed’( diatas 200 g)), berdasarkan bentuk buah (bulat, bulat telur, lonjong (‘san marzano) atau rata (‘marmande’)), berdasarkan warna (merah, merah muda, oranye dan kuning) dan berdasarkan penggunaan (konsumsi langsung dan prosesing) (Opena dan Van Der Vossen, 1994).

Syarat Tumbuh

Tomat membutuhkan iklim yang dingin dan kering untuk hasil panen yang tinggi dan kualitas yang baik, akan tetapi tanaman ini cukup adaptif pada berbagai kondisi iklim. Temperatur yang optimum untuk pertumbuhan dan perkembangan tanaman tomat adalah pada suhu 21-24 ºC, jika ditanam dibawah suhu 12 ºC dapat menyebabkan chilling injury. Tanaman tomat jika ditanam diatas 27 ºC menyebabkan pertumbuhan tanaman dan buah terhambat. Kerusakan serbuk sari dan sel telur terjadi ketika temperatur harian mencapai 38 ºC. Tomat dapat


(21)

tumbuh pada banyak tipe tanah dari lempung berpasir hingga tanah liat berlempung yang kaya akan bahan organik. Tingkat keasaman yang ideal pada rentang 6-6.5 (Opena dan Van Der Vossen, 1994).

Pemeliharaan

Tanaman tomat yang banyak dibudidayakan di dalam greenhouse adalah tipe tanaman indeterminate yang akan tumbuh terus membentuk cabang dan daun baru. Tanaman tomat dipelihara dengan hanya menyisakan satu cabang utama dengan jarak dalam barisan 50 cm (dua tanaman per polybag). Pemangkasan tunas autotrof pada ketiak daun dilakukan untuk tetap menjaga jumlah batang per tanaman tetap satu. Penjarangan buah 2-4 buah per tangkai dilakukan pada saat buah baru terbentuk. Penjarangan buah tomat dilakukan untuk mengurangi kelembaban yang dapat mengundang hama dan penyakit tanaman, menaikkan bobot buah per tanaman dan mengurangi beban tanaman.

Buah merupakan bagian tanaman yang paling banyak menyimpan hasil fotosintesis. Jumlah buah yang terlalu banyak menyebabkan bagian tanaman yang lain (daun dan batang) kekurangan hasil fotosintesis sehingga pucuk tanaman menjadi kurus, pertumbuhan vegetatif tanaman lambat, ukuran buah kecil serta gugurnya bunga (Puslitbanghort, 2008).

Pemanenan

Tomat untuk konsumsi umumnya dipanen saat buah masih hijau dan matang dalam perjalanan atau dalam penyimpanan sebelum dipasarkan. Tomat yang dipanen pada saat buah masih hijau cenderung memiliki kualitas yang rendah dibandingkan dengan tomat yang matang sempurna di pohon. Tomat prosesing dipanen pada saat buah hampir matang sempurna yaitu sekitar 85 % tingkat kematangannya. Di beberapa negara berkembang proses pemanenan tomat dilakukan menggunakan mesin. Hanya sekitar 65 % saja dari populasi tanaman tomat yang dapat dipanen tiap panen. Beberapa petani menyemprotkan ethepon untuk mempercepat laju kematangan tomat (Opena dan Van Der Vossen, 1994).


(22)

9

METODE MAGANG

Tempat dan Waktu

Kegiatan magang dilaksanakan di Perusahaan paprika PT JORO, Bandung Barat, Jawa Barat. Magang berlangsung selama empat bulan dimulai pada bulan Februari dan berakhir pada bulan Juni 2010.

Metode Pelaksanaan

Kegiatan pada saat magang meliputi persiapan pembibitan, pembibitan, persiapan greenhouse, pemindahan bibit ke greenhouse (dalam polybag), pemasangan irigasi tetes (drip irrigation), pemasangan tali sulur, penjarangan, pemangkasan, pemeliharaan, panen dan pasca panen, membantu menghitung kebutuhan bahan tanam (bibit) serta melakukan diskusi dengan manajer (Lampiran 1).

Pemangkasan pada tanaman paprika dilakukan pada saat tanaman berumur satu bulan setelah tanam. Tanaman paprika dikelompokan menjadi dua. Kelompok yang pertama, tanaman dipangkas hingga menyisakan dua cabang utama (dua tanaman per polybag), sedangkan kelompok yang kedua tanaman dipangkas hingga menyisakan tiga cabang utama (satu tanaman per polybag). Varietas paprika yang digunakan adalah Spartacus. Menurut Puslitbanghort (2006) warna dari varietas paprika ini adalah merah yang banyak disenangi konsumen, sedangkan buahnya berbentuk blok (blocky) atau lonceng (bell) dengan diameter 80-120 mm dan bobot lebih dari 200 g.

Pengamatan pada tanaman paprika dilakukan secara langsung. Jumlah tanaman paprika satu greenhouse adalah 363 tanaman. Pengamatan paprika dilakukan pada semua tanaman, kemudian hasilnya dijumlahkan dan dirata-ratakan. Pengamatan tanaman tomat dilakukan sebanyak 10 kali panen dengan mengambil 10 contoh buah tomat tiap panen dari tiga greenhouse.


(23)

Pengamatan dan Pengumpulan Data

Pengamatan yang dilakukan berkaitan dengan tujuan khusus magang. Peubah yang diamati meliputi intensitas serangan hama dan penyakit tanaman khususnya tungau merah (Tetranychus sp.), diameter batang dan tinggi tanaman, sedangkan pengamatan tomat, peubah yang diamati meliputi bobot, diameter, panjang dan bentuk buah.

Data dan informasi yang diperoleh kemudian diolah dan dianalisis. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan kuantitatif. Analisis kuantitatif menggunakan perhitungan matematika sederhana dengan mencari nilai rata-rata setiap pengamatan.


(24)

11

KEADAAN UMUM

Sejarah PT JORO

PT JORO didirikan pada tahun 1992 di Bandung oleh Ronald Serhalawan yang merupakan warga negara Belanda. Status kepemilikan perusahaan menggunakan nama istrinya yaitu Gwenny T. Rumawas karena peraturan di Indonesia yang melarang warga negara asing memiliki sebuah perusahaan.

PT JORO bergerak dibidang jasa konsultasi pertanian khususnya tanaman di dalam greenhouse seperti paprika sekaligus menjual alat-alat budidayanya termasuk greenhouse beserta peralatan penunjangnya. PT JORO kemudian membuka pusat pelatihan budidaya di dalam greenhouse secara gratis untuk meningkatkan minat para petani. Tujuan dari pelatihan adalah meningkatkan penjualan greenhouse, benih paprika dan alat penunjangnya. Pusat pelatihan dipimpin oleh tim manajemen yang terdiri dari beberapa tenaga teknis dari Indonesia dan Belanda.

PT JORO pusat pada tahun 1993 dipindahkan ke Ciawi Bogor untuk mengembangkan dan memperluas pemasaran, sementara PT JORO Bandung dijadikan kantor cabang. PT JORO Bandung mendirikan anak perusahaan yang bergerak di bidang budidaya tanaman di dalam greenhouse, khususnya paprika tahun 1994. Perusahaan budidaya PT JORO diberi nama Sumber Tani Mukti (STM).

PT JORO meminta bantuan Saung Mirwan untuk menangani masalah penjualan. Beberapa tahun berjalan muncul masalah antara Saung Mirwan dan petani penjual paprika sehingga banyak petani merugi. Harga benih dan pupuk semakin naik, sedangkan dari penjualan tidak ada pemasukan maka banyak petani bangkrut dan berhenti membudidayakan paprika.

Sumber Tani Mukti mengalami kebangkrutan pada tahun 2004 dan dua tahun kemudian PT JORO pun mengalami hal yang sama akibat dari semakin sedikitnya orang atau instansi yang menggunakan jasa konsultasi serta membeli produk mereka. Tahun 2006 akhir PT JORO baru yang bergerak dibidang yang sama yaitu bisnis hortikultura didirikan untuk menggantikan PT JORO dan STM.


(25)

Letak Wilayah Administratif

Lokasi kebun produksi PT JORO terletak di Jalan Cigugur Girang Km 1 Kampung Panyairan, Desa Cigugur Girang, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat. Batas lokasi kebun yaitu sebelah barat berbatasan dengan Desa Karyawangi, sebelah utara dan timur dengan Desa Cihideung dan sebelah selatan dengan Desa Ciwaruga. Desa Cigugur Girang berjarak 5 km dari kecamatan dan 43 km dari kabupaten (Lampiran 2).

Keadaan Iklim dan Tanah

Keadaan topografi PT JORO Bandung relatif bergelombang dengan ketinggian 1 241 m di atas permukaan laut. Kisaran suhu antara 18–28 ºC dengan curah hujan rata-rata 2 500 mm per tahun. Keadaan tanah tidak terlalu berpengaruh, karena dalam proses budidayanya PT JORO menggunakan sistem hidroponik irigasi tetes dengan media tanam berupa arang sekam.

Luas Areal dan Tata Guna Lahan

PT JORO Bandung didirikan pada tahun 1992 dengan luas awal keseluruhan kebun produksi berikut fasilitas pendukungnya adalah 2.5 ha. Luas greenhouse produksi adalah 1.5 ha. Fasilitas pendukung yang dimiliki adalah kantor, toko sarana produksi, gudang, mess dan ruang instalasi sarana irigasi tetes. Tahun 2006 dilakukan perubahan pada PT JORO Bandung khususnya pada sistem manajerialnya. Perubahan dilakukan karena PT JORO mengalami kebangkrutan dan tanah yang digunakan sebagian tidak disewakan lagi oleh pemiliknya. Saat ini luas lahan yang digunakan PT JORO sekitar 4 500 m², dengan jumlah greenhouse tersisa enam buah dan beberapa meter lahan luar, sedangkan bangunan yang tersisa hanya toko dan kantor saja. Denah PT JORO lebih lengkap dapat dilihat pada Lampiran 3. PT JORO selain memiliki cabang di Bandung Barat, juga memiliki cabang di Nongkojajar dan Bali (Lampiran 4).


(26)

13

Keadaan Tanaman dan Produksi

Tanaman utama yang diusahakan oleh PT JORO adalah paprika dan tomat. Tanaman di PT JORO kurang baik terlihat dari banyak tanaman yang mati akibat hama dan penyakit tanaman. Produksi mengalami penurunan bila dibandingkan dengan masa sebelum terjadinya kebangkrutan, salah satu sebabnya karena peraturan yang biasa digunakan dalam budidaya paprika dan tomat sudah jarang digunakan. Faktor lain yang mempengaruhi penurunan produksi PT JORO adalah kondisi bangunan greenhouse dan fasilitas pendukungnya sudah tidak sebaik dulu. Faktor luar atau lingkungan yang mempengaruhi adalah karena di sekeliling kebun PT JORO terdapat kebun-kebun krisan milik petani yang hama dan penyakitnya sama dengan paprika dan tomat. Salah satu hama yang sama antara krisan dan paprika serta tomat adalah thrips (Thrips parvisipnus) dan lalat pengorok daun (Liriomyza sp). Produksi dan produktivitas paprika dan tomat di PT JORO selama kegiatan magang dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Produksi dan Produktivitas Paprika dan Tomat di PT JORO Selama Kegiatan Magang

Gh Tan Var

Luas Gh (m²)

Jumlah Tan

Produksi (kg)

Produktivitas /tan(kg)

Perkiraan Produktivitas/

Ha(ton) 1 Tomat Marta 288 1 000 3 260.5 3.26 65.2

4 Tomat Marta 256 1 011 2 218.5 1.99 55.4

5 Paprika Athena 320 1 000 1 816 1.82 36.3

Sumber : PT JORO, 2010

Keterangan : Gh: Greenhouse

Var: Varietas

Tan:Tanaman

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan

PT JORO Bandung dikelola oleh dua orang manajer. Manajer yang pertama bertugas menangani dan mengatur masalah keuangan, sementara manajer yang kedua bertugas menangani masalah kebun mulai dari budidaya hingga panen. Upah yang diterima kedua manajer tersebut selama sebulan sebesar Rp. 1 500 000 - Rp. 2 000 000. Manajer di PT JORO selain mendapatkan upah pokok juga mendapatkan upah penunjang seperti uang pulsa, uang bensin dan


(27)

uang kesehatan. Kedudukan manajer tersebut sama dengan pimpinan langsung dari PT JORO pusat, namun manajer budidaya lebih aktif mengurus toko dibandingkan masalah budidaya. Manajer yang bekerja tidak sesuai tugasnya menyebabkan timbul beberapa masalah. Beberapa masalah yang terjadi seperti kurang seriusnya pekerja dalam melaksanakan tugasnya dan keterlambatan dalam mengambil keputusan setiap ada masalah. Pekerja yang dimiliki PT JORO sebanyak tiga orang terdiri dari dua pria dan satu wanita yang bertugas melaksanakan kegiatan budidaya. Ketiga pekerja tersebut bertanggung jawab atas enam buah greenhouse. Upah pokok yang diterima oleh pekerja PT JORO selama sebulan adalah Rp. 600 000 - Rp. 700 000. Upah pokok tersebut ditambah uang makan sebesar Rp. 10 000/hari, sehingga gaji total karyawan selama sebulan sebesar Rp. 900 000 - Rp. 1000 000. Jumlah pekerja di PT JORO sebenarnya tidak sebanding dengan pekerjaan yang ada, terlihat dari banyaknya pekerjaan yang tidak selesai pada waktunya serta minimalnya pemeliharaan pada beberapa tanaman.


(28)

Pe sebelum t direndam sebelum m selama 7-dua daun, (Gambar Waktu yan empat jam dari lemar orang. Ga Pe membong kemudian greenhous dengan ju dilakukan

PELA

nyemaian tanam (Lam menggunak menyemai. 10 hari. Ben , kemudian

1). Proses ng diperluk m, sedangka ri persemai

ambar 1. Pe Pe rsiapan yan kar tanaman membersih se. Proses m

umlah pek untuk mem

AKSANA

tanaman p mpiran 5). kan larutan p

Benih dise nih yang tel n dipindahk penyemaia kan untuk m an waktu ya an ke polyb

ersemaian P ersemaian, (

ng dilakuk n periode ta hkan gulma membongka kerja dua mbasmi ham

AAN KEG

Penyema paprika dan Arang se pestisida Pr emai dan d lah berusia kan ke dala

an dilakuka menyemai 1

ang diperlu bag kecil a

Paprika dan (b) Bibit yan kan sebelum anam sebelu a di dalam ar tanaman

orang. Pe ma dan pen

a

GIATAN M

aian

n tomat di ekam dan revicur atau diletakan di 7-10 hari at am polybag

an oleh pe 1 500 benih ukan untuk dalah satu h

n Tomat; ( ng telah Dip m penanam umnya men dan yang membutuh enyemprotan nyakit yang

MAGANG

ilakukan m benih papr u air hangat i dalam lem tau sudah m g ukuran 1 ekerja wani h paprika at memindahk hari dengan

a) Benih d pindahkan k man ke gre nggunakan g menempel hkan waktu n menggu g ada di dal

G

minimal 40 rika atau t

selama 15 m mari persem memiliki min 15 cm x 1

ita dan pe tau tomat a kan 1 500 b n dikerjakan

di Dalam Le ke Polybag eenhouse a golok atau k

di dinding satu hari p unakan pes

lam greenh 15 hari tomat menit maian nimal 5 cm nulis. adalah benih n dua emari adalah kored, g luar penuh stisida house. b


(29)

Tahap sel sekam dan

Ta minimal b ke dalam p akar tanam baru). Ara paprika d arang seka menyebab Tanaman mati dan m

Ga Pe Proses p membutuh dalam gre kerja hono benang su dilakukan indetermin anjutnya ia n meletakan anaman papr berusia 40 h polybag be man tidak ang sekam dan arang s am bekas un bkan penyak tomat yang menyebabka

ambar 2. Ke Ta nyiraman s pemindahan hkan pekerj eenhouse PT

orer adalah ulur setelah karena ta nate dan ag

alah pengisi nnya dengan

rika dapat d hari setelah sar, arang s

perlu adap yang digun sekam beka ntuk penana kit pada tan g tertular p an produksi

egiatan Pe anam, (b) P secara konv

tanaman ja sekitar 3 T JORO ter

Rp. 15 000 h berumur s

anaman pa ar tanaman

an polybag n jarak tanam

Penanam

dipindahkan semai (Gam sekam dari p ptasi lagi de nakan adalah as paprika u aman tomat naman sebe penyakit per i tomat di PT

enanaman d emindahan vensional di

paprika - 4 orang, rkadang me 0 - Rp. 20 00

satu bulan aprika dan

kuat dalam a

g ukuran 40 m 100 cm x

man

n ke dalam g mbar 2b). S polybag kec engan lingk h arang sek untuk pena t di PT JOR elumnya me rtumbuhann T JORO be

di PT JOR Bibit ke Da ilakukan set atau toma untuk pros embayar pe 00 per orang

setelah tan tomat yan m menahan b

cm x 40 c x 50 cm (Ga

greenhouse Saat memin cil diusahak kungan bar kam baru u anaman tom RO kurang b

enular pada nya akan te erkurang.

RO; (a) P alam Green telah bibit at ke dala ses peminda kerja honor g. Tanaman nam. Pengg ng digunak bobot buah. cm dengan ambar 2a).

e setelah tan ndahkan tan kan terbawa ru (arang s untuk penan mat. Penggu baik karena a tanaman t erganggu ba

Persiapan M house tertanam se am greenh ahan tanama rer. Upah te n dirambatk gunaan tali kan adalah b arang naman naman a agar sekam naman unaan dapat omat. ahkan Media emua. house an ke enaga kan ke sulur h tipe


(30)

Sis sistem dr penyirama satu kali tanaman y berbuah m diberikan digunakan pupuk B. air menjad dengan 4 penyirama 07.00, 10. yang bai dipertimba tanaman. bisa diliha Gam stem penyir rip irrigat an pada sis sehari untu yang baru masing-masi kurang at n di PT JO

Satu kemas di larutan A

l larutan pu an dan pemu

.00, 12.00, ik, nilai angkan aga Jumlah EC at pada Tabe

mbar3. Peny

Penyir

raman dan tion (Gamb

tem drip ir uk tanaman berbunga d ing sebanya

tau lebih ORO adalah san pupuk A A dan B. Sa upuk A dan

upukan. Wa 13.30 dan konduktivi ar dosis pu C yang dian

el 2.

yiraman dan

raman dan

pemupukan mbar 3). P rrigation. P n muda seb dan 4-5 ka ak 500 cc. P dari biasa h JORO AB

A dan B m atu tangki a

4 l larutan aktu penyira 15.30 WIB itas elektr upuk yang njurkan dan n Pemupuka Pemupuka

n yang diter Pupuk dibe Penyiraman banyak 300

ali sehari u Penyiraman anya tergan B Mix yang asing-masin air dengan

pupuk B m aman dan p B. Sistem p rik (EC)

diberikan n umur tana

an dengan S

an

rapkan di P erikan ber

dan pemup cc, tiga k untuk tanam n dan pemup

ntung cuac g terdiri da ng diencerk kapasitas 1 menjadi laru pemupukan penyiraman larutan p sesuai den aman paprik

Sistem Drip

PT JORO a samaan de pukan dilak kali sehari u man yang s

pukan juga ca. Pupuk ari pupuk A kan dengan

000 l dica utan pupuk u

yaitu pada p dan pemup pupuknya ngan kebu ka selengka p Irrigation 17 adalah engan kukan untuk sudah dapat yang A dan 200 l ampur untuk pukul pukan perlu tuhan apnya


(31)

Tabel 2. Ukuran Konduktivitas Elektrik (EC) Larutan Hara Berdasarkan Umur Tanaman Paprika

Umur Tanaman ( HST)* Nilai EC (ms/cm)**

1-7 1.7 7-13 1.8 14-19 1.9 20-30 2.1 30-40 2.3 40-50 2.5 50-60 2.7

Sumber : PT. ABBAS Agri Keterangan : * Hari setelah tanam

** Ukuran kepekatan larutan hara

Sistem penyiraman dan pemupukan di PT JORO masih memiliki beberapa kekurangan. Kekurangan yang pertama yaitu air yang digunakan berasal dari kolam penampungan yang tidak memiliki penutup. Hal ini mendukung berkembang biaknya jamur atau bakteri dalam kolam penampungan air. Kekurangan yang kedua yaitu air yang diberikan untuk setiap tanaman tidak tergantung dari ukuran yang seharusnya, jika air sudah mulai keluar dari polybag dan media tanam sudah terlihat lembab maka kegiatan penyiraman dan pemupukan dihentikan.

Pemeliharaan Tanaman

Tanaman paprika dan tomat yang banyak dibudidayakan di greenhouse saat ini merupakan tipe indeterminate yang akan tumbuh terus membentuk cabang dan daun baru. Tanaman perlu dipangkas untuk mendapatkan hasil yang optimal (Gambar 4). Umur tanaman 1-3 MST (minggu setelah tanam) dipilih 2-3 batang utama untuk paprika dan satu batang utama untuk tomat. Pemangkasan tunas air atau sering disebut pewiwilan juga dilakukan. Pembuangan mahkota bunga, penjarangan buah dan perompesan daun bagian bawah dilakukan untuk menjaga kualitas dan kuantitas produksi. Satu polybag terdapat dua tanaman sehingga dalam satu baris terdapat dua tanaman yang memanjang dengan arah timur-barat. Proses pemangkasan dilakukan penulis bersama dengan pekerja wanita dengan posisi saling berhadapan, sehingga pekerjaan lebih cepat selesai, karena bagian

kiri dan kanan selesai secara bersamaan. Proses pemangkasan sebanyak 1 000 tanaman dapat diselesaikan penulis dan pekerja selama satu hari, sementara


(32)

untuk pro waktu 3-4 menggese G Se tanaman p pada setia di PT JOR diatas tiga lubang pa sekitar gre kebun PT dan penya yang suda beberapa diperlukan dan pergan Pe dilakukan Penyempr tanaman it oses peromp 4 hari, kare

r tali sulur.

ambar 4. P C pa rangan ham paprika dan ap sisinya. S RO kurang a tahun. Ko ada dinding

eenhouse, t JORO bany akit yang sa ah berumur

pergantian n meliputi p ntian bambu nyemprotan untuk men rotan pestis

tu sendiri ju

pesan daun ena proses p

emeliharaan Cabang pada

ada Tomat ma dan pe

n tomat dil Serangan ha

baik. Umu ondisi green

dan atap b anah yang t yak petani y ama dengan

diatas tiga t n kompon pergantian p

u yang suda n dengan ngatasi mas sida yang uga dapat m

n bagian ba perompesan

n Tanaman a Paprika,

enyakit mas lakukan di ama dan pe ur greenhou nhouse yan bangunan, b

tergenang d yang menan n paprika da

tahun perlu nen. Perga

plastik atap ah rusak.

pestisida d salah hama rutin tidak meracuni ko a awah pada n dilakukan Paprika da (b) Peromp

sih tetap b greenhouse enyakit dise use di PT J ng kurang b banyaknya g dan kendala nam bunga an tomat. Ba

direnovasi antian kom p dan sampi

dengan int a dan penya k baik kare onsumen ya

tomat dapa n bersamaan

an Tomat; ( pesan Daun

banyak wal e yang me ebabkan kon

ORO sebag baik terlihat

gulma di d a utama ada krisan yang angunan gre kembali de mponen gr ing, pergant terval satu akit tanama ena selain ang memaka at menghab n dengan p

(a) Pemangk n Bagian B

laupun bud enggunakan

ndisi greenh gian besar s t dari banya dalam maup

alah di seke g memiliki eenhouse b engan melak reenhouse

tian rak tan minggu s an di PT JO

dapat mer an buah ters

19 biskan proses kasan Bawah didaya kasa house sudah aknya pun di eliling hama ambu kukan yang naman sekali ORO. racuni sebut. b


(33)

Perhatian ini terliha proses pen Be dan toma (Liriomyza fusarium d saat penul Se bawah yan melengkun penyempr untuk Tra bahan per terkandun Siflutrin 2 Pe (Gambar terutama m mildew ke dengan pe cc/liter un perekat d terkandun Difenokon

Ga

manajer bu t dari tidak nyemprotan eberapa ham

at diantara a sp.), tung dan penyaki lis magang i rangan thri ng terserang

ng ke atas rotan insekti acer, 0.5 cc/ rekat dicam ng dalam in 25 g/l pada B

nyakit mil 5b) gejalan menempel emudian m enyemprota ntuk Rubiga dicampurkan ng dalam fu nazol 25 g/l

ambar 5. H pa

udidaya terh k disediakan n.

ma dan pen anya; thrip gau (Tetran it mosaik. H ialah thrips, ips (Thrips g berwarna s (Gambar isida (Trace /liter air unt mpurkan Pro

nsektisida te Bulduk, dan ldew yang nya ditanda

pada sisi b menjadi puc an fungisid an dan Scor n Prostik d fungisida te

l pada Score

Hama dan P arvispinus),

hadap kese nnya perala nyakit tanam ps (Thrips

nychus sp.) Hama dan p

, tungau, pe parvispinus keperakan, r 5a). Pena

er, Bulduk d tuk Bulduk ostik dengan ersebut yait n Mankozeb

disebabkan ai dengan a bagian bawa

at dan gug da (Rubigan

re serta 0.5 dengan dos ersebut yait e, dan Heks

Penyakit pa , (b) mildew

a

lamatan pe atan keselam man yang m parvispinu ), penyakit penyakit yan enyakit tepu

s) ditandai daun tamp anggulanga dan Dithane

dan 1 g/lit n dosis 1 cc tu Spinosad b 80 % pada

n oleh ce adanya lapi ah daun. D gur. Penang n, Score da 5 cc/liter air

sis 1 cc/lit tu Fenarim akonazol 50

ada Daun P w

kerja sanga matan untuk menyerang t us), lalat tepung ata ng paling ba ung dan layu dengan gej ak keriput, n serangan e) dengan d ter air untuk c/liter air. B d 120 g/l pa

a Dithane. ndawan O san tepung Daun yang t

ggulangan p an Anvil) r untuk Anv

ter air. Ba mol 120 g/l

0 g/l pada A

Paprika; (a) b

atlah kurang k pekerja se

tanaman pa pengorok au mildew, anyak ditem u fusarium.

jala daun b mengeritin n thrips de

osis 1 cc/lit k Dithane, u Bahan aktif

ada Tracer, Oidiopsis ca

berwarna terkena pen penyakit m

dengan do vil, untuk b ahan aktif l pada Rub Anvil.

) Thrips (T g, hal elama aprika daun layu mukan bagian g dan engan ter air untuk f yang Beta apsici putih nyakit ildew osis 1 bahan yang bigan, Thrips


(34)

Pa matang (m matang p kemudian (Gambar 6

Ga

Pe hijau (Ga keriput. P akan dipa kekerasan paprika d semula set

mi

nggu

ke-aprika dapat merah, oran pada 4-5 m

. Puncak da 6).

ambar 6. Ta da manenan bu ambar 7). P Pemanenan

anen hijau n buah yan disentil men telah diteka Gam 0 0 5 10 15 20 25 30 35 40 semai Pan

t dipanen d nye atau kun minggu set ari periode p

ahap Pertum alam Satu P

uah paprika Paprika dip paprika dil harus me g cukup d nggunakan an menggun

mbar 7. Hasil 5

tanam inisi bung

nen dan Pas

dalam kead ning) tergan telah pemb panen terjad mbuhan Tan eriode Tana a di PT JOR anen pada lakukan ber emiliki ting itandai den kuku dan nakan tangan l Pemanena 8 13 asi ga bunga mekar b sca Panen daan buah ntung variet bungaan da di pada 4-7

naman Papri am RO dilakuka pagi hari rgantung p gkat kekera ngan suara permukaan n.

an Paprika d 14 1 buah kecil panen masih hija tasnya. Bua an dapat d bulan setela

ika dan Tom

an saat buah agar buah ada pesana asan yang

yang nyar n buah kem

di PT JORO 18

26

n bongkar

au maupun ah paprika m dipetik 5-7 ah benih dis

mat di PT J

h masih berw tidak layu an. Paprika

cukup. Ti ring ketika mbali ke b

O paprika tomat 21 buah mulai hari semai JORO warna u atau yang ngkat kulit entuk


(35)

Pe kemudian terhindar Pemanena dipetik da dengan atu dan busuk karena pen To tomat yan yang masi yang dikir sampai w banyak dij tinggi. . manenan pa bekas luk dari seran an paprika an bekas luk uran terseb k. Tangkai

nyakit muda omat di PT ng dikirim k

ih hijau den rim ke pen warna kulitn jual ke PT M

aprika seha ka akibat p ngan peny di PT JOR ka tidak dio

ut menyeba buah yang ah menyera JORO umu ke pengepu ngan sedikit ngepul pasa nya hampir Momenta d Gamb arusnya dila potongan di yakit yang RO dilakuk olesi pestisi abkan tangk rusak tida ang. umnya dipa ul supermar t warna mer ar lokal ada merah pen dibandingka

ar 8. Tomat

akukan men iolesi pestis

dapat ma kan secara da. Cara pe kai pada be ak baik untu anen pada sa rket seperti rah (Gamba alah buah p

nuh. Buah an ke pasar

t yang Baru

nggunakan p sida agar t asuk lewat konvension emanenan y eberapa bua uk ketahana aat buah m

PT Mome ar 8), sedang

panen hijau tomat di lokal karen u Dipanen pisau yang tanaman pa t luka ters

nal dengan yang tidak s ah menjadi an buah pa masih hijau. enta adalah

gkan buah t u yang disi

PT JORO na harganya steril, aprika sebut. n cara sesuai rusak aprika Buah buah tomat mpan lebih lebih


(36)

23

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Usaha Tani

PT JORO merupakan sebuah perusahaan agribisnis hortikultura yang meliputi budidaya, sarana budidaya, distributor benih, produsen pupuk dan konsultan pertanian.. Analisis usaha tani dihitung selama tiga tahun, karena sewa lahan di Kampung Panyairan (lokasi PT JORO) rata-rata sampai umur tiga tahun.

Analisis usaha tani paprika secara hidroponik adalah hasil analisis usaha tani paprika di PT JORO dengan luas lahan 500 m2 dan populasi maksimal tanaman sebanyak 1 000 tanaman. Rata-rata bobot buah sebesar 103.09 g dan jumlah terpanen 22.02 buah/tanaman maka produktivitas rata-rata tanaman paprika selama enam bulan di PT JORO sebesar 1.82 kg, sementara dengan rata-rata bobot buah 105.02 g dan jumlah terpanen 31.04 buah (Tabel 3) maka produktivitas rata-rata tanaman tomat selama enam bulan di PT JORO sebesar 3.26 kg.

Tabel 3. Taksasi Produksi Paprika dan Tomat di PT JORO

Komponen Paprika Tomat

Buah/Pohon 42.68 ± 1.63 44 ± 1.56

Total Buah Terpanen 22.02 ± 0.35 31.04 ± 1.08

Panen Contoh 10 10

Buah/Panen 10 10

Bobot/Buah (g) 193.05 ± 5.39 105.02 ± 4.43

Diameter Buah (cm) 6.64 ± 0.08 5.49 ± 0.24 Panjang Buah (cm) 8.30 ± 0.13 6.28 ± 0.22

Sumber: Hasil pengamatan di lapang, 2010

Biaya yang dikeluarkan untuk saha tani paprika terdiri dari biaya infestasi dan biaya operasional. Biaya infestasi terdiri dari sewa lahan, greenhouse, peralatan irigasi tetes dan peralatan budidaya (Lampiran 6). Biaya operasional terdiri dari biaya tidak tetap seperti benih, pupuk dan pestisida serta biaya tetap seperti gaji manajer dan pekerja (Lampiran 7). Biaya infestasi dikeluarkan hanya pada awal usaha, sementara biaya operasional dikeluarkan selama usaha tani berjalan.


(37)

Berdasarkan hasil analisis usaha tani paprika selama tiga tahun (enam periode tanam), PT JORO memperoleh penerimaan sebesar Rp. 16 632 960 dengan total biaya produksi yang dikeluarkan Rp. 139 288 800 (Tabel 4) atau memperoleh penerimaan sebesar Rp. 6 191 960 tiap periode tanamnya dengan biaya produksi tiap periode tanam sebesar Rp. 17 795 000 (Lampiran 8). Return of cost ratio (R/C) dan payback period (PP) yang dihasilkan dari usaha tani paprika berturut-turut sebesar 1.12 dan 3.28. Nilai R/C 1.12 artinya setiap pengeluaran biaya sebesar Rp. 100 akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp. 112, sementara nilai payback period 3.28 menandakan biaya infestasi yang dikeluarkan untuk usaha tani paprika di PT JORO akan kembali setelah tahun ketiga. Periode usaha tani paprika yang dilakukan adalah selama tiga tahun, maka biaya infestasi akan kembali minimal pada akhir periode usaha.

Tabel 4. Analisis Kelayakan Usaha Tani Paprika pada Lahan 500 m² di PT JORO

Uraian Komponen

Total Biaya Selama 3Tahun (6 Musim

Tanam)

%Biaya atas Total Pengeluaran

A. Pengeluaran

1. Biaya Investasi

1.1. Sewa Lahan 2 500 000 1.79

1.2. Greenhouse 7 506 800 5.39

1.3. Peralatan Irigasi Tetes 8 085 000 5.80

1.4. Peralatan Budidaya 2 242 000 1.61

Total Biaya Investasi 20 333 800 14.60

2. Biaya Operasional

2.1. Biaya Tidak Tetap 30 155 000 21.65

2.2. Biaya Tetap 88 800 000 63. 75

Total Biaya Operasional 118 955 000 85

Total Pengeluaran (Total Biaya Investasi+Total Biaya

Operasional) 139 288 800 100

B. Penerimaan

Jumlah Tanaman 1 000 tanaman

Jumlah Buah Terpanen Satu

Periode Tanam 22.02 buah/tan

Rata-Rata Bobot Buah Selama


(38)

25 Tabel 4. Lanjutan

Uraian Komponen

Total Biaya Selama 3Tahun (6 Musim

Tanam)

%Biaya atas Total Pengeluaran Harga Buah Paprika per kg Rp 3 000-16 000

Produksi Buah Paprika Satu Periode Tanam :

800 tanaman (daya hidup 80%) x 22.02 buah x 103.09 g/tanaman = 1 816 000 g = 1 816 kg

Total Produksi Selama 3 Tahun (6 Periode Tanam) : 1816 kg x 6 = 10 896 kg

• Paprika Bagus (87 %)

= 87 % x 10 896 kg x Rp. 16 000 = Rp. 151 672 320 • Paprika Apkir (13 %)

= 13 % x 10 896 kg x Rp. 3 000 = Rp. 4 249 440 Total Penjualan = Rp. 151 672 320+ Rp. 4 249 440 = Rp. 155 921 760

Total Penerimaan = Total Penjualan – Total Pengeluaran

= Rp. 155 921 760– Rp. 139 288 800 = Rp. 16 462 960

Return Of Cost ratio (R/C) 1.12

Payback period (PP) 3.28

Analisis usaha tani tomat secara hidroponik adalah hasil hasil analisis usaha tani tomat di PT JORO dengan luas lahan 500 m2 dan populasi maksimal tanaman sebanyak 1 000 tanaman. Bobot buah/tanaman tomat di PT JORO mencapai 105.02 g/tanaman dengan jumlah buah/tanaman sebanyak 31.04 buah. Produksi buah yang dihasilkan adalah 3.26 kg/tanaman/periode tanam.

Biaya yang dikeluarkan untuk usaha tani tomat terdiri dari biaya infestasi dan biaya operasional. Biaya infestasi terdiri dari sewa lahan, greenhouse, peralatan irigasi tetes dan peralatan budidaya (Lampiran 9). Biaya operasional terdiri dari biaya tidak tetap seperti benih, pupuk dan pestisida serta biaya tetap seperti gaji manajer dan pekerja (Lampiran 10). Biaya infestasi dikeluarkan hanya pada awal usaha, sementara biaya operasional dikeluarkan selama usaha tani berjalan.

Berdasarkan hasil analisis usaha tani tomat selama tiga tahun (tujuh periode tanam), PT JORO memperoleh defisit sebesar Rp. 20 501 300 dengan

total biaya produksi yang dikeluarkan Rp. 134 618 800 (Tabel 5) namun PT JORO memperoleh keuntungan sebesar Rp. 2 500 tiap periode tanam dari

budidaya tomat dengan biaya produksi tiap periode tanam sebesar Rp. 16 300 000 (Lampiran 11). Return of cost ratio (R/C) dan payback period (PP) yang


(39)

dihasilkan dari usaha tani tomat berturut-turut sebesar 0.85 dan 8 133.52. Nilai R/C 0.85 artinya setiap pengeluaran biaya sebesar Rp 100 akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp. 85, sementara nilai payback period 8 133.52 menandakan biaya infestasi yang dikeluarkan untuk usaha tani tomat di PT JORO akan kembali setelah tahun ke 8 133.52.

Tabel 5. Analisis Kelayakan Usaha Tani Tomat pada Lahan 500 m² di PT JORO

Uraian Komponen

Total Biaya Selama 3Tahun (7 Musim

Tanam)

% Biaya Atas Total Pengeluaran

A. Pengeluaran

1. Biaya Investasi

1.1. Sewa Lahan 2 500 000 1.86

1.2. Greenhouse 7 506 800 5.58

1.3. Peralatan Irigasi Tetes 8 085 000 6.01

1.4. Peralatan Budidaya 2 242 000 1.67

Total Biaya Investasi 20 333 800 15

2. Biaya Operasional

2.1. Biaya Tidak Tetap 21 535 000 16

2.2. Biaya Tetap 92 750 000 68.90

Total Biaya Operasional 114 285 000 84.90

Total Pengeluaran (Total Biaya Investasi+Total Biaya

Operasional) 134 618 800 100

B. Penerimaan

Jumlah Tanaman 1 000 tanaman

Jumlah Buah Terpanen Satu

Periode Tanam 31.04 buah/tan

Rata-Rata Bobot Buah 105.02 g/buah Harga Buah Tomat per kg Rp. 5 000 Produksi Buah Tomat Satu Periode Tanam :

800 tanaman (daya hidup 80%)x 31.04 buah x 105.02 g/tanaman = 3 260 500 g = 3 260.5 kg

Total Produksi Selama 3 Tahun (7 Periode Tanam) : 3 260.5 kg x 7 = 22 823.5 kg

Total Penjualan = 22 823.5 kg x Rp 5 000 = Rp. 114 117 500

Total Penerimaan = Total Penjualan – Total Pengeluaran = Rp. 114 117 500 – Rp. 134 618 800 = Rp. -20 501 300

Return Of Cost ratio (R/C) 0.85

Payback period (PP) 8 133.52


(40)

27 Menurut Soekartawi (2008) suatu usaha tani dikatakan layak dan menguntungkan jika nilai R/C lebih dari satu dan sebaliknya usaha tani dikatakan belum menguntungkan atau tidak layak jika nilai R/C kurang dari satu. Kriteria R/C penting dilakukan untuk penilaian keputusan usaha tani suatu komoditi dan kemungkinan pengembangannya. Payback period adalah jangka waktu yang diperlukan untuk kembali modal. Semakin cepat jangka waktu yang diperlukan untuk kembali modal maka semakin baik usaha tani yang dilakukan.

Usaha tani tomat di PT JORO masih belum bisa dijadikan usaha tani alternatif pengganti usaha tani paprika. Keuntungan yang diperoleh dari usaha tani tomat belum bisa mengembalikan biaya infestasi yang dikeluarkan pada awal usaha tani. Biaya infestasi yang dikeluarkan pada awal usaha tani tomat sebesar Rp. 20 333 800, sementara keuntungan yang diperoleh tiap periode tanamnya hanya Rp. 2 500. Biaya infestasi yang dikeluarkan pada awal usaha tani paprika sebesar Rp. 20 333 800, sementara keuntungan yang diperoleh tiap periode tanamnya sebesar Rp. 6 191 960 (Tabel 6) .

Tabel 6. Rekapitulasi Analisis Usaha Tani Paprika dan Tomat di PT JORO Uraian Komponen Satuan Paprika Tomat Total Biaya Infestasi Rp. 20 333 800 20 333 800 Biaya Operasional Satu Periode Tanam Rp. 19 795 000 16 300 000 Total Biaya Operasional Rp. 118 955 000 114 285 000 Pengeluaran Satu Periode Tanam Rp. 19 795 000 16 300 000 Total Pengeluaran Rp. 139 288 800 134 618 800 Produksi Satu Periode Tanam Kg. 1 816 3 260.5

Total Produksi Kg. 10 896 22 823.5

Penjualan Satu Periode Tanam Rp. 25 986 960 16 302 500

Total Penjualan Rp. 155 921 760 114 117 500

Penerimaan Satu Periode Tanam Rp. 6 191 960 2 500

Total Penerimaan Rp. 16 632 960 (20 501 300)

Return Of Cost ratio (R/C) Satu

Periode Tanam 1.31 1.00

Total Return Of Cost ratio (R/C) 1.12 0.85

Payback Period (PP) tahun 3.28 8 133.52

Karakterisasi Buah Tomat Varietas Marta

Beberapa varietas tomat pernah dicoba untuk dibudidayakan di PT JORO. Hal ini dilakukan untuk menemukan tanaman tomat yang mampu menghasilkan buah yang berkualitas, bobotnya besar dan kuantitasnya banyak. Tujuan penanaman varietas yang tidak tetap setiap periode tanam adalah untuk


(41)

mendapatkan tanaman yang dari segi ekonomi dapat menjadi tanaman alternatif selain tanaman paprika.

Salah satu yang dapat mempengaruhi produktivitas tanaman tomat ialah dalam hal pemilihan varietasnya. Produktivitas dan kualitas tanaman tomat yang ditanam diketahui berdasarkan karakteristik varietas yang ditanam. Beberapa klasifikasi yang digunakan untuk membedakan tomat diantaranya berdasarkan kebiasaan tumbuh (indeterminate, semi-indeterminate dan determinate), ukuran buah (bulat kecil (cherry, 30 g; ‘money maker’, 80 g), bulat sedang hingga besar (120-150 g), ‘beefstek dan ribbed’ (>200 g)), bentuk buah (bulat, bulat telur, lonjong (‘san marzano’) atau rata (‘marmande’)) (Opena dan Van Der Vossen, 1994).

Tomat varietas Marta produksi PT EAST WEST memiliki ciri-ciri sebagai berikut: tomat hibrida tipe indeterminate, untuk dataran tinggi, mempunyai warna buah matang merah tua dengan bobot mencapai 110-130 g/buah. Bentuk buah tomat varietas ini bulat telor memanjang. Buah keras dan cocok untuk transportasi jarak jauh serta mempunyai daya simpan yang lama. Varietas Marta dapat dipanen pada umur 80 HST (hari setelah tanam) dengan potensi hasil panen 60-80 ton/ha.

Karakteristik kuantitatif buah tomat varietas Marta yang dibudidayakan oleh PT JORO tidak sesuai dengan deskripsi dari PT EAST WEST selaku produsen benihnya. Hasil pengamatan menunjukkan rata-rata bobot buah 105.02 g/buah (Tabel 7) sementara potensi sebenarnya yaitu 110-130 g/buah. Perbedaan potensi antara deskripsi dari PT EAST WEST dan hasil panen tomat di PT JORO menandakan ada kesalahan dalam proses budidayanya ataupun pemeliharaannya sehingga karakteristik tomat yang ditanam belum mencapai potensi sebenarnya. Pengamatan lain juga menunjukkan tomat yang dihasilkan pada awal panen dengan panen seterusnya sangat berbeda. Ketika awal panen tomat yang didapat baik dari bobot, diameter dan panjangnya cukup besar, sementara pada panen berikutnya cenderung kecil dengan masa panen rata-rata tiga bulan.


(42)

29 Tabel 7. Karakter Kuantitatif Buah Tomat Varietas Marta di PT JORO

GH Panen Contoh

Buah/ Panen

Bobot/Buah (g)

Diameter Buah

(cm)

Panjang Buah (cm) 1 10 10 107.28 ± 7 5.52 ± 0.2 6.38 ± 0.2 2 10 10 104.07 ± 1.8 5.55 ± 0.4 6.29 ± 0.1 3 10 10 103.71 ± 1.8 5.43 ± 0.1 6.18 ± 0.3

Rata-Rata 10 10 105.02 5.5 6.28

Sumber: Hasil pengamatan di lapang, 2010

Pengaruh Jumlah Cabang Serangan Tungau Merah (Tetranychus sp.)

Serangan hama thrips (Thrips parvispinus) dan tungau merah (Tetranychus sp.) sudah nampak pada minggu pertama pengamatan pada beberapa tanaman paprika kelompok dua cabang utama (ditanam dua tanaman per polybag). Gejala awal serangan tungau ditandai dengan melengkungnya daun pada bagian atas tanaman yang terserang. Bentuk dari daun yang terserang tungau menyerupai sendok yang terbalik dan jika gejala sudah parah warna daun berubah menjadi seperti warna tembaga (Gambar 9). Gejala awal serangan thrips ditandai dengan melengkungnya daun pada bagian atas tanaman yang terserang. Bentuk dari daun yang terserang thrips bergelombang dan cenderung melengkung keatas. Serangan thrips yang masih dalam skala kecil dapat ditanggulangi dengan cara konvensional, karena thrips dapat terlihat secara langsung (makroskopis). Serangan tungau sulit untuk ditanggulangi secara konvensional, karena serangga ini tidak terlihat jika tidak menggunakan bantuan alat seperti mikroskop.

Serangan tungau selain pada daun juga pada tunas apikal dan buah paprika, khususnya buah yang masih kecil. Dampak serangan tungau lebih parah dari thrips, jika serangan thrips hanya merusak permukaan buah maka serangan tungau merusak hingga ke dalam buah. Buah yang terserang tungau warna kulitnya berubah menjadi seperti warna tembaga dan buahnya menjadi keras, sehingga buah tidak dapat dipanen, sedangkan buah yang terserang thrips masih bisa dipanen walaupun harganya rendah.


(43)

Ga Se tersebut ta serangan t cabang pe yang dipa serangan baris 1 (G pada saat paprika ya yang terse masih kec dipanen.

ambar 9. G ( d T rangan tung anaman pap tungau melo er tanaman ( angkas hing tungau ma Gambar 10). ini tanaman ang masih erang tungau cil menyeba Gejala Ser (b) Bunga d dan Berwa Tembaga gau pada mi prika masih onjak naik p (dua tanam gga tiga ca

sih sedikit, Serangan tu n paprika m kecil dan l u pada peng abkan buah

rangan Tun dan Tunas arna Temba

inggu 1-3 p pada fase v pada tanam an per poly abang per yaitu hany ungau melo mulai berbu unak, oleh gamatan. Se tidak dapat a c ngau; (a) Apikal Ron aga, (d) Pe

pengamatan vegetatif. M man paprika ybag), seme tanaman (s ya satu tan onjak pada m uah. Tungau

karena itu erangan tung

t berkemban

Daun Ber ntok, (c) K ermukaan masih sedik Minggu keem yang dipan ntara pada satu tanama naman yang minggu keem u biasanya m

banyak bu gau pada bu ng dan otom

rbentuk Sen Kulit Buah K Daun Berw

kit, pada mi mpat pengam ngkas hingg

tanaman pa an per poly g terserang mpat diseba menyerang uah paprika uah paprika matis tidak b d ndok, Keras warna inggu matan ga dua aprika ybag) pada abkan buah kecil a yang dapat


(44)

31

Gambar 10. Jumlah Tanaman Paprika yang Terserang Tungau

Kelembaban udara yang cukup ideal untuk paprika yaitu 80 %, sementara kelembaban di lokasi magang rata-rata 86.6 %. Kelembaban yang terlalu rendah atau tinggi menyebabkan bunga dan buah muda gugur. Curah hujan yang sesuai untuk tanaman paprika adalah sekitar 250 mm per bulan, sementara selama magang curah hujan rata-rata 302.4 mm per bulan (Gambar 11). Curah hujan berkaitan dengan intensitas penyinaran matahari. Menurut Poulos (1994) untuk memperoleh pertumbuhan dan pembentukan hasil buah yang maksimal intensitas sinar matahari yang diperlukan berkisar antara 22-30 % dari intensitas sinar matahari total yang diterima tanaman. Marcelis et al. (2004) menyatakan bahwa tingkat aborsi bunga paprika meningkat secara linear ketika cahaya matahari berkurang dengan naungan, kerapatan tanaman yang tinggi atau pemangkasan. Kelembaban yang tinggi menurut Jovicich and Cantlife (1999) khususnya pada media tanam akan menyebabkan tanaman terserang penyakit “Elephant’s foot” atau lebih dikenal layu fusarium yang disebabkan fungi Fusarium oxysporum.

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90

1 2 3 4 5 6 7

Jumlah Tanaman

Minggu Pengamatan

baris1(satu tanaman per polybag/tiga cabang)

baris2(satu tanaman per polybag/tiga cabang)

baris3(dua tanaman per polybag/dua cabang)

baris4(dua tanaman per polybag/dua cabang)

baris5(dua tanaman per polybag/dua cabang)


(45)

Gambar 11. Kondisi Cuaca Selama Magang di PT JORO

Pertumbuhan Tanaman Paprika

Buah merupakan bagian tanaman yang paling banyak menyimpan hasil fotosintesis. Jika jumlah buah terlalu banyak, bagian tanaman yang lain seperti daun dan batang menjadi kekurangan hasil fotosintesis, sehingga pucuk tanaman menjadi kurus, pertumbuhan vegetatif tanaman lambat, ukuran buah kecil-kecil serta gugurnya bunga (Puslitbanghort, 2008). Pernyataan ini sesuai dengan yang terlihat pada pengamatan diameter batang. Pertumbuhan diameter batang tanaman paprika yang ditanam satu tanaman per polybag dengan tiga cabang lebih cepat bila dibandingkan dengan tanaman yang ditanam dua tanaman per polybag dengan dua cabang per tanaman tiap tanamannya (Gambar 12).

Gambar 12. Pengaruh Jumlah Cabang per Tanaman terhadap Diameter Batang Tanaman

435,9 551,9

90,0

331,6

102,8

89 89 83 86 86

0 100 200 300 400 500 600

1 2 3 4 5

Tingkat

Bulan

Curah Hujan (mm) Nisbi (%)

0,00 0,50 1,00 1,50 2,00 2,50

1 2 3 4 5

Diameter Batang

(cm)

Minggu pengamatan

cabang 3 cabang 2


(46)

33 Saat dilakukan pengamatan pertama tanaman paprika sudah berumur satu bulan setelah tanam. Rata-rata tinggi tanaman pada pengamatan awal tidak berbeda jauh karena tanaman belum berbuah, masih dalam tahap munculnya bunga, sehingga energi dan nutrisi yang dibutuhkan belum terlalu banyak dan hasil fotosintesis sebagian besar masih digunakan untuk pertumbuhan vegetatif tanaman.

Gambar 13. Pengaruh Jumlah Cabang per Tanaman Terhadap Tinggi

Tanaman

Minggu keempat pengamatan (Gambar 13) muncul perbedaan tinggi batang tanaman paprika. Buah paprika mulai muncul pada minggu ini sehingga pertumbuhan vegetatif tanaman melambat. Walaupun berbeda jumlah tanaman per polybag, namun nutrisi yang diberikan kepada tanaman paprika jumlahnya sama. Bagi tanaman cabang tiga yang ditanam hanya satu tanaman per polybag hal ini tentu saja menguntungkan karena nutrisi hanya digunakan sendiri. Nutrisi pada tanaman paprika cabang dua yang ditanam dua tanaman per polybag digunakan oleh dua tanaman sehingga terjadi kompetisi dalam mendapatkan nutrisi tersebut. Terjadinya kompetisi dalam mendapatkan nutrisi pada tanaman cabang dua yang ditanam dua tanaman per polybag terlihat pada beberapa polybag dimana satu tanaman ukurannya besar, sementara yang satunya lagi kecil.

0,00 20,00 40,00 60,00 80,00 100,00 120,00 140,00

1 2 3 4 5 6 7

Tinggi Tanaman

(cm)

Minggu Pengamatan

cabang 3 cabang 2


(47)

34

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Kegiatan magang yang telah dilakukan penulis memberikan pengalaman, kemampuan teknis serta manajerial dalam pengelolaan perusahaan pertanian, khususnya pengelolaan paprika dan tomat. Kegiatan magang juga telah meningkatkan kemampuan penulis dalam menghadapi masalah-masalah yang biasa terjadi dalam pengelolaan perusahaan pertanian baik itu aspek teknis dan manajerial.

Pengelolaan budidaya paprika dan tomat yang dilakukan penulis di PT JORO mulai dari kegiatan penyemaian hingga pemanenan. Prestasi kerja penulis dalam aspek budidaya sama baiknya dengan pekerja karena selama magang penulis melakukan kegiatan sebagai pekerja. Kemampuan penulis dalam aspek manajerial meliputi: kemampuan berkomunikasi dengan pegawai, mencari solusi dalam setiap permasalahan budidaya dan dalam perhitungan-perhitungan yang berhubungan dengan aspek budidaya. Masalah teknis yang timbul dalam pengelolaan budidaya paprika dan tomat adalah kegiatan pemeliharaan tanaman serta sarana budidayanya yang belum optimal sehingga produksi yang dicapai tidak optimal. Masalah manajerial perusahaan meliputi tidak adanya standar kerja yang diterapkan oleh perusahaan, pengawasan terhadap pekerja yang kurang serta jumlah tenaga kerja yang tidak sebanding dengan pekerjaan yang ada.

Analisis usaha tani paprika di PT JORO berdasarkan data yang diperoleh selama magang memberikan keuntungan setiap periode tanamnya (enam bulan). Analisis usaha tani tomat di PT JORO memberikan keuntungan setiap periode tanamnya (lima bulan), namun keuntungan yang diperoleh belum bisa mengembalikan modal infestasi yang dikeluarkan pada akhir periode usaha (tujuh periode tanam). Keuntungan yang diperoleh dari usaha tani paprika setiap periode tanamnya sudah bisa mengembalikan modal infestasi pada akhir periode usaha (enam periode tanam). Usaha budidaya tomat varietas Marta yang dilakukan PT JORO belum memberikan keuntungan yang optimal bila dihitung dengan analisis usaha tani karena karakteristik kuantitatif tomat yang digunakan tidak sesuai dari segi ekonomi.


(48)

35 Pemangkasan cabang pada paprika menjadi tiga cabang per tanaman dapat mengurangi serangan hama dan penyakit tanaman khususnya serangga jenis tungau seperti tungau merah (Tetranychus sp.) sebesar 91.36%.

Bobot buah tomat di PT JORO adalah 105.02 g dan jumlah buah yang dapat dipanen 31.04 buah/tanaman maka produktivitas rata-rata tanaman tomat di PT JORO selama lima bulan adalah 3.26 kg/tanaman, sementara panjang dan diameter buah tomat sebesar 6.28 dan 5.5 cm. Karakteristik kuantitatif buah tomat di PT JORO masih belum optimal bila dibandingkan dengan potensi sebenarnya.

Saran

Perbaikan dari aspek manajerial dan budidaya di PT JORO yang perlu dilakukan meliputi pembuatan jadwal yang terstruktur dan sesuai dengan tugas masing-masing, serta bangunan greenhouse dan instalasinya yang sebagian sudah rusak.


(49)

36

DAFTAR PUSTAKA

Alberta. 2004. Guide to commercial greenhouse sweet bell pepper production in Alberta.

Direktorat Jenderal Hortikultura. 2008a. Luas Panen Tanaman Sayuran Di Indonesia Periode 2003 – 2007. http:// hortikultura. go.id /index.php? option = com_wrapper & Itemid = 237. [1 Maret 2010].

__________________________. 2008b. Produksi Tanaman Sayuran Di Indonesia

__________________________. 2008c. Rata-Rata Hasil Tanaman Sayuran Di Indonesia Pe

Jovicich, E and D. J. Cantlife. 1999. “Elephant’s foot”, a plant disorder in hydroponic greenhouse sweet pepper. Proc. Fla. State Hort. Soc. 112:310-312.

Marcelis, L. F. M., E. Heuvelink, L. R. Baan Hofman-Eijer, J. Den Bakker and L. B. Xue. 2004. Flower and fruit abortion in sweet pepper in relation to source and sink strength. Experimental Botany 55:2261–2268.

Nederhoff, E. 2002. Getting started with sweet peppers. Fruit danVeg Tech 2:7-9. Opena, R.T. and H.A.M. Van Der Vossen. 1994. Lycopersicon esculentum

Miller., p.199-204. In J. S. Siemonsma, and P. Kasem (Eds.). Prosea, Plant Resources Of South-East Asia No 8, Vegetables. Prosea Foundation. Bogor.

Poulos, J. M. 1994. Capsicum L., p. 136-140. In J. S. Siemonsma, and P. Kasem (Eds.). Prosea, Plant Resources Of South-East Asia No 8, Vegetables. Prosea Foundation. Bogor.

Puslitbanghort. 2005. Pengaruh Populasi Tanaman dan Teknik Seleksi Buah dan Pucuk Samping Tanaman Paprika Yang Ditanam Pada Dua Tipe Konstruksi Rumah Plastik Berbeda. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura, Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Bandung. 60 hal.

____________. 2006. Budidaya Tanaman Paprika (Capsicum annum var. grossum) di Dalam Rumah Plastik. Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura, Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Bandung. 61 hal.

____________. 2008. Budidaya Paprika di Dalam Rumah Kasa Berdasarkan Konsepsi Pengendalian Hama Terpadu (PHT). Pusat Penelitian dan Pengembangan Hortikultura, Balai Penelitian Tanaman Sayuran. Bandung. 65 hal.


(50)

37 Soekartawi. 2008. Teori Ekonomi Produksi. Rajawali Press. Jakarta. 257 hal. Sumarna, A dan Y Kusandriani. 1993. Pengaruh kombinasi dosis urea dan KCl

serta pemangkasan cabang terhadap pertumbuhan dan hasil paprika kultivar California Wonder. Bul. Penl. Hort 27:12-18.

Zrubecz, P and F. Toth. 2008. The effect of pruning on fruit quality composition and on the economic loss caused by Frankliniella occidentalis (Pergande) in greenhouse sweet pepper (Capsicum annuum L.). J. Zoology 4:282-294.


(51)

38


(52)

39

Lampiran 1. Jurnal Harian Kegiatan Magang di PT JORO, Bandung Barat, Jawa Barat

Bln Tgl Kegiatan Lokasi

Prestasi kerja Penulis

(1HOK)

Karyawan (1HOK) Feb 15 Memperkenalkan diri kepada manajer

dan karyawan PT JORO Melakukan observasi lapangan Memasang tali sulur pada tomat Memupuk menggunakan urea pada tomat

Memanen tomat Menyortir tomat

Melakukan diskusi dengan karyawan Melakukan penyemprotan pestisida

R. diskusi Seluruh area PT JORO GH 6 GH 6 GH 1 R. diskusi GH 6 GH 4, 5 dan 6 - - 86 plb 196 plb 58.5 kg 164 kg - 1537 plb - - 86 plb 196 plb 58 kg - - 1537 plb 16 Melaksanakan diskusi pagi bersama

manajer kebun dan karyawan

Melakukan pengepakan bibit paprika Mengirim bibit paprika ke konsumen Memasang tali sulur pada tomat

R. diskusi R. semai GH 6 - 506 plb - 162 plb - - - 162 plb 17 Mewiwil dan memasang sulur pada

tomat

Melakukan penyiraman konvensional Mewiwil tomat yang sudah

berproduksi

Mengirim tomat ke suplier supermarket(PT MOMENTA HORTIKULTURA) GH 4 GH 6 GH 4 170 plb 196 plb 494 plb - 170 plb 196 plb 494 plb -

18 Melakukan penyiraman konvensional Melakukan penyiraman drip

irrigation

Merundukkan dan memangkas tomat

GH 6 GH 1-5 GH 1 196 plb 2836 plb 251 plb 196 plb - 251 plb 20 Menghitung populasi tanaman

paprika

Memanen tomat Menyortir tomat

Melilitkan paprika pada tali sulur

GH 5 GH 1 R. diskusi GH 2 dan 3

- 40 kg 74 kg 250 plb - 34 kg - 295 plb


(1)

57

Lampiran 8. Analisis Usaha Tani Paprika di PT JORO, Bandung Barat, Jawa Barat

Uraian Komponen

Periode Tanam Ke- (@ 6 Bulan) Total Biaya

Selama 3Tahun

% Biaya Atas Total Pengeluar

-an 1 2 3 4 5 6

Penerimaan

1. Penjualan

Paprika 25 986 960 25 986 960 25 986 960 25 986 960 25 986 960 25 986 960 155 921 760 Total

Penerimaan 25 986 960 25 986 960 25 986 960 25 986 960 25 986 960 25 986 960 155 921 760

Pengeluaran

1. Biaya Investasi

1.1.Sewa Lahan dan

Bangunan 2 500 000 0 0 0 0 0 2 500 000 1.79

1.2. Green House 7 506 800 0 0 0 0 0 7 506 800 5.39

1.2.Peralatan Irigasi

Tetes 8 085 000 0 0 0 0 0 8 085 000 5.80

1.3.Peralatan

Budidaya 2 242 000 0 0 0 0 0 2 242 000 1.61

Total Biaya

Investasi 20 333 800 0 0 0 0 0 20 333 800 14.60

2. Biaya

Operasional

2.1. Biaya Variabel 5 180 000 4 995 000 4 995 000 4 995 000 4 995 000 4 995 000 30 155 000 21.65 2.2. Biaya Tetap 14 800 000 14 800 000 14 800 000 14 800 000 14 800 000 14 800 000 88 800 000 63.75 Total Biaya

Operasional 19 980 000 19 795 000 19 795 000 19 795 000 19 795 000 19 795 000 118 955 000 85 Total


(2)

58

Lampiran 8. Lanjutan.

Uraian Komponen

Periode Tanam ke- (@ 6 Bulan)

Total Biaya Selama 3Tahun

% Biaya Atas Total Pengeluar

-an 1 2 3 4 5 6

Keuntungan

Bersih (14 326 840) 6 191 960 6 191 960 6 191 960 6 191 960 6 191 960 16 632 960 Return Of Cost

ratio (R/C) 0.64 1.31 1.31 1.31 1.31 1.31 1.12

Payback period (PP)

3.28 3.28

Keterangan : Return Of Cost ratio (R/C) : Perbandingan antara penerimaan yang diperoleh dengan biaya yang dikeluarkan selama satu periode tanam atau periode usaha


(3)

Lampiran 9. Biaya Investasi Tomat di PT JORO, Bandung Barat, Jawa Barat

Uraian Komponen Jumlah Satuan Harga Satuan(Rp.) Total Biaya(Rp.)

A. Sewa Lahan 500 M 5 000 2 500 000

B. Greenhouse

Bambu Tiang Gombong 30 batang 15 000 450 000

Bambu Sedang 300 batang 4 400 1 320 000

Bambu Kecil 100 batang 3 000 300 000

Borongan Tenaga Kerja 1 400 000

Plastik Slabs 1.5 Kg 25 000 37 500

Lakban 1 Roll 8 000 8 000

Tali Majun 13 Roll 9 000 117 000

Paku 4 cm 18 Kg 12 000 216 000

Paku 2 cm 1 Kg 20 000 20 000

Plastik UV 67.7 M 29 000 1 963 300

Kain Kasa 100 M 7 000 700 000

Plastik Polyethilene 23.5 M 30 000 705 000

Kawat Wayer 15 M 18 000 270 000

Tali Ajir 6 Roll 55 000 330 000

Total Biaya Greenhouse 7 506 800

C. Peralatan Irigasi Tetes

Pompa Air 125 Watt 1 Buah 325 000 325 000

Sistem Irigasi 350 M 13 800 4 830 000

Borongan Membuat Bak

Penampung Air 35 m² 1 000 000

Tong 1000 l 1 Buah 1 080 000 1 080 000

Tong 200 l 2 Buah 400 000 800 000

Gelas Ukur 500 cc 1 Buah 10 000 10 000

Gelas Ukur 2000 cc 1 Buah 20 000 20 000

Ember 10 l 2 Buah 10 000 20 000

Total Biaya Irigasi 8 085 000

D. Peralatan Budidaya

Semprotan Gendong 1 Buah 380 000 380 000

Sarung Tangan Karet 2 Buah 8 000 16 000

Keranjang panen 2 Buah 70 000 140 000

Sepatu Lapang 2 Buah 57 000 114 000

Gunting setek 1 Buah 22 000 22 000

Cangkul 1 Buah 55 000 55 000

Timbangan Duduk 1 Buah 1 500 000 1 500 000

Koret 1 Buah 15 000 15 000

Total Biaya Peralatan 2 242 000

Total Biaya Investasi


(4)

60

Lampiran 10. Biaya Operasional Tomat di PT JORO, Bandung Barat, Jawa

Barat

Uraian Komponen Jumlah Satuan

Harga

Satuan(Rp.) Biaya(Rp.)Total A. Biaya Tidak Tetap

1. Benih Tomat Marta (isi 3 500 Biji, yang digunakan 1 000

biji) 1

bungkus

115 000 115 000

2. Arang Sekam 60 karung 7500 450 000

3. Pupuk AB mix 15 kg 3 set 535 000 1 605 000

4. Pestisida 4.1. Insektisida

4.1.1.Tracer 100 ml 6 botol 80 000 480 000

4.1.2.Bulduk 100 ml 3 botol 30 000 90 000

4.1.3.Siputok 1 bungkus 15 000 15 000

4.1.4.Trigard 25 g 1 bungkus 72 000 72 000

Total Insektisida 657 000

4.2. Fungisida

4.2.1.Anvil 250 ml/Score 1 botol 40 000 40 000

4.2.2.Dithane 200g/Rubigan/Ridomil 3 bungkus 20 000 60 000

Total Fungisida 100 000

Total Pestisida

(Insektisida+Pestisida) 757 000

5. Polybag 15x15 cm 2 Kg 20 000 40 000

6. Polybag 30x35 cm 6.5 Kg 20 000 130 000

Plastik Panen 6 23 000 138 000

Total Biaya Tidak Tetap 3 235 000

Biaya Tetap

Gaji Manager 5

bulan

1 500 000 7 500 000

Tenaga Kerja Tetap 5

bulan

1 000 000 5 000 000

Air dan Listrik 5

bulan

50 000 250 000

Biaya lain-lain 500 000

Total Biaya Tetap 13 250 000

Total Biaya Operasional (Biaya Tetap+Biaya Tidak


(5)

61

Lampiran 11. Analisis Usaha Tani Tomat di PT JORO, Bandung Barat, Jawa Barat

Uraian Komponen

Periode Tanam Ke- (@ 5 Bulan) Total Biaya

Selama 3Tahun

% Biaya Atas Total Pengeluar

-an

1 2 3 4 5 6 7

Penerimaan

1. Penjualan

Tomat 16 302 500 16 302 500 16 302 500 16 302 500 16 302 500 16 302 500 16 302 500 114 117 500 Total

Penerimaan 16 302 500 16 302 500 16 302 500 16 302 500 16 302 500 16 302 500 16 302 500 114 117 500

Pengeluaran

1. Biaya

Investasi

1.1.Sewa

Lahan 2 500 000 0 0 0 0 0 0 2 500 000 1.86

1.2.Greenhouse 7 506 800 0 0 0 0 0 0 7 506 800 5.58

1.3.Peralatan Irigasi

Tetes 8 085 000 0 0 0 0 0 0 8 085 000 6.01

1.4.Peralatan

Budidaya 2 242 000 0 0 0 0 0 0 2 242 000 1. 67

Total Biaya

Investasi 20 333 800 0 0 0 0 0 0 20 333 800 15

2. Biaya

Operasional

2.1.Biaya

Variabel 3 235 000 3 050 000 3 050 000 3 050 000 3 050 000 3 050 000 3 050 000 21 535 000 16 2.2.Biaya


(6)

62

Lampiran 11. Lanjutan

Uraian Komponen

Periode Tanam Ke- (@ 5 Bulan) Total Biaya

Selama 3Tahun

% Biaya Atas Total Pengeluar

-an

1 2 3 4 5 6 7

Total Biaya

Operasional 16 485 000 16 300 000 16 300 000 16 300 000 16 300 000 16 300 000 16 300 000 114 285 000 84.90 Total

Pengeluaran 36 818 800 16 300 000 16 300 000 16 300 000 16 300 000 16 300 000 16 300 000 134 618 800 100 Keuntungan

Bersih (20 516 300) 2 500 2 500 2 500 2 500 2 500 2 500 (20 501 300)

Return Of Cost ratio

(R/C) 0.44 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 0.85

Payback period (PP)

8 133.52 8 133.52

Keterangan : Return Of Cost Ratio R/C : Perbandingan antara penerimaan yang diperoleh dengan biaya yang dikeluarkan selama satu

periode tanam atau periode usaha