Strategi Pengembangan Usaha Coffee Shop De Koffie-Pot di Kota Bogor, Jawa Barat
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA COFFEE SHOP DE
KOFFIE-POT DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT
ALIA LOLITA
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANEJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Strategi
Pengembangan Usaha Coffee Shop De Koffie-Pot di Kota Bogor, Jawa Barat
adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
daftar pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Juli 2013
Alia Lolita
NIM H34090068
ABSTRAK
ALIA LOLITA. Strategi Pengembangan Usaha Coffee Shop De Koffie-Pot di
Kota Bogor, Jawa Barat. Dibimbing oleh WAHYU BUDI PRIATNA.
Coffee shop merupakan salah satu jenis restoran yang dipandang sebagai
salah satu tempat yang mampu mewakili gaya hidup serta kelas sosial sebagian
dari masyarakat perkotaan. Persaingan bisnis De Koffie-Pot semakin ketat, karena
semakin meningkatnya jumlah coffee shop yang ada di Kota Bogor. Hal tersebut
yang mengharuskan pihak manajemen De Koffie-Pot mengambil keputusan yang
tepat dalam memasarkan produknya agar dapat meraih pangsa pasar yang lebih
besar serta dapat terus mengembangkan usahanya ditengah tingginya tingkat
persaingan bisnis dengan cara mencari alternatif strategi yang tepat. Tujuan
penelitian ini, yakni untuk menganalisis kondisi lingkungan internal dan eksternal
dan merumuskan alternatif strategi pengembangan untuk De Koffie-Pot. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah matriks IFE, matriks EFE, matriks IE,
matriks SWOT, dan matriks QSP. Hasil analisis menunjukan bahwa De KoffiePot berada pada tahapan tumbuh dan berkembang. Hasil analisis SWOT
mengidentifikasi terdapat tujuh alternatif strategi pengembangan yang dapat
diterapkan oleh De Koffie-Pot. Strategi yang memiliki prioritas utama
berdasarkan perhitungan matriks QSP adalah melakukan inovasi penjualan.
Kata Kunci: coffee shop, De Koffie-Pot, strategi pengembangan
ABSTRACT
ALIA LOLITA. Business Development Strategy of De Koffie-Pot coffee shop in
Bogor City, East Java. Supervised by WAHYU BUDI PRIATNA
Coffee shop is one kinds of restaurant seen as one of a place which is able
to represent the lifestyle and social class from a part of urban society. De koffiepot business competition is more competitive than previous time because of the
increasing number of coffee shop in Bogor city. It causes the De koffie-pot
management have to determine the right decision in product marketing so that it
can reach more market share and can keep developing its business in the
competitive business competition by creating the right alternative strategy. This
research purposes are analyzing internal and external environment condition and
creating the alternative of development strategy for De koffie-pot. The method
which is used in this research are IFE matrix, EFE matrix, IE matrix, SWOT
matrix, and QSPM. The analyzing result showed that De koffie-pot is in growing
and developing stage. The result of SWOT analysis identified that there are seven
alternative of development strategy which could be applied by De koffie-pot. The
strategy with an important priority based on QSPM calculation is doing a sales
innovation.
Keyword: coffee shop, De Koffie-Pot, development strategy
v
STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA COFFEE SHOP DE
KOFFIE-POT DI KOTA BOGOR, JAWA BARAT
ALIA LOLITA
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi
pada
Departemen Agribisnis
DEPARTEMEN AGRIBISNIS
FAKULTAS EKONOMI DAN MANEJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
vi
vii
Judul Skripsi
Nama
NIM
: Strategi Pengembangan Usaha Coffee Shop De Koffie-Pot di
Kota Bogor, Jawa Barat
: Alia Lolita
: H34090068
Disetujui oleh
Dr Ir Wahyu Budi Priatna, MSi
Pembimbing
Diketahui oleh
Dr Ir Nunung Kusnadi, MS
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
viii
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas segala
karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih
dalam penelitian yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2013 ini ialah strategi
dan kebijakan bisnis, dengan judul Strategi Pengembangan Usaha Coffee Shop De
Koffie-Pot di Kota Bogor, Jawa Barat.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Ir Lukman M. Baga MA.Ec selaku
dosen pembimbing akademik dan Dr Ir Wahyu Budi Priatna, MSi selaku dosen
pembimbing skripsi. Terima kasih penulis juga ucapkan kepada Yanti Nuraeni
Muflikh, SP, M.Agribuss dan Anita Primaswari Widhiani, SP, MSi selaku dosen
penguji utama dan dosen penguji perwakilan Departemen Agribisnis. Terima
kasih penulis ucapkan kepada seluruh pihak manajemen De Koffie-Pot yang telah
meluangkan waktunya serta telah mendukung proses penelitian ini. Ungkapan
terima kasih juga disampaikan kepada ayah, ibu, serta seluruh keluarga, atas
segala doa dan dukungan yang diberikan. Terima kasih kepada teman satu
bimbingan, sahabat-sahabat Agribisnis 46, serta teman-teman Tingkat Persiapan
Bersama dan teman-teman asrama atas dukungan dan semangat yang diberikan.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Juli 2013
Alia Lolita
ix
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Perumusan Masalah
Tujuan Penelitian
Manfaat Penelitian
Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka Pemikiran Teoritis
Kopi dan Coffee Shop
Restoran
Konsep Strategi
Visi, Misi, dan Tujuan Perusahaan
Analisa Lingkungan Usaha
Alat Analisis
Kerangka Pemikiran Operasional
METODE PENELITIAN
Lokasi dan Waktu Penelitian
Jenis dan Sumber Data
Metode Penentuan Responden
Metode Pengumpulan Data
Metode Pengolahan dan Analisis Data
Matriks IFE dan EFE
Matriks IE
Matriks SWOT
Matriks QSP
KONDISI UMUM
De Koffie-Pot
Visi dan Misi Perusahaan
Lokasi Perusahaan
Struktur Organisasi
STP
ANALISIS LINGKUNGAN USAHA
Analisis Lingkungan Eksternal
Lingkungan Politik dan Hukum
Lingkungan Ekonomi
Lingkungan Sosial
xi
xi
xi
1
1
3
5
5
5
5
6
9
9
9
10
11
13
19
20
23
23
23
23
23
24
25
27
27
28
30
30
31
31
32
33
33
33
33
34
34
x
Lingkungan Teknologi
Lingkungan Industri
Analisis Lingkungan Internal
Manajemen SDM
Pemasaran
Produksi/Operasi
Keuangan
Penelitian dan Pengembangan
Sistem Informasi Manajemen
FORMULASI STRATEGI
Tahap Masukan
Identifikasi Faktor Eksternal
Identifikasi Faktor Internal
Analisis Matriks EFE (Internal Factor Evaluation)
Analisis Matriks IFE (External Factor Evaluation)
Tahap Pencocokan
Analisis Matriks IE (Internal-External)
Analisis Matriks SWOT
Tahap Keputusan
Analisis Matriks QSP
SIMPULAN DAN SARAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
35
35
37
37
38
39
39
40
40
40
40
40
41
41
43
44
45
46
49
49
50
51
53
58
xi
DAFTAR TABEL
1. Perkembangan volume dan nilai Ekspor Kopi di Indonesia tahun 2006-2009 1
2. Coffee Shop di sekitar coffee shop De koffie-Pot
2
3. Analisis Matriks EFE
24
4. Analisis Matriks IFE
24
5. Penilaian Bobot Faktor Eksternal Perusahaan
25
6. Penilaian Bobot Faktor internal Perusahaan
25
7. Matriks IE
27
8. Matriks SWOT
28
9. Matriks QSP
30
10. Perkembangan Restoran dan Rumah Makan di Kota Bogor Berdasarkan
Jenis Hidangan yang disajikan pada tahun 2005-2009
36
11. Identifikiasi Faktor Eksternal
41
12. Identifikasi Faktor Internal
41
13. Hasil Analisis Matriks EFE
42
14. Hasil Analisis Matriks IFE
44
DAFTAR GAMBAR
1. Rata-rata penjualan De Koffie-Pot per bulan tahun 2012
2. Rata-rata pengunjung De Koffie-Pot per minggu tahun 2012
3. Model Komprehensif Proses Manajemen Strategis
4. Langkah-Langkah dalam pemasaran terarah
5. Model Lima Kekuatan Porter
6. Kerangka Pemikiran Operasional
7. Struktur organisasi De Koffie-Pot
8. Matriks IE
9. Matriks SWOT
4
4
12
14
18
22
32
45
46
DAFTAR LAMPIRAN
1. Data Perkembangan Wisatawan Kota Bogor
2. Perkembangan dan Laju Pertumbuhan PDRB Pendapatan per Kapita Kota
Bogor Atas Dasar Harga Konstan 2000 Tahun 2003-2006
3. Hasil Perhitungan Matriks EFE
4. Hasil Perhitungan Matriks IFE
5. Hasil Perhitungan Matriks QSP
53
53
54
55
56
0
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Kopi adalah sejenis minuman yang melalui proses pengolahan dan ekstraksi
biji tanaman kopi. Minuman non alkohol ini sudah dikenal masyarakat Indonesia
secara turun temurun dan masyarakat sudah menganggap bahwa meminum kopi
merupakan suatu kebiasaan. Aroma harum, rasa khas nikmat, serta khasiatnya
yang dapat menyegarkan badan menjadikan kopi digemari oleh masyarakat
Indonesia khususnya di Kota Bogor. Dulu kopi dikenal sebagai minuman yang
dikhususkan untuk orang tua. Namun seiring dengan perkembangan aneka teknik
pembuatan kopi, kopi pun digemari oleh seluruh kalangan. Kopi telah menjadi
bagian dari gaya hidup, khususnya bagi mereka yang tinggal di kota besar.
Bahkan kopi sekarang menjadi populer dikalangan anak muda dan juga kalangan
bisnis, sehingga harganya menjadi sangat mahal. Kopi merupakan tanaman
perkebunan yang sudah lama dibudidayakan, bukan hanya sebagai sumber
penghasilan rakyat, kopi juga menjadi andalan ekspor dan sumber pendapatan
devisa. Volume nilai ekspor kopi Indonesia ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Perkembangan volume dan nilai ekspor kopi di Indonesia tahun 20062010a
Tahun
2006
2007
2008
2009
2010
b
Volume (ton) 282.452 421.000 494.115 407.013
422.468
c
Nilai (US$)
547 774 911 305 860 140 744 177
1 100 826
a
Sumber : Departemen Pertanian 2010; bton ; cUS$
Di Indonesia, kopi bukan hanya menjadi komoditas andalan perkebunan
dalam hal ekspor tetapi juga sangat digemari oleh penduduk. Produk kopi olahan
saat ini tidak hanya berupa kopi bubuk (roast and ground) tetapi telah terdapat
berbagai diversifikasi produk kopi olahan seperti kopi instant, kopi three in one,
minuman kopi dengan berbagai rasa seperti vanilla, cocoa, dan lainnya. Selain itu,
terdapat pula berbagai minuman kopi olahan seperti espresso, latte, cappucino,
moccacino, dan lainnya. Peningkatan konsumsi kopi domestik Indonesia, selain
didukung dengan pola sosial masyarakat dalam mengkonsumsi kopi, juga
ditunjang dengan harga yang terjangkau, kepraktisan dalam penyajian serta
keragaman rasa atau citarasa yang sesuai dengan selera konsumen. Tingkat
konsumsi kopi dalam negeri pada tahun 1989 berdasarkan hasil survei LPEM UI
sebesar 0,5 kilogram/kapita/tahun. Tetapi telah terjadi peningkatan sampai dengan
tahun 2013 konsumsi kopi domestik diperkirakan telah mencapai 1,0
kilogram/kapita/tahun.1
1
[AEKI]. Asosiasi Eksportir dan Industri Kopi Indonesia. 2013. [Internet]. [diacu 2013 Jun 20]. Tersedia dari:
http://www.aeki-aice.org/page/konsumsi-kopi-domestik
2
Restoran yang saat ini berkembang di Kota Bogor, yakni restoran yang
menyediakan hidangan utama berupa kopi atau biasa dikenal dengan coffee shop.
Coffee shop merupakan salah satu jenis restoran yang dipandang sebagai salah
satu tempat yang mampu mewakili gaya hidup serta kelas sosial sebagian
masyarakat perkotaan. Coffee shop biasanya dimanfaatkan sebagai tempat
berkumpul dan bersantai bersama teman dan keluarga diakhir pekan atau sekedar
untuk melepas kepenatan dari rutinitas sehari-hari. Bahkan tidak jarang kalangan
eksekutif dan profesional yang memanfaatkan tempat ini sebagai alternatif tempat
untuk menjamu rekan bisnis dan kolega dalam pertemuan yang bersifat informal.
Suasana yang nyaman, rasa dan variasi menu serta fasilitas pendukung yang
ditawarkan merupakan beberapa alasan yang menjadikan coffee shop pilihan
tempat untuk berkumpul.
Di Kota Bogor terdapat banyak coffee shop modern yang dapat menjadi
pesaing seperti Starbucks, Coffee Toffee, dan banyak coffee shop lainnya. Selain
itu juga terdapat banyak kafe yang menjual minuman kopi layaknya coffee shop
seperti Kedai Telapak, Coffee Time, dan kafe lainnya yang membedakan adalah
produk yang ditawarkan kafe tidak hanya kopi namun sangat beragam dari
makanan dan minuman. Sebagai unit usaha restoran, bisnis tersebut merupakan
usaha yang memiliki orientasi dalam memperoleh keuntungan melalui penjualan
terhadap konsumen.
Tabel 2. Coffee shop di Sekitar Coffee shop De Koffie-Pota
Jenis Coffee Shop
Alamat
Starbuck Coffee
Mall Botani Square
Coffee Toffee
Jalan Indraprasta
Kopi Ranin
Jalan Bangbarung
a
Sumber: data primer diolah (2013)
De Koffie-Pot merupakan pelopor coffee shop di Kota Bogor yang telah
berdiri sejak Desember 2004 dibawah naungan PT Tanata Eka Sejahtera. Lokasi
coffee shop De Koffie-Pot yang berada di kawasan kuliner Kota Bogor, yaitu
seputaran Taman Kencana mampu mendukung bisnis ini sehingga ramai oleh
pengunjung. Keberadaan De Koffie-Pot yang sudah lama juga didukung dengan
adanya pemasok kopi sebagai bahan baku utama yang telah terjamin
ketersediaanya. Seiring dengan perkembangan zaman tidak hanya De Koffie-Pot
saja yang memiliki ciri khas dalam aneka hidangan dan tempat yang nyaman,
semakin banyak munculnya pesaing bisnis seperti coffee shop maupun kafe akan
menyebabkan timbulnya persaingan bisnis kuliner di Kota Bogor semakin ketat.
Munculnya pesaing baru menuntut pihak manajemen De Koffie-Pot harus
menyusun strategi baru dalam mempertahankan bisnisnya. Hadirnya para pesaing
baru menyebabkan pihak manajemen De Koffie-Pot membutuhkan alternatif
strategi dalam memanfaatkan peluang dan mendapatkan konsumen. Strategi yang
dapat digunakan pihak manajemen De Koffie-Pot, yaitu strategi pengembangan
yang bermanfaat dalam meningkatkan penjualan produk kedepannya.
3
Perumusan Masalah
De Koffie-Pot merupakan salah satu coffee shop yang menjadi pilihan
kuliner para wisatawan dan juga masyarakat di Kota Bogor. Hal ini didukung
dengan keberadaan De Koffie-Pot yang mampu tetap bertahan selama sembilan
tahun usaha ini berjalan. Menurut Damanik (2008) berdasarkan penelitian yang
telah dilakukannya menunjukan dari 26 orang yang menjadi responden
menyatakan akan berkunjung kembali ke De Koffie-Pot dan puas atas pelayanan
yang diberikan oleh De Koffie-Pot. Keberadaan para pesaing dapat
mempengaruhi kelancaran bisnis pada De Koffie-Pot. Berdasarkan penelitian
terdahulu di De Koffie-Pot pengunjung yang datang berkisar umur 20-30 tahun
dengan pendapatan rata-rata diatas Rp 3 000 000. Adapun alasan para pengunjung
datang salah satunya adalah karena tempat De Koffie-Pot yang nyaman bagi para
pengunjung. Adanya penelitian terdahulu mengenai keputusan pembelian pada
konsumen yang telah dilakukan di De Koffie-Pot menjadi pertimbangan bagi
pihak manajemen untuk berencana mengembangkan usahanya di tengah
persaingan kafe atau coffee shop yang semakin ketat sebagai bentuk pelayanan
yang lebih baik bagi para pengunjung dari De Koffie-Pot.
Persaingan bisnis De Koffie-Pot dengan para pesaingnya semakin ketat, hal
ini diakibatkan minimnya hambatan masuk industri dari pihak pemerintah Kota
Bogor yang akan berpengaruh terhadap semakin banyaknya berdiri coffee shop
dan kafe baru di Kota Bogor. Selain itu, teknologi yang masih sederhana pada De
Koffie-Pot juga mengakibatkan pesaing-pesaing baru menjadi lebioh unggul jika
dibandingkan De Koffie-Pot. Semakin berkembangnya kafe dan coffee shop lain
akan berpengaruh pada penurunan pendapatan perusahaan yang diterima oleh De
Koffie-Pot. Pendapatan yang menurun mengakibatkan keuntungan yang
didapatkan oleh pihak manajemen pun akan berkurang. De Koffie-Pot memiliki
target penjualan sebesar Rp 15 000 000 per bulannya. Target ini merupakan target
baru dari De Koffie Pot yang sampai saat ini belum tercapai, dimana De KoffiePot pada awalnya telah memiliki target awal Rp 12 000 000 per bulan saat tahun
2012 dan target tersebut telah tercapai pada bulan Desember 2012.
Dalam mencapai target penjualan barunya De Koffie-Pot merencanakan
akan menerapakan alternatif strategi pengembangan pada bisnisnya. Hal ini
dikarenakan adanya potensi pasar yang dimiliki oleh De Koffie-Pot, potensi pasar
ini dapat dilihat pada adanya peningkatan pada jumlah penduduk Kota Bogor.
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) Kota Bogor jumlah penduduk di Kota
Bogor terus mengalami peningkatan sampai tahun 2011 dengan data terakhir
terdapat 967 398 jiwa penduduk. Bukan hanya ada peningkatan penduduk di Kota
Bogor, namun adanya peningkatan jumlah wisatawan yang datang (lampiran 1)
juga menjadi target atau sasaran bagi De Koffie-Pot. Rata-rata penjualan De
Koffie-Pot dari bulan Januari sampai dengan Desember pada tahun 2012 dapat
dilihat pada Gambar 1.
4
Gambar 1 Rata-Rata Penjualan De Koffie-Pot per bulan tahun 2012
(Manajemen De Koffie-Pot)
Masalah lain yang dihadapi oleh De Koffie-Pot adalah belum tercapainya
target pengunjung setiap minggunya. Loyalitas pelanggan dapat dilihat dari
jumlah pengunjung yang datang ke De Koffie-Pot. De Koffie-Pot mempunyai
target pengunjung 100-200 setiap minggunya, tetapi target tersebut belum dapat
tercapai. Target pengunjung ini ditentukan dengan melihat dari rata-rata
pengunjung yang datang setiap tahunnya dan juga dilihat dari perhitungan
penerimaan yang akan diterima oleh pihak De Koffie-Pot. Target pengunjung ini
akan berpengaruh terhadap penerimaan yang akan diterima oleh pihak De KoffiePot. Belum tercapainya target pengunjung yang datang ke De Koffie-Pot dapat
dilihat pada Gambar 2.
Gambar 2 Rata-Rata Pengunjung De Koffie-Pot Per Minggu Tahun
2012 (Manajemen De Koffie-Pot)
Selain itu, dalam manajemen sumber daya manusia De Koffie-Pot terdapat
permasalahan mengenai pembagian kerja pada karyawan. Pembagian kerja yang
terdapat di De Koffie-Pot belum sesuai dengan struktur organisasi yang dimiliki,
dimana masih adanya double job pada karyawan. Salah satunya dapat dilihat pada
store manager yang juga mencakup menjadi barista. Selain adanya double job
5
pada karyawan belum terdapatnya bagian khusus pemasaran dalam manajemen
De Koffie-Pot menyebabkan pemasaran yang dilakukan oleh pihak manajemen
belum optimal. De Koffie-Pot memerlukan pengembangan dengan melakukan
penambahan sumberdaya manusia sebagai tenaga kerja pada beberapa bagian
yang akan ditambahkan dalam perbaikan manajemen. Beberapa permasalahan
yang ada menyebabkan pihak manajemen harus mengambil keputusan yang tepat
dalam memasarkan produknya agar dapat meraih pangsa pasar yang lebih besar
serta dapat terus mengembangkan usahanya ditengah tingginya persaingan bisnis
coffee shop dan restoran-restoran lain, dengan cara mencari alternatif strategi yang
tepat bagi pihak De Koffie-Pot.
Berdasarkan pemaparan kondisi yang sudah dijelaskan, maka dapat
dirumuskan permasalahan yang ada sebagai berikut :
1.
Bagaimanakah kondisi lingkungan internal yang dihadapi oleh De KoffiePot?
2.
Bagaimanakah kondisi lingkungan eksternal yang dihadapi oleh De KoffiePot?
3.
Bagaimana alternatif strategi pengembangan yang tepat yang dapat
diterapkan bagi De Koffie-Pot?
Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan permasalahan yang telah dipaparkan diatas, maka
tujuan dari penelitian ini adalah :
1.
Mengidentifikasi kondisi lingkungan internal yang dihadapi oleh De KoffiePot.
2.
Mengidentifikasi kondisi lingkungan eksternal yang dihadapi oleh De
Koffie-Pot.
3.
Merumuskan strategi pengembangan yang tepat untuk De Koffie-Pot agar
dapat bersaing dengan restoran atau pesaing lainnya.
Manfaat Penelitian
Bagi pihak manajemen, hasil penelitian diharapkan dapat menjadi masukan
dan bahan pertimbangan alternatif terbaik dalam mengembangkan strategi
pengembangan De Koffie-Pot dan di masa yang akan datang dapat meningkatkan
penjualan produk yang di tawarkan oleh De Koffie-Pot.
Ruang Lingkup dan Keterbatasan Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini dibatasi hanya mengidentifikasi faktor-faktor
internal dan eksternal yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman
pada De Koffie-Pot, menyusun strategi pengembangan yang tepat berdasarkan
matriks SWOT yang dapat diterapkan oleh De Koffie-Pot, serta menyusun strategi
pengembangan yang paling prioritas dengan menggunakan matriks QSP. Untuk
6
implementasinya diserahkan sepenuhnya kepada manajemen De Koffie-Pot
sebagai pengambil keputusan akhir.
TINJAUAN PUSTAKA
Tinjauan pustaka merupakan ulasan singkat, jelas, dan sistematis mengenai
penelitian-penelitian terdahulu sesuai dengan penelitian yang diteliti. Tinjauan
pustaka berfungsi untuk melakukan perbandingan dari karya ilmiah yang memiliki
judul atau tema yang sama dengan karya ilmiah yang akan dikembangkan.
Berdasarkan penelitian terdahulu dalam merumuskan strategi yang akan
diterapkan oleh suatu perusahaan, hal pertama yang dilakukan adalah
mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal perusahaan, untuk mengetahui
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan serta mengetahui peluang dan
ancaman yang dimiliki serta dihadapi. Lingkungan internal yang
mempengaruhinya, antara lain sumberdaya manusia, pemasaran, keuangan dan
produksi, sedangkan untuk lingkungan eksternal, antara lain pemasok, pelanggan,
pesaing, ekonomi, sosial-budaya, teknologi, dan politik.
Analisis Faktor Internal Usaha
Selain mengacu pada penelitian terdahulu mengenai strategi pengembangan
usaha, penelitian ini juga melihat pada penelitian terdahulu mengenai De KoffiePot yang telah dilakukan oleh beberapa peneliti. Faktor internal merupakan faktor
yang mempengaruhi sebuah usaha dan dapat dipengaruhi oleh sebuah usaha.
Faktor internal turut mempengaruhi kemajuan sebuah usaha. Penelitian yang
mengkaji mengenai faktor internal di coffee shop De Koffie-Pot adalah penelitian
yang dilakukan oleh Listyari (2006) dan Luqman (2008). Penelitian Listyari
(2006), menganalisis mengenai Keputusan Pembelian dan Kepuasan Konsumen
Coffee shop De Koffie–Pot. Metode analisis yang digunakan pada penelitian ini
adalah Analisis Deskriptif, Importance Peformance Analysis, Analisis Tingkat
Kesesuaian, dan Customer Satisfaction Index. Hasil yang diperoleh menunjukkan
karakteristik pengunjung De Koffie–Pot adalah perempuan (55 persen), berusia
antara 16-25 tahun, dan belum menikah. Pertimbangan awal mengunjungi adalah
karena tempat yang nyaman (73 persen), sebanyak 56,4 persen responden
mengatakan bahwa mereka melakukan kunjungan di waktu libur atau akhir pekan.
Sebanyak 89 persen responden menyatakan merasa puas terhadap kinerja yang
dilakukan oleh De Koffie–Pot dan sebanyak 98 persen responden mengatakan
akan datang untuk berkunjung kembali.
Luqman (2008) berjudul Sensitivitas Harga Serta Pengembangan Produk
dan Layanan di De Koffie – Pot Coffee Shop, Bogor. Penelitian ini hanya
mengukur sensitivitas harga untuk minuman Caramel Machiatto dan minuman
Espresso. Pemilihan kedua minuman tersebut karena Caramel Machiatto
mempunyai tingkat penjualan tertinggi dan Espresso mempunyai tingkat
penjualan terendah. Berdasarkan hasil analisis sensitivitas harga, rentang harga
yang dapat diterima konsumen berada pada harga antara Rp 20 400 sampai Rp 30
500 sedangkan harga Rp 23 500 merupakan harga ideal yang dapat ditetapkan
oleh manajemen De Koffie - Pot untuk minuman Caramel Machiatto. Harga ideal
7
yang dapat ditetapkan De Koffie - Pot untuk minuman Espresso berada pada
tingkat harga Rp 10 900. Kualitas (quality) layanan yang diprioritaskan sesuai
dengan bobot absolut persyaratan pelanggan antara lain layanan hotspot, rasa dan
kepekaan pramusaji terhadap kebutuhan pengunjung, serta penataan interior dan
eksterior coffee shop.
Prioritas persyaratan teknik yang perlu ditingkatkan manajemen De Koffie Pot untuk mempertahankan konsumen sesuai dengan bobot absolut persyaratan
teknik antara lain pelayanan, pembersihan, dan penyajian peralatan. Urutan
prioritas persyaratan teknik yang perlu ditingkatkan sesuai dengan bobot relatif
persyaratan teknik antara lain pelayanan, pembersihan, dan penyajian peralatan.
Saran yang dapat direkomendasikan untuk manajemen De Koffie – Pot antara lain
manajemen De Koffie - Pot dapat menaikkan harga Caramel Machiatto dan
Espresso, namun sebaiknya peningkatan harga tidak melebihi rentang harga pada
daerah antara OPP dan IPP. Pihak manajemen sebaiknya meningkatkan kualitas
produk dan layanan dengan cara menciptakan produk yang mempunyai rasa khas,
meningkatkan kualitas pelayanan pramusaji dengan memberikan pelatihanpelatihan, dan memberikan fasilitas hotspot secara gratis kepada konsumen.
Penelitian lanjutan mengenai daya saing coffee shop De Koffie – Pot diperlukan
mengingat tingkat persaingan di bidang cafe dan coffee shop semakin ketat.
Analisis Faktor Eksternal Usaha
Faktor lain yang dapat mempengaruhi sebuah usaha adalah faktor
eksternal. Faktor eksternal merupakan faktor yang berpengaruh terhadap sebuah
usaha tetapi tidak dapat dipengaruhi oleh usaha tersebut. Penelitian yang
membahas mengenai faktor eksternal pada kopi adalah penelitian yang dilakukan
oleh Meikhal Saputra (2010) dengan judul penelitian adalah Analisis Respon
Produksi, Permintaan Domestik dan Penawaran Ekspor Kopi Robusta Indonesia.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis respon produksi kopi
Robusta Indonesia terhadap harga, menganalisis faktor-faktor yang
mempengaruhi permintaan domestik kopi Robusta Indonesia, menganalisis faktorfaktor yang mempengaruhi penawaran ekspor kopi Robusta Indonesia.
Sedangkan, data yang digunakan sebagai bahan analisis dalam penelitian ini
adalah data sekunder berupa data deret waktu (time series). Data deret waktu
meliputi data tahunan selama 17 tahun (1988-2005). Data yang digunakan
meliputi data harga pupuk, luas lahan, volume eskpor tahun sebelumnya, harga
domestik, harga substitusi, populasi, harga ekspor, dummy krisis.
Hasil pada penelitian ini menunjukkan bahwa produksi harga kopi dari
tahun ke tahun yang meningkat sebesar 3.14 per tahun. Peningkatan produksi kopi
ini lebih banyak disebabkan oleh peningkatan luas areal tanpa oleh produktivitas.
Keadaan ini juga terlihat dari pengaruh yang nyata luas areal terhadap produksi.
Selain itu perubahan produksi juga dipengaruhi oleh peubah harga domestik dan
kondisi perekonomian Indonesia. Konsumsi kopi dari tahun ke tahun juga
mengalami peningkatan. Peningkatan konsumsi ini disebabkan jumlah penduduk
yang meningkat dan juga disebabkan oleh peningkatan harga kakao. Ekspor kopi
berfluktuasi dengan kecenderungan yang meningkat dengan rata-rata 0.67 persen.
Harga ekspor kopi dipengaruhi oleh kondisi perekonomian Indonesia dan volume
ekspor lag satu tahun sebelumnya. Sementara harga ekspor dan harga domestik
tidak menyebabkan peningkatan pada ekspor kopi.
8
Strategi Pengembangan Usaha
Lazuardi (2008) mengenai Formulasi Strategi Pengembangan Usaha
Restoran Macaroni Panggang (MP) Bogor. Tujuan penelitian ini adalah
mengidentifikasi faktor eksternal yang menjadi peluang dan ancaman yang
berpengaruh terhadap aktivitas MP, mengidentifikasi faktor internal yang menjadi
kekuatan serta kelemahan MP dalam mencapai tujuannya, dan menganalisis
alternatif strategi dan menentukan prioritas strategi pengembangan usaha yang
dapat diterapkan bagi MP dalam pengembangan usaha restoran berbasis modern.
Alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah matrik EFE, IFE, IE,
SWOT, dan QSPM. Berdasarkan hasil analisis matrik EFE, peluang terbesar
adalah semakin banyak wanita yang bekerja sehingga menambah permintaan
makanan jadi dan ancaman utamanya adalah tingkat persaingan yang cukup
tinggi. Hasil analisis matrik IFE adalah bahwa kekuatan terbesar adalah pelayanan
konsumen yang memuaskan, sedangkan kelemahan utama adalah pemasaran dan
promosi yang cenderung pasif. Analisis matrik IE menempatkan perusahaan
berada dalam kuadran V atau berada dalam posisi “pertahankan dan pelihara”.
Strategi yang bisa diterapkan adalah strategi penetrasi pasar dan pengambangan
produk.
Hasil dari analisis SWOT didapatkan delapan alternatif strategi yang dapat
dijalankan oleh restoran MP yaitu: 1) Menjalin kerjasama dengan biro-biro
perjalanan wisata yang ada di Kota Bogor untuk meningkatkan pelanggan dari
luar Bogor, 2) Melayani pangsa pasar menengah kebawah, 3) Mulai menerapkan
teknologi informasi, 4) Melakukan pemasaran dan promosi yang lebih gencar
melalui internet, media elektronik (radio), dan media cetak (koran, majalah) yang
memungkinkan biaya untuk pemasaran dapat lebih ditekan, 5) Memperluas pasar
dengan membuka cabang baru di daerah Bogor, 6) Menawarkan potongan harga
di jam-jam khusus, 7) Meningkatkan loyalitas pelanggan, 8) Pihak manajemen
membentuk bagian khusus yang menangani bagian pemasaran. Hasil analisis
QSPM menunjukkan bahwa strategi yang menjadi prioritas utama adalah untuk
dijalankan oleh restoran MP adalah memperluas pasar dengan membuka cabang
baru di daerah Bogor.
Siahaan (2008) dalam penelitiannya yang berjudul “Analisis Strategi
Pengembangan Usaha Restoran Rice Bowl di Botani Square, Bogor” memiliki
tujuan penelitian diantaranya adalah mengkaji strategi usaha yang telah dilakukan
oleh Restoran Rice Bowl di Botani Square, menganalisis faktor eksternal dan
internal, serta mengkaji alternatif strategi yang paling sesuai dengan Restoran Rice
Bowl di Botani Square dalam mengembangkan usahanya. Metode analisis dan
pengolahan data yang digunakan adalah analisis deskriptif berupa analisis
lingkungan umum dan industri perusahaan. Selain itu dilakukan analisis formulasi
strategi yaitu Matriks IFE, EFE, IE, SWOT, dan QSPM. Berdasarkan hasil
analisis matriks IE diperoleh informasi bahwa posisi usaha Restoran Rice Bowl di
Botani Square ini dalam kuadran V yaitu “jaga dan pertahanakan”, dengan
alternatif strategi penetrasi pasar dan pengembangan produk. Adapun prioritas
utama yang direkomendasikan kepada perusahaan berdasarkan analisis matriks
SWOT dan QSPM adalah strategi menjaga kualias produk makanan dan layanan
konsumen.
Penelitian ini mengambil topik Analisis Strategi Pengembangan Usaha
Coffee Shop De Koffie-Pot. Perbedaan dari penelitian terdahulu adalah masalah
9
yang dihadapi oleh coffee shop tidak sama dengan penelitian terdahulu salah
satunya permaslaahan dalam mencapai target penjualan yang baru. Sedangkan
persamaan penelitian saat ini dengan terdahulu adalah membahas mengenai
strategi-strategi suatu usaha restoran dengan menggunakan bauran pemasaran,
kemudian mencari alternatif strategi pengembangan untuk mencapai tujuan
restoran. Alat analisis yang digunakan untuk mencari alternatif strategi ini adalah
matriks SWOT dan QSPM. Berdasarkan matriks SWOT akan diperoleh gambaran
tentang alternatif strategi yang di ambil untuk memaksimalkan peluang dan
kekuatan dan secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman.
Sedangkan dengan matriks QSP akan dapat memprioritaskan alternatif strategi
terlebih dahulu yang akan diterapkan oleh perusahaan.
KERANGKA PEMIKIRAN
Kerangka Pemikiran Teoritis
Penelitian mengenai strategi pengembangan usaha coffee shop De KoffiePot ini memiliki beberapa konsep pemikiran yang merupakan teori pendukung
secara konseptual.
Kopi dan Coffee Shop
Kopi merupakan tanaman perkebunan yang berasal dari Afrika, yaitu di
daerah pegunungan di Ethiopia. Namun, kopi baru dikenal oleh masyarakat dunia
setelah tanaman tersebut dikembangkan di oluar daerah asalnya yaitu di Yaman
bagian selatan Jazirah Arab. Dengan seiring perkembangan teknologi, biji kopi
dimanfaatkan menjadi minuman kopi. Dari sinilah muncul istilah kedai kopi atau
coffee shop. Coffee shop yang dulu hanya terdapat dikawasan Eropa, Jazirah Arab
dan Amerika, saat ini telah menyebar ke berbagai negara di dunia dan bersama
inipun semakin berkembang teknik-teknik menyajikan minuman kopi.
Menyajikan kopi saat ini lebih dari sekedar menyeduh bubuk kopi dengan air
panas lalu ditambahkan gula atau susu. Kopi bisa disajikan dengan berbagai cara
seiring dengan berkembangnya aneka teknik pembuatan kopi, sehingga
mempengaruhi penjualan kopi pun ikut meningkat.
Coffee shop adalah suatu restoran yang pada umumnya berhubungan dengan
hotel, suatu tempat dimana tamu biasanya berhubungan dengan hotel, suatu
tempat dimana tamu biasa mendapatkan makanan dan coffee break secara cepat
dengan harga yang cukupan. Pada umumnya sistem pelayanan yang terdapat di
coffee shop adalah dengan American service. Pada pelayanan ini yang diutamakan
adalah kecepatannya. Ready on plate service, adalah salah satu bentuk pelayanan
coffee shop yang berarti makanan dan minuman yang ditawarkan sudah diatur dan
disiapkan diatas piring atau cangkir. Biasanya bentuk penyajian yang dilakukan
juga bisa dengan cara buffet atau prasmanan.2
2
Munavitz, S. Pengertian dan Klasifikasi Rumah Makan atau Restoran. 2013. [Internet]. [diacu 2013 Feb 20].
Tersedia dari:
http://pariwisatadanteknologi.blogspot.com/2010/06/pengertian-dan-klasifikasi-rumahmakan.html
10
Restoran
Restoran merupakan suatu usaha yang dikelola komersial yang
menyediakan pelayanan jasa makanan dan minuman. (Soekresno dalam Ratnasari
2009). Menurut Diktat Tata Hidangan tahun 2005, menyatakan bahwa yang
dimaksud dengan restoran adalah suatu ruangan atau tempat dimana tamu dapat
membeli makanan maupun minuman. Berdasarkan tingkat keorisinilannya,
restoran dapat dibedakan menjadi 10 jenis menurut Torsina dalam Ratnasari
(2009) :
1.
Familiy Conventional
Restoran semacam ini menghidangkan makanan dan minuman yang
tradisional bagi tradisi keluarga. Restoran ini mementingkan suasana dan
dari segi harga yang cukup bersahabat. Dalam segi pelayanan dan dekorasi
terbilang cukup sederhana. Dengan tujuan untuk menarik lebih banyak
keluarga dalam satu rombongan beserta relasi atau kenalannya.
2.
Fast Food
Restoran siap saji ini memiliki keterbatasan dalam jenis menu yang
disajikan, dan dekorasi ruang yang mendominasi warna-warna utama dan
terang. Dari segi harga tidak terlalu mahal. Restoran jenis ini berhubungan
dengan Eat-In (makan di restoran) dan take out (dibawa keluar atau pulang).
Restoran ini lebih mengutamakan banyak pelanggan dan paling banyak
diusahakan oleh para pelaku restoran di Indonesia dewasa ini.
3.
Kafetaria
Jenis restoran ini, biasanya terdapat di gedung-gedung perkantoran atau
pusat perbelanjaan, sekolah atau pabrik-pabrik. Menu yang disajikan
berganti-ganti setiap harinya dengan harga yang cukup ekonomis. Tipe
penyajian swalayan dengan menu agak terbatas seperti menu-menu yang
disajikan di rumah.
4.
Gourmet
Restoran ini mengutamakan penyediaan dan pelayanan makanan dan
minuman yang sifatnya khusus, di mana pelayanan dan jenis makanan yang
dihidangkan termasuk eksklusif. Biasanya pelayanan dan harga makanan
dan minuman yang dihidangkan sesuai dengan kualitas. Oleh karena itu
restoran semacam ini termasuk restoran golongan mewah atau
diperuntukkan bagi golongan VIP.
5.
Etnik
Restoran ini menyajikan masakan dari daerah (suku atau Negara) yang
spesifik. Misalnya: masakan Jawa Timur, Manado, Cina, India, Timur
Tengah dan lain-lain. Pakaian seragam dari pelayannya disesuaikan dengan
daerah asal makanan dan minuman. Dekorasi tempat dan ruangan
menggambarkan suasana etnik tertentu.
6.
Speciality Restaurants
Restoran ini menyajikan menu yang khas, berkualitas, dan menarik
perhatian. Harga yang relatif mahal. Tempat dan lokasi biasanya jauh dari
pusat keramaian yang ditunjukkan untuk wisatawan atau orang-orang yang
ingin mentraktir teman, keluarga, partner bisnis dalam suasana yang khas
dan unik.
11
7.
8.
9.
10.
Buffet
Ciri utama buffet adalah berlakunya satu harga untuk makan sepuasnya apa
yang disajikan dalam buffet. Produk minumana berupa wine, linquor, dan
bir yang dapat dipesan dengan khusus. Display makanan cukup memegang
peranan penting dalam promosi.
Coffee Shop
Ciri khas dari restoran ini adalah tempat duduk yang berganti-ganti dengan
cepat untuk menandakan suasana tidak formal dan pelayanan makan cepat
saji. Lokasi dan tempat utama berada di sekitar gedung perkantoran, pabrikpabrik, dan pusat perbelanjaan dengan traffic pejalan yang tinggi. Menu
utama yang ditujukan disini adalah untuk coffee break.
Snack Bar
Restoran ini ditunjukkan untuk orang-orang yang ingin jajanan dan
makanan kecil. Ruangan biasanya lebih kecil tetapi bisa memperoleh
volume penjualan yang lumayan besar. Banyak menawarkan pesanan takeout. Dekorasi tempat sederhana serta ukuran kecil hanya untuk beberapa
orang.
Drive In Drive Thru or Parking
Restoran ini melayani pembelian dengan diantar hingga ke mobilnya,
pesanan diantar sampai ke mobil untuk eat-in (sementara parkir) atau take
away dengan kemasan makanan yang dibungkus lebih praktis. Lokasi sesuai
dengan tempat parkir baik motor maupun mobil.
Konsep Strategi
Istilah strategi dalam bidang manajemen pertama kali diperkenalkan oleh
Drucker. Menurut Drucker dalam Siahaan (2008) yang didefinisikan sebagai
semua keputusan pada sasaran bisnis dan pada cara untuk mencapai sasaran
tersebut.Strategi berasal dari bahasa Yunani yaitu “strategos” yang berasal dari
kata “stratos” yang berarti militer dan “ag” yang berarti memimpin. Kata strategi
pada awalnya merupakan istilah dalam bidang kemiliteran bukan manajemen.
Menurut Hunger dan Wheelen (2003) definisi dari manajemen strategi ialah
serangkaian keputusan dan tindakan manajenerial yang menentukan kinerja
perusahaan dalam jangka panjang.
1.
Konsep Manajemen Strategis
Manajemen strategis dapat didefinisikan juga sebagai seni dan pengetahuan
dalam merumuskan, mengimplementasikan, serta mengevaluasi keputusankeputusan lintas fungsional yang memampukan sebuah organisasi mencapai
tujuannya (David, 2009). Dengan demikian manajemen strategi dapat
digunakan dalam merumuskan suatu permasalahan suatu organisasi dan
merencanakan strategi yang akan di implementasikan serta mengevaluasi
suatu keputusan strategi. Peter Drucker dalam David (2009) mengatakan
bahwa tugas utama manajemen strategis adalah memahami secara utuh misi
sebuah bisnis, yaitu dengan menanyakan,”apakah bisnis kita ?”. Ini
mengarah pada penetapan tujuan-tujuan, pengembangan strategi, dan
pengambilan keputusan saat ini untuk hasil di masa depan. Menurut Glueck
dan Jauch (1990) menggambarkan manajemen strategis sebagai arus
keputusan dan tindakan yang mengarah pada suatu strategi atau strategistrategi yang efektif untuk membantu mencapai sasaran perusahaan.
12
2.
Proses Manajemen Strategi
Proses manajemen strategis merupakan alur dimana penyusun strategis
menentukan sasaran dan menyusun strategi. Proses manajemen strategis
menurut David (2009), terdiri dari tiga tahap, yaitu :
a.
Perumusan strategi
Perumusan strategi termasuk mengembangkan visi dan misi,
mengindentifikasikan peluang dan ancaman eksternal perusahaan,
menentukan kekuatan dan kelemahan internal perusahaan,
menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan alternatif strategi,
dan memilih strategi tertentu yang akan dilaksanakan.
b.
Penerapan strategi
Penerapan strategi mensyaratkan perusahaan untuk menetapkan tujuan
tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan
mengalokasikan sumberdaya sehingga strategi yang telah
diformulasikan dapat dijalankan. Implementasi strategi termasuk
mengembangkan budaya yang mendukung strategi, menciptakan
struktur organisasi yang efektif dan mengarahkan usaha pemasaran,
menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memberdayakan sistem
informasi, dan menghubungkan kinerja karyawan dengan kinerja
organisasi
c.
Penilaian strategi
Tahap ini adalah tahap terakhir dalam manajemen strategis, dimana
manajemen sangat ingin mengetahui kapan strategi tidak dapat
berjalan seperti yang diharapkan evaluasi strategi adalah alat utama
untuk mendapatkan informasi ini. Terdapat tiga aktivitas dasar dalam
penilaian strategi, yaitu meninjau ulang faktor eksternal dan internal
yang menjadi dasar strategi saat ini, mengukur kinerja atau prestasi,
dan mengambil tindakan korektif.
Melakukan
Audit
Eksternal
Menetap
kan
Sasaran
Jangka
Panjang
Mengemba
ngkan
pernyaan
visi&misi
Merumus
kan
mengeva
luasi dan
Memilih
Strategi
Implemen
tasi Strategis
Isu-Isu
Manajemen
Melaku
kan Audit
Internal
Implemen
tasi Strategis
Isu-Isu
Pemasaran,
Keuangan,
Akuntansi,
Litbang
Mengukur
dan Mengeva
luasi kinerja
Gambar 3. Model Komprehensif Proses Manajemen Strategis
Sumber: David (2009)
13
3.
Jenis-jenis Strategi
Menurut Glueck dan Jauch (1990), strategi adalah rencana yang disatukan,
luas, dan terintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategis perusahaan
dengan tantangan lingkungan, dan dirancang untuk memastikan bahwa
tujuan utama dari perusahaan itu dapat dicapai melalui pelaksanaan yang
tepat oleh organisasi. Strategi alternatif yang dapat digunakan oleh
perusahaan dapat dikelompokan menjadi 11 tindakan, yaitu integrasi
kedepan, integrasi kebelakang, integrasi horizontal, penetrasi pasar,
pengembangan pasar, pengembangan produk, diversifikasi yang terkait,
diversifikasi tak terkait, penciutan, divestasi dan liquidasi (David 2009).
Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan
Visi adalah suatu pandangan yang jauh tentang perusahaan dan tujuan
perusahaan dan apa yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut (David,
2009). Pernyataan visi menjawab pertanyaan “Apa yang ingin kita capai?”. Visi
menggambarkan cita-cita perusahaan ke depan dan mengarahkan misi perusahaan.
Misi adalah pernyataan jangka panjang mengenai tujuan yang membedakan
suatu bisnis dari usaha lain yang serupa. Pernyataan misi menjawab pertanyaan
“Apa bisnis kita?”. Misi dijadikan sebagai standar dan pedoman dalam
melaksanakan kegiatan operasional perusahaan dalam mencapai tujuan organisasi.
Tujuan merupakan pusat dari kegiatan perusahaan yang digunakan sebagai
penilai prestasi perusahaan. Tujuan berperan penting dalam perumusan dan
implementasi strategi perusahaan, karena itu manajemen puncak haru mampu
merumuskan, melembagakan, mengkombinasikan dan menguatkan tujuan
perusahaan melalui perusahaan.
Analisis Lingkungan Usaha
Analisis lingkungan merupakan suatu kegiatan monitoring, evaluasi, dan
desiminasi informasi dari lingkungan luar dan lingkungan dalam kepada elemenelemen kunci manajemen perusahaan yang bertujuan untuk mengidentifikasi
faktor-faktor strategis, baik eksternal maupun internal, yang akan menentukan
masa depan perusahaan (Hunger dan Wheleen 2003). Analisis lingkungan pada
dasarnya mencangkup analisis lingkungan eksternal dan lingkungan internal.
Lingkungan internal perusahaan adalah lingkungan yang berada di dalam kendali
perusahaan terdiri dari variable-variabel yang dimiliki perusahaan, mencangkup
struktur, kultur, dan sumber daya perusahaan yang merupakan kekuatan kunci.
Lingkungan internal memberikan kekuatan dan kelemahan yang sesungguhnya
berada di dalam kontrol perusahaan. Lingkungan eksternal perusahaan adalah
lingkungan yang berada di luar kendali perusahaan, terdiri dari variabel-variabel
di luar organisasi yang memberikan peluang dan ancaman.
1.
Analisis Lingkungan Internal
Analisis internal perusahaan dikenal juga dengan nama analisis profil
perusahaan. Analisis lingkungan internal dilakukan untuk mengamati
kekuatan dan kelemahan yang dimiliki perusahaan. Kekuatan merupakan
potensi yang dimiliki oleh perusahaan yang dapat digunakan untuk
memanfaatkan peluang dan mengatasi ancaman yang muncul dari luar.
14
Sedangkan kelemahan adalah segala keterbatasan dan kekurangan yang
dimiliki oleh perusahaan dan harus terus diperbaiki agar perusahaan mampu
bersaing di pasar. Adapun lingkungan internal perusahaan tersebut dilihat
dari analisis fungsional. Analisis Fungsional merupakan salah satu cara
yang paling sederhana untuk memahami dan menganalisis lingkungan
internal perusahaan. Secara pedekatan fungsional lingkungan internal
perusahaan terdiri dari pemasaran, keuangan, sumber daya manusia,
produksi dan operasi, penelitian dan pengembangan serta sistem informasi
manajemen. Beberapa komponen dalam lingkungan internal, yaitu :
a.
Aspek Manajemen Sumberdaya Manusia
Manusia merupakan sumberdaya terpenting bagi perusahaan, sehingga
perlu dilakukan upaya untuk terwujudnya perilaku positif di kalangan
karyawan perusahaan. Berbagai faktor yang perlu diperhatikan adalah
langkah-langkah yang jelas mengenai manajemen SDM, keterampilan
dan motivasi kerja, produktivitas, dan sistem imbalan.
b.
Aspek Pemasaran
Dengan adanya pemasaran yang baik dapat mengetahui serta
menciptakan kebutuhan dan keinginan para pelanggan. Aspek
pemasaran ini dibagi menjadi segmentasi pasar dan bauran
pemasaran..
i.
Segmentation, Targetting, Postisioning
Di dalam pemasaran, penentuan pasar dalam rangka penawaran
produk adalah sesuatu yang penting, karena untuk sukses
dipasar yang penuh dengan persaingan, perusahaan harus
menempatkan konsumen ditengah. Akan tetapi sebelum
memuaskan konsumen, sebuah perusahaan harus memahami
dengan jelas apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan dari
konsumen. Terdapat banyak macam konsumen dengan
kebutuhan dan keinginan yang berbeda-beda. Oleh karena itu,
perusahaan harus menyesuaikan produk dan program pemasaran
pada kebutuhan pelanggan yang spesifik. Dalam pemasaran
terarah, ada tiga langkah yang harus diketahui perusahaan
sebelum memasuki pasar diantaranya adalah segmentasi pasar,
mentargetkan pasar dan memposisikan pasar. Langkah-langkah
dalam pemasaran terarah dapat dilihat pada Gambar 4.
Segmentasi Pasar
Pentargetan Pasar
Posisi Pasar
1.Mengenali bisnis
untuk
membuat
segmen pasar.
3. Mengembangkan
ukuran daya tarik
segmen.
5. Mengembangkan
promosiin utuk setiap
segmen sasaran.
2.Mengembangkan
profil dari segmen
yang dihasilkan.
4. Menyeleksi
segmen sasaran.
6. Mengembangkan
bauran pemasaran untuk
setiap segmen sasaran.
Gambar 4. Langkah-langkah dalam pemasaran terarah
Sumber : Kotler dan Armstrong (2008)
15
ii.
Segmentasi Pasar
Pasar terdiri dari banyak pembeli yang berbeda dalam
beberapa hal, misalnya keinginan, kemampuan keuangan,
lokasi, sikap pembelian dan praktek-praktek pembeliannya.
Berdasarkan perbedaan ini dapat dilakukan segmentasi
pasar. Menurut Rangkuti (2005), segmentasi pasar adalah
tindakan mengidentifikasi dan membentuk kelompok
pembeli atau konsumen secara terpisah. Beberapa aspek
utama untuk mensegmentasikan pasar yaitu aspek geografis,
demografis, psikografis, perilaku.
Target Pasar
Menetapkan target pasar atau sasaran adalah tindakan
mengevaluasi dan membandingkan kelompok yang
diidentifikasi, kemudian memilih salah satu atau beberapa
diantaranya sebagai calon target dengan potensi paling
besar.
Posisi Pasar
Penetapan posisi adalah tindakan merancang tawaran dan
citra perusahaan sehingga menempati posisi yang khas
(diantara para pesaing) di dalam benak pelanggan
sasarannya. Setelah perusahaan memutuskan segmen mana
yang akan dimasuki, selanjutnya diputuskan pula posisi
mana yang ingin ditempati dalam segmen tersebut.
Bauran Pemasaran
Dalam strategi pemasaran, perusahaan harus memperhatikan
yang disebut dengan bauran pemasaran dimana perusahaan yang
menghasilkan produk harus memperhatikan indicator-indikator
dari 4P ataupun 7P. Bauran Pemasaran (Marketing mix) adalah
seperangkat alat pemasaran taktis yang dapat dikendalikan, yang
dipadukan oleh perusahaan untuk menghasilkan respon yang
diinginkan dalam pasar sasaran (Kotler dan Armstrong, 2008).
Sejalan dengan semakin kompetitifnya dunia bisnis, 4P tersebut
berkembang menjadi 7P diantaranya adalah product, price,
promotion, place, people, physical evidence dan process.
- Product (Produk)
Produk merupakan bentuk penawaran organisasi yang
ditujukan untuk mencapai tujuan organisasi melalui
pemuasan kebutuhan dan keinginan pelanggan.
- Price/Pricing (Harga)
Keputusan bauran harga berkenanaan dengan kebijakan
strategi dan taktis, seperti tingkat harga, struktur diskon,
syarat pembayaran dan tingkat diskriminasi harga diantara
berbagai kelompok pelanggan.
- Promotion (Promosi)
Bauran promosi tradisional meliputi berbagai metode untuk
mengkomunikasikan manfaat produk maupun jasa.
16
-
c.
d.
e.
f.
Place (Tempat)
Keputusan distribusi menyangkut kemudahan akses
terhadap produk atau jasa bagi para pelanggan potensial.
Keputusan ini meliputi lokasi fisik.
- People (Orang)
Bagi sebagian besar jasa, orang merupakan unsur vital.
Dalam organisasi jasa, setiap orang memiliki dampak
langsung bagi output yang diterima oleh pelanggan.
Sumber daya harus mempunyai kemampuan akan
pengenalan produk (product knowledge) secara mantap,
sehingga dapat memberikan pelayanan yang maksimal
kepada konsumen.
- Physical Evidance (Bukti Nyata)
Karakteristik “tak dapat disentuh/dirasakan” menyebabkan
pelanggan potensial tidak bisa menilai suatu jasa sebelum
mengkonsumsinya. Ini menyebabkan resiko dipersepsikan
konsumen dalam mengambil keputusan pembelian. Bukti
fisik ini bisa dalam berbagai bentuk. Misalnya brosur,
gedung, dan penampilan karyawan.
Process (Proses)
Proses produk atau operasi merupakan faktor penting bagi
konsumen dengan tingkat kontak pelayanan tinggi. Dalam
bisnis jasa operasi terkait erat dan sulit dibedakan dengan
tegas.
Aspek Keuangan
Aspek keuangan merupakan aspek dimanna para pemilik perusahaan
dapat melihat kondisi perusahaannya apakah mengalami keuntungan
atau kerugian dan dapat melihat peluang adanya pengembangan
perusahaan. Pada aspek ini biasanya dilihat dari aktivitas dan peluang
investasi perusahaan.
Aspek Produksi dan Operasi
Aspek produksi dan operasi merupakan segala hal yang berkaitan
dengan semua aktivitas perusahaan. Aspek ini berhubungan dengan
layout fasilitas perusahaan, penelitian dan pengembangan,
penggunaan teknologi, serta pembelian bahan baku.
Aspek Sistem Informasi dan Komunikasi
Hal-hal yang perlu dianalisis dapat dilihat dari segi sistem informasi
manajemen, antara lain aspek-aspek software, hardware, dan
brainware. Informasi menghubungkan semua fungsi bisnis menjadi
satu dan menyediakan dasar semua keputusan manajerial, ini
merupakan pondasi dari semua organisasi. Informasi juga
menunjukkan sumber utama dari kekuatan atau kelemahan kompetitif
manajemen.
Aspek Penelitian dan Pengembangan
Banyak perusahaan dewasa ini tidak memiliki divisi penelitian dan
pengembangan, tetapi banyak perusahaan lain bergantung pada
aktivitas penelitian d