Analisis pengaruh experiential marketing terhadap loyalitas konsumen coffee Shop De Koffie Pot Bogor
ANALISIS PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING
TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN COFFEE SHOP DE
KOFFIE POT BOGOR
Oleh
EKO BUDI PRAYOGI
H24104044
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
(2)
ABSTRAK
EKO BUDI PRAYOGI. Analisis Pengaruh Experiential Marketing Terhadap Loyalitas KonsumenCoffee Shop de Koffie Pot Bogor. Dibawah bimbinganJono M. Munandar.
Kedai kopi atau yang lebih dikenal dengan nama coffee shop merupakan tempat yang biasa dimanfaatkan sebagai sarana bersantai. Coffee shop de Koffie Pot Bogor merupakan pelopor kedai kopi yang ada di kota Bogor. Sebagai salah satu coffee shop yang memiliki market share besar, de Koffie Pot harus mampu bersaing dengan coffee shop lain yang ada di kota Bogor seperti Telapak coffee shop, Box Office coffee shop, Excelso dan Starbucks Coffee. Dalam usaha meningkatkan pangsa pasar, coffee shop de Koffie Pot hendaknya mengetahui perilaku konsumen yang akan menjadi sasarannya. Termasuk di dalamnya karakteristik konsumen dan faktorfaktor yang mempengaruhi keputusan konsumen di dalam membeli makanan/minuman di coffee shop de Koffie Pot. Demi mendekati, mendapatkan dan mempertahankan konsumen loyal, maka produsen melalui produknya perlu menghadirkan pengalamanpengalaman yang unik, positif dan mengesankan kepada konsumen yang terangkum ke dalam Experiential Marketing. Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) menganalisis pelaksanaan experiential marketing oleh coffee shop de Koffie Pot, 2) menganalisis tingkat loyalitas konsumen coffee shop de Koffie Pot, 3) menganalisis pengaruh experiential marketing terhadap loyalitas konsumen coffee shop de Koffie Pot dan 4) merekomendasikan strategi pemasaran yang efektif untukcoffee shopde Kofie Pot.
Penelitian ini dilaksanakan di kota Bogor. Pengumpulan data primer dilakukan mulai Juli sampai Agustus 2007. Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah orang yang sedang melakukan pembelian makanan/minuman di coffee shopde Koffie Pot Bogor. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dan kuesioner kepada pengunjung coffee shop de Kofie Pot yang sedang melakukan pembelian dan hasil wawancara dengan pihak manajemen coffee shop. Data sekunder diperoleh dari studi pustaka, internet, literatur atau dokumen perusahaan. Metode analisis yang digunakan dalam pengolahan data adalah analisis faktor dan analisis diskriminan dengan alat pengolah data SPSS versi 13.00.
Berdasarkan pengolahan menggunakan analisis faktor yaitu analisis komponen utama (principle component analysis) dihasilkan tiga komponen utama (faktor). Faktor experience (variabel indera, perasaan, identitas dan lingkungan), faktor komunikasi (variabel komunikasi, cobranding, website, dan orang), faktor situasional terdiri dari variabel pikiran, aksi, dan hubungan. Faktorfaktor experiential marketing yang berpengaruh berdasarkan hasil analisis diskriminan adalah faktor situasional yang berpengaruh terhadap repeat customer dan faktor komunikasi berpengaruh dominan terhadap konsumen tipeclientsdanadvocates.
(3)
ANALISIS PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING
TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN COFFEE SHOP DE
KOFFIE POT BOGOR
Oleh
EKO BUDI PRAYOGI
H24104044
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
(4)
ANALISIS PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING
TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN COFFEE SHOP DE
KOFFIE POT BOGOR
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
Pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
EKO BUDI PRAYOGI
H24104044
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
(5)
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
ANALISIS PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN COFFEE SHOPDE KOFFIE POT BOGOR
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar SARJANA EKONOMI
Pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
EKO BUDI PRAYOGI H24104044
Menyetujui, Bogor, 18 November 2007
Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc Pembimbing
Mengetahui,
Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc. Ketua Departemen Manajemen
(6)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 19 Januari 1986, sebagai putra pertama dari tiga bersaudara, dari pasangan Rachidi dan Kartini. Pendidikan formal yang dilalui penulis adalah Sekolah Dasar Negeri Rawa Badak Selatan 07 Pagi, kemudian melanjutkan ke Sekolah lanjutan Tingkat Pertama Negeri 114 Jakarta, dan Sekolah Menengah Umum Bhinneka Karya 2 Boyolali. Tahun 2004 penulis lulus dari SMU Bhinneka Karya 2 Boyolali dan diterima di Institut Pertanian Bogor pada tahun yang sama melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor) pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Program Studi Manajemen.
Selama menjadi mahasiswa penulis aktif dalam berbagai organisasi mahasiswa, pada tahun pertama penulis bergabung dalam Sharia Economic Student Club (SESC) sebagai staff Divisi Kerjasama dan Usaha Mandiri sekaligus menjabat sebagai ketua komisariat Bogor Forum Silaturahmi Studi Ekonomi Islam (FoSSEI). Pada tahun berikutnya penulis diamanahkan menjadi Presiden Direktur Centre Of M@nagement (COM@) periode 20052006, sekaligus menjadi pendiri dan Ketua Tim Formatur Himpunan Mahasiswa Manajemen Jabodetabek (HMMJ). Kemudian pada awal 2007 penulis bergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa IPB periode 2007 sebagai staff Departemen Kebijakan Nasional hingga kemudian melibatkan diri dalam BEM JABOTABEK dan BEM SELURUH INDONESIA (BEM SI). Sebagai bentuk kecintaan penulis terhadap dunia organisasi sampai dengan saat ini penulis diamanahkan untuk menjadi Dewan Penasehat di Himpunan Mahasiswa Manajemen Jabodetabek (HMMJ). Prestasi yang penulis raih selama menjadi mahasiswa adalah : Juara Harapan 1 Perbanas Marketing Debate Competition (PMDC) 2006, Semifinalis The Marketing Game III Trisakti dan Juara 1 PMDC 2007 se Sumatera, Jawa dan Bali. Pada tahun 2007 penulis melakukan penelitian untuk tugas akhir pendidikan yang berjudul : Analisis Pengaruh Experiential Marketing Terhadap Loyalitas Konsumen Coffee Shop de Koffie Pot Bogor. Bersamaan dengan momentum tersebut penulis mendirikan organisasi bisnis dan kepemudaan dengan nama “Maestro Muda Indonesia”.
(7)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, hidayah serta inayah yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Experiential Marketing Terhadap Loyalitas Konsumen Coffee Shop de Koffie Pot Bogor” tepat pada waktunya. Dasar pertimbangan yang digunakan mengapa penulis memilih judul tersebut adalah karena penulis melihat bahwa Experiential Marketing merupakan sebuah solusi untuk memehuhi need, want dan expectation konsumen yang berorientasi kepada emotional benefit. Skripsi ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Atas terselesaikannya, penulisan dan penyusunan skripsi ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada :
1. Bapak Dr.Ir. Jono M. Munandar, M.Sc. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, serta berbagai bentuk input dalam proses penyusunan dan penulisan skripsi ini.
2. Bapak Eko Rudi Cahyadi S. Hut, MM. dan Ibu Dra. Siti Rahmawati M.Pd. Selaku dosen penguji yang telah bersedia meluangkan waktunya dalam ujian dan penyempurnaan skripsi ini.
3. Bapak Prof. Dr. Ir. W.H. Limbong, MS Selaku Dosen Pembimbing Akademik Penulis.
4. Seluruh Dosen, Staf Pengajar dan staf Tata Usaha Departemen Manajemen atas segala pelayanan serta kemudahan dalam birokrasi dan pelayanan.
5. The Colonial Community : Pak Iwan (GM), Mas Dedi (Manager), Upid, Roy, Fariz, Mbak Moniq, Mbak Dina, Mbak Cristin dan Mbak Lina atas kebersamaan di Colonial.
6. Kedua Orangtua, Bapak Rachidi serta Ibu Kartini, atas semua pengorbanan yang tak tergantikan oleh apapun.
7. Budi, Yuni Adikadikku yang senantiasa mendorong serta mengajarkan arti tanggung jawab yang sebenarnya.
(8)
dapat melahirkan ambisi dan spirit baru.
9. Temanteman Manajemen 41 yang tak pernah bosan untuk membuka ruang dialektika dalam melepaskan kegelisahan intelektual di perkuliahan maupun setiap proses yang kita lewati bersama.
10. Temanteman seperjuangan : COM@ 05/06 (yang telah mengajarkan arti kepemimpinan yang sebenarnya), rekan–rekan Himpunan Mahasiswa Manajemen Jabodetabek (HMMJ) yang telah menemani penulis dalam proses revolusi dan pemikiran konstruktif bersama untuk terus memajukan manajemen, rekanrekan di dunia pergerakan, BEM KM IPB, BEM Jabotabek, BEM Seluruh Indonesia (BEM SI) yang senantiasa bergerak dan mengembalikan identitas mahasiswa sebagai suatu entitas yang berharga dalam transformasi sosial dan politik.
11. Guruguru terbaik : Bang Jenal Abidin (Presma IPB 05/06), Ahmad Fadli (Kadep Sospol KAMMI Daerah Bogor)..”perjuangan kita belum usai”.. 12. Sahabatsahabat yang mengajarkan arti berbagi yang sebenarnya : Elang,
Mitha & Kw, Wasis, Klewer, Tarto (Fisika UI), Pepen, Mbok, Yudha & Ika. 13. Temanteman mentoring atas kerinduan spiritual bersama yang kita rasakan
serta temanteman yang telah mengorbankan waktunya untuk menemaniku sidang : Mounru (Unika Atma Jaya), Ari (Univ. Yarsi), Icha, Opik, Dhita, Teguh, Sidiq.
Penulis sepenuhnya menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan dan membutuhkan penyempurnaan. Oleh karena itu segala bentuk kritik, masukan serta saran sangat penulis harapkan sebagai kajian untuk evaluasi dan perbaikan. Akhirnya, penulis berharap bahwa apa yang telah penulis susun dapat memberikan kontribusi kepada berbagai pihak dan menjadi landasan yang baik menuju pembangunan dunia pemasaran berkelanjutan.
(9)
DAFTAR ISI
Halaman
RIWAYAT HIDUP ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR TABEL.... viii
DAFTAR GAMBAR... x
DAFTAR LAMPIRAN... xi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1
1.2 Perumusan Masalah... 4
1.3 Tujuan Penelitian... 6
1.4 Manfaat Penelitian... 6
1.5. Ruang Lingkup Penelitian... 7
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kopi... 8
2.1.1. Definisi dan Jenis Kopi... 8
2.1.2. Budaya Minum Kopi... 9
2.2. Konsep Pemasaran... 11
2.3. Manajemen Jasa Terpadu... 11
2.4. Experential Marketing... 13
2.3.1. Lahirnya Experiential Marketing... 14
2.3.2. KegunaanExperiential Marketing... 15
2.3.3.Strategic Experiential Modules (SEMs)... 15
2.3.4. Experiential Providers (ExPros)... 19
2.5. Experiential Hybrids... 20
2.6. PenerjemahanExperiential Marketingke Model Sikap... 21
2.5.1. Tricomponent Attitude Model... 21
2.7. Loyalitas Konsumen... 23
2.6.1. Manfaat Loyalitas Konsumen... 25
2.6.2. Pengukuran Loyalitas... 26
2.8. Penelitian Terdahulu... 27
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian... 29
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian... 31
3.3. Jenis dan Sumber Data... 31
3.4. Metode Pengumpulan Data... 32
(10)
3.6. Teknik Analisis Data... 33 3.7. Metode Pengambilan Sampel... 33 3.8. Variabel Penelitian... 34 3.9. Metode Pengolahan dan Analisis Data... 35 3.9.1. Uji Validitas... 35 3.9.2. Uji Reliabilitas... 36 3.9.3. Analisis Faktor... 37
3.9.4. Analisis Diskriminan... 40
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan……… 42 4.2. Struktur Organisasi Perusahaan... 44 4.3. Aspek Pemasaran... 45 4.3.1. Produk... 45 4.3.2. Harga... 46 4.3.3. Promosi... 46 4.3.4. Tempat... 47 4.3.5. Bukti Fisik………. 47 4.3.6. Proses Produksi……….. 47 4.3.7. Orang……….. 48 4.3.8. Produktivitas dan Kualitas……….. 48 4.4. Analisis Data hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner... 49 4.4.1. Hasil Uji Validitas Kuesioner... 49 4.4.2. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner... 49
4.5. Karakteristik RespondenCoffee Shopde Kofie Pot... 49
4.5.1. Usia dan Jenis Kelamin Responden... 50 4.5.2. Pendapatan... 51 4.5.3. Pengeluaran untuk Konsumsi... 52 4.5.4. Pekerjaan... 52 4.5.5. Tingkat Pendidikan... 53 4.6. Perilaku Pembelian... 54
4.6.1. Sumber Informasi KeberadaanCoffee Shopde Kofie Pot... 54
4.6.2. Ketertarikan Responden Mengunjungi de Kofie Pot... 54
4.6.3. Mekanisme dalam Mengunjungi Coffee Shopde Kofie Pot... 55
4.6.4. Tujuan Responden MengunjungiCoffee Shopde Kofie Pot.... 55
4.6.5. Pilihan Responden dalam Menikmati Produk... 56
4.6.6. Lama Waktu Responden Mengunjungi de Kofie Pot... 56
4.6.7. PilihanCoffee Shop Lain yang Sering Dikunjungi Responden.. 57
4.7. Analisis FaktorFaktorExperiential Marketing... 57
4.7.1. Komponen Utama pada PengaruhExperiential Marketing Terhadap Loyalitas KonsumenCoffee Shopde Kofie Pot... 60
4.7.2. Penentuan Faktor Score (Nilai/Skor Faktor)... 65
4.8. Pelaksanaan Prinsipprinsip Experiential Marketing padaCoffee Shop de Koffie Pot... 66
4.9. Tingkat Loyalitas KonsumenCoffee Shop de Koffie Pot... 68
4.10. PengaruhExperiential Marketing Coffee Shop de Koffie Pot Terhadap Loyalitas Konsumen Bogor... 69
(11)
ANALISIS PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING
TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN COFFEE SHOP DE
KOFFIE POT BOGOR
Oleh
EKO BUDI PRAYOGI
H24104044
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
(12)
ABSTRAK
EKO BUDI PRAYOGI. Analisis Pengaruh Experiential Marketing Terhadap Loyalitas KonsumenCoffee Shop de Koffie Pot Bogor. Dibawah bimbinganJono M. Munandar.
Kedai kopi atau yang lebih dikenal dengan nama coffee shop merupakan tempat yang biasa dimanfaatkan sebagai sarana bersantai. Coffee shop de Koffie Pot Bogor merupakan pelopor kedai kopi yang ada di kota Bogor. Sebagai salah satu coffee shop yang memiliki market share besar, de Koffie Pot harus mampu bersaing dengan coffee shop lain yang ada di kota Bogor seperti Telapak coffee shop, Box Office coffee shop, Excelso dan Starbucks Coffee. Dalam usaha meningkatkan pangsa pasar, coffee shop de Koffie Pot hendaknya mengetahui perilaku konsumen yang akan menjadi sasarannya. Termasuk di dalamnya karakteristik konsumen dan faktorfaktor yang mempengaruhi keputusan konsumen di dalam membeli makanan/minuman di coffee shop de Koffie Pot. Demi mendekati, mendapatkan dan mempertahankan konsumen loyal, maka produsen melalui produknya perlu menghadirkan pengalamanpengalaman yang unik, positif dan mengesankan kepada konsumen yang terangkum ke dalam Experiential Marketing. Tujuan dari penelitian ini adalah : 1) menganalisis pelaksanaan experiential marketing oleh coffee shop de Koffie Pot, 2) menganalisis tingkat loyalitas konsumen coffee shop de Koffie Pot, 3) menganalisis pengaruh experiential marketing terhadap loyalitas konsumen coffee shop de Koffie Pot dan 4) merekomendasikan strategi pemasaran yang efektif untukcoffee shopde Kofie Pot.
Penelitian ini dilaksanakan di kota Bogor. Pengumpulan data primer dilakukan mulai Juli sampai Agustus 2007. Dalam penelitian ini yang menjadi responden adalah orang yang sedang melakukan pembelian makanan/minuman di coffee shopde Koffie Pot Bogor. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara dan kuesioner kepada pengunjung coffee shop de Kofie Pot yang sedang melakukan pembelian dan hasil wawancara dengan pihak manajemen coffee shop. Data sekunder diperoleh dari studi pustaka, internet, literatur atau dokumen perusahaan. Metode analisis yang digunakan dalam pengolahan data adalah analisis faktor dan analisis diskriminan dengan alat pengolah data SPSS versi 13.00.
Berdasarkan pengolahan menggunakan analisis faktor yaitu analisis komponen utama (principle component analysis) dihasilkan tiga komponen utama (faktor). Faktor experience (variabel indera, perasaan, identitas dan lingkungan), faktor komunikasi (variabel komunikasi, cobranding, website, dan orang), faktor situasional terdiri dari variabel pikiran, aksi, dan hubungan. Faktorfaktor experiential marketing yang berpengaruh berdasarkan hasil analisis diskriminan adalah faktor situasional yang berpengaruh terhadap repeat customer dan faktor komunikasi berpengaruh dominan terhadap konsumen tipeclientsdanadvocates.
(13)
ANALISIS PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING
TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN COFFEE SHOP DE
KOFFIE POT BOGOR
Oleh
EKO BUDI PRAYOGI
H24104044
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
(14)
ANALISIS PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING
TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN COFFEE SHOP DE
KOFFIE POT BOGOR
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar
SARJANA EKONOMI
Pada Departemen Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
EKO BUDI PRAYOGI
H24104044
DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
(15)
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN
DEPARTEMEN MANAJEMEN
ANALISIS PENGARUH EXPERIENTIAL MARKETING TERHADAP LOYALITAS KONSUMEN COFFEE SHOPDE KOFFIE POT BOGOR
SKRIPSI
Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar SARJANA EKONOMI
Pada Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi dan Manajemen
Institut Pertanian Bogor
Oleh
EKO BUDI PRAYOGI H24104044
Menyetujui, Bogor, 18 November 2007
Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc Pembimbing
Mengetahui,
Dr. Ir. Jono M. Munandar, M.Sc. Ketua Departemen Manajemen
(16)
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Jakarta pada tanggal 19 Januari 1986, sebagai putra pertama dari tiga bersaudara, dari pasangan Rachidi dan Kartini. Pendidikan formal yang dilalui penulis adalah Sekolah Dasar Negeri Rawa Badak Selatan 07 Pagi, kemudian melanjutkan ke Sekolah lanjutan Tingkat Pertama Negeri 114 Jakarta, dan Sekolah Menengah Umum Bhinneka Karya 2 Boyolali. Tahun 2004 penulis lulus dari SMU Bhinneka Karya 2 Boyolali dan diterima di Institut Pertanian Bogor pada tahun yang sama melalui jalur USMI (Undangan Seleksi Masuk Institut Pertanian Bogor) pada Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Program Studi Manajemen.
Selama menjadi mahasiswa penulis aktif dalam berbagai organisasi mahasiswa, pada tahun pertama penulis bergabung dalam Sharia Economic Student Club (SESC) sebagai staff Divisi Kerjasama dan Usaha Mandiri sekaligus menjabat sebagai ketua komisariat Bogor Forum Silaturahmi Studi Ekonomi Islam (FoSSEI). Pada tahun berikutnya penulis diamanahkan menjadi Presiden Direktur Centre Of M@nagement (COM@) periode 20052006, sekaligus menjadi pendiri dan Ketua Tim Formatur Himpunan Mahasiswa Manajemen Jabodetabek (HMMJ). Kemudian pada awal 2007 penulis bergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Keluarga Mahasiswa IPB periode 2007 sebagai staff Departemen Kebijakan Nasional hingga kemudian melibatkan diri dalam BEM JABOTABEK dan BEM SELURUH INDONESIA (BEM SI). Sebagai bentuk kecintaan penulis terhadap dunia organisasi sampai dengan saat ini penulis diamanahkan untuk menjadi Dewan Penasehat di Himpunan Mahasiswa Manajemen Jabodetabek (HMMJ). Prestasi yang penulis raih selama menjadi mahasiswa adalah : Juara Harapan 1 Perbanas Marketing Debate Competition (PMDC) 2006, Semifinalis The Marketing Game III Trisakti dan Juara 1 PMDC 2007 se Sumatera, Jawa dan Bali. Pada tahun 2007 penulis melakukan penelitian untuk tugas akhir pendidikan yang berjudul : Analisis Pengaruh Experiential Marketing Terhadap Loyalitas Konsumen Coffee Shop de Koffie Pot Bogor. Bersamaan dengan momentum tersebut penulis mendirikan organisasi bisnis dan kepemudaan dengan nama “Maestro Muda Indonesia”.
(17)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat, hidayah serta inayah yang diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian dengan judul “Analisis Pengaruh Experiential Marketing Terhadap Loyalitas Konsumen Coffee Shop de Koffie Pot Bogor” tepat pada waktunya. Dasar pertimbangan yang digunakan mengapa penulis memilih judul tersebut adalah karena penulis melihat bahwa Experiential Marketing merupakan sebuah solusi untuk memehuhi need, want dan expectation konsumen yang berorientasi kepada emotional benefit. Skripsi ini merupakan syarat untuk memperoleh gelar sarjana pada Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor.
Atas terselesaikannya, penulisan dan penyusunan skripsi ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada :
1. Bapak Dr.Ir. Jono M. Munandar, M.Sc. selaku dosen pembimbing yang telah memberikan bimbingan, pengarahan, serta berbagai bentuk input dalam proses penyusunan dan penulisan skripsi ini.
2. Bapak Eko Rudi Cahyadi S. Hut, MM. dan Ibu Dra. Siti Rahmawati M.Pd. Selaku dosen penguji yang telah bersedia meluangkan waktunya dalam ujian dan penyempurnaan skripsi ini.
3. Bapak Prof. Dr. Ir. W.H. Limbong, MS Selaku Dosen Pembimbing Akademik Penulis.
4. Seluruh Dosen, Staf Pengajar dan staf Tata Usaha Departemen Manajemen atas segala pelayanan serta kemudahan dalam birokrasi dan pelayanan.
5. The Colonial Community : Pak Iwan (GM), Mas Dedi (Manager), Upid, Roy, Fariz, Mbak Moniq, Mbak Dina, Mbak Cristin dan Mbak Lina atas kebersamaan di Colonial.
6. Kedua Orangtua, Bapak Rachidi serta Ibu Kartini, atas semua pengorbanan yang tak tergantikan oleh apapun.
7. Budi, Yuni Adikadikku yang senantiasa mendorong serta mengajarkan arti tanggung jawab yang sebenarnya.
(18)
dapat melahirkan ambisi dan spirit baru.
9. Temanteman Manajemen 41 yang tak pernah bosan untuk membuka ruang dialektika dalam melepaskan kegelisahan intelektual di perkuliahan maupun setiap proses yang kita lewati bersama.
10. Temanteman seperjuangan : COM@ 05/06 (yang telah mengajarkan arti kepemimpinan yang sebenarnya), rekan–rekan Himpunan Mahasiswa Manajemen Jabodetabek (HMMJ) yang telah menemani penulis dalam proses revolusi dan pemikiran konstruktif bersama untuk terus memajukan manajemen, rekanrekan di dunia pergerakan, BEM KM IPB, BEM Jabotabek, BEM Seluruh Indonesia (BEM SI) yang senantiasa bergerak dan mengembalikan identitas mahasiswa sebagai suatu entitas yang berharga dalam transformasi sosial dan politik.
11. Guruguru terbaik : Bang Jenal Abidin (Presma IPB 05/06), Ahmad Fadli (Kadep Sospol KAMMI Daerah Bogor)..”perjuangan kita belum usai”.. 12. Sahabatsahabat yang mengajarkan arti berbagi yang sebenarnya : Elang,
Mitha & Kw, Wasis, Klewer, Tarto (Fisika UI), Pepen, Mbok, Yudha & Ika. 13. Temanteman mentoring atas kerinduan spiritual bersama yang kita rasakan
serta temanteman yang telah mengorbankan waktunya untuk menemaniku sidang : Mounru (Unika Atma Jaya), Ari (Univ. Yarsi), Icha, Opik, Dhita, Teguh, Sidiq.
Penulis sepenuhnya menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih terdapat kekurangan dan membutuhkan penyempurnaan. Oleh karena itu segala bentuk kritik, masukan serta saran sangat penulis harapkan sebagai kajian untuk evaluasi dan perbaikan. Akhirnya, penulis berharap bahwa apa yang telah penulis susun dapat memberikan kontribusi kepada berbagai pihak dan menjadi landasan yang baik menuju pembangunan dunia pemasaran berkelanjutan.
(19)
DAFTAR ISI
Halaman
RIWAYAT HIDUP ... iii
KATA PENGANTAR ... iv
DAFTAR TABEL.... viii
DAFTAR GAMBAR... x
DAFTAR LAMPIRAN... xi
I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang... 1
1.2 Perumusan Masalah... 4
1.3 Tujuan Penelitian... 6
1.4 Manfaat Penelitian... 6
1.5. Ruang Lingkup Penelitian... 7
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Kopi... 8
2.1.1. Definisi dan Jenis Kopi... 8
2.1.2. Budaya Minum Kopi... 9
2.2. Konsep Pemasaran... 11
2.3. Manajemen Jasa Terpadu... 11
2.4. Experential Marketing... 13
2.3.1. Lahirnya Experiential Marketing... 14
2.3.2. KegunaanExperiential Marketing... 15
2.3.3.Strategic Experiential Modules (SEMs)... 15
2.3.4. Experiential Providers (ExPros)... 19
2.5. Experiential Hybrids... 20
2.6. PenerjemahanExperiential Marketingke Model Sikap... 21
2.5.1. Tricomponent Attitude Model... 21
2.7. Loyalitas Konsumen... 23
2.6.1. Manfaat Loyalitas Konsumen... 25
2.6.2. Pengukuran Loyalitas... 26
2.8. Penelitian Terdahulu... 27
III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Penelitian... 29
3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian... 31
3.3. Jenis dan Sumber Data... 31
3.4. Metode Pengumpulan Data... 32
(20)
3.6. Teknik Analisis Data... 33 3.7. Metode Pengambilan Sampel... 33 3.8. Variabel Penelitian... 34 3.9. Metode Pengolahan dan Analisis Data... 35 3.9.1. Uji Validitas... 35 3.9.2. Uji Reliabilitas... 36 3.9.3. Analisis Faktor... 37
3.9.4. Analisis Diskriminan... 40
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Perusahaan……… 42 4.2. Struktur Organisasi Perusahaan... 44 4.3. Aspek Pemasaran... 45 4.3.1. Produk... 45 4.3.2. Harga... 46 4.3.3. Promosi... 46 4.3.4. Tempat... 47 4.3.5. Bukti Fisik………. 47 4.3.6. Proses Produksi……….. 47 4.3.7. Orang……….. 48 4.3.8. Produktivitas dan Kualitas……….. 48 4.4. Analisis Data hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner... 49 4.4.1. Hasil Uji Validitas Kuesioner... 49 4.4.2. Hasil Uji Reliabilitas Kuesioner... 49
4.5. Karakteristik RespondenCoffee Shopde Kofie Pot... 49
4.5.1. Usia dan Jenis Kelamin Responden... 50 4.5.2. Pendapatan... 51 4.5.3. Pengeluaran untuk Konsumsi... 52 4.5.4. Pekerjaan... 52 4.5.5. Tingkat Pendidikan... 53 4.6. Perilaku Pembelian... 54
4.6.1. Sumber Informasi KeberadaanCoffee Shopde Kofie Pot... 54
4.6.2. Ketertarikan Responden Mengunjungi de Kofie Pot... 54
4.6.3. Mekanisme dalam Mengunjungi Coffee Shopde Kofie Pot... 55
4.6.4. Tujuan Responden MengunjungiCoffee Shopde Kofie Pot.... 55
4.6.5. Pilihan Responden dalam Menikmati Produk... 56
4.6.6. Lama Waktu Responden Mengunjungi de Kofie Pot... 56
4.6.7. PilihanCoffee Shop Lain yang Sering Dikunjungi Responden.. 57
4.7. Analisis FaktorFaktorExperiential Marketing... 57
4.7.1. Komponen Utama pada PengaruhExperiential Marketing Terhadap Loyalitas KonsumenCoffee Shopde Kofie Pot... 60
4.7.2. Penentuan Faktor Score (Nilai/Skor Faktor)... 65
4.8. Pelaksanaan Prinsipprinsip Experiential Marketing padaCoffee Shop de Koffie Pot... 66
4.9. Tingkat Loyalitas KonsumenCoffee Shop de Koffie Pot... 68
4.10. PengaruhExperiential Marketing Coffee Shop de Koffie Pot Terhadap Loyalitas Konsumen Bogor... 69
(21)
4.10.1. Analisis Diskriminan... 69
4.11. Rekomendasi Srtategi Pemasaran... 72
4.11.1. Produk... 73
4.11.2. Harga... 73
4.11.3. Tempat... 74
4.11.4. Promosi... 74
4.11.5. Bukti fisik (Physical Evidence)... 75
4.11.6. Orang (People)... 76
4.11.7. Proses Produksi (Production Process)... 76
4.11.8. Produktivitas dan Kualitas (Productivity and Quality)……….. 77
V. KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan... 78
2. Saran... 79
DAFTAR PUSTAKA ... 80
(22)
DAFTAR TABEL
No. Halaman 1. Perkembangan volume dan nilai ekspor kopi di Indonesia
tahun 20032006……….. 1
2. Skor untukexperiential marketing dan loyalitas konsumen... 32 3. Kriteria loyalitas konsumencoffee shop de koffie pot
menurut Griffin berdasarkan skor penilaian responden... 33 4. Operasionalisasi variabel... 34 5. Sumber perolehan informasi mengenai keberadaan
coffee shopde kofie pot... 53 6. Unsur ketertarikan responden terhadap coffee shop
de kofie pot... 54 7. Mekanisme responden dalam mengunjungi coffee shop
de kofie pot... 54 8. Tujuan responden mengunjungicoffee shop de kofie pot... 55 9. Pilihan responden dalam menikmati produkcoffee shop
de kofie pot... 55 10. Lama waktu responden mengunjungicoffee shopde kofie pot... 56 11. Pilihancoffee shop lain yang sering dikunjungi responden... 56 12. Urutan nilai communalitymasingmasing variabel... 58 13. Hasil proses analisis faktor... 60 14. Tanggapan seluruh responden terhadap pelaksanaan unsurunsur
experiential marketing coffee shop de koffie pot ………..… 66 15. Jumlah responden dari masingmasing kriteria loyalitas konsumen
coffee shopde koffie pot... 68 16. Classification function coefficient... 72
(23)
DAFTAR GAMBAR
No. Halaman
1. Strategic experiential modules (SEMs)………..… 16 2. Tricomponent attitude model………..….… 21 3. Kerangka pemikiran konseptual... 30 4. Struktur organisasicoffee shopde koffie pot... 44 5. Diagram usia responden... 49 6. Diagram pendapatan responden... 50 7. Pengeluaran konsumsi makanan/minuman
responden per bulan... 51 8. Diagram pekerjaan responden... 52 9. Diagram pendidikan responden... 52
(24)
DAFTAR LAMPIRAN
No.
1. Kuesioner penelitian………. 83 2. Struktur organisasicoffee shopde kofie pot….………....… 87 3. Produk yang ditawarkancoffee shop de kofie pot….………... 88 4. Analisis faktor………... 90 5. Analisis diskriminan……….. 95 6. Non parametrik tes………. 98 7. Uji validitas dan reliabilitas………... 99
(25)
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kopi adalah sejenis minuman, biasanya dihidangkan panas, dan dipersiapkan dari biji tanaman kopi yang dipanggang ( www.wilkipedia.com). Saat ini kopi merupakan komoditas nomor dua yang paling banyak diperdagangkan setelah minyak bumi. Kopi merupakan sumber utama kafein. Keuntungan dan kerugian dari mengonsumsi kopi telah dan akan terus dipelajari dan didiskusikan oleh banyak ilmuwan di dunia. Tanaman kopi telah dijadikan pemerintah sebagai tanaman perkebunan utama dan berorientasi ekspor. Sejak tahun 1980 hingga tahun 2001, nilai devisa yang disumbangkan kopi tidak kurang dari US $ 340 juta dan terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun hingga menjadikan komoditas ini menduduki peringkat pertama diantara komoditas subsektor perkebunan lainnya (Najiyati dan Danarti, 2004). Dari segi ekonomi, kopi penting sebagai salah satu komoditas ekspor penghasil devisa Negara. Volume nilai ekspor kopi Indonesia ditunjukkan pada Tabel 1.
Tabel 1. Perkembangan volume dan nilai ekspor kopi di Indonesia Tahun 20032006
Tahun Ekspor
Volume (Kg) Nilai (US $)
2003 177.082.988 145.489.802
2004 86.003.550 59.824.486
2005 445.729.394 504.026.615
2006 289.692.199 394.506.188
Sumber : Departemen Pertanian, 2007.
Berdasarkan Tabel 1, perkembangan volume dan nilai ekspor kopi Indonesia mengalami fluktuasi setiap tahunnya. Pada tahun 2004 volume ekspor menurun sebesar 86.003.550 kg dengan nilai sebesar US $ 59.824.486 tetapi pada tahun 2005 meningkat kembali menjadi 445.729.394 kg dengan nilai US $ 504.026.615. Peningkatan volume dan nilai ekspor pada tahun 2005 disebabkan karena kopi memiliki kemampuan untuk meminimisasi biaya produksi dengan menggunakan
(26)
bahan baku dan faktorfaktor produksi lain yang berasal dari sumber daya domestik sehingga tidak tergantung pada fluktuasi nilai mata uang asing.
Selain sebagai komoditas ekspor, kopi juga merupakan komoditas yang paling banyak dikonsumsi di dalam negeri sebagai minuman penyegar. Minuman non alkohol ini memang sudah dikenal masyarakat Indonesia secara turun temurun dan bahkan beberapa masyarakat sudah menganggap bahwa meminum kopi merupakan suatu kebiasaan. Aroma harum, rasa khas nikmat, serta khasiatnya yang dapat menyegarkan badan menjadikan kopi digemari oleh masyarakat Indonesia. Kebiasaan minum kopi merupakan rutinitas masyarakat Indonesia, baik di pedesaan maupun di perkotaan. Kebiasaan ini timbul karena kebutuhan akan minuman yang ringan, tidak berkarbon, dan mudah didapat serta kandungan kafein yang dinilai dapat membuat tubuh merasa segar. Selain alasan waktu luang, tren atau gaya hidup juga merupakan salah satu alasan mengapa meminum kopi merupakan suatu keharusan di selasela kesibukan penduduk Indonesia di kotakota besar.
Dulu kopi dikenal sebagai minuman yang dikhususkan untuk orangorang tua. Namun seiring dengan perkembangan aneka teknik pembuatan kopi, derajat kopi pun mengalami peningkatan. Kopi telah menjadi bagian dari gaya hidup, khususnya bagi mereka yang tinggal di kota besar. Bahkan kopi sekarang menjadi populer dikalangan anak muda dan juga kalangan bisnis, sehingga harganya menjadi sangat mahal. Saat ini kopi telah menjadi minuman berkelas (classy drinks). Banyak kafe kafe kelas dunia yang mengkhususkan diri pada bisnis minuman kopi, terutama karena konsumennya tak pernah berkurang. Di kalangan anak muda di Indonesia, minum kopi sekarang telah menjadi tren.
Kondisi ini diperkuat dengan munculnya komunitas penikmat kopi yang berawal dari kedai kopi, dan sering kali kedai kopi merupakan tempat yang dinilai favorit untuk bertukar pandangan berkaitan dengan masalah politik, hobi maupun bisnis yang sedang dijalaninya. Hal ini mengakibatkan setiap perusahaan yang bergerak di bidang kedai kopi harus memiliki daya tarik, kesan yang melekat serta nilai tambah terhadap
(27)
produk yang dijualnya.
Coffee shop biasa dimanfaatkan sebagai sarana bersantai bersama teman serta keluarga bahkan banyak juga yang memanfaatkan coffee shop sebagai sarana bersosialisasi antar relasi bisnis. Saat ini menikmati jamuan di coffee shop menjadi fenomena baru bagi kaum eksekutif dan profesional baik untuk menjamu relasi bisnis atau sekedar melepas lelah setelah bekerja seharian. Meningkatnya konsumsi masyarakat terhadap kopi merupakan peluang bagi para pengusaha coffee shop, sehingga mendorong berdirinya coffee shop di kotakota besar. Begitu juga hal yang sama disampaikan oleh pengelola salah satu kafe kopi ternama yang menyatakan bahwa saat ini kondisi tingkat konsumsi kopi terhadap coffee shop cukup tinggi terutama di kotakota besar, mengingat perkembangan modernisasi (Amelia, 2006).
Coffee shop merupakan saluran pemasaran yang berhubungan langsung dengan konsumen. Dengan demikian, agar dapat bertahan di pasar, setiap perusahaan harus dapat berorientasi kepada konsumen dengan cara menyediakan barang atau jasa yang sesuai dengan harapan konsumen yang pada akhirnya dapat memberikan kepuasan kepada konsumen. Kepuasan konsumen berdampak pada pembelian ulang yang dilakukan yang dalam jangka panjang akan membentuk loyalitas konsumen. Oleh karena itu, coffee shop tidak hanya menyajikan makanan dan minuman yang berkualitas semata namun juga menciptakan sebuah pengalaman emosional bagi pelanggan. Berdasarkan hal tersebut maka citra coffee shop ditentukan oleh kualitas atribut coffee shop dimata pelanggannya.
Meningkatnya jumlah coffee shop di kota Bogor seperti Excelso, Box Office coffee shop, Telapak cofee shop dan pendatang baru dari luar negeri starbucks coffee menyebabkan coffee shop de Koffie Pot harus bersaing untuk mendapatkan konsumen atau mempertahankan loyalitas konsumen yang sudah ada. Demi mendekati, mendapatkan dan mempertahankan konsumen loyal, maka produsen melalui produknya perlu menghadirkan pengalamanpengalaman yang unik, positif dan
(28)
mengesankan kepada konsumen. Hal itu, menurut Schmitt (1999), dapat mencakup dalam lima unsur : sense (melalui pancaindera : mata, telinga, hidung, kulit, lidah), feel (perasaan), think (pikiran), act (tindakan), dan relate (kaitan) yang menitikberatkan pada penciptaan persepsi positif tertentu dimata konsumen. Pengalaman mengesankan tersebut bisa dihadirkan melalui berbagai experience provider, antara lain dari komunikasinya (iklan atau aktivitas below the line), produk (kemasan atau isinya), identitas produk, melalui cobranding, lingkungan, website (misalnya tampilannya mengesankan dan punya dimensi interaktif yang tinggi) dan juga orangorang yang menawarkan produk tersebut ke konsumen. Semua faktor tersebut merupakan bagian dari experiential marketing dan sangat perlu diidentifikasi bagaimana keterkaitan faktor faktor tersebut pada coffee shop de Koffie Pot Bogor. Experiential marketing memberikan suatu frame work yang luar biasa untuk memadukan elemen experience (pengalaman) dan entertainment (hiburan) ke dalam produk atau jasa. Dewasa ini, konsumen tidak hanya menilai sebuah produk atau jasa berdasarkan kualitas, fungsi, dan manfaat yang diberikan, tetapi lebih dari itu, mereka menginginkan komunikasi dan kegiatan pemasaran yang memberikan sensasi, menyentuh hati mereka, serta sesuai dengan gaya hidup mereka. Dengan kata lain, konsumen menginginkan produk yang kehadirannya dapat memberikanexperience.
1.2. Perumusan masalah
Coffee shop de Koffie Pot sebagai perusahaan kedai kopi yang memiliki segmen khusus dan pangsa pasar yang cukup besar dituntut untuk mempertahankan posisinya dengan merancang dan menerapkan suatu strategi guna mencapai keunggulan bersaing. Coffee shop de Koffie Pot harus mampu bersaing dengan pesaingpesaingnya yang baru hadir di pasaran seperti de' Excelso, starbucks coffee, Box Office coffee shop, dan Telapak coffee shop. Sebagai perintis kedai kopi modern di kota Bogor coffee shop de Koffie Pot menarik pelanggannya dengan mengajarkan bagaimana sesungguhnya rasa kopi yang enak, dengan standar kelas dunia
(29)
untuk setiap kopi olahannya.
Seiring dengan berkembangnya pasar yang menjadi semakin kompetitif, perusahaan yang berusaha bersaing dengan caracara pemasaran yang tidak inovatif dan sudah umum diterapkan oleh para kompetitornya tidak akan mendatangkan banyak tantangan bagi perusahaan tersebut. Sebaliknya, pengalaman atau experience yang diberikan oleh sebuah perusahaan kepada konsumennya, baik secara langsung maupun tidak langsung, akan memberikan dampak yang lebih besar bagi mereknya daripada menggunakan sebanyakbanyaknya iklan yang mampu dibiayai oleh perusahaan itu. Di sektor ekonomi konsumen mencari experience yang memungkinkan mereka untuk mewujudkan mimpimimpi serta mencapai gaya hidup yang diinginkannya.
Bernd H. Schmitt, Profesor dari Columbia University, mengemukakan suatu paradigma baru dalam bidang pemasaran, yakni experiential marketing, yang berbeda dari pendekatan pemasaran tradisional, dimana pendekatan pemasaran tradisional menekankan pentingnya fungtional features & benefits (F&B) dan menganggap bahwa konsumen adalah pengambil keputusan yang rasional. Experiential Marketing mengemukakan bahwa seiring dengan berjalannya waktu, berubah pula preferensi konsumen yang menimbulkan fenomena pemasaran yang didorong olehexperience (pengalaman).
Menurut Kartajaya (2005), loyalitas pelanggan telah menjadi moving target dari setiap perusahaan yang harus terus dikejar agar perusahaan tetap kompetitif. Sudah terdapat bukti bahwa aktivitas untuk mendapatkan pelanggan pada suatu perusahaan menghabiskan biaya jauh lebih besar daripada biaya mempertahankan satu pelanggan yang baik. Oleh karena itu customer attraction, customer satisfaction, dan customer retention akan menjadi proses yang tiada akhir bagi kelangsungan hidup perusahaan, dengan demikian loyalitas pelanggan menjadi suatu hal yang sangat penting.
Berdasarkan ilustrasi diatas dapat ditarik sebuah rumusan masalah sebagai berikut :
(30)
1. Bagaimana pelaksanaan Experiential Marketing oleh coffee shop de Koffie Pot?
2. Bagaimana tingkat loyalitas konsumencoffee shopde Koffie Pot? 3. Bagaimana pengaruh dominan faktorfaktor Experiential
Marketing terhadap loyalitas konsumen coffee shop de Koffie Pot Bogor?
4. Bagaimana menyusun strategi pemasaran yang efektif untuk coffee shop de Kofie Pot?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah :
1. Menganalisis pelaksanaan prinsipprinsip Experiential Marketing oleh coffee shop de Koffie Pot.
2. Menganalisis tingkat loyalitas konsumencoffee shop de Koffie Pot Bogor.
3. Menganalisis pengaruh Experiential Marketing terhadap Loyalitas Konsumencoffee shop de Koffie Pot Bogor.
4. Merekomendasikan strategi pemasaran yang efektif untuk coffee shop de Kofie Pot Bogor.
1.4. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi :
1. Perusahaan, sebagai bahan masukan dalam membuat strategi pemasaran serta penerapan Experiential Marketing secara lebih baik untuk meningkatkan loyalitas konsumen.
2. Penulis, untuk membandingkan teori yang telah didapat di kuliah dengan aplikasinya di dunia nyata.
3. Kalangan akademis, sebagai data dasar bagi para peneliti dalam bidangnya.
4. Masyarakat yang ingin menambah pengetahuan serta wawasan mengenai pengaruh Experiential Marketing terhadap loyalitas konsumen.
(31)
1. 5. Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup dalam penelitian ini terbatas pada menganalisis pengaruh Experiential Marketing terhadap loyalitas konsumen coffee shop de Koffie Pot. Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk melihat tanggapan konsumen coffee shop de Koffie Pot terhadap pelaksanaan Experiential Marketing; untuk mengukur tingkat loyalitas konsumen coffee shop de Koffie Pot dan untuk mempelajari halhal yang diinginkan oleh konsumen terkait dengancoffee shopde Koffie Pot.
Pengamatan terhadap loyalitas konsumen dilakukan pada konsumen yang sedang melakukan pembelian di coffee shop de Koffie Pot. Pengamatannya sendiri dilakukan di coffee shop de Koffie Pot yang ada di The Colonial Building Jl. Salak No.6 Bogor.
(32)
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Kopi
2.1.1 Definisi dan Jenis Kopi
Kopi adalah salah satu jenis tanaman yang sangat penting di dalam produksi agroforestry. Umumnya kopi diperuntukkan sebagai minuman yang dapat memberikan kita rasa senang dan rasa santai, tetapi ternyata kopi juga dapat dikatakan sebagai minuman yang bermanfaat bagi kesehatan, yaitu dapat menghindarkan kita dari resiko penyakit kanker dan menurunkan level kadar gula di dalam darah (http://bg66.soc.i.kyotou.ac.jp).
Menurut Wahyudi dalam Indriasari (2006), kopi termasuk bahan penyegar dengan cita rasa yang digemari oleh konsumen, cita rasa tersebut sangat dipengaruhi oleh jenis kopi, lingkungan tempat tumbuh dan cara pengolahan. Tiap jenis kopi memiliki karakter komponen cita rasa yang berbedabeda.
Definisi lain menyebutkan bahwa kopi adalah sejenis minuman, biasanya dihidangkan panas, dan dipersiapkan dari biji tanaman kopi yang dipanggang (www.wilkipedia.com). Saat ini kopi merupakan komoditas nomor dua yang paling banyak diperdagangkan setelah minyak bumi. Kopi merupakan sumber utama kafein. Keuntungan dan kerugian dari mengkonsumsi kopi telah dan akan terus dipelajari dan didiskusikan oleh banyak ilmuwan di dunia.
Kopi merupakan minuman yang bisa dibilang paling populer di dunia. Menurut sejarah, kopi pertama kali ditemukan di Ethiopia ketika seorang penggembala menyadari kambingkambing gembalaannya menjadi sangat hiperaktif setelah mengkonsumsi sejenis buah bulat dan berukuran kecil yang banyak tumbuh di sekitar tempatnya menggembala. Penggembala mencoba buah tersebut dan merasa sangat segar dan tidak mengantuk saat menunggui hewan hewan ternaknya hingga berjamjam. Tempat asal penggembala tersebut dikenal dengan nama Kaffa, dan dari nama tempat itulah
(33)
muncul istilah kopi atau coffee dalam bahasa Inggris (Listyari, 2006). Kopi yang banyak dijual di pasar Indonesia adalah jenis arabika dan robusta. Masingmasing jenis memiliki ciri tersendiri, robusta memiliki biji yang berbentuk bulat dan bergaris tengah lurus, dan jenis arabika berbentuk lonjong dan bergaris tengah bergelombang.
Dalam hal harga, kopi arabika lebih mahal dibanding robusta. Kandungan kafein dari kedua jenis kopi ini berbeda. Robusta mengandung antara 2,8 persen sampai 4,0 persen kafein. Namun, kandungan kafein pada kopi jenis arabika hanya 1,0 persen sampai 1,7 persen. Karena kandungan kafein arabika lebih sedikit, maka keunggulan kopi arabika adalah tidak membahayakan perut walaupun rasanya agak asam di mulut (Widyati, 2006). Harga robusta yang lebih murah dan kadar kafeinnya tinggi, menyebabkan kopi robusta banyak digunakan untuk produk kopi instan. Namun, bagi pecinta kopi sejati, kopi instan dirasa 'kurang mantap' dibanding kopi biasa. Kopi instan sudah melalui proses mesin yang menghilangkan sifat alami dari kopi ini. Sifat alami yang tak bisa ditemukan dalam kopi instan adalah aromanya yang harum dan cita rasanya yang khas.
2.1.2. Budaya Minum Kopi
Kopi merupakan salah satu bahan minuman yang dikenal luas di seluruh dunia. Sebagai minuman nonalkohol, kopi lebih banyak dimanfaatkan sebagai minuman penyegar. Kopi diminum seharihari di setiap saat, setiap tempat, dan juga pada acaraacara tertentu (seperti coffee break dan pesta) oleh masyarakat pedesaan dan perkotaan sehingga kopi dapat dikatakan sebagai minuman masyarakat umum. Kopi menjadi minuman terkenal di seluruh dunia dan kemudian muncul istilah kafe yang mengacu kepada kedaikedai kopi yang dulu banyak bermunculan di kawasan jazirah Arab lalu kemudian menyebar ke berbagai tempat di dunia dan bersama itu berkembanglah berbagai teknikteknik menyajikan minuman kopi. Penyajian kopi kini lebih dari sekedar menyeduh
(34)
bubuk kopi dengan air panas lalu ditambahkan dengan gula atau susu. Kopi bisa disajikan dengan berbagai cara dan hal ini yang antara lain mendorong suksesnya bisnis kedaikedai kopi, mulai dari kelas warung kopi yang menjualnya dengan harga murah hingga ke kafekafe elit yang harga satu gelasnya mungkin bisa untuk membeli puluhan gelas kopi warung.
Meningkatnya perilaku minum kopi saat ini mendorong berdirinya sebuah organisasi bagi para penggemar minum kopi yang di sebut dengan Indonesia Coffee Community (ICC). Organisasi ini sebagai sarana bagi para pakar kopi, penggemar minum kopi, pengusaha kafe, perhotelan, industri kopi, pramusaji kopi dan mereka yang berkecimpung dalam bidang kopi untuk dapat saling bertukar pikiran, mendalami, menyampaikan informasi dan juga sebagai ajang belajar. Berdirinya ICC berawal dari Even Tea & Coffee Exhibition 2004. Hal ini didasari karena perkembangan industri kopi di Indonesia begitu cepat dan harus ditunjang dengan sumber daya manusia yang handal, profesional dan dapat menjunjung nilai artistik dalam mengembangkan perindustrian di bidang kopi (Pranotodalam Amalia, 2006).
Di coffee shop berbagai aneka minuman yang digemari disajikan dan para konsumen kopi tinggal menikmati. Bukan hanya itu saja, bagi penggemar minuman kopi, kekentalan atau keenceran dari seduhan kopi saat ini menjadi pusat perhatian, karena hal tersebut berkaitan dengan selera para pecinta minuman kopi.
2.2. Konsep Pemasaran
Dalam bukunya, Kotler (2003) menjelaskan bahwa pekerjaan pemasaran bukan untuk menemukan pelanggan yang tepat bagi produk, melainkan menemukan produk yang tepat bagi pelanggan. Menurut Kotler (2003), konsep pemasaran menegaskan bahwa kunci untuk mencapai sasaran organisasi adalah perusahaan harus menjadi lebih efektif dibandingkan dengan para pesaing yaitu dengan menciptakan,
(35)
menyerahkan dan mengkomunikasikan nilai pelanggan kepada pasar sasaran yang terpilih. Konsep pemasaran terdiri atas empat pilar : pasar sasaran, kebutuhan pelanggan, pemasaran terpadu, dan kemampuan menghasilkan laba.
Konsep pemasaran adalah sebuah falsafah bisnis yang mengatakan bahwa pemuasan kebutuhan konsumen merupakan syarat ekonomi dan sosial bagi kelangsungan hidup perusahaan. Suatu sistem keseluruhan dari kegiatankegiatan bisnis yang ditujukan untuk merencanakan, menentukan harga, mempromosikan, mendistribusikan barang dan jasa, yang memuaskan kebutuhan baik pembeli yang ada maupun pembeli potensial (Swastha dan Handoko, 1987).
2.3. Manajemen Jasa Terpadu
Manajemen jasa terpadu merupakan perencanaan dan pelaksanaan terkoordinasi kegiatankegiatan pemasaran, operasi, dan sumber daya manusia yang penting bagi keberhasilan perusahaan jasa. Menurut Lovelock dan Wright (2005) manajemen jasa terpadu terdiri dari 8 komponen, yaitu produk (product), tempat dan waktu (place and time), promosi (promotion), harga (price), proses (process), produktivitas dan kualitas (productivity and quality), orang (people), dan bukti fisik (physical evidence).
a) Produk (product)
Semua komponen kinerja jasa yang menciptakan nilai bagi pelanggan. b) Tempat dan waktu (place and time)
Keputusan manajemen tentang kapan, dimana, dan bagaimana menyampaikan jasa kepada pelanggan.
c) Proses (process)
Metode pengoperasian atau serangkaian tindakan tertentu, yang umumnya berupa langkahlangkah yang diperlukan dalam suatu urutan yang telah ditetapkan.
d) Produktivitas dan Kualitas (productivity and quality)
(36)
output yang menambah nilai bagi pelanggan. Kualitas yaitu sejauh mana suatu jasa memuaskan pelanggan dengan memenuhi kebutuhan, keinginan, dan harapan mereka.
e) Orang (people)
Karyawan dan pelanggan yang terlibat dalam proses produksi. f) Promosi dan Edukasi (promotion)
Semua aktivitas dan alat yang menggugah komunikasi yang dirancang untuk membangun preferensi pelanggan terhadap jasa dan penyedia jasa tertentu.
g) Bukti fisik (physical evidence)
Petunjuk visual atau berwujud lainnya yang memberikan bukti atas kualitas jasa.
h) Harga (price)
Pengeluaran uang, waktu dan usaha oleh pelanggan untuk membeli dan mengkonsumsi jasa.
Lovelock dan Wright (2005) memformulasikan bahwa terdapat tujuh kesenjangan (gap) yang memungkinkan dalam kualitas jasa : a) Kesenjangan pengetahuan : Perbedaan antara apa yang diyakini
penyedia jasa akan diharapkan pelanggan dan kebutuhan dan harapan pelanggan yang sesungguhnya.
b) Kesenjangan standar : Perbedaan antara persepsi manajemen terhadap harapan pelanggan dan standar kualitas yang ditetapkan untuk penyerahan jasa.
c) Kesenjangan penyerahan : Perbedaan antara standar penyerahan yang ditentukan dan kinerja penyedia jasa sesungguhnya.
d) Kesenjangan komunikasi internal : Perbedaan antara apa yang benar benar dapat diserahkan oleh perusahaan.
e) Kesenjangan persepsi : Perbedaan antara apa yang benarbenar diserahkan dan apa yang dianggap pelanggan telah mereka terima (karena mereka tidak dapat menilai kualitas jasa secara akurat).
f) Kesenjangan interpretasi : Perbedaan antara apa yang sesungguhnya dijanjikan penyedia jasa dalam upayaupaya komunikasinya dan apa
(37)
yang pelanggan pikir telah dijanjikan dalam komunikasi tersebut. g) Kesenjangan jasa yaitu perbedaan antara apa yang diharapkan
pelanggan akan mereka terima dan persepsi mereka terhadap jasa yang benarbenar diserahkan.
Masingmasing dari ketujuh kesenjangan kualitas tersebut dapat merusak hubungan pelanggan. Kualitas jasa adalah keseluruhan sikap pelanggan terhadap penyerahan jasa, yang terbentuk dari sejumlah pengalaman jasa yang berhasil maupun yang tidak berhasil. Menghindari kesenjangan jasa dalam setiap penyerahannya akan membantu suatu perusahaan meningkatkan nama baiknya dalam hal jasa yang bermutu.
Tingkat kualitas pelayanan tidak dapat dinilai berdasarkan sudut pandang perusahaan tetapi harus dari sudut pendang penilaian pelanggan. Oleh karena itu, dalam merumuskan strategi dan program pelayanan, perusahaan harus berorientasi pada kepentingan pelanggan dengan memperhatikan komponen kualitas pelayanan.
2.4. Experiential Marketing
Experience atau pengalaman adalah peristiwaperistiwa yang memiliki kesan pribadi, yang timbul sebagai hasil dari observasi langsung atau partisipasi dalam suatu kejadian baik secara nyata, berupa mimpi, maupun virtual. Biasanya experience tidak terjadi dengan sendirinya, tetapi harus dipicu. Oleh karena itu, pemasar harus menyediakan lingkungan yang tepat untuk menghasilkan customer experience yang diharapkan.
Schmitt (1999) menyatakan bahwa experiential marketing (pemasaran yang memberikan pengalaman) ada dimanamana. Dalam berbagai macam pasar dari barangbarang konsumen ke produkproduk industri dan berteknologi tinggi, perusahaan menggunakan experiential marketing untuk tujuan yang berbedabeda. Tujuan tersebut adalah mengembangkan produk baru, berkomunikasi dengan pelanggan, memperbaiki hubungan penjualan, merancang jarak retail, dan membangun website.
(38)
Menurut Schmitt (1999), pengalaman adalah peristiwa khusus yang terjadi pada orang sebagai tanggapan atas beberapa jenis rangsangan. Pengalaman merupakan hasil pengamatan dan keterlibatan dalam peristiwaperistiwa yang nyata dan rekayasa. Pengalamanpengalaman seperti itu melibatkan bagian dalam diri yaitu indera, perasaan, pikiran dan badan. Pengalaman melibatkan rasional dan emosional pada diri manusia. Jadi, experiential marketing adalah kemampuan produk untuk menawarkan pengalaman emosi hingga menyentuh hati dan perasaan konsumen.
2.4.1. Lahirnya Experiential Marketing
Seiring dengan masuknya kita ke dalam abad baru, perusahaanperusahaan mereenginer diri mereka dan mendefinisikan keunggulan utama mereka, dan mereka sekarang telah siap untuk mengkapitalisasikan kekuatan baru serta mengembangkan asset mereka. Fokusnya ada pada pertumbuhan (growth), kebangkitan (revival) dan perluasan (expansion). Perusahaan ingin mengkapitalisasikan kesempatan yang disediakan oleh revolusi informasi. Mereka ingin membangun merek mereka dan menciptakan komunikasi dua arah yang terintegrasi secara global dengan para konsumennya.
Sayangnya, pemasaran tradisional (traditional marketing) dan konsepkonsep bisnis tidak banyak memberikan arahan mengenai bagaimana untuk mengkapitalisasikan munculnya experiential economy. Traditional marketing dikembangkan untuk merespon revolusi industri, bukan revolusi informasi, branding dan komunikasi yang kita hadapi sekarang ini.
Di masa kini, konsumen menganggap fitur fungsional dan kegunaan kualitas produk dan brand image yang positif sebagai sesuatu yang mutlak ada pada sebuah produk. Apa yang mereka inginkan sekarang adalah produk, komunikasi dan kampanye pemasaran yang menggugah indera, menyentuh hati dan
(39)
merangsang pikiran mereka. Mereka menginginkan produk, dan kampanye pemasaran yang memberikan sebuah pengalaman. Kemampuan sebuah perusahaan untuk menciptakan sebuah pengalaman konsumen (customer experience) yang diinginkan dan menggunakan teknologi informasi, merek, komunikasi yang terintegrasi dan hiburan akan sangat menentukan kesuksesan perusahaan tersebut di dalam pasar global di era baru ini.
2.4.2. Kegunaan Experiential Marketing
Experiential Marketing semakin banyak digunakan oleh perusahaanperusahaan untuk menciptakan experiential connection dengan konsumennya. Experiential Marketing khususnya sangat relevan bagi perusahaan multinasional untuk mendorong terbentuknya global brands (merek global). Experiential Marketing dapat digunakan secara menguntungkan di dalam banyak situasi diantaranya :
1. Membangkitkan kembali merek yang telah mengalami penurunan.
2. Mendeferensiasikan sebuah produk dari para pesaingnya. 3. Menciptakan sebuah image dan identitas untuk sebuah
perusahaan.
4. Mempromosikan inovasi.
5. Mendorong percobaan (trial) pembelian dan yang paling penting adalah loyalitas konsumen.
2.4.3. Strategi UnsurUnsur Pengalaman/ Strategic Experiential Modules (SEMs)
Daya tarik experience jarang sekali hadir hanya dalam satu bentuk modul, sehingga lebih baik jika ditetapkan sistem kombinasi. Sehingga kelima faktor tersebut menciptakan suatu kesatuan experience yang istimewa, yang dikenal dengan sebutan “Holistic Experience”. Berikut ini akan dijelaskan lebih lanjut
(40)
mengenai kelima experience yang menyusun Strategic Experience Modules(SEMs) :
Gambar 1. Strategic Experiential Modules(SEMs) Sumber : Schmitt, 1999. Experiential Marketing
a. SENSE
Sense marketing mengacu pada kelima panca indera manusia yaitu penglihatan, pendengaran, pengecapan dan sentuhan. Tujuan umum dari sense marketing adalah untuk menghasilkan kenikmatan estetika (kegembiraan, keindahan, kepuasan) konsumen melalui rangsangan pancaindera.
Estetika dalam lingkup pemasaran adalah suatu cara memasarkan produk melalui rangsangan pancaindera yang menghasilkan output berupa identitas merek produk itu sendiri. Seringkali sensory experience merupakan faktor penentu daya tarik sebuah produk, sehingga tidaklah mengherankan bahwa kebanyakan perusahaan yang sukses memasarkan produknya baik secara verbal maupun visual namun tetap berisiko pada kelalaian penempatan strategi, jika terlalu memaksa konsumen akan menolak sedangkan jika terlalu samar konsumen sulit menerima dengan jelas.
b. FEEL
Adalah suatu strategi dan implementasi yang bermaksud mempengaruhi pasar atas produk melalui media Experience
Experiential Modules
SENSE
FEEL
THINK
ACT
(1)
Lanjutan lampiran 5.
Classification Results(b,c)
loyal
Predicted Group Membership
Total
1
2
3
Original
Count
1
1
0
0
1
2
8
65
7
80
3
0
22
97
119
%
1
100.0
.0
.0
100.0
2
10.0
81.3
8.8
100.0
3
.0
18.5
81.5
100.0
Cross
validated(
a)
Count
1
0
1
0
1
2
10
61
9
80
3
0
22
97
119
%
1
.0
100.0
.0
100.0
2
12.5
76.3
11.3
100.0
3
.0
18.5
81.5
100.0
a Cross validation is done only for those cases in the analysis. In cross validation, each
case is classified by the functions derived from all cases other than that case.
b 81.5% of original grouped cases correctly classified.
c 79.0% of crossvalidated grouped cases correctly classified.
Lampiran 6. Non Parametrik Test
NPar Tests
OneSample KolmogorovSmirnov Test
f1
f2
f3
N
200
200
200
Normal
Parameters(a,b)
Mean
.00
.00
.00
Std. Deviation
1.000
1.000
1.000
Most Extreme
Differences
Absolute
.062
.063
.068
Positive
.062
.063
.061
Negative
.062
.048
.068
KolmogorovSmirnov Z
.879
.891
.966
Asymp. Sig. (2tailed)
.423
.405
.309
a Test distribution is Normal.
b Calculated from data
(2)
Lampiran 7. Uji Validitas dan Reliabilitas
Correlationsx1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 x10 x11 x12 x0 x
1 Pearson Correlation 1 .508( **) .149 .177 .383( *) .226 .423(**) .477(**) .367(*) .240 .076 .454( **) .540(**) Sig. (1tailed) .002 .216 .175 .018 .115 .010 .004 .023 .101 .344 .006 .001 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 x
2 Pearson Correlation .508( **) 1 .298 .414( *) .560( **) .298 .467(**) .528(**) .445(**) .202 .286 .253 .665(**) Sig. (1tailed) .002 .055 .012 .001 .055 .005 .001 .007 .142 .062 .088 .000 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 x
3 Pearson Correlation .149 .298 1 .351( *) .377( *) .441(**) .161 .407(*) .414(*) .023 .613(**) .074 .611(**) Sig. (1tailed) .216 .055 .028 .020 .007 .198 .013 .012 .452 .000 .349 .000 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 x
4 Pearson Correlation .177 .414( *) .351( *) 1 .413( *) .076 .524(**) .323(*) .372(*) .154 .501(**) .078 .593(**) Sig. (1tailed) .175 .012 .028 .012 .344 .001 .041 .021 .208 .002 .341 .000 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 x
5 Pearson Correlation .383( *) .560( **) .377( *) .413( *) 1 .377(*) .588(**) .368(*) .424(**) .354(*) .410(*) .148 .697(**) Sig. (1tailed) .018 .001 .020 .012 .020 .000 .023 .010 .027 .012 .218 .000 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 x
6 Pearson Correlation .226 .298 .441( **) .076 .377( *) 1 .226 .210 .212 .221 .474(**) .454( **) .604(**) Sig. (1tailed) .115 .055 .007 .344 .020 .115 .132 .130 .120 .004 .006 .000 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 x
7 Pearson Correlation .423( **) .467( **) .161 .524( **) .588( **) .226 1 .478(**) .261 .552(**) .227 .303 .664(**) Sig. (1tailed) .010 .005 .198 .001 .000 .115 .004 .082 .001 .114 .052 .000 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 x
8 Pearson Correlation .477( **) .528( **) .407( *) .323( *) .368( *) .210 .478(**) 1 .341(*) .154 .294 .104 .599(**) Sig. (1tailed) .004 .001 .013 .041 .023 .132 .004 .032 .209 .058 .292 .000 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 x
9 Pearson Correlation .367( *) .445( **) .414( *) .372( *) .424( **) .212 .261 .341(*) 1 .306 .564(**) .109 .672(**) Sig. (1tailed) .023 .007 .012 .021 .010 .130 .082 .032 .050 .001 .284 .000 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 x
1 0
Pearson
Correlation .240 .202 .023 .154 .354( *) .221 .552(**) .154 .306 1 .135 .399( *) .497(**) Sig. (1tailed) .101 .142 .452 .208 .027 .120 .001 .209 .050 .238 .014 .003 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 x
1 1
Pearson
Correlation .076 .286 .613( **) .501( **) .410( *) .474(**) .227 .294 .564(**) .135 1 .197 .728(**) Sig. (1tailed) .344 .062 .000 .002 .012 .004 .114 .058 .001 .238 .149 .000 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 x
1 2
Pearson
Correlation .454( **) .253 .074 .078 .148 .454(**) .303 .104 .109 .399(*) .197 1 .434(**) Sig. (1tailed) .006 .088 .349 .341 .218 .006 .052 .292 .284 .014 .149 .008 N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 x
0 Pearson Correlation .540( **) .665( **) .611( **) .593( **) .697( **) .604(**) .664(**) .599(**) .672(**) .497(**) .728(**) .434( **) 1 Sig. (1tailed) .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .003 .000 .008
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
(3)
* Correlation is significant at the 0.05 level (1tailed).
Lanjutan lampiran 7.
Item Pertanyaan
Harga Koefisien r
Kesimpulan
X1
X2
X3
X4
X5
X6
X7
X8
X9
X10
X11
X12
0,540
0,665
0,611
0,593
0,697
0,604
0,664
0,599
0,672
0,497
0,728
0,434
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Keterangan :
X1X12 menunjukkan nomor pertanyaanpertanyaan 112 untuk variabel
Xo
Correlations
** Correlation is significant at the 0.01 level (1tailed). * Correlation is significant at the 0.05 level (1tailed).
L1 L2 L3 L4 L0
L1 Pearson Correlation 1 .543(**) .393(*) .265 .641(**)
Sig. (1tailed) .001 .016 .079 .000
N 30 30 30 30 30
L2 Pearson Correlation .543(**) 1 .649(**) .588(**) .853(**)
Sig. (1tailed) .001 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30
L3 Pearson Correlation .393(*) .649(**) 1 .591(**) .829(**)
Sig. (1tailed) .016 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30
L4 Pearson Correlation .265 .588(**) .591(**) 1 .831(**)
Sig. (1tailed) .079 .000 .000 .000
N 30 30 30 30 30
L0 Pearson Correlation .641(**) .853(**) .829(**) .831(**) 1
Sig. (1tailed) .000 .000 .000 .000
(4)
Lanjutan lampiran 5.
Item Pertanyaan
Harga Koefisien r
Kesimpulan
L1
L2
L3
L4
0,641
0,853
0,829
0,831
Valid
Valid
Valid
Valid
Keterangan :
L1L4 menunjukkan nomor pertanyaanpertanyaan 14 untuk variable L0
RELIABILITY
/VARIABLES=x1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 x10 x11 x12
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL/MODEL=ALPHA
/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE CORR
/SUMMARY=TOTAL .
Reliability
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing SummaryN %
Cases Valid 30 100,0
Excluded(
a) 0 ,0
Total 30 100,0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of Items
,824 ,844 12
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
x1 4,27 ,521 30
x2 4,43 ,568 30
x3 4,00 ,788 30
x4 4,13 ,730 30
x5 4,23 ,626 30
x6 3,87 ,730 30
x7 4,00 ,871 30
x8 4,03 ,765 30
x9 3,57 ,935 30
x10 4,07 ,907 30
x11 3,17 1,053 30
(5)
Lanjutan lampiran 7.
InterItem Correlation Matrixx1 x2 x3 x4 x5 x6 x7 x8 x9 x10 x11 x12
x1 1,000 ,412 ,504 ,447 ,543 ,459 ,380 ,410 ,316 ,253 ,419 ,523 x2 ,412 1,000 ,308 ,188 ,288 ,310 ,209 ,204 ,106 ,276 ,010 ,363 x3 ,504 ,308 1,000 ,300 ,559 ,300 ,201 ,401 ,374 ,048 ,083 ,506 x4 ,447 ,188 ,300 1,000 ,533 ,293 ,163 ,115 ,064 ,090 ,105 ,187 x5 ,543 ,288 ,559 ,533 1,000 ,221 ,443 ,487 ,355 ,215 ,253 ,520 x6 ,459 ,310 ,300 ,293 ,221 1,000 ,379 ,317 ,468 ,170 ,120 ,564 x7 ,380 ,209 ,201 ,163 ,443 ,379 1,000 ,518 ,508 ,349 ,075 ,573 x8 ,410 ,204 ,401 ,115 ,487 ,317 ,518 1,000 ,455 ,394 ,335 ,517 x9 ,316 ,106 ,374 ,064 ,355 ,468 ,508 ,455 1,000 ,046 ,111 ,579 x10 ,253 ,276 ,048 ,090 ,215 ,170 ,349 ,394 ,046 1,000 ,349 ,103 x11 ,419 ,010 ,083 ,105 ,253 ,120 ,075 ,335 ,111 ,349 1,000 ,126 x12 ,523 ,363 ,506 ,187 ,520 ,564 ,573 ,517 ,579 ,103 ,126 1,000
ItemTotal Statistics
Scale Mean if Item Deleted
Scale Variance if Item Deleted
Corrected ItemTotal Correlation
Squared Multiple Correlation
Cronbach's Alpha if Item
Deleted
x1 43,57 25,771 ,710 ,603 ,800
x2 43,40 27,283 ,369 ,328 ,819
x3 43,83 25,316 ,487 ,513 ,810
x4 43,70 26,907 ,311 ,533 ,823
x5 43,60 25,214 ,667 ,660 ,799
x6 43,97 25,344 ,533 ,532 ,806
x7 43,83 24,144 ,572 ,558 ,802
x8 43,80 24,303 ,651 ,522 ,796
x9 44,27 24,616 ,464 ,588 ,813
x10 43,77 26,116 ,308 ,466 ,827
x11 44,67 25,678 ,282 ,390 ,835
x12 43,77 24,599 ,688 ,646 ,795
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
47,83 29,799 5,459 12
RELIABILITY
/VARIABLES=L1 L2 L3 L4
/SCALE('ALL VARIABLES') ALL/MODEL=ALPHA
/STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE CORR COV .
Reliability
(6)
Lanjutan lampiran 7.
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100,0
Excluded(
a) 0 ,0
Total 30 100,0
a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha Based
on Standardized
Items N of Items
,781 ,803 4
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
L1 4,27 ,521 30
L2 4,23 ,504 30
L3 4,07 ,583 30
L4 3,83 ,834 30
InterItem Correlation Matrix
L1 L2 L3 L4
L1 1,000 ,543 ,393 ,265
L2 ,543 1,000 ,649 ,588
L3 ,393 ,649 1,000 ,591
L4 ,265 ,588 ,591 1,000
InterItem Covariance Matrix
L1 L2 L3 L4
L1 ,271 ,143 ,120 ,115
L2 ,143 ,254 ,191 ,247
L3 ,120 ,191 ,340 ,287
L4 ,115 ,247 ,287 ,695
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items