Manajemen Pemupukan Kelapa Sawit di Sungai Bahaur Estate, Bumitama Gunajaya Agro Group Plantation, Kalimantan Tengah

MANAJEMEN PEMUPUKAN KELAPA SAWIT
DI SUNGAI BAHAUR ESTATE, BUMITAMA GUNAJAYA AGRO
GROUP PLANTATION, KALIMANTAN TENGAH

ASLINA PUTRI NUNYAI

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA*
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Manajemen
Pemupukan Kelapa Sawit di Sungai Bahaur Estate, Bumitama Gunajaya Agro
Group Plantation, Kalimantan Tengah adalah benar karya saya dengan arahan dari
komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan
tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang
diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks
dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.

Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada
Institut Pertanian Bogor.
Bogor, Agustus 2013
Aslina Putri Nunyai
NIM A24090173

ABSTRAK
ASLINA PUTRI NUNYAI. Manajemen Pemupukan Kelapa Sawit di Sungai
Bahaur Estate, Bumitama Gunajaya Agro Group Plantation, Kalimantan Tengah.
Dibimbing oleh SOFYAN ZAMAN dan SUDIRMAN YAHYA.
Kebutuhan minyak nabati yang terus meningkat menyebabkan perlu
adanya peningkatan kuantitas dan kualitas minyak nabati dunia. Elaeis guineensis
Jacq. merupakan tanaman jenis palma penghasil minyak nabati terbanyak di
dunia. Kelapa sawit yang tumbuh optimal akan menghasilkan tandan buah yang
segar dan minyak yang berkualitas. Budidaya yang tepat mempengaruhi hasil TBS
dan salah satu budidaya yang penting adalah pemupukan. Tujuan dilaksanakan
kegiatan magang adalah untuk mempelajari kegiatan pengelolaan kebun di PT
Bumitama Gunajaya Agro mulai dari perawatan hingga panen yang dilakukan
selama 4 bulan. Metode pelaksanaan magang terdiri dari aspek teknis dan
manajerial. Aspek khusus pengamatan manajemen pemupukan konsep 4 tepat

pemupukan (4T) yaitu tepat jenis, dosis, waktu, cara dan tempat. Hasil
pengamatan menunjukkan bahwa konsep tepat waktu belum terlaksana dengan
baik dan masih perlu dilakukan upaya peningkatan kualitas tenaga kerja dan
fasilitas yang lebih baik agar pelaksanaan pemupukan efektif dan efisien.
Kata kunci: tandan buah segar, tenaga kerja, pemupukan

ABSTRACT
ASLINA PUTRI NUNYAI. The Management of Palm Oil Fertilizing at Sungai
Bahaur Estate, Bumitama Gunajaya Agro Group Plantation, Kalimantan Tengah.
Supervised by SOFYAN ZAMAN and SUDIRMAN YAHYA.
The Increasing of world vegetable oil is required, and it needs an effort to
increase the quantity and quality of oil crop production. Elaeis guineensis Jacq. is
one of the palmae plant which produce the biggest volume of vegetable oil in the
world. The optimal palm oil growth will produce a lot of fresh fruit bunch by
high quality oil. The good cultivation will effect the high quality of fruit bunch
output, and one of the important cultivation is fertilizing. The purphose of
internship program is to study about management of plantation at Bumitama
Gunajaya Agro Group Plantation in all cultivate consists maintanance and
harvesting which conducted during 4 months. The methode of internship program
consists technic and management aspects. The specific aspect is about fertilizing

management which is known as 4 right fertilizing concept (4T) that consist: type,
dosage, time, methode and place. The results show that the time concept has not
applied well and still needs effort to improve the quality of human performance
and better facilities for efectivity and eficiency of fertilization.
Key words: fertilization, fresh fruit bunch, human performance

MANAJEMEN PEMUPUKAN KELAPA SAWIT
DI SUNGAI BAHAUR ESTATE, BUMITAMA GUNAJAYA AGRO
GROUP PLANTATION, KALIMANTAN TENGAH

ASLINA PUTRI NUNYAI

Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Pertanian
pada
Departemen Agronomi dan Hortikultura

DEPARTEMEN AGRONOMI DAN HORTIKULTURA
FAKULTAS PERTANIAN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2013

Judul Skripsi : Manajemen Pemupukan Kelapa Sawit di Sungai Bahaur Estate,
Bumitama Gunajaya Agro Group Plantation, Kalimantan Tengah
Nama
: Aslina Putri Nunyai
NIM
: A24090173

Disetujui oleh

Ir Sofyan Zaman, MP
Pembimbing I

Prof Dr Ir Sudirman Yahya, MSc
Pembimbing II

Diketahui oleh


Dr Ir Agus Purwito, MScAgr
Ketua Departemen

Tanggal Lulus:

PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karuniaNya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Tema yang dipilih dalam
magang yang dilaksanakan sejak bulan Februari 2013 sampai Juni 2013 ini ialah
Pemupukan Kelapa Sawit, dengan judul Manajemen Pemupukan Kelapa Sawit Di
Sungai Bahaur Estate, Bumitama Gunajaya Agro Group Plantation, Kalimantan
Tengah.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah mendukung dalam penulisan skripsi ini. Secara khusus penulis
ucapkan terima kasih kepada kedua orangtua tercinta papa Amri Sa’ad (Alm) dan
mama Dahlia Tji Udin yang tak pernah lelah memberikan kasih sayang yang tulus
dan dukungan kepada penulis. Terima kasih untuk kedua kakak tercinta Reza dan
Rajiv serta adik tersayang Rais atas segala dukungan dan motivasi kepada penulis.
Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada keluarga besar Tji Udin
khususnya keluarga Darwin, Gamil, Dendi, Tabrani, Sulaiman, dan harianto yang

telah banyak membantu penulis baik moral dan materil. Terima kasih atas doa dari
seluruh sahabat serta teman-teman AGH 46 yang telah memberikan dukungan
kepada penulis.
Penulis juga mengucapkan terima kasih atas bimbingan Bapak Ir Sofyan
Zaman, MP dan Prof Dr Ir Sudirman Yahya, MSc selaku dosen pembimbing
skripsi dan Dr Ir Trikoesoemaningtyas, MSc yang telah memberikan banyak saran
dan kritik membangun kepada penulis dan keluarga besar PT Bumitama Gunajaya
Agro Group (BGA) yang telah memberikan banyak ilmu dan pengetahuan terkait
aspek kelapa sawit.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat

Bogor, Agustus 2013
Aslina Putri Nunyai

DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL

viii

DAFTAR GAMBAR


viii

DAFTAR LAMPIRAN

ix

PENDAHULUAN

1

Latar Belakang

1

Tujuan Magang

1

Manfaat Magang


2

METODE

2

Tempat dan Waktu

2

Metode Pelaksanaan

2

Pengamatan dan Pengumpulan Data

3

Prosedur Analisis Data


4

KONDISI UMUM LOKASI MAGANG

4

Sejarah dan Perkembangan

4

Letak Geografis dan Administratif

4

Keadaan Iklim dan Tanah

4

Luas Hak Guna Usaha (HGU) dan Tata Guna Lahan


5

Keadaan Tanaman

6

Fasilitas Kebun

7

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan

7

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG

9

Pelaksanaan Teknis

Aspek Manajerial
HASIL DAN PEMBAHASAN
Konsep Pemupukan
SIMPULAN DAN SARAN

9
23
26
26
32

Simpulan

32

Saran

32

DAFTAR PUSTAKA

33

LAMPIRAN

34

RIWAYAT HIDUP

41

DAFTAR TABEL

Jenis tanah kebun SBHE
Luas HGU dan tata guna lahan di SBHE
Populasi tanaman per tahun tanam di kebun SBHE
Jumlah staff dan non-staff kebun SBHE
Ketepatan dosis untilan pupuk MOP
Ketepatan dosis untilan pupuk Urea
Ketepatan dosis pupuk MOP di lapangan
Pengamatan gejala defesiensi hara kebun SBHE
Pengamatan tempat pupuk RP
Komposisi kandungan nutrisi TKKS
Nama pupuk dan kandungan unsur hara
Dosis berbagai jenis pupuk
Rencana dan aplikasi pemupukan kebun SBHE 2013

5
6
6
8
17
17
18
19
20
20
27
28
29

DAFTAR GAMBAR
Fasilitas estate kebun SBHE
Jenis penyemprotan secara teknis
Gudang pupuk central wilayah metro III
Gudang BMS kebun SBHE rayon A
Tim penabur pupuk
Penguntilan pupuk
Pengeceran pupuk di Collection road
Takaran yang digunakan untuk penaburan pupuk
Grafik ketepatan cara aplikasi pemupukan Urea blok A6
TKKS yang akan diaplikasikan ke lahan
Curah hujan SBHE Bulan Januari-April 2013

7
10
12
13
13
14
15
16
18
21
29

DAFTAR LAMPIRAN

Curah hujan 4 tahun terakhir
Struktur organisasi kebun SBHE
Status unsur hara kebun SBHE 2013
Jurnal harian magang sebagai karyawan harian lepas (KHL)
Jurnal harian magang sebagai pendamping mandor
Jurnal harian magang sebagai pendamping asisten
Jurnal harian magang sebagai pendamping asisten (lanjutan)

35
36
36
37
38
39
40

1

PENDAHULUAN
Latar Belakang
Elaeis guineensis Jacq. merupakan tanaman jenis palma penghasil minyak
nabati yang digunakan untuk tujuan komersil dalam berbagai bidang industri,
seperti: makanan, kosmetika, sabun dan sumber energi biodiesel. Kebutuhan
minyak nabati akan terus meningkat sebagai akibat pertumbuhan penduduk dan
peningkatan pendapatan domestik bruto (Pahan 2010). Produksi kelapa sawit di
Indonesia produksi tertinggi dibandingkan komoditas perkebunan lainnya, saat ini
produksi kelapa sawit Indonesia mencapai 14.8 juta ton (BPS 2012). Indonesia
merupakan salah satu penghasil komoditas kelapa sawit terbesar di dunia, dengan
luas areal dan produksi kelapa sawit seluas 9.07 juta ha dengan produksi 7.26 juta
ton CPO pada tahun 2012 yang tersebar di seluruh provinsi di Indonesian
(Ditjenbun 2013).
Tanaman kelapa sawit memilki siklus hidup produktif yang panjang yaitu
25-30 tahun. Pertumbuhan tanaman ini dipengaruhi oleh ketersediaan unsur hara
secara terus menerus. Ketersediaan unsur hara yang disediakan oleh tanah sangat
terbatas, perlu adanya penambahan unsur hara dari luar untuk memenuhi
kebutuhan unsur hara tanaman kelapa sawit. Salah satu upaya untuk melengkapi
kebutuhan unsur hara kelapa sawit yaitu dengan pemberian pupuk yang efektif
dan efisien. Pemupukan yang tepat adalah yang memperhatikan ketepatan dosis,
jenis, waktu, cara, dan harga (Winarna et al. 2003). Pemupukan sangat bermanfaat
untuk meningkatkan kesuburan serta meningkatkan daya tahan tanaman terhadap
serangan penyakit dan pengaruh iklim yang tidak menguntungkan (Pahan 2010).
Biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan untuk pemupukan berkisar 40-60%
dari seluruh total biaya pemeliharaan tanaman secara keseluruhan sehingga harus
diikuti dengan cara pemupukan yang baik agar produksi tinggi tercapai
(Sastrosayono 2003). Pengawasan pupuk meliputi manajemen ketepatan jenis,
dosis, waktu, cara, dan tempat. Aplikasi pemupukan di atas dosis akan
berpengaruh negatif terhadap produksi atau menimbulkan kerugian ekonomi.
Penggunaan pupuk kimia yang berlebihan juga berdampak buruk bagi lingkungan
sekitar karena dapat merusak keseimbangan ekologi.

Tujuan Magang
Kegiatan magang yang dilaksanakan mempunyai dua tujuan yaitu tujuan
umum dan tujuan khusus. Tujuan umum dilakukannya magang ini adalah:
meningkatkan pengetahuan mahasiswa dan membentuk sikap serta keterampilan
kerja, melatih kemampuan mahasiswa agar dapat bekerja secara profesional di
bidang perkebunan kelapa sawit, meningkatkan softskill agar mampu
mempersiapkan diri memasuki dunia kerja. Tujuan khusus untuk memperoleh
ilmu terkait keefektifan dan efisiensi pemupukan kelapa sawit, serta mampu
mengatasi masalah yang berkaitan dengan kualitas pemupukan.

2

Manfaat Magang
Hasil pengamatan khusus tentang pemupukan di perkebunan kelapa sawit
bermanfaat sebagai bahan rekomendasi dan masukan bagi perusahaan tentang
kegiatan pemupukan yang berlangsung di lapangan dan memberi saran terkait
upaya-upaya yang perlu dilakukan untuk peningkatan kualitas pemupukan di
perkebunan kelapa sawit.

METODE
Tempat dan Waktu
Kegiatan magang dilaksanakan di kebun Sungai Bahaur Estate (SBHE) PT
Windu Nabatindo Abadi, Bumitama Gunajaya Agro Group Plantation, Desa
Pelataran, Kecamatan Cempaga Hulu, Kabupaten Kota Waringin Timur,
Kalimantan Tengah. Kegiatan magang dilaksanakan mulai tanggal 9 Februari
hingga 9 Juni 2013.
Metode Pelaksanaan
Pelaksanaan kegiatan magang terdiri atas dua aspek yaitu aspek teknis dan
manajerial. Jadwal di kebun telah ditetapkan sebelumnya dan disetujui oleh pihak
kebun. Pengamatan khusus kegiatan magang diperoleh dari kegiatan di lapangan
dan pengumpulan data sekunder.
Aspek teknis pelaksanaan magang yaitu penulis diposisikan sebagai
karyawan harian lepas selama satu bulan pertama. Pada aspek ini penulis
melakukan seluruh kegiatan yang berkaitan dengan perawatan dan pemanenan
kebun. Kegiatan yang dilakukan antara lain pengendalian gulma, pengendalian
hama terpadu, pemupukan, pemanenan, dan kegiatan pengelolaan limbah.
Aspek manajerial pelaksanaan magang yaitu penulis diposisikan sebagai
pendamping mandor pada bulan kedua dan pendamping asisten kebun pada bulan
ketiga dan keempat. Posisi sebagai pendamping mandor, penulis mempelajari
kewenangan dan tanggungjawab sebagai seorang mandor tentang pengawasan dan
koordinasi tenaga kerja yang dilakukan di kebun. Posisi sebagai pendamping
asisten divisi, penulis dilibatkan dalam kegiatan manajerial tingkat divisi,
misalnya menyusun rencana kerja divisi, melaksanakan rencana kerja yang telah
disusun, mengawasi pelaksanaan pekerjaan yang telah dijadwalkan, dan
mengevaluasi pekerjaan yang telah dilaksanakan.
Secara khusus kegiatan magang diarahkan pada aspek pengamatan tentang
manajemen pemupukan kelapa sawit yaitu dengan cara mengikuti seluruh
rangkaian kegiatan yang berkaitan dengan pemupukan dan analisis seluruh proses
manajemen distribusi pupuk dari gudang penyimpanan pupuk hingga
diaplikasikan ke lahan. Penulis juga mempelajari tentang pengelolaan analisis
daun, rekomendasi pemupukan, pengawasan tenaga kerja dan kegiatan
pemupukan. Perolehan informasi juga diperoleh dengan cara melakukan
wawancara pada beberapa staff dan karyawan di kebun terkait manajemen
pemupukan.

3

Pengamatan dan Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode langsung (data
primer) dan metode tidak langsung (data sekunder). Data primer adalah informasi
yang diperoleh langsung melalui pengamatan di lapangan maupun wawancara
dengan karyawan, mandor dan asisten kebun. Beberapa indikator yang diamati
oleh penulis adalah variabel yang terkait dengan manajemen pemupukan yang
efektif dan efisien di kebun. Data primer yang telah diperoleh dibandingkan
dengan standar yang ada di perusahaan. Data primer yang berkaitan dengan
pengamatan antara lain:
1. Ketepatan dosis
mengamati 10 penabur pupuk pada 1 pasar tembus yaitu 720 pokok
tanaman. Pengamatan dosis dilihat dari jumlah takaran yang diaplikasikan
pada tiap pokok dan disesuaikan dengan buku rekomendasi pemupukan
dari Departemen Riset BGA Plantation.
2. Ketepatan jenis pupuk
Mengamati jenis pupuk yang diaplikasikan di lahan dan disesuaikan
dengan hasil pengamatan defisiensi unsur hara serta status hara kebun
untuk melihat kebutuhan unsur hara tanaman.
3. Ketepatan cara dan tempat pemupukan
Pengamatan pada 10 tenaga penabur dan memperhatikan cara
pemupukannya telah sesuai dengan simulasi atau tidak dan mengamati
tempat aplikasi di piringan atau di pelepah U-Shape. Pengamatan ini
dilakukan pada 720 pokok tanaman.
4. Ketepatan waktu
Mengamati ketepatan waktu pelaksanaan dengan menyesuaikan kondisi
cuaca kebun dan waktu pemupukan tepat yang diaplikasikan dari pagi
hingga siang hari.
5. Tenaga kerja
Mewawancarai tenaga penabur terkait upah, premi pemupukan, dan hari
kerja yang diterapkan di kebun.
6. Gejala Defisiensi Unsur Hara
Pengamatan ciri-ciri defisiensi tanaman kelapa sawit secara visual.
Pengamatan dilakukan pada 68 pokok dengan 3 kali ulangan, total seluruh
pokok yang diamati adalah 204 pokok.
7. Manajemen Distribusi Pupuk
Pengamatan terkait rantai pemupukan mulai dari gudang hingga kebun,
dan proses secara teknis di lapangan (bongkar muat, penguntilan,
pengeceran, dan pelangsiran pupuk).
Data sekunder diperoleh dari kantor administratif kebun yang
terdiri dari:
1. Kondisi umum kebun meliputi: sejarah dan perkembangan perusahaan,
letak geografis dan administratif, iklim dan jenis tanah, topografi lahan
dan HGU, data curah hujan, dan data rekomendasi pemupukan kebun
2. Standar dan target kebun meliputi: pemeliharaan, pemanenan, produksi,
dan tenaga kerja
3. Organisasi dan manajemen seperti: struktur organisasi, jumlah dan status
karyawan

4

4. Sarana dan prasarana kebun seperti: alat budidaya dan kelengkapan APD
Prosedur Analisis Data
Seluruh data yang diperoleh di kebun akan diolah dengan metode kualitatif
dan kuantitatif. Analisis kualitatif yaitu dengan menjabarkan seluruh informasi
dan data yang telah diperoleh, kemudian dibandingkan melalui studi pustaka dan
literatur. Analisis kuantitatif digunakan untuk mengolah data yang sifatnya
numerik, seperti: nilai rata-rata dan persentase.

KONDISI UMUM LOKASI MAGANG
Sejarah dan Perkembangan
PT Bumitama Gunajaya Agro (BGA) adalah perusahaan yang bergerak
dalam bidang perkebunan kelapa sawit. Perusahaan ini memiliki anak perusahaan
yang tersebar di Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah. Anak perusahaan
yang berada di Kalimantan Tengah yaitu PT Windu Nabatindo Abadi (WNA) dan
PT Windu Nabatindo Lestari (WNL). PT Windu Nabatindo Abadi mengelola tiga
unit usaha, yaitu Sungai Bahaur Estate (SBHE), Sungai Cempaga Estate (SCME),
dan Bangun Koling Estate (BKLE). PT Windu Nabatindo Abadi mengelola
kelapa sawit di tiga pabrik yaitu: Pundu Nabatindo Manufacture (PNBM), Pabrik
Karya Makmur Bahagia (KMB), dan Selucing Agro Mill (SAGM).
Kebun Sungai Bahaur Estate (SBHE) terdiri dari 5 divisi wilayah, tiap
divisi memiliki luasan wilayah yang berbeda-beda dan dipimpin oleh kepala divisi
yang juga berbeda dengan satu manajer yang dibantu oleh seorang kepala asisten
kebun. SBHE memiliki kebun kelapa sawit yang heterogen jenis dan varietasnya,
serta memiliki umur tanam yang beragam.
Letak Geografis dan Administratif
Kebun Sungai Bahaur Estate (SBHE) adalah salah satu kebun yang berada
di bawah naungan PT. Windu Nabatindo Abadi yang merupakan anak perusahaan
PT. BGA. Kebun SBHE terletak di desa Selucing, Kecamatan Cempaga Hulu,
Kabupaten Kotawaringin Timur, Provinsi Kalimantan Tengah. Batas timur kebun
SBHE berbatasan dengan PT. Bisma Darma Kencana, sebelah barat dan utara
berbatasan dengan Sungai Cempaga Estate (SCME), sedangkan sebelah selatan
berbatasan dengan Selucing Agro Estate (SAGE). Kebun SBHE terletak pada
koordinat diantara 113.01o-113.07o BT dan 1.80o-1.86o LS.
Keadaan Iklim dan Tanah
Menurut klasifikasi Schmidth-Ferguson, tipe iklim di kebun SBHE
termasuk dalam tipe iklim A (sangat basah). Curah hujan selama 4 tahun terakhir
adalah 3542.9 mm/ tahun dengan hari hujan rata-rata yaitu 137 hari per tahun.
Suhu kisaran rata-rata kebun SBHE adalah 27◦C dengan kisaran 23-33◦C. Bulan

5

kering 1.00 bulan/tahun dan rata-rata bulan basah 11 bulan/tahun. Keadaan curah
hujan kebun SBHE dapat dilihat pada Lampiran 1.
Jenis tanah di kebun SBHE terdiri dari 3 jenis, yaitu tanah inceptisol, ultisol
dan kaolin. Jenis komposisi yang paling banyak di kebun SBHE adalah jenis
tanah inceptisol. Perbedaan jenis tanah dipengaruhi oleh warna tanah, komposisi
antara pasir dan liat. Jenis tanah yang terdapat di kebun SBHE dapat dilihat pada
Tabel 1.
Tabel 1 Jenis tanah kebun SBHE
Jenis Tanah
Inceptisol
Ultisol (Podzolik)
Kaolin

Luas (ha)
2680.59
629.04
677.84

Persentase (%)
67.22
15.78
17

Sumber: Data kebun SBHE (2013)

Kriteria lahan di kebun SBHE yaitu termasuk dalam kelas S3. Jenis tanah
kelas S3 dapat digunakan sebagai lahan budidaya namun dalam
pengembangannya perlu penambahan unsur hara yang cukup agar dapat
mendukung tanaman budidaya. Upaya yang dilakukan di kebun SBHE untuk
meningkatkan unsur hara tanah yaitu dengan penanaman tanaman penutup tanah
Legum Cover Crop (LCC) dan pemupukan yang tepat sesuai dengan rekomendasi
departemen riset BGA, selain itu juga diberikan bahan organik seperti pelepah
pohon kelapa sawit dan aplikasi tandan kosong kelapa sawit (TKKS).
Luas Hak Guna Usaha (HGU) dan Tata Guna Lahan
Luas HGU kebun SBHE adalah 4283.4 ha, dengan luas 3987.4 ha
diusahakan untuk tanaman menghasilkan (TM). Kebun SBHE tidak memiliki
areal untuk tanaman belum menghasilkan (TBM). Areal prasarana di kebun SBHE
seluas 181 ha dan areal yang mungkin bisa ditanam yaitu seluas 70 ha, sedangkan
untuk areal yang tidak bisa ditanam yaitu 45 ha, lahan ini tidak dapat digunakan
karena merupakan areal berbukit terjal, sungai, rawa, dan pasir sehingga tidak
dapat ditanam. Kebun SBHE memiliki lima divisi, yaitu divisi I seluas 734.2 ha,
divisi II seluas 700.4 ha, divisi III seluas 664.9 ha, divisi IV seluas 1184.2 ha, dan
divisi V seluas 884.9 ha. Luas areal dan tata guna lahan dapat dilihat pada Tabel
2.

6

Tabel 2 Luas HGU dan tata guna lahan di SBHE
Luas
(ha)

Uraian
I. Areal yang diusahakan
A. Areal yang ditanam
Tanaman Menghasilkan (TM)
TOTAL AREAL DITANAM
B. Areal Prasarana
Emplasemen
Jalan dan Jembatan
TOTAL AREAL PRASARANA
II. Areal mungkin bisa ditanam/perluasan
C. Okupasi
TOTAL AREAL MUNGKIN BISA
DIUSAHAKAN
D. Bukit, Sungai, Lembah, Rawa, Tanah Tandus
TOTAL AREAL TIDAK BISA
DIUSAHAKAN
GRAND TOTAL

3987.4
3987.4
42
139
181
70
70
45
45
4283.4

Sumber: Data kebun SBHE (2013)

Keadaan Tanaman
Kebun SBHE terdiri dari kebun plasma rakyat dan kebun inti. Bibit kelapa
sawit yang digunakan di kebun SBHE seragam yaitu jenis Marihat V dengan
tahun tanam antara tahun 1998 sampai tahun 2008. Populasi ideal dalam satu
hektar adalah 136 pokok dengan jarak tanam 9.2 m x 9.2 m x 9.2 m dan jarak
baris 7.9 m, namun keadaan di lapangan jumlah pokok tidak sama hal ini karena
kondisi topografi lahan yang berbeda-beda dan adanya rawa atau sungai yang
memotong lahan. Jumlah populasi tanaman di kebun SBHE dapat dilihat pada
Tabel 3.
Tabel 3 Populasi tanaman per tahun tanam di kebun SBHE
Tahun tanam
1998
2000
2002
2003
2005
2006
2007
2008
TOTAL

Luas areal
(ha)
0848.01
0217.72
0349.94
1295.17
181.48
129.89
512.92
501.5
4036.63

Sumber: Data kebun SBHE (2013)

Populasi
110 685
29 188
44 535
169 565
24 130
18 539
70 938
66 257
533 837

Satuan pokok/ha
(pkk/ha)
131
134
127
131
133
143
138
132
132

7

Fasilitas Kebun
Kebun SBHE menyediakan berbagai fasilitas yang disediakan untuk
karyawan. Fasilitas yang tersedia di kebun SBHE antara lain: kantor kebun
(estate), kantor divisi, poliklinik, Tempat ibadah, Tempat Penitipan Anak (TPA),
kantor Blok Manuring System (BMS) dan Blok Spraying System (BSS), gudang
penyimpan bahan dan alat-alat kebun, gudang penyimpanan pupuk, gudang dan
bengkel traksi. Adapun fasilitas yang disediakan untuk mendukung Kegiatan
sosial karyawan yaitu tersedianya sarana olahraga seperti: lapangan sepak bola,
lapangan badminton, lapangan kebun, dan taman apotik hidup. Fasilitas yang
disediakan oleh kebun SBHE ini bertujuan untuk meningkatkan kinerja karyawan
agar lebih berproduktif dan nyaman. Beberapa fasilitas yang tersedia di kebun
SBHE dapat dilihat pada gambar di bawah ini.

a

b

c

d

e

f

g

h

i

Gambar 1 Fasilitas estate kebun SBHE (a. kantor kebun; b. masjid; c. perumahan karyawan; d.
perumahan staff asisten; e. pos security; f. polibun; g. stasiun solar; h. kantor traksi; i.
lapangan badminton

Struktur Organisasi dan Ketenagakerjaan
Kebun SBHE dipimpin oleh seorang estate manager (EM) yang dibantu
oleh kepala administrasi (Kasi) dan 5 asisten divisi. Asisten divisi dibantu oleh
mandor I, kerani divisi, kerani panen, kerani transport, mandor perawatan, mandor
panen, mandor pengendalian gulma secara kimiawi, mandor pupuk, dan mandor
mekanik. Kegiatan kantor dikelola oleh Kasie yang akan dibantu oleh accounting,
kasir, admin, personalia, mantri tanaman, dan juga krani divisi untuk memasukkan
data harian. Struktur organisasi SBHE dapat dilihat pada Lampiran 2.

8

Kebun SBHE mempunyai karyawan staff dan karyawan non-staff.
Karyawan staff yaitu estate manager (EM), asisten divisi, dan kepala administrasi,
sedangkan karyawan non-staf yaitu pekerja langsung di lapangan dan tidak
langsung seperti mandor dan kerani. Pekerja langsung terdiri dari karyawan harian
lepas (KHL), karyawan harian tetap (KHT) dan karyawan bulanan. Data jumlah
karyawan staff dan non-staff di kebun SBHE dapat dilihat pada Tabel 4.
Tabel 4 Jumlah staff dan non-staff kebun SBHE
No
1
2
3
4

Status pegawai
Staff
Bulanan
Karyawan harian tetap (KHT)
Karyawan harian lepas (KHL)
Indeks tenaga kerja (ITK)

Jumlah
8
53
443
196
0.2

Sumber: Data kebun SBHE (2013)

Hari kerja di kebun SBHE 6 hari dengan 7 jam kerja, tetapi pada hari
jumat jam kerja 5 jam. Indeks tenaga kerja adalah pembagian antara jumlah total
tenaga kerja dan luas areal kebun. Nilai ITK digunakan untuk menentukan batas
kewajaran dari kebutuhan tenaga kerja dan luas areal kebun. Standar nilai yang
ditetapkan untuk kebun SBHE adalah 0.3 maksudnya yaitu nilai ITK kebun SBHE
tidak boleh > 0.3. Nilai indeks tenaga kerja di kebun SBHE adalah hasil HK/ha
yaitu 0.2 sehingga nilai ini wajar karna belum melampaui batas standar kebun.
Setiap karyawan memiliki sistem gaji yang berbeda berdasarkan
statusnya. Perbedaan sistem gaji terletak pada jumlah gaji dan tunjangan yang
didapatkan oleh karyawan. Ketentuan yang berlaku pada kebun SBHE untuk
karyawan adalah sebagai berikut:
1. Karyawan bulanan: mendapat tunjangan beras, fasilitas rumah dan listrik
gratis, gaji per bulan sesuai dengan golongan dan kebijakan kebun,
mendapatkan tunjungan JAMSOSTEK dari perusahaan dan tunjungan biaya
kesehatan apabila sakit untuk berobat.
2. Karyawan harian tetap (KHT): mendapat tunjangan beras, mendapatkan
fasilitas rumah dan listrik, gaji per bulan dihitung berdasarkan standar UMR
yaitu Rp1 688 950/bulan, selain itu juga karyawan mendapatkan tunjangan
JAMSOSTEK dan fasilitas kesehatan apabila sakit.
3. Karyawan harian lepas (KHL): berbeda dengan KHT, karyawan KHL tidak
mendapatkan tunjangan beras dan JAMSOSTEK, namun tetap mendapatkan
fasilitas rumah dan listrik, gaji yang diperoleh sesuai dengan prestasi kerja
setiap hari yang akan diakumulasi setiap bulan. Upah harian KHL adalah
Rp67 558 per HK yang nanti akan dikalikan sesuai jumlah hari kerja.
Karyawan harian lepas dapat diangkat menjadi KHT apabila telah bekerja
selama tiga bulan.

9

PELAKSANAAN KEGIATAN MAGANG
Pelaksanaan Teknis
Pengendalian Hama
Hama utama yang banyak ditemukan di perkebunan kelapa sawit adalah
kumbang badak (Orychtes rhinoceros) dan ulat api (Darna spp.), tetapi di kebun
SBHE serangan hama tidak terlalu tinggi sehingga upaya yang dilakukan adalah
preventif. Pengendalian hama secara preventif adalah dengan melakukan
antisipasi terhadap hama sebelum serangan terjadi. Pengendalian preventif yang
dilakukan di kebun SBHE adalah dengan metode hayati yaitu dengan cara
memanfaatkan tanaman yang tidak disukai oleh hama kumbang badak dan ulat
api. Tanaman yang digunakan untuk mencegah hama kumbang badak dan ulat api
adalah Turnera ulmifolia dan Nephrolepis bisserata. Turnera ulmifolia memiliki
zat toksin yang baunya tidak disukai oleh kumbang badak sehingga kumbang
badak tidak mau mendekati areal yang ditanam, sedangkan bagi ulat api tanaman
ini sebagai pohon inang imago parasitoid predator ulat api. Tanaman ini ditanam
mengeliling blok kebun, dipinggir jalan MR dan CR. Tanaman perangkap hama
lainnya adalah Antigonom leptosus, tanaman ini ditanam di tiap ujung blok untuk
mencegah hama ulat api.
Pengendalian Gulma
Vegetasi di kebun SBHE berdasarkan manfaatnya terbagi atas dua jenis
yaitu tumbuhan yang menguntungkan dan merugikan (gulma). Tumbuhan
menguntungkan antara lain adalah Neprolephis biserata dan Turnera ulmifolia,
jenis vegetasi ini tidak boleh dibuang karena dapat mengendalikan hama,
sedangkan gulma yang merugikan antara lain: Melastoma malabatrichum,
Panicum maxima, Asystasia intrusa, Ageratum conyzoides, Ageratum haustorium,
dan Asphelina sp. Gulma ini ditemukan di sekitar gawangan mati dan di pinggir
blok.
Kegiatan pengendalian gulma manual dilakukan dengan cara menebas dan
mencabut gulma yang dianggap merugikan tanaman kelapa sawit. Tindakan
dongkel anak kayu juga terkadang diperlukan saat ditemukan gulma yang akarnya
telah besar dan mengganggu tanaman kelapa sawit. Gulma yang dikendalikan
secara manual sebagian besar merupakan jenis gulma berdaun lebar dan rumput
liar. Prinsip pengendalian gulma adalah menekan populasi gulma dengan batas
ambang tertentu bukan memberantas gulma hingga habis (Zero Weeds). Gulma
yang dikendalikan adalah gulma yang telah tinggi menutupi sekitar gawangan dan
piringan. Pengendalian ini dilakukan di sekitar gawangan mati, jalan pikul, jalan
tengah dan sekitar areal circle crop. Standar hari kerja (HK) pada kegiatan
pengendalian gulma manual adalah 2 ha/HK.
Pengendalian gulma secara kimia terdiri dari dua sistem yaitu Blok
Spraying System (BSS) dan Micronherb System. Blok Spraying Sysytem (BSS)
adalah sistem penyemprotan yang terfokus dari blok satu ke blok yang lain,
kegiatan penyemprotan dilakukan pada satu blok dan akan pindah ke blok lainnya
bila blok yang satu telah terselesaikan. Keuntungan sistem blok ini apabila terjadi
kesalahan pada areal penyemprotan maka mudah ditemukan hanca penyemprot

10

yang bermasalah. Secara teknis sistem BSS terbagi atas dua yaitu secara manual
dan tim truk untuk semprot (TUS). Perbedaan sistem BSS dan TUS adalah
terletak pada sarana dan metode pencampuran herbisidanya. Sistem BSS manual
yaitu pencampuran dosis herbisida dilakukan sendiri oleh penyemprot dengan
takaran herbisida yang telah ditentukan, sedangkan TUS penyemprotan
menggunakan truk unit semprot yang membawa tangki kapasitas 2000 liter untuk
pencampuran herbisida dan air sehingga dosisnya lebih merata.
Sistem micronherb menggunakan alat dengan sistem butiran halus seperti
embun (mist). Ukuran butiran yang keluar dari sprayer yaitu 25 µm. Prinsip kerja
alat ini yaitu dengan menggunakan gaya gravitasi, dengan konsep air dapat keluar
dari sprayer bila ketinggian air lebih tinggi daripada alat semprot. Alat ini tidak
dipompa seperti knapsack manual tetapi menggunakan batrei dengan kekuatan 6
volt yang dapat di charger ulang. Penyemprotan dengan micronherb hanya
diaplikasikan pada areal rendahan karena posisi stick alat ini hanya dapat
digunakan dengan tinggi stick 15-20 cm dari permukaan tanah dan kemiringan
400. Kelebihan dari alat ini yaitu dapat lebih efektif dan efisien dalam hal tenaga
kerja, waktu, biaya, dan output.
Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk kegiatan micronherb hanya 4
penyemprot. Untuk satu knapsack micronherb dapat diaplikasikan untuk 1.5 ha
atau 3 pasar tembus. Penyemprot dapat mengisi ulang knapsack 3-4 kali dalam 1
HK. Output rata-rata penyemprot adalah 3.5 knapsack/HK atau 4-5 ha/HK.
Herbisida yang digunakan micronherb karena hanya dapat diaplikasikan untuk
gulma rendah jenis rumput dan daun lebar yang ukurannya tidak terlalu besar.
Kapasitas 1 knapsack adalah 10 liter atau 10 000 ml. Konsentrasi glifosat 200
ml/ha. Aplikasi penyemprotan terlihat hasilnya setelah 1 minggu aplikasi.
Penyemprotan menggunakan micronherb dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2 Jenis penyemprotan secara teknis
(a) Penyemprotan micronherb

(b) Penyemprotan manual

Cara kerja herbisida di kebun SBHE terdiri atas 2 jenis yaitu sistemik, dan
selektif. Herbisida sistemik adalah herbisida yang cara kerjanya menghambat
pertumbuhan gulma dengan cara merusak sistem metabolisme jaringan tumbuhan
gulma secara bertahap. Ciri-ciri herbisida telah bereaksi dapat dilihat dari daun
gulma yang layu perlahan-lahan lalu kering dan mati. Kisaran waktu herbisida
sistemik untuk mengendalikan gulma sekitar 1 minggu setelah aplikasi. Jenis
herbisida sistemik yang digunakan di kebun SBHE adalah KLEENUP 480 SL
(glifosat) konsentrasi 300 ml/ha. Herbisida glifosat digunakan untuk pengendalian
gulma berdaun sempit jenis alang-alang seperti Imperata cylndrica, Panicum
maxima dan Axonopus compresus yang berada disekitar gawangan. Herbisida

11

selektif digunakan untuk mengendalikan gulma berdaun lebar seperti Mucuna
bracteata, Melastoma malabatrichum, Ageratum conyzoides. Jenis herbisida
selektif yang digunakan di kebun adalah Meta-prima 20 WP (Metil Metasulfuron)
dengan dosis 0.15 kg/ha. Aplikasi herbisida dilakukan dengan mencampur glifosat
dan Metil Metasulfuron dengan air sesuai dengan dosis yang telah ditentukan.
Pengambilan contoh daun (LSU)
Leaf Sampling Unit (LSU) adalah kegiatan pengambilan contoh daun yang
dilaksanakan dalam satu unit areal tertentu untuk pengamatan Kesatuan Contoh
Daun (KCD) yang dilakukan untuk memperoleh informasi kesuburan tanah.
Tujuan kegiatan ini yaitu untuk menentukan status hara tanaman menghasilkan
(TM) kelapa sawit yang tepat melalui analisis daun dalam rangka penyusunan
rekomendasi pemupukan rutin tahunan yang dikeluarkan oleh Departemen Riset
BGA Group. Kegiatan LSU dilaksanakan oleh 2 tim LSU yang masing-masing
terdiri atas 2 orang. Tim LSU ini telah diberikan simulasi pelaksanaan dalam
pengambilan daun oleh tim riset terlebih dahulu sebelumnya. Tim LSU akan
mengambil sampel daun mulai pukul 07.00 s.d 12.00 WIB dan saat hari sedang
tidak hujan. Namun pada kenyataannya di lapangan dengan alasan efisiensi waktu
dan biaya, terkadang meskipun hari hujan tetap dilaksanakan kegiatan LSU
dengan kondisi hujan tidak terlalu tinggi. Pelaksanaan LSU tahun 2013
dilaksanakan pada bulan April-Juni. Hasil pengamatan LSU di seluruh blok kebun
akan disatukan dalam buku rekomendasi pemupukan tahunan BGA yang
digunakan untuk tahun selanjutnya.
Pemupukan
a. Penyimpanan Pupuk
Manajemen penyimpanan pupuk di PT Bumitama Gunajaya Agro terdiri
dari dua tempat yaitu gudang central dan gudang BMS. Gudang central
menyimpan semua jenis pupuk yang dibutuhkan seluruh estate kebun, sedangkan
gudang BMS adalah tempat penyimpanan pupuk yang diambil dari gudang central
dan hanya menyimpan jenis pupuk yang akan diaplikasikan kebun sesuai
kebutuhan estate masing-masing.
Gudang Central
Tempat penyimpanan pupuk PT Bumitama Gunajaya Agro yang
dipusatkan di wilayah pusat metro wilayah 3. Gudang ini terdiri dari 3 gudang
utama yang menyimpan berbagai jenis pupuk yang dibutuhkan kebun. Gudang ini
melayani permintaan pupuk dari 12 estate sebanyak 300 ton/hari dengan masingmasing kebun rata-rata 3 rate pengambilan pupuk. Jam operasional gudang central
yaitu antara pukul 07.00 WIB hingga 16.00 WIB. Kapasitas gudang 1 adalah 3000
ton dan gudang 2 yaitu 1500 ton. Gudang 3 terbuat dari papan kayu yang terbuka
pintunya, gudang ini memiliki kapasitas 1200 ton digunakan untuk menyimpan
pupuk yang membutuhkan sirkulasi udara yang baik. Permintaan pupuk diberikan
dengan prinsip FIFO (First In First Out) artinya pupuk yang terlebih dahulu
datang maka diberikan terlebih dahulu sehingga mengurang resiko penurunan
kualitas seperti pupuk membatu dan mencair akibat penyimpanan yang terlalu

12

lama. Beberapa kendala yang dihadapi di gudang penyimpanan pupuk central
antara lain:
1. Cuaca ekstrim, apabila hujan dan panas maka dapat menurunkan kualitas
pupuk
2. Over order, bila permintaan pupuk tinggi gudang kekurangan tempat untuk
menyimpan
3. Pupuk membatu dan mencair sehingga mengurangi bobot pupuk (masih dapat
ditoleransi bila losses ≤ 5%).
Cara mengatasi masalah tersebut yang dilakukan oleh pihak gudang yaitu:
1. Pembuatan papan alas (palet) yang bertujuan untuk mengurangi penguapan
pupuk ketika cuaca panas
2. Disediakan terpal tebal yang digunakan apabila gudang kekurangan tetap
terlindungi
3. Pengaturan pentilasi udara yang baik di gudang
Gudang pupuk central dapat dilihat pada Gambar 3.

(a)

(b)

(c)

Gambar 3 Gudang pupuk central wilayah metro III
(a) Gudang 1 kapasitas 3000 ton
(b) Gudang 2 kapasitas 1500 ton
(c) Gudang 3 kapasitas 1200 ton

Gudang Block Manuring System (BMS)
Tempat penyimpanan pupuk sementara sebelum diaplikasikan di kebun.
Gudang BMS terbagi atas dua rayon, yaitu rayon A dan B, masing-masing rayon
BMS terdiri atas 1 koordinator pupuk. Rayon A bertanggung jawab dalam
kegiatan pemupukan di wilayah Divisi 1, 2, dan 3, sedangkan rayon B untuk divisi
4 dan 5. Selain sebagai tempat penyimpanan, gudang juga sebagai tempat
berlangsungnya kegiatan penguntilan pupuk dan quality check control bobot
untilan. Kondisi gudang BMS kebun SBHE rayon A dapat dilihat pada Gambar 4.

13

Gambar 4 Gudang BMS kebun SBHE rayon A

b. Tenaga Kerja Pemupukan
Total tenaga kerja pemupukan adalah 38 orang yang terdiri dari 4 orang
tenaga bongkar muat, 5 orang tenaga penguntil, 1 mandor until, dan 28 orang
tenaga pemupuk. Kegiatan pemupukan rayon A kebun SBHE terdiri atas dua
kemandoran, mandor 1 memiliki anggota 13 tenaga penabur dan mandor 2
memiliki 15 tenaga penabur. Anggota tenaga pemupuk dibagi menjadi Kelompok
Kecil Pemupuk (KKP) yang terdiri dari 3 anggota, 2 orang sebagai penabur dan 1
orang sebagai tenaga pelangsir. Tim penabur pupuk dapat dilihat pada Gambar 5.
Khusus tenaga bongkar muat, tugasnya merangkap sebagai pengecer pupuk ke
Collection Road (CR). Apabila kegiatan pemupukan telah selesai karung
dikumpulkan dan diangkut oleh 1 tenaga borongan yang mengumpulkan karung
ke gudang BMS.

Gambar 5 Tim penabur pupuk

c. Sistem Teknis Pemupukan
Pelaksanaan pemupukan di kebun sesuai dengan prinsip 4T (tepat dosis,
tepat jenis, tepat waktu, tepat cara dan tempat). Tepat dosis dan jenis adalah
jumlah dosis dan jenis yang diaplikasikan pada pokok tepat sesuai dengan
rekomendasi Departemen Riset. Tepat cara adalah metode yang digunakan telah
sesuai dengan jenis pupuk yang digunakan (ditabur atau dimasukan ke dalam
lubang), hal ini dipengaruhi oleh kondisi topografi lahan. Tepat tempat adalah
pupuk yang diaplikasikan telah sesuai tempatnya yaitu di dalam piringan atau
diluar piringan yang membentuk U-Shape. Tepat waktu adalah pelaksanaan
kegiatan pemupukan telah sesuai yaitu dari pagi hingga siang dan ketika hari
sedang tidak hujan.

14

Penguntilan Pupuk
Kegiatan penguntilan adalah mengkonversikan bobot pupuk dari karung
berukuran besar yaitu 50 kg ke karung pupuk ukuran lebih kecil. Bobot tiap
karung until berbeda-beda sesuai dengan jenis pupuk, contohnya pupuk urea dan
MOP yang memiliki bobot until 14 kg, sedangkan kieserite 12 kg. Perbedaan
bobot untilan ini dipengaruhi oleh dosis pupuk yang dibutuhkan untuk tiap pokok.
Tujuan penguntilan adalah agar mempermudah kegiatan pengeceran pupuk dari
gudang ke lahan dan mengurangi losses pupuk serta memastikan jumlah pupuk
yang disediakan telah sesuai dengan dosis yang dibutuhkan. Penguntil juga
memastikan karung untilan tidak sobek dan rusak sehingga dapat mengurangi
losses pupuk saat kegiatan pengeceran dan penaburan. Kegiatan penguntilan
dibantu oleh seorang mandor until yang berperan dalam pengawasan prestasi kerja
tenaga penguntil agar untilan mencapai bobot yang tepat. Mandor juga berperan
dalam kegiatan quality check control yang akan menimbang secara acak beberapa
karung untilan dan memastikan losses tidak ≥5%. Prestasi kerja tenaga penguntil
adalah 2 ton/HK, tetapi bila kebutuhan pupuk banyak maka penguntil dapat
mengerjakan lebih dari 2 ton dan mendapatkan premi sesuai dengan tonase
untilan. Penguntilan di gudang BMS rayon A dipersiapkan untuk divisi 1, 2, dan 3
yang dilakukan secara bergilir setiap hari sesuai dengan jadwal pemupukan yang
telah ditentukan koordinator pupuk. Kegiatan penguntilan dapat dilihat pada
Gambar 6.

Gambar 6 Penguntilan pupuk

Contoh perhitungan jumlah untilan yang dibutuhkan untuk kegiatan pupuk
sebagai pada blok A001 divisi I SBHE ( luas 31.47 ha, jumlah pokok 3946): Dosis
urea yang direkomendasikan adalah 0.75 kg. Rencana jumlah pemupukan pada
rotasi I adalah 2960 kg. Jumlah dosis untuk 1 untilan yaitu 12 kg, sehingga jumlah
untilan yang dibutuhkan adalah 2960 kg : 12 kg = 247 untilan.
Pengambilan Pupuk
Pengambilan pupuk di gudang BMS menggunakan dump truck dengan
kapasitas truk 7500 kg. Tenaga bongkar muat akan mengisi truk sesuai dengan
kebutuhan jumlah untilan yang akan diaplikasikan di lapang. Jumlah tenaga
bongkar muat saat pengisian pupuk adalah 4 orang. Waktu yang dibutuhkan untuk
satu kali bongkar muat pupuk ke truk adalah 35-40 menit. Kegiatan pengambilan
pupuk dimulai dari pagi hari yaitu pukul 06.00 WIB. Lama pengambilan pupuk
tergantung pada jumlah rate pengambilan, rata-rata satu hari berkisar 2-3 rate.

15

Prestasi kerja tenaga bongkar muat yaitu 4 ton/HK, tetapi tenaga bongkar muat
akan mendapatkan premi bila tonase muat lebih dari standar kerja.
Pengeceran Pupuk
Pupuk dibawa ke lahan aplikasi menggunakan dump truck, kegiatan ini
disebut pengeceran pupuk. Kegiatan ini bertujuan untuk menjamin jumlah dosis
pupuk tepat dalam tiap jalan pikul, sehingga penabur dapat mengetahui perkiraan
jumlah pupuk yang dibutuhkan dalam 1 hanca. Pengeceran pupuk juga
memperhatikan karung untilan yang kurang standar, apabila karung sobek maka
diganti dengan karung untilan yang lain. Jumlah untilan yang dalam 1 jalan pikul
ditentukan dari jumlah pokok dalam 1 jalan pikul tembus dan dosis pupuk tiap
pokok. Contoh perhitungan dalam menentukan jumlah untilan untuk 1 jalan pikul
tembus yaitu: Pupuk MOP (dosis/pokok= 1.75 kg, dosis/untilan= 14 kg), jumlah
pokok 1 jalan pikul tembus adalah 64 pokok. Jumlah pokok/untilan adalah 14
kg:1.75kg= 8 pokok, sehingga dalam 1 pasar tembus jumlah untilan adalah 64
pokok: 8 pokok = 8 untilan/jalan pikul tembus. Kegiatan pengeceran dapat dilihat
pada Gambar 7.

Gambar 7 Pengeceran pupuk di Collection road

Pelangsiran Pupuk
Pupuk yang berada di sekitar collection road (CR) dibawa ke jalan pikul
tempat aplikasi pupuk. Pelangsiran bertujuan untuk meringankan beban penabur
saat membawa pupuk dari CR menuju lahan. Pelangsir juga bertugas untuk
menghitung pokok tempat berhentinya pupuk agar penabur mudah memperoleh
pupuk. pelangsiran juga bermanfaat untuk menjamin keberlangsungan penaburan
pupuk.
Penaburan Pupuk
kegiatan utama dari seluruh rangkaian pemupukan ialah penaburan.
Seluruh pokok kelapa sawit wajib dipupuk dengan tepat agar pupuk dapat terserap
efektif oleh tanaman. Prinsip penaburan pupuk berdasarkan konsep 4 tepat, yaitu
tepat jenis, tepat waktu, tepat dosis, tepat cara dan tempat. Kelompok Kecil
Pemupuk (KKP) telah dibagi batas hanca bloknya masing-masing. Keuntungan
dengan sistem ini yaitu antara penabur pupuk dapat saling membantu apabila
target pupuk belum tercapai oleh anggota KKP dan apabila terdapat pokok yang
tidak terpupuk atau penaburannya kurang tepat maka mandor dapat dengan mudah

16

mengetahui penabur yang melakukan kesalahan tersebut. Penabur pupuk diberi
takaran pupuk atau biasa disebut cepuk yang terbuat dari paralon. Cepuk ini dapat
dikonversikan sesuai dengan dosis pupuk yang dibutuhkan pada satu pokok.
Takaran pupuk bobotnya beragam, mulai dari 0.6 kg, 0.4 kg, dan 0.02 kg sehingga
apabila dosis MOP yang disarankan adalah 1.75 kg maka penaburan untuk 1
pokok adalah 3 kali takaran. Cepuk yang digunakan penabur dapat dilihat pada
Gambar 8.

.
Gambar 8 Takaran yang digunakan untuk penaburan pupuk

Penaburan pupuk juga perlu memperhatikan tempat dan letak pupuk
ditabur. Pupuk mikro HGFB disebar di dalam piringan yang berjarak 50 cm dari
pangkal pokok, sedangkan pupuk jenis Urea, MOP, dan Kieserite diaplikasikan
pada piringan terluar berjarak 1.5-2 meter dari pokok dan pupuk RP diaplikasikan
pada pelepah di luar piringan. Pada saat pemupukan berlangsung, penabur juga
perlu memperhatikan kondisi hari apabila hujan maka tidak dilakukan pemupukan
dan kegiatan pemupukan dialihkan ke kegiatan perawatan manual.
Pengawasan Kegiatan Pemupukan
Tujuan pengawasan yaitu untuk memastikan pemupukan telah sesuai
dengan SOP yang berlaku dan mengevaluasi kegiatan pemupuk agar lebih
berkualitas. Kontrol kualitas pemupukan dimulai dari pengecekan ketepatan dosis
untilan secara hanca yang dilakukan usai penguntilan yang dilakukan oleh mandor
until. Pengawasan lain yaitu pada saat pengeceran pupuk berlangsung, mandor
pupuk memastikan untilan telah sesuai jumlahnya pada tiap jalan pikul dan tidak
ada pupuk yang tercecer serta tinggal. Mandor juga memastikan karung pupuk
tidak sobek. Mandor melaporkan seluruh kegiatan setiap harinya kepada asisten
koordinator pupuk, apabila ditemukan masalah maka akan diambil tindakan sesuai
dengan keputusan asisten koordinator.
Sistem Premi
Premi dihitung dari pembagian antara upah HK yang dibagi dengan
standar kilogram pupuk yang diaplikasikan. Perhitungannya yaitu premi pupuk 1
HK adalah Rp67 558 dengan standar aplikasi pupuk 600 kg, berarti premi yang
diperoleh pemupuk tiap kilogramnya adalah Rp113. Nilai rupiah dikalikan dengan
jumlah kelebihan pupuk yang diperoleh, misalnya penabur A aplikasi pupuknya
700 kg berarti premi pupuk yaitu 100 kg x Rp113 sehingga total premi adalah
Rp11 300. Sedangkan untuk mandor mendapatkan upah premi Rp25 000 apabila
total tonase pupuk yang diaplikasikan melebihi target. Penabur pupuk juga

17

memperoleh extrafooding berupa susu kaleng yang diberikan setiap 6 hari sekali,
tujuannya untuk menetralisir racun pada tubuh pemupuk.
Pengamatan Ketepatan Dosis Untilan
Pengamatan ketepatan dosis dilakukan pada proses penguntilan pupuk,
dosis standar pupuk MOP tiap untilannya adalah 15 kg dan pupuk Urea 12 kg.
Pengamatan dilakukan terhadap jenis pupuk MOP dan Urea karena kegiatan
pemupukan yang berlangsung pada bulan Maret dan April adalah pupuk MOP dan
Urea. Pengamatan dilakukan terhadap 5 tenaga kerja penguntil dengan 5 kali
ulangan, masing-masing ulangan ditimbang 10 sample untilan. Hasil pengamatan
dapat dilihat pada Tabel 5 dan Tabel 6.
Tabel 5 Ketepatan dosis untilan pupuk MOP
∑ TK
(orang)
5
5
5
5
5
Rata-rata

Bobot/untilan
(kg)
15
15
15
15
15

Bobot/rataan
(kg)
14.5
14.8
14.4
14.3
14.8
14.56±0.23

Ketepatan dosis
(%)
96.7
98.7
96
95.3
98.7
97.08

Sumber: Hasil pengamatan lapangan (2013)

Untilan ditimbang secara acak agar mewakili bobot untilan. Setelah
ditimbang, diperoleh data yang menunjukkan bahwa dosis untilan rata-rata karung
memiliki nilai rata-rata 97.08%.
Tabel 6 Ketepatan dosis untilan pupuk Urea
∑ TK
(orang)
5
5
5
5
5
Rata-rata

Bobot/untilan
(kg)
12
12
12
12
12

Bobot rataan
(kg)
11.2
11.6
11.4
11.1
11.7
11.4±0.25

Ketepatan dosis
(%)
93.3
96.7
95
92.5
97.5
95

Sumber: Hasil pengamatan lapangan (2013)

Hasil pengamatan bobot untilan pada pupuk urea rata-rata adalah 95%,
nilai ini menunjukan bahwa ketepatan bobot untilan juga sangat baik. Penguntil
mampu mempersiapkan untilan yang sesuai dengan jenisnya.
Pengamatan ketepatan dosis pemupukan MOP
Kegiatan pengamatan ketepatan dosis pupuk dilakukan terhadap penaburan
pupuk MOP dengan dosis 1.75 kg. Pengamatan ketepatan dosis penaburan
dilakukan pada pupuk MOP karena pelaksanaannya dilakukan pada bulan Maret
saat pemupukan MOP berlangsung. Dosis yang diamati dilihat dari ketepatan
penabur mengaplikasikan jumlah takaran pupuk (cepuk) yang diaplikasikan ke

18

lahan. Bobot pupuk 1 takaran adalah 0.6 kg sehingga diasumsikan dosis pupuk
yang tepat adalah 3 kali takaran pupuk. Pengamatan dilakukan pada 3 blok secara
random dengan 3 ulangan yaitu blok A7, A8, dan A9 tahun tanam 1998.
Tabel 7 Ketepatan dosis pupuk MOP di lapangan
Blok/ulangan

∑ pokok
diamati
(pohon)

Dosis/
pokok
(kg)

Dosis tidak
sesuai
(pohon)

% dosis
tidak
sesuai

% tepat
dosis

1
2
3
Rata-rata

110
100
115
325

1.75
1.75
1.75

20
8
25
17.67±8.7

18
8
22
16

82
92
78
84

Sumber: Hasil pengamatan lapangan (2013)

Hasil yang diperoleh dari pengamatan lapang terhadap ketepatan dosis
pupuk MOP yaitu 84% nilai ini menunjukkan bahwa ketepatan dosis yang
diaplikasikan di lahan tepat sesuai dengan rekomendasi yang telah ditetapkan.
Pengamatan Ketepatan Cara Aplikasi Pemupukan Urea
Ketepatan cara penabur dalam mengaplikasikan pupuk di lahan juga
dilakukan pada 10 penabur dalam 1 blok, masing-masing penabur diamati 72
pokok kelapa sawit. Pengamatan ketepatan cara dilihat dari penyebaran pupuk dan
jarak pupuk dari pokok. Pengamatan ini dilakukan pada pupuk Urea karena
manajemen waktu pengamatan pada bulan April dan kegiatan yang berlangsung
adalah pemupukan pupuk Urea. Hasil pengamatan dapat dilihat pada Gambar 9 di
bawah ini.

Penabur
96
94
92
90
88
86
84
82
80

95
93

92
90

89

88

89

91

90
86

90.3
Penabur

Gambar 9 Grafik ketepatan cara aplikasi pemupukan Urea blok A6

Berdasarkan hasil pengamatan di lapangan diperoleh nilai persentase ratarata ketepatan cara aplikasi pupuk Urea sebesar 90.3%, hal ini menunjukkan
bahwa cara aplikasi pupuk telah mencapai prestasi yang sangat baik dan tepat
sesuai dengan cara yang ditetapkan perusahaan.

19

Pengamatan Gejala Defesiensi Hara
Kegiatan pengamatan defisiensi hara dilakukan pada 68 sampel pokok
kelapa sawit dengan 3 kali ulangan blok yang berbeda (blok F10 tahun tanan
2007, blok E9 tahun tanam 2003, dan blok C11 tahun tanam 1998). Pengamatan
defisiensi hara Nitrogen (N), Fosfor (P), Kalium (K), magnesium (Mg), dan
Boron (B) diperoleh secara visual dengan melihat warna dan bentuk daun kelapa
sawit berdasarkan ciri-ciri yang tercantum dari literatur menurut Pahan (2010).
Tabel 8 Pengamatan gejala defesiensi hara kebun SBHE
Ulangan ∑ Pokok
diamati
(pohon)

1
2
3
Total
Rata-rata
%

68
68
68
204

∑ Pokok
defisiensi
(pohon)

Defisiensi hara (pohon)

46
38
52
136

N
12
15
14
41

P
6
3
9
18

66.7

13.67±1.57
20.1

6±3
8.8

K
8
3
4
15

Mg
11
7
12
30

5±2.64 10±2.64
7.4
14.7

B
9
10
13
32
10.67±2.08
12.7

Sumber: Hasil pengamatan lapangan (2013)

Persentase hasil pengamatan defisiensi hara di lapangan adalah 66.7%,
persentase nilai defisiensi unsur hara berbeda-beda antara N, P, K, Mg, dan B.
Berdasarkan pengamatan penulis unsur hara N adalah yang paling banyak
ditemukan sedangkan unsur hara K yang paling sedikit ditemukan.
Pengamatan Ketepatan Tempat Pemupukan Rock Phosphate (RP)
Jenis pupuk yang berbeda mempengaruhi tempat aplikasi yang berbeda
pula. Pupuk dapat diaplikasikan di sekitar piringan, di dalam piringan, maupun di
luar piringan. Oleh karena itu, penulis melakukan pengamatan tempat untuk
mengetahui ketepatan aplikasi tempat penaburan pupuk. Pengamatan dilakukan
pada pupuk RP karena jenis pupuk ini yang berbeda tempat aplikasinya
dibandingkan jenis pupuk lain yang kebanyakan diaplikasikan di dalam piringan.
Aplikasi pupuk RP yang tepat ialah yang diaplikasikan di rumpukan pelepah, oleh
sebab itu penulis mengamati pada pupuk RP untuk mengetahui bahwa penabur
telah mampu mengaplikasikan pupuk tepat tempat sesuai jenisnya. Pengamatan
ini dilakukan dengan 3 ulangan pada blok dan penabur yang berbeda. Tabel 9
menyajikan hasil pengamatan aplikasi tempat pupuk RP.

20

Tabel 9 Pengamatan tempat pupuk RP
Jumlah
pengamatan
(pohon)

Ulangan

1
2
3
Total
%

Distribusi pupuk
Terpupuk
Tidak
(pohon)
terpupuk
(pohon)

72
72
72
216

72
71
72
215
99.5

Susunan
pelepah
(pohon)

Piringan
(pohon)

62
52
57
171
79

3
2
2
7
3.3

0
1
0
1
0.5

Lokasi penebaran
Gawa

Dokumen yang terkait

Manajemen Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Pelantaran Agro Estate, PT. Windu Nabatindo Lestari, Bumitama Gunajaya Agro Grup, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah

0 9 126

Pengelolaan panen tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Sungai Bahaur Estate, PT Bumitama Gunajaya Agro, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah

0 15 209

Analisis faktor penentu produksi Tandan Buah Segar (TBS) tanaman kelapa sawit (Elaeis guineensis jacq.) di Sungai Bahaur Estate (SBHE), PT Bumitama Gunajaya Agro (PT BGA), Wilayah VIMetro Cempaga, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah

1 12 216

Manajemen Pemupukan Tanaman Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) pada Area Marjinal di Serawak Damai Estate, PT. Windu Nabatindo Lestari, Bumitama Gunajaya Agro, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah

0 12 171

Studi Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) pada Tanaman Menghasilkan (TM) di Perkebunan Bangun Koling Estate, PT. Windu Nabatindo Abadi, Bumitama Gunajaya Agro Grup, Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah

0 8 175

Pengelolaan Limbah Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Sungai Bahaur Estate, Bumitama Gunajaya Agro, Kalimantan Tengah

0 5 64

Manajemen Pemupukan Kelapa Sawit (Elaeis guineensis Jacq.) di Bangun Koling Estate Bumitama Gunajaya Agro, Kalimantan Tengah

1 7 58

Manajemen pemupukan kelapa sawit di Sungai Cempaga Estate, PT. Windu Nabatindo Abadi, Bumitama Gunajaya Agro Group, Kalimantan Tengah

0 5 61

Manajemen Panen dan Transportasi Kelapa Sawit di Sungai Bahaur Estate PT Windu Nabantindo Abadi, Kalimantan Tengah

0 7 123

Manajemen Panen Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq.) Di Sungai Bahaur Estate Pt Bumitama Gunajaya Agro Kotawaringin Timur, Kalimantan Tengah

0 12 56