PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING PADA MATERI SEGIEMPAT DI SMP T.A 2014/2015.

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA DENGAN
MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI DAN
MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING PADA
MATERI SEGI EMPAT DI SMP T.A 2014/2015

Oleh:
Layla Fadhilah
NIM. 4113111044
Program Studi Pendidikan Matematika

SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan

JURUSAN MATEMATIKA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN
2015

i


iv

KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah S.W.T atas rahmat dan karuniaNya yang memberikan kesehatan dan nikmat-Nya kepada penulis sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Perbandingan Hasil Belajar
Matematika Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Inkuiri dan Model
Pembelajaran Problem Posing Pada Materi Segi Empat di SMP T.A 2014/2015”
dengan baik. Dimana skripsi ini disusun untuk memperoleh gelar Sarjana
Pendidikan Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam.
Penulisan skripsi ini dapat diselesaikan berkat adanya bantuan dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis ingin menyampaikan rasa terima
kasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuan, dorongan serta
bimbingan kepada penulis. Adapun pihak-pihak tersebut adalah sebagai berikut:
1.

Bapak Dr. KMS. M. Amin Fauzi, M.Pd selaku dosen pembimbing skripsi
yang telah membimbing penulis dengan sabar dalam menyelesaikan
skripsi ini.


2.

Bapak Drs. Zul Amry, M.Si, Ph.D, Bapak Budi Halamoan Siregar, S.Pd,
M.Sc, dan Bapak Dr. Manullang, M.Pd selaku dosen penguji yang telah
memberikan saran dan masukan kepada penulis mulai dari proposal
penelitian hingga selesai penyusunan skripsi ini.

3.

Bapak Drs. W.L. Sihombing, M.Pd sekalu dosen pembimbing akademik
yang telah banyak membimbing penulis selama menuntut ilmu di
Universitas Negeri Medan.

4.

Bapak

Prof. Dr. Motlan, M.Sc. Ph.D selaku dekan fakultas Matematika

dan Ilmu Pengetahuan Alam, dan Bapak Dr. Edy Surya, M.Si selaku ketua

jurusan matematika.
5.

Seluruh Bapak dan Ibu Dosen beserta Staf pegawai jurusan matematika,
FMIPA, UNIMED yang telah banyak memberikan ilmu kepada kepada
penulis selama penulis menuntut ilmu di Universitas Negeri Medan.

v

6.

Bapak Rasmen Sianturi, S.Pd selaku wakil kepala SMP Negeri 4 Medan
dan juga merupakan guru mata pelajaran matematika kelas IX-7 dan IX-8
di SMP Negeri 4 Medan yang telah banyak membantu penulis selama
melakukan penelitian di SMP Negeri 4 Medan.

7.

Ayahanda tercinta, Amir Hamzah, S.Pdi dan ibunda tercinta Marniati yang
selalu memberikan do’a dan dukungannya kepada penulis baik dalam segi

moril maupun dalam segi material serta sanggup berkorban apa saja demi
penulis dan juga merupakan dua sosok yang selalu menjadi motivasi bagi
penulis.

8.

Saudara-saudaraku yang tersayang, Abang Amma Haqiqi, Kakak Ipar
Rosdiana Herawati, Abang Aulia Fadhila, Kakak Ipar Novi dan Adik yang
Paling Tersayang Milla Fadhilah yang selalu mendo’kan dan memotivasi
penulis hingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

9.

Teman Dekat, Ragil Otria Suganda yang selalu menemani penulis baik
dalam keadaan susah maupun dalam keadaan senang. Dan yang selalu
mendo’akan dan memotivasi penulis dari awal perjuangan sebagai seorang
mahasiswi hingga dapat menyelesaikan skripsi ini.

10.


Sahabat-sahabat REPLIK (Rukiah Harahap, Eka Rezki Nopianty, Poppy
Amalia, Intan Kurniati, dan Khairun Nisak Nasution) yang merupakan
sahabat-sahabat seperjuangan selama menimba ilmu di UNIMED dan juga
selalu menemani dan membantu penulis selama mengikuti perkuliahan di
UNIMED. Kalian sungguh luar biasa sahabat, terima kasih untuk hariharinya sahabat.

11.

Teman-teman di kost 37 yang tersayang, Ayuni At-tahirah, Icha, Teteh
Dikah, Nova, Kiah, Dhea, Kadenk, Kak Ade, Ifat, Kak Ika (Mami), Kak
Ani, Yuni, Yuyun dan Yati. Terima kasih untuk hari-harinya selama di kost
37, kalian memang adek-adek dan kakak-kakak yang luar biasa, semoga
kebersamaan di kost 37 ini selamanya.

vi

12.

Teman-teman di kelas pendidikan matematika reguler C 2011 yang
merupakan teman-teman seperjuangan yang selalu menemani dan

membantu penulis selama mengikuti perkuliahan di UNIMED.

13.

Teman-teman Matematika 2011 yang telah bersedia berbagi informasi yang
terkait dengan tugas akhir kepada penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan tugas akhir ini dengan lancar dan tepat waktu.
Demikianlah penulis ucapkan terima kasih. Penulis telah berupaya dengan

semaksimal mungkin dalam menyelesaikan skripsi ini, namun penulis menyadari
masih banyak kelemahan dari segi isi, penulisan maupun tata bahasa. Untuk itu
penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca,
agar menjadi masukan kepada penulis demi kesempurnaan skripsi ini dan tulisantulisan penulis untuk seterusnya. Amiin.

Medan,
Penulis,

Layla Fadhilah

iii


Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa dengan Menggunakan Model
Pembelajaran Inkuiri dan Model Pembelajaran Problem Posing pada
Materi Segiempat di SMP T.A 2014/2015
Layla Fadhilah (NIM. 4113111044)
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk melihat apakah hasil belajar matematika
siswa dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri lebih baik daripada hasil
belajar matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran problem
posing pada materi segiempat di kelas VII SMP dan untuk melihat bagaimana
pola jawaban siswa dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri dan model
pembelajaran problem posing pada materi segiempat, serta untuk mengetahui
kendala yang dihadapi guru dalam menerapkan model pembelajaran inkuiri dan
pembelajaran problem posing pada materi segiempat.
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen. Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh siswa SMP Negeri 4 Medan dan sampel dalam
penelitian ini adalah siswa kelas IX-7 sebagai kelas eksperimen 1 yang diajarkan
dengan model pembelajaran inkuiri dan siswa kelas IX-8 sebagai kelas
eksperimen 2 yang diajarkan dengan model pembelajaran problem posing dengan
masing-masing jumlah sampel per kelas adalah 30 orang siswa.

Dari hasil penelitian diperoleh rata-rata peningkatan hasil belajar siswa
kelas eksperimen 1 adalah sebesar 37,90 dan rata-rata peningkatan hasil belajar
kelas eksperimen 2 adalah sebesar 30,17. Pada uji t pihak kanan dengan dk 58
dan
diperoleh
= 1,671 sehingga
diterima. Sehingga diperoleh bahwa hasil belajar matematika
siswa dengan model pembelajaran inkuiri lebih baik daripada hasil belajar
matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran problem posing
khususnya pada materi segiempat. Berdasarkan analisis pola jawaban siswa
diperoleh rata-rata siswa pada kelas eksperimen 1 memiliki pola jawaban yang
cukup lengkap yaitu 14 orang siswa dari 30 orang siswa dan rata-rata siswa pada
kelas eksperimen 2 memiliki pola jawaban yang kurang lengkap yaitu 14 orang
siswa dari 30 orang siswa. Sehingga diperoleh bahwa pola jawaban siswa yang
diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri lebih baik dari pada
siswa yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran problem posing.
Adapun Kendala yang dihadapi guru dalam menggunakan model pembelajaran
inkuiri dan model pembelajaran problem posing adalah siswa yang masih belum
terbiasa dengan cara belajar kelompok, waktu yang kurang memadai untuk setiap
kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok, guru kesulitan dalam

memfasilitasi setiap kelompok ketika diskusi, siswa yang belum terbiasa belajar
dengan menggunakan LAS, dan siswa yang masih kurang percaya diri.
Kata Kunci: Hasil Belajar, Model Inkuiri, Model Problem Posing

vii

DAFTAR ISI
Halaman
Lembar Pengesahan
Riwayat Hidup
Abstrak
Kata Pengantar
Daftar Isi
Daftar Gambar
Daftar Tabel
Daftar Lampiran
BAB I PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
1.2.Identifikasi Masalah
1.3.Batasan Masalah

1.4.Rumusan Masalah
1.5.Tujuan Penelitian
1.6.Manfaat Penelitian

i
ii
iii
iv
vii
ix
x
xi
1
1
7
7
7
8
8


BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Kerangka Teoritis
2.1.1. Belajar dan Pembelajaran Matematika
2.1.2. Hasil Belajar
2.1.3. Model Pembelajaran
2.1.4. Model Pembelajaran Inkuiri
2.1.5. Model Pembelajaran Problem posing
2.1.6. Pola Jawaban
2.1.7. Kendala Yang Dihadapi Guru Dalam Pembelajaran Matematika
2.1.8. Bangun Datar Segi Empat
2.2.Penelitian Yang Relevan
2.3.Kerangka Konseptual
2.4.Hipotesis Penelitian

10
10
10
13
15
17
25
29
30
32
39
41
42

BAB III METODE PENELETIAN
3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian
3.2. Populasi dan Sampel Penelitian
3.2.1. Populasi Penelitian
3.2.2. Sampel Penelitian

43
43
43
43
43

viii

3.3. Defenisi Operasional
3.4. Variabel Penelitian
3.5. Desain Penelitian
3.6. Prosedur Penelitian
3.7. Instrumen Penelitian
3.8. Teknik Analisis Data

44
44
45
46
48
50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Analisis Tes Hasil Belajar Siswa
4.1.2 Analisis Statistik Deskriptif Pola Jawaban Siswa
4.1.3 Deskriptif Kendala Yang Dihadapi Guru (Peneliti)
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1.Kesimpulan
5.2.Saran

62
62
62
67
74
75
79
79
80

DAFTAR PUSTAKA

81

x

DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1. Lembar Jawaban Siswa Hasil Observasi
Tabel 2.1. langkah-langkah model pembelajaran inkuiri menurut Eggen
dan Kauchak
Tabel 3.1. Pretest-Posttest Control Group Design
Tabel 3.2. Kriteria Pola Jawaban Siswa
Tabel 4.1 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen 1
Tabel 4.2 Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen 2
Tabel 4.3. Ringkasan Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar Siswa
Tabel 4.4. Ringkasan Hasil Uji Homogenitas Data Hasil Belajar Siswa
Tabel 4.5. Ringkasan Hasil Uji Hipotesis Data Hasil Belajar Siswa
Tabel 4.6. Frekuensi Pola Jawaban Siswa Pada Masing-Masing Kriteria

2
19
45
58
63
64
65
66
67
67

ix

DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 1.1. Lembar Jawaban Tes Observasi Siswa 1
Gambar 1.2. Lembar Jawaban Tes Observasi Siswa 2
Gambar 2.1. Persegi Panjang 1
Gambar 2.2. Persegi Panjang 2
Gambar 2.3. Persegi 1
Gambar 2.4. Persegi 2
Gambar 2.5. Belah Ketupat 1
Gambar 2.6. Belah Ketupat 2
Gambar 2.7. Jajargenjang 1
Gambar 2.8. Jajargenjang 2
Gambar 2.9. Transformasi Jajargenjang Menjadi Persegi Panjang
Gambar 3.1. Skema Prosedur Penelitian
Gambar 4.1 Diagram Batang Selisih Nilai Pretes dan Postes
Kelas Eksperimen 1
Gambar 4.2 Diagram Batang Selisih Nilai Pretes dan Postes
Kelas Eksperimen 2
Gambar 4.3 Diagram Batang Frekuensi Pola Jawaban Siswa
Berdasarkan Kriteria

2
2
32
33
34
35
35
36
37
38
39
48
63
64
68

xi

DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I Kelas Eksperimen 1
Lampiran 2. Lembar Aktivitas Siswa 1 Kelas Eksperimen 1
Lampiran 3. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II Kelas Eksperimen 1
Lampiran 4. Lembar Aktivitas Siswa 2 Kelas Eksperimen 1
Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III kelas Eksperimen 1
Lampiran 6. Lembar Aktivitas Siswa 3 Kelas Eksperimen 1
Lampiran 7. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IV Kelas Eksperimen 1
Lampiran 8. Lembar Aktivitas Siswa 4 Kelas Eksperimen 1
Lampiran 9. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran I Kelas Eksperimen 2
Lampiran 10. Lembar Aktivitas Siswa 1 Kelas Eksperimen 2
Lampiran 11. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran II Kelas Eksperimen 2
Lampiran 12. Lembar Aktivitas Siswa 2 Kelas Eksperimen 2
Lampiran 13. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran III Kelas Eksperimen 2
Lampiran 14. Lembar Aktivitas Siswa 3 Kelas Eksperimen 2
Lampiran 15. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran IV Kelas Eksperimen 2
Lampiran 16. Lembar Aktivitas Siswa 4 Kelas Eksperimen 2
Lampiran 17. Kisi-Kisi Tes Observasi
Lampiran 18. Soal Tes Observasi
Lampiran 19. Pedoman Penskoran Tes Observasi
Lampiran 20. Kisi-Kisi Pretes
Lampiran 21. Soal Pretes
Lampiran 22. Pedoman Penskoran Pretes
Lampiran 23. Lembar Validitas Soal Pretes
Lampiran 24. Kisi-Kisi Posttes
Lampiran 25. Soal Posttes
Lampiran 26. Pedoman Penskoran Posttes
Lampiran 27. Lembar Validitas Soal Posttes
Lampiran 28. Data Hasil Selisih Pretes Dan Postes
Lampiran 29. Perhitungan Rata-Rata, Standar Deviasi Dan Variansi
Peningkatan (Selisih Postes Dan Pretes) Nilai Siswa
Lampiran 30. Uji Normalitas Selisih Data Pretes Dan Postes
Lampiran 31. Uji Homogenitas Selisih Data Pretes Dan Postes
Lampiran 32. Perhitungan Uji Hipotesis
Lampiran 33. Analisis Pola Jawaban Siswa
Lampiran 34. Daftar Nilai Kritis Untuk Uji Lilliefors

83
91
97
105
111
119
125
133
137
143
148
155
160
167
171
178
182
183
184
185
186
188
191
201
202
204
207
217
220
222
226
228
231
235

xii

Lampiran 35. Tabel Wilayah Luas di Bawah Kurva Normal 0 ke z
Lampiran 36. Daftar NiIai Persentil Untuk Distribusi t
Lampiran 37. Daftar Nilal Persentil Untuk Distribusi F
Lampiran 38. Dokumentasi Penelitian

236
237
238

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang Masalah
Matematika merupakan salah satu pelajaran yang sangat penting dalam
kehidupan setiap individu. Karena matematika merupakan alat berfikir yang
sangat efektif dalam memandang dan menyelesaikan masalah dalam kehidupan
sehari-hari. Selain itu, matematika juga memiliki peranan yang sangat penting
untuk melatih kemampuan berpikir logis serta ketelitian bagi setiap individu.
Walaupun Pendidikan matematika mempunyai peranan yang sangat penting
dalam kehidupan setiap individu, namun kenyataannya berdasarkan hasil
observasi di SMP Negeri 4 Medan menunjukkan bahwa pendidikan matematika
masih memprihatinkan seperti rendahnya hasil belajar matematika siswa, pola
jawaban siswa yang tidak lengkap dalam menjawab soal matematika, kurangnnya
minat belajar siswa pada pelajaran matematika, dan model pembelajaran yang
digunakan guru dalam mengajar matematika masih monoton.
Rendanya hasil belajar matematika siswa SMP Negeri 4 Medan.
Berdasarkan tes hasil belajar matematika yang dilakukan di kelas VIII-10 SMP
Negeri 4 Medan mengenai materi segiempat diperoleh bahwa dari 30 orang siswa
yang mengikuti tes, diperoleh hanya 10 orang siswa atau 33% dari jumlah siswa
yang mengikuti tes yang memiliki nilai di atas nilai KKM (Kriteria Ketuntasan
Minumim) dan 67% dari jumlah siswa yang mengikuti tes memiliki nilai di bawah
KKM, dimana KKM mata pelajaran matematika di sekolah ini adalah 70. Padahal
tes ini diberikan kepada siswa kelas VIII yang telah belajar materi segiempat
ketika mereka berada di kelas VII. Jadi dapat kita simpulkan bahwa hasil belajar
matematika siswa SMP Negeri 4 pada materi segiempat masih rendah.
Selain hasil belajar matematika siswa yang rendah, siswa SMP Negeri 4
Medan juga masih kesulitan dalam menuliskan jawaban dengan pola jawaban
yang lengkap. Tes hasil belajar yang diberikan berisi 3 soal mengenai materi
segiempat. Adapun soal nomor 2 yang diberikan kepada siswa adalah sebagai
berikut: Sebuah cermin berbentuk persegi panjang, diketahui bahwa panjang

1

2

cermin 3 kali dari lebar cermin. Jika panjang cermin adalah 48 cm. Berapakah
luas dan keliling dari cermin tersebut? Dari tes yang diberikan masih banyak
siswa yang tidak memiliki pola jawaban yang lengkap dalam menyelesaikan soal.
Hal ini dapat dilihat dari beberapa lembar jawaban siswa dalam tabel 1.1 berikut:
Tabel 1.1. Lembar Jawaban Siswa Hasil Observasi
a.

Lembar jawaban Wina Anatasya

b.

Lembar jawaban Ridho

Gambar 1.1

Gambar 1.2

Dari yang dilingkari di atas dapat kita

Dari yang dilingkari di atas dapat

ketahui bahwa Wina menulis “dit:

kita ketahui bahwa Ridho menulis

luas dan keliling?” terus dilanjutkan

“48:3:16” seharusnya Ridh"o menulis

dengan sama dengan. Seharusnya

“diketahui: p = 48 : 3 = 16” dan juga

setelah yang ditanya, wina menulis

dapat kita ketahui bahwa Ridho tidak

penyelesaian atau jawab. Dan wina

mampu menyelesaikan soal nomor 2

hanya mencari keliling dari cermin

tersebut.

dan tidak mencari luas dari cermin,
sehingga

jawaban

Wina

tidak

lengkap.
Dari tabel di atas dapat kita ketahui bahwa siswa SMP Negeri 4 masih
memiliki pola jawaban yang kurang lengkap dalam menjawab soal matematika.
Selain itu, siswa juga kurang meminati pelajaran matematika. Berdasarkan
hasil wawancara dengan beberapa orang siswa ketika melakukan observasi di
sekolah SMP Negeri 4 Medan, banyak siswa yang tidak menyukai pelajaran

3

matematika. Bagi mereka pelajaran matematika itu sulit dan membingungkan
karena terlalu banyak rumus yang dihafal dalam belajar matematika. Hal ini juga
sejalan dengan apa yang telah diungkapkan oleh Abdurrahman (2012: 202)
bahwa: “Dari berbagai bidang studi yang diajarkan di sekolah, matematika
merupakan bidang studi yang dianggap paling sulit oleh para siswa baik
yang

tidak

berkesulitan

belajar

dan lebih-lebih

bagi siswa yang

berkesulitan belajar”.
Masalah berikutnya adalah model pembelajaran digunakan guru di SMP
Negeri 4 Medan masih monoton dan kurang bervariasi. Berdasarkan hasil
wawancara dengan beberapa siswa, siswa mengatakan bahwa pembelajaran yang
berlangsung selama ini masih berpusat pada guru “teacher oriented”. Dalam
belajar matematika diawali dengan guru menyampaikan materi, lalu memberikan
rumus-rumus dan siswa mencatat, dan dilanjutkan dengan memberi latihan
kepada siswa yang dikerjakan secara individu dan terkadang dikerjakan secara
berkelompok.
Dalam pembelajaran dengan model yang monoton guru cenderung hanya
memberikan rumus-rumus saja kepada siswa tanpa menuntut siswa untuk
mengetahui dari mana dapat rumus tersebut. Hal ini dapat menyebabkan siswa
kesulitan dalam menyelesaikan masalah-masalah yang diberikan guru karena
siswa hanya terbiasa dengan menghafal rumus sehingga dapat menyebabkan hasil
belajar siswa rendah. Seperti yang diungkapkan oleh Admin PMAT UAD (2011)
dalam pmat.uad.ac.id/perkembangan-pembelajaran-matematika-di-indonesia.html
bahwa:
“Berbagai pendekatan pembelajaran matematika selama ini terlalu
dipengaruhi pandangan bahwa matematika alat yang siap pakai.
Pandangan ini mendorong guru bersikap cenderung memberitahu
konsep/teorema dan cara menggunakannya. Guru cenderung mentransfer
pengetahuan yang dimiliki ke pikiran siswa dan siswa menerimanya
secara pasif dan tidak kritis. Siswa dapat menggunakan rumus tetapi tidak
tahu dari mana asalnya rumus itu dan mengapa rumus itu digunakan”.

4

Menanggapi masalah-masalah di atas perlu diadakan inovasi pembelajaran
dengan menggunakan model-model pembelajaran yang lebih bermakna bagi
siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Ada beberapa model
pembelajaran yang sudah diterapkan di Indonesia sebagai solusi untuk
meningkatkan hasil belajar matematika siswa diantaranya adalah model
pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran problem posing.
Menurut Gulo (dalam Trianto, 2009: 166) bahwa strategi inkuiri berarti
suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh
kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis,
analitis, sehingga mereka dapat merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh
percaya diri. Dari pendapat Gulo tersebut dapat kita ketahui model pembelajaran
inkuiri dirancang untuk mengajak siswa secara langsung ke dalam proses ilmiah
(masalah nyata kehidupan) untuk mendapatkan informasi, sehingga siswa dapat
menemukani konsep dengan baik. Ketika siswa menemukan sendiri konsep dari
suatu materi maka materi ini akan lebih tahan lama diingatan siswa. Sehingga
apabila siswa dihadapkan dengan masalah apapun, siswa akan mudah
menyelesaikan masalah tersebut dan siswa dapat meningkatkan hasil belajarnya.
Jadi model pembelajaran inkuiri diharapkan mampu meningkat hasil belajar
siswa.
Selanjutnya menurut Ngalimun (2014: 164), problem posing merupakan
suatu model pembelajaran dengan metode pemecahan masalah dengan melalui
elaborasi, yaitu merumuskan kembali masalah menjadi bagian-bagian yang lebih
simple sehingga dipahami. Dari pendapat Ngalimun tersebut jelas bahwa model
pembelajaran problem posing merupakan model pembelajaran yang selalu
menghadapkan siswa pada masalah dan menuntut siswa untuk dapat
menyelesaikan masalah tersebut, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa
serta kemampuan siswa dalam menyelesaikan masalah kehidupan nyata. Jadi
diharapkan bahwa model pembelajaran problem posing dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.

5

Sebelumnya telah banyak penelitian tentang hasil belajar siswa dengan
menggunakan model pembelajaran inkuiri maupun model pembelajaran problem
posing. Diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh Dalimunthe (2014)
pada materi bangun ruang sisi lengkung di kelas IX SMP Negeri 3 Medan tahun
ajaran 2012/2013 dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri, kesimpulan
yang didapat dari penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran inkuiri
dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa. Selanjutnya penelitian yang
dilakukan oleh Sukmawarti (2010) pada materi KPK dan FPB di kelas V SDN No
064034 Medan dengan variabel penelitian adalah aktivitas dan hasil belajar siswa
dengan menggunakan model pembelajaran problem posing. Kesimpulan yang
didapat dari penelitian yang dilakukan oleh Sukmawarti penggunaan model
pembelajaran problem posing dapat meningkatkan aktivitas dah hasil belajar
matematika siswa.
Dari penjelasan di atas dapat kita ketahui bahwa, baik model
pembelajaran inkuiri maupun model pembelajaran problem posing merupakan
model pembelajaran yang diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar
matematika siswa termasuk pada materi segiempat. Materi segiempat merupakan
suatu materi pada matematika yang berhubungan langsung dengan kehidupan
siswa, sehingga pada materi ini siswa akan banyak dihadapkan pada masalah
nyata kehidupan. Seperti yang diungkapkan oleh Bornok Sinaga dkk (2013: 220)
bahwa: “Konsep dan sifat segiempat dapat ditemukan di dalam pemecahan
masalah nyata yang kita hadapi. Berbagai konsep dan sifat untuk setiap jenis
segiempat akan ditemukan melalui proses pembelajaran berbasis masalah dan
informasi nyata kehidupan”. Oleh karena itu baik model pembelajaran inkuiri
maupun model pembelajaran problem posing merupakan model pembelajaran
yang sangat cocok digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada materi
segiempat.
Meskipun kedua model pembelajaran ini sama-sama merupakan model
pembelajaran yang diharapkan mampu meningkatkan hasil belajar matematika
siswa, namun hasil belajar siswa dengan menggunakan model pembelajaran

6

inkuiri akan lebih baik daripada hasil belajar siswa dengan menggunakan model
pembelajaran problem posing. Karena model pembelajaran inkuiri merupakan
suatu model pembelajaran yang meminta siswa untuk menemukan konsep
sehingga siswa akan mudah apabila dihadapkan dengan masalah atau soal apapun
yang berhubungan dengan materi yang diajarkan sedangkan model pembelajaran
problem posing merupakan model pembelajaran yang meminta siswa untuk dapat
menyelesaikan masalah yang diberikan tanpa memahami konsep dari materi
tersebut, sehingga apabila siswa dihadapkan pada soal yang jauh berbeda dengan
contoh yang diberikan guru maka siswa akan kesulitan dalam menyelesaikan
masalah tersebut. Jadi hasil belajar siswa dengan menggunakan model inkuiri akan
lebih baik daripada hasil belajar siswa dengan menggunakan model problem
posing.
Seperti penelitian yang telah dilakukan oleh Ulya (2013) pada materi
Pythagoras dengan judul “perbedaan hasil belajar siswa yang diajarkan dengan
pembelajaran inkuiri dan diajar pembelajaran problem posing di kelas VIII SMP
Negeri 17 Medan”. Kesimpulan yang dapat diambil dari penelitian ini adalah hasil
belajar siswa yang diajarkan dengan pembelajaran inkuiri lebih baik daripada hasil
belajar siswa yang diajarkan dengan pembelajaran problem posing.
Selain hasil belajar siswa yang berbeda, penerapan model pembelajaran
inkuiri dan model pembelajaran problem posing juga akan memberikan perbedaan
terhadap pola jawaban siswa dan kendala yang dihadapi guru dalam menerapkan
kedua model pembelajaran ini.
Dari uraian di atas, maka penulis telah melakukan penelitian eksperimen
untuk melihat model pembelajaran yang lebih cocok digunakan pada materi
segiempat dengan cara membandingkan hasil belajar matematika dengan
menggunakan model pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran problem
posing.

Adapun

judul

penelitian

yang

telah

penulis

lakukan

adalah

“Perbandingan Hasil Belajar Matematika Siswa dengan Menggunakan
Model Pembelajaran Inkuiri dan Model Pembelajaran Problem Posing pada
Materi Segiempat di SMP T.A 2014/2015”.

7

1.2.Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan diatas,
diidentifikasi permasalahannya sebagai berikut:
1.

Rendahnya hasil belajar matematika siswa SMP Negeri 4 Medan pada materi
segiempat

2.

Siswa SMP Negeri 4 Medan kesulitan dalam menjawab soal dengan pola
menjawab soal yang sistematis dan lengkap.

3.

Siswa kurang berminat dalam belajar matematika sehingga hasil belajar siswa
rendah.

4.

Model pembelajaran yang digunakan guru masih bersifat monoton dan
cenderung hanya memberikan rumus sehingga hasil belajar siswa rendah .

1.3.Batasan Masalah
Agar penelitian ini dapat dilaksanakan dengan baik dan terarah maka
masalah dalam penelitian ini dibatasi yaitu perbandingan hasil belajar matematika
siswa dengan menggunakan model pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran
problem posing pada materi Segiempat di kelas VII SMP Negeri 4 Medan T.A
2014/2015”.

1.4.Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan batasan masalah di atas, adapun yang
menjadi rumusan masalah pada penelitian ini adalah:
1.

Apakah hasil belajar matematika dengan menggunakan model pembelajaran
inkuiri lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa dengan
menggunakan model pembelajaran problem posing pada materi segiempat di
kelas VII SMP Negeri 4 Medan?

2.

Bagaimana pola jawaban siswa kelas VII SMP Negeri 4 Medan dengan
menggunakan model inkuiri dan model problem posing pada materi
segiempat?

8

3.

Apa kendala yang dihadapi guru kelas VII SMP Negeri 4 Medan dalam
menggunakan model pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran problem
posing pada materi segiempat?

1.5.Tujuan Penelitian
Berangkat dari rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan
penelitian ini adalah :
1.

Untuk mengetahui apakah hasil belajar matematika dengan menggunakan
model pembelajaran inkuiri lebih baik daripada hasil belajar matematika
siswa dengan menggunakan model pembelajaran problem posing pada materi
segiempat di kelas VII SMP Negeri 4 Medan.

2.

Untuk mengetahui pola jawaban siswa kelas VII SMP Negeri 4 Medan
dengan menggunakan model inkuiri dan model problem posing pada materi
segiempat.

3.

Untuk mengetahui kendala yang dihadapi guru kelas VII SMP Negeri 4
Medan dalam penerapan model pembelajaran inkuiri dan pembelajaran
problem posing pada materi segiempat.

1.6.Manfaat Penelitian
Setelah dilakukan penelitian diharapkan hasil penelitian ini dapat
memberikan manfaat yang berarti yaitu:
1.

Bagi siswa, melalui model pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran
problem posing ini dapat membantu siswa meningkatkan hasil belajar
matematika pada materi segiempat.

2.

Bagi pendidik, dapat memperluas wawasan pengetahuan mengenai model
pengajaran dalam membantu siswa guna meningkatkan kemampuan
penalaran matematika.

3.

Bagi kepala sekolah, menjadi bahan pertimbangan dalam mengambil
kebijakan inovasi pembelajaran matematika di sekolah.

9

4.

Bagi peneliti, sebagai bahan informasi sekaligus sebagai bahan pegangan bagi
peneliti dalam menjalankan tugas pengajaran sebagai calon tenaga pengajar di
masa yang akan datang.

5.

Secara teoritis hasil penelitian sebagai referensi bagi peneliti lainnya yang
bermaksud mengadakan penelitian pada permasalahan yang sama atau
berhubungan dengan permasalahan yang diteliti.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan pada
bab terdahulu maka didapat kesimpulan sebagai berikut:
1.

Hasil belajar matematika siswa dengan menggunakan model pembelajaran
inkuiri lebih baik daripada hasil belajar matematika siswa dengan
menggunakan model pembelajaran problem posing pada materi segiempat di
kelas VII SMP Negeri 4 Medan T.A 2014/2015 dengan rata-rata peningkatan
hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran inkuiri
adalah sebesar 37,90, sedangkan rata-rata peningkatan hasil belajar siswa
yang diajar menggunakan model pembelajaran problem posing adalah sebesar
30,17.

2.

Pola

jawaban

siswa

yang

diajarkan

dengan

menggunakan

model

pembelajaran inkuiri lebih baik daripada pola jawaban siswa yang diajarkan
dengan menggunakan model pembelajaran problem posing. Dimana rata-rata
siswa pada kelas yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran
inkuiri memiliki pola jawaban yang cukup lengkap (memenuhi 3 deskriptor
dari 4 deskriptor) yaitu 14 orang siswa dari 30 orang siswa dan pada kelas
yang diajarkan dengan menggunakan model pembelajaran problem posing
rata-rata siswa memiliki pola jawaban yang kurang lengkap (memenuhi 2
atau 1 deskriptor dari 4 deskriptor) yaitu 14 orang siswa dari 30 orang siswa.
3.

Kendala yang dihadapi guru dalam menggunakan model pembelajaran inkuiri
dan model pembelajaran problem posing adalah siswa yang masih belum
terbiasa dengan cara belajar kelompok, waktu yang kurang memadai untuk
setiap kelompok mempresentasikan hasil diskusi kelompok, guru kesulitan
dalam memfasilitasi setiap kelompok ketika diskusi, siswa yang belum
terbiasa belajar dengan menggunakan LAS, dan siswa yang masih kurang
percaya diri.

79

80

5.2. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan peneliti dari hasil penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1.

Bagi guru, disarankan untuk dapat mengajarkan materi segiempat dengan
menggunakan model pembelajaran yang mengajak siswa untuk menemukan
sendiri konsep segiempat sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Oleh karena itu kepada guru diharapkan menambah wawasan dan
pengetahuan terhadap model pembelajaran inkuiri dan model pembelajaran
problem posing yang memungkinkan untuk diterapkan sebagai usaha dalam
meningkatkan hasil belajar matematika siswa.

2.

Bagi guru dan peneliti selanjutnya disarankan untuk lebih memotivasi siswa
agar

siswa

tidak

malu-malu

dalam

mengeluarkan

pendapat

dan

mempresentasikan pelajaran di depan kelas dan lenih memfasilitasi siswa
ketika belajar kelompok.
3.

Bagi mahasiswa atau peneliti selanjutnya disarankan untuk lebih mengatur
waktu

sebaik

mungkin

ketika

menggunakan

model

pembelajaran

berkelompok dan memberikan pengarahan terlebih dahulu sebelum
pembelajaran dimulai kepada setiap kelompok untuk saling berdiskusi,
mengeluarkan pendapat, tukar pikiran serta menyatukan pikiran-pikiran atau
ide setiap anggota kelompok untuk menyelesaikan tugas yang diberikan guru.
4.

Kepada peneliti selanjutnya diharapkan untuk membuat lembar observasi
kegiatan pembelajaran dan merekan kegiatan pembelajaran sebagai bukti
bahwa penelitian yang dilakukan telah sesuai dengan apa yang telah
direncanakan.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman, Mulyono. 2012. Anak Berkesulitan Belajar. Jakarta: Rineka
Cipta.
Arikunto, Suharsimi. 2009. Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Arnita. 2013. Pengantar Statistika. Bandung: Citapustaka Media Perintis.
Astra, Dkk. 2012. Pengaruh Model Pembelajaran Problem posing Tipe PreSolution Posing Terhadap Hasil Belajar Fisika dan Karakter Siswa SMA.
Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 8 (2012) 135-143.
Armanto, Dian. (2009). Matematika Pelajaran Menyenangkan. Dalam
Http://P4mriunimed.Wordpress.Com (diakses 10 februari 2015).
Dalimunthe, Dian Antasari. 2014. Penerapan Model Pembelajaran Inkuiri Untuk
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa pada Materi Bangun Ruang Sisi
Lengkung di Kelas IX SMP Negeri 3 Medan Tahun Ajaran 2013/2014.
Skripsi Unimed: Tidak Diterbitkan.
Dimyati dan Mudjiono. 2009.
Cipta.

Belajar

dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka

Hamalik, Oemar. 2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: Bumi Aksara.
Hamdayama, Jumanta. 2014. Model Dan Metode Pembelajaran Kreatif Dan
Berkarakter. Bogor: Ghalia Indonesia.
Irwan. 2011. Pengaruh Pendekatan Problem posing Model Search, Solve,
Create and Share (SSCS) dalam Upaya Meningkatkan Kemampuan
Penalaran Matematis Mahasiswa Matematika. Jurnal Penelitian
Pendidikan Vol.12 No. 1, April 2011. Diambil Dari:
Http://Jurnal.Upi.Edu/File/Irwan.Pdf
(diakses 15 Februari 2014).
Ngalimun. 2014. Strategi dan Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja
Pressindo.
Nurdalilah. 2013. Perbedaan Kemampuan Penalaran Matematika dan
Pemecahan Masalah pada Pembelajaran Berbasis Masalah dan
Pembelajaran Konvensional di SMA Negeri 1 Kualuh Selatan. Tesis
Unimed: Tidak Diterbitkan
Permana, Assidiq. 2011. Problem posing Dalam Pembelajaran Matematika.
Dalam
Https://Ashidiqpermana.Wordpress.Com/2011/05/17/ProblemPosing-Dalam-Pembelajaran-Matematika/
(diakses 15 Februari 2015).
81

82

Sagala, Syaiful. 2009. Konsep Dan Makna Pembelajaran. Bandung: Alfabeta.
Sinaga, Bornok Dkk. 2013. Matematika SMP/MTs Kelas VII. Jakarta:
Kemanterian Pendidikan dan Kebudayaan.
Slameto. 2010. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta.
Sudjana. 2009. Metode Statistik. Bandung: Tarsito.
Sukmawarti. 2010. Peningkatan Aktivitas dan Hasil Belajar Materi Kelipatan
Persekutuan Terkecil dan Faktor Persekutuan Terbesar dengan Problem
Posing pada Siswa Kelas V SDN No.064034 Medan. Skrispi Unimed:
Tidak Diterbitkan.
Sumiati & Asra. 2013. Metode Pembelajaran. Bandung: Wacana Prima.
Tim Pengembang Ilmu Pendidikan Fip-Upi. 2007. Ilmu dan Aplikasi Pendidikan
Bagian III. Bandung: Pt. Imperial Bakti Utama.
Trianto. 2009. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif:
Konsep, Landasan, Implementasinya Pada Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (Ktsp). Jakarta: Kencana.
Ulya, Syastri. 2013. Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Diajar dengan
Pembelajaran Inkuiri dan Diajar Pembelajaran Problem Posing di Kelas
VIII SMP Negeri 17 Medan T.A 2012/2013. Skripsi Unimed: Tidak
Diterbitkan
Wahyuningsih, Eis Sri. 2012. Perbedaan Peningkatan Kemampuan Penalaran
dan Representasi Matematis Siswa Sekolah Dasar dengan Menggunakan
Pembelajran Kooperatif Tipe CIRC. Tesis Unimed: Tidak Diterbitkan
Http://Dinamikaedukasidasar.Org/Model-Pembelajaran-Inkuiri/
(diakses 15 Februari 2015)
http://sulistyo.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/files/33609/07nonpar.pdf)
(diakses 25 Maret 2015).
http://elib.unikom.ac.id/files/disk1/482/jbptunikompp-gdl-heruerlang-24074-2unikom_-2.pdf) (diakses 27 Maret 2015)
http://www.slideshare.net/widyaLylaxoe/permasalahan-mengajar-dan
pembelajaran) (diakses 27 Maret 2015)
Pmat.Uad.Ac.Id/Perkembangan-Pembelajaran-Matematika-Di-Indonesia.Html
(diakses 09 Desember 2014).

Dokumen yang terkait

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN E3DU DAN MODEL PEMBELAJARAN LC5E PADA MATERI LISTRIK DINAMIS

0 9 67

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE GRUP INVESTIGASI DENGAN INKUIRI TERBIMBING

0 13 67

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN DISCOVERY INQUIRY DENGAN PROBLEM POSING

0 4 61

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MODEL PEMBELAJARAN EXCLUSIVE DENGAN MODEL DIRECT INSTRUCTION (DI) PADA MATERI CAHAYA SISWA SMP NEGERI 1 NATAR T.P. 2012/2013

0 8 43

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN EXCLUSIVE ANTARA METODE INKUIRI DENGAN VERIFIKASI

0 35 185

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPA MATERI FISIKA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF DI SMP WIYATA KARYA NATAR

0 5 50

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING DENGAN MEMPERHATIKAN MOTIVASI SISWA TERHADAP MATA PELAJARAN EKONOMI PADA SISWA KELAS X SMA MUHAMMADIYAH 2 BANDAR LAMPU

0 3 99

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR IPA SISWA ANTARA MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

0 0 11

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DENGAN MODEL PEMBELAJARAN STAD

0 1 8

PERBEDAAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW

0 0 6