BAB 4 HASIL PENELITIAN
Penelitian ini mempunyai sampel berjumlah 40 orang berusia 10-14 tahun yang dibagi menjadi 2 grup terdiri dari Klas I sebanyak 20 orang dan Klas II
sebanyak 20 orang. Masing - masing Klas dibagi lagi menjadi 2 grup yaitu 10 orang yang mempunyai pola pertumbuhan normal dan 10 orang yang mempunyai pola
pertumbuhan vertikal. Pola pertumbuhan diukur dengan menggunakan sudut FMA, SN.GoGn dan NS.Gn yang dibandingkan dengan standar pengukuran.
TABEL 3. Pengukuran nilai sefalometri yang dihubungkan dengan pola
pertumbuhan
Grup N
Usia
± SD FMA
± SD SN.GoGn
± SD NS.Gn
± SD Klas I PPN
Klas II PPN Klas I PPV
Klas II PPV 10
10 10
10 13,10 ±1,44
12,40± 1,26 12,40± 1,43
12,60± 1,26 24,55 ±5,11
27,50± 4,37 30,00± 4,07
31,50 ± 4,36 28,85 ± 3,30
32,40 ± 3,51 32,90 ± 5,95
37,60± 4,43 65,25 ± 1,56
67,75± 2,20 72,35± 2,55
73,60± 2,34
PPN : pola pertumbuhan normal; PPV: pola pertumbuhan vertikal
Untuk melihat lebar saluran udara pharynx atas dan bawah dari masing masing grup di gunakan uji ANOVA.
Universitas Sumatera Utara
TABEL 4. Rata-rata lebar saluran udara pharynx pada keempat grup
menggunakan uji ANOVA
Klas I PPN Klas II PPN
Klas I PPV Klas II PPV
SD
SD
SD
SD p
Saluran udara pharynx atas
mm 16.19
2,05 14,98
1,89 12,95
1,21 11,90
1,79 0.000
Saluran udara pharynx bawah
mm 13,21
0,95 12,39
3,35 11,37
2,09 12,48
1,86 0.496
Keterangan : signifikan p0,05 PPN : pola pertumbuhan normal; PPV : pola pertumbuhan vertikal
Hasil uji ANOVA menunjukkan rata-rata lebar saluran udara pharynx atas pada masing–masing grup berbeda secara signifikan. Pada Klas I dan Klas II dengan pola
pertumbuhan normal lebar saluran udara pharynx atas lebih besar dibandingkan dengan Klas I dan Klas II dengan pola pertumbuhan vertikal. Rata-rata lebar saluran
udara pharynx bawah tidak berbeda secara signifikan pada masing-masing grup. Keadaan ini dapat dilihat bahwa lebar saluran udara pharynx bawah dari Klas I dan
Klas II dengan pola pertumbuhan normal maupun vertikal hampir sama. Untuk melihat perbedaan lebar saluran udara pharynx atas dan bawah pada pola
pertumbuhan normal dan vertikal di gunakan uji LSD Least Significance
Difference .
Universitas Sumatera Utara
TABEL 5. Analisis perbedaan Least Significance Difference LSD saluran udara pharynx atas pada pola pertumbuhan normal dan vertikal
Grup
Klas I PPN
Mean diff
p Klas II PPN
Mean diff
p Klas I PPV
Mean diff
p Klas II PPV
Mean diff
p
Klas I PPN Klas II PPN
Klas I PPV Klas II PPV
- -
- -
1,21 0,134 -
- -
3,25 0,000 2,04 0,014
- -
4,29 0,000 3,08 0,000
1,04 0,195 -
Keterangan : signifikan p0,05 PPN : pola pertumbuhan normal; PPV : pola pertumbuhan vertikal
Perbedaan yang signifikan antara rata-rata lebar saluran udara pharynx atas Klas I dengan pola pertumbuhan normal p0,05 dengan rata-rata lebar saluran udara
pharynx atas Klas I dengan pola pertumbuhan vertikal dan Klas II dengan pola pertumbuhan vertikal. Untuk rata-rata lebar saluran udara pharynx atas Klas I pola
pertumbuhan normal dengan rata-rata lebar saluran udara pharynx atas Klas II pola pertumbuhan normal tidak ada perbedaan yang signifikan p0,05.
Ada perbedaan yang signifikan antara rata-rata lebar saluran udara pharynx atas Klas II dengan pola pertumbuhan normal p0,05 dengan rata-rata lebar saluran
udara pharynx atas Klas I dengan pola pertumbuhan vertikal dan Klas II dengan pola pertumbuhan vertikal.
Tidak ada perbedaan antara rata-rata lebar saluran udara pharynx atas Klas I dengan pola pertumbuhan vertikal dengan rata-rata lebar saluran udara pharynx atas
Klas II dengan pola vertikal p0,05.
Universitas Sumatera Utara
TABEL 6. Analisis perbedaan Least Significance Difference LSD saluran udara pharynx bawah pada pola pertumbuhan normal dan
vertikal
Grup
Klas I PPN
Mean diff
p Klas II PPN
Mean diff
p Klas I PPV
Mean diff
p Klas II PPV
Mean diff
p
Klas I PPN Klas II PPN
Klas I PPV Klas II PPV
- -
- -
0,82 0,495 -
- -
1,84 0,130 1,22 0,396
- -
0,73 0,544 0,09 0,940
1,11 0,356 -
Keterangan : signifikan p0,05 PPN : pola pertumbuhan normal; PPV : pola pertumbuhan vertikal
Tidak ada perbedaan yang signifikan p0,05 dari rata-rata lebar saluran udara pharynx bawah di antara Klas I dengan pola pertumbuhan normal terhadap
Klas II dengan pola pertumbuhan normal dan Klas I dan Klas II dengan pola pertumbuhan vertikal. Tidak ada perbedaan dari rata-rata lebar saluran udara pharynx
bawah antara Klas II dengan pola pertumbuhan normal dengan Klas I dan Klas II dengan pola pertumbuhan vertikal. Juga tidak ada perbedaan lebar saluran udara
pharynx bawah pada Klas I dengan pola pertumbuhan vertikal dengan Klas II dengan pola pertumbuhan vertikal.
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN