commit to user
2. Pengaruh Nilai Tukar Rupiah terhadap Dollar AS, terhadap Laju
Inflasi
Hasil estimasi Error Correction Model ECM menunjukkan bahwa variabel nilai tukar dalam jangka pendek mempunyai pengaruh
negatif dan signifikan terhadap laju inflasi. Koefisien regresi parsial variabel KURS dalam jangka pendek sebesar -0.757743
dan signifikan pada tingkat signifikansi 5 yang ditujukan dengan probabilitas tingkat
signifikan sebesar 0.0183. Hal ini berarti apabila variabel independen lain konstan, maka setiap kenaikan yang terjadi pada variabel KURS sebesar 1
satuan, akan menurunkan laju inflasi sebesar 0.757743 persen. Hubungan yang negatif ini tidak sesuai dengan hipotesis di awal penelitian yang
menyatakan bahwa variabel KURS mempunyai hubungan positif terhadap laju inflasi, hal ini dikarenakan dalam jangka pendek masyarakat tidak
begitu memberikan respon terhadap perubahan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS.
Selain itu, pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS yang tidak menentu pada masa krisis, tidak membentuk ekspektasi yang optimis
di masyarakat. Sehingga mayarakat dan perbankan cenderung memberikan respon yang bersifat jangka pendek terhadap perubahan nilai tukar rupiah
terhadap dollar AS. Respon jangka pendek biasanya berupa spekulasi sementara, dengan harapan mendapatkan keuntungan dengan menjadikan
rupiah sebagai komoditas di pasar valuta asing. Penyebab lain terdepresiasinya rupiah terhadap dollar diikuti keadaan perekonomian
Indonesia di bidang sosial, politik dan budaya.
commit to user
Dalam jangka panjang, variabel KURS mempunyai pengaruh positif dan tidak signifikan terhadap laju inflasi. Koefisien regresi parsial
variabel KURS dalam jangka panjang sebesar 1.002864304 dan dihasilkan
probabilitas yang tidak signifikan pada tingkat signifikansi 5 yaitu sebesar 0,3775. Berdasarkan nilai probabilitas dan koefisien variabel
KURS ini menunjukkan bahwa dalam jangka panjang variabel KURS tidak berpengaruh terhadap laju inflasi.
3. Pengaruh tingkat Suku Bunga Deposito terhadap Laju inflasi