1
Weni Supraptiawati, 2014 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGUKURAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
ANAK USIA DINI MELALUI METODE PROYEK PenelitianTindakanKelas di KelompokBelajar A TK KemalaBhayangkari I SESPIM KecamatanLembangKabupaten Bandung Barat TahunAjaran
20132014 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini PAUD
adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan
pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak mengalami kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut
Permendiknas RI Nomor 58 Tahun 2009:1. Selanjutnya, dalam UU RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 28, ayat 3, dinyatakan
bahwa Taman Kanak-Kanak TK merupakan pendidikan anak usia dini pada jalur formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia empat
sampai enam tahun.Pedoman Pengembangan Program Pembelajaran di TK, 2010 : 3
Usia 4 –6 tahun merupakan masa peka yang penting bagi anak untuk
mendapatkan pendidikan. Pengalaman yang diperoleh anak dari lingkungan, termasuk stimulasi yang diberikan oleh orang dewasa, akan mempengaruhi
kehidupan anak di masa yang akan datang, oleh karena itu, diperlukan upaya yang mampu memfasilitasi anak dalam masa tumbuh kembangnya berupa kegiatan
pendidikan dan pembelajaran sesuai dengan usia, kebutuhan dan minat anak. Salah satu tujuan Taman Kanak-Kanak adalah membantu peserta didik
mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi nilai-nilai agama dan moral, sosio-emosional, kemandirian, kognitif dan bahasa, dan
fisikmotorik, untuk siap memasuki pendidikan dasar. Pengembangan kognitif bertujuan mengembangkan kemampuan berpikir anak untuk dapat mengolah
perolehan belajarnya, dapat menemukan berbagai macam-macam alternatif pemecahan masalah, membantu anak untuk mengembangkan kemampuan logika
matematis dan pengetahuan akan ruang dan waktu, serta mempunyai kemampuan
Weni Supraptiawati, 2014 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGUKURAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
ANAK USIA DINIMELALUI METODE PROYEK PenelitianTindakanKelas di KelompokBelajar A TK KemalaBhayangkari I SESPIM KecamatanLembangKabupaten Bandung Barat TahunAjaran
20132014 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
untuk memilah-milah, mengelompokkan, serta mempersiapkan kemampuan berpikir secara teliti. Kurikulum Taman Kanak-Kanak, 2010:18.
Apabila kita meninjau kembali UU Sistem Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003 tentang hakikat Pendidikan Anak Usia Dini PAUD yaitu sebagai
suatu upaya pembinaan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak agar anak
memiliki kesiapan dalam menghadapi pendidikan lebih lanjut, maka, tepat kiranya apabila upaya pengembangan kecerdasan logika matematika untuk anak usia dini
dijadikan sebagai salah satu upaya pemberian rangsangan pendidikan yang dapat dilakukan melalui berbagai aktifitas bermain bukan hanya melalui metode
pembelajaran klasik yang menekankan pada penguasaan fakta dengan menggunakan kegiatan drill yang bersifat instan dan berdampak negatif terhadap
perkembangan anak. Sriningsih, 2009:4 Kontroversi dalam pembelajaran matematika untuk anak usia dini atau yang
lebih dikenal dengan calistung membaca, menulis, berhitung di lembaga pendidikan anak usia dini telah menjadi isu yang hangat dan menjadi polemik
yang terus berkembang baik di level para pengambil kebijakan, praktisi maupun akademisi. Pemberitaan Harian Pikiran Rakyat tanggal 9 Maret 2007 halaman 25,
memuat pernyataan Direktur Jenderal Pendidikan Luar Sekolah PLS` Departemen Pendidikan Nasional, Ace Suryadi dalam Sriningsih, 2009:2,
dengan judul “ Calistung pada PAUD salah besar”. Dalam pemberitaan ini disebutkan bahwa:
“Pembelajaran membaca, menulis, dan berhitung calistung pada anak usia dini merupakan salah satu bentuk kesalahan terbesar yang diterapkan sistem
pendidikan nasional Indonesia. Pada usia dini, pengajaran calistung justru akan membatasi interaksi siswa dengan lingkungan. Meskipun begitu, jika
keinginan belajar calistung datang dari anak secara langsung, itu sah-sah
saja”. Kebijakan pelarangan pengajaran membaca, menulis dan berhitung di
lembaga Pendidikan Anak Usia Dini pernah pula dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional pada tahun 1999 sebagaimana dirilis Majalah Tempo edisi
12 Desember 1999. Tampaknya, hal ini dilakukan dengan pertimbangan
Weni Supraptiawati, 2014 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGUKURAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
ANAK USIA DINIMELALUI METODE PROYEK PenelitianTindakanKelas di KelompokBelajar A TK KemalaBhayangkari I SESPIM KecamatanLembangKabupaten Bandung Barat TahunAjaran
20132014 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
banyaknya kesalahan-kesalahan terhadap praktik-praktik pembelajaran calistung di lapangan. Tuntutan agar anak dapat segera menguasai keterampilan akademik
terus meningkat dari waktu ke waktu, oleh karena itu, pada tahun 2001 Departemen Pendidikan Nasional menerbitkan pedoman pelaksanaan calistung di
lembaga pendidikan anak usia dini. Larangan tegas yang dikeluarkan oleh pemerintah tersebut tidak
mempengaruhi kondisi pembelajaran dan kebijakan yang berlaku di lapangan. Sebagai contoh nyata, beberapa Sekolah Dasar SD dikeluarkan ketentuan agar
anak-anak yang mendaftar sudah memiliki kemampuan calistung, bahkan ada pula yang melakukan tes seleksi dengan alasan untuk membatasi jumlah pendaftar
yang cukup banyak. Karena tuntutan tersebut, praktik-praktik pembelajaran matematika
di beberapa
lembaga pendidikan
anak usia
dini juga
mengesampingkan amanat-amanat yang tertuang dalam berbagai dokumen yang pernah diterbitkan oleh pemerintah Sriningsih, 2010:3. Contoh lain, kebanyakan
guru melakukan kegiatan pembelajaran dengan tujuan agar anak mampu menghapalkan dan menguasai informasi. Dalam pendekatan akademik, guru
sangat menekankan penguasaan berbagai pengetahuan dan keterampilan berhitung melalui kegiatan latihan tertulis yang dikerjakan secara individual. Ditambah
peranan guru dalam kegiatan pembelajaran sangat dominan yaitu dengan cara mengatur anak untuk mengikuti serangkaian kegiatan belajar yang telah disiapkan
sebelumnya. Kegiatan bermain diberikan guru sebagai reward bagi mereka yang berhasil menyelesaikan tugas-tugas tertentu. Solehuddin, 1997 dalam Sriningsih,
2009:73 Menurut hasil penelitian terdapat hubungan yang erat antara proses
memperoleh pengalaman yang sebenarnya dengan pendidikan Kolb,1985:5 dalam Moeslichatoen, 1998:138, oleh karena itu pendidikan bagi anak TK harus
diintegrasikan dengan lingkungan kehidupan anak yang banyak menghadapkan anak dengan pengalaman langsung. Lingkungan kehidupan sebagai pribadi dan
terutama lingkungan kehidupan anak dalam kelompok, banyak memberikan pengalaman bagaimana cara melakukan sesuatu yang terdiri atas serangkaian
Weni Supraptiawati, 2014 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGUKURAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
ANAK USIA DINIMELALUI METODE PROYEK PenelitianTindakanKelas di KelompokBelajar A TK KemalaBhayangkari I SESPIM KecamatanLembangKabupaten Bandung Barat TahunAjaran
20132014 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
tingkah laku yang dimaksud. Demikian pula dalam kegiatan mengukur misalnya kegiatan anak dalam mengukur panjang meja belajar anak. Bagi anak TK, langkah
maupun proses dalam mengukur sesuatu merupakan hal yang sulit, sehingga diperlukan sebuah metode yang tepat dalam menyampaikan konsep mengukur
tersebut agar mudah dipahami oleh anak. Pada materi pengukuran dalam pembelajaran matematika di Kelompok A
TK Bhayangkari, pada tingkat pencapaian perkembangan kognitif mengenai konsep bentuk, warna, ukuran, dan pola, masih banyak anak yang merasa
kesulitan. Hal ini dilatarbelakangi oleh beberapa faktor, salah satunya dikarenakan konsep anak terhadap suatu kata atau istilah yang berhubungan dengan ukuran
masih bersifat abstrak. Seperti halnya ketika penulis menyampaikan konsep panjang
– pendek menggunakan satuan langkah, depa, atau jengkal mereka terlihat kesulitan sekali. Mereka hanya paham ketika penulis menggunakan
ukuran ubin pada lantai kelas dengan menghitung jumlah ubin. Namun ketika diminta melakukan hal yang sama yakni mengukur meja menggunakan satuan
ukuran tidak baku yang lainnya seperti jengkal, langkah atau depa, mereka tetap merasa kesulitan. Dari kenyataan tersebut berdampak pada hasil capaian
perkembangan yang tidak memuaskan. Indikator yang telah dicantumkan di awal tidak tercapai, jumlah anak yang menunjukkan perkembangan sangat sedikit.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada 13 anak Kelompok A, hanya 4 anak yang dapat dikategorikan berhasil mencapai tarap perkembangan dengan
kategori baik, sisanya dapat dikatakan gagal atau tidak berhasil dalam mencapai tarap perkembangan memahami konsep ukuran panjang-pendek. Hal ini
menunjukkan tujuan dari pembelajaran pada aspek perkembangan kognitif tentang ukuran panjang- pendek pada anak TK Kelompok A di TK Bhayangkari I
belum tercapai. Dari hasil refleksi akhir kegiatan pembelajaran pengukuran pada anak TK
Bhayangkari Kelompok A tersebut, terdapat beberapa hal yang menyebabkan tujuan pembelajaran tidak tercapai sesuai yang diharapkan. Beberapa faktor
tersebut diantaranya karena penyampaian materi yang digunakan dalam
Weni Supraptiawati, 2014 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGUKURAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
ANAK USIA DINIMELALUI METODE PROYEK PenelitianTindakanKelas di KelompokBelajar A TK KemalaBhayangkari I SESPIM KecamatanLembangKabupaten Bandung Barat TahunAjaran
20132014 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
memberikan penjelasan mengenai konsep mengukur panjang-pendek masih belum menarik sehingga banyak siswa yang tidak paham konsep panjang
– pendek secara mendalam, kemampuan anak untuk berpikir abstrak belum sempurna,
metode yang digunakan guru dalam menyampaikan pemahaman tentang konsep pengukuran hanya metode ceramah dan bercerita menggunakan gambar, sarana
alat peraga yang ditampilkan kurang lengkap, kurangnya menciptakan kondisi kegiatan pembelajaran yang nyata, menarik, yang melibatkan pengalaman
langsung dan bermanfaat bagi anak. Anak belum dibawa pada pengalaman tentang matematika secara optimal, kegiatan kontak fisik dalam mengeksplorasi
lingkungan belum diolah maksimal. Untuk meningkatkan pemahaman anak tentang pengukuran diperlukan perbaikan pembelajaran.
Salah satu solusi dari permasahan di atas adalah dengan menerapkankan pembelajaran menggunakan metode proyek. Pengukuran berkaitan dengan
masalah dalam kehidupan sehari-hari, karena itu metode proyek diharapkan dapat menjadi wahana untuk menggerakkan kemampuan kerjasama dengan sepenuh hati
dan meningkatkan keterampilan dan menumbuhkan minat dalam memecahkan masalah tertentu secara efektif dan kreatif khususnya kemampuan mengukur pada
anak kelompok A TK Bhayangkari 1 Sespim. Moeslichatoen 1998:140 mengungkapkan bahwa melalui metode proyek, anak melakukan pekerjaan yang
menjadi bagiannya, atau melakukan pekerjaan berdua, bertiga, dan seterusnya sebagai bagian pekerjaan proyek yang harus dikerjakan kelompok. Anak bekerja
secara efektif dalam arti bahwa apa yang dilakukan anak itu berdaya guna. Selain itu anak bekerja secara kreatif dalam arti apa yang dilakukan anak memberi
peluang untuk menciptakan sesuatu yang baru. Sebagai upaya meningkatkan kemampuan terutama memahami konsep
ukuran panjang-pendek pada anak kelompok A di TK Bhayangkari I, metode proyek perlu diterapkan dengan alasan metode tersebut belum pernah digunakan
dalam pembelajaran pengukuran. Selain itu metode proyek dirasakan sesuai dengan prinsip dalam pemilihan metode mengajar untuk anak kelas rendah
menurut Winataputra, 1997:4.9 yakni pemilihan metode mengajar harus
Weni Supraptiawati, 2014 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGUKURAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA
ANAK USIA DINIMELALUI METODE PROYEK PenelitianTindakanKelas di KelompokBelajar A TK KemalaBhayangkari I SESPIM KecamatanLembangKabupaten Bandung Barat TahunAjaran
20132014 Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
mempertimbangkan pengembangan kemampuan siswa yang lebih kreatif inovatif dan dikondisikan pada pembelajaran yang bersifat problematis, pembelajaran
yang memungkinkan siswa belajar secara mandiri dan belajar secara kelompok. Berdasarkan masalah seperti yang telah diuraikan di atas, penting untuk
dilakukan penelitian tindakan kelas yang tertuang dalam judul ” Upaya Meningkatkan Kemampuan Pengukuran Dalam Pembelajaran Matematika
Anak Usia Dini Melalui Metode Proyek
Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok Belajar A TK Kemala Bhayangkari I SESPIM Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandu ng Barat Tahun Ajaran 20132014”.
B. Rumusan Masalah