UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGUKURAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA ANAK USIA DINI MELALUI METODE PROYEK : Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok Belajar A TK Kemala Bhayangkari I SESPIM Kecamatan LembangKabupaten Bandung Barat TahunAjaran 2013/2014.
No. Daftar : 05/PGPAUD/II/2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGUKURAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA ANAK USIA DINI
MELALUI METODE PROYEK
(PenelitianTindakanKelas di KelompokBelajar A TK KemalaBhayangkari I SESPIM KecamatanLembangKabupaten Bandung Barat TahunAjaran 2013/2014)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Oleh:
WeniSupraptiawati 1106806
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURUPENDIDIKAN ANAK USIA DINI JURUSAN PEDAGOGIK
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
(2)
Weni Supraptiawati, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGUKURAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA ANAK USIA DINI MELALUI METODE PROYEK (PenelitianTindakanKelas di KelompokBelajar A TK KemalaBhayangkari I SESPIM
UpayaMeningkatkan Kemampuan Pengukuran
DalamPembelajaranMatematikaAnakUsiaDiniMelalui MetodeProyek
(PenelitianTindakanKelasPadaAnakKelompok A Taman Kanak-KanakBhayangkari I LembangKabupaten Bandung Barat, TahunAjaran 2013-2014)
Oleh
Weni Supraptiawati
Sebuah skripsi yang diajukanUntuk Memenuhi Salah satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana pada Program Studi Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Fakultas Ilmu pendidikan
@ WeniSupraptiawati UniversitasPendidikanIndonesia
Hak Cipta dilindungiundang-undang
Skripsiini tidakboleh diperbanyakseluruhnyaatausebagian,
(3)
(4)
Weni Supraptiawati, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGUKURAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA ANAK USIA DINI MELALUI METODE PROYEK (PenelitianTindakanKelas di KelompokBelajar A TK KemalaBhayangkari I SESPIM
(5)
UpayaMeningkatkan Kemampuan Pengukuran
DalamPembelajaranMatematikaAnakUsiaDiniMelalui MetodeProyek
(PenelitianTindakanKelasPadaAnakKelompok A Taman Kanak-KanakBhayangkari I LembangKabupaten Bandung Barat, TahunAjaran 2013-2014)
WeniSupraptiawati 1106806 ABSTRAK
Penelitianinidilakukanberdasarkanmasalah yang berkaitandengankemampuan pengukuran
diKelompok BelajarA TK KemalaBhayangkari I SESPIM
sepertianakbelumbisamengelompokkanbenda yang memilikipanjang yang sama, belum dapat
membedakankonseppanjang, tinggidanbelum dapat mengurutkanbendadari yang
panjangkependekdan lain sebagainya. permasalahantersebutmenuntutperlunyasolusibaikberupa
pendekatan, metodeatau model pembelajaranuntukmenanganinya. Pembelajaran yang
dikembangkanadalahpembelajaranmelaluimetodeproyek. Hal tersebutmenjadialasan yang
mendasarrumusanmasalahyaitu (1)Bagaimana kondisi awal kemampuanpengukuran padaanakdi TK Bhayangkari I SESPIMsebelumpenerapanmetodeproyek?, (2) Bagamana penerapan metode proyek dalam meningkatkan kemampuan pengukuran pada anak di TK Bhayangkari I SESPIM?, (3) Bagaimana peningkatan kemampuan pengukuran anak pada anak TK Bhayangkari I
SESPIMsetelahditerapkanmetode proyek?. Tujuanpenelitian
iniadalahmemperolehgambaranmengenaipenerapan metode proyekdalam
meningkatkankemampuan pengukuran diKelompok BelajarA TK KemalaBhayangkari I SESPIM.Penelitian inimenggunakanmetodepenelitian tindakankelasadaanakKelompok Belajar A TK KemalaBhayangkari I SESPIM sebanyak 13 orang anak. Teknikpengumpulan data
dalampenelitian inimelaluiobservasidandokumentasi.Teknikanalsis data yang
digunakanadalahanalsis data kualitatifdenganpelaksanaanbeberapa tahapan diantarannyareduksi
data, display data,
danpenarikankesimpulandenganmenggunakanperhitungandistribsifrekensi.Kemampuananakdala mpengukuranmengalamipeningkatansetelahdiberikantindakandalamsetiapsiklusnya.Anakdapatm engelompokkanbenda yang panjangdanpendek, anakjugadapatmembandingkanbenda yang panjangdan yang pendeksertadapatmengukurpanjangdenganalatnonstandardanstandar.
Rekomendasi yang diberikan untuk pendidik anak usia dini yaitu metode proyek ini dapat dijadikan sebagai salahsatualternatif untuk meningkatkan kemampuanpengukurananak.
(6)
Weni Supraptiawati, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGUKURAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA ANAK USIA DINI MELALUI METODE PROYEK (PenelitianTindakanKelas di KelompokBelajar A TK KemalaBhayangkari I SESPIM
TO IMPROVE SKILLS MEASUREMENT MATHEMATICS OF EARLY
CHILHOOD WITH PROJEC METHODE
(ClassAction Research on Group A inTK KemalaBhayangkari 48 SESPIM Kec. LembangKab. BandungAcademic Year 2013-2014 )
WeniSupraptiawati1, OcihSetiasih2, Rita Maryana3
PGPAUD, FIP, UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
1983.weni@gmail.com
This research is motivated importance of measuring the skills needed in everyday life and a low measurement skills to children in group A TK KemalaBhayangkari 48 SESPIM. Found the problem that many children in group Acan not distinguish the length and height, and the child was not able to practice measuring with the method of fun for children. Children's skills in measurement are still using conventional methods, practice paper pencil test. This is the reason underlying the formulation of the problem, namely: (1) How is the initial measurement of the ability of children to understand the concept of group A in TK KemalaBhayangkari 48 SESPIM, (2) How does the implementation of measures in the group A TK KemalaBhayangkari 48 SESPIM when using projek methods, (3) How to measure the ability to understand a group ofTKKemalaBhayangkari 48 SESPIM after usingprojek methods. The overall aim of this study is to obtain an overview of the application of mathematical methods to improve the skills of realistic measurements. The method used in this study is action research method that consists of planning, action, observation and reflection. That is the subject of this research is the son of TK KemalaBhayangkari 48 SESPIM A group of 13 people. Techniques of data collecting in this study is through observation, interviews, and documentation. Children's skills in measurement of length has increased after the given action in each cycle. Children can mention the long and short objects, child objects can also compare the long and the short and can practice measuring length. Recommendations are given for early childhood educators are projekmethods can be used as an
alternative to improve the skills of early childhood measurement.
Keywords: Projek Methods, Early Childhood Measurement skill,ClassAction Research
(7)
i
Weni Supraptiawati, 2014
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN LEMBAR PERSEMBAHAN
ABSTRAK ... KATA PENGANTAR ... UCAPAN TERIMA KASIH ... DAFTAR ISI ... DAFTAR TABEL ...
DAFTAR GRAFIK ... DAFTAR DIAGRAM ... DAFTAR GAMBAR ... DAFTAR LAMPIRAN ... BAB I PENDAHULUAN ...
A. LatarBelakang... B. Rumusan Masalah ... C. Tujuan Penelitian ...
D. Manfaat Penelitian………..
E. SistematikaPenelitian……….
BAB II KAJIAN TEORI. ...
A. PERKEMBANGAN KOGNITIF ... 1. PengertianPerkembanganKognitif ... 2. KarakteristikKognitifAnak ...
3. Tahapan-TahapanPerkembanganKognitif ... 4. Proses PerkembanganKognitifMenurut Bloom ...
B. PembelajaranMatematikaUntukAnakUsiaDini ………
1. PengertianMatematika ... 2. PerkembanganPemahamanAnakUsiaDiniTerhadapKonsep-
(8)
ii
Weni Supraptiawati, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGUKURAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA ANAK USIA DINIMELALUI METODE PROYEK (PenelitianTindakanKelas di KelompokBelajar A TK KemalaBhayangkari I SESPIM KecamatanLembangKabupaten Bandung Barat TahunAjaran
KonsepMatematika ... C. KonsepPengukuran ………...
1. PengertianPengukuran...
2. MengembanganKonsepdanKeterampilanPengukuranPada
AnakUsiaDini………..
3. Satuan Informal danSatuanStandar………..
4. PrinsipdanStandarPembejaranMatematikaMengenai
PengukuranUntukAnakUsiaDini………
D. MetodeProyek ...
1. PengertianMetodeProyek……….
2. ManfaatMetodeProyek……….
3. TujuanMetodeProyek………... 4. RancanganKegiatanProyekBagiAnak TK………..
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ...
A. LokasidanSubjekPenelitian ...
B. MetodePenelitian ... C. ProsedurPenelitian ... D. PenjelasanIstilah ... E. TeknikPengumpulan Data ...
F. InstrumenPenelitian ... G. Kisi-Kisi Pengembangan Instrumen...
(9)
iii
Weni Supraptiawati, 2014
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...
A. Hasil Penelitian ...
1. KondisiKemampuanPengukuranAnakKelompok A di TK KemalaBhayangkari
SebelumditerapkanMetodeProyek ...
2. PenerapanMetodeProyekdalamMeningkatkanKemampuanPengukuranAnakKelompo
KemalaBhayangkariI SESPIM ... a. Proses PenerapanMetodeProyekpadaSiklus I ... b. Proses PenerapanMetodeProyekpadaSiklus II... c. Proses PenerapanMetodeProyekpadaSiklus III ...
3. KemampuanPengukuranAnakKelompok A TK KemalaBhayangkari I
SetelahditerapkanMetodeProyek ...
B. Pembahasan ...
1. KondisiKemampuanPengukuranAnakKelompok A di TK KemalaBhayangkari
SebelumditerapkanMetodeProyek ...
2. PenerapanMetodeProyekdalamMeningkatkanKemampuanPengukuranAnakKelompo
KemalaBhayangkari I SESPIM ...
3. KemampuanPengukuranAnakKelompok A di TK KemalaBhayangkari I
(10)
iv
Weni Supraptiawati, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGUKURAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA ANAK USIA DINIMELALUI METODE PROYEK (PenelitianTindakanKelas di KelompokBelajar A TK KemalaBhayangkari I SESPIM KecamatanLembangKabupaten Bandung Barat TahunAjaran
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI ...
A. Simpulan ... B. Rekomendasi ...
DAFTAR PUSTAKA ...
LAMPIRAN
(11)
v
Weni Supraptiawati, 2014
DAFTAR TABEL
TABEL
2.1 Prinsip dan Standar Pembelajaran Matematika ... 3.1 Pedoman Observasi Aktivitas Guru ... 3.2 Pedoman Observasi Kemampuan Pengukuran Melalui Metode Proyek... 3.3 Kisi-Kisi Instrumen... 3.4 DistribusiFrekuensiKemampuanPengukuranAnak ... 4.1 SkorPenilaianKemampuanPengukuranAnakPraSiklus ... 4.2 DistribusiFrekuensiKemampuanPengukuranAnakPraSiklus ... 4.3 SkorPenilaianKemampuanPengukuranAnakSiklus I ... 4.4 DistribusiFrekuensiKemampuanPengukuranAnakSiklus I ... 4.5 PersentaseKategoriKemampuanPengukuranAnakSiklus I... 4.6 SkorPenilaianKemampuanPengukuranAnakSiklus II ... 4.7 DistribusiFrekuensiKemampuanPengukuranAnakSiklus II... 4.8 PersentaseKategoriKemampuanPengukuranAnakSiklus II ... 4.9 SkorPenilaianKemampuanPengukuranAnakSiklus III ... 4.10 DistribusiFrekuensiKemampuanPengukuranAnakSiklus III ... 4.11 PersentaseKategoriKemampuanPengukuranAnakSiklus III ...
25 40
41 43 47 50 51 68 69 70 91 91 92 113 114 115
(12)
vi
Weni Supraptiawati, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGUKURAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA ANAK USIA DINIMELALUI METODE PROYEK (PenelitianTindakanKelas di KelompokBelajar A TK KemalaBhayangkari I SESPIM KecamatanLembangKabupaten Bandung Barat TahunAjaran
DAFTAR GRAFIK
DIAGRAM
(13)
vii
Weni Supraptiawati, 2014
DAFTAR DIAGRAM
DIAGRAM
4.1 PersentaseKemampuanPengukuranAnakPraSiklus ... 4.2 PersentaseKemampuanPengukuranAnakSiklus I ... 4.3 PersentaseKemampuanPengukuranAnakSiklus II ... 4.4 PersentaseKemampuanPengukuranAnakSiklus III ...
51 70 92 115
(14)
viii
Weni Supraptiawati, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGUKURAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA ANAK USIA DINIMELALUI METODE PROYEK (PenelitianTindakanKelas di KelompokBelajar A TK KemalaBhayangkari I SESPIM KecamatanLembangKabupaten Bandung Barat TahunAjaran
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR
(15)
ix
Weni Supraptiawati, 2014
DAFTAR LAMPIRAN
LAMPIRAN
A. LampiranPraSiklus ... B. LampiranSiklus I ... C. LampiranSiklus II ... D. LampiranSiklus III ... E. LampiranSurat ...
133 135 156 171 192
(16)
1 Weni Supraptiawati, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGUKURAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA ANAK USIA DINI MELALUI METODE PROYEK (PenelitianTindakanKelas di KelompokBelajar A TK KemalaBhayangkari I SESPIM KecamatanLembangKabupaten Bandung Barat TahunAjaran
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
Berdasarkan UU Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak mengalami kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut (Permendiknas RI Nomor 58 Tahun 2009:1). Selanjutnya, dalam UU RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 28, ayat 3, dinyatakan bahwa Taman Kanak-Kanak (TK) merupakan pendidikan anak usia dini pada jalur formal yang menyelenggarakan program pendidikan bagi anak usia empat sampai enam tahun.(Pedoman Pengembangan Program Pembelajaran di TK, 2010 : 3)
Usia 4–6 tahun merupakan masa peka yang penting bagi anak untuk mendapatkan pendidikan. Pengalaman yang diperoleh anak dari lingkungan, termasuk stimulasi yang diberikan oleh orang dewasa, akan mempengaruhi kehidupan anak di masa yang akan datang, oleh karena itu, diperlukan upaya yang mampu memfasilitasi anak dalam masa tumbuh kembangnya berupa kegiatan pendidikan dan pembelajaran sesuai dengan usia, kebutuhan dan minat anak.
Salah satu tujuan Taman Kanak-Kanak adalah membantu peserta didik mengembangkan berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi nilai-nilai agama dan moral, sosio-emosional, kemandirian, kognitif dan bahasa, dan fisik/motorik, untuk siap memasuki pendidikan dasar. Pengembangan kognitif bertujuan mengembangkan kemampuan berpikir anak untuk dapat mengolah perolehan belajarnya, dapat menemukan berbagai macam-macam alternatif pemecahan masalah, membantu anak untuk mengembangkan kemampuan logika matematis dan pengetahuan akan ruang dan waktu, serta mempunyai kemampuan
(17)
2
Weni Supraptiawati, 2014
untuk memilah-milah, mengelompokkan, serta mempersiapkan kemampuan berpikir secara teliti. (Kurikulum Taman Kanak-Kanak, 2010:18).
Apabila kita meninjau kembali UU Sistem Pendidikan Nasional No 20 tahun 2003 tentang hakikat Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yaitu sebagai suatu upaya pembinaan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani anak agar anak memiliki kesiapan dalam menghadapi pendidikan lebih lanjut, maka, tepat kiranya apabila upaya pengembangan kecerdasan logika matematika untuk anak usia dini dijadikan sebagai salah satu upaya pemberian rangsangan pendidikan yang dapat dilakukan melalui berbagai aktifitas bermain bukan hanya melalui metode pembelajaran klasik yang menekankan pada penguasaan fakta dengan menggunakan kegiatan drill yang bersifat instan dan berdampak negatif terhadap perkembangan anak. (Sriningsih, 2009:4)
Kontroversi dalam pembelajaran matematika untuk anak usia dini atau yang lebih dikenal dengan calistung (membaca, menulis, berhitung) di lembaga pendidikan anak usia dini telah menjadi isu yang hangat dan menjadi polemik yang terus berkembang baik di level para pengambil kebijakan, praktisi maupun akademisi. Pemberitaan Harian Pikiran Rakyat tanggal 9 Maret 2007 halaman 25, memuat pernyataan Direktur Jenderal Pendidikan Luar Sekolah (PLS)` Departemen Pendidikan Nasional, Ace Suryadi (dalam Sriningsih, 2009:2), dengan judul “ Calistung pada PAUD salah besar!”. Dalam pemberitaan ini disebutkan bahwa:
“Pembelajaran membaca, menulis, dan berhitung (calistung) pada anak usia dini merupakan salah satu bentuk kesalahan terbesar yang diterapkan sistem pendidikan nasional Indonesia. Pada usia dini, pengajaran calistung justru akan membatasi interaksi siswa dengan lingkungan. Meskipun begitu, jika keinginan belajar calistung datang dari anak secara langsung, itu sah-sah saja”.
Kebijakan pelarangan pengajaran membaca, menulis dan berhitung di lembaga Pendidikan Anak Usia Dini pernah pula dikeluarkan oleh Departemen Pendidikan Nasional pada tahun 1999 sebagaimana dirilis Majalah Tempo edisi 12 Desember 1999. Tampaknya, hal ini dilakukan dengan pertimbangan
(18)
3
Weni Supraptiawati, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGUKURAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA ANAK USIA DINIMELALUI METODE PROYEK (PenelitianTindakanKelas di KelompokBelajar A TK KemalaBhayangkari I SESPIM KecamatanLembangKabupaten Bandung Barat TahunAjaran
banyaknya kesalahan-kesalahan terhadap praktik-praktik pembelajaran calistung di lapangan. Tuntutan agar anak dapat segera menguasai keterampilan akademik terus meningkat dari waktu ke waktu, oleh karena itu, pada tahun 2001 Departemen Pendidikan Nasional menerbitkan pedoman pelaksanaan calistung di lembaga pendidikan anak usia dini.
Larangan tegas yang dikeluarkan oleh pemerintah tersebut tidak mempengaruhi kondisi pembelajaran dan kebijakan yang berlaku di lapangan. Sebagai contoh nyata, beberapa Sekolah Dasar (SD) dikeluarkan ketentuan agar anak-anak yang mendaftar sudah memiliki kemampuan calistung, bahkan ada pula yang melakukan tes seleksi dengan alasan untuk membatasi jumlah pendaftar yang cukup banyak. Karena tuntutan tersebut, praktik-praktik pembelajaran
matematika di beberapa lembaga pendidikan anak usia dini juga
mengesampingkan amanat-amanat yang tertuang dalam berbagai dokumen yang pernah diterbitkan oleh pemerintah (Sriningsih, 2010:3). Contoh lain, kebanyakan guru melakukan kegiatan pembelajaran dengan tujuan agar anak mampu menghapalkan dan menguasai informasi. Dalam pendekatan akademik, guru sangat menekankan penguasaan berbagai pengetahuan dan keterampilan berhitung melalui kegiatan latihan tertulis yang dikerjakan secara individual. Ditambah peranan guru dalam kegiatan pembelajaran sangat dominan yaitu dengan cara mengatur anak untuk mengikuti serangkaian kegiatan belajar yang telah disiapkan sebelumnya. Kegiatan bermain diberikan guru sebagai reward bagi mereka yang berhasil menyelesaikan tugas-tugas tertentu. ( Solehuddin, 1997 dalam Sriningsih, 2009:73)
Menurut hasil penelitian terdapat hubungan yang erat antara proses memperoleh pengalaman yang sebenarnya dengan pendidikan (Kolb,1985:5 dalam Moeslichatoen, 1998:138), oleh karena itu pendidikan bagi anak TK harus diintegrasikan dengan lingkungan kehidupan anak yang banyak menghadapkan anak dengan pengalaman langsung. Lingkungan kehidupan sebagai pribadi dan terutama lingkungan kehidupan anak dalam kelompok, banyak memberikan pengalaman bagaimana cara melakukan sesuatu yang terdiri atas serangkaian
(19)
4
Weni Supraptiawati, 2014
tingkah laku yang dimaksud. Demikian pula dalam kegiatan mengukur misalnya kegiatan anak dalam mengukur panjang meja belajar anak. Bagi anak TK, langkah maupun proses dalam mengukur sesuatu merupakan hal yang sulit, sehingga diperlukan sebuah metode yang tepat dalam menyampaikan konsep mengukur tersebut agar mudah dipahami oleh anak.
Pada materi pengukuran dalam pembelajaran matematika di Kelompok A TK Bhayangkari, pada tingkat pencapaian perkembangan kognitif mengenai konsep bentuk, warna, ukuran, dan pola, masih banyak anak yang merasa kesulitan. Hal ini dilatarbelakangi oleh beberapa faktor, salah satunya dikarenakan konsep anak terhadap suatu kata atau istilah yang berhubungan dengan ukuran masih bersifat abstrak. Seperti halnya ketika penulis menyampaikan konsep panjang – pendek menggunakan satuan langkah, depa, atau jengkal mereka terlihat kesulitan sekali. Mereka hanya paham ketika penulis menggunakan ukuran ubin pada lantai kelas dengan menghitung jumlah ubin. Namun ketika diminta melakukan hal yang sama yakni mengukur meja menggunakan satuan ukuran tidak baku yang lainnya seperti jengkal, langkah atau depa, mereka tetap merasa kesulitan. Dari kenyataan tersebut berdampak pada hasil capaian perkembangan yang tidak memuaskan. Indikator yang telah dicantumkan di awal tidak tercapai, jumlah anak yang menunjukkan perkembangan sangat sedikit.
Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada 13 anak Kelompok A, hanya 4 anak yang dapat dikategorikan berhasil mencapai tarap perkembangan dengan kategori baik, sisanya dapat dikatakan gagal atau tidak berhasil dalam mencapai tarap perkembangan memahami konsep ukuran panjang-pendek. Hal ini menunjukkan tujuan dari pembelajaran pada aspek perkembangan kognitif tentang ukuran panjang- pendek pada anak TK Kelompok A di TK Bhayangkari I belum tercapai.
Dari hasil refleksi akhir kegiatan pembelajaran pengukuran pada anak TK Bhayangkari Kelompok A tersebut, terdapat beberapa hal yang menyebabkan tujuan pembelajaran tidak tercapai sesuai yang diharapkan. Beberapa faktor tersebut diantaranya karena penyampaian materi yang digunakan dalam
(20)
5
Weni Supraptiawati, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGUKURAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA ANAK USIA DINIMELALUI METODE PROYEK (PenelitianTindakanKelas di KelompokBelajar A TK KemalaBhayangkari I SESPIM KecamatanLembangKabupaten Bandung Barat TahunAjaran
memberikan penjelasan mengenai konsep mengukur panjang-pendek masih belum menarik sehingga banyak siswa yang tidak paham konsep panjang – pendek secara mendalam, kemampuan anak untuk berpikir abstrak belum sempurna, metode yang digunakan guru dalam menyampaikan pemahaman tentang konsep pengukuran hanya metode ceramah dan bercerita menggunakan gambar, sarana alat peraga yang ditampilkan kurang lengkap, kurangnya menciptakan kondisi kegiatan pembelajaran yang nyata, menarik, yang melibatkan pengalaman langsung dan bermanfaat bagi anak. Anak belum dibawa pada pengalaman tentang matematika secara optimal, kegiatan kontak fisik dalam mengeksplorasi lingkungan belum diolah maksimal. Untuk meningkatkan pemahaman anak tentang pengukuran diperlukan perbaikan pembelajaran.
Salah satu solusi dari permasahan di atas adalah dengan menerapkankan pembelajaran menggunakan metode proyek. Pengukuran berkaitan dengan masalah dalam kehidupan sehari-hari, karena itu metode proyek diharapkan dapat menjadi wahana untuk menggerakkan kemampuan kerjasama dengan sepenuh hati dan meningkatkan keterampilan dan menumbuhkan minat dalam memecahkan masalah tertentu secara efektif dan kreatif khususnya kemampuan mengukur pada anak kelompok A TK Bhayangkari 1 Sespim. Moeslichatoen (1998:140) mengungkapkan bahwa melalui metode proyek, anak melakukan pekerjaan yang menjadi bagiannya, atau melakukan pekerjaan berdua, bertiga, dan seterusnya sebagai bagian pekerjaan proyek yang harus dikerjakan kelompok. Anak bekerja secara efektif dalam arti bahwa apa yang dilakukan anak itu berdaya guna. Selain itu anak bekerja secara kreatif dalam arti apa yang dilakukan anak memberi peluang untuk menciptakan sesuatu yang baru.
Sebagai upaya meningkatkan kemampuan terutama memahami konsep ukuran panjang-pendek pada anak kelompok A di TK Bhayangkari I, metode proyek perlu diterapkan dengan alasan metode tersebut belum pernah digunakan dalam pembelajaran pengukuran. Selain itu metode proyek dirasakan sesuai dengan prinsip dalam pemilihan metode mengajar untuk anak kelas rendah menurut Winataputra, (1997:4.9) yakni pemilihan metode mengajar harus
(21)
6
Weni Supraptiawati, 2014
mempertimbangkan pengembangan kemampuan siswa yang lebih kreatif inovatif
dan dikondisikan pada pembelajaran yang bersifat problematis, pembelajaran yang memungkinkan siswa belajar secara mandiri dan belajar secara kelompok.
Berdasarkan masalah seperti yang telah diuraikan di atas, penting untuk
dilakukan penelitian tindakan kelas yang tertuang dalam judul ” Upaya
Meningkatkan Kemampuan Pengukuran Dalam Pembelajaran Matematika Anak Usia Dini Melalui Metode Proyek (Penelitian Tindakan Kelas di Kelompok Belajar A TK Kemala Bhayangkari I SESPIM Kecamatan Lembang
Kabupaten Bandung Barat Tahun Ajaran 2013/2014”.
B. Rumusan Masalah
Setelah mengidentifikasi masalah dalam pembelajaran untuk perkembangan kognitif anak mengenai pengukuran panjang pendek dalam pembelajaran matematika pada anak TK Kelompok A, perlu dibuat rumusan masalah agar penelitian ini menjadi lebih terarah. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.
1. Bagaimana kondisi awal kemampuan pengukuran pada anak di TK
Bhayangkari I SESPIM sebelum penerapan metode proyek?
2. Bagaimana penerapan metode proyek dalam meningkatkan kemampuan
pengukuran pada anak di TK Bhayangkari I SESPIM?
3. Bagaimana peningkatan kemampuan pengukuran pada anak TK Bhayangkari I
SESPIM setelah diterapkan metode proyek ?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengetahui kondisi objektif kemampuan pengukuran pada anak di TK Bhayangkari I SESPIM Lembang.
2. Mengetahui penerapan metode proyek dalam meningkatkan kemampuan pengukuran pada anak di TK Bhayangkari I SESPIM Lembang. 3. Mengetahui peningkatan kemampuan pengukuran pada anak di TK Bhayangkari I SESPIM Lembang setelah diterapkan metode proyek.
(22)
7
Weni Supraptiawati, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGUKURAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA ANAK USIA DINIMELALUI METODE PROYEK (PenelitianTindakanKelas di KelompokBelajar A TK KemalaBhayangkari I SESPIM KecamatanLembangKabupaten Bandung Barat TahunAjaran
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi siswa, hasil penelitian diharapkan bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan dalam mengukur panjang-pendek.
2. Bagi guru, penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan tentang cara melaksanakan pembelajaran pengembangan aspek kognitif khususnya kemampuan pengukuran panjang-pendek melalui metode proyek.
3. Bagi sekolah, penelitian ini dapat memberi masukan dalam mengambil kebijakan sebagai upaya dalam meningkatkan kualitas pembelajaran melalui perbaikan pendekatan maupun metode yang dianggap relevan dengan siswa dan karakteristik pembelajaran.
E. Sistematika Penulisan
Struktur organisasi dalam penulisan skripsi ini dibagi dalam lima bab, adapun rangkuman pembahasannya sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, perumusan masalah yang diangkat dalam penelitian ini, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan struktur organisasi penulisan.
Bab II Kajian Teori
Bab ini membahas tentang kajian-kajian pustaka mengenai perkembangan kognitif, tahapan-tahapan perkembangan kognitif,
pembelajaran matematika seperti pengertian matematika,
perkembangan pemahaman anak usia dini terhadap konsep
matematika, pengertian pengukuran, mengembangkan
keterampilan pengukuran, dan standar pembelajaran matematika mengenai pengukuran . Dalam bab ini akan dibahas juga metode
(23)
8
Weni Supraptiawati, 2014
proyek di antaranya pengertian metode proyek, manfaat dan tujuan metode proyek serta rancangan kegiatan proyek bagi anak TK.
Bab III Metode Penelitian
Bab ini membahas tentang metode penelitian yang digunakan untuk melakukan penelitian, yakni metode penelitian tindakan kelas (PTK).
Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan
Bab ini membahas mengenai pembahasan dan penjabaran tentang pertanyaan-pertanyaan di rumusan masalah yang di dapatkan dari penelitian yang telah dilakukan penulis selama berada di tempat penelitian.
Bab V Simpulan dan Rekomendasi
Bab ini membahas tentang kesimpulan dari hasil penelitian yang dilakukan penulis dan rekomendasi sebagai sumbangan pemikiran sebagai bahan penelitian lebih lanjut.
(24)
33
Weni Supraptiawati, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGUKURAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA ANAK USIA DINIMELALUI METODE PROYEK (PenelitianTindakanKelas di KelompokBelajar A TK KemalaBhayangkari I SESPIM KecamatanLembangKabupaten Bandung Barat TahunAjaran
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Subjek Penelitian
Lokasi yang digunakan sebagai tempat penelitian ini adalah TK Kemala Bhayangkari I SESPIM Kecamatan Lembang Kabupaten Bandung Barat.Adapun yang menjadi subjek penelitian ini yaitu anak yang berada pada kelompok belajar A yang berjumlah 13 orang dengan jumlah anak laki-laki 6 orang dan perempuan 7 orang.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini dilakukan atas dasar permasalahan yang muncul di lapangan
yaitu masih belum berkembangnya kemampuan pengukuran anak kelompok A TK
Kemala Bhayangkari I SESPIM. Pelaksanaan penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan pengukuran anak kelompok A TK Kemala Bhayangkari I SESPIM yang dilakukan oleh guru dengan merencanakan dan memilih tindakan dalam upaya meningkatkan kemampuan pengukuran anak
secara berkesinambungan sehingga diharapkan dapat mengembangkan
pembelajaran yang sudah ada menjadi lebih baik dan berkembang secara optimal. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (PTK).Adapun jenisnya yaitu PTK kolaboratif karena dalam penelitian ini peneliti terlibat secara langsung dalam proses pelaksanaan kegiatan di dalam kelas sejak awal sampai penelitian tersebut berakhir, sesuai dengan pernyataan
(25)
34
Weni Supraptiawati, 2014
Muslihudin (2009: 73) “bahwa sejak perencanaan penelitian peneliti senantiasa terlibat, selanjutnya peneliti memantau, mencatat, dan mengumpulkan data, lalu
menganalisa data serta berakhir dengan melaporkan hasil
penelitiannya”.Muslihuddin (2009: 13-14) menyatakan bahwa karaktersistik penting dalam PTK yang perlu diketahui oleh peneliti, antara lain: 1) didasarkan pada masalah yang dihadapi guru dalam instruksional; 2) adanya kolaborasi dalam pelaksanaanya, 3) peneliti sekaligus sebagai praktisi yang melakukan refleksi; 4) bertujuan memperbaiki atau meningkatkan kualitas praktek instruksional; 5) dilaksanakan dalam rangkaian langkah dengan beberapa siklus.
C. Prosedur Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan dalam tiga siklus, adapun prosedur penelitian tindakan kelas untuk memperoleh data tentang proses dan hasil yang dicapai pada penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahapan diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Identifikasi Masalah
Pada tahap awal peneliti mengidentifikasi masalah yang ada di TK Kemala Bhayangkari I SESPIM. Berdasarkan hasil observasi, terdapat beberapa masalah dalam kemampuan pengukuran anak. Hal ini ditandai dengan sebagian besar anak belum memiliki kemampuan pengukuran yang optimal seperti masih kebingungan dalam mengelompokkan benda-benda yang berbeda ukurannya, anak merasa kesulitan apabila membandingkan dua
(26)
35
Weni Supraptiawati, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGUKURAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA ANAK USIA DINIMELALUI METODE PROYEK (PenelitianTindakanKelas di KelompokBelajar A TK KemalaBhayangkari I SESPIM KecamatanLembangKabupaten Bandung Barat TahunAjaran
buah benda yang berbeda ukurannya dan anak belum mampu menyusun benda sesuai urutannya seperti menyusun benda dari yang pendek ke panjang.
2. Menyusun Rancangan Tindakan Atau Perencanaan
Pada tahap ini peneliti bersama guru merancang kegiatan yang akan dilakukan dalam meningkatkan dan memperbaiki hasil belajar anak, terkait kemampuan pengukuran. Hal-hal yang perlu direncanakan dalam menyusun rancangan antara lain menyiapkan surat ijin penelitian, mempersiapkan lembar observasi, mempersiapkan perekaman data seperti kamera digital, menetapkan indikator, dan membuat rancangan tindakan dengan menentukan perlakuan yang akan diberikan pada anak sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik setiap anak. Rancangannya ada prosedur dilanjutkan ke proses kemudian hasil.
3. Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Pelaksanaan merupakan implementasi isi dari rancangan pembelajaran yang sudah dibuat. Guru melakukan pembelajaran dengan memberikan pembelajaran dengan metode proyek yang telah dipilih sesuai kebutuhan dan karakteristik anak. Penerapan metode proyek dilakukan untuk meningkatkan kemampuan pengukurananak.Pelaksanaan tindakan dilakukan guru terhadap anak diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Guru menentukankegiatan dengan metode proyek yang akan diberikan
(setelah melakukan pengamatan kepada anak dan melakukan diskusi dengan guru yang lain mengenai penerapan metode proyek yang sesuai dengan kebutuhan dan karakteristik anak).
(27)
36
Weni Supraptiawati, 2014
b. Guru mempersiapkan berbagai fasilitas yang diperlukan dengan
sebaik-baiknya berkaitan dengan alat dan bahan yang akan digunakan dalam penerapan metode proyek.
c. Guru senantiasa membimbing anak dimulai ketika anak memasuki kelas sampai kegiatan pembelajaran selesai.
4. Pengamatan (Observing)
Pada tahap ini peneliti menyiapkan instrumen penelitian untuk guru dan anak. Peneliti mengamati segala proses dalam aktivitas pengembangan kemampuan pengukuran anak melalui penerapan metode proyek. Pengamatan dilakukan secara kontinyu dari siklus I sampai siklus yang diharapkan dapat tercapainya tujuan.
5. Refleksi (Reflecting)
Refleksi dalam kegiatan tindakan kelas ini adalah untuk melihat berbagai kekurangan yang dilaksanakan selama tindakan. Refleksi dilakukan setelah melihat hasil observasi selama kegiatan pengukuran berlangsung sehingga dapat terlihat data yang muncul dalam setiap tindakan apa kekurangan dan tindakan apa yang harus dilakukan selanjutnya muntuk memperbaiki kegiatan selanjutnya. Refleksi dilakukan juga dengan melakukan diskusi dengan observer lain yaitu teman sejawat sehingga hasilnya dapat dijadikan masukan ketika guru melakukan penyusunan rencana ulang memasuki putaran atau siklus berikutnya.. Siklus penelitian tindakan kelasdapat digambarkan sebagai berikut (Arikunto, 2006: 16):
(28)
37
Weni Supraptiawati, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGUKURAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA ANAK USIA DINIMELALUI METODE PROYEK (PenelitianTindakanKelas di KelompokBelajar A TK KemalaBhayangkari I SESPIM KecamatanLembangKabupaten Bandung Barat TahunAjaran
Gambar 3.1
Prosedur Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2006: 16):
D. Penjelasan Istilah
Guna menghindari kesalahpahaman dalam mengartikan definisi dalam penelitian ini tentang kemampuan pengukuran dan metode proyek, maka akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Kemampuan Pengukuran
Perencanaan (Planning) (Planning) Pelaksanaan (Acting) (Planning) Refleksi (Reflecting) (Planning) Siklus I Pengamatan (Observing) (Planning) Perencanaan (Planning) (Planning) Siklus II Refleksi (Reflecting) (Planning) Pelaksanaan (Acting) (Planning) Pengamatan (Observing) (Planning) Siklus III dst...
(29)
38
Weni Supraptiawati, 2014
Yang dimaksud dengan kemampuan pengukuran dalam penelitian ini adalah kemampuan pengukuran dalam membuat perbandingan, mengelompokkan, mengurutkan dan mengukur dengan satuan nonstandar dan satuan standar.
2. Metode Proyek
Metode proyek yang digunakan pada penelitian ini adalah merupakan salah satu cara pemberian pengalaman belajar yang berbeda dari instruksi langsung yang dapat berupa petualangan dimana anak dibawa untuk dapat memadukan kegiatan belajarnya dengan dengan kegiatan kerja anak lain yang terlibat dalam suatu proyek.
E. Teknik Pengumpulan Data
Menurut Sugiyono (2006) dalam penelitian kualitatif pengumpulan data dilakukan pada natural setting (kondisi yang alami), sumber data primer, dan teknik pengumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta (participan observation),dan dokumentasi. Terdapat dua macam teknik pengumpulan data kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu:
1. Observasi
Observasi atau pengamatan dengan menggunakan indera penglihatan atau benda lain dengan tujuan mampu menggambarkan secara utuh atau mampu mengkonstruksi proses implementasi tindakan perbaikan yang dimaksud dalam diskusi balikan.
(30)
39
Weni Supraptiawati, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGUKURAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA ANAK USIA DINIMELALUI METODE PROYEK (PenelitianTindakanKelas di KelompokBelajar A TK KemalaBhayangkari I SESPIM KecamatanLembangKabupaten Bandung Barat TahunAjaran
2. Studi Dokumentasi
Studi dokumentasi adalah pengumpulan data dengan menggunakan data-data fisik yang berbentuk audio, visual, maupun audio visual, berupa foto, rekaman suara, dan lain-lain yang diperlukan sebagai dokumentasi yang menggambarkan upaya meningkatkan kemampuan pengukurananak TK
Kemala Bhayangkari I SESPIM yang berada pada kelompok belajar A melalui penerapan metode proyek.
F. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari dua sisi yaitu dari sisi proses dan dari sisi hal yang diamati.
1.
Dari sisi prosesInstrumen dibuat berdasarkan masalah yang berkaitan dengan penerapan metode proyek untuk meningkatkan keterampilan pengukuran anak usia dini.
2.
Dari sisi luar prosesInstrumen dibuat dan dipahami dari sisi hal yang diamati yang dapat dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu: instrumen untuk mengamati guru, instrumen untuk mengamati kelas, dan instrumen untuk mengamati perilaku siswa. Reed dan Bergermann (Muslihuddin, 2008: 97)
Instrumen dalam penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui
keterampilan pengukuran anak di TK Bhayangkari I SESPIM. Instrumen yang digunakan dalam peneltian ini adalah menggunakana alat pengumpulan data dengan cara melakukan observasi dan studi dokumentasi.
1. Observasi
Menurut Sanjaya, W (2010: 86-87) observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara mengamati setiap kejadian yang sedang berlangsung dan mencatatnya dengan alat observasi tentang hal-hal yang akan
(31)
40
Weni Supraptiawati, 2014
diamati atau diketahui. Dalam penelitian tindakan kelas (PTK), observasi menjadi instrument yang utama digunakan dalam mengumpulkan data, hal ini disebabkan observasi sebagai proses pengamatan langsung, merupakan instrumen yang cocok untuk memantau kegiatan pembelajaran, baik perilaku guru maupun perilaku siswa.
Observasi ini dilakukan untuk memantau proses dan dampak penerapan metode proyek untuk meningkatkan pengukuran panjang, hal ini dperlukan untuk menata langkah-langkah yang akan dilakukan sehingga lebih efektif dan efesien. Melalui observasi peneliti dapat melihat langsung pendekatan metode proyek untuk meningkatkan keterampilan pengukuran anak dilapangan dan mencatatnya dalam catatan secara apa adanya. Adapun pedoman observasi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Tabel 3.1
Pedoman Observasi Aktivitas Guru
No Item Pertanyaan Penilaian Keterangan
Ya Tidak
1
Guru mempersiapkan lingkungan belajar mengenal keterampilan pengukuran panjang
2
Guru mempersiapkan media yang dibutuhkan dalam mengenalkan pengukuran dengan metode proyek
3 Guru mempersiapkan catatan penilaian
anak
4 Guru mengkondisikan anak dengan baik
5
Guru mengkomunikasikan tema-tema, dan cara mengenalkan pengukuran dengan metode proyek
6 Guru mengelompokkan anak sesuai
dengan tugas anak 7
Guru mempersiapkan pertanyaan pada anak tentang kegiatan yang akan dilaksanakan
8 Guru mengarahkan anak untuk melakukan
kegiatan sesuai aturan
(32)
41
Weni Supraptiawati, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGUKURAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA ANAK USIA DINIMELALUI METODE PROYEK (PenelitianTindakanKelas di KelompokBelajar A TK KemalaBhayangkari I SESPIM KecamatanLembangKabupaten Bandung Barat TahunAjaran
pada saat kegiatan
10
Guru melibatkan semua anak dalam pengukuran dengan menggunakan metode proyek
11
Guru mengadakan tanya jawab terkait kegiatan mengenal keterampilan pengukuran dengan metode proyek
12
Guru memberikan kesempatan kepada anak untuk menceritakan kembali kegiatan yang telah dilaksanakan
13 Guru menilai apakah tujuan pembelajaran
telah tercapai
Tabel 3.2
Pedoman Observasi Kemampuan Pengukuran Melalui Metode Proyek
No Indikator Penilaian
B C K
1 Anak dapat mengelompokkan benda yang
memiliki panjang yang sama
2 Anak dapat mengelompokkan benda yang
lebih panjang, lebih pendek, paling panjang
3 Anak dapat membedakan konsep panjang
dan tinggi
4 Anak dapat mengurutkan benda dari
panjang-pendek
5 Anak dapat mengurutkan dari pendek ke
panjang
6 Apakah anak dapat mempraktekkan
mengukur panjang dengan benda
7 Anak dapat mempraktekkan mengukur
panjang dengan benda
8 Anak dapat mempraktekkan mengukur
panjang dengan jengkal
9 Anak mengenal alat ukur standar: penggaris
10 Mempraktekkan mengukur dengan
penggaris
Sumber: Permen 58 Tahun 2009 dan Copley Keterangan:
(33)
42
Weni Supraptiawati, 2014
Nilai C : Cukup memenuhi indicator
Nilai K : masih banyak memerlukan stimulasi/ bantuan
2. Dokumentasi
Agar mempunyai alat pencatatan untuk menggambarkan apa yang terjadi di kelas pada waktu pembelajaran dalam rangka penelitian tindakan kelas, maka untuk menangkap suasana kelas detail tentang peristiwa-peristiwa penting atau khusus yang terjadi, atau ilustrasi dari episode tertentu, alat-alat elektronika ini membantu mendeskripsikan apa yang dicatat di lapangan, apabila memungkinkan (Wiraatmadja, 2009: 121-122).
Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa foto-foto kegiatan pembelajaran pada setiap tahap siklus pembelajaran. Isi dokumentasi terkait dengan cara mengajar guru dan aktifitas serta sikap anak pada saat pelaksanaan peningkatan keterampilan pengukuran melalui metode proyek, selain berupa foto-foto kegiatan pembelajaran, dokumentasi yang digunakan adalah profil sekolah dan serta Rancangan Kegiatan Harian (RKH).
G. Kisi-kisi Pengembangan Instrumen
Kisi-kisi instrumen merupakan alat untuk memperlihatkan hubungan antara variabel yang diteliti dengan sumber data dan metode yang digunakan serta instrumen yang disusun (Arikunto, 2006: 162). Dalam penelitian ini untuk mengungkap seberapa jauh profil kemampuan memahami konsep pengukuran menggunakan melalui metode proyek digunakan data ordinal jenis rating scale
dengan skor 1-3, dengan perhitungan bila anak mampu memahami konsep pengukuran mendapat skor tiga, bila anak mampu memahami pengukuran dengan bantuan mendapat skor dua, selanjutnya bila anak baru mengenal pengukuran
(34)
43
Weni Supraptiawati, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGUKURAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA ANAK USIA DINIMELALUI METODE PROYEK (PenelitianTindakanKelas di KelompokBelajar A TK KemalaBhayangkari I SESPIM KecamatanLembangKabupaten Bandung Barat TahunAjaran
mendapat skor satu. Adapun kisi-kisi instrumen secara rinci dipaparkan sebagai berikut:
Instrumen penelitian ini dibuat berdasarkan teori tentang matematika untuk anak yang dikemukakan oleh Copley (2001) serta standar pengukuran dari NCTM (2009) dan kurikulum PERMEN DIKNAS Nomor 58, yang juga menjadi rujukan penelitian dalam menentukan indikator serta item pernyataannya.
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen
Upaya Meningkatkan Kemampuan Pengukuran Dalam Pembelajaran Matematika Anak Usia Dini Melalui MetodeProyek
Variabel Dimensi Indikator Item
Kemampuan Pengukuran 1. Membuat Pengelompokkan, membandingkan dan mengurutkan
a) Pengelompokkan 1) Anak dapat
mengelompokkan benda yang memiliki panjang yang sama 2) Anak dapat
mengelompokkan benda yang lebih panjang, lebih pendek, paling panjang
b) Membandingkan 3) Anak dapat
membandingkan panjang dan pendek
4) Anak dapat membedakan benda
panjang dan tinggi
c) Mengurutkan 5) Anak dapat
mengurutkan benda dari panjang- pendek
(35)
44
Weni Supraptiawati, 2014
Mengurutkan benda dari pendek- panjang 7) Anak dapat mengurutkan dari tinggi ke rendah
2. Mengukur a) Mengukur
dengan satuan nonstandar
8) Anak dapat mempraktekkan mengukur panjang dengan benda b) Mengukur
dengan satuan standar
9) Anak mengenal alat ukur standar: penggaris
10) Mempraktekkan mengukur dengan penggaris Metode proyek 1. Perencanaan (Kegiatan Tahap Persiapan) 1) Guru mempersiapkan lingkungan belajar mengenal keterampilan pengukuran panjang 2) Guru
mempersiapkan media yang dibutuhkan dalam mengenalkan pengukuran dengan metode proyek. Misalnya dus bekas, steroform, stik es cream lem,gunting dll 3) Guru
mempersiapkan catatan penilaian anak
4) Guru
mengkondisikan anak dengan baik
(36)
45
Weni Supraptiawati, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGUKURAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA ANAK USIA DINIMELALUI METODE PROYEK (PenelitianTindakanKelas di KelompokBelajar A TK KemalaBhayangkari I SESPIM KecamatanLembangKabupaten Bandung Barat TahunAjaran
(Kegiatan Tahap Kerja Lapangan)
mengkomunikasikan tema-tema, dan cara
mengenalkan pengukuran dengan metode proyek 6) Guru menyampaikan aturan dan langkah-langkah mengenalkan pengukuran dengan metode proyek 7) Guru mempersiapkan pertanyaan pada anak tentang kegiatan yang akan dilaksanakan 8) Guru mengarahkan
anak untuk melakukan kegiatan sesuai aturan
9) Guru memberikan motivasi kepada anak pada saat kegiatan
10) Guru melibatkan semua anak dalam pengukuran dengan menggunakan metode proyek.. 11) Guru mengadakan
tanya jawab terkait kegiatan mengenal keterampilan pengukuran dengan metode proyek (3) Penutupan (Kegiatan Tahap Evaluasi)
12) Guru memberikan kesempatan untuk
(37)
46
Weni Supraptiawati, 2014
kembali kegiatan yang telah
dilaksanakan. 13) Guru menilai apakah tujuan pembelajaran telah
tercapai
H. Teknik Analisis Data
Analisis data dalam pelaksanaan penelitian kualitatif telah dilakukan sejak pengumpulan informasi, maka sejak itulah analisis terhadap data yang ditemukan dilakukan. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dengan melakukan beberapa tahapan diantaranya reduksi data, display data, dan kesimpulan (Sugiyono, 2008: 337).
1. Reduksi Data
Data yang diperoleh dari lapangan dicatat dan diteliti secara rinci. Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu. Peneliti akan menetapkan tujuan yang akan dicapai setiap akan mereduksi data.
2. Display Data
Setelah direduksi maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart dan sejenisnya yang berbentuk teks bersifat naratif. Dengan display data maka akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang telah dipahami tersebut.
3. Verifikasi
Langkah ketiga adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi, kesimpulan dalam penelitian ini mungkin dapat menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak karena seperti telah
(38)
47
Weni Supraptiawati, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGUKURAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA ANAK USIA DINIMELALUI METODE PROYEK (PenelitianTindakanKelas di KelompokBelajar A TK KemalaBhayangkari I SESPIM KecamatanLembangKabupaten Bandung Barat TahunAjaran
dikemukakan bahwa masalah dan rumusan masalah dalam penelitian kuantitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada di lapangan. Adapun cara perhitungan skor kemampuan pengukuran anak dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut:
Tabel 3.4
Distribusi Frekuensi Kemampuan Pengukuran Anak No Kategori Interval Tally F %
1 B ≥ 24
2 C 17 - 23
3 K 10 - 16
Keterangan :
1) Mencari interval
a) Jumlah indikator/item dikalikan dengan nilai tertinggi (keterangan pada pedoman observasi)
10 x 3 = 30
b) Hasil perkalian dikurangi jumlah indikator/item 30 – 10 = 20
c) Hasil pengurangan dibagi dengan jumlah kategori (keterangan pada pedoman observasi)
20 : 3 = 6,7 dibulatkan menjadi 7
Berdasarkan perhitungan data di atas maka jumlah interval yang akan ditetapkan pada masing kategori adalah 7. Interval untuk masing-masing kategori adalah sebagai berikut:
Kategori K = 10-16, C = 17-23, B = ≥ 24
2) Mengisi Tally dan Frekuensi (F)
Mengisi kolom tally dan frekuensi berdasarkan hasil skor kemampuan pengukuranyang terdapat pada lampiran.
(39)
48
Weni Supraptiawati, 2014
Persentase kompetensi sosial anak dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut:
P = X F
X 100%
Keterangan :
P : Persentase
F : Frekuensi
(40)
126
Weni Supraptiawati, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGUKURAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA ANAK USIA DINIMELALUI METODE PROYEK (PenelitianTindakanKelas di KelompokBelajar A TK KemalaBhayangkari I SESPIM KecamatanLembangKabupaten Bandung Barat TahunAjaran
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkanhasilpenelitiantentangmeningkatkankemampuan pengukuran
anakmelaluimetode proyekdiKelompok BelajarA TK KemalaBhayangkari I SESPIM, makadapatdiuraikankesimpulansebagaiberikut:
1. Secaraumum,kemampuan pengukurananak diKelompok Belajar A TK
KemalaBhayangkari I SESPIM sebelum penerapan metode
proyekcenderungmasihbelumterstimulasissecara optimal,
halinidisebabkantidakmenariknyametode yang
digunakandalampembelajaranmatematika,
khususnyaketerampilanpengukuranditandaidengansebagianbesaranakbelumm ampumengelompokkanbenda yang lebihpanjang, lebihpendek, dan paling
panjang, belummampumengurutkanbendadaripanjang–
pendekdanbelumdapatmempraktekkanmengukursuatubendadenganmengguna kanpenggarissebagaialatukurstandar.
2. Metode proyek yang ditujukanuntukmeningkatkankemampuan pengukuran
anak diKelompok BelajarA TK KemalaBhayangkari I SESPIM
dilaksanakandalam 3 siklus yang terdiridari 3 tindakanpadamasing-masingsiklus.Adapunproseduruntuksetiapsiklusnyayaitumembuatrancanganpe
mbelajaran, melaksanakankegiatan, melakukanobservasi,
danterakhirmelakukanrefleksi. Tema
yangdigunakanuntuksikluskesatudankeduaadalahLingkungandanketigaadalah
Rekreasi. Untuksikluspertamaanakmelakukanproyekmembuat
“MaketPerkotaan” yang terdiridaripembuatankomplekperumahandangedung
(41)
127
Weni Supraptiawati, 2014
danPenggarisBuatanku” yang
terdiridaripembuatanPenggarisdanjalanrayadenganberbagaiukuran.
Padasiklusketiga, proyek yang dilakukanadalahmembuat “TempatRekreasi” yang terdiridaripembuatanbisrekreasi, restorandangedung aulatempatrekreasi.
Observasipadasikluspertamamenggambarkanadanyapeningkatan yang
cukupbaikterkaitkemampuan pengukuran anak, begitu pun
denganhasilobservasipadasikluskeduadanketiga.
3. Kemampuanpengukurananak di TK KemalaBhayangkari 48
SESPIMsetelahditerapkannyametodeproyekmenunjukkanhasil yang
sangatmemuaskan. Berdasarkanhasilpenelitian, proses aktivitas guru dananak di
dalamkelasmenjadilebihmeningkatselainitusetelahdiakumulasikandariawalsikl ushinggasiklusketigapeningkatanpencapaianindikatorkemampuanpengukurana nakmencapaikategoribaik (B).
B. Rekomendasi
Berdasarkanhasilpembahasan yang disimpulkan di atas, terdapatbeberapahal
yang menjadicatatansebagaibahanrekomendasibagibeberapapihak, antara lain
sebagaiberikut:
1. Bagi Guru
a. Guru hendaknyadapatmenstimulasikemampuan
pengukurananakmelaluipembelajaran yang
menyenangkandanmemberikankesempatanbagianakuntukmempraktekka nmelaluikegiatan yang menarik, salahsatunyamelalumetodeproyek.
b. Guru hendaknyamemilihtopik yang
menarikbagianakketikamenerapkanmetodeproyek,
(42)
128
Weni Supraptiawati, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGUKURAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA ANAK USIA DINIMELALUI METODE PROYEK (PenelitianTindakanKelas di KelompokBelajar A TK KemalaBhayangkari I SESPIM KecamatanLembangKabupaten Bandung Barat TahunAjaran
c. Guru hendaknyadapatmengoptimalkanpenerapanmetode
proyekdalammeningkatkankemampuan pengukuran anak,
misalnyadenganmemaksimalkan media yang
akandigunakandalampenerapan metode proyektersebut. Media yang dapatdigunakanhendaknyamenarikdanmudahdiperoleh
,misalnyabisadenganmenggunakanbahanalamataubarangbekas.
2. BagiPengelolaKelompokBelajar A TK KemalaBhayangkari I SESPIM
a.
Pengeloladiharapkandapatmenyediakanfasilitas-fasilitasbermaindanprogram pembelajaran yang
dapatmenstimulasikemampuan pengukurananak.
b. Pengelolahendaknyadapatmengikutsertakanpendidikuntukmengikutipelati
hanuntukmeningkatkanprofesionalismependidikterutamadalampemilihan materi, metode, serta media pembelajaran.
3. Bagipenelitiselanjutnya
a. Penelitiselanjutnyadiharapkandapatmelakukanpenelitiansecaralebihmenda
lamlagiterhadappenerapan metode proyekuntukmeningkatkankemampuan pengukurananak.
b. Penelitiselanjutnyadapatmengembangkanmetode proyek yang
lebihbaiklagidenganmemvariasikanjeniskegiatandanalatpermainan yang
(43)
129
(44)
129
Weni Supraptiawati, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGUKURAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA ANAK USIA DINIMELALUI METODE PROYEK (PenelitianTindakanKelas di KelompokBelajar A TK KemalaBhayangkari I SESPIM KecamatanLembangKabupaten Bandung Barat TahunAjaran
DAFTAR PUSTAKA
Copley, V Juanita. (2001). The Young Child and Mathematics. Washington:National Association for the Education of Young Children.
Depdikbud.(1989). KamusBesarBahasa Indonesia.Jakarta:BalaiPustaka
Direktorat Pembinaan TK dan SD. (2010). KurikulumTaman Kanak-Kanak. Pedoman
Pengembangan Silabus di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Mendiknas.
Kasbolah K. (1998-1999). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Dikti Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Marini, Emi. (2013).Meningkatkan Kompetensi Sosial Anak Usia Dini Melalui Penerapan Metode Proyek. Skripsi. Bandung: Tidak Diterbitkan.
Moleong, Lexy J. (2002), Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung:Remaja Rosda Karya
Morrison, S George. (2012). Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:PT. Indeks.
Ormrod, Jeanne Ellis. (2008). Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
PanitiaSertifikasi Guru (2011).Bahan Ajar Matematika SD/MI. Bandung:UPI
R. Moeslichatoen.(1998). Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak.Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Soetopo, Helyantini. (2012). Aktivitas Cerdas Usia Dini 4-5 Tahun. Jakarta:Erlangga. Sriningsih, Nining (2009). Pembelajaran Matematika Terpadu untuk Anak Usia Dini.
Bandung: Pustaka 11.
Tim Kreatif Tiko. (2001). Ayo Mengenal Ukuran. Klaten: PT. Intan Pariwara.
UPI. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung:UPI.
(45)
130
Van De Walle, A. John. (2002). Matematika Sekolah Dasar dan Menengah
Pengembangan Pengajaran Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Wardhani IGAK dan Wihardit Kuswaya. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka
(1)
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan
Berdasarkanhasilpenelitiantentangmeningkatkankemampuan pengukuran anakmelaluimetode proyekdiKelompok BelajarA TK KemalaBhayangkari I SESPIM, makadapatdiuraikankesimpulansebagaiberikut:
1. Secaraumum,kemampuan pengukurananak diKelompok Belajar A TK
KemalaBhayangkari I SESPIM sebelum penerapan metode
proyekcenderungmasihbelumterstimulasissecara optimal,
halinidisebabkantidakmenariknyametode yang
digunakandalampembelajaranmatematika,
khususnyaketerampilanpengukuranditandaidengansebagianbesaranakbelumm ampumengelompokkanbenda yang lebihpanjang, lebihpendek, dan paling
panjang, belummampumengurutkanbendadaripanjang–
pendekdanbelumdapatmempraktekkanmengukursuatubendadenganmengguna kanpenggarissebagaialatukurstandar.
2. Metode proyek yang ditujukanuntukmeningkatkankemampuan pengukuran
anak diKelompok BelajarA TK KemalaBhayangkari I SESPIM
dilaksanakandalam 3 siklus yang terdiridari 3 tindakanpadamasing-masingsiklus.Adapunproseduruntuksetiapsiklusnyayaitumembuatrancanganpe
mbelajaran, melaksanakankegiatan, melakukanobservasi,
danterakhirmelakukanrefleksi. Tema
yangdigunakanuntuksikluskesatudankeduaadalahLingkungandanketigaadalah
Rekreasi. Untuksikluspertamaanakmelakukanproyekmembuat
“MaketPerkotaan” yang terdiridaripembuatankomplekperumahandangedung -gedungtinggi. Padasikluskedua, anakmelakukanproyek“ Jalan Raya
(2)
Weni Supraptiawati, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGUKURAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA ANAK USIA DINIMELALUI METODE PROYEK (PenelitianTindakanKelas di KelompokBelajar A TK KemalaBhayangkari I SESPIM KecamatanLembangKabupaten Bandung Barat TahunAjaran 2013/2014)
Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu | perpustakaan.upi.edu
danPenggarisBuatanku” yang
terdiridaripembuatanPenggarisdanjalanrayadenganberbagaiukuran.
Padasiklusketiga, proyek yang dilakukanadalahmembuat “TempatRekreasi” yang terdiridaripembuatanbisrekreasi, restorandangedung aulatempatrekreasi.
Observasipadasikluspertamamenggambarkanadanyapeningkatan yang
cukupbaikterkaitkemampuan pengukuran anak, begitu pun
denganhasilobservasipadasikluskeduadanketiga.
3. Kemampuanpengukurananak di TK KemalaBhayangkari 48
SESPIMsetelahditerapkannyametodeproyekmenunjukkanhasil yang
sangatmemuaskan. Berdasarkanhasilpenelitian, proses aktivitas guru dananak di
dalamkelasmenjadilebihmeningkatselainitusetelahdiakumulasikandariawalsikl ushinggasiklusketigapeningkatanpencapaianindikatorkemampuanpengukurana nakmencapaikategoribaik (B).
B. Rekomendasi
Berdasarkanhasilpembahasan yang disimpulkan di atas, terdapatbeberapahal yang menjadicatatansebagaibahanrekomendasibagibeberapapihak, antara lain sebagaiberikut:
1. Bagi Guru
a. Guru hendaknyadapatmenstimulasikemampuan
pengukurananakmelaluipembelajaran yang
menyenangkandanmemberikankesempatanbagianakuntukmempraktekka nmelaluikegiatan yang menarik, salahsatunyamelalumetodeproyek.
b. Guru hendaknyamemilihtopik yang
menarikbagianakketikamenerapkanmetodeproyek,
(3)
c. Guru hendaknyadapatmengoptimalkanpenerapanmetode
proyekdalammeningkatkankemampuan pengukuran anak,
misalnyadenganmemaksimalkan media yang
akandigunakandalampenerapan metode proyektersebut. Media yang dapatdigunakanhendaknyamenarikdanmudahdiperoleh
,misalnyabisadenganmenggunakanbahanalamataubarangbekas. 2. BagiPengelolaKelompokBelajar A TK KemalaBhayangkari I SESPIM
a.
Pengeloladiharapkandapatmenyediakanfasilitas-fasilitasbermaindanprogram pembelajaran yang
dapatmenstimulasikemampuan pengukurananak.
b. Pengelolahendaknyadapatmengikutsertakanpendidikuntukmengikutipelati hanuntukmeningkatkanprofesionalismependidikterutamadalampemilihan materi, metode, serta media pembelajaran.
3. Bagipenelitiselanjutnya
a. Penelitiselanjutnyadiharapkandapatmelakukanpenelitiansecaralebihmenda lamlagiterhadappenerapan metode proyekuntukmeningkatkankemampuan pengukurananak.
b. Penelitiselanjutnyadapatmengembangkanmetode proyek yang
lebihbaiklagidenganmemvariasikanjeniskegiatandanalatpermainan yang disesuaikandengansituasidankondisi di sekolah.
(4)
Weni Supraptiawati, 2014
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENGUKURAN DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA ANAK USIA DINIMELALUI METODE PROYEK (PenelitianTindakanKelas di KelompokBelajar A TK KemalaBhayangkari I SESPIM KecamatanLembangKabupaten Bandung Barat TahunAjaran 2013/2014)
(5)
DAFTAR PUSTAKA
Copley, V Juanita. (2001). The Young Child and Mathematics. Washington:National Association for the Education of Young Children.
Depdikbud.(1989). KamusBesarBahasa Indonesia.Jakarta:BalaiPustaka
Direktorat Pembinaan TK dan SD. (2010). KurikulumTaman Kanak-Kanak. Pedoman Pengembangan Silabus di Taman Kanak-Kanak. Jakarta: Mendiknas.
Kasbolah K. (1998-1999). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Dikti Proyek Pendidikan Guru Sekolah Dasar.
Marini, Emi. (2013).Meningkatkan Kompetensi Sosial Anak Usia Dini Melalui Penerapan Metode Proyek. Skripsi. Bandung: Tidak Diterbitkan.
Moleong, Lexy J. (2002), Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung:Remaja Rosda Karya
Morrison, S George. (2012). Dasar-Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta:PT. Indeks.
Ormrod, Jeanne Ellis. (2008). Psikologi Pendidikan Membantu Siswa Tumbuh dan Berkembang Jilid 1. Jakarta: Erlangga.
PanitiaSertifikasi Guru (2011).Bahan Ajar Matematika SD/MI. Bandung:UPI
R. Moeslichatoen.(1998). Metode Pengajaran di Taman Kanak-Kanak.Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Soetopo, Helyantini. (2012). Aktivitas Cerdas Usia Dini 4-5 Tahun. Jakarta:Erlangga. Sriningsih, Nining (2009). Pembelajaran Matematika Terpadu untuk Anak Usia Dini.
Bandung: Pustaka 11.
Tim Kreatif Tiko. (2001). Ayo Mengenal Ukuran. Klaten: PT. Intan Pariwara.
UPI. (2012). Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung:UPI.
(6)
Van De Walle, A. John. (2002). Matematika Sekolah Dasar dan Menengah Pengembangan Pengajaran Jilid 2. Jakarta: Erlangga.
Wardhani IGAK dan Wihardit Kuswaya. (2008). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka