Gambar 2.6. Brodsky 2007 menjelaskan durasi maupun beratnya keluhan nyeri tenggorok dan nyeri menelan sulit dijelaskan. Biasanya nyeri tenggorok dan nyeri
menelan dirasakan lebih dari 4 minggu dan kadang dapat menetap.
2.2.2 Epidemiologi
Secara epidemiologi tonsilitis kronis sering terjadi pada anak-anak usia 2-3 tahun dan sering meningkat pada usia 5-12 tahun. Tonsilitis paling sering terjadi
di negara subtropis. Pada negara iklim dingin angka kejadian lebih tinggi dibandingkan dengan yang terjadi di negara tropis, infeksi Streptococcus terjadi di
sepanjang tahun terutama pada waktu musim dingin Rusmarjono dan Soepardi, 2008. Menurut penelitian Kisve, dkk. 2009 diperoleh data tonsilitis kronis
terbanyak 294 penderita pada kelompok usia 5-12 tahun. Lebih kurang 10 anak di Amerika Serikat dilakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin setiap tahunnya,
ditemukan tonsilofaringitis 25-50 positif dengan Streptococ cus β hemoliticus
grup A, dimana 20 asimtomatik sebagai karier dalam waktu yang lama. Insiden tertinggi ditemukan pada anak sekolah usia 4-7 tahun, jarang pada anak kurang
dari 3 tahun. Pada penelitian yang dilakukan di RS. Serawak di Malaysia diperoleh 657 data penderita tonsilitis kronis, didapatkan pada laki-laki 342 52
dan perempuan 315 48 Sing, 2007. Sebaliknya penelitian yang dilakukan di RS Pravara di India dari 203 penderita tonsilitis kronis, sebanyak 98 48
berjenis kelamin laki-laki dan 105 52 berjenis kelamin perempuan Awan, dkk., 2009. Pada penelitian Farokah 2007 mengenai hubungan tonsilitis kronis
dengan prestasi belajar pada siswa kelas II sekolah dasar di kota Semarang
didapatkan prevalensi penderita tonsilitis kronis sebesar 50 dan dengan hasil penelitian terdapat hubungan bermakna antara tonsilitis kronis dan prestasi belajar
siswa. Dari hasil penelitian kultur apusan tenggorok didapatkan gram positif
sebagai penyebab tersering tonsilitis kronis yaitu Streptococcus α kemudian
diikuti Staphilococcus aureus, Streptococcus β hemoliticus grup A,
Staphilococcus epidermis dan kuman gram negatif berupa Enterobacter, Pseudomonas aeruginosa, Klebsiella dan Escherchia coli. Pada tonsilitis kronis
Streptococcus β hemoliticus grup A lebih banyak dijumpai pada bagian dalam tonsil daripada permukaan tonsil Rusmarjono dan Soepardi, 2008.
2.2.3 Etiologi