Kualitas Limbah Bioakumulasi Logam Pb dan Cr Dalam Sistem Biofiltrasi Vertikal dengan Inokulum Bakteri yang Diisolasi Dari Beberapa Perairan Kawasan Denpasar Selatan.

Sedangkan faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas limbah, antara lain volume limbah, kandungan bahan pencemar, frekuensi pembuangan limbah Kristanto, 2012.

2.3 Klasifikasi Limbah Industri

Berdasarkan karakteristiknya, limbah industri dapat dibagi menjadi Kristanto, 2012. : a. Limbah cair Limbah cair umumnya bersumber dari pabrik yang banyak menggunakan air dalam proses produksinya. Air yang digunakan pada pabrik membawa sejumlah padatan dan partikel yang larut maupun yang mengendap. Bahan ini ada yang kasar dan ada yang halus. Kerap kali air limbah buangan pabrik berwarna keruh dan bersuhu tinggi. b. Limbah gas dan partikel Limbah gas dan partikel adalah limbah yang banyak dibuang ke udara. Gas atau asap, partikulat, dan debu yang dikeluarkan oleh pabrik ke udara akan dibawa angin sehingga akan memperluas jangkauan paparannya. c. Limbah padat Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur, dan bubur yang berasal dari sisa proses pengolahan. Limbah ini dapat dikategorikan menjadi dua bagian, yaitu limbah padat yang dapat didaur ulang dan yang tidak memiliki nilai ekonomis.

2.4 Logam

Logam pada umumnya merupakan unsur-unsur kimia yang dapat membentuk padatan berkilau serta memiliki sifat konduktor panas dan listrik yang baik. Namun, tidak semua logam sesuai dengan definisi ini. Sebab terdapat pula logam yang memiliki bentuk selain padatan, yaitu merkuri. Berdasarkan fungsi biologisnya, logam dibagi menjadi logam yang dibutuhkan oleh makhluk hidup dengan fungsi biologis yang telah diketahui logam esensial, logam beracun dan metaloid serta logam yang tidak diperlukan oleh makhluk hidup dengan fungsi biologis yang belum diketahui logam non-essensial Roane et al., 2009. Logam esensial sangat diperlukan oleh makhluk hidup untuk proses katalisis enzim, transportasi molekul, struktur protein serta mengontrol tekanan osmotik dalam tubuh. Logam esensial diangkut ke dalam sel melalui sistem transportasi membran. Yang termasuk ke dalam logam esesnsial, antara lain Ca, Co, Cu, Fe, K, Mg, Mn, Mo, Na, Ni, Se, V, W dan Zn. Meskipun logam ini sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan metabolisme makhluk hidup, tetapi juga harus dijadikan poin penting untuk diperhatikan sebab pada konsentrasi tinggi logam ini dapat menjadi racun, misalnya, Cu dan Se Roane et al., 2009. Logam beracun dan metaloid diantaranya, yaitu Ag, Al, Au, Ge, Hg, Pb, Sb, Sn, Cd dan Tl telah dianggap tidak memiliki fungsi biologis, tetapi data baru menunjukkan beberapa logam tersebut memiliki penggunaan fisiologis. Sebagai contoh kadmium diperlukan oleh fitoplankton laut untuk mempertahankan aktivitas enzim Roane et al., 2009. Logam ini memiliki kemampuan untuk terakumulasi di dalam rantai makanan sehingga makhluk hidup yang terkena paparan akan mengakumulasinya dalam jaringan tubuh. Akibatnya mereka akan bertindak sebagai racun sistemik yang secara langsung mempengaruhi perilaku, merusak fungsi mental dan neurologis Obiria et al, 2010. Logam non-esensial merupakan logam yang tidak diperlukan tubuh makhluk hidup serta tidak