Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Likuiditas

16 Price earning ratio yang rendah dapat mengidentifikasi bahwa perusahaan tersebut mencatat perolehan laba yang statis atau beresiko tinggi, sehingga investor tidak tertarik untuk membeli saham. Price earning ratio digunakan sebagai indikator kepercayaan pasar terhadap prospek pertumbuhan perusahaan

2.1.3 Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Price Earning Ratio

Faktor-faktor yang mempengaruhi price earning ratio menurut Husnan 2003:297 adalah sebagai berikut: 1 Dividen Payout Ratio DPR Merupakan bagian atas laba yang dibagikan dalam bentuk kas dividen kepada para pemegang saham, semakin tnggi dividend payout ratio maka semakin tinggi pula price earning ratio . 2 Tingkat keuntungan yang diisyaratkan oleh pemodal, semakin tinggi tingkat keuntungan yang diisyaratkan oleh pemodal, maka akan mengakibatkan nilai price earning ratio semakin rendah. 3 Expected Growth Rate Merupakan ekspektasi pertumbuhan laba yang diperoleh suatu perusahaan pada tahun tertentu, semakin tinggi expected growth rateakan menghasilkan price earning ratio yang semakin tinggi. 17

2.1.4 Likuiditas

Keputusan investasi yang dibuat perusahaan dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan menghasilkan kas yang dapat memenuhi kebutuhan jangka pendek atau yang disebut likuiditas perusahaan. Likuiditas merupakan faktor yang perlu diperhatikan dalam menentukan keputusan pendanaan melalui hutang, namun penjelasan tersebut menyatakan besarnya pembayaran hutang yang harus ditanggung perusahaan Hidayat, 2010. Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansialnya dalam jangka waktu pendek dengan aset lancar yang tersedia. Aset lancar adalah aset yang diharapkan menjadi kas dalam jangka waktu singkat biasanya kurang dari satu tahun yang meliputi kas, efek yang diperdagangkan, piutang usaha, dan persediaan, sedangkan hutang lancar merupakan hutang yang harus dipenuhi dalam waktu dekat misalnya membayar gaji, membayar biaya operasional, membayar hutang jangka pendek, dan lain sebagainya yang membutuhkan pembayaran segera. Agar perusahaan selalu likuid, maka posisi dana lancar yang tersedia harus lebih besar daripada hutang lancar. Perusahaan yang tidak likuid berarti perusahaan itu tidak sehat Wiagustini, 2010:76. Perusahaan yang mengalami kesulitan keuangan akan mulai lambat membayar tagihan utang usaha, pinjaman bank, dan kewajiban lainnya yang akan meningkatkan kewajiban lancar. Jika kewajiban lancar naik lebih cepat daripada aset lancar, rasio lancar akan turun, dan ini merupakan pertanda adanya masalah Brigham dan Houston, 2010:135. 18 Satu keunggulan dari melihat aset dan kewajiban lancar adalah nilai buku dan nilai pasarnya kemungkinan besar akan sama. Sering kali aset dan kewajiban tidak bertahan cukup lama sehingga menyebabkan kedua nilai tadi berbeda terlalu jauh. Aset dan kewajiban lancar berubah dengan cepat, sehingga jumlah aset dan kewajiban hari ini mungkin bukan panduan yang dapat diandalkan untuk masa depan Ross, et al. 2009:79. Rasio likuiditas adalah rasio yang paling banyak mendapatkan perhatian baik dari para analis maupun investor. Walaupun analisis terhadap likuiditas ini membutuhkan bantuan lain, sepeti anggaran kas cash budget, penggunaan rasio ini mudah dan cepat Raharjaputra, 2009:199. Rasio likuiditas yang sudah umum dikenal sebagai berikut: 1 Current ratio: rasio ini dihitung dengan membagi aset lancar current asets dengan hutang current liabilities. Secara umum aset lancar terdiri dari kas dan setara kas, surat berharga, piutang dagang, persediaan, biaya dibayar dimuka, dan aset lancar lainnya. Utang lancar terdiri atas utang dagang, utang bank, utang pajak, utang muka pelanggan, dan lainnya. Rasio ini digunakan sebagai alat ukur atas kemampuan perusahaan dalam memenuhi utang dan kewajiban jangka pendeknya Raharjaputra, 2009:199. Semakin tinggi rasio lancar, maka akan semakin besar kemampuan perusahaan membayar berbagai tagihannya, akan tetapi rasio ini harus dianggap sebagai ukuran kasar karena tidak memperhitungkan likuiditas dari setiap komponen aktiva lancar. Perusahaan yang memiliki aktiva lancar sebagian besar terdiri atas kas dan 19 piutang yang belum jatuh tempo, umunya akan dianggap lebih likuid daripada perusahaan yang aktiva lancarnya terutama terdiri atas persediaan Horne dan Machowicz, 2012:207. 2 Acid test ratioquick ratio: rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dengan mengurangkan persediaan yang dianggap kurang likuid karena prosesnya cukup panjang, yaitu melalui penjualan dan kemudian piutang dagang atau tunai Raharjaputra, 2009:200. Quick ratio memberikan ukuran yang mendalam tentang likuiditas daripada rasio lancar Horne dan Machowicz, 2012:207. 3 Rasio kas cash ratio: rasio kas merupakan perbandingan antara kas dengan total hutang lancar, yang dapat juga dihitung dengan mengikutsertakan surat- surat berharga. Kas dan surat berharga merupakan alat likuid yang paling dipercaya. Rasio kas juga menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar utang yang segera harus dipenuhi dengan kas yang tersedia dalam perusahaan dan surat-surat berharga yang segera dapat diuangkan. Bertambah tinggi cash ratio berarti jumlah uang tunai yang tersedia makin besar sehingga pelunasan utang pada saat jatuh tempo tidak akan mengalami kesulitan Riyanto, 2001:121 Dari penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa rasio likuiditas digunakan untuk mengukur kecukupan sumber kas perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang berkaitan dengan kas dalam jangka pendek. Perusahaan dikatakan tidak 20 mengalami kesulitan dalam mendanai investasinya apabila perusahaan mampu menghasilkan kas dalam membiayai investasi. Semakin besar likuiditas perusahaan struktur modalnya atau hutangnya akan semakin berkurang, karena dengan likuiditas yang tinggi, perusahaan memiliki dana tersedia yang dapat digunakan untuk membiayai kebutuhan-kebutuhan perusahaan dengan modal sendiri, dalam pengambilan keputusan investasi biaya modal sendiri justru diperhitungkan daripada menanggung risiko. Likuiditas dalam penelitian ini diproksikan dengan current ratio, yaitu rasio antara aktiva lancar dengan hutang lancar.

2.1.5 Dividend Payout Ratio DPR

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Price Earning Ratio Pada Perusahaan Manufaktur Subsektor Consumer Goods Industry yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

3 41 118

Analisis Pengaruh Price Earning Ratio Dan Dividen Tunai Terhadap Harga Saham Perusahaan Di Bursa Efek Indonesia

0 61 101

Analisis Perbedaan Price Earning Ratio Dan Harga Pasar Saham (Studi Kasus Pada PT Telekomunikasi Indonesia, Tbk. Dan PT Indosat, Tbk. Serta PT Excelcomindo Pratama, Tbk.)

0 36 85

Analisis Faktor- Faktor yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio Pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

1 47 96

Pengaruh Dividend Payout Ratio, Size Dan Earning Growth Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 11

Pengaruh Dividend Payout Ratio, Size Dan Earning Growth Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Dividend Payout Ratio, Size Dan Earning Growth Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 6

Pengaruh Dividend Payout Ratio, Size Dan Earning Growth Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 1 15

Pengaruh Dividend Payout Ratio, Size Dan Earning Growth Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 2

Pengaruh Dividend Payout Ratio, Size Dan Earning Growth Terhadap Price Earning Ratio Pada Perusahaan Barang Konsumsi Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia

0 0 4