Sistem Pengelolaan Tabungan Mabrur Bank Syariah Mandiri Cabang Ciputat

SISTEM PENGELOLAAN TABUNGAN MABRUR
BANK SYARIAH MANDIRI
CABANG CIPUTAT

SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Dakwah dan Ilmu Komunikasi
Untuk Memenuhi Syarat-syarat Mencapai Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)

FAIZAH
109053000042

KONSENTRASI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013 M/1434 H

SISTEM PENGELOLAAN TABUNGAN MABRUR
BANK SYARIAH MANDIRI
CABANG CIPUTAT

SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I.)

Oleh:
FAIZAH
NIM: 109053000042

Di Bawah Bimbingan:

Dr. Sihabuddin Noor, MA
NIP: 196902211997031001

KONSENTRASI LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH
JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013 M/1434 H


ABSTRAK

Faizah, NIM: 109053000042. Sistem Pengelolaan Tabungan Mabrur Bank
Syariah Mandiri Cabang Ciputat. Program Studi: Manajemen Dakwah,
Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi. Dibawah Bimbingan Dr. Sihabuddin
Noor, MA

Antusiasme masyarakat Indonesia dalam menyempurnakan Rukun Islam
yang ke-5 yaitu melaksanakan ibadah haji sangatlah besar. Hal tersebut bisa dilihat
dari banyaknya bermunculan produk yang ditawarkan oleh Bank Syariah tentang
penyelenggaraan ibadah haji, seperti halnya yang dilakukan oleh Bank Syariah
Mandiri Cabang Ciputat. Hal ini juga yang mendasari penulis untuk mengangkat
judul skripsi tentang Sistem Pengelolaan Tabungan Mabrur Bank Syariah Mandiri
Cabang Ciputat.
Pembatasan masalah dalam penelitian ini hanya pada sistem dalam
pengelolaan tabungan mabrur pada Bank Syariah Mandiri Cabang Ciputat.
Sedangkan perumusan masalah yang dikemukakan dalam penelitian ini penulis
merumuskan tentang bagaimana sistem pengelolaan tabungan mabrur di Bank
Mandiri Syariah Cabang Ciputat.
Tujuan diadakan penelitian ini untuk memberikan jawaban terhadap pokok

masalah penelitian. Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian
adalah memperoleh gambaran tentang pengelolaan tabungan haji bank syariah
mandiri. Dengan tujuan mrngrtahui bagaimana dengan sistem pengelolaan tabungan
tersebut oleh Bank Syariah Mandiri.
Untuk penelitian ini penulis menggunakan metode penelitian kualitatif
dengan hasil penyajian dalam bentuk deskriptif. Penulisan ini menggambarkan atau
melukiskan kondisi suatu objek, apakah objek tersebut memberikan sebuah nilai
atau sebaliknya.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh penulis, maka penulis merumuskan
kesimpulan mengenai sistem pengelolaan tabungan haji bank syariah mandiri.
dengan memberikan kemudahan pada nasabahnya agar bisa mewujudkan suatu
keinginannya mendapatkan nomor porsi dan berlanjut mewujudkan impian para
jama’ah haji ke tanah suci.
Kata Kunci : Sistem, Pengelolahan, Tabungan dan Haji

KATA PENGANTAR
Alhamdulillahirabbil’alamin penulis panjatkan syukur kehadirat Allah SWT. karena
dengan rahmat nya penulis dapat melakukan hasil karya Tulisan ini. Shalawat serta salam
semoga allah senantiasa dilimpahkan kepada nabi besar Muhammad SAW, yang telah
membawa kita selaku umatnya mampu dalam mengenal, mencari, dan menegakkan syari’at

islam.
Pada dasarnya selama penyusunan skripsi ini tentunya penulis banyak mengalami
kesulitan dan hambatan, baik mengenai pengaturan waktu, pengumpulan data,
pengolahannya dan sebagainya. Namun berkat kesungguhan hati dan bantuan dari berbagai
pihak, sehingga segala kesulitan tersebut dapat diatasi, yang akhirnya skripsi ini dapat
diselesaikan tepat pada waktunya. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis perlu
menyampaikan ucapan terima kasih sebesar-besarnya terutama kepada :

1. Ayahanda H. Abdullah dan ibunda Hj. Ida Farida serta Kakek dan nenek alm.H. Namin
dan Hj. Fatimah paman dan tante ku H. Naseh dan Hj. Rosanah tercinta yang senantiasa
memberikan kasih sayang, motivasi, arahan, doa, serta pengorbanan yang tiada hentihentinya bagi penulis sehingga memberikan motivasi dan inspirasi dalam menyelesaikan
skripsi ini.
2. Dr. Arief Subhan. MA, selaku Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

ii

3. Drs. Wahidin Saputra, MA sebagai Pudek I, Drs. H. Mahmud Jalal, MA, sebagai
Pudek II, serta Drs. Study Rizal LK, MA sebagai Pudek III bidang
kemahasiswaan yang telah memberikan banyak ilmu dalam bidang organisasi.

4. Drs. Cecep Castrawijaya. MA, selaku Ketua Jurusan Manajemen Dakwah..
Drs.H.

Mulkannasir.

MA,

Selaku

Sekertaris

Jurusan

Manajemen

Dakwah.Sekaligus sebagai pembimbing Akademik, beserta segenap jajaran
karyawan dan Jurusan dan Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi. Dan beserta
5. Seluruh staf Perpustakaan Utama dan Fakultas Ilmu Dakwah dan Komunikasi,
yang telah membantu dalam menyediakan sumber-sumber pustaka selama penulis
merampung skripsi ini.

6. Dr. Sihabuddin Noor. MA, selaku dosen pembimbing yang telah banyak
memberikan perhatian bimbingan serta pengarahan yang sangat baik, sehingga
skripsi ini bias cepat terselesaikan.
7. Bapak Pamungkas Setyo Budi selaku manager marketing yang sudah meluangkan
waktu nya untuk penulis dalam penelitian di Bank Syariah Mandiri. Dan Bapak
Saharuddin selaku staff pelaksana marketing support yang sudah banyak
membantu dan meluangkan waktu penulis dalam penelitian di Bank Syariah
Mandiri Cabang Ciputat. Dan seluruh staff dan karyawan Bank Syariah Mandiri.
8. Teman-teman seperjuangan keluarga gank kacrut MD B 2009 yang selalu memberikan
semangat serta motivasi yang sangat membantu penulis, Iim, Shinta, Komariah,
Nuraipah, Eneng , Syarifuddin, Harry , Mus’ap dan Taqana, Jailani , Cep Husni, Raditya,
Slamet, Nasrullah, Samsul.

iii

9.

Teman-teman seperjuangan keluarga MD A dan MHU 2009, Segenap adik – adik MDMHU dan Segenap teman-teman seluruh fakultas ilmu dakwah dan ilmu komunikasi
teman-teman


angkatan 2009 yang selalu memberi semangat dalam mengerjakan

skripsi. Segenap teman-teman KKN ” BERKAH ” siska, vera, yeti, eta, gufron, muti,
roji, ayat,desman dan karim. Kangen kumpul-kumpul lagi dan Teman-teman kosan
hebring esti nurhayati, ihda nuraida, mutiatilah, semangat dan terima kasih buat kalian.
10. Sahabat yang tak pernah lepas memberikan semangat,motivasi sampai pembuatan
skripsi ini berjalan dari awal hingga selesai kepada penulis mereka adalah sahabat yang
tak bisa terbalaskan jasa mereka pada penulis, Hana Kafiah, Ajeng Retno Kusumawati,
Fani Fadillah, Siti Holisah, Zatil Izzati, Farah Yuliestiana, Aditya Yudho Negoro, Muh.
Yudistira kusuma, Muhammad Romdoni,

Nur Rahman Muhammad Arif, dan

Muhammad Rusli. Jasa kalian tidak akan pernah dilupakan aku sayang kalian. Terima
kasih untuk bantuannya selama ini, aku sayang kalian. Serta Para kakak senior yang
telah membantu dalam pembuatan skripsi, ka jamal masykur aziz, Ahmad andriansyah,
fini fitriani merliza, husin ismail
Akhirnya hanya kepada Allah dialah kami berserah diri.Dan mudahmudahan skripsi ini bermanfaat. Meskipun penulis menyadari masih banyak
terdapat kelemahan dan kekurangan dalam skripsi ini karena kesempurnaan
hanyalah milik Allah SWT.

Jakarta,28 September2013

iv

DAFTAR ISI

ABSTRAK ......................................................................................................

i

KATA PENGANTAR ....................................................................................

ii

DAFTAR ISI ...................................................................................................

vi

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................


1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ............................................

6

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian .....................................................

7

D. Metode Penelitian ..........................................................................

7

E. Tinjauan Pustaka ...........................................................................

9

F. Sistematika Penulisan....................................................................


11

BAB II LANDASAN TEORITIS
A. Teori Sistem
1.

Pengertian Sistem ...................................................................

9

2.

Unsur-unsur Sistem ................................................................

11

3.

Ciri-ciri Sistem .......................................................................


12

4.

Tujuan Sistem ........................................................................

13

B. Pengelolaan
1.

Pengertian Pengeloaan ...........................................................

14

2.

Peranan Pengelolaan ..............................................................

15

C. Tabungan Haji
1.

Pengertian Produk Tabungan Haji .........................................

vi

16

2.

Manfaat Tabungan Haji..........................................................

17

1.

Pengertian Haji .......................................................................

19

2.

Rukun Haji .............................................................................

19

3.

Ibadah Haji .............................................................................

20

4.

Onkos Naik Haji .....................................................................

23

5.

Akomodasi Haji .....................................................................

24

D. Haji

BAB III GambaranUmum
A. Sejarah Bank Syariah Mandiri ......................................................

27

B. Profil Perusahaan...........................................................................

30

C. Visi dan misi Bank Syariah Mandiri ............................................

31

D. Peta Pendidikan keuangan Syariah. ..............................................

31

E. Struktur organisasi.........................................................................

35

F. Bagan organisasi ...........................................................................

35

G. Dewan Pengawas Syariah. ............................................................

36

H. Program Bank Syariah Mandiri.....................................................

38

I.

1.

Pembiayaan Modal Kerja .......................................................

38

2.

Pembiayaan Investasi ............................................................

39

3.

Pembiayaan Kepemilikan Ruko .............................................

39

4.

Bank Garansi ..........................................................................

40

5.

Letter of credit .......................................................................

41

Tabungan Bank Syariah Mandiri .................................................

41

1.

44

BSM Tabungan Mabrur .........................................................

vii

2.

BSM Tabungan Berencana ....................................................

45

3.

BSM Tabungan Simpatik ......................................................

47

4.

BSM Tabungan Investa Cendekia..........................................

49

BAB IV HASIL TEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Pengelolaan Tabungan Haji ..........................................................

53

B. Sistem Yang Dikembangkan .........................................................

59

C. AnalisisSistem ...............................................................................

64

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................

68

B. Saran-Saran ...................................................................................

69

viii

BAB I
PENDAHULUAN

A. LatarBelakangMasalah
Pergi haji bagiseorangMuslim erat kaitanya dengan niat dan keinginan
yang kuat. Banyak kisah yang berkembang di masyarakat yang menceritakan
seseorang yang tidak mampu secara finansial tetapi secara tiba-tiba Allah
mengundangnya ke Baitullah melalui perantara bantuan orang lain. Dalam
kenyataan sebaliknya, banyak umat Islam yang mampu secara finansial tetapi
tidak punyaniatuntukmenunaikannya.
Momentum haji bagi umat Islam memiliki makna tersendiri.Selain
sebagai ritual keagamaan dalam rukun Islam yang terakhir, haji memiliki
semangat moral, spiritual dan intelektual bagi

yang menunaikannya.

Sehingga ibadah haji memberikan kontribusi yang cukup signifikan dalam
proses perubahan masyarakat kearah yang lebih baik.1
Haji sebagai ibadah, akhir lebih sekedar prosesi ritual umat Islam
terhadap Kewajiban pelaksanaan rukun Islam kelima. Ibadah Haji adalah
menyengaja berkunjung ke Baitullah dengan melaksanakan rukun dan wajib
haji, sehingga ibadah haji manifestasikan titik simpul dialogis antara
kesadaran spiritual dengan kecerdasan rasional.
Fini, Fitriani, “Strategi Pelayanan Produk Tabungan Haji Arafah Pada PT.Bank Muamalat Indonesia
Cabang Bumi Serpong Damai (BSD) Tanggerang“ (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Jakarta, 2013). h. 1
1

1

2

Untuk itu calon jama’ah haji perlu memahami kajian perbedaan
mazhab seputar pelaksanaan ibadah haji dan umrah dengan ragam pendekatan
yang kompeherensip, baik secara doktrinal, teoritis, historis, filosofis, maupun
kultural dengan mempertimbangkan konteks umat Islam Indonesia, khususnya
calon jam’ah Haji dari DKI Jakarta. 2
Berangkat haji ke Tanah Suci yang merupakan cita-cita umat Islam, di
dalamperjalanannya memerlukan biaya yang cukup besar.Untukituharus ada
perencanaan dan persiapan yang matang sebelumnya. Banyak cara yang
ditempuh seorang Muslim dalam mewujudkan cita-citanya itu. Salah satu
upaya adalah dengan jalan menabung di bank.
Indonesia merupakan negara yang jauh jaraknyadari tanah suci Mekah
dan

Madinah.Dengandemikianbagiseseorang

yang

inginberangkat

haji

membutuhkan biaya yang cukup besar. Bagi mereka yang berkecukupan
bahkan lebih secara finansial dapat menunaikannya secara cepat, namun bagi
mereka yang penghasilan pas-pasan dan kekurangan bisa langsung naik haji
salah satu upaya adalah dengan cara menabung di tabungan haji.
Ibadah haji yang merupakan suatu ibadah yang wajib dilaksanakan
setiap muslim yang mampu hanya sekali seumur hidupnya, jumlah dan
peminatnya setiap tahun semakin bertambah. Banyak cara yang ditempuh,
seperti bagi kaum Muslim yang kehidupannya pas-pasan dari segi materi,
2

Hidayat manarul, Manasik Haji dalam Tinjauan Faham Ahli Sunnah Wal Jamaah, Ciputat,
ABHUNU, 2010 h. 1 -3.

3

dapatberangkat dengan carasistem penghimpunan dana menjadikan dana
terkumul pada satu tempat atau perusahaan yang pada hal ini adalah Bank
Syariah Mandiri, dikatakan dengan sistem tabungan haji lebih kepada sistem
dimana orang-orang mengumpulkan atau menyimpan uagnya untuk
membayar haji (menghimpun).Sehingga dengan sistemtabungan haji ini orang
mempunyai harapandapat pergi haji.Sehingga tabungan haji adalah suatu
simpanan perencanan yang dilakukan orang perorangan yang mempunyai
rencana menunaikan ibadah haji.3
Butuh perencanaan yang cukup matang untuk mereka yang tidak
cukup secara financial tetapi mempunyai keinginan yang tinggi dalam
memenuhi kewajiban ibadah ke tanah suci, di Indonesia mereka dapat
melakukannya melalui tabungan haji yang disediakan oleh bank-bank syariah.
Sehingga dengannya diperoleh nomor porsi kursi haji tahun berikut dengan
membayar melunasi Biaya Perjalanan Ibadah Haji (BPIH) yang merupakan
sejumlah dana yang harus dibayar oleh warga negara yang akan menunaikan
ibadah haji4.
Syarat haji dalam problematika persiapan ibadah haji yaitu istitha’ah
dalam ibadah haji, yaitu istitha’ah secara sederhana dapat diartikan
kemampuan menunaikan ibadah haji. Ada dua macam criteria istitha’ah.
3

4

Hendra Kholid, “Tabungan Haji”, artikel diakses pada 26 April 2011 dari http://hendrakholid.net.

Undang-Undang Republik Indonesia. Undang-Undang No. 13 Tahun 2008 tentang penyelenggaraan
ibadah haji (jakarta: Undang-Undang Republik Indonesia,2008),h.2

4

Pertama istitha’ah secara langsung (kemampuan priadi, secara mandiri), dan
kedua istitha’ah tidak langsung (mampu melaksanakan haji tetapi yang
mengerjakan orang lain).
Bentuk istitha’ah yang pertama, mensyaratkan empat hal yaitu :
pertama bekal yang cukup, kedua kendaraan, ketiga perjalanan dan keempat
badan. Bentuk istitha’ah yang kedua terjadi apabila seseorang mampu haji,
hanya saja dengan meminta pertolongan orang lain. Kasus semacam ini terjadi
bagi orang kaya haya saja ia tidak dapat menunaikan ibadah haji itu karena :
satu keras yang sulit diharapkan kesembuhannya, dua ada udzur alamiah (tua)
atau karena faktor lainnya.
Sementara itu komisi fatwa majelis ulama indonesia memutuskan
bahwa keputusan musyawarah alim ulama yang diadakan pada tahun 1975
tentang istitha’ah yang selengkapnya berbunyi “ orang islam dianggap mampu
(Istitha’ah) melaksanakan ibadah haji, apabila jasmaninya, ruhaninya, dan
perbekalan, memungkinkan untuk menunaikannya tanpa melantarkan
kewajiban terhadap keluarga, dianggap memadai.
Sementara itu, komisi fatwa MUI DKI Jakarta menuliskan, para ulama
telah bersepakat bahwa salah satu ibadah haji adalah memiliki kemampuan
istitha’ah yang dimaksud istitha’ah dari segi harta untuk membayar biaya
perjalanan ibadah haji (BPIH) sesudah kebutuhan primer (sandang , pangan
dan perumahan) beserta keluarga terpenuhi, dan sesudah terbebas dari hutang

5

piutang baik kepada manusia ataupun kepada Allah SWT. Misalnya nadzar,
kafarat, dan zakat.
Mengenai pengertian istitha’ah yang menjadi syarat wajib haji
memang terdapat perbedaan penafsiran dikalangan ulama. Menurut Rasyid
Ridha dan Muhammad Anduh, istitha’ah itu berarti mampu untuk sampai ke
Baitullah dan kemapuan itu berbeda bagi setiap orang, tergantung jauh atau
dekatnya dari Baitullah dengan mempertimbangkan kondisi masing-masing.
Tetapi kebanyakan ulama menafsirkan istitha’ah dengan mempuyai bekal haji
dan biaya transportasi haji PP, disamping nafkah untuk keperluan keluarga
yang ditinggalkan di tanah air.
Berkaitan dengan definisi istitha’ah itu, dalam Hamisy kitab Bughhyat
Al-Mustarsyidin karangan Sayyid Abdurrahman bin Muhammad bin Husain
bin Umar dikatakan, Apabila sesorang memiliki rumah, sawah, atau
pekarangan, atau harta lainnya, dan nilainya telah mencukupi untuk biaya
pergi pulang haji, maka harta itu miskin. Pendapat hamir sama dinyatakan
Sayyid Abdurrahman bin Muhammad bin Husain bin Umar dalam kitabnya
Bughyat Al-Mustarsyidin semua kelebihan harta kuning yang dimiliki
(kecuali kitab fikih) yang tidak boleh dijual : alat perang, alat bekerja,
pelengkap kosmetika istri, dan baju pantas pakai sehari-hari
Dalam Ibadah Haji Pemerintah berhak menentukan Istitha’ah yang
harus dipenuhi umat Islam, demi menjaga keselamatan dan kemaslahatan
mereka dan keluarga yang ditinggalkan. Misalnya, Istitha’ah itu mensyaratkan

6

adanya sehat jasmani dan rohani, aman perjalanan, serta aman pula situasi d
tanah suci, dan bagi wanita harus disertai suami atau mahramnya. Demikian
juga larangan pergi haji bagi wanita hamil harus ditaati demi menjaga
kesehatan dan keselamatan wanita itu sendiri serta janin yang dikandungnya. 5
Salah satu produk tabungan haji syariah adalah Tabungan Mabrur
Bank Syariah Mandiri. Produk ini berupaya untuk membantu masyarakat
yang tidak mampu yang berkeinginan pergi haji dengan system pengelolaan
dananya secara profesional.Bagaimana “Sistem Pengelolaan Tabungan Haji
Bank Syariah Mandiri.”penulis mengangkatnya menjadi tema penelitian
dalam skripsi ini.

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
Untuk memberikan gambaran yang terarah dalam penelitian ini, maka
peneliti membatasi masalah penelitiannyahanya pada “Sistem Pengelolaan
Tabungan Haji Bank SyariahMandiriCabangCiputat” penulis memilih bank
syariah mandiri cabang ciputat dikarenakan produk tersebut sudah banyak
peminatnya dan produk tersebut sangat membantu dalam membantu
nasabahnya .
Untuk

itu

rumusan

masalahnya

adalah

“Bagaimana

system

pengelolaan tabungan haji Bank Syariah Mandiri?”

5

Hidayat manarul, Manasik Haji dalam Tinjauan Faham ahli Sunnah Waljamaah, Ciputat ABHUNU,
2010 h. 50-52

7

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.

Tujuan penelitian
Tujuan penelitian ini untuk memberikan jawaban terhadap pokok
masalah penelitian. Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan
penelitian adalah memperoleh gambaran tentang pengelolaan tabungan haji
bank syariah mandiri. Dan tujuan penelitian ini untuk mengetahui bagaimana
sistem pengelolaan tabungan mabrur tersebut dalam meningkatkan
nasabahnya.

2.

Manfaat penelitian
Manfaat daripenelitian skripsi ini adalahdiketahuinyacarasistem
pengelolaantabunganmabrur di Bank SyariahMandiri. Dan serta selain
informasi yang menghasilkan keputusan yang tepat bagi perusahaan dan
dalam menghasilkan keputusan untuk mencapai visi,misi dan tujuan
perusahaan. Dan meningkatkan kemampuan peneliti dalam mengidentifikasi
masalah, menganalisis dengan menemukan solusi terhadap konsumen.

D. Metode Penelitian
1.

Metode Penelitian
Penelitian ini bersifat deskriptif analisis yakni menggambarkan datadata yang dianalisis untuk mengambil kesimpulan lebih lanjut. Adapun jenis
penelitian yang digunakan dalam pengumpulan data ini adalah jenis

8

penelitian kualitatif yang menghasilkan data deskriptif tertulis dengan
informasi dari orang yang terlibat dalam objek. 6
Data yang dibuat melalui studi kepustakaan adalah berupa informasi
yang diperoleh dengan mempelajari, menelaah dan mengkaji buku-buku
yang erat kaitannya dengan masalah yang akan dibahas. Sementara
memperoleh data lapangan, penulis mengadakan pendekatan secara langsung
dengan mengunjungiobyek yang akan diteliti seperti gambaran umum lokasi
penelitian di Bank Syariah Mandiri.
2.

Tehnik Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan dalam penelitian terdiri atas:
a. Observasi
Penulis mengadakan pengamatan langsung ke Bank Syariah Mandiri
yang terletak diCiputat untuk memperoleh data yang akurat tentang
gejala, peristiwa dan kondisi aktual yang terjadi pada masa kini.
b. Wawancara
Penulis mengadakan tanya jawab dengan kepala bidang penelitian yang
dianggapnya layak untuk mewakili pimpinanan Bank Syariah Mandiri.

6

Lexy J. Maleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1998), Cet. Ke-2,h.3

9

c. Dokumentasi
Data-data yang diperlukan untuk mencari data dokumentasi bank syariah
dengan alat pengumpulan data sesuai yang dibutuhkan oleh penulis.
3.

Jenis dan Sumber Data
Jenis dan sumber data yang dibutuhkan adalah :
a. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari hasil wawancara
kepada pihak bank yang berkopeten serta dikuatkan dengan dokumendokumen yang dimiliki oleh bank syariah mandiri.
b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari literatur literatur
kepustakaan, seperti buku, majalah, jurnal, internet dan sumber lainnya
yang berkaitan dengan materi skripsi ini.

E. Tinjauan Pustaka
Sebelum masuk lebih jauh mengenai pembahasan penelitian ini, ada
beberapa penelitian terdahulu yang mengangkat pembahasan yang hampir
sama dengan yang dituliskan oleh penulis, namun tentunya ada sudut
perbedaan dalam hal pembahasan maupun obyek kaji andalam penelitian ini,
adapun penelitian tersebut diantaranya adalah:
1. MOH.JAZULI 106046101658, “Competitive advantage Produk Tabungan
Haji Mabrur Bank Syariah Mandiri Dengan Tabungan Mega Syariah Haji
ib Bank Mega Syariah“,Skripsi ini membahast entang bank jasa perbankan

10

di indonesia yang menawarkan layanan tabungan haji. Diantara bank syariah
yang mengeluarkan produk tabungan haji adalah bank syariah mandirid an
bank mega syariah. Serta masih bisa menghasilkan hasil yang akurat untuk
pengelolaan data agar bisa membedakan dengan bank-bank lain.
2. Ihdini Maulida Rahmah 106046101636, “Manajemen Pengelolaan Dana
Tabungan Haji BNI Syariah Cabang Jakarta Selatan”, penulis menemukan
bahwa pengelolaan dana tabungan haji di BNI Syariah dengan menggunakan
pool of opproach, BNI syariah mestinya melakukan kerja sama yang baik
dengan pemerintah dan juga kelompok bimbingan ibadah haji lebih
maksimal. Maka perbedaan dengan peneliti membahas tentang sistem
pengelolaan tabungan mabrur bank syariah mandiri dalam meningkatkan
pengelolaan di bank tersebut.
3. FINI FITRIANI 108053000049, “Strategi Pelayanan Produk Tabungan
Haji Arafah Pada PT Bank Muamalat Indonesia Tbk Cabang Bumi
Serpong Damai (BSD) Tanggerang”, Strategi pelayanan yang baik adalah
kemampuan perusahaan dalam memberikan kepuasan kepada nasabah
dengan standar yang sudah ditetapkan. Kemampuan tersebut ditunjukan oleh
sumber daya manusia dan sarana dan prasarana yang dimiliki. Oleh sebab itu
penulis bisa membedaan antara bank yang satu dengan bank-bank lain. Jika d
bank syariah mandiri tabungan haji dinakamakan tabungan mabrur maka di
Bank Muamalat tabungan tersebut dinamakan tabungan haji arafah.

11

F. Sistematika Penulisan
Adapun sistematika penyusunan yang dimaksud adalah seperti yang diuraikan
dibawah ini agar dapat kejelasan arah pembahasan masalah yang dihadapi,
BAB I PENDAHULUAN. Bab ini sebagaimana gambaran umum tentang
penulisan skripsi pada bab ini diuraikan latar belakang masalah dan pembatasan
masalah,tujuan penelitian, manfaat penelitian,metodologi penelitian, tinjauan pustaka
dan sistematika penulisan
BAB II LANDASAN TEORI Dalam bab ini penulis menguraikan tentang
teori system pengelolaan tabungan haji meliputi :pengertian sistem, unsur-unsur
sistem, cirri-cirri sistem, tujuan sistem, pengembangan system ekonomi islam.
Pengertian pengelolaan, meliputi: peranan pengelolaan, pengelolaan perbankan
syariah, pengertian. Pengertian tabungan meliputi: pengertian produk tabungan haji,
manfaat tabungan haji, pengertian haji, ketentuan-ketentuan ibadah haji, ongkos naik
haji, dan transportasi haji.
BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. Dalam bab ini dengan
membahas gambaran umum perusahaan diantaranya meliputi :sejarah berdirinya
Bank Syariah Mandiri, struktur organisasi dan program Bank Syariah Mandiri.
BAB IV HASIL TEMUAN DATA DAN PEMBAHASAN.Dalam bab ini
dengan menguraikan analisis pokok pemikiran permasalahan yaitu: pengelolaan
tabungan haji, sistem yang dikembangkan dana analisis sistem.

12

BAB V PENUTUP. Dalam bab ini penulis membahas denga membuat
kesimpulan dari hasil penelitian yang merupakan jawaban dari perumusan masalah
diatas. Selain itu, memberikan saran yang berkaitan dengan permasalahan yang
dibahas untuk memperoleh solusi dari permasalahan itu.

BAB II
LANDASAN TEORI

A. Teori Sistem
1. Pengertian Sistem
Kata sistem berasal dari bahasa Yunani “syestema” yang mempunyai
pengertian demikian :
a. Suatu keseluruhan yang tersusun dari sekian banyak bagian.
b. Hubungan yang berlangsung diantara satuan-satuan atau komponen secara
teratur.1
Menurut Kamus Besar Indonesia, kata sistem secara Etimologi berarti
“susunan, aturan”, sedangkan secara Teminologi, sistem berarti perangkat
unsur yang secara teratur saling berkaitan sehingga membentuk suatu totalitas
misalnya sistem perencanaan makanan, sistem pernapasan dan sistem
komunikasi.2
Sistem adalah sebagian tata hubungan diantara dua atau lebih
komponen (unsur) yang bersifat saling mempengaruhi

(independent

components)saling ketergantungan kesekian objek (komponen) tersebut
membentuk suatu keadaan yang nyata atau suatu kesatuan (etinity) ,
1

Tatang Amirin, pokok-pokok Teori Sistem, ( Jakarta,: PT. Raja Grafindo Persada, 2001),h.1.
2
Hasan Alwi, dkk., Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), cet
ke-2.

9

10

komponen tersebut selalu dalam keadaan berfungsi atau bergerak membuat
kesatuan di dalam keadaan seimbang dan berfungsi (home astatis).3
Istilah sistem menunjuk pada dua hal, yaitu pada suatu wujud (entitas)
atau benda yang memiliki tata aturan atau susunan struktural dari bagianbagiannya, yang kedua, menunjuk pada suatu rencana, metode, alas atau tata
cara mencapai sesuatu.4
Lebih lanjut dijelaskan bahwa sistem terbagi menjadi dua bagian, yaitu
sistem sebagai suatu wujud (entitas), dan sistem sebagai metode.5
a. Sistem sebagai wujud (entitas)
Suatu sistem biasa dianggap merupakan “suatu himpunan bagian yang
saling berkaitan yang membentuk suatu keseluruhan yang rumit atau saling
kompleks tetapi merupakan satu kesatuan”.
Jadi, yang dimaksud sistem sebagai suatu wujud disini adalah sistem yang
terbentuk atas sekumpulan bagian-bagian.Misalnya manusia, mobil, jam,
lembaga pemerintah dan lain-lain.
b. Sistem sebagai suatu metode

3

A.Muis, komunikasi Islam, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001), cet.1, h.27
Tatang M.Amirin, Pokok-pokok Teori Sistem, h.15
5
Tatang M.Amirin, Pokok-pokok Teori Sistem, h.4-6
4

11

Sistem dalam arti wujud (entitas) bersifat deskriptif , konsep pengertian
sistem sebagai suatu metode ini dikenal dengan pengertian umum sebagai
pendekatan sistem (sistem approach). Pada dasarnya pendekatan ini
merupakan penerapan metode ilmiah didalam usaha memecahkan
masalah.6
2. Unsur-Unsur Sistem
Unsur-Unsur yang mewakili suatu sistem secara umum adalah
masukan (input), pengelolaan (proccesing) dan keluaran (output). Disamping
itu satu sistem senantiasa tidak terlepas dari lingkungan sekitarnya. Maka
umpan balik (feedback) dapat berasal dari output tetapi dapat juga berasal dari
lingkungan sekitarnya.
a. Input (masukan) adalah proses dimana segala macam data atau bahan yang
dibutuhkan dikemukakan, kemudian data-data yang terkumpul mengalami
sebab proses untuk dapat menghasilkan output (keluaran) sistem yang
dimaksud.
b. Procces (proses) Proses adalah dimana segala macam kegiatan dikelola
atau dijalankan sesuai dengan tujuan tertentu. Salah satu contohnya adalah
proses pelatihan, agar suatu proses dapat berjalan baik, maka perlu adanya
sistem media baik tulisan, ataupun metode yang digunakan dalam proses

6

Tatang M.Amirin, Pokok-pokok Teori Sistem, h.6-7

12

sebuah pelatihan serta materi pelatihan yang digunakan untuk proses
sebuah pelatihan yang digunakan untuk diproses agar sesuai dengan tujuan.
c. Output (keluaran) adalah hasil dari input dan proses yang telah dilakukan
apakah sesuai dengan tujuan atau tujuan dari terbentuknya sebuah sistem.
Dari keluaran tersebut mengalami proses timbal balik (feedback) dan dapat
dijadikan sebagai evaluasi mendatang yang merupakan ddari input
selanjutnya. Organisasi dipandang sebagai suatu sistem yang tentunya akan
memiliki semua unsur-unsur ini7
3.

Ciri-Ciri Sistem
Ciri adalah tanda-tanda khusus yang membedakan sesutau dengan
yang lain. Ciri-ciri sistem menurut Churchman adalah :
a. Sasaran dari keseluruhan sistem secara bersama-sama adalah kinerja
yang terukur.
b. Linkungan sistem
c. Sumber-sumber sistem
d. Komponen-komponen sistem, dan
e. Manajemen

sistem,

yaitu

perencanaan

dan

pengelolaan

dan

pengendalian sistem yang bersangkutan. 8

7

Wahyudi Kumorotomo dan Subando Agus M,Sistem Informasi Manajemen,
(Yogyakarta : UGM Press,2001), Cet.Ke-4,h.9
8
H.Nasuka, Teori Sistem, (Jakarta : Prenada Media, 2005),h.21.

13

Sedangkan menurut Hans E.Kawulusan, seperti yang dikutip oleh
M.Arif Djamaludin dalam buku Sistem Perencanaan Pembuatan Program dan
Anggaran (suatu pengantar), ciri-ciri dari sebuah sistem adalah :
a. Selalu terarah pada tujuan tertentu;
b. Adanya penanggulangan akan ketahanan dalam komponen-komponen atau
bagian-bagian yang ada dalam suatu sistem;
c. Adanya faktor-faktor tertentu dalam kerja sama antar- komponen yang
memungkinkan tercapainya tujuan;
d. Dapat beradaptasi dengan lingkungan. 9

4. Tujuan Sistem
Tujuan sistem menurut Von Bertalanffy yang diktif oleh H.Nasuka
mengemukakan sebagai berikut:
a. Adanya kecenderungan umum ke arah keterpaduan pada berbagai ilmu,
baik alam maupun sosial.
b. Keterpaduan tersebut tampak terpusat dalam teori sistem umum.Teori
tersebut dapat menjadi alat yang penting untuk mencapai tujuan melalui
teori yang eksak dalam bidang ilmu nonfisik.

9

M.Arif Djamaluddin, Sistem Perencanaan Pembuatan Program dan Anggaran
(suatu pengantar), (Jakarta : Ghalia Indonesia), cet. Ke-4, h.46.

14

c. Pengembangan penyatuan prinsip-prinsip ke arah “yang bersifat vertical”
dengan menarik hal-hal yang umum (universe) dari masing-masing ilmu,
sehingga teori ini membawa kita mendekati tujuan untuk kesatuan ilmu.
d. Mendorong ke arah yang memerlukan banyak keterpaduan dalam kegiatan
ilmiah. 10
Penciptaan atau pencapaian sesuatu yang bernilai itu dilakukan dengan
memadukan dan mendayagunakan berbagai macam bahan dengan sesuatu
cara tertentu.
B. Pengelolaan
1. Pengertian Pengelolaan
Dalam kamus bahasa Indonesia, pengelolaan berasal dari kata “kelola”
yaitu mengendalikan, menyelnggarakan, dan mengurus.Pengelolaan adalah
diartikan sebagai suatu rangkaian pekerjaan atau usaha yang dilakukan oleh
sekelompok orang untuk melakukan serangkaian kerja dalam mencapai tujuan
tertentu.11
Definisi pengelolaan oleh para ahli terdapat perbedaan-perbedaan. Hal
ini disebabkan karena para ahli meninjau pengertian dari sudut yang berbedabeda.Ada yang meninjau pengelolaan dari segi fungsi, benda, kelembagaan
10

H.Nasuka, Teori Sistem Sebagai Salah Satu Alternatif Pendekatan Ilmu Agama
Islam, (Jakarta: Kencana, 2005) h.2.
11
Hasan Alwi, Kamus Bahasa Indonesia, (Jakarta, : Balai Pustaka,1991), Cet.ke-9 h.623

15

dan yang meninjau pengelolaan sebagai suatu kesatuan. Namun jika dipelajari
pada prinsipnya definisi-definisi tersebut mengandung pengertian dan tujuan
yang sama.
2. Peranan dan Pengelolaan
Saat ini, peranan bank mendukung kemajuan “urusan pembayaran,
perdagangan dan pembangunan ekonomi” karena ia berperan untuk
mengumpulkan dana (tabungan) dan menjadi sumber pembayaran modal
(kredit) kepada perusahaan. Bank sebagai pihak manajemen pembayaran
mendorong kemajuan perdagangan barter kepada perdagangan uang
seterusnya kepada perdagangan kredit, sehingga pembangunan ekonomi
semakin maju dan bahkan bahkan bank boleh dikatakan sebagai jantung dan
pusat perekonomian yang harus dimanfaatkan oleh setiap perusahaan, jika
ingin maju.
Secara rinci, dapat dikemukakan bahwa peranan perbankan
diantaranya adalah :12
a. Pengumpul dana atau (tabungan) dan pembeli kredit.
b. Tempat menabung yang efektifitas-produktifitas bagi masyarakat.
c. Pihak manajemen pembayaran, bahkan penjamin perdagangan dengan
letter of credit (L/C) dan bank penjaminnya.
12

Malayu S. P. Hasibuan,
(Yogyakarta:1996) cet.1 hlm.16

Sistem

Perbankan

Syariah

di

Indonesia

16

d. Memperlancar dan mempercepat masa pembayaran dengan inkaso,
pemindahan, kliring dan lain-lainnya.
e. Stabilisasi moneter dengan mengatur JUB melalui paket-paket perbankan.
f. Indle

money(hoarding) atau penimbunan tabungan dapat dikurangi

sehingga uang itu lebih produktif bagi pemiliknya dan biaya pembangunan
ekonomi.
g. keamanan tabungan akan lebih terjamin.

C. Tabungan Haji
1. Pengertian Produk Tabungan Haji
Tabungan Haji adalah simpanan pihak ketiga yang penarikannya
hanya dapat dilakukan pada saat nasabah menunaikan ibadah Haji atau pada
saat tertentu sesuai dengan yang diperjanjikan.Simpanan ini menerapkan
imbalan dengan sistem bagi hasil al-mudharabah.
Tabungan mudharabahyaitu tabungan yang dijalankan berdasarkan
akad mudharabah.13 Mudharabah mempunyai dua bentuk, yaitu mudharabah
mutalaqah dan mudharabah muqayyadah, yang perbedaan utama diantara
keduanya terletak pada ada atau tidaknya persyaratan yang diberikan pemilik
dana kepada bank dalam mengelola hartanya. Dalam hal ini, Bank Syariah
bertindak sebagai mudharib (pengelola dana).
13

Euis Amalia, dkk, Konsep dan Mekanisme Bank Syariah, Rujukan Konseptual untuk
Praktek Bank Mini Syariah (Jakarta : Fakultas Syariah dan Hukum UIN), H.23

17

Bank Syariah dalam kapasitasnya sebagai mudharib, mempunyai
kuasa untuk melakukan berbagai macam usaha yang tidak bertindak dengan
prinsip Syariah serta mengembangkannya, termasuk melakukan akad
mudharabah dengan pihak lain. 14Sesuai Surat Keterangan Dirjen Bimas Islam
dan Urusan Haji No. D/146 Tahun 1998 tanggal 13 Agustus 1998, Tabungan
Haji dalam pelaksanaannya menggunakan prinsip mudharabah, yaitu bentuk
tabungan yang dipergunakan sebagai sarana untuk mendapatkan kepastian
porsi berangkat menunaikan ibadah haji sesuai keinginan penabung.Tabungan
Haji yang dikeluarkan oleh bank-bank, baik konvensional maupun Bank
Syariah mempunyai beberapa keuntungan bagi pihak penabung, bank maupun
untuk perekonomian.15

2.

Manfaat Tabungan Haji
Tabungan

Haji

dimaksudkan

untuk

membantu

nasabah

mempersiapkan Ongkos Naik Haji (ONH) dan membantu nasabah untuk
melakukan pendaftaran haji langsung ke Kementrian Agama secara on-line.
Jika waktu pendaftaran Haji sudah dibuka, bank akan mendaftarkan
nasabahnya sebagai calon Jama’ah Haji hingga mendapatkan kepastian untuk
berangkat pada musim haji berikutnya.
14

Adiwarman Karim, Bank Islam : Analisis Fikih dan Keuangan (Jakarta : Raja Grafindo
Persada, 2004),h.272.

15

Hasan Ali,M.Nadratuzzaman Hosen, Pusat Komunikasi Ekonomi Syariah (Jakarta,2007),
h.94

18

Kelebihan dari tabungan Haji, yaitu bank juga dapat memberikan
dana talangan pada nasabah yang ingin naik haji tetapi masih memiliki
kendala arus kas. Tentunya dengan memastikan terlebih dahulu bahwa sang
penabung mampu untuk melunasi biaya Ongkos Naik Hajinya (ONH)
sebelum berangkat. Adapun keuntungan yang diperoleh penabung adalah:
a.

Dari sisi financial dapat memperoleh keuntungan bagi hasil dari dana haji
yang diinvestasikan oleh bank syariah, bagi hasil tersebut menjadi
tambahan dari total dana yang dimiliki di bank syariah. Disisi lain, uang
juga dikelola, tidak dapat merasa khawatir hilangnya uang yang ditabung.
Lain halnya, menyimpan uang untuk keperluan persiapan naik Haji. Jika
dirumah akan timbul adanya resiko kehilangan, baik karena pencurian
atau karena faktor alam semacam musibah banjir, gempa bumi atau yang
lainnya.

b.

Keuntungan spiritual, keuntungan ini tidak didapatkan jika menabung
tabungan haji di bank konvensional. Secara spiritual dapat merasakan
adanya

kenikmatan

melakukan

transaksi

sesuai

dengan

syariat

islam,karena sistem yang digunakan oleh bank syariah mengacu pada
prinsip-prinsip dasar yang ada dalam ajaran Islam yang tanpa riba.

19

D. Haji
1. Pengertian Haji16
Haji mempunyai dua pengertian, yaitu menurut bahasa dan istilah
syar’I.makna haji menurut bahasa adalah maksud dan tujuan yang dimuliakan.
Menurut istilah syar’i ialah mengunjungi baitul-haram untuk mengerjakan
beberapa pekerjaan khusus seperti Thawaf, Sa’i,Wuquf di Padang Arafah, dan
lain-lain. Haji merupakan syari’at masa lampau berdasarkan keterangan yang
menjelaskan bahwa Adam AS telah mengerjakan haji dan para malaikat pun
menyambutnya.Kata al-hajj dalam bahasa arab adakalanya berbunyi al-hajju
dan al-hajju dan kleduanya terdapat dalam Al-Qur’an. Sedangkan arti umrah
menurut bahasa adalah berkunjung, dan menurut istilah syar’I ialah
mengunjungi ka’bah dengan cara khusus, disertai thawaf, sa’I, dan mencukur
rambut.
2.

Rukun – Rukun Haji
Kata Al-arkan adalah jama’ah dari kata ruknun.Rukun menjadi
patokansahnya haji. Karena itu jika seseorang tidak mengerjakannya tidak
karenabeban apapun, tetapi hajinya tidak sah, dan ia harus mengulangi hajinya
padamasa atau tahun mendatang.

16

Hasan Ayyub, Manasik Haji Lengkap, (Jakarta : PT. Wahana Dinamika Karya,
2002) h. 1

20

Menurut ulama Hanafi, rukun haji terdiri atas wukuf di Padang
Arafah, dan memperbanyak thawaf ifadhah (empat putaran, tiga putaran
terakhir adalah wajib). Mereka mengemukakan bahwa kedudukan wajib
berada di bawah fardhu tetapi diatas sunnah. Menurut mereka, ihram
merupakan syarat sahnya haji, dan termasuk rukun haji.17
3. Ibadah Haji
Ibadah haji merupakan rukun Islam yang kelima. Kepada kaum
muslimin, Allah Swt menjanjikan surga sebagai pahala bagi para haji mabrur.
tidak berlebihan jika dengan menunaikan ibadah haji, seorang muslim merasa
telah menyempurnakan agamnaya. Dalam konteks masyarakat Muslim
Indonesia, gelar haji secara sosiologis juga merupakan status sosial.
Dalam konteks indonesia, ibadah haji tidak hanya dilihat sebagai salah
satu rukun islam yang wajib dilaksanakan kaum muslim bagi mereka yang
mampu tetapi juga memiliki makna sosiologis dan historis sangat berarti.
Secara sosiologis dan historis, dapat dikatakan bahwa perkembangan Islam di
Indonesia tidak bisa terlepas dari ibadah haji.
Rukun Islam kelima ini telah memberikan sumbangan penting dalam
bidang intelektual keagamaan dan sosial politik. Tidak berlebihan apabila,
sebagaimana akan dijelaskan, peran sentral ibadah haji dalam kehidupan kaum
muslimin tersebut telah mendorong pemerintah kolonial Belanda dan
17

Hasan Ayyub, Manasik Haji Lengkap, (Jakarta : PT. Wahana Dinamika Karya,
2002) h. 31.

21

kemudian dilanjutkan pemerintah Republik Indonesia untuk mengurus seluruh
proses penyelenggaraan ibadah haji dengan menerbitkan berbagai kbijakan
yang bertujuan mengatur pelaksanaan ibadah haji. 18
Haji sebagai ibadah, akhirnya lebih sekedar prosesi ritual umat islam
terhadap kewajiban pelaksanaan rukun islam kelima. Ibadah Haji adalah
menyengaja berkunjung ke Baitullah dengan melaksanakan rukun dan wajib
haji, sehingga ibadah haji sebagai manifestasi titik simpul dialogis antara
kesadaran spiritual dengan kecerdasan rasional. Setiap orang akhirnya
menjadi semakin sadar akan jati diri dan asal usulnya, betapa lemah dan tak
berdaya tanpa bimbingan Allah SWT. Bahkan tidak sedikit, mereka
bersimpuh lunglai dan menangis tersedu-sedu didepan Baitullah ,menyesali
pilihan hidup yang selama ini dijalani ; menyesali dosa-dosa yang telah
diperbuat.
Perintah menunaikan ibadah Haji, pada dasarnya untuk meneladani
kesalehan hamba-hamba Allah SWT mulai Adam as, Ibrahim AS, Ismail, dan
Hajar, Dalam perjalanannya, pelaksanaan ibadah Haji dilakukan umat Islam
menurut pendapat Imam Mazhab mereka, yang satu sama lain bisa jadi
tampak kontradiksi. Padahal semuanya tetap mengacu kepada tuntunan yang
diajarkan Rasulullah Muhammad saw. Masing-masing imam mazhab
mempunyai interpretasi tersendiri ketika menyikapi teks Al-qur’an atau
riwayat hadist yang berhubungan dengan pelaksanaan ibadah haji.
18

Basyuni Muhammad M. Refomasi Manajemen Haji, Jakarta FDK press, 2008.h. 17

22

Perbedaan pendapat seputar masalah ibadah haji dan umrah ternyata
sangat berpotensi memicu terbukanya wilayah konflik

yang dapat

meregangkan jalinan persatuan dan kesatuan internal umat islam. Agar
tercipta suasana penuh toleran dan menghindari fanatik mazhab yang
berlebihan, kiranya calon jam’ah haji perlu memahami perbedaan mazhab
fiqhdalam pelaksanaan ibadah haji dengan segala problematikannya. Sehingga
diharapkan jama’ah haji mampu mengesampingkan klaim, pendapat
mazhabnya paling benar dan pendapat mazhab lain yang salah. Mereka
akhirnya menyadari, perbedaan itu ternyata bisa menjadi rahmat dan
bukannya menyulut pertentangan dan permusuhan yang menguras energi siasia.
Untuk itu, calon jama’ah Haji perlu memahami kajian perbedaan
mazhab seputar pelaksanaan Ibadah Haji dan umrah dengan ragam
pendekatan yang kompeherensip, baik secara doktrinal, teoritis, historis,
filosfis, maupun cultural dengan mempertiombangkan konteks Islam
Indonesia, khususnya calon jama’ah Haji dari DKI Jakarta.19

19

Moenawar Chalil, Manasik Haji Dalam Tinjauan Faham Ahlissunnah waliamaah
tahun 2010. h.1-3

23

4.

Ongkos Naik Haji
Biaya penyelenggaraan Ibadah Haji yang disingkat menjadi BPIH,
sebelumnya dikenal ONH (Onkos Naik Haji), ditentukan secara bervariasi
setiap tahunnya. Naik atau turunnya BPIH (Biaya Penyelenggaraan Ibadah
Haji) sangat ditentukan oleh fluktuasi harga atau biaya angkutan,
pemondokan, dan lain sebagainya. Jadi, BPIH pada dasarnya ditentukan
mengacu pada kondisi pasar.Dan ongkos naik haji untuk saat ini berjumlah
senilai Rp 25. 100.000,Sesuai

Undang-Undang

Nomor

17

Tahun

1999

Tentang

Penyelenggaraan Haji, rencana BPIH (Biaya Penyelenggaraan Ibadah Haji)
disusun oleh pemerintah, dalam penyusunan rencana ini dilakukan
pembahasan dan perhitungan secara cermat dengan mengkaji komponenkomponen pembiayaan serta melibatkan pihak Perbankan, Bank Indonesia,
Departemen Perhubungan, perusahaan penerbangan (PT Garuda Indonesia
dan Saudia

Airlines), Departemen Kesehatan, para pakar dari perguruan

tinggi dan pimpinan organisasi kemasyarakatan Islam. Jadi, usaha untuk
menetapkan BPIH dilakukan melalui proses panjang dan pengkajian dan
pembahasan yang mendalam. Dan dalam proses penentuannya, situasi pasar
global juga berpengaruh. Dalam penentuan BPIH, pemerintah senantiasa

24

mempertimbangkan berbagai segi, seperti ekonomi, sosial dan politik serta
berupaya menyelami masyarakat umum.20
5. Akomodasi Haji
Akomodasi haji adalah segala keperluan dalam keberangkatan,
penginapan, makan, dan transportasi jamaah haji sejak awal keberangkatan
sampai kepualangannya ke Tanah Air.Akomodasi haji dapat berubah sesuai
mekanisme pasar dan dengan selisih dan fluktuasi nilai Dolar ke
Rupiah.Seperti dalam rapat kerja Komisi VIII DPR RI dengan Kementerian
Agama, Senin, 1April 2013, disepakati BPIH rata-rata sebesar 3527 dolar AS
atau turun 90 dolar AS dari tahun lalu sebesar 3617 dolar AS.Dalam mata
uang rupiah, BPIH tahun ini rata-rata sebesar Rp 33.859.200. 21
Total biaya 3.527 dollar AS itu meliputi berbagai biaya, dengan
rincian besaran rata-rata dan komponen BPIH yang dibayarkan langsung oleh
jemaah haji (direct cost) adalah sebagai berikut:
a. Rata-rata biaya penerbangan haji dari Embarkasi ke Arab Saudi sebesar
2,163 dollar AS;
b. Biaya pemondokan di Makkah dan Madinah 959 dollar AS; dan

20

Muhammad M. Basyuni Reformasi Manajemen Haji, Jakarta FDK press, 2008.
H.90-91
21
http://www.wawiti-infohaji.com/2013/04/biaya-haji-2013.html, diakses 21 September 2013
jam 15.4.

25

c. Living Allowance jemaah haji selama di Arab Saudi sebesar 405 dollar AS
Untuk masing-masing embarkasi di Indonesia, besaran BPIH bermaacammacam.Dari 12 embarkasi, BPIH paling besar ada di embarkasi Makasar
dengan 3.807 dolar AS.Sedangkan embarkasii yang paling murah BPIHnya
adalah embarkasi Aceh dengan 3.253 dolar AS.
Selain dua embarkasi tersebut, BPIH 10 embarkasi lainnya antara lain,
embarkasi Solo sebesar 3.542 dolar AS, Surabaya 3.619 dolar AS,
Banjarmasin 3.733 dolar AS, Balikpapan 3.744 dolar AS, Lombok 3.782
dolar AS, Medan 3.263 dolar AS, Batam 3.357 dolar AS, Palembang
sebesar 3.381 dolar AS, Padang 3.329 dolar AS dan embarkasi Jakarta
sebesar 3.522 dolar AS.
BPIH

yang

langsung

dibayarkan

jamaah

mencakup

biaya

penerbangan, pemondokan di Makkah dan Madinah serta 'living
allowance'.Namun, tambah Ledia, pemerintah memberi subsidi pada BPIH
sebesar 30 persen. Komisi VIII telah menyepakati tambahan subsidi BPIH
menjadi Rp 2,3 triliun dibanding sebelumnya Rp 1,7 triliun.Pemberian
subsidi sebesar ini diambil dari dana optimalisasi setoran awal jamaah.

26

Subsidi ini diberikan untuk subsidi pemondokan di Mekah dan sewa hotel
di Madinah. 22
Dalam

rangka

penyelenggaraan

ibadah

haji

khusus

tahun

1434H/2013M. Pemerintah melalui Kementerian Agama telah menetapkan
kuota haji khusus sebanyak 17.000 orang dan besaran BPIH Khusus
sebesar USD 8.000 tiap jamaah.
Penetapan kuota haji khusus ditetapkan dalam KMA No. 58 Tahun
2013, sedangkan penetapan besaran biaya penyelenggaran ibadah haji
khusus ini dituangkan dalam Keputusan Menteri Agama No. 60 Tahun
2013. Pemerintah menetapkan minimal Besaran BPIH haji khusus dalam
rangka menjamin peningkatan kualitas layanan penyelenggaraan ibadah
haji khusus oleh Penyelenggara Ibadah Haji Khusus sesuai dengan SPM
(Standar Pelayanan Minimal).
Kementerian Agama meminta kepada PIHK agar mensosialisasikan
kepada jamaah haji khusus untuk melakukan persiapan pelunasan
BPIH.Pelunasan BPIH haji khusus dimulai sejak tanggal 22 April 2013
sampai dengan 3 Mei 2013 untuk tahap pertama.Sedangkan periode
pelunasan tahap kedua dimulai sejak tanggal 7 Mei 2013 sampai dengan 14
22

http://www.wawiti-infohaji.com/2013/04/biaya-haji-2013.html, diakses 21

September 2013 jam 15.4.

27

Mei 2013. Pelunasan dilakukan pada bank tempat setor awal atau pada
bank yang sama.23

23
http://www.wawiti-infohaji.com/2013/04/bpih-khusus-onh-plus2013ditetapkan.html. Diakses 21 september 2013 jam 16.00.

BAB III
GAMBARAN UMUM BANK SYARIAH MANDIRI

A. Sejarah Bank Syariah Mandiri

Nilai-nilai perusahaan yang menjunjung tinggi kemanusiaan dan
integritas telah tertanam kuat pada segenap insan Bank Syariah Mandiri (BSM)
sejak awal pendiriannya.

Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan hikmah
sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-1998. Sebagaimana
diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli 1997, yang disusul dengan
krisis multi-dimensi termasuk di panggung politik nasional, telah menimbulkan
beragam dampak negatif yang sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan
masyarakat, tidak terkecuali dunia usaha.Dalam kondisi tersebut, industri
perbankan nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami
krisis

luar

biasa.Pemerintah

akhirnya

mengambil

tindakan

dengan

merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di Indonesia.

Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang
dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang Negara
dan PT Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB berusaha keluar dari

27

28

situasi tersebut dengan melakukan upaya merger dengan beberapa bank lain
serta mengundang investor asing.

Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan (merger)
empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank Exim, dan
Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT Bank Mandiri (Persero) pada
tanggal 31 Juli 1999.Kebijakan penggabungan tersebut juga menempatkan dan
menetapkan PT Bank Mandiri (Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru
BSB.1

Sebagai tindak lanjut dari keputusan manager, Bank Mandiri
melakukan konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan Perbankan
Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk mengembangkan layanan
perbankan syariah di kelompok perusahaan Bank Mandiri, sebagai respon atas
diberlakukannya UU No. 10 tahun 1998, yang memberi peluang bank umum
untuk melayani transaksi syariah (dual banking system).

Tim

Pengembangan

Perbankan

Syariah

memandang

bahwa

pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk melakukan
k