Adyasani Sya’bani Putri, 2014 PENYELENGGARAAN DIKLATSAR OUTBOND TRAINING PADA KARYAWAN BANK BNI SYARIAH DI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN EKONOMI SYARIAH LP2ES LEARNING CENTER BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
yang ditetapkan. Teknik pengumpulan data berguna untuk mengumpulkan data yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Dalam penelitian kualitatif,
pengumpulan data dilakukan pada natural setting kondisi yang alamiah, sumber data dan teknik pemgumpulan data lebih banyak pada observasi berperan serta
wawancara yang mendalam dan juga dokumentasi. Dalam penelitian ini, digunakan empat teknik pengumpulan data, yaitu observasi, wawancara, studi
dokumentasi, dan triangulasi.
1. Observasi
Dalam Sugiyono 2013: 310, Nasution 1988 menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu pengetahuan. Para ilmuan hanya dapat bekerja
berdasarkan data, yaitu fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi. Data itu dikumpulkan dan sering dengan bantuan berbagai alat yang
sangat canggih, sehingga benda-benda yang sangat kecil proton dan elektron maupun yang sangat jauh benda ruang angkasa dapat diobservasi dengan jelas.
Marshall 1995 menyatakan bahwa melalui observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut.
Sanafiah Faisal 1990 mengklasifikasikan observasi menjadi observasi berpartisipasi participant observation, observasi yang secara terang-terangan
dan tersamar overt observation and covert observation, dan observasi yang tak berstruktur unstructured observation. Observasi yang dilakukan peneliti adalah
observasi tak berstruktur, karena pada mulanya peneliti belum jelas mengambil fokus penelitiannya. Setelah melakukan observasi awal, fokus penelitian mulai
berkembang selama observasi berlangsung.
2. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus
diteliti, tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan
tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan dan atau keyakinan pribadi. Esterberg dalam Sugiyono 2013: 317 menyatakn bahwa
wawancara adalah merupakan pertemuan dua orang untuk bertukar informasi dan
Adyasani Sya’bani Putri, 2014 PENYELENGGARAAN DIKLATSAR OUTBOND TRAINING PADA KARYAWAN BANK BNI SYARIAH DI
LEMBAGA PENDIDIKAN DAN PELATIHAN EKONOMI SYARIAH LP2ES LEARNING CENTER BANDUNG
Universitas Pendidikan Indonesia
| repository.upi.edu
| perpustakaan.upi.edu
ide melalui tanya jawab, sehingga dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu. Sedangkan Kartini Kartono 1986:171 mendifinisikan wawancara
adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu masalah tertentu, ini merupakan proses tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih berhadapan
secara fisik. Dari dua definisi diatas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa wawancara adalah proses tanya jawab antara dua orang atau lebih yang bertukar
informasi yang diarahkan pada permasalahan tertentu. Dalam Sugiyono 2013: 319 Esterberg mengemukakan beberapa macam
wawancara, yaitu: 1 Wawancara terstruktur, digunakan sebagai teknik pengumpulan data, bila peneliti atau pengumpul data telah mengetahui dengan
pasti tentang informasi apa yang akan diperoleh. Dalam melakukan wawancara terstruktur, pengumpul data telah menyiapkan instrumen penelitian berupa
pertanyaan-pertanyaan tertulis.
2 Wawancara
semiterstruktur, dalam
pelaksanaannya lebih bebas dibandingkan wawancara terstruktur, tujuannya untuk menemukan masalah secara lebih terbuka, dimana pihak yang diajak wawancara
dimintai pendapat dan ide-idenya. 3 Wawancara tak berstruktur, adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara
yang telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan hanya berupa garis-garis besar
permasalahan yang akan ditanyakan. Wawancara yang dilakukan peneliti yaitu wawancara tak berstruktur, karena
peneliti hanya menggunakan pedoman wawancara berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan, tujuannya agar peneliti menemukan
permasalahan lebih terbuka sehingga lebih mendengarkan apa yang diceritakan informan.
3. Studi dokumentasi