Uji Instrumen Penelitian Uji Asumsi Klasik

b. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas independen. Cara mendeteksinya dengan melihat nilai tolerance value TOL dan variance inflation factor VIF. Hasil perhitungan data diperoleh nilai TOL dan VIF sebagai berikut: TABEL 2 HASIL UJI MULTIKOLINEARITAS Variabel TOL VIF Keterangan Pertalian 0,618 1,619 Tidak terjadi gejala multikolinearitas Empati 0,461 2,171 Tidak terjadi gejala multikolinearitas Timbal Balik 0,442 2,264 Tidak terjadi gejala multikolinearitas Kepercayaan 0,497 2,013 Tidak terjadi gejala multikolinearitas Sumber: Data Primer Diolah, 2012 Berdasarkan tabel 2 di atas menunjukkan bahwa semua nilai TOL variabel bebas 0,10 dan semua nilai VIF 10, sehingga dapat disimpulkan dalam model regresi tidak ditemukan adanya atau terjadi gejala multikolinearitas yaitu korelasi antar variabel bebas. c. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu ke pengamatan yang lain. Cara mendeteksinya adalah dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada Grafik Scatterplot seperti Gambar IV.3 berikut: Scatterplot Dependent Variable: Kepuasan Pelanggan Regression Standardized Predicted Value 4 3 2 1 -1 -2 R e g re s s io n D e le te d P re s s R e s id u a l 3 2 1 -1 -2 -3 GAMBAR 2 GRAFIK SCATTERPLOT UNTUK UJI HETEROSKEDASTISITAS Berdasarkan Gambar 2 tersebut di atas menunjukkan bahwa tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan di bawah angkan 0 pada sumbu Y, maka model regresi memenuhi asumsi tidak terjadi gejala heteroskedastistas. d. Uji Autokorelasi Otokorelasi adalah keadaan dimana terdapat trend di dalam variabel yang diteliti, sehingga mengakibatkan juga mengandung trend. Otokorelasi terjadi jika antara e t dan e t-1 terdapat korelasi yang tinggi. Berdasarkan hasil analisis data dengan bantuan komputer Program SPSS Versi 17.00 for Windows XP diperoleh nilai DW sebesar 2,087, maka dapat disimpulkan hasil uji DW termasuk dalam nilai 1,5 – 2,5 dan dinyatakan dalam model regresi tidak terjadi masalah autokorelasi.

4. Uji Hipotesis

Uji hipotesis digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan. Analisis ini dilakukan dengan menggunakan analisis regresi linear berganda. Selengkapnya hasil analisis dapat dilihat pada Tabel 3 sebagai berikut. TABEL 3. HASIL UJI HIPOTESIS PENELITIAN Variabel B Std. Error t hitung Sig. Konstanta 4,873 0,701 6,158 0,000 Pertalian 0,247 0,087 2,839 0,006 Empati 0,157 0,077 2,023 0,046 Timbal Balik 0,180 0,081 2,208 0,030 Kepercayaan 0,213 0,089 2,398 0,018 R 0,747 F Hitung 29,969 R Square 0,558 Probabilitas F 0,000 Adjusted R 2 0,539 Sumber: Data Primer Diolah, 2012 a. Uji Regresi Linear Berganda Berdasarkan tabel 3 di atas dapat disusun persamaan regresi linier berganda sebagai berikut: Y = 4,873 + 0,247X 1 + 0,157X 2 + 0,180X 3 + 0,213X 4 Interpretasi: 1 Nilai konstanta bernilai positif sebesar 4,873, hal ini menunjukkan bahwa apabila variabel pertalian, empati, timbal balik, dan kepercayaan adalah konstan, maka kepuasan pelanggan akan naik sebesar 4,873. 2 Koefisien regresi variabel pertalian b 1 bernilai positif sebesar 0,247. Hal ini berarti bahwa jika pertalian ditingkatkan satu satuan dengan catatan variabel empati, timbal balik, dan kepercayaan adalah konstan, maka akan meningkatkan kepuasan pelanggan sebesar 0,247. 3 Koefisien regresi variabel empati b 2 bernilai positif sebesar 0,157. Hal ini berarti bahwa jika empati ditingkatkan satu satuan dengan catatan variabel pertalian, timbal balik, dan kepercayaan adalah konstan, maka akan meningkatkan kepuasan pelanggan sebesar 0,157. 4 Koefisien regresi variabel timbal balik b 3 bernilai positif sebesar 0,180. Hal ini berarti bahwa jika timbal balik ditingkatkan satu satuan dengan catatan variabel pertalian, empati dan kepercayaan adalah konstan, maka akan meningkatkan kepuasan pelanggan sebesar 0,180. 5 Koefisien regresi variabel kepercayaan b 4 bernilai positif sebesar 0,213. Hal ini berarti bahwa jika kepercayaan ditingkatkan satu satuan dengan catatan variabel pertalian, empati, dan timbal balik adalah konstan, maka akan meningkatkan kepuasan pelanggan sebesar 0,213. 6 Nilai koefisien regresi variabel pertalian b 1 sebesar 0,247, hasil nilai ini yang paling besar dibandingkan dengan variabel yang lain, sehingga dapat disimpulkan variabel pertalian berpengaruh paling besar terhadap kepuasan pelanggan PO Raya di Sukoharjo. b. Uji t Untuk menguji apakah variabel independen secara individu atau parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. 1 Pengaruh Pertalian Terhadap Kepuasan Pelanggan Hasil analisis data diperoleh nilai t hitung = 2,839 dan nilai sig. = 0,006, maka t hitung t tabel 2,839 1,988 dan sig. 0,05 0,006 0,05 maka H ditolak dan menerima H a, sehingga dapat ditarik kesimpulan secara parsial pertalian berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan 2 Pengaruh Empati Terhadap Kepuasan Pelanggan Hasil analisis data diperoleh nilai t hitung = 2,023 dan nilai sig. = 0,046, maka t hitung t tabel 2,023 1,988 dan sig. 0,05 0,046 0,05 maka H ditolak dan menerima H a, sehingga dapat ditarik kesimpulan secara parsial empati berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan 3 Pengaruh Timbal Balik Terhadap Kepuasan Pelanggan Hasil analisis data diperoleh nilai t hitung = 2,208 dan nilai sig. = 0,030, maka t hitung t tabel 2,208 1,988 dan sig. 0,05 0,030 0,05 maka H ditolak dan menerima H a, sehingga dapat ditarik kesimpulan secara parsial timbal balik berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan 4 Pengaruh Kepercayaan Terhadap Kepuasan Pelanggan Hasil analisis data diperoleh nilai t hitung = 2,398 dan nilai sig. = 0,018, maka t hitung t tabel 2,398 1,988 dan sig. 0,05 0,018 0,05 maka H ditolak dan menerima H a, sehingga dapat ditarik kesimpulan secara parsial kepercayaan berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pelanggan c. Uji F Untuk menguji apakah sekelompok variabel independen secara bersama-sama atau simultan mempunyai pengaruh yang signifikan