2.2 Potensi Kulit Buah Naga
Pohon atau tanaman buah naga Hylocereus sp berasal dari Meksiko, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan Winarsih, 2007. Seiring dengan
perkembangannya, buah naga banyak dibudidayakan di Asia. Negara di Asia yang sudah melakukan pembudidayaan secara besar-besaran adalah Vietnam, Thailand,
Taiwan, Filipina, Malaysia dan Indonesia mulai meningkatkan budidaya tanaman ini Cahyono, 2009. Indonesia memiliki potensi yang besar untuk
membudidayakan tanaman buah naga yang hasilnya dapat diekspor, hal ini disebabkan Indonesia memiliki iklim tropis, sesuai dengan iklim yang dibutuhkan
tanaman ini untuk tumbuh dengan baik Cahyono, 2009. Nama buah “naga” berasal dari masyarakat Vietnam dan orang Cina yang
menganggap buahnya membawa berkah bagi mereka. Oleh karena itu, buah ini selalu diletakan diantara dua ekor patung naga di atas meja altar pemujaan dan
warna merah pada buah menjadi sangat mencolok dan kontras diantara dua patung naga yang memiliki warna hijau, dari kebiasaan inilah dikalangan orang Vietnam
yang sangat terpengaruh budaya Cina buah naga dikenal sebagai thang loy Muaris, 2012. Nama thang loy oleh orang Vietnam kemudian diterjemahkan di
Eropa dan negara lain yang berbahasa Inggris sebagai dragon fruit Indah dan Supriyanto, 2013. Selain itu, penampilan batangnya yang menjulur berwarna hijau
mirip tubuh naga. Buahnya bersisik dan memiliki sayap seperti seekor naga karena itu menambah pencitraan bahwa buah ini dinamakan buah naga Muaris, 2012.
Buah naga sebenarnya adalah buah dari beberapa jenis kaktus dari marga hylocereus dan selenicereus. Adapun klasifikasinya menurut Kristanto 2008
sebagai berikut :
Divisi : Magnoliophyta
Subdivisi : Spermatophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Hamamelidae
Ordo : Caryophyllales
Family : Cactaceae
Genus : Hylocereus
Subfamily : Hylocereanea
Spesies : Hylocereus
Pohon buah naga dibudidayakan mulai tahun 2000 oleh Joko Rainu Sigit di Delangu, Klaten Jawa Tengah. Tanaman ini memiliki potensi yang baik dilihat
dari permintaan yang terus meningkat diikuti dengan teknik budidaya yang mudah dilakukan Jaya, 2010. Buah naga memiliki berbagai sebutan dibeberapa daerah,
seperti di Cina disebut dengan Feny Long Kwa dan Thang Loy, di Thailand disebut Kaew Mangkorn, di Taiwan disebut Shien Mie Kou dan di Israel disebut
Pitahaya Departemen Pertanian, 2009. Menurut Winarsih 2007 tanaman buah naga sering dibuat menjadi tanaman hias, dalam setahun bisa berbuah tiga kali
dan produksinya bisa terus meningkat dengan perawatan yang baik. Setiap tahun, tanaman ini meningkat begitu juga dengan impor buah ke Indonesia. Berdasarkan
catatan dari eksportir buah di Indonesia, buah naga impor ini masuk ke tanah air mencapai antara 200-400 tontahun asal Thailand dan Vietnam Winarsih, 2007.
Hingga saat ini pengembangan dan penanaman sentra produksi buah naga di Indonesia masih terpusat dibeberapa daerah seperti Jawa Timur Jember,
Pasuruan, Malang, Lumajang, Banyuwangi, Jawa Barat Kabupaten Bogor, Kota Bogor, Bekasi, Sumedang, Indramayu, Jawa Tengah Boyolali, Karanganyar,
Kendal, Semarang, Pati, Wonosobo, Purbalingga, Pemalang, Banjarnegara,
Sragen, Sukoharjo, D.I.Yogyakarta Sleman, Bantul, Kulonprogo, Sumatera Utara Deli Serdang, Sumatera Barat Padang Pariaman, Lampung Lampung
Timur, Tulang Bawang, Lampung Selatan, Riau Kota Pekanbaru, Siak, Kepulauan Riau Kota Batam, Bintan, Karimun, Tanjung Pinang dan Kalimantan
Wibawa, 2008. Provinsi Kalimantan Timur dan Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur menjadi salah satu pusat produksi buah naga di Indonesia Direktorat
Hortikultura Kementrian Pertanian, 2014. Kulit buah naga merupakan bagian terluar yang biasanya dibuang sekitar
30-35 dari buah Citramukti, 2008. Sedangkan bijinya menyatu dengan buah Mustika et al., 2014. Produksi pada tahun 2014 adalah 28.819 ton dari jumlah
sebanyak itu dapat diperoleh total kulit 8.645-10.086 ton BPS Kabupaten Banyuwangi, 2014. Pada beberapa penelitian kulit buah naga memiliki
kandungan antioksidan dan zat warna alami yaitu antosianin cukup tinggi yang berperan memberikan warna merah Daniel et al., 2014. Antosianin adalah
kelompok pigmen yang berwarna merah sampai biru yang tersebar dalam tanaman Abbas, 2003. Warna merah pada daging dan kulit mengindikasikan tingginya
kandungan phenol Nurliyana et al., 2010. Senyawa phenol dilaporkan banyak berperan dalam aktivitas biologis seperti antimutagenik, antikarsinogenik,
antiaging, dan antioksidan Kosem et al., 2007.
2.3 Proses Mendapatkan Kulit Buah Naga