HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 TUMIJAJAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011

(1)

ABSTRAK

HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 TUMIJAJAR

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Oleh

Masliyah

Masalah dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa rendah. Permasalahan dalam penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan antara motivasi berprestasi dengan prestasi belajar siswa?” Tujuan dalam penelitian ini adalah “Untuk mengetahui hubungan antara motivasi berprestasi dengan prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tumijajar tahun pelajaran 2010/2011”.

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif, dengan jenis penelitian adalah korelasi. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 40 siswa. berprestasi rendah yang diambil dari jumlah populasi siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tumijajar. Tehnik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan skala dan dokumentasi.

Hasil yang dperoleh dalam penelitian ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara motivasi berprestasi dengan prestasi belajar siswa. Hal ini ditunjukkan dari hasil analisis data dengan menggunakan rumus korelasi product moment, yang diperoleh r hitung=0,553 > r tabel= 0,312 dalam taraf signifikan 5% maka hipotesis Ho ditolak dan Ha diterima, yang artinya ada hubungan yang signifikan antara motivasi berprestasi dengan prestasi belajar siswa.

Kesimpulan dalam penelitian ini adalah motivasi berprestasi memiliki hubungan cukup erat (kategori sedang) dengan prestasi belajar siswa kelas karena berada pada rentang 0,40 - 0,599, dengan persentase motivasi berprestasi menentukan prestasi belajar adalah 30,58%.


(2)

HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 TUMIJAJAR

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

Oleh MASLIYAH

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(3)

HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 TUMIJAJAR

TAHUN PELAJARAN 2010/2011

(Skripsi)

Oleh MASLIYAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(4)

iv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman


(5)

v

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Hasil penilaian para ahli terhadap indikator dan deskriptor

kisi-kisi instrumen skala motivasi berprestasi siswa ... 56

2. Kisi-kisi skala motivasi berprestasi siswa ... 58

3. Skala motivasi berprestasi ... 63

4. Perhitungan validitas instrumen ... 65

5. Item pernyataan yang tidak valid ... 70

6. Perhitungan reliabilitas instrumen ... 71

7. Data hasil skala motivasi berprestasi ... 75

8. Data setiap sub variabel penelitian ... 76

9. Uji normalitas Chi-kuadrat motivasi berprestasi... 77

10. Uji normalitas Chi-kuadrat prestasi belajar... 78

11. Hasil perhitungan SPSS Uji Linieritas ... 79

12. Hasil perhitungan korelasi ... 80

13. Tabel harga kritik dari r Product moment ... 81

14. Surat izin penelitian... 82


(6)

i

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ... i

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR ... iv

DAFTAR LAMPIRAN ... v

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang dan Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 4

C. Pembatasan Masalah ... 4

D. Rumusan Masalah ... 4

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 4

1. Tujuan Penelitian ... 4

2. Manfaat Penelitian ... 5

F. Kerangka Berpikir ... 5

G. Hipotesis ... 8

II. TINJAUAN PUSTAKA A. Motivasi Berprestasi ... 9

1. Pengertian pengertian Motivasi berprestasi ... 9

2. Teori Motivasi Berprestasi ... 11

3. Karakteristik Individu yang Motivasi Berprestasinya Tinggi ... 14

B. Prestasi Belajar ... 16

1. Pengertian Prestasi Belajar ... 16

2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Prestasi Belajar ... 17

3. Pengukuran Prestasi Belajar ... 18

C. Pengertian Bimbingan dan Konseling ... 19

1. Pengertian Bimbingan ... 19

2. Pengertian Konseling ... 20

3. Bidang-Bidang dalam Layanan Bimbingan dan Konseling ... 22

4. Bidang Bimbingan Belajar ... 24


(7)

ii

III. METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat Penelitian ... 29

B. Metode Penelitian ... 29

C. Populasi dan Pengambilan Sampel ... 30

D. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 32

1. Variabel Penelitian ... 32

2. Definisi Operasional ... 32

E. Teknik Pengumpulan Data ... 34

1. Skala ... 34

2. Dokumentasi ... 35

F. Pengujian Instrumen Pengumpulan Data ... 35

1. Pengujian Validitas Instrumen ... 35

2. Pengujian Reliabilitas Instrumen ... 36

G. Teknik Analisis Data ... 37

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil ... 40

1. Gambaran Data Hasil Penelitian ... 40

2. Analisis Data ... 40

B. Pembahasan ... 42

V. KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan ... 51

B. Saran ... 51


(8)

iii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1. Data perhitungan sampel siswa berprestasi rendah ... 31 3.2 Skor nilai alternatif jawaban ... 34 4.1 Interprestasi nilai r... 41


(9)

MOTTO

”Jadilah sabar dan sholat sebagai penolongmu,

sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang sabar”

(Qs. Al-baqarah :153)

“Waktu itu gratis, tapi sangat berharga.

Anda tidak akan dapat memiliki tapi dapat memanfaatkannya.

Anda tidak dapat menyimpan tapi dapat menghabiskannya.

Sekali kehilangan, anda tidak akan bisa mendapatkannya

kembali”(Mackay)


(10)

SURAT PERNYATAAN

Bahwa saya yang bertanda tangan di bawah ini, Nama : Masliyah

NPM : 0613052030

Tempat tanggal Lahir : Dayasakti, 04 Agustus 1987

Alamat : Dayasakti, RK 3 RT 8 Kec. Tumijajar, Kab Tulang Bawang Barat.

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “ HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII

SMP NEGERI 2 TUMIJAJAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011” adalah

benar hasil karya penulis berdasarkan penelitian yang dilaksanakan pada bulan april 2010. Skripsi ini bukan hasil menjiplak dan atau hasil karya orang lain. Demikian pernyataan ini di buat dengan sebenarnya. Atas perhatiannya saya ucapkan terima kasih.

Bandar Lampung, Mei 2012


(11)

PERSEMBAHAN

Dengan mengucap puji syukur atas kehadirat Allah SWT, Skripsi

sederhanaku ini aku persembahkan untuk kedua orang tuaku tercinta

yang selalu menyayangiku, selalu mendo’akanku

serta selalu menanti keberhasilanku


(12)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Dayasakti Kecamatan Tumijajar Kabupaten Tulang Bawang Barat, tanggal 04 agustus 1987, sebagai anak ketiga dari 6 bersaudara dari pasangan Bapak Buang dan Ibu Carmini.

Pada tahun 1993 penulis mengenyam pendidikan formal di SD Negeri 1 Dayasakti dan diselesaikan pada tahun 2000. Kemudian penulis melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 2 Tumijajar pada tahun 2000-2003, dan menamatkan pendidikan sekolahnya di SMA Negeri 1 Tumijajar tahun 2003-2006.

Selanjutnya penulis melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, dimana penulis mengikuti tes Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SPMB) pada tahun 2006 di Universitas Lampung. Penulis diterima sebagai Mahasiswa S1 pada Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung. Pada bulan Agustus sampai Oktober 2009, penulis melaksanakan Praktik Layanan Bimbingan dan Konseling di Sekolah(PLBK-S) di SMA Negeri 13 Bandar Lampung dan melaksanakan Kuliah Kerja Lapangan (KKL) di Yogyakarta pada bulan januari 2010.


(13)

(14)

SANWACANA

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan.

Skripsi dengan judul “Hubungan Motivasi Berprestasi dengan Prestasi Belajar Siswa Kelas VIII di SMP Negeri 1 Tumijajar Tahun Pelajaran 2010/2011”, adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Dr. Bujang Rahman, M.Si, selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Baharudin Risyak, M.Pd, selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan. 3. Bapak Drs. Yusmansyah, M.Si, selaku Ketua Program Studi Bimbingan dan

Konseling.

4. Bapak Drs. Muswardi Rosra, M.Pd, selaku pembimbing utama pada penulisan skripsi ini. Terima kasih atas semua bimbingan, saran dan kritik yang telah diberikan kepada penulis pada penyelesaian skripsi ini.


(15)

5. Ibu Diah Utaminingsih, S.Psi, M.A, Psi, selaku pembimbing pembantu pada penulisan skripsi ini. Terima kasih atas semua bimbingan, saran dan kritik yang telah diberikan kepada penulis pada penyelesaian skripsi ini.

6. Bapak Drs. Giyono, M.Pd, selaku penguji pada penulisan skripsi ini. Terima kasih atas semua bimbingan, saran dan kritik yang telah diberikan kepada penulis pada penyelesaian skripsi ini.

7. Bapak dan Ibu Dosen Bimbingan dan Konseling, terima kasih atas didikan dan bimbingannya selama perkuliahan. Semoga ilmu yang telah diberikan dapat bermanfaat bagi diri pribadi maupun orang lain.

8. Bapak dan Ibu staf dan karyawan FKIP Unila, terima kasih atas bantuannya selama ini dalam menyelesaikan segala keperluan administrasi.

9. Bapak Herdi Priyatno, S.Pd, selaku Kepala SMP Negeri 2 Tumijajar yang telah memberi kesempatan dan membantu penulis mengadakan penelitian. 10.Bapak/Ibu guru SMP Negeri 2 Tumijajar terima kasih atas bantuannya selama

ini dalam proses penelitian di sekolah.

11.Kedua orang tuaku, Abah Buang dan Ibu Carmini. Terima kasih atas do’a dan kasih sayang serta dukungan motivasi yang telah diberikan sehingga penulis mampu menyelesaikan skripsi ini.

12.Mbak ida, kang iyon, mas kamto serta adik-adikku, kokom, nur, hari, tio dan hanun keponakanku yang manis. Terima kasih atas semua do’a, kasih sayang serta dukungan motivasi yang telah diberikan dalam penyelesaian skripsi ini.


(16)

13.Kak udit, terima kasih buat do’anya selama ini dan motivasi yang telah diberikan. Makasih juga udah dengerin semua curhatanku dan udah ngasih nasehat yang baik untuk kemajuanku.

14.Rekan-rekan Bimbingan dan Konseling angkatan 2004-20011, untuk mbak Encus, mbak Gayuh, nopi, penti, mb Wisni, mb Dwi, Ami, Nani, Roni, Aulia, Dina, Yuni, Rido, Helen, dan teman-teman lainnya yang tidak dapat di sebutkan namanya satu persatu. Terima kasih atas segala bantuan, semangat dan kebersamaannya selama penyelesaian skripsi ini.

15.Sahabat-sahabatku BK’06, Mita, Desma, Wulan, Seri, Rista, Nopi, penti terima kasih atas segala kebersamaan kita baik senang maupun susah, serta bantuan dan motivasi yang telah diberikan selama perkuliahan.

16.Rekan-rekan PLBK-S di SMA Negeri 13 Bandar Lampung, Eddy, Anita, Desmalina, Fitri, Putut, Rohni, Galih, Suhendro, Dina, Yeni, lala dan kiyay, serta teman-teman PPL dari STKIP PGRI. Terima kasih atas do’a, motivasi dan kebersamaannya selama ini.

17.Teman-teman Kos Kis Band, mb tina, mb yuli, mb sulis, mb santi, mb ilul, mb ika, eta, mb nia, mita, mb umi, mita B, devi, yupi, piko, mb eka, mb icha, dan mb okti. Terima kasih atas do’a, motivasi dan kebersamaannya selama ini.

18.Buat dewi dan iis serta teman-teman kos di 2 MEI. Terimakasih atas do’a dan motivasi dan kebersamaannya selama ini.


(17)

19.Buat temen-temen kosan MALEO, seri, ambar, dwi, icha, indah, riri, rini, dan mega. Terima kasih teman-teman buat do’a nya, motivasi, semua kebersamaanya selama ini.

20.Almamaterku tercinta.

Penulis menyadari bahwa dalam skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari berbagai pihak. Penulis berharap semoga skripsi sederhana ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkan. Amin..

Bandar Lampung, Mei 2012.

Penulis


(18)

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang dan Masalah

Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk menjawab permasalahan serta berbagai tantangan yang selalu hadir di dalam kehidupan manusia. Selain itu pula pendidikan dapat berfungsi untuk mencerdaskan dan meningkatkan taraf hidup suatu bangsa. Bagi bangsa indonesia pendidikan memiliki tujuan yang sangat penting. Tujuan tersebut dapat di baca dalam GBHN yang menjelaskan bahwa kebijaksanaan sektor pendidikan ditujukan untuk meningkatkan kualitas manusia indonesia., yaitu manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian, mandiri, maju, tangguh, cerdas, kreatif, terampil, berdisiplin, beretos kerja, profesional, bertanggung jawab, produktif, sehat jasmani dan rohani.

Tujuan tersebut sesuai dengan usaha yang dilakukan oleh pemerintah baik dalam pendidikan formal maupun pendidikan nonformal. Sampai saat ini pemerintah terus berusaha untuk meningkatkan kualitas pendidikan, agar seluruh generasi bangsa dapat merasakan pendidikan. Sehingga mereka semua dapat mengembangkan kemampuan dan kreatifitas yang mereka miliki.


(19)

2 Di sekolah prestasi merupakan salah satu hal yang sangat penting bagi setiap siswa. Apabila prestasi mereka baik, maka dapat dikatakan bahwa kegiatan belajar mengajar yang mereka ikuti selama ini berhasil. Hal ini akan menunjang mereka untuk mencapai cita-cita yang mereka inginkan selama ini. Selain itu pula sekolah, guru dan orang tua akan sangat bangga kepada mereka.

Di dalam kehidupan sekolah kenyataannya sering kali berbeda seperti yang diharapkan selama ini. Tidak sedikit siswa yang memiliki masalah berhubungan dengan prestasi belajarnya. Ada siswa yang prestasinya baik dan ada pula siswa yang prestasinya rendah. Siswa yang prestasinya baik seringkali mendapat pujian dan acungan jempol. Akan tetapi siswa yang prestasinya rendah seringkali mendapat tegoran dari guru ataupun orang tua. Mereka selalu menegor siswa untuk meningkatkan prestasinya. Akan tetapi siswa tidak diberikan bantuan ataupun dorongan agar mereka mampu mengatasi permasalahan mereka dan mampu meningkatkan prestasi belajarnya. Sehingga permasalahan mereka berlanjut dan jarang tertuntaskan. Contohnya adanya beberapa siswa yang memiliki nilai yang kurang baik, adanya siswa yang kurang bersemangat mengikuti pelajaran di kelas dan adanya siswa yang malas mengerjakan tugas/PR. Selain itu pula siswa juga sering kurang semangat belajar di rumah dan kurang memiliki motivasi untuk meningkatkan prestasinya.

Berdasarkan permasalahan tersebut perlu adanya penyelesaian yang baik demi membantu mereka untuk meningkatkan prestasinya. Dalam hal ini,


(20)

3 motivasi sangat berperan penting untuk membantu siswa dalam meningkatkan prestasinya. Oleh karena itu siswa perlu dibantu untuk menumbuhkan motivasi berprestasinya. Yang mana motivasi berprestasi merupakan dorongan untuk mengerjakan suatu tugas dengan sebaik-baiknya berdasarkan standar keunggulan. Motivasi berprestasi bukan sekadar dorongan untuk berbuat, tetapi mengacu kepada suatu ukuran keberhasilan berdasarkan penilaian terhadap tugas yang dikerjakan seseorang.

Menurut (Djaali: 2008) siswa yang motivasi berprestasinya tinggi hanya akan mencapai prestasi akademis yang tinggi apabila:

1. Rasa takutnya akan kegagalan lebih rendah daripada keinginannya untuk berhasil;

2. Tugas-tugas di kelas cukup memberi tantangan, tidak terlalu mudah tetapi juga tidak terlalu sukar, sehingga memberi kesempatan untuk berhasil. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa siswa yang motivasi berprestasinya tinggi akan mencapai prestasi yang tinggi juga apabila rasa keinginannya untuk berhasil lebih tinggi daripada rasa takutnya untuk berhasil dan tugas-tugas yang di berikan untuk siswa cukup menantang siswa untuk berhasil mengerjakannya. Dari penjelasan tersebut siswa diharuskan memiliki keinginan yang tinggi untuk berhasil dan tertantang untuk menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan oleh guru.

Oleh karena itu, motivasi berprestasi merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan keberhasilan siswa dalam mencapai prestasi belajar. Sehubungan dengan permasalahan tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan


(21)

4 penelitian mengenai “Hubungan motivasi berprestasi dengan prestasi belajar siswa SMP Negeri 2 Tumijajar pada tahun pelajaran 2010/2011”.

B. Identifikasi Masalah

1. Adanya siswa yang memiliki prestasi rendah.

2. Adanya siswa yang kurang bersemangat mengikuti pelajaran di kelas. 3. Adanya siswa yang bermalas-malasan dalam menyelesaikan tugas. 4. Adanya siswa yang kurang aktif dalam mengikuti pelajaran.

C. Pembatasan Masalah

Untuk memperjelas arah dalam penelitian ini maka masalah dalam penelitian ini adalah adanya siswa yang kurang memiliki motivasi berprestasi untuk meningkatkan prestasi belajarnya.

D. Perumusan Masalah

Masalah dalam penelitian ini adalah prestasi belajar siswa rendah. Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah dalam penelitian ini maka dapat dirumuskan bahwa permasalahan dalam penelitian ini adalah “Apakah ada hubungan antara motivasi berprestasi dengan prestasi belajar siswa?”

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan di atas, maka tujuan dalam penelitian ini adalah “Untuk mengetahui hubungan antara motivasi berprestasi dengan


(22)

5 prestasi belajar siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Tumijajar tahun pelajaran 2010/2011”.

2. Manfaat Penelitian a. Secara teoritis

Diharapkan hasil penelitian ini mampu memberikan sumbangan ilmu dalam bidang pendidikan khususnya Bimbingan dan Konseling yaitu membantu siswa untuk meningkatkan motivasi berprestasi demi meningkatkan prestasi belajarnya.

b. Secara praktis 1) Bagi siswa

Agar siswa mampu meningkatkan motivasi berprestasi mereka terhadap prestasi belajarnya.

2) Bagi guru bimbingan dan konseling

Dapat menambah pengetahuan guru pembimbing untuk membantu siswa dalam meningkatkan motivasi berprestasi siswa.

F. Kerangka Berpikir

Kerangka berpikir atau kerangka pemikiran adalah dasar pemikiran dari penelitian yang disintesiskan dari fakta-fakta, observasi dan kajian kepustakaan.

Prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang dicapai oleh siswa atau masing-masing individu setelah melakukan suatu proses belajar mengajar dalam waktu tertentu. Dari pengertian di atas dapat diketahui bahwa prestasi belajar di peroleh setelah siswa melalui proses belajar mengajar dalam jangka


(23)

6 waktu tertentu. Setelah mengikuti pelajaran pada bab tertentu, siswa diberikan latihan untuk menguji pemahaman siswa terhadap pelajaran yang diberikan. Untuk mendapatkan nilai yang bagus atau optimal biasanya siswa bekerja keras untuk memahami dan mempelajari pelajaran yang telah guru berikan. Siswa belajar dengan rajin untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi ulangan/latihan agar hasil yang mereka dapatkan sesuai dengan harapan. Pada kenyataannya berbeda, setelah mengikuti ulangan/latihan terdapat siswa yang prestasinya bagus dan ada pula siswa yang prestasinya tidak bagus. Biasanya yang menjadi penyebab hal tersebut adalah dari faktor internal dan eksternal siswa. Salah satu hal yang mempengaruhi hasil dari prestasi belajarnya adalah motivasi pada diri siswa. Kurangnya motivasi untuk meningkatkan prestasi belajar sangat mempengaruhi siswa dalam meningkatkan prestasi belajarnya. Oleh karena itu penting sekali menumbuhkan motivasi berprestasi dalam diri siswa.

Motivasi berprestasi merupakan dorongan untuk mengerjakan suatu tugas dengan sebaik-baiknya berdasarkan standar keunggulan. Motivasi berprestasi bukan sekadar dorongan untuk berbuat, tetapi mengacu kepada suatu ukuran keberhasilan berdasarkan penilaian terhadap tugas yang dikerjakan seseorang. Seperti yang dikatakan Djaali (2008) bahwa motivasi berprestasi merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan dalam keberhasilan belajar. Besar kecilnya pengaruh tersebut tergantung pada intensitasnya. Klausmeier (1961) menyatakan bahwa perbedaan dalam intensitas motivasi berprestasi (need to


(24)

7 achieve) ditunjukkan dalam berbagai tingkatan prestasi yang dicapai oleh berbagai individu.

Menurut Djaali (2008), siswa yang motivasi berprestasinya tinggi hanya akan mencapai prestasi akademis yang tinggi apabila:

1. Rasa takutnya akan kegagalan lebih rendah daripada keinginannya untuk berhasil.

2. Tugas-tugas di kelas cukup memberi tantangan, tidak terlalu mudah tetapi juga tidak terlalu sukar, sehingga memberi kesempatan untuk berhasil.

Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi berprestasi merupakan faktor yang penting dalam menentukan keberhasilan siswa dalam meningkatkan prestasinya. Dengan adanya motivasi berprestasi yang tinggi pada siswa, maka akan membantu siswa dalam meningkatkan prestasi belajarnya. Selain itu pula dengan adanya motivasi berprestasi yang tinggi, siswa tidak takut untuk gagal melainkan memiliki keinginan yang tinggi untuk berhasil serta memiliki semangat untuk mengatasi setiap tantangan yang ada dalam diri siswa sehingga mampu berhasil dengan baik.

Untuk lebih memahami kaitan antara motivasi berprestasi dengan prestasi belajar dapat dilihat gambar dibawah ini:

Gambar 1.1 Arah Kerangka pikir hubungan motivasi berprestasi dengan prestasi belajar Motivasi


(25)

8 G. Hipotesis

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah atau sub masalah yang diajukan oleh peneliti, yang dijabarkan dari landasan teori atau kajian teori dan masih harus diuji kebenarannya. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi berprestasi dengan prestasi belajar siswa. Sedangkan hipotesis statistiknya adalah:

Ha :Ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi berprestasi dengan prestasi belajar siswa.

Ho :Tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi berprestasi dengan prestasi belajar siswa.


(26)

9

II. TINJAUAN PUSTAKA

Dalam penelitian ini, yang akan dibahas dalam tinjauan pustaka adalah motivasi berprestasi, prestasi belajar, dan bimbingan dan konseling.

A. Motivasi Berprestasi

Beberapa remaja memiliki keinginan berprestasi yang sangat tinggi dan mereka menghabiskan banyak waktu dalam berusaha agar berhasil, lainnya lagi tidak bermotivasi untuk berhasil dan tidak bekerja keras agar berhasil. Kedua tipe remaja ini berbeda dalam hal motivasi berprestasi (achievement motivation).

1. Pengertian Motivasi Berprestasi

Motivasi berprestasi adalah dorongan yang ada dalam diri seorang individu untuk maju dan melakukan suatu usaha untuk mencapai suatu kesuksesan.

Menurut Santrock (2003) menyatakan motivasi berprestasi (achievement motivation) adalah keinginan untuk menyelesaikan sesuatu, untuk mencapai suatu standar kesuksesan dan untuk melakukan suatu usaha dengan tujuan untuk mencapai kesuksesan.


(27)

10 Sedangkan Menurut McClelland (Hare & Lamb: 1983) mengungkapkan bahwa motivasi berprestasi merupakan motivasi yang berhubungan dengan pencapaian beberapa standar kepandaian atau standar keahlian. Sementara itu, Heckhausen (1967) mengemukakan bahwa motivasi berprestasi adalah suatu dorongan yang terdapat dalam diri siswa yang selalu berusaha atau berjuang untuk meningkatkan atau memelihara kemampuannya setinggi mungkin dalam semua aktivitas dengan menggunakan standar keunggulan.

Standar keunggulan ini menurut Heckhausen (1967) terbagi atas tiga komponen, yaitu standar keunggulan tugas, standar keunggulan diri, dan standar keunggulan siswa lain. Standar keunggulan tugas adalah standar yang berhubungan dengan pencapaian tugas sebaik-baiknya. standar keunggulan diri adalah standar yang berhubungan dengan pencapaian prestasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan pencapaian prestasi yang pernah dicapai selama ini. Adapun keunggulan siswa lain adalah standar keunggulan yang berhubungan dengan pencapaian prestasi yang lebih tinggi dibandingkan dengan prestasi yang dicapai oleh siswa lain (misalnya teman sekelas). standar ini lebih ditujukan kepada keinginan siswa untuk menjadi juara pertama dalam setiap kompetisi.

Berdasarkan beberapa pengertian tentang motivasi berprestasi yang telah dikemukakan diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi berprestasi adalah dorongan yang terdapat dalam diri individu untuk melakukan suatu usaha


(28)

11 demi mencapai kesuksesan berdasarkan standar kahlian atau standar keunggulan.

Sementara itu Ausubel (Howe: 1984) mengemukakan bahwa motivasi berprestasi terdiri atas tiga komponen, yaitu dorongan kognitif, An ego-enhancing one, dan kompetisi afiliasi.

Dorongan kognitif adalah keinginan siswa untuk mempunyai kompetensi dalam subjek yang ditekunimya serta keinginan untuk menyelesaikan tugas yang dihadapinya dengan hasil yang sebaik-baiknya. An ego-enhancing one maksudnya keinginan siswa untuk meningkatkan status dan harga dirinya (self esteem), misalnya dengan jalan berprestasi dalam segala bidang, sedangkan komponen afiliasi adalah keinginan siswa untuk selalu berafiliasi dengan siswa lain.

Selain itu, peranan motivasi dalam mempelajari tingkah laku seseorang besar sekali. Hal ini menurut Juwono (1982) disebabkan, motivasi diperlukan bagi reinforcement (stimulus yang memperkuat dan mempertahankan tingkah laku yang dikehendaki) yang merupakan kondisi mutlak bagi proses belajar, motivasi menyebabkan timbulnya berbagai tingkah laku, dimana salah satu diantaranya mungkin dapat merupakan tingkah laku yang dikehendaki.

2. Teori motivasi berprestasi

Teori motivasi berprestasi dikembangkan oleh McClelland. Sebenarnya lebih tepat teori ini disebut teori kebutuhan dari McClelland, karena ia


(29)

12 tidak saja meneliti tentang kebutuhan untuk berprestasi (need for achievement), tapi juga tentang kebutuhan untuk berkuasa (need for power), dan kebutuhan untuk berafiliasi/ berhubungan (need for affiliation). Penelitian paling banyak dilakukan terhadap kebutuhan untuk berprestasi. (Munandar: 2001)

Kebutuhan untuk Berprestasi (Need for Achievement). Ada sementara orang yang memiliki dorongan kuat untuk berhasil. Mereka lebih mengejar prestasi pribadi daripada imbalan terhadap keberhasilannya. Mereka bergairah untuk melakukan sesuatu lebih baik dan lebih efisien dibandingkan hasil sebelumnya. Dorongan ini yang disebut kebutuhan untuk berprestasi (the achievement need = nAch). McClelland (Munandar: 2001) menemukan bahwa mereka dengan dorongan prestasi yang tinggi berbeda dari orang lain dalam keinginan kuat mereka untuk melakukan hal-hal dengan yang lebih baik. Mereka mencari kesempatan-kesempatan dimana mereka memiliki tanggung jawab pribadi dalam menemukan jawaban-jawaban terhadap masalah-masalah.

Mereka yang memiliki kebutuhan untuk berprestasi yang tinggi lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan dimana mereka memiliki tanggung jawab pribadi, akan memperoleh balikan dan tugas pekerjaannya memiliki resiko yang sedang (moderate). Tujuan-tujuan yang ditetapkan merupakan tujuan yang tidak terlalu sulit dicapai dan juga bukan tujuan yang terlalu mudah dicapai. Tujuan yang harus dicapai merupakan tujuan dengan derajat kesulitan menengah (moderate).


(30)

13 Kebutuhan untuk Berkuasa (Need for Power). Kebutuhan kedua dari McClelland ialah kebutuhan untuk berkuasa (need for power = nPow). Kebutuhan untuk berkuasa ialah adanya keinginan yang kuat untuk memiliki dampak terhadap orang lain. Orang dengan kebutuhan untuk berkuasa yang besar menyukai pekerjaan-pekerjaan dimana mereka-mereka menjadi pimpinan, dan mereka-mereka berupaya mempengaruhi orang lain. Hasil penelitian menunjukkan para eksekutif puncak, para manajer, memiliki kebutuhan untuk berkuasa yang besar.

Kebutuhan untuk Berafiliasi (Need for Affiliation). Kebutuhan yang ketiga ialah kebutuhan untuk berafiliasi (need for affiliation = nAff). Kebutuhan ini paling sedikit mendapat perhatian dan paling sedikit diteliti. Orang-orang dengan kebutuhan untuk beraffiliasi yang tinggi ialah Orang-orang-Orang-orang yang berusaha mendapatkan persahabatan. Mereka ingin disukai dan diterima oleh orang lain. Mereka lebih menyukai situasi-situasi kooperatif dari situasi kompetitif, dan sangat menginginkan hubungan-hubungan yang melibatkan saling pengertian dalam derajat yang yang tinggi. Mereka akan berusaha untuk menghindari konflik.

Orang yang memiliki bebutuhan untuk berprestasi, kebutuhan untuk berkuasa, dan kebutuhan untuk berafiliasi yang tinggi sekaligus akan memiliki motivasi kerja yang proaktif. Sedangkan yang memiliki ketiga macam kebutuhan dalam derajat yang rendah akan memiliki corak motivasi kerja yang reaktif.


(31)

14 3. Karakteristik Individu yang Motivasi Berprestasinya Tinggi

Buku yang membahas karakteristik individu yang motivasi berprestasinya tinggi antara lain adalah Johnson (1970) dan Schwitzgebel & Kalb(1974). Dari uraian mereka disebutkan bahwa individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi memiliki karakteristik sebagai berikut.

a. Menyukai situasi atau tugas yang menuntut tanggung jawab pribadi atas hasil-hasilnya dan bukan atas dasar untung-untungan, nasib atau kebetulan.

b. Memilih tujuan yang realistis tetapi menantang dari tujuan yang terlalu nudah dicapai atau terlalu besar risikonya.

c. Mencari situasi atau pekerjaan dimana ia memperoleh umpan balik dengan segera dan nyata untuk menentukan baik atau tudaknya hasil pekerjaan.

d. Senang bekerja sendiri dan bersaing untuk mengungguli orang lain.

e. Mampu menangguhkan pemuasan keinginanya demi masa depan yang

lebih baik.

f. Tidak tergugah untuk sekadar mendapatkan uang, status, atau

keuntungan lainnya, ia akan mencarinya apabila lambang tersebut merupakan lambing prestasi, suatu ukuran keberhasilan.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi adalah individu yang menyukai situasi atau tugas yang menuntut tanggung jawab pribadi atas hasil-hasilnya dan bukan atas dasar untung-untungan, nasib atau kebetulan, individu yang memilih tujuan yang realistis tetapi menantang dari tujuan yang terlalu nudah dicapai atau terlalu besar risikonya, individu yang mencari situasi atau pekerjaan dimana ia memperoleh umpan balik dengan segera dan nyata untuk menentukan baik atau tidaknya hasil pekerjaan, individu yang senang bekerja sendiri dan bersaing untuk mengungguli orang lain, individu yang mampu menangguhkan pemuasan keinginanya demi masa depan yang lebih baik, serta individu yang tidak tergugah untuk sekadar


(32)

15 mendapatkan uang, status, atau keuntungan lainnya, ia akan mencarinya apabila lambang tersebut merupakan lambang prestasi, suatu ukuran keberhasilan.

Selain itu, menurut Abdullah (Yuniarti:1988) berdasarkan batasannya tentang motif berprestasi dan ciri-ciri orang yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi, yaitu:

a. Melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya.

b. Melakukan sesuatu dengan sukses

c. Mengerjakan sesuatu dan menyelesaikan tugas yang memerlukan

usaha dan keterampilan.

d. Ingin menjadi penguasa yang tekenal atau terpandang dalam suatu bidang tertentu.

e. Mengerjakan sesuatu yang sangat berarti atau penting.

f. Melakukan suatu pekerjaan yang sukar dengan baik

g. Menyelesaikan teka teki dan sesuatu yang sukar h. Melakukan sesuatu yang lebih baik dari orang lain. i. Menulis cerita atau novel yang hebat dan bermutu.

Berdasarkan pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa ciri-ciri orang yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi, adalah seseorang yang melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya, seseorang yang melakukan sesuatu dengan sukses, seseorang yang mengerjakan sesuatu dan menyelesaikan tugas yang memerlukan usaha dan keterampilan, seseorang yang ingin menjadi penguasa yang terkenal atau terpandang dalam suatu bidang tertentu, seseorang yang mengerjakan sesuatu yang sangat berarti atau penting, seseorang yang melakukan suatu pekerjaan yang sukar dengan baik, seseorang yang menyelesaikan teka teki dan sesuatu yang sukar, seseorang yang melakukan sesuatu yang lebih baik dari orang lain, dan seseorang yang menulis cerita atau novel yang hebat dan bermutu.


(33)

16 B. Prestasi Belajar

1. Pengertian prestasi belajar

Prestasi belajar dapat diartikan sebagai keberhasilan yang dicapai oleh siswa dalam proses belajar mengajar atau suatu perubahan yang dihasilkan setelah mengalami proses belajar mengajar.

Seperti yang dikemukakan oleh Nasution (1993):

“Prestasi belajar adalah perubahan tingkah laku yang diharapkan pada siswa setelah dilakukan proses belajar mengajar”. Jadi terlihat dari pengertian ini bahwa prestasi belajar cenderung mengacu pada perubahan tingkah laku yang diharapkan pada siswa setelah mengalami pembelajaran.

Sedangkan menurut Surakhmad (2003) mengemukakan bahwa “prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti pelajaran yang telah diukur berdasarkan hasil siswa pada ujian semester”. Terlihat dari pengertian ini bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar siswa yang dicapai setelah siswa mengikuti pelajaran dan telah diukur berdasarkan hasil siswa pada ujian semester.

Dari beberapa pendapat diatas tentang prestasi belajar maka dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar merupakan bukti keberhasilan yang dicapai oleh siswa atau masing-masing individu setelah melakukan suatu proses belajar mengajar dalam waktu tertentu.


(34)

17 2. Faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar

Prestasi belajar yang dicapai seorang individu merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhinya baik dari dalam diri (faktor internal) maupun dari luar diri (faktor eksternal) individu. (Sardiman: 1991).

Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu murid dalam mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya.

Yang tergolong faktor internal adalah:

1. Faktor jasmaniah (fisiologis) baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh. Yang termasuk faktor ini misalnya peenglihatan, pendengaran, struktur tubuh, dan sebagainya.

2. Faktor psikologis baik yang bersifat bawaan maupun yang diperoleh yang terdiri atas:

a. Faktor intelektif yang meliputi:

1) Faktor potensial yaitu kecerdasan dan bakat.

2) Faktor kecakapan nyata yaitu prestasi yang telah dimiliki. b. Faktor non intelektif, yaitu unsur-unsur kepribadian tertentu seperti

sikap, kebiasaan, minat, kebutuhan, motivasi, emosi, penyesuaian diri.

3. Faktor kematangan fisik maupun psikis. Yang tergolong faktor eksternal, ialah: 1. Faktor sosial yang terdiri atas:


(35)

18

a. Lingkungan keluarga

b. Lingkungan sekolah

c. Lingkungan masyarakat

d. Lingkungan kelompok

2. Faktor budaya seperti adat istiadat, ilmu pengetahuan, teknologi, kesenian.

3. Faktor lingkungan fisik seperti fasilitas rumah, fasilitas belajar, iklim.

4. Faktor lingkungan spiritual atau keamanan.

Faktor-faktor tersebut saling berinteraksi secara langsung ataupun tidak langsung dalam mencapai prestasi belajar.

Selain itu pula faktor yang sangat penting yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa adalah motivasi berprestasi yang ada dalam siswa. Dimana motivasi berprestasi adalah dorongan yang ada dalam diri individu untuk meningkatkan prestasinya setinggi mungkin berdasarkan standar keunggulan.

Faktor di atas adalah faktor yang sangat menunjang keberhasilan siswa dalam belajar. Jadi untuk menghasilkan peserta didik yang berprestasi, seorang pendidik haruslah mampu mensinergikan semua faktor di atas. 3. Pengukuran Prestasi Belajar

Mengetahui prestasi belajar anak untuk kepentingan peningkatan prestasi adalah suatu hal yang penting. Bagi seorang guru mengetahui prestasi belajar siswa sangat penting. Hal ini mengingat adanya perbedaan itu,


(36)

19 maka prestasi belajar yang dapat diperoleh siswa bervariasi sesuai dengan kemampuan masing-masing dengan mengetahui prestasi siswa. Guru dapat melihat sampai sejauh mana tujuan yang dirumuskan sebelumnya telah terealisir. Menilik kaitan ini maka secara rinci diadakan evaluasi belajar. (Roestiyah: 2002) menjelaskan bahwa untuk mengukur prestasi belajar siswa dapat digunakan dua jenis evaluasi yaitu:

a. Evaluasi Sumatif, adalah untuk mengukur keseluruhan proses dari suatu sistem.

b. Evaluasi Formatif, adalah penilaian yang digunakan untuk mata pelajaran tertentu setelah jangka waktu tertentu.

Berdasarkan pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa untuk mengukur prestasi belajar siswa dapat digunakan dua jenis evaluasi yaitu evaluasi sumatif dan evaluasi formatif

C. Pengertian bimbingan dan konseling 1. Pengertian Bimbingan

Rumusan tentang bimbingan formal telah diusahkan orang setidaknya sejak awal abad ke-20, yaitu sejak dimulainya bimbingan yang diprakarsai oleh Frank Parson pada tahun 1998. Sejak itu, rumusan demi rumusan tentang bimbingan bermunculan sesuai dengan perkembangan pelayanan bimbingan itu sendiri sebagai suatu pekerjaan khas yang ditekuni oleh para peminat dan ahlinya. Berbagai rumusan tersebut dikemukakan sebagai berikut:


(37)

20 Bimbingan sebagai bantuan yang diberikan kepada individu untuk dapat memilih, mempersiapkan diri, dan memangku suatu jabatan serta mendapat kemajuan dalam jabatan yang dipilihnya itu. Parson (Jones 1951).

Sedangkan menurut Lefever (McDaniel: 1959) menyatakan bahwa: Bimbingan adalah bagian dari proses pendidikan yang teratur dan sistematik guna membantu pertumbuhan anak muda atas kekuatannya dalam menentukan dan mengarahkan hidupnya sendiri, yang pada akhirnya ia memperoleh pengalaman-pengalaman yang dapat memberikan sumbangan yang berarti bagi masyarakat.

Selanjutnya menurut (Smith, dalam McDaniel, 1959) mengemukakan bahwa:

Bimbingan sebagai proses layanan yang diberikan kepada individu-individu guna membantu mereka memperoleh pengetahuan dan keterampilan-keterampilan yang diperlukan dalm membuat pilihan-pilihan, rencana-rencana, dan interpretasi-interpretasi yang diperlukan untuk menyesuaikan diri yang baik.

Dari berbagai pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan bimbingan adalah proses pemberian bantuan yang diberikan oleh orang yang ahli kepada seorang atau beberapa orang individu agar mereka dapat mengembangkan kemampuan dirinya sendiri serta mampu menjadi pribadi yang mandiri dengan memanfaatkan kekuatan yang mereka miliki.

2. Pengertian Konseling

Secara etimologis, istilah konseling berasal dari bahasa latin yaitu,

“consilium” yang berarti “dengan” atau “bersama” yang dirangkai dengan “menerima” atau “memahami”. Sedangkan dalam bahasa


(38)

21 Anglo-Saxon, istilah konseling berasal dari “sellan” yang berarti “menyerahkan” atau “menyampaikan”.

Berikut ini adalah beberapa pengertian konseling menurut para ahli yaitu:

Menurut Jones (1951) mengemukakan bahwa konseling adalah kegiatan di mana semua fakta dikumpulkan dan semua pengalaman siswa difokuskan pada masalah tertentu untuk diatasi sendiri oleh yang bersangkutan, di mana ia diberi bantuan pribadi dan langsung dalam pemecahan masalah itu. Konselor tidak memecahkan masalah untuk klien. Konseling harus ditujukan pada perkembangan yang progresif dari individu untuk memecahkan masalah-masalahnya. Sendiri tanpa bantuan.

Kemudian menurut Maclean (Sherzer & Stone, 1974) menyatakan bahwa konseling adalah suatu proses yang terjadi dalam hubungan tatap muka antara seorang individu yang terganggu oleh karena masalah-masalah yang tidak dapat diatasinya sendiri dengan seorang pekerja yang profesional, yaitu orang yang telah terlatih dan berpengalaman membantu orang lain mencapai pemecahan-pemecahan terhadap berbagai jenis kesulitan pribadi.

Sejalan dengan pengertian di atas, McDaniel (1956) juga mengemukakan bahwa konseling merupakan suatu rangkaian pertemuan langsung dengan individu yang ditujukan pada pemberian bantuan kepadanya untuk dapat menyesuaikan dirinya secara lebih efektif dengan dirinya sendiridan dengan lingkungannya.

Berdasarkan pengertian-pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa konseling adalah proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara konseling dan tatap muka oleh seorang ahli (konselor) kepada individu (klien) yang sedang mengalami suatu masalah sehingga klien mampu mengatasi permasalahan yang ia hadapi.


(39)

22 3. Bidang- Bidang dalam Layanan Bimbingan dan Konseling

Bidang bimbingan dan konseling mencangkup seluruh upaya bantuan yang meliputi bidang-bidang dibawah ini:

1) Bimbingan Pribadi

2) Bimbingan sosial

3) Bimbingan Belajar

4) Bimbingan Karir

Berikut penjelasan dari bidang-bidang bimbingan di atas:

1) Bidang Bimbingan pribadi seperti pemahaman sikap dan kebiasaan

serta pengembangan wawasan dalam beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, pemantapan pemahaman tentang potensi diri dan pengembangannya untuk kegiatan yang kreatif dan produktif baik dalam kehidupan sehari-hari maupun untuk peranannya di masa depan, pemantapan pemahaman tentang minat dan bakat pribadi serta penyaluran dan pengembangan melalui kegiatan yang kreatif dan produktif, pemantapan pemahaman tentang kelemahan diri dan usaha-usaha untuk menanggulanginya, pemantapan kemampuan dalm mengambil keputusan dan mengarakan diri sendiri secara mandiri sesuai dengan sistem etika dan nilai serta apresiasi seni, pemantapan dalam perencanaan dan penyelenggaraan hidup sehat, baik secara rohaniah maupun jasmaniah termaksuk perencanaan hidup berkeluarga.


(40)

23

2) Bidang Bimbingan Sosial seperti pemantapan kemampuan

berkomunikasi secara lisan dan tulisan secara efektif, efisien, dan produktif, pemantapan menerima dan mengeluarkan pendapat atau berargumentasi secara dinamis dan kreatif, pemantapan kemapuan kemampuan bertingkah laku dan berhubungan sosial baik di rumah, sekolah maupun lingkungan sekitar dengan menjunjung tinggi tata karma, sopan santun, nilai-nilai agama, adat-istiadat, hukum, ilmu, serta kebiasaan yang berlaku di masyarakat, pemantapan hubungan dinamis, harmonis dan produktif dengan teman sebayanya, baik dalam satu sekolah, beda sekolah, luar sekolah, maupun di lingkungan masyarakat pada umumnya, pemantapan pemahaman tentang peraturan, kondisi rumah, sekolah dan lingkungan secara dinamis dan bertanggung jawab, orientasi tentang kehidupan berkeluarga, bermasyarakat berbangsa dan bernegara.

3) Bidang Bimbingan Belajar seperti pengembangan sikap dan

kebiasan belajar untuk mencari informasi dan berbagai sumber belajar, bersikap terhadap guru dan nara sumber lainnya, mengikuti pelajaran sehari-hari, mengerjakan tugas (PR), mengembangkan keterampilan belajar dan menjalani program penilaian, pengembangan disiplin belajar dan berlatih secara mandiri maupun kelompok, pemantapan sikap kebiasaan dan keterampilan belajar yang efektif, efisien dan produktif dengan sumber belajar yang lebih bervariasi dan kaya, pemantapan penguasaan materi program belajar keilmuan, terminology dan atau seni, pemantapan


(41)

24 pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik sosial budaya di lingkungan sekolah dan atau alam sekitar serta masyarakat untuk mengembangkan diri.

4) Bidang Bimbingan Karir seperti pemantapan pemahaman diri

berkenaan dengan kecenderungan karir yang hendak dikembangkan, pemantapan orintasi dan informasi karir pada umumnya khususnya karir yang hendak dikembangkan, orientasi dan informasi terhadap dunia kerja dan usaha memperoleh penghasilan untuk memenuhi kebutuhan dan tuntutan hidup berkeluaga bermasyarakat berbangsa bernegara, pengenalan berbagai lapangan kerja yang dapat dimasuki, orientasi dan informasi terhadap pendidikan tambahan dan pendidikan yang lebih tinggi, khususnya sesuai dengan karir yang hendak dikembangkan.

Seperti yang sudah dijelaskan di atas mengenai bidang-bidang bimbingan, maka penelitian ini termasuk dalam bimbingan konseling bidang bimbingan Belajar, karena dalam penelitian ini mengangkat motivasi siswa yaitu hubungan antara motivasi berprestasi dengan prestasi belajar siswa.

4. Bidang Bimbingan dan Belajar

Karena dalam penelitian ini berkaitan dengan bimbingan belajar maka bidang ini akan di uraikan lebih jelas dalam bab ini.


(42)

25 Dalam bidang bimbingan belajar dalam sekolah ialah membantu siswa mengembangkan diri, sikap dan kebiasaan belajar yang baik untuk mengasai pengetahuan dan keterampilan.

“Bimbingan belajar atau akademik ialah bimbingan dalam hal menemukan cara belajar yang tepat, dalam memilih program studi yang sesuai, dan dalam mengatasi kesukaran-kesukaran yang timbul berkaitan dengan tuntutan-tuntutan belajar di suatu institusi pendidikan” (Sukardi: 1996).

Sebagian besar waktu dan perhatian pelajar tercurahkan pada kepentingan belajar di sekolah. Keberhasilan atau kegagalan akademik sangat berarti sekali bagi seorang pelajar seandainya dia sendiri tidak mengambil pusing, paling sedikit keluarganya akan merasa prihatin. Seperti banyak kehidupan lain, belajar di sekolah pada zaman sekarang juga semakin kompleks, baik dalam jenis-jenis dan tingkatan-tingkatan program studi maupun dalam materi yang harus di pelajari. Kekeliruan dalam memilih program studi di tingkat pendidikan menengah dan pendidikan tinggi dapat membawa akibat fatal bagi kehidupan seseorang.

Cara-cara belajar yang salah mengakibatkan, bahwa materi program-program studi tidak dikuasai dengan baik, sehingga dalam mengikuti program studi kelanjutan akan timbul kesulitan Winkel (Sardiman: 1991).

Bidang ini dapat dirinci menjadi pokok-pokok sebagai berikut:

a. Pemantapan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif dan efisien serta produktif, baik dalam mencari informasi dari berbagai sumber belajar,


(43)

26 bersikap terhadap guru dan nara sumber lainnya, mengerjakan tugas, mengembangkan keterampilan dan menjalani program penilaian.

b. Pemantapan sistem belajar dan berlatih, baik secara mandiri maupun

kelompok.

c. Pemantapan penguasaan materi program belajar di sekolah sesuai dengan perkembangan ilmu, teknologi dan kesenian.

d. Pemantapan dan pemahaman dan pemanfaatan kondisi fisik, sosial dan budaya yang ada di lingkungan sekitar, dan masyarakat untuk pengembangan pengetahuan dan keterampilan dan pengembangan diri.

Guru bimbingan dan konseling yang bertugas di institusi pendidikan formal harus mengetahui segala permasalahan yang menyangkut pendidikan sekolah dan seluk-beluk dari kegiatan bimbingan belajar. Dalam kenyataan, pelaksanaan bimbingan belajar dihadapkan pada banyak kesulitan dan hambatan, sebagian dari hambatan itu muncul karena keadaan dunia pendidikan sekolah yang masih dalam taraf perkembangan. Sebagian timbul dari keluarga yang mengharapkan anak harus selalu mendapatkan nilai yang baik namun orang tua kurang mendukung usaha belajar pada anak, sebagian juga timbul karena sikap siswa itu sendiri yang kurang bersungguh-bersungguh dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar. Sebagai contoh : siswa berfikir “untuk apa


(44)

27 belajar”, belum tentu nanti melanjutkan keperguruan tinggi, apalagi biaya pendidikan sangat tinggi.

D. Hubungan antara Motivasi Berprestasi dengan Prestasi belajar Siswa Pendidikan mempunyai tujuan yang sangat penting. Tujuan tersebut diantaranya adalah untuk mencerdaskan generasi bangsa. Untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, diperlukan upaya untuk meningkatkan prestasi belajar siswa. Namun, untuk mendapatkan prestasi belajar yang baik perlu adanya motivasi berprestasi yang tinggi dari dalam diri setiap siswa. Oleh karena itu, perlu adanya bantuan dari guru bimbingan dan konseling untuk memberikan bimbingan belajar dalam membantu siswa menumbuhkan motivasi berprestasi dari dalam diri nya.

Bimbingan belajar merupakan suatu langkah yang dilakukan untuk membantu siswa dalam hal menemukan cara belajar yang tepat dan sesuai serta mengatasi kesulitan-kesulitan yang timbul berkaitan dengan tuntutan belajar dalam suatu sekolah tertentu. Dengan adanya bimbingan belajar diharapkan siswa mampu mengatasi setiap masalah dengan baik.

Motivasi berprestasi adalah salah satu faktor yang menentukan hasil dari prestasi belajar siswa. Siswa yang memiliki motivasi berprestasi yang tinggi tidak akan kesulitan untuk mendapatkan prestasi yang tinggi baik di sekolah maupun di luar sekolah. Demikian juga sebaliknya, siswa yang memiliki motivasi berprestasi yang rendah akan mengalami kesulitan untuk meningkatkan prestasi belajarnya. Hal ini sesuai dengan yang dikatakan


(45)

28 Djaali (2008) bahwa motivasi berprestasi merupakan salah satu faktor yang ikut menentukan dalam keberhasilan belajar.

Untuk meningkatkan prestasi belajarnya siswa diharapkan mampu menumbuhkan keyakinanya untuk berhasil dan menghilangkan rasa takutnya akan kegagalan. Dengan keyakinan yang tinggi, akan membantu siswa untuk mengembangkan potensi dirinya demi mendapatkan prestasi setinggi mungkin. Selain itu pula, siswa yang ingin memiliki prestasi yang tinggi diharapkan lebih menyukai pekerjaan-pekerjaan dimana mereka memiliki tanggung jawab pribadi dan akan memperoleh balikan serta tugas pekerjaannya memiliki resiko yang sedang (moderate). Tujuan yang akan dicapai merupakan tujuan dengan derajat kesulitan menengah (moderate).

Berdasarkan uraian tersebut, maka peneliti akan melakukan penelitian tentang hubungan motivasi berprestasi dengan prestasi belajar siswa. Hal ini dilakukan karena peneliti ingin mengetahui seberapa jauh hubungan antara motivasi berprestasi dengan prestasi belajar siswa. Sedangkan kaitannya dengan ilmu bimbingan dan konseling adalah bila motivasi berprestasi memiliki kaitan dengan prestasi belajar siswa, maka upaya yang akan dilakukan demi membantu siswa mendapatkan prestasi yang baik adalah dengan memberikan layanan bimbingan belajar kepada siswa untuk menumbuhkan motivasi berprestasi dalam dirinya.


(46)

29

III. METODELOGI PENELITIAN

Dalam sebuah penelitian diperlukan suatu metode penelitian yang tepat dan sesuai agar dapat membantu kearah pemecahan masalah dan agar hasil penelitian sesuai dengan yang diharapkan.

A. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di SMP Negeri 2 Tumijajar, kabupaten Tulang Bawang Barat pada tahun pelajaran 2010/2011.

B. Metodelogi Penelitian

Metode penelitian merupakan usaha untuk menemukan, mengembangkan dan menguji suatu kebenaran pengetahuan dengan menggunakan cara-cara ilmiah (Arikunto, 2006). Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penelitian adalah metode yang digunakan harus sesuai dengan objek penelitian dan tujuan yang akan dicapai sehingga penelitian akan berjalan dengan sistematis. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian deskriptif. Sedangkan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian korelasi. Metode penelitian ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara variabel (X) motivasi berprestasi dan Variabel (Y) prestasi belajar.


(47)

30 C. Populasi Dan Pengambilan Sampel

1. Populasi

Populasi adalah “keseluruhan subjek penelitian, apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka ini merupakan penelitian populasi”. (Arikunto: 2006)

Berdasarkan pengertian tersebut maka populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa berprestasi rendah kelas VIII di SMP Negeri 2 Tumijajar, yaitu berjumlah 164 orang siswa.

2. Pengambilan Sampel

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 40 siswa berprestasi rendah. Adapun metode pengambilan sampel yang dipakai pada penelitian ini adalah menggunakan teknik proporsional random sampling. Menurut (Hadi: 1996) alasan penulis menggunakan random sampling ini adalah memberikan peluang yang sama bagi setiap anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Selain hal tersebut, (Hadi: 1996) mengatakan suatu cara disebut random apabila peneliti tidak memilih-milih individu yang akan ditugaskan untuk menjadi sampel penelitian. Sedangkan yang dimaksud dengan proporsional adalah tiap-tiap sub populasi mendapat bagian atau kesempatan yang sama untuk menjadi sampel dalam penelitian.


(48)

31 Menurut (Nasir: 1988), untuk prosedur pengambilan sampel dengan metode proporsional random sampling dipergunakan rumus sebagai berikut :

ni = n

N Ni

Keterangan : ni : Jumlah sampel per sub populasi Ni : Total sub populasi

N : Total populasi n : Besarnya sampel

Berdasarkan kriteria sampel di atas maka diperoleh data sampelnya sebagai berikut :

Tabel 3.1

Data perhitungan sampel siswa berprestasi rendah. Kelas VIII

A VIII B VIII C VIII D VIII E JUMLAH

Populasi 17 32 36 39 40 164

Sampel 4 8 9 9 10 40

Berdasarkan perhitungan di atas, diperoleh jumlah sampel tiap kelas yaitu kelas VIII A memiliki 4 sampel siswa, kelas VIII B memiliki 8 sampel siswa, kelas VIII C memiliki 9 sampel siswa, kelas VIII D memiliki 9 sampel siswa, dan kelas VIII E memiliki 10 siswa sebagai sampel. Jadi jumlah dari keseluruhan siswa yang menjadi sampel adalah 40 orang siswa yang berprestasi rendah.


(49)

32 D. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel Penelitian

Variabel penelitian merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati. (Sugiyono, 2008).

a. Variabel Bebas (Independent Variabel)

Variabel bebas sering juga disebut variabel stimulus dan prediktor. Dalam suatu penelitian yang dimaksud dengan variabel bebas adalah variabel yang akan dilihat efeknya. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah motivasi berprestasi dan dilambangkan dengan (X).

b. Variabel Terikat (Dependent Variabel)

Variabel terikat atau tidak bebas disebut juga sebagai variabel tergantung, output, ataupun respon, adalah variabel yang akan dijelaskan atau diprediksi variasinya. Khusus dalam kasus pengaruh atau sebab akibat, variabel terikat ini adalah variabel yang variasinya dsebabkan atau dipengaaruhi oleh variabel lain. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel terikat adalah prestasi belajar dan dilambangkan dengan (Y).

2. Definisi Operasional

Definisi operasional variabel merupakan uraian yang berisikan tentang sejumlah indikator yang diamati dan diukur untuk mengidentifikasi variabel atau konsep yang digunakan.


(50)

33 a. Motivasi berprestasi siswa adalah dorongan yang berasal dari

dalam diri siswa untuk melakukan sesuatu usaha dengan sebaik-baiknya, melakukan sesuatu dengan sukses, mengerjakan sesuatu dan menyelesaikan tugas yang memerlukan usaha dan keterampilan, keinginan menjadi penguasa yang terkenal atau terpandang dalam suatu bidang tertentu, mengerjakan sesuatu yang sangat berarti/penting, melakukan suatu pekerjaan yang sukar dengan baik, menyelesaikan teka-teki dan sesuatu yang sukar, dan bisa melakukan sesuatu yang lebih baik dari orang lain serta menulis cerita atau novel yang hebat dan bermutu.

Indikator individu yang memiliki motivasi berprestasi tinggi: 1. Melakukan sesuatu dengan sebaik-baiknya.

2. Melakukan sesuatu dengan sukses

3. Mengerjakan sesuatu dan menyelesaikan tugas yang memerlukan

usaha dan keterampilan.

4. Ingin menjadi penguasa yang tekenal atau terpandang dalam suatu bidang tertentu.

5. Mengerjakan sesuatu yang sangat berarti atau penting. 6. Melakukan suatu pekerjaan yang sukar dengan baik 7. Menyelesaikan teka teki dan sesuatu yang sukar 8. Melakukan sesuatu yang lebih baik dari orang lain. 9. Menulis cerita atau novel yang hebat dan bermutu.


(51)

34 b. Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai siswa berupa perubahan

tingkah laku karena pengalaman dan latihan yang diberikan berupa nilai atau angka dari guru kepada muridnya dalam jangka waktu tertentu.

E. Tehnik Pengumpulan Data 1. Skala

Skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala tentang motivasi berprestasi, yang digunakan untuk mengetahui bagaimana motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar.

Pernyataan dibuat dalam dua bentuk, yaitu pernyataan yang bersifat

mendukung (favourable) dan pernyataan yang tidak mendukung

(unfavourable). Setiap item pernyataan disediakan lima alternatif jawaban yaitu sangat sesuai (SS), sesuai (S), ragu-ragu (R), tidak sesuai (TS), dan sangat tidak sesuai (STS), dimana setiap alternatif jawaban punya nilai tertentu. Menurut Azwar (2009), nilai dari masing-masing pernyataan :

Tabel 3.2 Skor Nilai Alternatif Jawaban

Pernyataan Alternatif Jawaban

SS S R TS STS

Favourable 4 3 2 1 0


(52)

35 2. Metode Dokumentasi

Menurut (Arikunto: 2006) teknik pemeriksaan dokumen adalah pengumpulan informasi dan data secara langsung sebagai hasil pengumpulan sendiri. Data yang dikumpulkan tersebut adalah bersifat orisinil untuk dapat dipergunakan secara langsung. Teknik pemeriksaan dokumen ini khusus digunakan untuk melakukan pengumpulan data terhadap nilai prestasi belajar.

F. Pengujian Instrumen Pengumpulan Data 1. Pengujian Validitas instrumen

Berkaitan dengan pengujian validitas instrumen (Arikunto:2006) menjelaskan bahwa yang dimaksud dengan validitas adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Jika instrumen dikatakan valid berarti menunjukkan alat ukur yang digunakan untuk mendapatkan data itu valid sehingga valid berarti instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono: 2008)

Instrumen yang valid berarti mampu mengukur apa yang diinginkan. Sebuah instrumen dikatakan valid apabila dapat mengungkap data dari variabel yang diteliti secara tepat (Arikunto, 2006). Peneliti menggunakan validitas konstruk (construct validity), yaitu setelah peneliti mengkonstruksikan aspek-aspek motivasi berprestasi siswa, maka selanjutnya dikonstruksikan dengan pembimbing penulisan skripsi dan tenaga pengajar di Program Studi Bimbingan dan Konseling Fakultas


(53)

36 Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung, dan guru bimbingan dan konseling dengan cara mengkonstruksikan kisi-kisi skala motivasi berprestasi. Hasil yang diperoleh dari kedua ahli dari bimbingan dan konseling adalah menurut bapak Drs. Syaefuddin latief, M.Pd yaitu terdapat deskriptor yang tepat harus disempurnakan lagi kalimatnya serta harus diringkas lagi indikatornya. Selanjutnya menurut bapak Hardiansyah Marsya S.Pd adalah deskriptor dari indikator nomor 2 sebaiknya diringkas menjadi 1 saja dan memperbaiki deskriptor nomor 8. Kemudian setelah mengkonstruksikan skala dengan dosen pengajar dan guru Bimbingan dan Konseling, setiap item diujikan dengan rumus validitas instrumen. Dalam perhitungan ini penulis menggunakan program SPSS. ( Priyatno: 2010)

Pelaksanaan uji coba instrument peneliti melibatkan sekitar 30 orang responden yang berasal dari luar sampel penelitian.

2. Pengujian Reliabilitas instrumen

Dalam penelitian ini, uji reabilitas menggunakan metode Alpha. Metode ini berguna untuk mengetahui reliabiitas internal yaitu dengan menganalisis reliabilitas alat ukur dari satu kali pengukuran, berikut penjabaran dari metode Alpha.

Rumus Alpha adalah:









t

S

i

S

k

k

r

1

1

11


(54)

37 Keterangan :

r11 = Nilai Reliabialitas seluruh item = Jumlah Varians Skor Tiap-tiap Item = Varians Total

K = Jumlah Item

Dari pelaksanaan uji reliabilitas instrumen skala motivasi berprestasi, hasilnya adalah tingkat reliabilitas yang diperoleh, yaitu : 0,89. Berarti reliabilitas skala motivasi berprestasi adalah sangat tinggi.

Hal ini sesuai dengan Kriteria reliabilitas (Koestoro dan Basrowi, 2006) : 0,8 – 1,000 = sangat tinggi

0,6 – 0,799 = tinggi 0,4 – 0,599 = cukup tinggi 0,2 – 0,399 = rendah < 0,200 = sangat rendah

Berdasarkan hasil perhitungan dan kriteria di atas tingkat reliabilitas yang diperoleh yaitu : 0,89. Berarti reliabilitas skala adalah sangat tinggi.

G. Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan menggunakan rumus korelasi product moment

dari Pearson. Akan tetapi dalam perhitungan ini menggunakan program SPSS. (Priyatno:2010)

Rumus korelasi product moment yang digunakan adalah:

 

 

2 2

2

 

2

)

)(

(

 

y

y

N

x

N

y

x

xy

N

x

r

xy

Dimana : n = jumlah sampel

∑ x = motivasi berprestasi siswa ∑ y = prestasi belajar siswa

S

i

t

S


(55)

38 Ketentuan:

Bila r hitung lebih kecil dari r tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Tetapi sebaliknya bila r hitung lebih besar dari r tabel maka Ha diterima.

Rumus ini digunakan untuk menguji hipotesis statistik berikut ini:

Ha : Ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi berprestasi dengan prestasi belajar siswa.

Ho : Tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara motivasi

berprestasi dengan prestasi belajar siswa.

Namun sebelum melakukan perhitungan menggunakan product moment,

syarat-syarat yang harus dipenuhi adalah: 1. Melakukan uji normalitas

Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh berasal dari populasi yang di distribusi normal atau tidak. Uji normalitas data yang penulis pakai yaitu dengan cara Chi-Kuadrat.

Berdasarkan perhitungan, ditemukan harga chi kuadrat hitung = 7,086601. Harga tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga chi

kudrat tabel (11,070), dengan dk (derajat kebebasan) 6-1=5. bila dk 5 dan taraf kesalahan 5%, maka harga chi kuadrat tabel=11,070. karena harga chi kuadrat hitung lebih kecil dari harga chi kuadrat tabel (7,086601 < 11,070), maka data distribusi skala motivasi berprestasi (X) dinyatakan normal.


(56)

39 Sedangkan data prestasi belajar, dari hasil perhitungan ditemukan harga chi kuadrat hitung= 8,90829. Harga tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga chi kudrat tabel (11,070), dengan dk (derajat kebebasan) 6-1=5. bila dk 5 dan taraf kesalahan 5%, maka harga chi kuadrat tabel=11,070. karena harga chi kuadrat hitung lebih kecil dari harga chi kuadrat tabel (8,90829 < 11,070), maka data distribusi prestasi belajar (Y) dinyatakan normal.

2. Melakukan uji linieritas

Uji linieritas/kelinieran dilakukan sebelum peneliti menguji hipotesis. Tujuan dilakukannya uji linieritas adalah untuk mengetahui data linier atau tidak. Bila data linier maka dapat dilakukan analisis hipotesis menggunakan rumus product moment. Untuk regresi linier yang didapat dari data X dan Y, apakah sudah memiliki pola regresi yang bentuknya linier atau tidak. Dalam perhitungan ini menggunakan program SPSS 15. (Priyatno : 2010)

Perhitungan yang diperoleh dari pengujian linieritasnya adalah 0,001. Karena 0,001 < 0,05 maka data bersifat linier. (Priyatno : 2010)

Setelah pengujian diatas, dan data telah memenuhi syarat normal dan linier, maka selanjutnya digunakan rumus korelasi product moment. Sedangkan untuk menentukan determinan digunakan rumus:

Determinasi = r2 x 100 %

Rumus ini digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan variabel motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar.


(57)

51

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa motivasi berprestasi memiliki hubungan cukup erat 0,553 (kategori sedang) dengan prestasi belajar siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Tumijajar Tahun Pelajaran 2010/2011. Dari hasil perhitungan statistik yang telah diujikan di atas telah dibuktikan bahwa variabel x yaitu motivasi berprestasi dapat menentukan variabel y yaitu prestasi belajar. Sedangkan persentase sumbangan variabel motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar siswa adalah 30,58 %. Dengan demikian perlu adanya penanganan lebih lanjut dari pihak sekolah khususnya guru bimbingan dan konseling untuk membantu siswa menangani permasalahan ini, agar siswa dapat belajar dengan baik dan mendapatkan prestasi yang tinggi.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian analisis data dan kesimpulan diatas, maka peneliti mengajukan saran-saran sebagai berikut :

1. Kepada siswa

Bagi seluruh siswa diharapkan dapat berkonsultasi dengan guru bimbingan dan konseling mengenai masalah belajar yang mereka alami.


(58)

52 2. Kepada guru bimbingan dan konseling

Bagi guru bimbingan dan konseling diharapkan lebih memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan prestasi belajar siswa seperti motivasi berprestasi pada siswa sehingga nantinya dapat digunakan layanan yang tepat seperti layanan bimbingan belajar untuk membantu siswa meningkatkan prestasi belajarnya.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian yang sama, diharapkan agar dapat meneliti variabel yang lain selain variabel motivasi berprestasi, yang dapat menentukan variabel prestasi belajar.


(59)

53

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah dalam Yuniarti (1988). Pola Asuh Anak, Self Esteem, Motivasi

Berprestasi, dan Prestasi Belajar. Skripsi.Yogyakarta: Universitas Gajah

Mada.

Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Ausubel dalam Howe (1984). A Teacher’s Guide to The Psychology of Learning. New York: Brasil Blackwell, Inc.

Azwar . 2009. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hadi. 1996. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi

Hasbullah. 1994. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo.

Heckhausen.1967. The Anatomy of achievement motivation. New York:

Akademic Press.

Johnson.1970. The Social Psycology of Education. New York: Holt Rinehart and Winston inc.

Jones. 1951. Principles of Guidance and Pupil Personnel Work. New York: McGraw-Hill Book Company.

Juwono, 1982. “Pengantar Psikology Belajar” dalam Materi Dasar

Pendidikan Program Bimbingan dan Konseling di Perguruan tinggi, buku

Iic, Psikologi belajar. Depdikbud.Dikti: Proyek NKK.

Koestoro & Basrowi. 2006. Strategi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Surabaya: Yayasan Kampusina.

Kartono. 1995. Bimbingan Bagi Anak dan Remaja Yang Bermasalah. Jakarta: Rajawali.


(60)

54 Lefever dalam McDaniel (1959). Guidance in the Modern School. New York: The

Dryden Press.

Maclean dalam Sherzer & Stone. (1974). Fundamental of Counseling. Boston: Houghton Mifflin Company.

McClelland dalam Hare &Lamb (1983). The Encyclopedia Dictionary of

psychology. London: Brasil Blackwell Publiser.

McClelland dalam Munandar (2001). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press).

Muhibbin. 1999. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Munandar. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press).

Nasution. 1993. Metode Reseach Sosial.Alumni: Bandung.

Nazir. 1988. Metodelogi Penelitian.Cetakan 3. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Parson dalam Jones (1951). Principles of Guidance and Pupil Personnel Work.

New York: McGraw-Hill Book Company.

Priyatno. 2010. Paham Analisis Statistik Data Dengan SPSS. Yogyakarta: Mediakom.

Purwanto dalam Rola (2006). Hubungan Konsep Diri dengan Motivasi

Berprestasi Pada Remaja. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Roestiyah.2002. Masalah-Masalah Ilmu Keguruan Cetakan Ke-3.

Jakarta: Bina Aksara.

Santrock.2003.Adolescence Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga

Sardiman. 1991. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara Schwitzgebel & Kalb.1974.Changing Human Behavior:Principles of Planned

Intervention. Tokyo: McGraw-Hill Kogakusha.

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Smith dalam McDaniel (1959). Guidance in the Modern School. New York: The


(61)

55 Sukardi. 1996. Pengantar Teori Konseling (Suatu Uraian Ringkas). Jakarta:

Rineka Cipta.

Surachmad.2003. Dasar dan Tehnik Reserch. Bandung: Tarsito.

Universitas Lampung. 2011. Format penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung:

Universitas Lampung.

Winkel dalam Sardiman. (1991). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar.

Jakarta: Bina Aksara

Winkel. 1996. Bimbingan dan Konseling Di Institusi Pendidikan. Jakarta: Grasindo.


(1)

Sedangkan data prestasi belajar, dari hasil perhitungan ditemukan harga chi kuadrat hitung= 8,90829. Harga tersebut selanjutnya dibandingkan dengan harga chi kudrat tabel (11,070), dengan dk (derajat kebebasan) 6-1=5. bila dk 5 dan taraf kesalahan 5%, maka harga chi kuadrat tabel=11,070. karena harga chi kuadrat hitung lebih kecil dari harga chi kuadrat tabel (8,90829 < 11,070), maka data distribusi prestasi belajar (Y) dinyatakan normal.

2. Melakukan uji linieritas

Uji linieritas/kelinieran dilakukan sebelum peneliti menguji hipotesis. Tujuan dilakukannya uji linieritas adalah untuk mengetahui data linier atau tidak. Bila data linier maka dapat dilakukan analisis hipotesis menggunakan rumus product moment. Untuk regresi linier yang didapat dari data X dan Y, apakah sudah memiliki pola regresi yang bentuknya linier atau tidak. Dalam perhitungan ini menggunakan program SPSS 15. (Priyatno : 2010)

Perhitungan yang diperoleh dari pengujian linieritasnya adalah 0,001. Karena 0,001 < 0,05 maka data bersifat linier. (Priyatno : 2010)

Setelah pengujian diatas, dan data telah memenuhi syarat normal dan linier, maka selanjutnya digunakan rumus korelasi product moment. Sedangkan untuk menentukan determinan digunakan rumus:

Determinasi = r2 x 100 %

Rumus ini digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan variabel motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar.


(2)

V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian maka peneliti mengambil kesimpulan bahwa motivasi berprestasi memiliki hubungan cukup erat 0,553 (kategori sedang) dengan prestasi belajar siswa kelas VIII di SMP Negeri 2 Tumijajar Tahun Pelajaran 2010/2011. Dari hasil perhitungan statistik yang telah diujikan di atas telah dibuktikan bahwa variabel x yaitu motivasi berprestasi dapat menentukan variabel y yaitu prestasi belajar. Sedangkan persentase sumbangan variabel motivasi berprestasi terhadap prestasi belajar siswa adalah 30,58 %. Dengan demikian perlu adanya penanganan lebih lanjut dari pihak sekolah khususnya guru bimbingan dan konseling untuk membantu siswa menangani permasalahan ini, agar siswa dapat belajar dengan baik dan mendapatkan prestasi yang tinggi.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian analisis data dan kesimpulan diatas, maka peneliti mengajukan saran-saran sebagai berikut :

1. Kepada siswa

Bagi seluruh siswa diharapkan dapat berkonsultasi dengan guru bimbingan dan konseling mengenai masalah belajar yang mereka alami.


(3)

2. Kepada guru bimbingan dan konseling

Bagi guru bimbingan dan konseling diharapkan lebih memperhatikan hal-hal yang berkaitan dengan prestasi belajar siswa seperti motivasi berprestasi pada siswa sehingga nantinya dapat digunakan layanan yang tepat seperti layanan bimbingan belajar untuk membantu siswa meningkatkan prestasi belajarnya.

3. Bagi peneliti selanjutnya

Bagi peneliti yang ingin melakukan penelitian yang sama, diharapkan agar dapat meneliti variabel yang lain selain variabel motivasi berprestasi, yang dapat menentukan variabel prestasi belajar.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Abdullah dalam Yuniarti (1988). Pola Asuh Anak, Self Esteem, Motivasi Berprestasi, dan Prestasi Belajar. Skripsi.Yogyakarta: Universitas Gajah Mada.

Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta.

Ausubel dalam Howe (1984). A Teacher’s Guide to The Psychology of Learning. New York: Brasil Blackwell, Inc.

Azwar . 2009. Penyusunan Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Djaali. 2008. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Hadi. 1996. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi

Hasbullah. 1994. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo.

Heckhausen.1967. The Anatomy of achievement motivation. New York:

Akademic Press.

Johnson.1970. The Social Psycology of Education. New York: Holt Rinehart and Winston inc.

Jones. 1951. Principles of Guidance and Pupil Personnel Work. New York: McGraw-Hill Book Company.

Juwono, 1982. “Pengantar Psikology Belajar” dalam Materi Dasar Pendidikan Program Bimbingan dan Konseling di Perguruan tinggi, buku Iic, Psikologi belajar. Depdikbud.Dikti: Proyek NKK.

Koestoro & Basrowi. 2006. Strategi Penelitian Sosial dan Pendidikan. Surabaya: Yayasan Kampusina.

Kartono. 1995. Bimbingan Bagi Anak dan Remaja Yang Bermasalah. Jakarta: Rajawali.


(5)

Lefever dalam McDaniel (1959). Guidance in the Modern School. New York: The Dryden Press.

Maclean dalam Sherzer & Stone. (1974). Fundamental of Counseling. Boston: Houghton Mifflin Company.

McClelland dalam Hare &Lamb (1983). The Encyclopedia Dictionary of psychology. London: Brasil Blackwell Publiser.

McClelland dalam Munandar (2001). Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press).

Muhibbin. 1999. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Munandar. 2001. Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press).

Nasution. 1993. Metode Reseach Sosial.Alumni: Bandung.

Nazir. 1988. Metodelogi Penelitian.Cetakan 3. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Parson dalam Jones (1951). Principles of Guidance and Pupil Personnel Work. New York: McGraw-Hill Book Company.

Priyatno. 2010. Paham Analisis Statistik Data Dengan SPSS. Yogyakarta: Mediakom.

Purwanto dalam Rola (2006). Hubungan Konsep Diri dengan Motivasi Berprestasi Pada Remaja. Medan: Universitas Sumatera Utara. Roestiyah.2002. Masalah-Masalah Ilmu Keguruan Cetakan Ke-3.

Jakarta: Bina Aksara.

Santrock.2003.Adolescence Perkembangan Remaja. Jakarta: Erlangga

Sardiman. 1991. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara Schwitzgebel & Kalb.1974.Changing Human Behavior:Principles of Planned

Intervention. Tokyo: McGraw-Hill Kogakusha.

Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif dan R&D). Bandung: Alfabeta.

Smith dalam McDaniel (1959). Guidance in the Modern School. New York: The


(6)

Sukardi. 1996. Pengantar Teori Konseling (Suatu Uraian Ringkas). Jakarta: Rineka Cipta.

Surachmad.2003. Dasar dan Tehnik Reserch. Bandung: Tarsito.

Universitas Lampung. 2011. Format penulisan Karya Ilmiah. Bandar Lampung:

Universitas Lampung.

Winkel dalam Sardiman. (1991). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: Bina Aksara

Winkel. 1996. Bimbingan dan Konseling Di Institusi Pendidikan. Jakarta: Grasindo.


Dokumen yang terkait

HUBUNGAN PERSEPSI SISWA TENTANG KOMPETENSI PROFESIONAL GURU DAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS PADA SISWA KELAS VIII SEMESTER GENAP SMP NEGERI 17 BANDAR LAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2010/2011

0 5 68

HUBUNGAN MOTIVASI BERPRESTASI DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 TUMIJAJAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011

1 8 61

KEMAMPUAN MENULIS SLOGAN SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 NATAR TAHUN PELAJARAN 2010/2011

3 42 47

PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SIDOMULYO SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 11 1

PENGARUH KEBIASAAN BELAJAR DAN MOTIVASI BERPRESTASI TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 SIDOMULYO SEMESTER GANJIL TAHUN PELAJARAN 2012/2013

0 20 83

PENGARUH KONSEP DIRI MELALUI AKTIVITAS BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR IPS TERPADU SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 2 TUMIJAJAR TAHUN PELAJARAN 2014/2015

1 4 89

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN PRESTASI BELAJAR PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 9 METROTAHUN PELAJARAN 2013/2014

0 4 76

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KELAS XI SMA NUSANTARA BANDARLAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2015/2016

0 4 69

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN SISWA DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VIII DI SMPN 2 KUBUNG KABUPATEN SOLOK TAHUN 2012

0 0 8

HUBUNGAN GAYA BELAJAR DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 GETASAN SEMESTER II TAHUN PELAJARAN 20172018

0 5 16