Kegagalan Tradisi Ngemblok. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

59

4.4. Kegagalan Tradisi Ngemblok.

Sebagaimana tradisi melamar pada umumnya, terkadang pelaksanaan tradisi ngemblok gagal sampai ke tahap perkawinan. Ada beberapa faktor yang menyebabkan tradisi ngemblok gagal dilaksanakan sampai pada tahap perkawinan, yaitu: Pertama, laki-laki tertarik dengan perempuan lain atau perempuan tertarik dengan laki-laki lain. Kegagalan tradisi ngemblok yang dikarenakan karena faktor ketertarikan merupakan sesuatu hal yang wajar terjadi. Hal ini terjadi antara lain karena pergaulan yang luas antar teman, pengaruh media komunikasi, dan lain- lain. Kedua adalah ketidakcocokan. Kegagalan tradisi ngemblok dikarenakan ketidakcocokan antara kedua pihak maupun antara kedua keluarga dalam hal sikap, prinsip hidup, dan lain-lain. Ketidakcocokan merupakan hal yang mungkin terjadi sebagai salah satu bentuk kegagalan dalam proses penyesuaian diri. Jika hal ini berlangsung secara terus-menerus tanpa adanya penyelesaian, bisa mengakibatkan putusnya ikatan pada tradisi ngemblok. Ketiiga adalah karena pelaksanaan Ngemblok secara diam-diam. Kegagalan pada tradisi ngemblok terjadi karena ngemblok dilaksanaan secara diam-diam. Keluarga perempuan datang secara tiba-tiba di rumah keluarga laki-laki tanpa ada pemberitahuan terlebih dahulu atau tanpa melalui proses nakokake dan nontoni. Kegagalan tradisi ngemblok dalam keadaan seperti ini dikarenakan laki-laki yang akan diemblok ternyata telah memiliki pasangan sendiri. Selain itu, kegagalan 60 ngemblok terjadi karena emblok diterima secara sepihak oleh keluarga laki-laki tanpa sepengetahuan laki-laki yang akan diemblok. Oleh karena itu, agar ngemblok tidak mengalami kegagalan, terdapat tradisi ngirim. Tradisi ngirim tersebut merupakan bentuk komunikasi keluarga perempuan dengan cara mengirim buah-buahan atau makanan pada waktu tertentu sampai pernikahan tiba, kepada keluarga laki-laki. Buah-buahan yang diberikan kepada keluarga laki-laki akan disesuaikan denagn musim panen waktu itu. Tujuannya adalah untuk mempertebal ikatan ngemblok yang sudah terjalin.

4.5. Konsekuensi apabila Tradisi Ngemblok Gagal Dilaksanakan.

Dokumen yang terkait

Eufemisme Dalam Upacara Adat Perkawinan Pada Masyarakat Melayu Langkat

13 127 146

Tradisi Lisan pada Upacara Perkawinan Adat Tapanuli Selatan: Pemahaman Leksikon Remaja di Padangsidimpuan

6 108 278

Tradisi Tumplek Ponjen dalam Perkawinan Masyarakat Adat Jawa (Studi Etnografi di Desa Kedungwungu Kecamatan Jatinegara Kabupaten Tegal Propinsi Jawa Tengah)

2 65 89

ANALISIS POLA DISTRIBUSI PENDAPATAN PADA MASYARAKAT NELAYAN PANTAI ANALISIS POLA DISTRIBUSI PENDAPATAN PADA MASYARAKAT NELAYAN PANTAI Studi Kasus di Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah 2010.

0 3 19

PENDAHULUAN ANALISIS POLA DISTRIBUSI PENDAPATAN PADA MASYARAKAT NELAYAN PANTAI Studi Kasus di Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah 2010.

0 4 19

LANDASAN TEORI ANALISIS POLA DISTRIBUSI PENDAPATAN PADA MASYARAKAT NELAYAN PANTAI Studi Kasus di Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah 2010.

0 2 19

KESIMPULAN DAN SARAN ANALISIS POLA DISTRIBUSI PENDAPATAN PADA MASYARAKAT NELAYAN PANTAI Studi Kasus di Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah 2010.

0 3 24

PENDAHULUAN PENGARUH KREDIT INFORMAL TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN NELAYAN PANTAI (Studi Kasus Pada Nelayan Pantai di Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah) 2010.

0 2 13

LANDASAN TEORI PENGARUH KREDIT INFORMAL TERHADAP PENINGKATAN PENDAPATAN NELAYAN PANTAI (Studi Kasus Pada Nelayan Pantai di Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang, Jawa Tengah) 2010.

0 2 10

Memahami Makna-Makna Simbolik Pada Upacara Adat Sedekah Laut Di Desa Tanjungan Kecamatan Kragan Kabupaten Rembang

0 0 8