PENGEMBANGAN MODEL LAYANAN INFORMASI KARIER BERBANTUAN AUDIVISUAL UNTUK MENINGKATKAN KEMATANGAN KARIER SISWA SMA WIRA USAHA BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG
PENGEMBANGAN MODEL LAYANAN INFORMASI
KARIER BERBANTUAN AUDIVISUAL UNTUK
MENINGKATKAN KEMATANGAN KARIER SISWA SMA
WIRA USAHA BANDUNGAN KABUPATEN SEMARANG
TESIS
diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan
Oleh:
AHMAD NAFI
’
0105513069
PROGRAM STUDI BIMBINGAN DAN KONSELING
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2016
(2)
i
PENGESAHAN UJIAN TESIS
Tesis dengan judul “Pengembangan Model Layanan Informasi Karier
Memanfaatkan Audiovisual Untuk Meningkatkan Kematangan Karier Siswa SMA
Wira Usaha Bandungan Kabupaten Ungaran” karya,
Nama : Ahmad Nafi’ NIM : 0105513069
Program Studi : Bimbingan dan Konseling
Telah dipertahankan dalam Sidang Panitia Ujian Tesis Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang pada hari Senin, tanggal 22 Februari 2016
Semarang,
Panitia Ujian
Ketua, Sekretaris,
Prof. Dr. H. Ahmad Slamet, M. Si Dr. Awalya, M. Pd.,Kons NIP.196105241986011001 NIP. 196011101987102001
Penguji I, Penguji II
Prof. Mungin Eddy W, M. Pd.,Kons Dr. Djuniadi, M. T NIP. 195211201977031002 NIP.19630281990021001
Penguji III,
Prof. Dr. DYP Sugiharto, M. Pd.,Kons NIP.196112011986011001
(3)
ii
PERNYATAAN KEASLIAN
Dengan ini saya menyatakan hal-hal berikut.
1. Karya tulis saya adalah asli dan belum pernah diajukan untuk mendapatkan gelar akademik (Sarjana, Magister, dan/atau Doktor) baik di Universitas Negeri Semarang maupun di Perguruan Tinggi lain. 2. Karya tulis ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya
sendiri, tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Tim Pembimbing dan masukan Penguji.
3. Dalam karya tulis ini tidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila di kemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di perguruan tinggi.
Semarang, 2015 Yang membuat pernyataan,
Ahmad Nafi’
(4)
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Memiliki Bakat Tidaklah Cukup Jika Tanpa Adanya Tujuan dan Tindakan” (Ahmad Nafi’)
PERSEMBAHAN
Untuk :
(5)
iv
ABSTRAK
Nafi’, Ahmad. 2016, “Pengembangan Model Layanan Informasi Karier Berbantuan Audiovisual untuk Meningkatkan Kematangan Karier Siswa SMA Wira Usaha Bandungan Kabupaten Semarang”. Tesis.
Program Studi Bimbingan dan Konseling. Program Pascasarjana. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I Prof. Dr. DYP Sugiharto, M.Pd., Kons., dan Pembimbing II Dr. Djuniadi, M.T.
Kata Kunci: layanan informasi karier, audiovisual, kematangan karier.
Perkembangan potensi atau karier seseorang tidak akan terwujud dengan maksimal apabila tidak mendapatkan informasi dengan baik dan tepat. Hal ini dapat diperoleh apabila seseorang memiliki pemahaman yang baik tentang karier yang sesuai dengan dirinya, sehingga dapat mengarahkan potensi yang dimiliki. Tujuan penelitian ini adalah mendeskripsikan pelaksanaan layanan informasi karier, mendeskripsikan tingkat kematangan karier siswa, menghasilkan model layanan informasi karier berbantuan audiovisual untuk meningkatkan kematangan karier siswa, mengetahui tingkat keefektifan model layanan informasi karier berbantuan audiovisual untuk meningkatkan kematangan karier siswa SMA Wira Usaha Bandungan Kab. Semarang.
Penelitian ini menggunakan metode research and development dengan langkah penelitian yaitu (1) potensi dan masalah (2) pengumpulan data (3) desain produk (4) validasi desain (5) revisi desain (6) ujicoba produk. Model ini di validasi oleh dua validator ahli dan tiga validator praktisi.
Hasil penelitian dan pengembangan digunakan untuk menjawab rumusan masalah yaitu (1) layanan informasi karier sudah dilaksanakan di SMA Wira Usaha Bandungan Kab. Semarang dengan melewati tiga tahapan, namun dalam pelaksanaannya hanya menggunakan ceramah, tanya jawab dan fokus pada informasi pekerjaan secara umum, (2) tingkat kematangan karier siswa SMA Wira Usaha Bandungan kab. Semarang dari hasil studi pendahuluan pada kelas X yang berjumlah 75 siswa dengan kategori tinggi sebanyak 11 siswa atau 14,6%, kategori sedang sebanyak 37 siswa atau 49,3%, kategori kurang sebanyak 25 siswa atau 33,3% dan kategori rendah sebanyak 2 siswa atau 2,6%, (3) model layanan informasi karier berbantuan audiovisual untuk meningkatkan kematangan karir siswa SMA Wira Usaha Bandungan Kab. Semarang terdiri dari tujuh komponen yaitu: rasional, visi dan misi, tujuan, isi layanan informasi, dukungan sistem layanan informasi, tahap pelaksanaan, evaluasi dan tindak lanjut. (4) model layanan informasi karier berbantuan audiovisual terbukti efektif untuk meningkatkan kematangan karier siswa. Hal ini dilihat dari peningkatan kematangan karier siswa sebelum dan sesudah diberikan perlakuan, yaitu sebesar selisih skor 14,4 %. Selain itu, uji statistik T Test juga menunjukan t hitung > t tabel yaitu 10,088 > 2,056. Peningkatan kematangan karier berdasarkan uji N-gain
diperoleh nilai 0,44 poin pada kategori sedang. Oleh karena itu, Guru bimbingan dan konseling diharapkan dapat melaksanakan model pengembangan ini secara berkala dan berkelanjutan dengan tetap memperhatikan masukan dari lingkungan/pihak terkait.
(6)
v
ABSTRACT
Nafi, Ahmad, 2016. “Development of Model Career information services assisted by Audiovisual to improve Career Maturity student of SMA Wira Usaha Bandungan, Semarang Regency". Thesis. Guidance and Counseling. Postgraduate Program. State University Of Semarang. Supervisor I, Prof. Dr. DYP Sugiharto, M. Pd, Kons. Supervisor II, Dr. Djuniadi, M.T.
Keywords: career information service, audiovisual, career maturity
The development of the potential person's career will not be realized to the maximum if it does not obtain the information properly and appropriately. It can be retrieved if someone has a good understanding of a career to suit herself, so they can direct their potential ability. The purpose of this study is to describe the implementation of career information service, described the level of maturity of the student's career, producing the model assisted career information services to improve the audiovisual career maturity of students, knowing the level of effectiveness of model-assisted career information services to improve the audiovisual career maturity on high school student Wira Usaha Bandungan Semarang Regency.
The methods of this research is research and development (R&D) with step of research is (1) Potencial and problem, (2) Data collection, (3) Design of product, (4) Design of Validation, (5) revision of design (6) Product Testing. This Model have been validated by two people of expert judgement and three people of teacher.
The results of research used to answer the problem formulation, that is (1) career information service was implemented in Wira Usaha High School Bandungan Semarang Regency by passes through three stages, but in practice only uses advice, discussion, and focus on the information work in General, (2) the level of maturity career high school student on Wira Usaha High School Bandungan Semarang Regency, From 75 students with high category as much as 11 students or 14.6%, categories are as many as 37 students or 49,3% less category, as many as 25 students or 33.3% and low categories as much as 2 students or 2.6%, (3) model-assisted career information services to improve the audiovisual career maturity is composed seven components, rationally, vision and mission, purpose, contents of information services,, system support of the implementation, evaluation and follow-up. (4) the model-assisted career information service audiovisual proved effective for increasing the maturity of the student's career. It is seen from the increasing maturity of the student's career before and after the given treatment, i.e. of the difference score 14.4%. In addition, the test statistic T Test also showed t calculate > t table i.e. 10.088 > 2.056. The increased maturity of his career based on N-gain obtained value 0.44 points on the category of being. Therefore, the teacher's guidance and counselling are expected to implement this model of development periodically and sustainable by staying attentive to the input of environmental/related parties.
(7)
vi
PRAKATA
Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT atas karunia dan anugrahNya, di tengah segala hambatan, penulisan tesis ini dapat diselesaikan. Penulisan tesis yang berjudul “Pengembangan Model Layanan Informasi Karier Berbantuan Audiovisual untuk Meningkatkan Kematangan Karier Siswa SMA Wira Usaha Bandungan Kab. Semarang” ini, diajukan dalam rangka memenuhi sebagian dari syarat untuk memperoleh gelar Magister Pendidikan di Universitas Negeri Semarang.
Penyusunan tesis ini tidak luput dari partisipasi dan dukungan dari berbagai pihak. Ucapan terimakasih yang paling utama peneliti tujukan kepada Prof. Dr. DYP Sugiharto, M.Pd., Kons dan Dr. Djuniadi, M.T., kedua Dosen Pembimbing sekaligus penguji, yang senantiasa menyempatkan waktu dijadwal kesibukan beliau untuk memotivasi dan membimbing peneliti. Untuk selanjutnya melalui kesempatan ini peneliti mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada:
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M. Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan pada penulis menyelesaikan studi di Uiversitas Negeri Semarang.
2. Prof. Dr. Achmad Slamet, M. Si., Direktur Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin penelitian.
3. Prof. Dr. Mungin Eddy Wibowo, M. Pd., Kons., Koordinator Program Studi Bimbingan dan Konseling sekaligus penguji utama, yang memberikan layanan yang baik sehingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan.
4. Dr. Awalya, M. Pd., Kons sekretaris Program Pascasarjana Universitas Negeri Semarang sekaligus penguji, yang telah memberikan layanan yang baik sehingga penulisan tesis ini dapat diselesaikan.
5. Kepala sekolah, guru, dan staf SMA Wira Usaha Bandungan Kab. Semarang yang telah mendukung dan membantu peneliti melaksanakan penelitian dalam menyelesaikan tesis ini.
(8)
vii
6. Keluarga tercinta bapak, ibu dan kakak serta teman-teman sejawat yang telah memberikan dukungan baik lahir maupun batin.
Keterbatasan yang ada pada penulis menyebabkan penulisan tesis ini mungkin masih jauh dari sempurna. Sebagai upaya untuk penyempurnaan, saran dan kritik konstruktif dari berbagai pihak sangat diperlukan untuk menambah daya manfaat tesis ini.
Terimakasih.
Semarang, 2016
(9)
viii
DAFTAR ISI
Halaman
PERSETUJUAN PEMBIMBING... i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN TESIS ... ii
PERNYATAAN KEASLIAN ... ii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iii
ABSTRAK ... iv
ABSTRACT ... v
PRAKATA ... vi
DAFTAR ISI ... viii
DAFTAR TABEL ... xii
DAFTAR GAMBAR ... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ... xiv
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1
1.2 Identifikasi Masalah ... 9
1.3 Cakupan Masalah ... 9
1.4 Rumusan Masalah ... 10
1.5 Tujuan Penelitian ... 10
1.6 Manfaat Penelitian ... 11
1.7 Spesifikasi Produk yang dikembangkan ... 12
1.8 Asumsi Pengembangan dan Keterbatasan Penelitian ... 13
BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA TEORETIS, DAN KERANGKA BERPIKIR 2.1 Kajian Pustaka ... 15
2.2 Kerangka Teoretis ... 19
2.2.1 Kematangan Karier ... 19
(10)
ix
2.2.1.2Aspek-aspek dalam Kematangan Karier ... 21
2.2.2 Teori Hoallad ... 23
2.2.2.1 Pengertian Teori Karier Holland ... 23
2.2.2.2 Tipe Kepribadian ... .... 24
2.2.2.3 Perpaduan Tipe-tipe Kepribadian ... ... 30
2.2.3 Pengertian Layanan Informasi ... 31
2.2.3.1 Tujuan Layanan Informasi ... 32
2.2.3.2 Komponen Layanan Informasi ... 34
2.2.3.3 Jenis – jenis Informasi ... 35
2.2.3.4 Operasional Layanan Informasi ... ... 36
2.2.4 Bimbingan Karier ... 38
2.2.4.1 Pengertian Bimbingan Karier ... 38
2.2.4.2 Prinsip Bimbingan karier ... 41
2.2.4.3 Tujuan Bimbingan karier ... .. 42
2.2.5 Layanan Informasi Karier ... 44
2.2.5.1 Pengertian layanan Informasi karier ... 44
2.2.5.2 Tujuan Layanan Informasi Karier ... ... 46
2.2.6 Audiovisual... ... 46
2.2.6.1 Pengertian Audiovisual ... . 47
2.2.6.2 Manfaat Media ... .... .. 49
2.2.7 Model Informasi Karier memanfaatkan Audiovisual untuk Meningkatkan kematangan Karier Siswa ... 49
2.3 Kerangka Berpikir ... ... 51
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 54
3.1.1 Langkah Pertama (Potensi dan Masalah) ... ... 56
3.1.2 Langkah Kedua (Pengumpulan Data)... .... 57
3.1.3 Langkah Ketiga (Desain Produk) ... .. 57
3.1.4 Langkah Keempat (Validasi Desain) ... .. 58
3.1.5 Langkah Kelima (Revisi Desain) ... ... 58
3.1.6 Langkah Keenam (Uji Coba Produk) ... 59
3.2 Uji Coba Produk ... 61
3.2.1 Desain Uji Coba ... .... 61
3.2.2 Subjek Penelitian ... ... 61
3.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ... 62
3.3.1 Layanan Informasi Karier Memanfaatkan Audiovisual ... 62
3.3.2 Kematangan Karier ... .... 62
3.4 Lokasi Penelitian ... 63
(11)
x
3.5.1 Data Kualitatif ... .... 64
3.5.1.1 Wawancara ... ... 64
3.5.1.2 Observasi ... ... 66
3.5.1.3 Lembar Validasi ... ... 67
3.5.2 Data Kuantitatif ... .... 68
3.6 Validitas dan Reliabilitas Instrument ... 69
3.6.1 Uji Validiatas ... .... 70
3.6.2 Uji Reliabilitas ... ... 71
3.7 Teknik Analisis Data ... 71
3.7.1 Tahap Pertama ... ... 71
3.7.2 Tahap Kedua ... .. 72
3.7.3 Tahap Ketiga ... ... 72
3.7.4 Uji Peningkatan Kematangan karier ... .. 74
BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1Hasil Penelitian ... 75
4.1.1Kondisi Objektif Pelaksanaan Layanan Informasi Karir di SMA Wira Usaha ... 75
4.1.1.1 Keterlaksanaan Layanan Informasi Karier ... 76
4.1.1.2 Tujuan Layanan Informasi Karier ... 77
4.1.1.3 Komponen Layanan Informasi Karir ... 79
4.1.1.4 Perencanaan Layanan Informasi Karir ... 80
4.1.1.5 Tahap-tahap Pelaksanaan Layanan Informasi Karir ... 80
4.1.1.6 Evaluasi dan Tindak Lanjut ... 83
4.1.1.7 Faktor Penunjang dan Penghambat ... 84
4.1.2 Kondisi Objektif Kematangan Karier Siswa SMA Wira Usaha ... 86
4.1.3 Model Layanan Informasi Karier Memanfaatkan Audiovisual untuk Meningkatkan Kematangan Karier Siswa SMA ... 90
4.1.3.1 Desain Model Hipotetik ... 90
4.1.3.2Uji Kelayakan Model Hipotetik ... 94
4.1.3.2.1 Strategi Uji Kelayakan ... 95
4.1.3.2.2 Hasil Uji Pakar I ... 95
4.1.3.2.3 Hasil Uji Pakar II ... ... 96
4.1.3.2.4 Hasil Uji Praktisi ... 96
4.1.3.3 Perbaikan Model ... . 99
4.1.3.4 Uji Coba Lapangan ... . 100
4.1.3.5 Persiapan Uji Lapangan ... ... 100
4.1.3.6 Pelaksanaan Uji Lapangan ... ... 101
4.1.3.7 Kendala Pelaksanaan Uji Lapangan ... 115
(12)
xi
4.1.4 Hasil Uji Efektivitas Model .... ... 117
4.1.4.1 Peningkatan Indikator Perencanaan Karier ... 121
4.1.4.2 Peningkatan Indikator Eksplorasi karier ... 123
4.1.4.3 Peningkatan Indikator Pengetahuan tentang membuat Keputusan Karier ... 124
4.1.4.4 Peningkatan Indikator Pengetahuan (Informasi) Dunia Kerja ... 125
4.1.4.5 Peningkatan Indikator Pengetahuan tentang Kelompok Pekerjaan yang disukai ... 126
4.1.4.6 Peningkatan Indikator Realisme Keputusan Karier ... 127
4.1.4.7 Peningkatan Indikator Orientasi Karier ... 128
4.1.4.8 Uji T-test ... ... 129
4.1.4.9 Uji Normalitas Gain... .. 130
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian ... 131
BAB V PENUTUP 5.1Simpulan ... 141
5.2Implikasi ... 143
5.3Saran ... 144
(13)
xii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Gaya Kesenangan Pribadi Lingkungan Okupasional Holland ... 29
Tabel 3.1 Bentuk Instrumen Kualitatif Dan Kuantitatif ... 64
Tabel 3.2 Kisi-Kisi Pedoman Wawancara Layanan Informasi ... 65
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Pedoman Observasi Pelaksanaan Layanan Informasi ... 67
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Skala Kematangan Karier ... 68
Tabel 3.5 Kategori Jawaban Skala Informasi Karier ... 69
Tabel 3.6 Desain Eksperimen ... 73
Tabel 3.7 Kriteria Nilai Gain... ... 74
Tabel 4.1 Kondisi Awal Kematangan Karier Siswa SMA Wira Usaha ... 87
Tabel 4.2 Perbandingan Model Faktual SMA Wira Usaha Dengan Desain Model Informasi Karier Memanfaatkan Audiovisual ... 93
Tabel 4.3 Hasil Validasi Pakar 1 ... 95
Tabel 4.4 Hasil Validasi Pakar 2 ... 96
Tabel 4.5 Hasil Validasi Praktisi ... 97
Tabel 4.6 Hasil Observasi Pertemuan Pertama ... 103
Tabel 4.7 Hasil Observasi Pertemuan Ke-Dua ... 105
Tabel 4.8 Hasil Observasi Pertemuan Ke-Tiga ... 107
Tabel 4.9 Hasil Observasi Pertemuan Ke-Empat ... 109
Tabel 4.10 Hasil Observasi Pertemuan Ke-Lima ... 111
Tabel 4.11 Hasil Observasi Pertemuan Ke-Enam ... 113
Tabel 4.12 Hasil Observasi Pertemuan Ke-Tujuh ... 115
Tabel 4.13 Perolehan Skor Total Evaluasi Awal Dan Evaluasi Akhir Tingkat Kematangan Karir Siswa ... 117
Tabel 4.14 Peningkatan Indikator Perencanaan Karier ... 121
Tabel 4.15 Peningkatan Indikator Eksplorasi Karier ... 123
Tabel 4.16 Peningkatan Indikator Pengetahuan Membuat Keputusan Karier 124
Tabel 4.17 Peningkatan Indikator Pengetahuan Informasi Dunia Kerja ... 125
Tabel 4.18 Peningkatan Indikator Pengetahuan Kelompok Kerja Yang Disukai ... 126
Tabel 4.19 Peningkatan Indikator Realisme Keputusan Karier ... 127
Tabel 4.20 Peningkatan Indikator Orientasi Karier ... 128
Tabel 4.21 Uji Normalitas ... 129
Tabel 4.22 Uji Beda T-Test ... 130
Tabel 4.23 Peningkatan kematangan Karier Siswa N-gain ... ... 131
Tabel 4.24 Perbandingan Model Akhir Infornasi Karier Memanfaatkan Audiovisual Untuk Meningkatkan Kematangan Karier Siswa SMA ... 137
(14)
xiii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ... 53
Gambar 3.1 Langkah-Langkah (R&D) ... 60
Gambar 4.1 Model Faktual ... ... 86
Gambar 4.2 Kondisi Awal Kematangan Karier Siswa SMA Wira Usaha ... 88
Gambar 4.3 Desain Model Hipotetik Layanan Informasi Karier ... 92
Gambar 4.4 Model Hipotetik Layanan Informasi Karier Memanfaatkan Audiovisual ... 98
Gambar 4.5 Grafik Perolehan Total Evaluasi Awal Dan Akhir Tingkat Kematangan Karier Siswa ... 118
(15)
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Kisi-Kisi Instrument Skala Kematangan Karier Uji Coba ... 150
Lampiran 2 Skala Kematangan Karier Uji Coba ... 152
Lampiran 3 Tabulasi Uji Validitas Dan Reliabilitas ... 156
Lampiran 4 Kisi-Kisi Instrument Skala Kematangan KarierPenelitian ... 160
Lampiran 5 Skala Kematangan Karier ... 162
Lampiran 6 Tabulasi Hasil Pre-Test Skala Kematangan Karier ... 166
Lampiran 7 Tabulasi Hasil Post-Test Skala Kematangan Karier ... 170
Lampiran 8 Hasil Uji N-gain ... 174
Lampiran 9 Pedoman Observasi ... 175
Lampiran 10 Pedoman Wawancara ... 176
Lampiran 11 Lembar Validasi Ahli ... 177
Lampiran 12 Lembar Validasi Praktisi ... 180
Lampiran 13 Model Hipotetik ... 182
Lampiran 14 Model Final... 208
Lampiran 15 Daftar Hadir Layanan ... 236
Lampiran 16 Laiseg ... 237
Lampiran 17 Dokumentasi ... 238
(16)
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab satu disajikan secara sistematis tentang latar belakang masalah,
identifikasi masalah, pembatasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian,
manfaat penelitian, spesifikasi penelitian, serta asumsi dan keterbatasan penelitian
1.1Latar Belakang Masalah
Individu yang memasuki dunia pendidikan, dituntut untuk melakukan cara
belajar yang berbeda dan lebih baik daripada cara belajar di tingkatan sekolah
sebelumnya. Peserta didik diharapkan untuk belajar lebih mandiri. Pernyataan
tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan yang termuat dalam UU No 20 tahun
2003 Bab II Pasal 3 yang berbunyi:
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab.
Tujuan pendidikan tersebut menunjukkan karakter peserta didik yang
diharapkan terbentuk melalui pendidikan. Perkembangan potensi peserta didik ini
tercermin dari bagaimana dia memahami akan karier apa yang sesuai dengan
(17)
2
Untuk mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik harus
didukung oleh staf/guru yang kompeten dalam bidang tersebut. Keberadaan
konselor dalam sistem pendidikan nasional dinyatakan sebagai salah satu
kualifikasi pendidik, sejajar dengan kualifikasi guru, dosen, pamong belajar, tutor,
widyaiswara, fasilitator, dan instruktur (UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 6).
Sebagai konselor dan untuk menjadi konselor profesional, kita dituntut untuk
memiliki dan memenuhi kompetensi konselor secara utuh, seperti yang tercantum
pada rincian kompetensi konselor (ABKIN).
Sosok utuh kompetensi profesional konselor terdiri dari beberapa
kompetensi, antara lain adalah: memahami secara mendalam konseli yang hendak
dilayanai, menyelenggarakan bimbingan dan konseling yang memandirikan,
menguasai landasan teoritik bimbingan dan konseling dan mengembangkan
pribadi dan profesionalitas secara berkelanjutan. (ABKIN, 2007:142).
Kompetensi profesional konselor dapat digunakan sebagai dasar profesi
konselor dalam melaksanakan tugasnya sebagai konselor, akan tetapi tidak semua
kompetensi yang dijadikan dasar konselor dapat dikuasai oleh konselor itu sendiri.
Dari sosok utuh kompetensi profesional konselor ini, ada salah satu kompetensi
yang dituntut secara nyata dalam kinerjanya di sekolah, yaitu kompetensi
“menguasai landasan teoritik bimbingan dan konseling”, yaitu memahami konsep
bimbingan dan konseling, memahami bidang-bidang garapan bimbingan dan
konseling, menguasai pendekatan-pendekatan dan teknik-teknik bimbingan dan
(18)
3
Kekurangan konselor dalam melaksanakan kompetensi di atas maka akan
menyebabkan pada hasil kinerja konselor itu sendiri, dan akan berdampak juga
pada siswa. Kekurangan ini tercermin pada Guru bimbingan dan konseling SMA
Wira Usaha Bandungan Kab. Semarang, yang mengakui bahwasanya konselor
disana kurang mampu melaksanakan kompetesi yang ada pada poin “menguasai landasan teoritik bimbingan dan konseling” dimana dalam poin ini penguasaan
tentang teknologi bimbingan konseling juga diperlukan. Penggunaan teknologi
sangat penting sebagai penunjang pemberian layanan seperti a) mengenali
berbagai media dalam bimbingan dan konseling, b) mengembangkan alat media
bimbingan dan konseling, dan c) menggunakan media dalam layanan bimbingan
dan konseling.
Penggunaan media sebagai penunjang untuk memberikan layanan
profesional dan untuk meningkatkan profesionalan konselor, sebenarnya sudah
dipahami oleh konselor di SMA Wira Usaha Bandungan Kab. Semarang, akan
tetapi konselor merasa kesulitan untuk mengembangkan atau membuat media
terlebih dengan menggunakan teknologi yang berkaitan dengan aplikasi
komputer. Konselor juga beralasan bahwasanya membuat media yang
berhubungan dengan elektronik terlalu susah, menyita waktu dan kurang mampu
dalam mengoprasikan aplikasi dalam membuat media tersebut.
Setelah melakukan wawancara dengan konselor di SMA Wira Usaha
Bandungan Kab. Semarang, kemudian peneliti melakukan observasi langsung,
untuk mengumpulkan data mengenai bagaimana proses layanan informasi di
(19)
4
monoton seperti ceramah, tanya jawab, kurang memanfaatkan sarana yang ada
(hanya LKS dan papan tulis), peserta didik pasif, kurang partisipan dari siswa dan
siswa terkesan menyepelekan materi yang diberikan oleh konselor dengan sibuk
sendiri dengan temannya.
Konselor di SMA Wira Usaha Bandungan Kab. Semarang, ini menyadari
bahwasanya layanan informasi yang kurang maksimal dan kurang melibatkan
media ini, akan berakibat pada kurangnya pemahaman dan kemampuan siswa
dalam menerima dan mengembangkan isi materi yang disampaikan. Padahal
layanan yang diberikan konselor kepada siswa adalah modal utama bagi siswa
dalam menjalani kehidupanya. Dengan informasi yang tepat maka siswa akan
terbantu untuk mengatasi masalah dalam kehidupan masa mendatang. Jadi,
bagaimana jika siswa tidak paham dengan informasi bimbingan dan konseling?
Pada akhirnya, siswa tidak dapat memanfaatkan informasi yang diberikan
konselor tersebut dalam kehidupanya. Sehingga akan berakibat tidak tercapainya
perkembangan siswa secara optimal. Dan siswa akan mengalami kendala dalam
kehidupanya baik dalam bidang pribadi, sosial, belajar dan karier.
Media dalam dunia pendidikan lebih dikenal sebagai alat bantu mengajar
guru. Dengan menggunakan media, materi pembelajaran yang disampaikan lebih
dapat dipahami dan dimengerti oleh siswa daripada hanya verbalitas. Sadiman,
dkk. (2009:6) menjelaskan bahwasanya media itu berasal dari bahasa latin dan
merupakan bentuk jamak dari kata medium yang secara harfiah berarti perantara
atau pengantar. Medoe adalah perantara atau pengantar pesan dari pengirim ke
(20)
5
media adalah alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap,
memproses dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.
Heinich dkk. (dalam Arsyad, 2009:4) menyatakan bahwa istilah medium
diartikan sebagai perantara yang mengantar informasi antara sumber dan
penerima. Aqib (2014:50) menyebutkan bahwa media merupakan perantara,
pengantar. Segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dan
merangsang terjadinya proses belajar pada penerima. Aqib (2014:52) juga
menjelaskan tentang jenis media yang yang dapat digunakan yaitu media grafis
(simbol visual), media audio (radio dan alat perekam) dan audiovisual (dibantu
proyektor, LCD) yang dapat menampilkan bentuk film atau animasi yang sering
di sebut sebagai multimedia.
Jadi, televisi, film, radio, rekaman audio, gambar yang diproyeksikan,
bahan-bahan cetakan, dan sejenisnya adalah media komunikasi. Apabila media itu
membawa pesan-pesan atau informasi yang bertujuan instruksional atau
mengandung maksud-maksud pengajaran maka media itu disebut media
pembelajaran.
Dari pendapat ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa, media pembelajaran
merupakan alat bantu komunikasi antara guru dan siswa dalam menyampaikan
pesan/informasi/materi pengajaran kepada siswa. Dalam konteks ini peneliti
menggunakan media audiovisual sebagai perantara dalam memberikan
pesan/informasi/materi pengajaran kepada siswa. Arsyad (2009:30) menjelaskan
bahwa audiovisual merupakan media untuk menyampaikan materi dengan
(21)
pesan-6
pesan audio dan visual. Akan tetapi media belajar mempunyai makna lebih luas
daripada audiovisual.
Konselor dituntut aktif, kreatif dan inovatif dalam memberikan informasi
kepada klien, sehingga tidak terjadi kesalahpahaman oleh klien ketika
mendapatkan informasi dari konselor. Informasi karier sangat penting bagi klien
dalam kehidupanya, karena menyangkut masa depan. Menurut Glaize dan Myrick
(1984: 168) bahwa siswa yang diberi informasi karier (studi lanjut maupun
pekerjaan) secara lengkap, mereka melihat dunia karier yang lebih realistis dan
semakin berusaha untuk mengembangkan kariernya.. Layanan informasi adalah
pemberian bantuan informasi untuk membantu siswa membuat pilihan-pilihan
mengenai pendidikan, karir dan tujuan tertentu. Layanan ini memberikan siswa
untuk memilih apa yang ingin dipilih dalam pendidikan dan pekerjaan supaya
memiliki pilihan yang jelas dalam mencapai tujuan.
Inovasi terhadap layanan informasi tentang karier dengan menggunakan
media audiovisual yang diberikan kepada siswa SMA diharapkan dapat
mempermudah konselor dalam memberikan informasi karier dan mempermudah
klien dalam menerima dan memahami informasi tersebut dengan maksimal.
Sehingga tidak terjadi kesalahpahaman dalam proses layanan.
Masa SMA masuk pada fase remaja, yang dijelaskan oleh Suherman
(2013:72) istilah remaja (adolense) diartikan sebagai sesuatu yang “tumbuh” atau “tumbuh menjadi dewasa”, secara luas mencakup proses kematangan mental,
emosional, sosial dan fisik. Ini berarti usia remaja (12-20 tahun, WHO) seseorang
(22)
7
Perkembangan karier remaja terjadi pada saat siswa (berusia 15-24 tahun)
yang secara tingkat pendidikan berada di Sekolah Menengah Atas (SMA). Tahap
perkembangan karir remaja pada tahap ini berada pada tahap ekplorasi di mana
individu pada tahap ini melakukan penelaahan diri (self examination), mencoba
membagi berbagai peranan, serta melakukan penjelajahan pekerjaan atau
vocasional baik di sekolah, pada waktu senggang maupun melalui sitem magang.
Atau dapat dikatakan bahwa individu pada tahap memiliki berbagai alternatif
jabatan tetapi belum ada pilihan yang mengikat. Hal ini menunjukkan individu
masih mempunyai pilihan-pilihan jabatan lain sesuai dengan keadaan dirinya.
Lebih lanjut sesauai dengan keadaan nyata di SMA Wira Usaha
Bandungan Kab. Semarang, yang menunjukan bahwasanya pemahaman tentang
karier di SMA tersebut masih kurang, banyak siswa yang masih bingung dengan
keputusan karier masa depanya, dan diperparah lagi dengan kurang maksimalnya
informasi karier yang diberikan. Seperti penelitian yang dilakukan oleh Athiyah
(2014) di SMAN 1 Paguyangan menunjukkan bahwa aspek kematangan karir
siswa masih belum menyenangkan, yaitu 15 % ada pada kriteria rendah dan 75 %
ada pada kriteria sedang. Meskipun ada yang memiliki tingkat kematangan karir
tinggi tetapi prosentasenya kecil yaitu hanya 10%. Faktor yang menjadi penyebab
diantaranya dari dalam diri pribadi dan dari luar dirinya.
Nathan & Hill (2012:45) mengatakan banyak permasalahan dalam
pengambilan keputusan karier, seperti: 1) tekanan dari pihak ketiga untuk
mengikuti arah karier tertentu 2) konflik antara dua bagian yang berbeda diri
(23)
8
mengambil keputusan 5) konflik antara kebutuhan karier dan personal 6) takut
sukses dan dibarengi takut gagal. Pendapat tersebut sesuai juga dengan Suherman
(2013:83) dimana masalah karier remaja dikatakan bermasalah ketika remaja
tersebut tidak mencapai kematangan karier sesuai dengan tahap dan tugas
perkembanganya, seperti a) tidak mampunya merencanakan karier dengan baik, b)
malas melakukan eksplorasi karier, c) kurang atau tidak memadainya pengetahuan
tentang membuat keputusan karier, d) tidak memiliki pengetahuan tentang
informasi dunia kerja e) kurang memadainya pengetahuan tentang kelompok
pekerjaan yang disukai f) tidak mencapai realisme keputusan karier.
Peneliti menawarkan suatu model layanan informasi memanfaatkan
audiovisual sebagai model yang digunakan untuk memberikan informasi tentang
karier, dengan menggunakan alternatif teori karier yang ada sehingga kematangan
karier siswa SMA dapat dipahami dengan baik. Suherman (2013:80) menjelaskan
bahwa kematangan karier remaja (career maturity) didefinisikan sebagai
kesesuaian antara prilaku karier individu dengan prilaku karier yang diharapakan
pada usia tertentu di setiap tahap. Dan definisi kedua adalah dimana kesiapan para
remaja membuat pilihan dan keputusan karier secara tepat.
Berdasarkan paparan permasalahan yang terjadi di SMA Wira Usaha
Bandungan Kab. Semarang, dan manfaat dari penggunaan media (audiovisual)
maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang terfokus pada
pengembangan model layanan informasi karier memanfaatkan audiovisual yang
bertujuan untuk meningkatkan pemahaman tentang kematangan karier siswa kelas
(24)
9
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi bebrapa
masalah sebagai berikut:
a. Pemanfaatan layanan informasi karier memanfaatkan aduiovisual belum
terlaksana di SMA Wira Usaha Bandungan Kab. Semarang, layanan
informasi yang dilakukan masih bersifat konvensional.
b. Layanan informasi karier yang diberikan di SMA Wira Usaha Bandungan
Kab. Semarang selama ini tidak memanfaatkan sarana prasana teknologi yang
ada, (membuat media audiovisual, memanfaatkan LCD dan mesin komputer).
c. Materi layanan yang diberikan masih monoton terkait dengan pekerjaan dan
menggunakan media seperti brosur tentang rekrutment
perusahaan-perusahaan tertentu.
d. Layanan informasi selama ini sudah melewati tahapan-tahapan baku, akan
tetapi kegiatan yang dilakukan belum sesuai dengan konsep ideal, sehingga
efektivitas layanan tidak tercapai.
e. Kurangnya perhatian terhadap teori karier sebagai pemecahan masalah karier,
sehingga tingkat pemahaman siswa tentang kematangan karier kurang
maksimal.
1.3Cakupan Masalah
Penelitian ini memfokuskan pada pengembangan model layanan informasi
karier memanfaatkan audiovisual untuk meningkatkan kematangan karier siswa
(25)
10
menggunakan media audiovisual sebagai alat bantu untuk memudahkan
pemahaman tentang kematangan karier, dan menggunakan teori karier sebagai
teori alternatif pilihan karier.
1.4Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian pengembangan model layanan
informasi memanfaatkan audiovisual untuk meningkatkan kematangan karier
siswa, yaitu:
a. Bagaimana kondisi obyektif pelaksanaan layanan informasi karier di SMA ?
b. Bagaimana kondisi objektif kematangan karier siswa di SMA?
c. Bagaimana model layanan informasi karier memanfaatkan audiovisual untuk
meningkatkan kematangan karir siswa SMA?
d. Bagaimana keefektifan model layanan informasi karier memanfaatkan
audiovisual untuk meningkatkan kematangan karir siswa SMA?
1.5Tujuan Penelitian
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk:
a. Mendeskripsikan kondisi obyektif pelaksanaan layanan informasi karier di
SMA.
b. Mendeskripsikan kondisi objektif kematangan karier siswa SMA.
c. Menghasilkan model layanan informasi karier memanfaatkan audiovisual
(26)
11
d. Mengetahui tingkat keefektifan model layanan informasi karier
memanfaatkan audiovisual untuk meningkatkan kematangan karir siswa
SMA.
1.6Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini dibagi dalam dua kategori, yaitu manfaat
teoritis dan manfaat praktis.
1.6.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian informasi
pengetahuan dan pengembangan wawasan keilmuan kepada berbagai pihak dalam
dunia bimbingan dan konseling, secara khusus dalam layanan informasi karier
memanfaatkan audiovisual untuk meningkatkan kematangan karir siswa SMA.
Dan diharapkan ada penelitian lanjutan.
1.6.2 Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat praktis bagi pihak-pihak berikut:
a. Guru Bimbingan dan Konseling
Guru bimbingan dan konseling memiliki wawasan/ pengetahuan/ ilmu
baru tentang layanan informasi karier memanfaatkan audiovisual untuk
meningkatkan kematangan karir siswa SMA.
b. Sekolah
Apabila hasil pelaksanaan layanan informasi karier memanfaatkan
(27)
12
ini dan dapat memberikan kesempatan, dukungan dan fasilitas untuk bimbingan
dan konseling.
c. Peneliti
Peneliti dapat mengembangkan pengetahuan dan kemampuan dalam
bidang penelitian, mendapatkan pemahaman serta mampu menerapkan teori
tentang layanan bimbingan dan konseling yang memanfaatkan media audiovisual,
tidak hanya pada ranah teori, akan tetapi pada tahap internalisasi dan
pengembangannya.
d. Peneliti selanjutnya
Dapat dimanfaatkan untuk reverensi dalam perencanaan dan penelitian
selanjutnya, serta dapat diuji efektivitasnya kembali dilatar tempat dan waktu
yang berbeda.
1.7Spesifikasi Produk yang dikembangkan 1.7.1 Pengembangan
Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah model layanan
informasi karir memanfaatkan audiovisual dengan spesifikasi penelitianya untuk
meningkatkan pemahaman tentang kematangan karier. Kematangan karier di sini
dimaksudkan untuk memberikan pemahaman tentang karier siswa SMA karena
aspek-aspek pemahaman tentang karier siswa dapat dipenuhi seperti pemahaman
tentang perencanaan karier, eksplorasi karier, pengetahuan tentang membuat
keputusan karier, pengetahuan tentang informasi dunia kerja, pengetahuan tentang
kelompok pekerjaan, realisme keputusan karier dan orientasi karier. Selain itu,
(28)
13
media pemberian informasi karier. Sehingga memudahkan peserta layanan dalam
memahami materi layanan.
Untuk dapat membedakan layanan informasi karier yang dikembangkan
ini dengan layanan informasi karir pada umumnya, maka diperlukan spesifikasi
tersendiri. Spesifikasi model layanan informasi karir ini terletak pada keseluruhan
proses layanan informasi karir menggunakan media audiovisual, dan isi materi
juga menggunakan teori karier (Holland) sebagai teori alternatif dalam pemberian
materi tentang informasi karier sehingga siswa dapat mengimplementasikan
nilai-nilai dari teori Holland untuk kematangan karier siswa.
1.7.2 Implementasi Model
Model layanan informasi karier memanfaatkan audiovisual ini secara
spesifik akan diimplementasikan di SMA Wira Usaha Bandungan Kab. Semarang.
1.8Asumsi Pengembangan dan Keterbatasan Pengembangan 1.8.1 Asumsi Pengembangan
Asumsi pengembangan model layanan informasi memanfaatkan
audiovisual adalah sebagai berikut:
a. Guru bimbingan dan konseling mampu melaksanakan layanan informasi
karier memanfaatkan audiovisual.
b. Mutu layanan bimbingan dan konseling menjadi lebih baik dan profesional.
c. Siswa mampu memahami masalah-masalah karier yang muncul sesuai tahap
(29)
14
1.8.2KeterbatasanPenelitian
a. Pengembangan model ini hanya terbatas pada layanan informasi karir untuk
meningkatkan kematangan karier siswa. Sehingga tidak tepat untuk
digeneralisasikan bagi peningkatan kompetensi lain dari siswa di luar
nilai-nilai kematangan karier.
b. Pengembangan model layanan informasi karir memanfaatkan audiovisual
untuk meningkatkan kematangan karier siswa, hanya terbatas untuk
sekolah/tempat dengan siswa SMA dan sekolah yang mempunyai sarana
prasarana yang cukup memadai.
c. Penyusunan model ini belum dapat digeneralisasikan secara luas, dikarenakan
hanya sampai uji coba terbatas pada siswa kelas X SMA Wira Usaha
Bandungan Kab. Semarang, belum sampai pada uji coba untuk kawasan yang
(1)
1.2Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diidentifikasi bebrapa masalah sebagai berikut:
a. Pemanfaatan layanan informasi karier memanfaatkan aduiovisual belum terlaksana di SMA Wira Usaha Bandungan Kab. Semarang, layanan informasi yang dilakukan masih bersifat konvensional.
b. Layanan informasi karier yang diberikan di SMA Wira Usaha Bandungan Kab. Semarang selama ini tidak memanfaatkan sarana prasana teknologi yang ada, (membuat media audiovisual, memanfaatkan LCD dan mesin komputer). c. Materi layanan yang diberikan masih monoton terkait dengan pekerjaan dan
menggunakan media seperti brosur tentang rekrutment perusahaan-perusahaan tertentu.
d. Layanan informasi selama ini sudah melewati tahapan-tahapan baku, akan tetapi kegiatan yang dilakukan belum sesuai dengan konsep ideal, sehingga efektivitas layanan tidak tercapai.
e. Kurangnya perhatian terhadap teori karier sebagai pemecahan masalah karier, sehingga tingkat pemahaman siswa tentang kematangan karier kurang maksimal.
1.3Cakupan Masalah
Penelitian ini memfokuskan pada pengembangan model layanan informasi karier memanfaatkan audiovisual untuk meningkatkan kematangan karier siswa SMA Wira Usaha Bandungan Kab. Semarang. Dalam layanan informasi ini
(2)
menggunakan media audiovisual sebagai alat bantu untuk memudahkan pemahaman tentang kematangan karier, dan menggunakan teori karier sebagai teori alternatif pilihan karier.
1.4Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian pengembangan model layanan informasi memanfaatkan audiovisual untuk meningkatkan kematangan karier siswa, yaitu:
a. Bagaimana kondisi obyektif pelaksanaan layanan informasi karier di SMA ? b. Bagaimana kondisi objektif kematangan karier siswa di SMA?
c. Bagaimana model layanan informasi karier memanfaatkan audiovisual untuk meningkatkan kematangan karir siswa SMA?
d. Bagaimana keefektifan model layanan informasi karier memanfaatkan audiovisual untuk meningkatkan kematangan karir siswa SMA?
1.5Tujuan Penelitian
Tujuan utama penelitian ini adalah untuk:
a. Mendeskripsikan kondisi obyektif pelaksanaan layanan informasi karier di SMA.
b. Mendeskripsikan kondisi objektif kematangan karier siswa SMA.
c. Menghasilkan model layanan informasi karier memanfaatkan audiovisual untuk meningkatkan kematangan karir siswa SMA.
(3)
d. Mengetahui tingkat keefektifan model layanan informasi karier memanfaatkan audiovisual untuk meningkatkan kematangan karir siswa SMA.
1.6Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini dibagi dalam dua kategori, yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis.
1.6.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kajian informasi pengetahuan dan pengembangan wawasan keilmuan kepada berbagai pihak dalam dunia bimbingan dan konseling, secara khusus dalam layanan informasi karier memanfaatkan audiovisual untuk meningkatkan kematangan karir siswa SMA. Dan diharapkan ada penelitian lanjutan.
1.6.2 Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan memberikan manfaat praktis bagi pihak-pihak berikut: a. Guru Bimbingan dan Konseling
Guru bimbingan dan konseling memiliki wawasan/ pengetahuan/ ilmu baru tentang layanan informasi karier memanfaatkan audiovisual untuk meningkatkan kematangan karir siswa SMA.
b. Sekolah
Apabila hasil pelaksanaan layanan informasi karier memanfaatkan audiovisual ini berjalan dengan efektif maka sekolah dapat memanfaatkan model
(4)
ini dan dapat memberikan kesempatan, dukungan dan fasilitas untuk bimbingan dan konseling.
c. Peneliti
Peneliti dapat mengembangkan pengetahuan dan kemampuan dalam bidang penelitian, mendapatkan pemahaman serta mampu menerapkan teori tentang layanan bimbingan dan konseling yang memanfaatkan media audiovisual, tidak hanya pada ranah teori, akan tetapi pada tahap internalisasi dan pengembangannya.
d. Peneliti selanjutnya
Dapat dimanfaatkan untuk reverensi dalam perencanaan dan penelitian selanjutnya, serta dapat diuji efektivitasnya kembali dilatar tempat dan waktu yang berbeda.
1.7Spesifikasi Produk yang dikembangkan 1.7.1 Pengembangan
Produk yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah model layanan informasi karir memanfaatkan audiovisual dengan spesifikasi penelitianya untuk meningkatkan pemahaman tentang kematangan karier. Kematangan karier di sini dimaksudkan untuk memberikan pemahaman tentang karier siswa SMA karena aspek-aspek pemahaman tentang karier siswa dapat dipenuhi seperti pemahaman tentang perencanaan karier, eksplorasi karier, pengetahuan tentang membuat keputusan karier, pengetahuan tentang informasi dunia kerja, pengetahuan tentang kelompok pekerjaan, realisme keputusan karier dan orientasi karier. Selain itu, spesifikasi layanan informasi juga dengan menggunakan audiovisual sebagai
(5)
media pemberian informasi karier. Sehingga memudahkan peserta layanan dalam memahami materi layanan.
Untuk dapat membedakan layanan informasi karier yang dikembangkan ini dengan layanan informasi karir pada umumnya, maka diperlukan spesifikasi tersendiri. Spesifikasi model layanan informasi karir ini terletak pada keseluruhan proses layanan informasi karir menggunakan media audiovisual, dan isi materi juga menggunakan teori karier (Holland) sebagai teori alternatif dalam pemberian materi tentang informasi karier sehingga siswa dapat mengimplementasikan nilai-nilai dari teori Holland untuk kematangan karier siswa.
1.7.2 Implementasi Model
Model layanan informasi karier memanfaatkan audiovisual ini secara spesifik akan diimplementasikan di SMA Wira Usaha Bandungan Kab. Semarang.
1.8Asumsi Pengembangan dan Keterbatasan Pengembangan 1.8.1 Asumsi Pengembangan
Asumsi pengembangan model layanan informasi memanfaatkan audiovisual adalah sebagai berikut:
a. Guru bimbingan dan konseling mampu melaksanakan layanan informasi karier memanfaatkan audiovisual.
b. Mutu layanan bimbingan dan konseling menjadi lebih baik dan profesional. c. Siswa mampu memahami masalah-masalah karier yang muncul sesuai tahap
(6)
1.8.2Keterbatasan Penelitian
a. Pengembangan model ini hanya terbatas pada layanan informasi karir untuk meningkatkan kematangan karier siswa. Sehingga tidak tepat untuk digeneralisasikan bagi peningkatan kompetensi lain dari siswa di luar nilai-nilai kematangan karier.
b. Pengembangan model layanan informasi karir memanfaatkan audiovisual untuk meningkatkan kematangan karier siswa, hanya terbatas untuk sekolah/tempat dengan siswa SMA dan sekolah yang mempunyai sarana prasarana yang cukup memadai.
c. Penyusunan model ini belum dapat digeneralisasikan secara luas, dikarenakan hanya sampai uji coba terbatas pada siswa kelas X SMA Wira Usaha Bandungan Kab. Semarang, belum sampai pada uji coba untuk kawasan yang lebih luas.