Disiplin Kerja Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Disiplin Kerja Pegawai Negeri Sipil Badan Pertanahan Nasional Salatiga T1 162012006 BAB II

7 BAB II KAJIAN PUSTAKA Pada bab ini penulis akan menguraikan kajian pustaka yang sesuai dengan masalah yang diteliti. Kajian pustaka akan menjelaskan mengenai tinjauan pustaka dan kerangka dasar penelitian yang akan dijelaskan pada penjelasan di bawah ini.

2.1 Disiplin Kerja

2.1.1 Pengertian Disiplin Kerja Disiplin kerja merupakan fungsi operatif keenam dari Manajemen Sumber Daya Manusia. Disiplin merupakan faktor terpenting yang perlu diperhatikan oleh organisasi. Meningat semakin baik displin kerja pegawai, maka semakin baik pula kinerja yang dihasilkan oleh pegawai. Tanpa adanya disiplin kerja yang baik, maka sulit bagi suatu organisasi untuk mencapai hasil yang optimal. Tentunya dari masing-masing organisasi memiliki peraturan mengenai disiplin kerja yang harus ditaati oleh pegawai. Melalui disiplin kerja yang diterapkan oleh organisasi, tentunya dapat membawa dampak positif bagi suatu organisasi. Disiplin kerja menurut pendapat Wayne Mondy 2008:162 adalah kondisi kendali diri karyawan dan perilaku tertib yang menunjukkan tingkat kerja sama tim yang sesungguhnya dalam suatu organisasi. Sedangkan disiplin kerja menurut pendapat Hasibuan 2010:193 menyatkan “Discipline is management action to enforce organization standards”. Artinya disiplin kerja dapat diartikan sebagai pelaksanaan manajemen untuk memperteguh pedoman-pedoman organisasi. 8 Berdasarkan uraian tersebut, maka yang dimaksud dengan disiplin kerja dalam penelitian ini adalah salah satu usaha dari manajemen organisasi untuk menerapkan dan menjalankan peraturan maupun ketentuan yang harus dipatuhi oleh setiap pegawai tanpa terkecuali. Pelaksanaan disiplin kerja oleh pegawai dalam suatu organisasi, dapat mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab pegawai terhadap tugas-tugas yang diberikan kepada pegawai. 2.1.2 Tujuan Disiplin Kerja Disiplin kerja tentunya merupakan suatu keharusan yang harus dimiliki dan ada dalam diri setiap pegawai yang ada dalam suatu organisasi. Selain itu, kesadaran dalam diri pegawai juga merupakan hal penting agar pegawai tersebut mampu melaksanakan disiplin kerja. Apabila pegawai tidak memiliki kesadaran untuk melaksanakan disiplin kerja, maka hasil kerja yang akan dihasilkan juga tidak dapat maksimal. Disiplin kerja bukanlah hal yang sulit untuk ditaati oleh pegawai, melainkan sulitnya kesadaran dalam diri pegawai untuk melaksanakan disiplin kerja. Disiplin kerja dari seorang pegawai dapat dilihat dari tingkah laku sehari-hari pegawai pada saat berada dalam lingkungan organisasi. Misalnya apabila seorang pegawai jarang terlambat datang pada suatu organisasi, maka dapat dikatakan bahwa pegawai tersebut memiliki kesadaran untuk melaksanakan disiplin kerja. Sutrisno, Edy 2009:126 mengemukakan bahwa tujuan disiplin kerja adalah sebagai berikut : 1. Tingginya rasa kepedulian karyawan terhadap pencapaian tujuan perusahaan 2. Tingginya semangat dan gairah kerja dan inisiatif para karyawaan untuk melaksanakan pekerjaan 9 3. Besarnya rasa tanggung jawab pada karyawan untuk melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya 4. Berkembangnya rasa memiliki dan rasa solidaritas dan rasa solidaritas yang tinggi dikalangan karyawan 5. Meningkatnya efisiensi dan produktivitas kerja pada karyawaan Disiplin kerja pegawai harus dilaksanakan dalam suatu organisasi. Tanpa dukungan dari pegawai dalam melaksanakan disiplin kerja, sulit bagi organisasi untuk mencapai tujuan. Tidak hanya itu, melainkan disiplin kerja juga merupakan kunci keberhasilan dari suatu organisasi untuk mencapai tujuannya. 2.1.3 Ruang Lingkup Disiplin Kerja Ruang lingkup disiplin kerja pada Badan Pertanahan Nasional sejalan dengan Reformasi Birokrasi Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia. Berkaitan dengan penataan dan penguatan organisasi dan penataan sistem manajemen sumber daya manusia aparatur, Badan Pertanahan Nasional melakukan sapta tertib pertanahan. Salah satu sapa tertib pertanahan tersebut adalah tertib disiplin kerja. Ruang lingkup dari tertib disiplin kerja dari Badan Pertanahan Nasional adalah sebagai berikut : 1. Menaati jam kerja 2. Penyelesaian target kerja 3. Menggunakan pakaian dinas 4. Kerapian 5. Membuat buku kegiatan harian 6. Mengisi daftar hadir 2.1.4 Bentuk Disiplin Kerja A. Anwar Mangkunegara 2011:129 ada dua bentuk disiplin kerja, yaitu disiplin preventif, dan disiplin korektif. Penjelasan dari bentuk disiplin kerja tersebut adalah sebagai berikut : 10 a. Disiplin Preventif adalah suatu upaya untuk menggerakan pegawai mengikuti dan mematuhi peraturan kerja, aturan- aturanyang telah digariskan oleh perusahaan. Tujuan dasarnya adalah untuk menggerakan pegawai berdisiplin diri. Dengan cara preventif, pegawai dapat memelihara dirinya terhadap peraturan-peraturan perusahaan. b. Disiplin Korektif adalah suatu upaya menggerakan pegawai dalam penyatuan suatu peraturan dan mengarahkan untuk tetap mengatuhi peraturan sesuai dengan pedoman yang berlaku pada perusahaan. Pada disiplin korelatif, pegawai yang melanggar disiplin perlu diberikan sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku. Tujuan pemberian sanksi adalah untuk memperbaiki pegawai pelanggar, memelihara peraturan yang berlaku, dan memberikan pelajaran kepada pelanggar. 2.1.5 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Disiplin Kerja Faktor-faktor yang mempengaruhi disiplin kerja menurut pendapat Hasibuan 2010:194, diantaranya adalah sebagai berikut : 1. Tujuan dan Kemampuan Tujuan dan kemampuan ikut mempengaruhi tingkat kedisiplinan pegawai. Tujuan yang akan dicapai harus jelas dan ditetapkan secara ideal serta cukup menantang bagi kemampuan karyawan. Hal ini berarti bahwa tujuan pekerjaan yang dibebankan kepada pegawai harus sesuai dengan kemampuan pegawai bersangkutan, agar pegawai bekerja dengan sungguh- sungguh dan disiplin dalam mengerjakannya. 2. Teladanan Pimpinan Teladanan pimpinan sangat berperan dalam menentukan kedisiplinan pegawai karena pimpinan dijadikan teladan dan panutan oleh para bawahannya. Pimpinan harus memberikan contoh yang baik, berdisiplin baik, jujur, adil serta sesuai kata dengan perbuatannya. Dengan keteladanan pimpinan yang baik, kedisiplinan bawahan pun akan ikut baik. 3. Balas Jasa Balas jasa yang berupa gaji dan kesejahteraan ikut mempengaruhi kedisiplinan pegawai karena balas jasa akan memberikan kepuasan dan kecintaan pegawai terhadap organisasi atau pekerjaannya. 11 4. Keadilan Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan pegawai, karena ego dan sifat manusia yang selalu merasa dirinya penting dan minta diperlakukan sama dengan manusia lainnya. Keadilan yang dijadikan dasar kebijaksanaan dalam memberikan balas jasa pengakuan atau hukuman akan merangsang terciptannya kedisiplinan pegawai yang baik. 5. Waskat Waskat pengawasan melekat adalah tindakan nyata dan paling efektif dalam mewujudkan kedisiplinan pegawai organisasi. Dengan pengawasan melekat berarti atasan langsung harus aktif dan langsung mengawasi perilaku, moral, sikap, gairah kerja, dan prestasi kerja bawahannya. Hal ini berarti atasan harus selalu hadir ditempat kerja agar dapat mengawasi dan memberikan petunjuk, jika ada bawahannya yang mengalami kesulitan dalam menyelasaikan tugasnya. 6. Sanksi Hukuman Sanksi hukuman berperan penting dalam memeihara kedisiplinan pegawai. Dengan sanksi hukuman yang semakin berat, pegawai akan semakin takut melanggar peraturan-peraturan organisasi, sikap, dan prilaku indisipliner pegawai akan berkurang. 7. Ketegasan Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi kedisiplinan pegawai. Pimpinan harus berani dan tegas untuk menghukum setiap pegawai yang indispliner sesuai dengan sanksi hukuman yang telah ditetapkan. Impinan yang berani bertindak tegas menerapkan hukuman bagi pegawai indisipliner akan akan disegani dan diakui kepemimpinanya oleh bawahan. 2.1.6 Sanksi Disiplin Kerja Dengan adanya aturan mengenai disiplin kerja, tentunya merupakan suatu aturan yang berkaitan dengan tata tertib yang harus dilaksanakan oleh pegawai yang ada didalam suatu organisasi. Tata tertib yang ada tentunya memiliki sanksi. Sanksi tersebut merupakan timbal balik dari adanya pelanggaran yang dilakukan oleh pegawai. Sanksi disiplin kerja menurut pendapat Agus Dharma 2004:403-407 bahwa 12 sanksi pelanggaran kerja akibat tindakan ketidaksipilinan kerja dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1. Pembicaraan informal Dalam aturan pembicaraan informal dapat dilakukan terhadap karyawan yang melakukan pelanggaran kecil dan pelanggaran itu dilakukan pertama kali. Jika pelanggaran yang dilakukan karyawan hanyalah pelanggaran kecil, seperti terlambat masuk kerja atau istirahat siang lebih lama dari yang ditentukan. Pada saat pembicaraan usahakan menemukan penyebab pelanggaran, dengan mempertimbangkan potensi karyawan yang bersangkutan dan catatan kepegawaiannya. 2. Peringatan lisan Peringatan lisan perlu dipandang sebagai dialog atau diskusi, bukan sebagai ceramah atau kesempatan untuk “mengumpat karyawan”. Karyawan perlu didorong untuk mengemukakan alasannya melakukan pelanggaran. 3. Peringatan tertulis Peringatan tertulis diberikan untuk karyawan yang telah melanggar peraturan berulang-ulang. Tindakan ini biasanya didahului dengan pembicaraan terhadap karyawan yang melakukan pelanggaran. 4. Pengrumahan sementara Pengrumahan sementara adalah tindakan pendisiplinan yang dilakukan terhadap karyawan yang telah berulang kali melakukan pelanggaran. Ini berarti bahwa langkah pendisiplinan sebelumnya tidak berhasil mengubah perilakunya. Pengrumahan sementara dapat dilakukan tanpa melalui tahapan yang diuraikan sebelumnya jika pelanggaran yang dilakukan adalah pelanggaran yang cukup berat. 5. Demosi Demosi berarti penurunan pangkat atau upah yang diterima karyawan. 6. Pemecatan Pemecatan merupakan langkah terakhir setelah langkah sebelumnya tidak berjalan dengan baik. Tindakan ini hanya dilakukan untuk jenis pelanggaran yang sangat serius atau pelanggaran yang terlalu sering dilakukan dan tidak dapat diperbaiki dengan langkah pendisiplinan sebelumnya. 13 Pada dasarnya penerapan sanksi yang dilakukan oleh organisasi, sebaiknya diatur dengan melibatkan pegawai yang ada di dalam suatu organisasi. Misalnya saja dengan meminta maupun menampung pendapat dari masing-masing pegawai mengenai penerapan sanksi yang akan diberikan, apabila terdapat pegawai yang melanggar disiplin kerja. Melalui cara tersebut tentunya memiliki maksud tersendiri agar pegawai tidak melanggar disiplin kerja yang sudah ditetapkan. Keikutsertaan pegawai dalam merencanakan penerapan sanksi yang akan diberikan, diharapkan dapat mempengaruhi serta mengurangi ketidakdisiplinan yang dilakukan oleh pegawai. Pemberian sanksi mengenai pelanggaran disiplin kerja pegawai harus berorientasi pada pelatihan dan pembinaan pegawai. Hal tersebut bukan bertujuan untuk menghukum pegawai atas ketidakdisiplinan kerja, melainkan cara yang efektif agar pegawai memiliki rasa jera. Misalnya saja, apabila terdapat pegawai yang melanggar disiplin kerja, maka pegawai tersebut harus melaksanakan pembinaan selama beberapa hari. Melalui adanya pelatihan dan pembinaan pegawai, diharapkan pegawai tersebut tidak melakukan pelanggaran disiplin kerja yang sama dimasa yang akan datang.

2.2 Manajemen Sumber Daya Manusia

Dokumen yang terkait

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Disiplin Kerja Pegawai Negeri Sipil Badan Pertanahan Nasional Salatiga T1 162012006 BAB I

0 1 6

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Disiplin Kerja Pegawai Negeri Sipil Badan Pertanahan Nasional Salatiga T1 162012006 BAB IV

0 0 36

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Disiplin Kerja Pegawai Negeri Sipil Badan Pertanahan Nasional Salatiga T1 162012006 BAB V

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Disiplin Kerja Pegawai Negeri Sipil Badan Pertanahan Nasional Salatiga

0 2 14

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Disiplin Kerja Pegawai Negeri Sipil Badan Pertanahan Nasional Salatiga

0 0 34

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Motivasi Kerja dengan Prokrastinasi pada Pegawai Negeri Sipil di Pemkot Salatiga

0 0 8

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Hubungan antara Motivasi Kerja dengan Prokrastinasi pada Pegawai Negeri Sipil di Pemkot Salatiga

0 0 2

Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Pengenaan Sanksi terhadap Pelanggaran Disiplin Pegawai Negeri Sipil di Kabupaten Boyolali T1 312012705 BAB II

0 0 68

T0__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Informasi Akuntansi Tunjangan Tambahan Penghasilan Pegawai Negeri Sipil Dinas Sosial Kota Salatiga T0 BAB II

0 0 6

T1__BAB II Institutional Repository | Satya Wacana Christian University: Sistem Pengelolaan Parkir di Salatiga T1 BAB II

0 0 12