36
3.5 Metode Pengumpulan Data
Guna mendapatkan data yang diperlukan , peneliti mengumpulkan data melalui :
a. Wawancara
Dalam penelitian ini di gunakan metode wawancara yang digunakan untuk mengetahui faktor penyebab pengendara sepeda
motor melanggar peraturan lalu lintas dan upaya apa saja yang dilakukan POLWILTABES Semarang dalam menangani masalah
pelanggaran sepeda motor. Arikunto 1998: 145 mengemukakan bahwa wawancara atau kuesioner lisan, adalah sebuah dialog yang
dilakukan oleh pewawancara interviewer untuk memperoleh informasi dari terwawancara interviewee.
b. Observasi
Untuk mendapatkan informasi yang akurat dan objektif, maka peneliti terjun ke lapangan dan mengadakan pengamatan secara
langsung terhadap gejala-gejala nyata pada obyek yang diteliti. Arikunto 1998:234 mengemukakan metode observasi yang paling
efektif adalah melengkapi dengan format atau blanko pengamatan sebagai instrumen. Format yang disusun berisi item-item tentang
kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi. Sedangkan Rachman 1999: 77 Observasi diartikan sebagai
pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang
37
tampak pada objek penelitian. Dasar observasi adalah pertanyaan yang diajukan peneliti
terhadap lingkungan. Apa yang diamati tergantung pada pertanyaan yang dikembangkanya sehubungan dengan apa yang ingin dicari
jawabanya. Observasi pertama digunakan untuk mengamati bagaimana
reaksi pelanggar lalu lintas sebelum dan sesudah melanggar peraturan lalu lintas. Sebelum melanggar peraturan lalu lintas pengendara
sepeda motor selalu melihat keadaan sekitar, seperti ada atau tidaknya Polisi pada saat ingin melintas, dan bahaya atau tidaknya pada saat
akan melanggar. Bila situasi sudah mendukung untuk melanggar peraturan lalu lintas, maka pengendara pasti akan melanggar
peraturan lalu lintas. Walaupun setelah melanggar peraturan lalu lintas pengendara sepeda motor merasa ketakutan. Hal ini terbukti
dari cara pengendara sepeda motor yang selalu menambah kecepatannya dan perilaku pengendara yang selalu menengok kanan
dan kiri secara terus-menerus untuk memastikan ada Polisi yang mengikuti atau tidak.
Observasi yang kedua, peneliti ikut melakukan patroli lalu lintas dengan Polisi untuk mengetahui bagaimana cara Polisi dalam
menindak pelanggar lalu lintas dan bagaimana cara mengurus surat tilang yang diberikan oleh Polisi kepada pelanggar lalu lintas.
38
c. Dokumentasi
Arikunto 1999: 231 mengatakan bahwa tidak kalah penting dari metode-metode lain, adalah metode dokumentasi yaitu mencari
data mengenai hal-hal atau variable yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, agenda, notulen rapat, dan
sebagainya. Metode dokumentasi ini digunakan untuk mencari data tentang
faktor penyebab terjadinya pelanggaran sepeda motor di kota semarang dan upaya POLWILTABES dalam menanggulangi
pelanggaran lalu lintas di Kota Semarang dengan cara mencari buku- buku, surat kabar, catatan, agenda yang berkaitan dengan pelanggaran
lalu lintas dan tentang upaya apa saja yang telah dilakukan oleh POLWILTABES Semarang dalam menanggulangi pelanggaran lalu
lintas.
3.6 Validitas Data