Komunikasi Verbal Komunikasi Non Verbal

8

2.1.1 Komunikasi Verbal

Komunikasi verbal adalah komunikasi yang dalam pemakaiannya menggunakan bahasa. Bahasa dapat didefinisikan seperangkat kata yang telah disusun secara terstruktur sehingga menjadi himpunan kalimat yang mengandung arti. Pesan verbal adalah semua jenis simbol yang menggunakan satu kata atau lebih, sedangkan bahasa adalah sistem kode verbal. Bahasa merupakan seperangkat simbol dengan aturan untuk mengkombinasikan simbol-simbol yang digunakan dan dipahami oleh sebuah komunitas, bahasa merupakan sarana untuk menyatakan pikiran dan maksud kita. Bahasa memiliki banyak fungsi, namun ada tiga fungsi yang erat hubungannya dalam menciptakan komunikasi yang efektif, yaitu: 1. Untuk mempelajari tentang dunia sekeliling kita. 2. Untuk membina hubungan baik diantara manusia. 3. Untuk menciptakan ikatan dalam kehidupan manusia Hafied Cangara, 2007:99.

2.1.2 Komunikasi Non Verbal

Komunikasi non verbal adalah suatu bentuk komunikasi yang menggunakan kode selain bahasa, misalnya ekspresi wajah, sentuhan, postur tubuh, gaya berjalan, penampilan, dan hal-hal lain yang bisa dikomunikasikan selain menggunakan bahasa. Kode non verbal biasa disebut sebagai bahasa isyarat atau bahasa diam silent language. Mark Knapp 1978 menyebut bahwa penggunaan kode non verbal dalam berkomunikasi memiliki fungsi untuk: 1. Meyakinkan apa yang diucapkannya repetition 2. Menunjukkan perasaan dan emosi yang tidak bisa diutarakan dengan kata-kata subtitution 3. Menunjukan jati diri sehingga orang lain bisa mengenalnya identity 9 4. Menambah atau melengkapi ucapan-ucapan yang dirasakan belum sempurna Hafied Cangara, 2007:104. Komunikasi disebut efektif apabila penerima pesan menginterpretasikan pesan yang diterimanya sebagaimana dimaksudkan oleh pengirim. Sumber utama kesalahpahaman dalam komunikasi adalah cara penerima menangkap makna suatu pesan berbeda dari yang dimaksudkan pengirim. Cara mengirimkan pesan secara efektif adalah kita harus mengusahakan agar pesan-pesan yang kita kirimkan mudah dipahami. Sebagai pengirim kita harus memiliki kredibilitas di mata penerima. Kita harus berusaha mendapatkan umpan balik secara optimal tentang pengaruh pesan kita dalam diri penerima Supratiknya, 1995:34.

2.2 Komunikasi Interpersonal