23
Anggaran periodik yaitu anggaran yang disusun untuk satu periode tertentu, pada umumnya periode satu tahun yang disusun setiap akhir periode anggaran.
2 Anggaran
kontinue
Anggaran
kontinue
adalah anggaran yang dibuat untuk mengadakan perbaikan anggaran yang pernah dibuat, misalnya tiap bulan diadakan perbaikan sehingga anggaran yang dibuat dalam setahun
mengalami perubahan. c.
Menurut jangka waktunya
1
Anggaran jangka panjang anggaran strategis Anggaran jangka panjang adalah anggaran yang dibuat dalam jangka waktu lebih dari satu tahun.
2 Anggaran jangka pendek anggaran taktis
Anggaran jangka pendek adalah anggaran yang dibuat dengan jangka waktu paling lama sampai satu tahun.
d. Menurut bidangnya
1 Anggaran operasional
Anggaran operasional yaitu anggaran untuk menyusun anggaran laporan rugi-laba. 2
Anggaran keuangan Anggaran keuangan yaitu anggaran untuk menyusun neraca.
e. Menurut kemampuan menyusun
1 Anggaran komprehensif
Anggaran komprehensif yaitu rangkaian dari berbagai macam anggaran yang disusun secara lengkap. Anggaran komprehensif merupakan perpaduan dari anggaran operasional dan anggaran keuangan
yang disusun secara lengkap. 2
Anggaran partial Anggaran partial yaitu anggaran yang disusun tidak secara lengkap. Anggaran partial hanya
menyusun bagian anggaran tertentu saja. Misalnya karena keterbatasan kemampuan, maka hanya dapat menyusun anggaran operasional.
f. Menurut fungsinya
1 Appropriation Budget
Appropriation Budget
adalah anggaran yang diperuntukkan bagi tujuan tertentu dan tidak boleh digunakan untuk manfaat lain. Misalnya anggaran untuk penelitian dan pengembangan.
2 Performance Budget
Performance Budget
adalah anggaran yang disusun berdasarkan fungsi aktivitas yang dilakukan dalam perusahaan untuk menilai apakah biayabeban yang dikeluarkan oleh masing-masing aktivitas
tidak melampaui batas.
7. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran
Menurut Munandar 1986 : 10 untuk bisa melakukan penaksiran secara lebih akurat, diperlukan berbagai data, informasi, dan pengalaman, yang merupakan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan didalam menyusun anggaran.
Faktor-faktor tersebut secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu sebagai berikut. a.
Faktor Intern Faktor Intern yaitu data, informasi, dan pengalaman yang terdapat didalam perusahaan sendiri. Faktor-
faktor intern ini sering disebut sebagai faktor yang
controlable
dapat diatur yaitu faktor-faktor yang dalam batas-batas tertentu masih bisa disesuaikan dengan keinginan atau kebutuhan untuk periode yang
akan datang. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut. 1
Tahun-tahun yang lalu.
24
2 Kebijaksanaan perusahaan yang berhubungan dengan harga jual.
3 Kapasitas yang dimiliki perusahaan.
4 Tenaga kerja yang dimiliki perusahaan.
5 Modal kerja yang dimiliki Penjualan perusahaan.
6 Fasilitas-fasilitas yang dimiliki perusahaan.
7 Kebijaksanaan-kebijaksanaan yang terkait dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perusahaan.
b. Faktor Ekstern
Faktor Ekstern yaitu data, informasi, dan pengalaman yang terdapat diluar perusahaan, tetapi dirasa mempunyai pengaruh terhadap kehidupan perusahaan. Faktor-faktor ekstern sering disebut sebagai faktor
yang
Un controlable
tidak dapat diatur yaitu faktor-faktor yang tidak dapat diatur dan tidak dapat disesuaikan dengan keinginan perusahaan. Akibatnya perusahaan yang harus menyesuaikan dirinya,
menyesuaikan kebijaksanaannya dengan faktor-faktor tersebut. Faktor-faktor ekstern adalah sebagai berikut.
1 Keadaan persaingan.
2 Tingkat pertumbuhan penduduk.
3 Tingkat penghasilan masyarakat.
4 Tingkat pendidikan masyarakat.
5 Tingkat penyebaran penduduk.
6 Agama, adat istiadat, dan kebijaksanaan masyarakat.
7 Kebijaksanaan pemerintah.
8 Keadaan perekonomian nasional maupun internasional, kemajuan teknologi, dan lain sebagainya.
B. Metode anggaran
Incremental
Pada organisasi pemerintah dan nirlaba untuk memudahkan dalam menyusun anggaran lazim menggunakan metode anggaran
incremental
. Pengertian anggaran
incremental
menurut Simamora 1994 : 196 adalah metode anggaran yang hanya mempertimbangkan perubahan sumber-sumber daya dari anggaran tahun sebelumnya. Definisi
yang hampir sama mengenai anggaran
incremental
menurut Muljono 1996 : 22 adalah metode yang berdasarkan pengalaman tahun lalu, kemudian diproyeksikan beberapa volume usaha yang akan dicapai pada tahun yang akan
datang. Berdasarkan definisi dari para ahli tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa anggaran
incremental
adalah metode penyusunan anggaran dengan mendasarkan pada realisasi yang terjadi pada tahun lalu kemudian digunakan
untuk menentukan anggaran pada periode yang akan datang. Keunggulan dengan menggunakan metode anggaran
incremental
yaitu relatif mudah, menyederhanakan proses penganggaran dengan hanya mempertimbangkan kenaikan-kenaikan dalam berbagai pos anggaran, dan tidak perlu
mengadakan berbagai evaluasi dari kegiatan operasional itu sendiri tetapi hanya menggunakan angka-angka rupiah yang telah dipakai. Kelemahan dengan menggunakan metode
incremental
tetap ada yaitu pemborosan dan inefisiensi dapat menumpuk dari tahun ke tahun tanpa pernah diketahui serta sering kali pihak pelaksana anggaran berusaha
menghabiskan semua jatah anggaran pengeluaran sehingga tidak terdapat anggaran yang tersisa pada akhir tahun sekarang dan memungkinkan untuk meminta tambahan dana untuk tahun anggaran berikutnya.
C. Analisis
Varians Anggaran
Perusahaan yang mempunyai anggaran untuk kegiatan operasionalnya, akan dapat melaksanakan evaluasi rutin setiap kali selesai melaksanakan kegiatan tersebut, misalnya satu tahun satu kali. Kegiatan evaluasi ini pada intinya
membandingkan antara apa yang direncanakan dalam bentuk anggaran dan realisasinya. Penyimpangan antara realisasi dengan anggaran memerlukan penelitian untuk mencari penyebab terjadinya penyimpangan tersebut dan
juga diperlukan tindakan segera seperti koreksi, revisi, dan saran oleh manajemen yang pada dasarnya ingin mendapatkan informasi untuk perbaikan penyusunan anggaran yang akan datang.
25
Definisi
varians
menurut Muljono 1996 : 441 merupakan perbedaan antara satu hal dengan hal lain yang diperbandingkan. Welsch 2000 : 498 juga memiliki definisi tersendiri tentang analisis
varians
yaitu analisis matematis dari dua perangkat data untuk mendapatkan pendalaman penyebab terjadinya suatu penyimpanganvarians.
Berdasarkan definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa analisis
varians
yaitu analisis yang membandingkan dua perangkat data untuk mencari penyebab terjadinya penyimpangan
varians
selisih. Menurut Muljono 1996 : 442 analisis
varians
dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan yaitu secara kualitatif dan kuantitatif.
1. Analisis
varians
secara kualitatif Analisis
varians
secara kualitatif untuk mengetahui apakah target yang pada anggaran telah tercapai atau belum. Apabila realisasi pendapatan
yang diperoleh lebih besar dari anggaran pendapatan yang berarti bahwa target yang telah dibuat telah tercapai terjadi penyimpangan
yang bersifat menguntungkan
favorable
. Namun apabila realisasi pendapatan yang lebih kecil dari anggaran pendapatan yang telah
dibuat, hal itu berarti bahwa target tidak tercapai terjadi penyimpangan yang bersifat merugikan
unfavorable
. Rumus untuk menghitung persentase penyimpangan yang terjadi
Welsch, 2000:485, Muljono, 1996:445 adalah: Persentase penyimpangan =
100 Re
x Anggaran
Anggaran alisasi
-
2. Analisis
varians
secara kuantitatif Analisis
varians
secara kuantitatif untuk mengetahui penyebab terjadinya penyimpangan. Apabila penyimpangan tersebut dikarenakan
oleh volume unit yang tidak sesuai dengan anggaran yang biasa disebut varians volume, tetapi dapat juga disebabkan oleh hargatarif
per unit yang tidak sama dengan anggaran yang biasa disebut varians harga.
Menurut Welsch 2000:499 untuk mencari penyebab terjadinya penyimpangan apakah disebabkan karena volume atau harga, maka
langkah perhitungan yang pertama adalah menghitung harga jual rata- rata realisasi dan harga jual rata-rata anggaran sebagai berikut:
Hrt R = Total PR : VR Hrt A = Total PA : VA
Selanjutnya menghitung varians volume dan varians harga sebagai berikut:
Varians
Volume = VR - VA X Hrt A
Varians
Harga = Hrt R – Hrt A X VR Keterangan:
26
Hrt R = Harga rata-rata Realisasi.
Hrt A = Harga rata-rata Anggaran.
PR = Pendapatan Realisasi.
PA = Pendapatan Anggaran
VR = Volume Realisasi.
VA = Volume Anggaran
D. Prosedur Penyusunan Anggaran Pada RSUD Dr. Moewardi
Penyusunan anggaran tidak hanya terbatas pada perusahaan yang bertujuan utamanya mencari laba, melainkan organisasi pemerintah dan nirlaba juga menyusun anggaran dalam kegiatannya. Dasar penyusunan anggaran yang
digunakan pada perusahaan yang berorientasi pada laba biasanya memakai anggaran statis anggaran tetap atau anggaran fleksibel anggaran variabel, sedangkan pada organisasi pemerintah dan nirlaba lazim menggunakan
metode
incremental.
Demikian halnya dengan RSUD Dr. Moewardi metode yang digunakan dalam menyusun anggarannya aadalah metode
incremental
, yaitu dengan mendasarkan pada realisasi yang terjadi pada tahun yang lalu kemudian digunakan untuk menentukan kebijakan penerimaan tahun yang akan datang apakah persentasenya akan
dinaikkan atau akan diturunkan. RSUD Dr. Moewardi tetap konsisten menggunakan metode ini karena hal tersebut memang sudah merupakan ketetapan dari Pemda Propinsi. Tolok ukur yang digunakan oleh RSUD Dr. Moewardi
untuk menentukan apakah anggaran penerimaan akan dinaikkan atau diturunkan adalah:
1. Adanya penambahan pasien kunjungan rawat jalan maupun rawat inap.
2. Adanya perubahan tarifpenerapan tarif baru.
3. Adanya perkembangan pola penyakit dari masyarakat.
4. Adanya tingkat kompetisi dengan rumah sakit lain.
Proses penyusunan anggaran pada RSUD Dr. Moewardi secara garis besar adalah sebagai berikut:
Userpenanggung jawab kegiatan pada triwulan ke tiga pada tahun berjalan menyusun usulan Daftar Rencana Kerja DRK dan mengajukan usulan DRK
tersebut melalui Bagian Perencanaan rumah sakit. Di dalam bagian ini usulan DRK akan dibahas bersama User dan setelah disepakati dari usulan DRK
tersebut akan disusun usulan Program Kerja dan usulan Daftar Skala Prioritas DSP. Usulan Program Kerja dan usulan DSP tersebut untuk tahun kedepan
diajukan kepada Direksi melalui Wadir Umum dan Keuangan. Oleh Wadir Umum dan Keuangan usulan Program Kerja dan usulan DSP tersebut
27
diteruskan ke panitia anggaran dibahas bersama dan menentukan besaran anggaran dan daftar skala prioritas DSP serta menyusun program untuk
rumah sakit kedepan. Besaran anggaran dan DSP dimasukkkan dalam dokumen RASK Rencana Anggaran Satuan Kerja rumah sakit. RASK
rumah sakit tersebut kemudian diajukan ke Pemerintah propinsi yaitu Gubernur Jawa Tengah melalui lewat Biro Keuangan SETDA Sekretariat
Daerah, BAPPEDA, Biro Pembangunan Daerah. Bersama-sama eksekutif dan legislatif RASK tersebut dibahas dan apabila semua pihak setuju
kemudian ditetapkan sebagai DASK Dokumen Anggaran Satuan Kerja untuk tahun berikutnya, tetapi bila RASK tersebut belum disetujui maka akan
dilakukan revisi terhadap RASK tersebut.
E. Analisis
Varians Pendapatan Rawat Inap
Anggaran dengan realisasi jarang terdapat kesamaan, sehingga hampir selalu terjadi penyimpanganselisih
varians
. Dalam realisasinya yang kita harapkan bila terjadi penyimpangan tersebut merupakan selisih yang menguntungkan
favorable
, bukan selisih yang merugikan
unfavorable
. Penyimpangan tersebut dapat disebabkan oleh
varians
volume unit yang tidak sesuai dengan anggaran, tetapi dapat juga karena hargatarif per unit yang tidak sama dengan anggaran.
Berikut ini daftar anggaran pendapatan rawat inap RSUD Dr. Moewardi dari tahun anggaran 2002-2004.
Tabel II.1 Anggaran Pendapatan Rawat Inap
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Tahun Anggaran 2002-2004
Jenis Pendapatan 2002
2003 2004
Akomodasi Rp. 2.625.000.000
Rp. 2.505.000.000 Visite drKonsul
Rp. 1.205.000.000 Rp. 1.479.000.000
Rp. 1.530.000.000 Tnd Md non OP.
Rp. 468.000.000 Rp. 499.000.000 Rp. 519.000.000
Tnd Kebidanan Rp. 95.000.000
Rp. 530.000.000 Administrasi
Rp. 195.000.000 Rp. 203.000.000
28
Rawat Intensif Rp. 138.000.000
Rp. 143.000.000 Rp. 198.000.000
Jumlah Rp. 4.548.000.000
Rp. 5.036.000.000 Rp. 5.485.000.000
Sumber: Laporan Tahunan RSUD Dr. Moewardi
Tabel II.2 Realisasi Pendapatan Rawat Inap
Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Tahun Anggaran 2002-2004
Jenis Pendapatan 2002
2003 2004
Akomodasi Rp. 2.050.614.745
Rp. 1.879.926.925 Visite drKonsul
Rp. 1.150.980.891 Rp. 1.211.917.524 Rp. 1.487.265.431
Tnd Md non OP. Rp. 360.519.550 Rp. 410.784.975
Rp. 337.162.850 Tnd Kebidanan
Rp. 419.039.525 Rp. 358.022.200
Administrasi Rp. 159.352.000
Rp. 252.114.125 Rawat Intensif
Rp. 91.707.250 Rp. 122.077.700
Rp. 187.756.000 Jumlah
Rp. 4.398.523.156 Rp. 4.373.786.469 Rp. 4.502.247.531
Sumber: Laporan Tahunan RSUD Dr. Moewardi
Tabel II.3 Anggaran Dan Realisasi Pendapatan Rawat Inap
Tahun Anggaran 2002-2004 Selisih
Tahun Anggaran
Realisasi Jumlah
Ket
2002 Rp.4.548.000.000
Rp.4.398.523.156 Rp.149.476.844
3,29 UF
2003 Rp.5.036.000.000
Rp.4.373.786.469 Rp.662.213.531
13,15 UF
2004 Rp.5.485.000.000
Rp.4.502.247.531 Rp.982.752.469
17,92 UF
Sumber: Laporan Tahunan RSUD Dr. Moewardi.
Berdasarkan tabel anggaran dan realisasi pendapatan rawat inap RSUD Dr. Moewardi di atas dapat dilihat bahwa selama tiga tahun berturut-turut target tidak dapat tercapai atau dengan kata lain selalu terjadi selisih yang
merugikan. Hal tersebut disebabkan jumlah pasien rawat inap yang menurun sehingga menyebabkan rata-rata kapasitas tempat tidur yang rendah, pasien yang mempunyai kartu sehat akan memperoleh keringanan biaya
pengobatan dari rumah sakit karena RSUD Dr. Moewardi yang mengemban misi sosial tetap konsisten dalam melayani pasien tidak mampu yaitu melalui jalur fasilitas Jaring Pengaman Sosial JPS, yang terdiri dari pasien
29
pemegang Kartu Sehat dan pasien pemegang Surat Keterangan Tidak Mampu, pola penyakit masyarakat yang relatif tetap. Selain itu dipengaruhi juga persaingan dengan rumah sakit lain yang semakin ketat.
Dari tabel diatas penulis akan membahas satu persatu penyimpangan yang mungkin terjadi dan mencoba mencari menyebabnya apakah karena
varians
volume atau
varians
harga.
1. Pendapatan Rawat Inap Komponen Akomodasi
Tabel II.4 Data Pendapatan Akomodasi
Tahun Anggaran 2002-2004 Anggaran
Realisasi Tahun
Hari Perawatan
Jumlah Hari
Perawatan Jumlah
2002 2003
2004 99.758
106.652 90.672
Rp. 2.171.000.000 Rp. 2.625.000.000
Rp. 2.505.000.000 96.757
82.429 89.840
Rp. 2.348.659.700 Rp. 2.050.614.745
Rp. 1.879.926.925 Sumber: Laporan Tahunan RSUD Dr. Moewardi
a. Tahun Anggaran 2002
Persentase Penyimpangan = 100
Re
x Anggaran
Anggaran alisasi
-
= 100
000 .
000 .
171 .
2 .
000 .
000 .
171 .
2 .
700 .
659 .
348 .
2 .
x Rp
Rp Rp
-
= 8,18 Menguntungkan Harga rata-rata:
1. Anggaran Hrt A
= Rp. 2.171.000.000 : 99.758 = Rp. 21.763 2.
Realisasi Hrt R = Rp. 2.348.659.700 : 96.757 = Rp. 24.274
Varians
Hari Perawatan HP = HP R – HP A X Hrt A
= 96.757-99.758 X Rp. 21.763 = Rp. 65.310.763 Merugikan
Varians
Harga
30
= Hrt R – Hrt A X HP R = Rp.24.274 - Rp.21.763 X 96.757=Rp. 242.956.827 Menguntungkan
Rekapitulasi
Varians
Hari Perawatan = Rp. 65.310.763 Merugikan
Varians
Harga = Rp. 242.956.827 Menguntungkan
= Rp. 177.646.064 Menguntungkan Analisis:
Terdapat
varians
yang menguntungkan sebesar Rp. 177.646.064 atau dalam persentase sebesar 8,18 di atas target. Meskipun terjadi
varians
hari perawatan yang merugikan sebesar Rp. 65.310.763, tetapi hal ini dapat ditutup dengan terjadi
varians
harga yang menguntungkan sebesar Rp. 242.956.827. Hal ini terjadi karena pendapatan akomodasi meliputi
penerimaan dari biaya sewa kamar, pelayanan gizimakanan dan kebersihan, sedangkan pembelian barang yang diperlukan untuk
memenuhi pelayanan gizimakanan dan kebersihan tersebut diperoleh rumah sakit dari KPRI RSUD Dr. Moewardi dengan harga yang lebih
murah. b.
Tahun Anggaran 2003 Persentase Penyimpangan =
100 Re
x Anggaran
Anggaran alisasi
-
= 100
000 .
000 .
625 .
2 .
000 .
000 .
625 .
2 .
745 .
614 .
050 .
2 .
x Rp
Rp Rp
-
= - 21,88 Merugikan Harga rata-rata:
31
1. Anggaran Hrt A
= Rp. 2.625.000.000 : 106.652 = Rp. 24.613 2.
Realisasi Hrt R = Rp. 2.050.614.745 : 82.429 = Rp. 24.877
Varians
Hari Perawatan HP = HP R – HP A X Hrt A
= 82.429 – 106.652 X Rp. 24.613 = Rp. 596.200.699 Merugikan
Varians
Harga = Hrt R – Hrt A X HP R
= Rp. 24.877 – Rp. 24.613 X 82.429 = Rp. 21.761.256 Menguntungkan Rekapitulasi
Varians
Hari Perawatan = Rp. 596.200.699 Merugikan
Varians
Harga = Rp. 21.761.256 Menguntungkan
= Rp. 574.439.443 Merugikan Analisis:
Pada tahun anggaran ini terdapat
varians
yang merugikan sebesar Rp. 574.439.443 atau sekitar 21,18 di bawah target. Penyebabnya karena
terjadi selisih merugikan yang sangat besar pada
varians
hari perawatan yaitu Rp 596.200.699, dimana hal ini tidak bisa diimbangi dengan selisih
menguntungkan pada
varians
harga yang hanya sebesar Rp. 21.761.256.
Varians
hari perawatan ini dipengaruhi oleh menurunnya jumlah pasien rawat inap karena pola penyakit masyarakat yang relatif tetap
c. Tahun Anggaran 2004
Persentase Penyimpangan = 100
Re
x Anggaran
Anggaran alisasi
-
32
= 100
000 .
000 .
505 .
2 .
000 .
000 .
505 .
2 .
925 .
926 .
879 .
1 .
x Rp
Rp Rp
-
= - 24, 95 Merugikan
33
Harga rata-rata: 1.
Anggaran Hrt A = Rp. 2.505.000.000 : 90.672 = Rp. 27.627
2.
Realisasi Hrt R = Rp. 1.879.926.925 : 89.840 = Rp. 20.925
Varians
Hari Perawatan HP = HP R – HP A X Hrt A
= 89.840 – 90.672 X Rp. 27.627 = Rp. 22.985.664 Merugikan
Varians
Harga = Hrt R – Hrt A X HP R
= Rp. 20.925–Rp. 27.627 X 89.840 = Rp. 602.107.680 Merugikan Rekapitulasi
Varians
Hari Perawatan = Rp. 22.985.664 Merugikan
Varians
Harga = Rp. 602.107.680 Merugikan
= Rp. 625.093.344 Merugikan Analisis:
Pendapatan rawat inap komponen akomodasi, pada tahun anggaran ini tidak mencapai target yang telah ditetapkan yaitu mengalami
varians
yang merugikan sekitar 24,95 atau sebesar Rp. 625.093.344. Hal ini
disebabkan terjadi selisih yang sama-sama merugikan pada
varians
hari perawatan yaitu sebesar Rp. 22.985.664 dan
varians
harga sebesar Rp. 602.107.680. Selisih yang merugikan pada
varians
harga ini disebabkan harga rata-rata anggaran sebesar Rp. 27.627, tetapi pada
realisasinya harga rata-rata hanya sebesar Rp. 20.925, karena pada pasien kelas III dengan biaya yang lebih murah pada umumnya mempunyai Kartu
34
Sehat atau Askes yang memanfaatkan kartu tersebut untuk memperoleh keringanan biaya pengobatan.
2. Pendapatan Rawat Inap Komponen Visite Dokter Konsul
RSUD Dr. Moewardi tidak membuat laporan tentang volume pelayanan visite pada rawat inap sehingga penulis menggunakan data hari perawatan
karena hari perawatan juga berhubungan dengan pendapatan visite dokterkonsul.
Tabel II.5 Data Pendapatan Visite Dokter Konsul
Tahun Anggaran 2002-2004
Anggaran Realisasi
Tahun Hari
Perawatan Jumlah
Hari Perawatan
Jumlah 2002
2003 2004
113.142 118.504
102.015 Rp. 1.205.000.000
Rp. 1.479.000.000 Rp. 1.530.000.000
107.731 92.741
99.675 Rp. 1.150.980.981
Rp. 1.211.917.524 Rp. 1.487.265.431
Sumber: Laporan Tahunan RSUD Dr. Moewardi a.
Tahun Anggaran 2002 Persentase Penyimpangan =
100 Re
x Anggaran
Anggaran alisasi
-
= 100
000 .
000 .
205 .
1 .
000 .
000 .
205 .
1 .
981 .
980 .
150 .
1 .
x Rp
Rp Rp
-
= - 4,48 Merugikan Harga rata-rata:
1. Anggaran Hrt A
= Rp. 1.205.000.000 : 113.142 = Rp. 10.650 2.
Realisasi Hrt R = Rp. 1.150.980.981 : 107.731 = Rp. 10.684
35
Varians
Hari Perawatan HP = HP R – HP A X Hrt A
= 107.731–113.142 X Rp. 10.650 = Rp. 57.627.150 Merugika
n Varians
Harga = Hrt R – Hrt A X HP R
= Rp. 10.684 - Rp. 10.650 X 107.731 = Rp. 3.662.854 Menguntungkan Rekapitulasi
Varians
Hari Perawatan = Rp. 57.627.150 Merugikan
Varians
Harga = Rp. 3.662.854 Menguntungkan
= Rp. 53.964.296 Merugikan Analisis:
Realisasi pendapatan visite dokterkonsul pada tahun anggaran ini berada 4,48 di bawah target atau selisih merugikan sebesar Rp. 53.964.296.
Apabila dilihat dari harga rata-rata terdapat selisih yang tipis pada harga rata-rata realisasi dengan harga rata-rata anggaran sehingga meskipun
terjadi selisih menguntungkan pada
varians
harga sebesar Rp. 3.662.854 tetap belum dapat mengimbangi terjadinya selisih merugikan pada
varians
hari perawatan sebesar Rp. 57.627.150, karena menurunnya jumlah pasien rawat inap sehingga mempengaruhi hari perawatan.
Varians
harga terjadi karena ada kenaikan tarif visite dokterkonsul yang setiap tahun selalu
berubah seiring dengan perkembangan teknologi kedokteran. b.
Tahun Anggaran 2003 Persentase Penyimpangan =
100 Re
x Anggaran
Anggaran alisasi
-
36
= 100
000 .
000 .
479 .
1 .
000 .
000 .
479 .
1 .
524 .
917 .
211 .
1 .
x Rp
Rp Rp
-
= -18,06 Merugikan Harga rata-rata:
1. Anggaran Hrt A
= Rp. 1.479.000.000 : 118.504 = Rp. 12.480 2.
Realisasi Hrt R = Rp. 1.211.917.524 : 92.741 = Rp. 13.067
Varians
Hari Perawatan HP = HP R – HP A X Hrt A
= 92.741 – 118.504 X Rp. 12.480 = Rp. 321.552.240 Merugikan
Varians
Harga = Hrt R – Hrt A X HP R
= Rp. 13.067 - Rp. 12.480 X 92.741=Rp. 54.438.967 Menguntungkan Rekapitulasi
Varians Hari Perawatan = Rp. 321.552.240 Merugikan
Varians Harga = Rp. 54.438.967 Menguntungkan
= Rp. 267.083.273 Merugikan Analisis:
Pendapatan dari visite dokterkonsul sama halnya dengan tahun sebelumnya, masih berada dibawah target yaitu 18,06 atau sebesar
Rp. 267.083.273. Hal ini disebabkan karena selisih merugikan terjadi pada varians hari perawatan yaitu sebesar Rp. 321.552.240. Pada
varians
harga yang terjadi justru sebaliknya yaitu selisih menguntungkan sebesar
Rp. 54.438.967, meskipun belum cukup untuk menutup
varians
hari perawatan.
Varians
harga terjadi karena adanya pasien pribadi dari dokter
37
yang dirujuk untuk mendapatkan perawatan di RSUD Dr. Moewardi dengan alasan dana yang dikeluarkan tentu lebih murah dibandingkan jika
dirawat di rumah sakit swasta. c.
Tahun Anggaran 2004 Persentase Penyimpangan =
100 Re
x Anggaran
Anggaran alisasi
-
= 100
000 .
000 .
530 .
1 .
000 .
000 .
530 .
1 .
431 .
265 .
487 .
1 .
x Rp
Rp Rp
-
= - 2,79 Merugikan Harga rata-rata:
1. Anggaran Hrt A
= Rp. 1.530.000.000 : 102.015 = Rp. 14.998 2.
Realisasi Hrt R = Rp. 1.487.265.431 : 99.675 = Rp. 14.921
Varians
Hari Perawatan HP = HP R – HP A X Hrt A
= 99.675 – 102.015 X Rp. 14.998 = Rp. 35.095.320 Merugikan
Varians
Harga = Hrt R – Hrt A X HP R
= Rp. 14.921 - Rp. 14.998 X 99.675= Rp. 7.674.975 Merugikan Rekapitulasi
Varians
Hari Perawatan = Rp. 35.095.320 Merugikan
Varians
Harga = Rp. 7.674.975 Merugikan
= Rp. 42.770.295 Merugikan
38
Analisis: Meskipun pada tahun ini pendapatan dari visite dokterkonsul masih
belum mencapai target, tetapi hanya sekitar 2,79 dibawah target. Pada
varians
harga dan
varians
hari perawatan sama-sama terjadi selisih merugikan
yaitu masing-masing
sebesar Rp.
7.674.975 dan
Rp. 35.095.320 sehingga secara keseluruhan terjadi selisih merugikan sebesar Rp. 42.770.295. Hal ini karena dipengaruhi oleh pasien rawat inap
pada kelas perawatan III yang mencapai 30, sedangkan biaya visite dokterkonsul pada kelas perawatan ini murah.
3. Pendapatan Rawat Inap Komponen Tindakan Medis Non Operasi
Tabel II.6 Data Pendapatan Tindakan Medis Non Operasi
Tahun Anggaran 2002-2004 Anggaran
Realisasi Tahun
Tindakan Medis
Jumlah Tindakan
Medis Jumlah
2002 2003
2004 123.127
126.893 114.841
Rp. 468.000.000 Rp. 499.000.000
Rp. 519.000.000 115.357
104.401 75.792
Rp. 360.519.550 Rp. 410.784.975
Rp. 337.162.850 Sumber: Laporan Tahunan RSUD Dr. Moewardi
a. Tahun Anggaran 2002
Persentase Penyimpangan = 100
Re
x Anggaran
Anggaran alisasi
-
= 100
000 .
000 .
468 .
000 .
000 .
468 .
550 .
519 .
360 .
x Rp
Rp Rp
-
= - 22,97 Merugikan
39
Harga rata-rata: 1.
Anggaran Hrt A = Rp. 468.000.000 : 123.127 = Rp. 3.800
2.
Realisasi Hrt R = Rp. 360.519.550 : 115.357 = Rp. 3.125
Varians
Tindakan Medis TM = TM R – TM A X Hrt A
= 115.357 – 123.127 X Rp. 3800 = Rp. 29.526.000 Merugika
n Varians
Harga = Hrt R – Hrt A X TM R
= Rp. 3.125 - Rp. 3.800 X 115.357 = Rp. 77.865.975 Merugikan Rekapitulasi
Varians
Tindakan Medis = Rp. 29.526.000 Merugikan
Varians
Harga = Rp. 77.865.975 Merugikan
= Rp. 107.391.975 Merugikan Analisis:
Realisasi pendapatan dari tindakan medis non operasi belum mencapai target yaitu 22,97 di bawah target. Secara keseluruhan terdapat selisih
yang merugikan sebesar Rp.107.391.975, dikarenakan selisih merugikan sama-sama terjadi pada
varians
tindakan medis dan
varians
harga masing- masing sebesar Rp. 29.526.000 dan Rp. 77.865.975. Hal ini dipengaruhi
oleh tindakan perawatan yang semakin menurun karena menurunnya jumlah pasien rawat inap.
b. Tahun Anggaran 2003
Persentase Penyimpangan = 100
Re
x Anggaran
Anggaran alisasi
-
40
= 100
000 .
000 .
499 .
000 .
000 .
499 .
975 .
784 .
410 .
x Rp
Rp Rp
-
= - 17,68 Merugikan Harga rata-rata:
1. Anggaran Hrt A
= Rp. 499.000.000 : 126.893 = Rp. 3.932 2.
Realisasi Hrt R = Rp. 410.784.975 : 104.401 = Rp. 3.935
Varians
Tindakan Medis TM = TM R – TM A X Hrt A
= 104.401 – 126.893 X Rp. 3.932 = Rp. 88.438.544 Merugikan
Varians
Harga = Hrt R – Hrt A X TM R
= Rp. 3.935 - Rp. 3.932 X 104.401 = Rp. 313.203 Menguntungkan Rekapitulasi
Varians
Tindakan Medis = Rp. 88.438.544 Merugikan
Varians
Harga = Rp. 313.203 Menguntungkan
= Rp. 88.125.341 Merugikan Analisis:
Target yang telah ditetapkan tidak tercapai pada tahun anggaran ini. Selisih merugikan secara keseluruhan sebesar Rp. 88.125.341 atau sekitar
17,68 di bawah target. Pada varians harga terjadi selisih menguntungkan, namun hanya sebesar Rp. 313.203. Jika dilihat dari target
volume tindakan medis sebesar 126.893, sedangkan realisasinya hanya 104.401 sehingga menyebabkan
varians
tindakan medis sebesar
41
Rp. 88.438.544. Hal ini disebabkan pola penyakit masyarakat yang relatif tetap.
c. Tahun Anggaran 2004
Persentase Penyimpangan = 100
Re
x Anggaran
Anggaran alisasi
-
= 100
000 .
000 .
519 .
000 .
000 .
519 .
850 .
162 .
337 .
x Rp
Rp Rp
-
= - 35,04 Merugikan Harga rata-rata:
1. Anggaran Hrt A
= Rp. 519.000.000 : 114.841 = Rp. 4.519
2.
Realisasi Hrt R = Rp. 337.162.850 : 75.792 = Rp. 4.449
Varians
Tindakan Medis TM = TM R – TM A X Hrt A
= 75.792 – 114.841 X Rp. 4.519= Rp. 176.462.431 Merugikan
Varians
Harga = Hrt R – Hrt A X TM R
= Rp. 4.449 - Rp. 4.519 X 75.792= Rp. 5.305.440 Merugikan Rekapitulasi
Varians
Tindakan Medis = Rp. 176.462.431 Merugikan
Varians
Harga = Rp. 5.305.440 Merugikan
= Rp. 181.767.871 Merugikan Analisis:
Pada tahun anggaran ini, target tidak dapat tercapai yaitu penyimpangan dibawah target sebesar 35,04. Penyebabnya adalah volume tindakan
42
medis yang realisasinya hanya 75.792, tetapi pada target volume tindakan medis sebesar 114.841, sehingga hal ini yang menyebabkan terjadinya
selisih merugikan pada
varians
tindakan medis sebesar Rp. 176.462.431. Demikian pula terjadi pada
varians
harga selisih merugikan sebesar Rp. 5.305.440, maka totalnya selisih merugikan sebesar Rp. 181.767.871.
Hal ini karena tindakan perawatan yang berada dibawah target dan pola penyakit dari masyarakat yang relatif tetap.
4. Pendapatan Rawat Inap Komponen Tindakan Medik Kebidanan
Tabel II.7 Data Pendapatan Tindakan Medik Kebidanan
Tahun Anggaran 2002-2004 Anggaran
Realisasi Tahun
Jumlah Persalinan
Jumlah Jumlah
Persalinan Jumlah
2002 2003
2004 2.332
456 1.629
Rp. 511.000.000 Rp. 95.000.000
Rp. 530.000.000 1.843
1.481 1.381
Rp. 384.193.700 Rp. 419.039.525
Rp. 358.022.200 Sumber: Laporan Tahunan RSUD Dr. Moewardi
a. Tahun Anggaran 2002
Persentase Penyimpangan = 100
Re
x Anggaran
Anggaran alisasi
-
= 100
000 .
000 .
511 .
000 .
000 .
511 .
700 .
193 .
384 .
x Rp
Rp Rp
-
= - 24,82 Merugikan Harga rata-rata:
1. Anggaran Hrt A
= Rp. 511.000.000 : 2.332 = Rp. 219.125
2.
Realisasi Hrt R = Rp. 384.193.700 : 1.843 = Rp. 208.461
43
Varians
Jumlah Persalinan JP = JP R – JP A X Hrt A
= 1.843 – 2.332 X Rp. 219.125= Rp. 107.152.125 Merugikan
Varians
Harga = Hrt R – Hrt A X JP R
= Rp. 208.461 - Rp. 219.125 X 1.843 = Rp. 19.653.752 Merugikan Rekapitulasi
Varians
Jumlah Persalinan = Rp. 107.152.125 Merugikan
Varians
Harga = Rp. 19.653.752 Merugikan
= Rp. 126.805.877 Merugikan Analisis:
Anggaran pendapatan tindakan medik kebidanan sebesar Rp. 511.000.000, pada realisasinya hanya sebesar RP. 384.193.700, atau sekitar 24,82 di
bawah target. Terdapatnya selisih merugikan yang hampir 25 disebabkan terjadi selisih merugikan pada
varians
jumlah persalinan dan
varians
harga yang besarnya masing-masing Rp. 107.152.125 dan Rp. 19.653.752, maka selisih merugikan secara total berjumlah Rp.
126.805.877. Hal ini terjadi karena persaingan dengan klinik bersalin, rumah sakit swasta, maupun dengan bidan praktek dengan menawarkan
biaya yang lebih murah sehingga dapat menarik pasien untuk mendapatkan pelayanan disana.
b. Tahun Anggaran 2003
Persentase Penyimpangan = 100
Re
x Anggaran
Anggaran alisasi
-
44
= 100
000 .
000 .
95 .
000 .
000 .
95 .
525 .
039 .
419 .
x Rp
Rp Rp
-
= 341 Menguntungkan Harga rata-rata:
1. Anggaran Hrt A
= Rp. 95.000.000 : 456 = Rp. 208.333
2.
Realisasi Hrt R = Rp. 419.039.525 : 1.481 = Rp. 282.944
Varians
Jumlah Persalinan JP = JP R – JP A X Hrt A
= 1.481 – 456 X Rp. 208.333 = Rp. 213.541.325 Menguntungkan
Varians
Harga = Hrt R – Hrt A X JP R
=Rp. 282.944 - Rp. 208.333X1.481 = Rp. 101.498.891 Menguntungkan Rekapitulasi
Varians
Jumlah Persalinan = Rp. 213.541.325 Menguntungkan
Varians
Harga = Rp. 101.498.891 Menguntungkan
= Rp. 324.040.216 Menguntungkan
Analisis: Realisasi pendapatan dari tindakan medis kebidanan pada tahun anggaran
ini telah dapat mencapai target yaitu 341 di atas target. Hal ini dikarenakan anggaran dibuat hanya sebesar Rp. 95.000.000 dan
realisasinya sebesar Rp. 419.039.525, sehingga terdapat selisih menguntungkan sebesar Rp. 324.040.216.
Varians
jumlah persalinan dan
varians
harga sama-sama di atas anggaran yang telah dibuat yaitu masing-
45
masing sebesar Rp. 213.541.325 dan Rp. 101.498.891. Hal ini karena RSUD Dr. Moewardi berusaha memberikan pelayanan yang dapat
meningkatkan kembali penerimaannya dari komponen tindakan medik kebidanan dan juga meningkatnya jumlah kelahiran resiko tinggi.
c. Tahun anggaran 2004
Persentase Penyimpangan = 100
Re
x Anggaran
Anggaran alisasi
-
= 100
000 .
000 .
530 .
000 .
000 .
530 .
200 .
022 .
358 .
x Rp
Rp Rp
-
= - 32,45 Merugikan Harga rata-rata:
1. Anggaran Hrt A
= Rp. 530.000.000 : 1.629 = Rp. 325.353
2.
Realisasi Hrt R = Rp. 358.022.200 : 1.381 = Rp. 259.245
Varians
Jumlah Persalinan JP = JP R – JP A X Hrt A
= 1.381 –1.629 X Rp. 325.353 = Rp. 80.687.544 Merugikan
Varians
Harga = Hrt R – Hrt A X JP R
=Rp. 259.245 -Rp. 325.353X 1.381 = Rp. 91.295.148 Merugikan Rekapitulasi
Varians
Jumlah Persalinan = Rp. 80.687.544 Merugikan
Varians
Harga = Rp. 91.295.148 Merugikan
= Rp. 171.982.692 Merugikan
46
Analisis: Setelah dapat mencapai target pada tahun lalu, pada tahun anggaran ini
target kembali tidak dapat tercapai yaitu 32,45 di bawah target. Penyebabnya adalah jumlah persalinan maupun harga rata-rata realisasi
tidak dapat mencapai target, sehingga terjadi
varians
jumlah persalinan sebesar Rp. 80.687.544 dan
varians
harga sebesar Rp. 91.295.148, jadi secara
keseluruhan target
yang tidak
dapat dicapai
sebesar Rp. 171.982.692. Hal ini terjadi karena kelahiran untuk tiap-tiap tahun
tidak dapat diprediksi perkembangannya, sedangkan persaingan dengan klinik bersalin, bidan praktek, dan rumah sakit swasta yang semakin ketat.
5. Pendapatan Rawat Inap Komponen Administrasi
Tabel II.8 Data Pendapatan Administrasi
Tahun Anggaran 2002-2004 Anggaran
Realisasi Tahun
Hari Perawatan
Jumlah Hari
Perawatan Jumlah
2002 2003
2004 113.142
118.504 102.015
Rp. 55.000.000 Rp. 195.000.000
Rp. 203.000.000 107.371
92.741 99.675
Rp. 62.462.065 Rp. 159.352.000
Rp. 252.114.125 Sumber: Laporan Tahunan RSUD Dr. Moewardi
a. Tahun Anggaran 2002
Persentase Penyimpangan = 100
Re
x Anggaran
Anggaran alisasi
-
= 100
000 .
000 .
55 .
000 .
000 .
55 .
065 .
462 .
62 .
x Rp
Rp Rp
-
= 13,57 Menguntungkan
47
Harga rata-rata: 1.
Anggaran Hrt A = Rp. 55.000.000 : 113.142 = Rp. 486
2.
Realisasi Hrt R = Rp.62.462.065 : 107.731 = Rp. 580
Varians
Hari Perawatan HP = HP R – HP A X Hrt A
=107.731–113.142 X Rp. 486 = Rp. 2.629.746 Merugikan
Varians
Harga = Hrt R – Hrt A X HP R
=Rp. 580 - Rp. 486X 107.731 = Rp. 10.126.714 Menguntungkan Rekapitulasi
Varians
Hari Perawatan = Rp. 2.629.746 Merugikan
Varians
Harga = Rp. 10.126.714 Menguntungkan
= Rp. 7.496.968 Menguntungkan Analisis:
Pada tahun anggaran ini target dapat tercapai tepatnya 13,57 di atas target. Meskipun jika dilihat dari varians hari perawatan terjadi selisih
merugikan sebesar Rp. 2.629.746, tetapi hal ini dapat ditutup dengan selisih menguntungkan pada
varians
harga sebesar Rp.10.126.714, sehingga selisih menguntungkan secara keseluruhan menjadi sebesar
Rp. 7.496.968. Penyebabnya karena besarnya hari perawatan pavilyun cendana yang sehingga mempengaruhi pendapatan administrasi.
b. Tahun Anggaran 2003
Persentase Penyimpangan = 100
Re
x Anggaran
Anggaran alisasi
-
48
= 100
000 .
000 .
195 .
000 .
000 .
195 .
000 .
352 .
159
x Rp
Rp Rp
-
= -18,28 Merugikan Harga rata-rata:
1. Anggaran Hrt A
= Rp. 195.000.000 : 118.504 = Rp. 1.646 2.
Realisasi Hrt R = Rp.159.352.000 : 92.741 = Rp.1.718
Varians
Hari Perawatan HP = HP R – HP A X Hrt A
=92.741–118.504 X Rp. 1.646 = Rp. 42.405.898 Merugikan
Varians
Harga = Hrt R – Hrt A X HP R
=Rp. 1.718 - Rp. 1.646X 92.741= Rp. 6.677.352 Menguntungkan Rekapitulasi
Varians
Hari Perawatan = Rp. 42.405.898 Merugikan
Varians
Harga = Rp. 6.677.352 Menguntungkan
= Rp. 35.728.546 Merugikan Analisis:
Pendapatan administrasi tidak bisa mencapai target yaitu 18,28 di bawah target. Apabila dilihat dari
varians
harga terjadi selisih menguntungkan sebesar Rp. 6.677.352, tetapi belum bisa mengimbangi selisih merugikan
pada
varians
hari perawatan sebesar Rp. 42.405.898. Secara keseluruhan selisih merugikan sebesar Rp. 35.728.546. Hal ini karena menurunnya
jumlah pasien rawat inap sehingga menyebabkan rata-rata kapasitas
49
tempat tidur yang rendah, menyebabkan pula pendapatan administrasi menurun.
c. Tahun Anggaran 2004
Persentase Penyimpangan = 100
Re
x Anggaran
Anggaran alisasi
-
= 100
000 .
000 .
203 .
000 .
000 .
203 .
125 .
114 .
252 .
x Rp
Rp Rp
-
= 24,19 Menguntungkan Harga rata-rata:
1. Anggaran Hrt A
= Rp. 203.000.000 : 102.015 = Rp. 1.990 2.
Realisasi Hrt R = Rp. 252.114.125: 99.675 = Rp.2.590
Varians
Hari Perawatan HP = HP R – HP A X Hrt A
=99.675–102.015 X Rp. 1.990 = Rp. 4.656.600 Merugikan
Varians
Harga = Hrt R – Hrt A X HP R
=Rp. 2.590 - Rp. 1.990X 99.675 = Rp. 59.805.000 Menguntungkan Rekapitulasi
Varians
Hari Perawatan = Rp. 4.656.600 Merugikan
Varians
Harga = Rp. 59.805.000 Menguntungkan
= Rp. 55.148.400 Menguntungkan Analisis:
Realisasi pendapatan administrasi melebihi anggaran yang berarti bahwa target tercapai sebesar 24,19. Penyebabnya karena
varians
harga terjadi
50
selisih menguntungkan sebesar Rp. 59.805.000, meskipun pada
varians
hari perawatan terjadi selisih merugikan sebesar Rp. 4.656.600, tetapi hal tersebut dapat ditutup
varians
harga, maka secara total selisih menguntungkan sebesar Rp. 55.148.400. Besarnya pendapatan
administrasi dari pavilyun cendana dan rawat intensif karena ada kenaikan harga.
6. Pendapatan Rawat Inap Komponen Rawat Intensif
Tabel II.9 Data Pendapatan Rawat Intensif
Tahun Anggaran 2002-2004 Anggaran
Realisasi Tahun
Hari Perawatan
Jumlah Hari
Perawatan Jumlah
2002 2003
2004 13.384
11.851 11.343
Rp. 138.000.000 Rp. 143.000.000
Rp. 198.000.000 10.774
10.312 9.835
Rp. 91.707.250 Rp. 122.077.700
Rp. 187.756.000 Sumber: Laporan Tahunan RSUD Dr. Moewardi
a. Tahun Anggaran 2002
Persentase Penyimpangan = 100
Re
x Anggaran
Anggaran alisasi
-
= 100
000 .
000 .
138 .
000 .
000 .
138 .
250 .
707 .
91 .
x Rp
Rp Rp
-
= - 33,55 Merugikan Harga rata-rata:
1. Anggaran Hrt A
= Rp. 138.000.000 : 13.384 = Rp. 10.311 2.
Realisasi Hrt R = Rp.91.707.250 : 10.774 = Rp. 8.512
51
Varians
Hari Perawatan HP = HP R – HP A X Hrt A
=10.774–13.384 X Rp. 10.311 = Rp. 26.911.710 Merugikan
Varians
Harga = Hrt R – Hrt A X HP R
=Rp. 8.512 - Rp. 10.311 X 10.774 = Rp. 19.382.426 Merugikan Rekapitulasi
Varians
Hari Perawatan = Rp. 26.911.710 Merugikan
Varians
Harga = Rp. 19.382.426 Merugikan
= Rp. 46.294.136 Merugikan Analisis:
Pendapatan rawat intensif tidak dapat mencapai target yaitu terjadi selisih merugikan sebesar Rp. 46.294.136 atau sekitar 33,55 dibawah target.
Hal ini dikarenakan jumlah hari perawatan dan harga rata-rata anggaran jauh lebih besar dibandingkan dengan jumlah hari perawatan dan harga
rata-rata realisasi. Perincian besarnya
varians
hari perawatan dan
varians
harga masing-masing sebesar Rp. 26.911.710 dan Rp. 19.382.426. Hal ini karena keringanan biaya yang diberikan kepada pasien pemegang kartu
sehat maupun Askes yang dirawat di ruang rawat intensif. b.
Tahun Anggaran 2003 Persentase Penyimpangan =
100 Re
x Anggaran
Anggaran alisasi
-
= 100
000 .
000 .
143 .
000 .
000 .
143 .
700 .
077 .
122 .
x Rp
Rp Rp
-
52
= - 14,63 Merugikan Harga rata-rata:
1. Anggaran Hrt A
= Rp. 143.000.000 : 11.851 = Rp. 12.066 2.
Realisasi Hrt R = Rp.122.077.700 : 10.312 = Rp.11.838
Varians
Hari Perawatan HP = HP R – HP A X Hrt A
=10.312–11.851 X Rp. 12.066 = Rp. 18.569.574 Merugikan
Varians
Harga = Hrt R – Hrt A X HP R
=Rp. 11.838 - Rp. 12.066 X 10.312 = Rp. 2.351.136 Merugikan Rekapitulasi
Varians
Hari Perawatan = Rp. 18.569.574 Merugikan
Varians
Harga = Rp. 2.351.136 Merugikan
= Rp. 20.920.710 Merugikan Analisis:
Sama halnya dengan tahun anggaran 2002, pendapatan rawat intensif masih terjadi selisih merugikan tepatnya sebesar 14,63. Penyebabnya
karena hari perawatan dan harga rata-rata realisasi masih berada di bawah target. Besarnya selisih merugikan pada
varians
hari perawatan Rp.18.569.574 dan
varians
harga Rp. 2.351.136, sehingga totalnya menjadi Rp. 20.920.710. Hal ini karena pola penyakit masyarakat yang
relatif tetap artinya tidak adanya wabah penyakit yang menyerang masyarakat.
53
c. Tahun Anggaran 2004
Persentase Penyimpangan = 100
Re
x Anggaran
Anggaran alisasi
-
= 100
000 .
000 .
198 .
000 .
000 .
198 .
000 .
756 .
187 .
x Rp
Rp Rp
-
= - 5,17 Merugikan
Harga rata-rata: 1.
Anggaran Hrt A = Rp. 198.000.000 :11.343 = Rp. 17.456
2. Realisasi Hrt R
= Rp.187.756.000:9.835 = Rp. 19.091
Varians
Hari Perawatan HP = HP R – HP A X Hrt A
=9.835 –11.343 X Rp. 17.456 = Rp. 26.323.648 Merugikan
Varians
Harga = Hrt R – Hrt A X HP R
=Rp. 19.091 - Rp. 17.456 X 9.835 = Rp. 16.080.225 Menguntungkan Rekapitulasi
Varians
Hari Perawatan = Rp. 26.323.648 Merugikan
Varians
Harga = Rp. 16.080.225 Menguntungkan
= Rp. 10.243.423 Merugikan Analisis:
Meskipun pada tahun anggaran ini masih belum dapat mencapai target tetapi hanya beda tipis yaitu 5,17 di bawah target. Hal ini disebabkan
harga rata-rata anggaran sehingga Rp. 16.080.225, namun hari perawatan
54
realisasi belum bisa mencapai target sehingga terjadi selisih merugikan pada
varians
hari perawatan sebesar Rp. 26.323.648. Target yang tidak dapat dicapai secara keseluruhan yaitu Rp. 10.243.423.
Varians
harga yang menguntungkan karena ada penerapan tarif baru di ruang rawat
intensif Dari tabel pendapatan rawat inap setiap komponen diatas target
banyak yang belum tercapai, maka penulis mencoba menghitung anggaran pendapatan rawat inap dengan menggunakan metode
least square.
Metode
least square
sering digunakan dalam melakukan penghitungan peramalan di perusahaan karena dianggap paling mudah untuk dipraktekkan. Metode
ini menggunakan variabel yang sedikit dan cukup sederhana sehingga penghitungannya lebih mudah dibandingkan dengan metode lainnya.
Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut. Y = a + bX
i a =
n y
å
ii b=
å å
2
x xy
Perlakuan perhitungan untuk menentukan nilai prediksi x antara data genap dan data ganjil itu berbeda. Penetuan nilai x untuk data ganjil
yaitu dengan cara mengambil data yang paling tengah dari data yang tersedia lalu diberi angka nol 0 sebagai tahun dasar. Selanjutnya selisih
untuk setiap tahunnya harus sama, dimana sesudah tahun dasar berarti positif dan sebelum tahun dasar beraarti negatif. Penentuan nilai prediksi
55
dalam data genap membutuhkan ketelitian tersendiri dengan tetap memegang konsep bahwa untuk metode
least square
ini
å
= 0 x
. Cara yang digunakan untuk menentukan nilai x dalam data genap yaitu
mengambil 2 data yang paling tengah dari data yang tersedia lalu digunakan interval. Untuk prediksi selanjutnya, selisih tiap tahunnya harus
sama. Apabila bergerak menurun maka nilai x berarti negatif dan begitu juga untuk sebaliknya, apabila bergerak naik maka nilai x positif.
1. Pendapatan Rawat Inap Komponen Akomodasi
Tabel II.10 Perhitungan Anggaran Pendapatan Akomodasi
Metode
Least Square
Tahun Anggaran 2002-2004 Tahun
Pendapatan Y X
X
2
XY 2002
2003 2004
2.348.659.700 2.050.614.745
1.875.926.925 -1
1 1
1 -2.348.659.700
1.879.926.925 Total
6.279.201.370 2
-468.732.775 Sumber: Data yang diolah
a =
n y
å
=
3 370
. 201
. 279
. 6
= 2.093.067.123
b=
å å
2
x xy
=
2 775
. 732
. 468
-
= -234.366.387,5
= - 234.366.388 Pembulatan Persamaan Trend adalah sebagai berikut.
Y = 2.093.067.123 – 234.366.388X Peramalan Pendapatan Akomodasi adalah sebagai berikut.
Tahun 2002 = 2.093.067.123 – 234.366.388 -1 = 2.327.433.511
56
Tahun 2003 = 2.093.067.123 – 234.366.388 0 = 2.093.067.123 Tahun 2004 = 2.093.067.123 – 234.366.388 1 = 1.858.700.735
Tabel II.11 Selisih Anggaran Metode
Least Square
Dengan Realisasi Pendapatan Akomodasi
Tahun Anggaran 2002-2004 Selisih
Tahun Anggaran
Realisasi Jumlah
Ket
2002 Rp.2.327.433.511 Rp.2.348.659.700
Rp.21.226.189 0,91
F 2003
Rp.2.093.067.123 Rp.2.050.614.745 Rp.42.452.378 2,03
UF 2004
Rp.1.858.700.735 Rp.1.879.926.925 Rp.21.226.190
1,14 F
Sumber: Data yang diolah 2.
Pendapatan Rawat Inap Komponen VisiteDokterKonsul Tabel II.12
Perhitungan Anggaran Pendapatan VisiteDokterKonsul Metode
Least Square
Tahun Anggaran 2002-2004 Tahun
Pendapatan Y X
X
2
XY 2002
2003 2004
1.150.980.981 1.211.917.524
1.487.265.431 -1
1 1
1 -1.150.980.981
1.487.265.431 Total
3.850.163.936 2
336.284.450 Sumber: Data yang diolah
a =
n y
å
=
3 936
. 163
. 850
. 3
= 1.283.387.979
b=
å å
2
x xy
=
2 450
. 284
. 336
= 168.142.225
Persamaan Trend adalah sebagai berikut. Y = 1.283.387.979 + 168.142.225X
57
Peramalan Pendapatan VisiteDokterKonsul adalah sebagai berikut. Tahun 2002 = 1.283.387.979 + 168.142.225 -1 = 1.115.245.754
Tahun 2003 = 1.283.387.979 + 168.142.225 0 = 1.283.387.979 Tahun 2004 = 1.283.387.979 + 168.142.225 1 = 1.451.530.204
Tabel II.13 Selisih Anggaran Metode
Least Square
Dengan Realisasi Pendapatan Visite DokterKonsul
Tahun Anggaran 2002-2004 Selisih
Tahun Anggaran
Realisasi Jumlah
Ket
2002 Rp.1.115.245.754 Rp.1.150.980.981
Rp. 35.735.227 3,2
F 2003
Rp.1.283.387.979 Rp.1.211.917.524 Rp.71.470.455 5,57
UF 2004
Rp.1.451.530.204 Rp.1.487.265.431 Rp. 35.735.227
3,2 F
Sumber: Data yang diolah 3.
Pendapatan Rawat Inap Komponen Tindakan Medis Non Operasi Tabel II.14
Perhitungan Anggaran Pendapatan Tindakan Medis Non Operasi Metode
Least Square
Tahun Anggaran 2002-2004 Tahun
Pendapatan Y X
X
2
XY 2002
2003 2004
360.519.550 410.784.975
337.162.850 -1
1 1
1 -360.519.550
337.162.850 Total
1.108.467.375 2
-23.356.700 Sumber: Data yang diolah
a =
n y
å
=
3 375
. 467
. 108
. 1
= 369.489.125
b=
å å
2
x xy
=
2 700
. 356
. 23
-
= -11.678.350
58
Persamaan Trend adalah sebagai berikut. Y = 369.489.125 – 11.678.350X
Peramalan Pendapatan Tindakan Medis Non Operasi adalah sebagai berikut.
Tahun 2002 = 369.489.125 – 11.678.350 -1 = 381.167.475 Tahun 2003 = 369.489.125 – 11.678.350 0 = 369.489.125
Tahun 2004 = 369.489.125 – 11.678.350 1 = 357.810.775 Tabel II.15
Selisih Anggaran Metode
Least Square
Dengan Realisasi Pendapatan Tindakan Medis Non Operasi
Tahun Anggaran 2002-2004 Selisih
Tahun Anggaran
Realisasi Jumlah
Ket 2002
Rp.381.167.475
Rp.360.519.550
Rp.20.647.925 5,42 UF
2003 Rp.369.489.125 Rp.410.784.975
Rp.41.295.850 11,18 F
2004 Rp.357.810.775 Rp.337.162.850
Rp.20.647.925 5,42 UF
Sumber: Data yang diolah 4.
Pendapatan Rawat Inap Komponen Tindakan Medik Kebidanan Tabel II.16
Perhitungan Anggaran Pendapatan Tindakan Medik Kebidanan Metode
Least Square
Tahun Anggaran 2002-2004 Tahun
Pendapatan Y X
X
2
XY 2002
2003 2004
384.193.700 419.039.525
358.022.200 -1
1 1
1 -384.193.700
358.022.200 Total
1.161.255.425 2
- 26.171.500 Sumber: Data yang diolah
59
a =
n y
å
=
3 425
. 255
. 161
. 1
= 387.085.141,7 = 387.085.142 Pembulatan
b=
å å
2
x xy
=
2 500
. 171
. 26
-
= -13.085.750
Persamaan Trend adalah sebagai berikut. Y = 387.085.142 – 13.085.750X
Peramalan Pendapatan Tindakan Medik Kebidanan adalah sebagai berikut.
Tahun 2002 = 387.085.142 – 13.085.750 -1 = 400.170.892 Tahun 2003 = 387.085.142 – 13.085.750 0 = 387.085.142
Tahun 2004 = 387.085.142 – 13.085.750 1 = 373.999.392 Tabel II.17
Selisih Anggaran Metode
Least Square
Dengan Realisasi Pendapatan Tindakan Medik Kebidanan
Tahun Anggaran 2002-2004 Selisih
Tahun Anggaran
Realisasi Jumlah
Ket 2002
Rp.400.170.892 Rp.384.193.700 Rp.15.977.192 3,99
UF 2003
Rp.387.085.142 Rp.419.039.525 Rp.31.954.383
8,25 F
2004 Rp.373.999.392 Rp.358.022.200
Rp.15.977.192 3,99 UF
Sumber: Data yang diolah
60
5. Pendapatan Rawat Inap Komponen Administrasi
Tabel II.18 Perhitungan Anggaran Pendapatan Administrasi
Metode
Least Square
Tahun Anggaran 2002-2004 Tahun
Pendapatan Y X
X
2
XY 2002
2003 2004
62.462.065 159.352.000
252.114.125 -1
1 1
1 -62.462.065
252.114.125 Total
473.928.190 2
189.652.060 Sumber: Data yang diolah
a =
n y
å
=
3 190
. 928
. 473
= 157.976.063,3 = 157.976.063 Pembulatan b=
å å
2
x xy
=
2 060
. 652
. 189
= 94.826.030
Persamaan Trend adalah sebagai berikut. Y =157.976.063 + 94.826.030X
Peramalan Pendapatan Administrasi adalah sebagai berikut. Tahun 2002 = 157.976.063 + 94.826.030 -1 = 63.150.033
Tahun 2003 =157.976.063 + 94.826.030 0 = 157.976.063 Tahun 2004 = 157.976.063 + 94.826.030 1 = 252.802.093
Tabel II.19 Selisih Anggaran Metode
Least Square
Dengan Realisasi Pendapatan Administrasi
Tahun Anggaran 2002-2004 Selisih
Tahun Anggaran
Realisasi Jumlah
Ket 2002
Rp.63.150.033 Rp.62.462.065
Rp.687.968 1,09
UF 2003
Rp.157.976.063 Rp.159.352.000 Rp.1.375.937
0,87 F
2004 Rp.252.802.093 Rp.252.114.125
Rp.687.968 1,09
UF Sumber: Data yang diolah
61
6. Pendapatan Rawat Inap Komponen Rawat Intensif
Tabel II.20 Perhitungan Anggaran Pendapatan Rawat Intensif
Metode
Least Square
Tahun Anggaran 2002-2004 Tahun
Pendapatan Y X
X
2
XY 2002
2003 2004
91.707.250 122.077.700
187.756.000 -1
1 1
1 -91.707.250
187.756.000 Total
401.540.950 2
96.048.750 Sumber: Data yang diolah
a =
n y
å
=
3 950
. 540
. 401
= 133.846.983,3 = 133.846.983 Pembulatan
b=
å å
2
x xy
=
2 750
. 048
. 96
= 48.024.375
Persamaan Trend adalah sebagai berikut. Y = 133.846.983 + 48.024.375X
Peramalan Pendapatan Rawat Intensif adalah sebagai berikut. Tahun 2002 = 133.846.983 + 48.024.375 -1 = 85.822.608
Tahun 2003 =133.846.983 + 48.024.375 0 = 133.846.983 Tahun 2004 = 133.846.983 + 48.024.375 1 = 181.871.358
62
Tabel II.21 Selisih Anggaran Metode
Least Square
Dengan Realisasi Pendapatan Rawat Intensif
Tahun Anggaran 2002-2004 Selisih
Tahun Anggaran
Realisasi Jumlah
Ket
2002
Rp.85.822.608
Rp.91.707.250 Rp.5.884.642
6,86 F
2003 Rp.133.846.983
Rp.122.077.700 Rp.11.769.283
8,79 UF
2004 Rp.181.871.358
Rp.187.756.000 Rp.5.884.642
6,86 F
Sumber: Data yang diolah Berdasarkan tabel perhitungan anggaran dengan metode
least square
, penulis membandingkan selisih penyimpangan antara perhitungan anggaran di
rumah sakit dengan perhitungan penulis yaitu sebagai berikut. Tabel II.22
Analisis Perbandingan Selisih Pendapatan Rawat Inap Tahun Anggaran 2002-2004
Tahun 2002 Tahun 2003
Tahun 2004 Jenis
Pendapatan Metode
Least Square
Rumah Sakit
Metode
Least Square
Rumah Sakit
Metode
Least Square
Rumah Sakit
Akomodasi Visite drKonsul
Tin. non Op Tin. Kebidanan
Administrasi Rawat Intensif
0,91 3,2
-5,42 -3,99
-1,09 6,89
8,81 -4,48
-22,97 -24,82
13,57 -33,55
-2,03 -5,57
11,18 8,25
0,87 -8,79
-21,88 -18,06
-17,68 341
-18,28 -14,63
1,14 3,2
-5,42 -3,99
-1,09 6,88
-24,95 -2,79
-35,04 -32,45
24,19 -5,17
Sumber: data yang diolah
70 Dari tabel tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan menggunakan metode
least square
persentase penyimpangan realisasi pendapatan lebih kecil.
BAB III TEMUAN