Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

23 Anggaran periodik yaitu anggaran yang disusun untuk satu periode tertentu, pada umumnya periode satu tahun yang disusun setiap akhir periode anggaran. 2 Anggaran kontinue Anggaran kontinue adalah anggaran yang dibuat untuk mengadakan perbaikan anggaran yang pernah dibuat, misalnya tiap bulan diadakan perbaikan sehingga anggaran yang dibuat dalam setahun mengalami perubahan. c. Menurut jangka waktunya 1 Anggaran jangka panjang anggaran strategis Anggaran jangka panjang adalah anggaran yang dibuat dalam jangka waktu lebih dari satu tahun. 2 Anggaran jangka pendek anggaran taktis Anggaran jangka pendek adalah anggaran yang dibuat dengan jangka waktu paling lama sampai satu tahun. d. Menurut bidangnya 1 Anggaran operasional Anggaran operasional yaitu anggaran untuk menyusun anggaran laporan rugi-laba. 2 Anggaran keuangan Anggaran keuangan yaitu anggaran untuk menyusun neraca. e. Menurut kemampuan menyusun 1 Anggaran komprehensif Anggaran komprehensif yaitu rangkaian dari berbagai macam anggaran yang disusun secara lengkap. Anggaran komprehensif merupakan perpaduan dari anggaran operasional dan anggaran keuangan yang disusun secara lengkap. 2 Anggaran partial Anggaran partial yaitu anggaran yang disusun tidak secara lengkap. Anggaran partial hanya menyusun bagian anggaran tertentu saja. Misalnya karena keterbatasan kemampuan, maka hanya dapat menyusun anggaran operasional. f. Menurut fungsinya 1 Appropriation Budget Appropriation Budget adalah anggaran yang diperuntukkan bagi tujuan tertentu dan tidak boleh digunakan untuk manfaat lain. Misalnya anggaran untuk penelitian dan pengembangan. 2 Performance Budget Performance Budget adalah anggaran yang disusun berdasarkan fungsi aktivitas yang dilakukan dalam perusahaan untuk menilai apakah biayabeban yang dikeluarkan oleh masing-masing aktivitas tidak melampaui batas.

7. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyusunan anggaran

Menurut Munandar 1986 : 10 untuk bisa melakukan penaksiran secara lebih akurat, diperlukan berbagai data, informasi, dan pengalaman, yang merupakan faktor-faktor yang harus dipertimbangkan didalam menyusun anggaran. Faktor-faktor tersebut secara garis besar dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu sebagai berikut. a. Faktor Intern Faktor Intern yaitu data, informasi, dan pengalaman yang terdapat didalam perusahaan sendiri. Faktor- faktor intern ini sering disebut sebagai faktor yang controlable dapat diatur yaitu faktor-faktor yang dalam batas-batas tertentu masih bisa disesuaikan dengan keinginan atau kebutuhan untuk periode yang akan datang. Faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut. 1 Tahun-tahun yang lalu. 24 2 Kebijaksanaan perusahaan yang berhubungan dengan harga jual. 3 Kapasitas yang dimiliki perusahaan. 4 Tenaga kerja yang dimiliki perusahaan. 5 Modal kerja yang dimiliki Penjualan perusahaan. 6 Fasilitas-fasilitas yang dimiliki perusahaan. 7 Kebijaksanaan-kebijaksanaan yang terkait dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perusahaan. b. Faktor Ekstern Faktor Ekstern yaitu data, informasi, dan pengalaman yang terdapat diluar perusahaan, tetapi dirasa mempunyai pengaruh terhadap kehidupan perusahaan. Faktor-faktor ekstern sering disebut sebagai faktor yang Un controlable tidak dapat diatur yaitu faktor-faktor yang tidak dapat diatur dan tidak dapat disesuaikan dengan keinginan perusahaan. Akibatnya perusahaan yang harus menyesuaikan dirinya, menyesuaikan kebijaksanaannya dengan faktor-faktor tersebut. Faktor-faktor ekstern adalah sebagai berikut. 1 Keadaan persaingan. 2 Tingkat pertumbuhan penduduk. 3 Tingkat penghasilan masyarakat. 4 Tingkat pendidikan masyarakat. 5 Tingkat penyebaran penduduk. 6 Agama, adat istiadat, dan kebijaksanaan masyarakat. 7 Kebijaksanaan pemerintah. 8 Keadaan perekonomian nasional maupun internasional, kemajuan teknologi, dan lain sebagainya. B. Metode anggaran Incremental Pada organisasi pemerintah dan nirlaba untuk memudahkan dalam menyusun anggaran lazim menggunakan metode anggaran incremental . Pengertian anggaran incremental menurut Simamora 1994 : 196 adalah metode anggaran yang hanya mempertimbangkan perubahan sumber-sumber daya dari anggaran tahun sebelumnya. Definisi yang hampir sama mengenai anggaran incremental menurut Muljono 1996 : 22 adalah metode yang berdasarkan pengalaman tahun lalu, kemudian diproyeksikan beberapa volume usaha yang akan dicapai pada tahun yang akan datang. Berdasarkan definisi dari para ahli tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa anggaran incremental adalah metode penyusunan anggaran dengan mendasarkan pada realisasi yang terjadi pada tahun lalu kemudian digunakan untuk menentukan anggaran pada periode yang akan datang. Keunggulan dengan menggunakan metode anggaran incremental yaitu relatif mudah, menyederhanakan proses penganggaran dengan hanya mempertimbangkan kenaikan-kenaikan dalam berbagai pos anggaran, dan tidak perlu mengadakan berbagai evaluasi dari kegiatan operasional itu sendiri tetapi hanya menggunakan angka-angka rupiah yang telah dipakai. Kelemahan dengan menggunakan metode incremental tetap ada yaitu pemborosan dan inefisiensi dapat menumpuk dari tahun ke tahun tanpa pernah diketahui serta sering kali pihak pelaksana anggaran berusaha menghabiskan semua jatah anggaran pengeluaran sehingga tidak terdapat anggaran yang tersisa pada akhir tahun sekarang dan memungkinkan untuk meminta tambahan dana untuk tahun anggaran berikutnya. C. Analisis Varians Anggaran Perusahaan yang mempunyai anggaran untuk kegiatan operasionalnya, akan dapat melaksanakan evaluasi rutin setiap kali selesai melaksanakan kegiatan tersebut, misalnya satu tahun satu kali. Kegiatan evaluasi ini pada intinya membandingkan antara apa yang direncanakan dalam bentuk anggaran dan realisasinya. Penyimpangan antara realisasi dengan anggaran memerlukan penelitian untuk mencari penyebab terjadinya penyimpangan tersebut dan juga diperlukan tindakan segera seperti koreksi, revisi, dan saran oleh manajemen yang pada dasarnya ingin mendapatkan informasi untuk perbaikan penyusunan anggaran yang akan datang. 25 Definisi varians menurut Muljono 1996 : 441 merupakan perbedaan antara satu hal dengan hal lain yang diperbandingkan. Welsch 2000 : 498 juga memiliki definisi tersendiri tentang analisis varians yaitu analisis matematis dari dua perangkat data untuk mendapatkan pendalaman penyebab terjadinya suatu penyimpanganvarians. Berdasarkan definisi tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa analisis varians yaitu analisis yang membandingkan dua perangkat data untuk mencari penyebab terjadinya penyimpangan varians selisih. Menurut Muljono 1996 : 442 analisis varians dapat dilakukan melalui berbagai pendekatan yaitu secara kualitatif dan kuantitatif. 1. Analisis varians secara kualitatif Analisis varians secara kualitatif untuk mengetahui apakah target yang pada anggaran telah tercapai atau belum. Apabila realisasi pendapatan yang diperoleh lebih besar dari anggaran pendapatan yang berarti bahwa target yang telah dibuat telah tercapai terjadi penyimpangan yang bersifat menguntungkan favorable . Namun apabila realisasi pendapatan yang lebih kecil dari anggaran pendapatan yang telah dibuat, hal itu berarti bahwa target tidak tercapai terjadi penyimpangan yang bersifat merugikan unfavorable . Rumus untuk menghitung persentase penyimpangan yang terjadi Welsch, 2000:485, Muljono, 1996:445 adalah: Persentase penyimpangan = 100 Re x Anggaran Anggaran alisasi - 2. Analisis varians secara kuantitatif Analisis varians secara kuantitatif untuk mengetahui penyebab terjadinya penyimpangan. Apabila penyimpangan tersebut dikarenakan oleh volume unit yang tidak sesuai dengan anggaran yang biasa disebut varians volume, tetapi dapat juga disebabkan oleh hargatarif per unit yang tidak sama dengan anggaran yang biasa disebut varians harga. Menurut Welsch 2000:499 untuk mencari penyebab terjadinya penyimpangan apakah disebabkan karena volume atau harga, maka langkah perhitungan yang pertama adalah menghitung harga jual rata- rata realisasi dan harga jual rata-rata anggaran sebagai berikut: Hrt R = Total PR : VR Hrt A = Total PA : VA Selanjutnya menghitung varians volume dan varians harga sebagai berikut: Varians Volume = VR - VA X Hrt A Varians Harga = Hrt R – Hrt A X VR Keterangan: 26 Hrt R = Harga rata-rata Realisasi. Hrt A = Harga rata-rata Anggaran. PR = Pendapatan Realisasi. PA = Pendapatan Anggaran VR = Volume Realisasi. VA = Volume Anggaran D. Prosedur Penyusunan Anggaran Pada RSUD Dr. Moewardi Penyusunan anggaran tidak hanya terbatas pada perusahaan yang bertujuan utamanya mencari laba, melainkan organisasi pemerintah dan nirlaba juga menyusun anggaran dalam kegiatannya. Dasar penyusunan anggaran yang digunakan pada perusahaan yang berorientasi pada laba biasanya memakai anggaran statis anggaran tetap atau anggaran fleksibel anggaran variabel, sedangkan pada organisasi pemerintah dan nirlaba lazim menggunakan metode incremental. Demikian halnya dengan RSUD Dr. Moewardi metode yang digunakan dalam menyusun anggarannya aadalah metode incremental , yaitu dengan mendasarkan pada realisasi yang terjadi pada tahun yang lalu kemudian digunakan untuk menentukan kebijakan penerimaan tahun yang akan datang apakah persentasenya akan dinaikkan atau akan diturunkan. RSUD Dr. Moewardi tetap konsisten menggunakan metode ini karena hal tersebut memang sudah merupakan ketetapan dari Pemda Propinsi. Tolok ukur yang digunakan oleh RSUD Dr. Moewardi untuk menentukan apakah anggaran penerimaan akan dinaikkan atau diturunkan adalah: 1. Adanya penambahan pasien kunjungan rawat jalan maupun rawat inap. 2. Adanya perubahan tarifpenerapan tarif baru. 3. Adanya perkembangan pola penyakit dari masyarakat. 4. Adanya tingkat kompetisi dengan rumah sakit lain. Proses penyusunan anggaran pada RSUD Dr. Moewardi secara garis besar adalah sebagai berikut: Userpenanggung jawab kegiatan pada triwulan ke tiga pada tahun berjalan menyusun usulan Daftar Rencana Kerja DRK dan mengajukan usulan DRK tersebut melalui Bagian Perencanaan rumah sakit. Di dalam bagian ini usulan DRK akan dibahas bersama User dan setelah disepakati dari usulan DRK tersebut akan disusun usulan Program Kerja dan usulan Daftar Skala Prioritas DSP. Usulan Program Kerja dan usulan DSP tersebut untuk tahun kedepan diajukan kepada Direksi melalui Wadir Umum dan Keuangan. Oleh Wadir Umum dan Keuangan usulan Program Kerja dan usulan DSP tersebut 27 diteruskan ke panitia anggaran dibahas bersama dan menentukan besaran anggaran dan daftar skala prioritas DSP serta menyusun program untuk rumah sakit kedepan. Besaran anggaran dan DSP dimasukkkan dalam dokumen RASK Rencana Anggaran Satuan Kerja rumah sakit. RASK rumah sakit tersebut kemudian diajukan ke Pemerintah propinsi yaitu Gubernur Jawa Tengah melalui lewat Biro Keuangan SETDA Sekretariat Daerah, BAPPEDA, Biro Pembangunan Daerah. Bersama-sama eksekutif dan legislatif RASK tersebut dibahas dan apabila semua pihak setuju kemudian ditetapkan sebagai DASK Dokumen Anggaran Satuan Kerja untuk tahun berikutnya, tetapi bila RASK tersebut belum disetujui maka akan dilakukan revisi terhadap RASK tersebut. E. Analisis Varians Pendapatan Rawat Inap Anggaran dengan realisasi jarang terdapat kesamaan, sehingga hampir selalu terjadi penyimpanganselisih varians . Dalam realisasinya yang kita harapkan bila terjadi penyimpangan tersebut merupakan selisih yang menguntungkan favorable , bukan selisih yang merugikan unfavorable . Penyimpangan tersebut dapat disebabkan oleh varians volume unit yang tidak sesuai dengan anggaran, tetapi dapat juga karena hargatarif per unit yang tidak sama dengan anggaran. Berikut ini daftar anggaran pendapatan rawat inap RSUD Dr. Moewardi dari tahun anggaran 2002-2004. Tabel II.1 Anggaran Pendapatan Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Tahun Anggaran 2002-2004 Jenis Pendapatan 2002 2003 2004 Akomodasi Rp. 2.625.000.000 Rp. 2.505.000.000 Visite drKonsul Rp. 1.205.000.000 Rp. 1.479.000.000 Rp. 1.530.000.000 Tnd Md non OP. Rp. 468.000.000 Rp. 499.000.000 Rp. 519.000.000 Tnd Kebidanan Rp. 95.000.000 Rp. 530.000.000 Administrasi Rp. 195.000.000 Rp. 203.000.000 28 Rawat Intensif Rp. 138.000.000 Rp. 143.000.000 Rp. 198.000.000 Jumlah Rp. 4.548.000.000 Rp. 5.036.000.000 Rp. 5.485.000.000 Sumber: Laporan Tahunan RSUD Dr. Moewardi Tabel II.2 Realisasi Pendapatan Rawat Inap Rumah Sakit Umum Daerah Dr. Moewardi Tahun Anggaran 2002-2004 Jenis Pendapatan 2002 2003 2004 Akomodasi Rp. 2.050.614.745 Rp. 1.879.926.925 Visite drKonsul Rp. 1.150.980.891 Rp. 1.211.917.524 Rp. 1.487.265.431 Tnd Md non OP. Rp. 360.519.550 Rp. 410.784.975 Rp. 337.162.850 Tnd Kebidanan Rp. 419.039.525 Rp. 358.022.200 Administrasi Rp. 159.352.000 Rp. 252.114.125 Rawat Intensif Rp. 91.707.250 Rp. 122.077.700 Rp. 187.756.000 Jumlah Rp. 4.398.523.156 Rp. 4.373.786.469 Rp. 4.502.247.531 Sumber: Laporan Tahunan RSUD Dr. Moewardi Tabel II.3 Anggaran Dan Realisasi Pendapatan Rawat Inap Tahun Anggaran 2002-2004 Selisih Tahun Anggaran Realisasi Jumlah Ket 2002 Rp.4.548.000.000 Rp.4.398.523.156 Rp.149.476.844 3,29 UF 2003 Rp.5.036.000.000 Rp.4.373.786.469 Rp.662.213.531 13,15 UF 2004 Rp.5.485.000.000 Rp.4.502.247.531 Rp.982.752.469 17,92 UF Sumber: Laporan Tahunan RSUD Dr. Moewardi. Berdasarkan tabel anggaran dan realisasi pendapatan rawat inap RSUD Dr. Moewardi di atas dapat dilihat bahwa selama tiga tahun berturut-turut target tidak dapat tercapai atau dengan kata lain selalu terjadi selisih yang merugikan. Hal tersebut disebabkan jumlah pasien rawat inap yang menurun sehingga menyebabkan rata-rata kapasitas tempat tidur yang rendah, pasien yang mempunyai kartu sehat akan memperoleh keringanan biaya pengobatan dari rumah sakit karena RSUD Dr. Moewardi yang mengemban misi sosial tetap konsisten dalam melayani pasien tidak mampu yaitu melalui jalur fasilitas Jaring Pengaman Sosial JPS, yang terdiri dari pasien 29 pemegang Kartu Sehat dan pasien pemegang Surat Keterangan Tidak Mampu, pola penyakit masyarakat yang relatif tetap. Selain itu dipengaruhi juga persaingan dengan rumah sakit lain yang semakin ketat. Dari tabel diatas penulis akan membahas satu persatu penyimpangan yang mungkin terjadi dan mencoba mencari menyebabnya apakah karena varians volume atau varians harga. 1. Pendapatan Rawat Inap Komponen Akomodasi Tabel II.4 Data Pendapatan Akomodasi Tahun Anggaran 2002-2004 Anggaran Realisasi Tahun Hari Perawatan Jumlah Hari Perawatan Jumlah 2002 2003 2004 99.758 106.652 90.672 Rp. 2.171.000.000 Rp. 2.625.000.000 Rp. 2.505.000.000 96.757 82.429 89.840 Rp. 2.348.659.700 Rp. 2.050.614.745 Rp. 1.879.926.925 Sumber: Laporan Tahunan RSUD Dr. Moewardi a. Tahun Anggaran 2002 Persentase Penyimpangan = 100 Re x Anggaran Anggaran alisasi - = 100 000 . 000 . 171 . 2 . 000 . 000 . 171 . 2 . 700 . 659 . 348 . 2 . x Rp Rp Rp - = 8,18 Menguntungkan Harga rata-rata: 1. Anggaran Hrt A = Rp. 2.171.000.000 : 99.758 = Rp. 21.763 2. Realisasi Hrt R = Rp. 2.348.659.700 : 96.757 = Rp. 24.274 Varians Hari Perawatan HP = HP R – HP A X Hrt A = 96.757-99.758 X Rp. 21.763 = Rp. 65.310.763 Merugikan Varians Harga 30 = Hrt R – Hrt A X HP R = Rp.24.274 - Rp.21.763 X 96.757=Rp. 242.956.827 Menguntungkan Rekapitulasi Varians Hari Perawatan = Rp. 65.310.763 Merugikan Varians Harga = Rp. 242.956.827 Menguntungkan = Rp. 177.646.064 Menguntungkan Analisis: Terdapat varians yang menguntungkan sebesar Rp. 177.646.064 atau dalam persentase sebesar 8,18 di atas target. Meskipun terjadi varians hari perawatan yang merugikan sebesar Rp. 65.310.763, tetapi hal ini dapat ditutup dengan terjadi varians harga yang menguntungkan sebesar Rp. 242.956.827. Hal ini terjadi karena pendapatan akomodasi meliputi penerimaan dari biaya sewa kamar, pelayanan gizimakanan dan kebersihan, sedangkan pembelian barang yang diperlukan untuk memenuhi pelayanan gizimakanan dan kebersihan tersebut diperoleh rumah sakit dari KPRI RSUD Dr. Moewardi dengan harga yang lebih murah. b. Tahun Anggaran 2003 Persentase Penyimpangan = 100 Re x Anggaran Anggaran alisasi - = 100 000 . 000 . 625 . 2 . 000 . 000 . 625 . 2 . 745 . 614 . 050 . 2 . x Rp Rp Rp - = - 21,88 Merugikan Harga rata-rata: 31 1. Anggaran Hrt A = Rp. 2.625.000.000 : 106.652 = Rp. 24.613 2. Realisasi Hrt R = Rp. 2.050.614.745 : 82.429 = Rp. 24.877 Varians Hari Perawatan HP = HP R – HP A X Hrt A = 82.429 – 106.652 X Rp. 24.613 = Rp. 596.200.699 Merugikan Varians Harga = Hrt R – Hrt A X HP R = Rp. 24.877 – Rp. 24.613 X 82.429 = Rp. 21.761.256 Menguntungkan Rekapitulasi Varians Hari Perawatan = Rp. 596.200.699 Merugikan Varians Harga = Rp. 21.761.256 Menguntungkan = Rp. 574.439.443 Merugikan Analisis: Pada tahun anggaran ini terdapat varians yang merugikan sebesar Rp. 574.439.443 atau sekitar 21,18 di bawah target. Penyebabnya karena terjadi selisih merugikan yang sangat besar pada varians hari perawatan yaitu Rp 596.200.699, dimana hal ini tidak bisa diimbangi dengan selisih menguntungkan pada varians harga yang hanya sebesar Rp. 21.761.256. Varians hari perawatan ini dipengaruhi oleh menurunnya jumlah pasien rawat inap karena pola penyakit masyarakat yang relatif tetap c. Tahun Anggaran 2004 Persentase Penyimpangan = 100 Re x Anggaran Anggaran alisasi - 32 = 100 000 . 000 . 505 . 2 . 000 . 000 . 505 . 2 . 925 . 926 . 879 . 1 . x Rp Rp Rp - = - 24, 95 Merugikan 33 Harga rata-rata: 1. Anggaran Hrt A = Rp. 2.505.000.000 : 90.672 = Rp. 27.627 2. Realisasi Hrt R = Rp. 1.879.926.925 : 89.840 = Rp. 20.925 Varians Hari Perawatan HP = HP R – HP A X Hrt A = 89.840 – 90.672 X Rp. 27.627 = Rp. 22.985.664 Merugikan Varians Harga = Hrt R – Hrt A X HP R = Rp. 20.925–Rp. 27.627 X 89.840 = Rp. 602.107.680 Merugikan Rekapitulasi Varians Hari Perawatan = Rp. 22.985.664 Merugikan Varians Harga = Rp. 602.107.680 Merugikan = Rp. 625.093.344 Merugikan Analisis: Pendapatan rawat inap komponen akomodasi, pada tahun anggaran ini tidak mencapai target yang telah ditetapkan yaitu mengalami varians yang merugikan sekitar 24,95 atau sebesar Rp. 625.093.344. Hal ini disebabkan terjadi selisih yang sama-sama merugikan pada varians hari perawatan yaitu sebesar Rp. 22.985.664 dan varians harga sebesar Rp. 602.107.680. Selisih yang merugikan pada varians harga ini disebabkan harga rata-rata anggaran sebesar Rp. 27.627, tetapi pada realisasinya harga rata-rata hanya sebesar Rp. 20.925, karena pada pasien kelas III dengan biaya yang lebih murah pada umumnya mempunyai Kartu 34 Sehat atau Askes yang memanfaatkan kartu tersebut untuk memperoleh keringanan biaya pengobatan. 2. Pendapatan Rawat Inap Komponen Visite Dokter Konsul RSUD Dr. Moewardi tidak membuat laporan tentang volume pelayanan visite pada rawat inap sehingga penulis menggunakan data hari perawatan karena hari perawatan juga berhubungan dengan pendapatan visite dokterkonsul. Tabel II.5 Data Pendapatan Visite Dokter Konsul Tahun Anggaran 2002-2004 Anggaran Realisasi Tahun Hari Perawatan Jumlah Hari Perawatan Jumlah 2002 2003 2004 113.142 118.504 102.015 Rp. 1.205.000.000 Rp. 1.479.000.000 Rp. 1.530.000.000 107.731 92.741 99.675 Rp. 1.150.980.981 Rp. 1.211.917.524 Rp. 1.487.265.431 Sumber: Laporan Tahunan RSUD Dr. Moewardi a. Tahun Anggaran 2002 Persentase Penyimpangan = 100 Re x Anggaran Anggaran alisasi - = 100 000 . 000 . 205 . 1 . 000 . 000 . 205 . 1 . 981 . 980 . 150 . 1 . x Rp Rp Rp - = - 4,48 Merugikan Harga rata-rata: 1. Anggaran Hrt A = Rp. 1.205.000.000 : 113.142 = Rp. 10.650 2. Realisasi Hrt R = Rp. 1.150.980.981 : 107.731 = Rp. 10.684 35 Varians Hari Perawatan HP = HP R – HP A X Hrt A = 107.731–113.142 X Rp. 10.650 = Rp. 57.627.150 Merugika n Varians Harga = Hrt R – Hrt A X HP R = Rp. 10.684 - Rp. 10.650 X 107.731 = Rp. 3.662.854 Menguntungkan Rekapitulasi Varians Hari Perawatan = Rp. 57.627.150 Merugikan Varians Harga = Rp. 3.662.854 Menguntungkan = Rp. 53.964.296 Merugikan Analisis: Realisasi pendapatan visite dokterkonsul pada tahun anggaran ini berada 4,48 di bawah target atau selisih merugikan sebesar Rp. 53.964.296. Apabila dilihat dari harga rata-rata terdapat selisih yang tipis pada harga rata-rata realisasi dengan harga rata-rata anggaran sehingga meskipun terjadi selisih menguntungkan pada varians harga sebesar Rp. 3.662.854 tetap belum dapat mengimbangi terjadinya selisih merugikan pada varians hari perawatan sebesar Rp. 57.627.150, karena menurunnya jumlah pasien rawat inap sehingga mempengaruhi hari perawatan. Varians harga terjadi karena ada kenaikan tarif visite dokterkonsul yang setiap tahun selalu berubah seiring dengan perkembangan teknologi kedokteran. b. Tahun Anggaran 2003 Persentase Penyimpangan = 100 Re x Anggaran Anggaran alisasi - 36 = 100 000 . 000 . 479 . 1 . 000 . 000 . 479 . 1 . 524 . 917 . 211 . 1 . x Rp Rp Rp - = -18,06 Merugikan Harga rata-rata: 1. Anggaran Hrt A = Rp. 1.479.000.000 : 118.504 = Rp. 12.480 2. Realisasi Hrt R = Rp. 1.211.917.524 : 92.741 = Rp. 13.067 Varians Hari Perawatan HP = HP R – HP A X Hrt A = 92.741 – 118.504 X Rp. 12.480 = Rp. 321.552.240 Merugikan Varians Harga = Hrt R – Hrt A X HP R = Rp. 13.067 - Rp. 12.480 X 92.741=Rp. 54.438.967 Menguntungkan Rekapitulasi Varians Hari Perawatan = Rp. 321.552.240 Merugikan Varians Harga = Rp. 54.438.967 Menguntungkan = Rp. 267.083.273 Merugikan Analisis: Pendapatan dari visite dokterkonsul sama halnya dengan tahun sebelumnya, masih berada dibawah target yaitu 18,06 atau sebesar Rp. 267.083.273. Hal ini disebabkan karena selisih merugikan terjadi pada varians hari perawatan yaitu sebesar Rp. 321.552.240. Pada varians harga yang terjadi justru sebaliknya yaitu selisih menguntungkan sebesar Rp. 54.438.967, meskipun belum cukup untuk menutup varians hari perawatan. Varians harga terjadi karena adanya pasien pribadi dari dokter 37 yang dirujuk untuk mendapatkan perawatan di RSUD Dr. Moewardi dengan alasan dana yang dikeluarkan tentu lebih murah dibandingkan jika dirawat di rumah sakit swasta. c. Tahun Anggaran 2004 Persentase Penyimpangan = 100 Re x Anggaran Anggaran alisasi - = 100 000 . 000 . 530 . 1 . 000 . 000 . 530 . 1 . 431 . 265 . 487 . 1 . x Rp Rp Rp - = - 2,79 Merugikan Harga rata-rata: 1. Anggaran Hrt A = Rp. 1.530.000.000 : 102.015 = Rp. 14.998 2. Realisasi Hrt R = Rp. 1.487.265.431 : 99.675 = Rp. 14.921 Varians Hari Perawatan HP = HP R – HP A X Hrt A = 99.675 – 102.015 X Rp. 14.998 = Rp. 35.095.320 Merugikan Varians Harga = Hrt R – Hrt A X HP R = Rp. 14.921 - Rp. 14.998 X 99.675= Rp. 7.674.975 Merugikan Rekapitulasi Varians Hari Perawatan = Rp. 35.095.320 Merugikan Varians Harga = Rp. 7.674.975 Merugikan = Rp. 42.770.295 Merugikan 38 Analisis: Meskipun pada tahun ini pendapatan dari visite dokterkonsul masih belum mencapai target, tetapi hanya sekitar 2,79 dibawah target. Pada varians harga dan varians hari perawatan sama-sama terjadi selisih merugikan yaitu masing-masing sebesar Rp. 7.674.975 dan Rp. 35.095.320 sehingga secara keseluruhan terjadi selisih merugikan sebesar Rp. 42.770.295. Hal ini karena dipengaruhi oleh pasien rawat inap pada kelas perawatan III yang mencapai 30, sedangkan biaya visite dokterkonsul pada kelas perawatan ini murah. 3. Pendapatan Rawat Inap Komponen Tindakan Medis Non Operasi Tabel II.6 Data Pendapatan Tindakan Medis Non Operasi Tahun Anggaran 2002-2004 Anggaran Realisasi Tahun Tindakan Medis Jumlah Tindakan Medis Jumlah 2002 2003 2004 123.127 126.893 114.841 Rp. 468.000.000 Rp. 499.000.000 Rp. 519.000.000 115.357 104.401 75.792 Rp. 360.519.550 Rp. 410.784.975 Rp. 337.162.850 Sumber: Laporan Tahunan RSUD Dr. Moewardi a. Tahun Anggaran 2002 Persentase Penyimpangan = 100 Re x Anggaran Anggaran alisasi - = 100 000 . 000 . 468 . 000 . 000 . 468 . 550 . 519 . 360 . x Rp Rp Rp - = - 22,97 Merugikan 39 Harga rata-rata: 1. Anggaran Hrt A = Rp. 468.000.000 : 123.127 = Rp. 3.800 2. Realisasi Hrt R = Rp. 360.519.550 : 115.357 = Rp. 3.125 Varians Tindakan Medis TM = TM R – TM A X Hrt A = 115.357 – 123.127 X Rp. 3800 = Rp. 29.526.000 Merugika n Varians Harga = Hrt R – Hrt A X TM R = Rp. 3.125 - Rp. 3.800 X 115.357 = Rp. 77.865.975 Merugikan Rekapitulasi Varians Tindakan Medis = Rp. 29.526.000 Merugikan Varians Harga = Rp. 77.865.975 Merugikan = Rp. 107.391.975 Merugikan Analisis: Realisasi pendapatan dari tindakan medis non operasi belum mencapai target yaitu 22,97 di bawah target. Secara keseluruhan terdapat selisih yang merugikan sebesar Rp.107.391.975, dikarenakan selisih merugikan sama-sama terjadi pada varians tindakan medis dan varians harga masing- masing sebesar Rp. 29.526.000 dan Rp. 77.865.975. Hal ini dipengaruhi oleh tindakan perawatan yang semakin menurun karena menurunnya jumlah pasien rawat inap. b. Tahun Anggaran 2003 Persentase Penyimpangan = 100 Re x Anggaran Anggaran alisasi - 40 = 100 000 . 000 . 499 . 000 . 000 . 499 . 975 . 784 . 410 . x Rp Rp Rp - = - 17,68 Merugikan Harga rata-rata: 1. Anggaran Hrt A = Rp. 499.000.000 : 126.893 = Rp. 3.932 2. Realisasi Hrt R = Rp. 410.784.975 : 104.401 = Rp. 3.935 Varians Tindakan Medis TM = TM R – TM A X Hrt A = 104.401 – 126.893 X Rp. 3.932 = Rp. 88.438.544 Merugikan Varians Harga = Hrt R – Hrt A X TM R = Rp. 3.935 - Rp. 3.932 X 104.401 = Rp. 313.203 Menguntungkan Rekapitulasi Varians Tindakan Medis = Rp. 88.438.544 Merugikan Varians Harga = Rp. 313.203 Menguntungkan = Rp. 88.125.341 Merugikan Analisis: Target yang telah ditetapkan tidak tercapai pada tahun anggaran ini. Selisih merugikan secara keseluruhan sebesar Rp. 88.125.341 atau sekitar 17,68 di bawah target. Pada varians harga terjadi selisih menguntungkan, namun hanya sebesar Rp. 313.203. Jika dilihat dari target volume tindakan medis sebesar 126.893, sedangkan realisasinya hanya 104.401 sehingga menyebabkan varians tindakan medis sebesar 41 Rp. 88.438.544. Hal ini disebabkan pola penyakit masyarakat yang relatif tetap. c. Tahun Anggaran 2004 Persentase Penyimpangan = 100 Re x Anggaran Anggaran alisasi - = 100 000 . 000 . 519 . 000 . 000 . 519 . 850 . 162 . 337 . x Rp Rp Rp - = - 35,04 Merugikan Harga rata-rata: 1. Anggaran Hrt A = Rp. 519.000.000 : 114.841 = Rp. 4.519 2. Realisasi Hrt R = Rp. 337.162.850 : 75.792 = Rp. 4.449 Varians Tindakan Medis TM = TM R – TM A X Hrt A = 75.792 – 114.841 X Rp. 4.519= Rp. 176.462.431 Merugikan Varians Harga = Hrt R – Hrt A X TM R = Rp. 4.449 - Rp. 4.519 X 75.792= Rp. 5.305.440 Merugikan Rekapitulasi Varians Tindakan Medis = Rp. 176.462.431 Merugikan Varians Harga = Rp. 5.305.440 Merugikan = Rp. 181.767.871 Merugikan Analisis: Pada tahun anggaran ini, target tidak dapat tercapai yaitu penyimpangan dibawah target sebesar 35,04. Penyebabnya adalah volume tindakan 42 medis yang realisasinya hanya 75.792, tetapi pada target volume tindakan medis sebesar 114.841, sehingga hal ini yang menyebabkan terjadinya selisih merugikan pada varians tindakan medis sebesar Rp. 176.462.431. Demikian pula terjadi pada varians harga selisih merugikan sebesar Rp. 5.305.440, maka totalnya selisih merugikan sebesar Rp. 181.767.871. Hal ini karena tindakan perawatan yang berada dibawah target dan pola penyakit dari masyarakat yang relatif tetap. 4. Pendapatan Rawat Inap Komponen Tindakan Medik Kebidanan Tabel II.7 Data Pendapatan Tindakan Medik Kebidanan Tahun Anggaran 2002-2004 Anggaran Realisasi Tahun Jumlah Persalinan Jumlah Jumlah Persalinan Jumlah 2002 2003 2004 2.332 456 1.629 Rp. 511.000.000 Rp. 95.000.000 Rp. 530.000.000 1.843 1.481 1.381 Rp. 384.193.700 Rp. 419.039.525 Rp. 358.022.200 Sumber: Laporan Tahunan RSUD Dr. Moewardi a. Tahun Anggaran 2002 Persentase Penyimpangan = 100 Re x Anggaran Anggaran alisasi - = 100 000 . 000 . 511 . 000 . 000 . 511 . 700 . 193 . 384 . x Rp Rp Rp - = - 24,82 Merugikan Harga rata-rata: 1. Anggaran Hrt A = Rp. 511.000.000 : 2.332 = Rp. 219.125 2. Realisasi Hrt R = Rp. 384.193.700 : 1.843 = Rp. 208.461 43 Varians Jumlah Persalinan JP = JP R – JP A X Hrt A = 1.843 – 2.332 X Rp. 219.125= Rp. 107.152.125 Merugikan Varians Harga = Hrt R – Hrt A X JP R = Rp. 208.461 - Rp. 219.125 X 1.843 = Rp. 19.653.752 Merugikan Rekapitulasi Varians Jumlah Persalinan = Rp. 107.152.125 Merugikan Varians Harga = Rp. 19.653.752 Merugikan = Rp. 126.805.877 Merugikan Analisis: Anggaran pendapatan tindakan medik kebidanan sebesar Rp. 511.000.000, pada realisasinya hanya sebesar RP. 384.193.700, atau sekitar 24,82 di bawah target. Terdapatnya selisih merugikan yang hampir 25 disebabkan terjadi selisih merugikan pada varians jumlah persalinan dan varians harga yang besarnya masing-masing Rp. 107.152.125 dan Rp. 19.653.752, maka selisih merugikan secara total berjumlah Rp. 126.805.877. Hal ini terjadi karena persaingan dengan klinik bersalin, rumah sakit swasta, maupun dengan bidan praktek dengan menawarkan biaya yang lebih murah sehingga dapat menarik pasien untuk mendapatkan pelayanan disana. b. Tahun Anggaran 2003 Persentase Penyimpangan = 100 Re x Anggaran Anggaran alisasi - 44 = 100 000 . 000 . 95 . 000 . 000 . 95 . 525 . 039 . 419 . x Rp Rp Rp - = 341 Menguntungkan Harga rata-rata: 1. Anggaran Hrt A = Rp. 95.000.000 : 456 = Rp. 208.333 2. Realisasi Hrt R = Rp. 419.039.525 : 1.481 = Rp. 282.944 Varians Jumlah Persalinan JP = JP R – JP A X Hrt A = 1.481 – 456 X Rp. 208.333 = Rp. 213.541.325 Menguntungkan Varians Harga = Hrt R – Hrt A X JP R =Rp. 282.944 - Rp. 208.333X1.481 = Rp. 101.498.891 Menguntungkan Rekapitulasi Varians Jumlah Persalinan = Rp. 213.541.325 Menguntungkan Varians Harga = Rp. 101.498.891 Menguntungkan = Rp. 324.040.216 Menguntungkan Analisis: Realisasi pendapatan dari tindakan medis kebidanan pada tahun anggaran ini telah dapat mencapai target yaitu 341 di atas target. Hal ini dikarenakan anggaran dibuat hanya sebesar Rp. 95.000.000 dan realisasinya sebesar Rp. 419.039.525, sehingga terdapat selisih menguntungkan sebesar Rp. 324.040.216. Varians jumlah persalinan dan varians harga sama-sama di atas anggaran yang telah dibuat yaitu masing- 45 masing sebesar Rp. 213.541.325 dan Rp. 101.498.891. Hal ini karena RSUD Dr. Moewardi berusaha memberikan pelayanan yang dapat meningkatkan kembali penerimaannya dari komponen tindakan medik kebidanan dan juga meningkatnya jumlah kelahiran resiko tinggi. c. Tahun anggaran 2004 Persentase Penyimpangan = 100 Re x Anggaran Anggaran alisasi - = 100 000 . 000 . 530 . 000 . 000 . 530 . 200 . 022 . 358 . x Rp Rp Rp - = - 32,45 Merugikan Harga rata-rata: 1. Anggaran Hrt A = Rp. 530.000.000 : 1.629 = Rp. 325.353 2. Realisasi Hrt R = Rp. 358.022.200 : 1.381 = Rp. 259.245 Varians Jumlah Persalinan JP = JP R – JP A X Hrt A = 1.381 –1.629 X Rp. 325.353 = Rp. 80.687.544 Merugikan Varians Harga = Hrt R – Hrt A X JP R =Rp. 259.245 -Rp. 325.353X 1.381 = Rp. 91.295.148 Merugikan Rekapitulasi Varians Jumlah Persalinan = Rp. 80.687.544 Merugikan Varians Harga = Rp. 91.295.148 Merugikan = Rp. 171.982.692 Merugikan 46 Analisis: Setelah dapat mencapai target pada tahun lalu, pada tahun anggaran ini target kembali tidak dapat tercapai yaitu 32,45 di bawah target. Penyebabnya adalah jumlah persalinan maupun harga rata-rata realisasi tidak dapat mencapai target, sehingga terjadi varians jumlah persalinan sebesar Rp. 80.687.544 dan varians harga sebesar Rp. 91.295.148, jadi secara keseluruhan target yang tidak dapat dicapai sebesar Rp. 171.982.692. Hal ini terjadi karena kelahiran untuk tiap-tiap tahun tidak dapat diprediksi perkembangannya, sedangkan persaingan dengan klinik bersalin, bidan praktek, dan rumah sakit swasta yang semakin ketat. 5. Pendapatan Rawat Inap Komponen Administrasi Tabel II.8 Data Pendapatan Administrasi Tahun Anggaran 2002-2004 Anggaran Realisasi Tahun Hari Perawatan Jumlah Hari Perawatan Jumlah 2002 2003 2004 113.142 118.504 102.015 Rp. 55.000.000 Rp. 195.000.000 Rp. 203.000.000 107.371 92.741 99.675 Rp. 62.462.065 Rp. 159.352.000 Rp. 252.114.125 Sumber: Laporan Tahunan RSUD Dr. Moewardi a. Tahun Anggaran 2002 Persentase Penyimpangan = 100 Re x Anggaran Anggaran alisasi - = 100 000 . 000 . 55 . 000 . 000 . 55 . 065 . 462 . 62 . x Rp Rp Rp - = 13,57 Menguntungkan 47 Harga rata-rata: 1. Anggaran Hrt A = Rp. 55.000.000 : 113.142 = Rp. 486 2. Realisasi Hrt R = Rp.62.462.065 : 107.731 = Rp. 580 Varians Hari Perawatan HP = HP R – HP A X Hrt A =107.731–113.142 X Rp. 486 = Rp. 2.629.746 Merugikan Varians Harga = Hrt R – Hrt A X HP R =Rp. 580 - Rp. 486X 107.731 = Rp. 10.126.714 Menguntungkan Rekapitulasi Varians Hari Perawatan = Rp. 2.629.746 Merugikan Varians Harga = Rp. 10.126.714 Menguntungkan = Rp. 7.496.968 Menguntungkan Analisis: Pada tahun anggaran ini target dapat tercapai tepatnya 13,57 di atas target. Meskipun jika dilihat dari varians hari perawatan terjadi selisih merugikan sebesar Rp. 2.629.746, tetapi hal ini dapat ditutup dengan selisih menguntungkan pada varians harga sebesar Rp.10.126.714, sehingga selisih menguntungkan secara keseluruhan menjadi sebesar Rp. 7.496.968. Penyebabnya karena besarnya hari perawatan pavilyun cendana yang sehingga mempengaruhi pendapatan administrasi. b. Tahun Anggaran 2003 Persentase Penyimpangan = 100 Re x Anggaran Anggaran alisasi - 48 = 100 000 . 000 . 195 . 000 . 000 . 195 . 000 . 352 . 159 x Rp Rp Rp - = -18,28 Merugikan Harga rata-rata: 1. Anggaran Hrt A = Rp. 195.000.000 : 118.504 = Rp. 1.646 2. Realisasi Hrt R = Rp.159.352.000 : 92.741 = Rp.1.718 Varians Hari Perawatan HP = HP R – HP A X Hrt A =92.741–118.504 X Rp. 1.646 = Rp. 42.405.898 Merugikan Varians Harga = Hrt R – Hrt A X HP R =Rp. 1.718 - Rp. 1.646X 92.741= Rp. 6.677.352 Menguntungkan Rekapitulasi Varians Hari Perawatan = Rp. 42.405.898 Merugikan Varians Harga = Rp. 6.677.352 Menguntungkan = Rp. 35.728.546 Merugikan Analisis: Pendapatan administrasi tidak bisa mencapai target yaitu 18,28 di bawah target. Apabila dilihat dari varians harga terjadi selisih menguntungkan sebesar Rp. 6.677.352, tetapi belum bisa mengimbangi selisih merugikan pada varians hari perawatan sebesar Rp. 42.405.898. Secara keseluruhan selisih merugikan sebesar Rp. 35.728.546. Hal ini karena menurunnya jumlah pasien rawat inap sehingga menyebabkan rata-rata kapasitas 49 tempat tidur yang rendah, menyebabkan pula pendapatan administrasi menurun. c. Tahun Anggaran 2004 Persentase Penyimpangan = 100 Re x Anggaran Anggaran alisasi - = 100 000 . 000 . 203 . 000 . 000 . 203 . 125 . 114 . 252 . x Rp Rp Rp - = 24,19 Menguntungkan Harga rata-rata: 1. Anggaran Hrt A = Rp. 203.000.000 : 102.015 = Rp. 1.990 2. Realisasi Hrt R = Rp. 252.114.125: 99.675 = Rp.2.590 Varians Hari Perawatan HP = HP R – HP A X Hrt A =99.675–102.015 X Rp. 1.990 = Rp. 4.656.600 Merugikan Varians Harga = Hrt R – Hrt A X HP R =Rp. 2.590 - Rp. 1.990X 99.675 = Rp. 59.805.000 Menguntungkan Rekapitulasi Varians Hari Perawatan = Rp. 4.656.600 Merugikan Varians Harga = Rp. 59.805.000 Menguntungkan = Rp. 55.148.400 Menguntungkan Analisis: Realisasi pendapatan administrasi melebihi anggaran yang berarti bahwa target tercapai sebesar 24,19. Penyebabnya karena varians harga terjadi 50 selisih menguntungkan sebesar Rp. 59.805.000, meskipun pada varians hari perawatan terjadi selisih merugikan sebesar Rp. 4.656.600, tetapi hal tersebut dapat ditutup varians harga, maka secara total selisih menguntungkan sebesar Rp. 55.148.400. Besarnya pendapatan administrasi dari pavilyun cendana dan rawat intensif karena ada kenaikan harga. 6. Pendapatan Rawat Inap Komponen Rawat Intensif Tabel II.9 Data Pendapatan Rawat Intensif Tahun Anggaran 2002-2004 Anggaran Realisasi Tahun Hari Perawatan Jumlah Hari Perawatan Jumlah 2002 2003 2004 13.384 11.851 11.343 Rp. 138.000.000 Rp. 143.000.000 Rp. 198.000.000 10.774 10.312 9.835 Rp. 91.707.250 Rp. 122.077.700 Rp. 187.756.000 Sumber: Laporan Tahunan RSUD Dr. Moewardi a. Tahun Anggaran 2002 Persentase Penyimpangan = 100 Re x Anggaran Anggaran alisasi - = 100 000 . 000 . 138 . 000 . 000 . 138 . 250 . 707 . 91 . x Rp Rp Rp - = - 33,55 Merugikan Harga rata-rata: 1. Anggaran Hrt A = Rp. 138.000.000 : 13.384 = Rp. 10.311 2. Realisasi Hrt R = Rp.91.707.250 : 10.774 = Rp. 8.512 51 Varians Hari Perawatan HP = HP R – HP A X Hrt A =10.774–13.384 X Rp. 10.311 = Rp. 26.911.710 Merugikan Varians Harga = Hrt R – Hrt A X HP R =Rp. 8.512 - Rp. 10.311 X 10.774 = Rp. 19.382.426 Merugikan Rekapitulasi Varians Hari Perawatan = Rp. 26.911.710 Merugikan Varians Harga = Rp. 19.382.426 Merugikan = Rp. 46.294.136 Merugikan Analisis: Pendapatan rawat intensif tidak dapat mencapai target yaitu terjadi selisih merugikan sebesar Rp. 46.294.136 atau sekitar 33,55 dibawah target. Hal ini dikarenakan jumlah hari perawatan dan harga rata-rata anggaran jauh lebih besar dibandingkan dengan jumlah hari perawatan dan harga rata-rata realisasi. Perincian besarnya varians hari perawatan dan varians harga masing-masing sebesar Rp. 26.911.710 dan Rp. 19.382.426. Hal ini karena keringanan biaya yang diberikan kepada pasien pemegang kartu sehat maupun Askes yang dirawat di ruang rawat intensif. b. Tahun Anggaran 2003 Persentase Penyimpangan = 100 Re x Anggaran Anggaran alisasi - = 100 000 . 000 . 143 . 000 . 000 . 143 . 700 . 077 . 122 . x Rp Rp Rp - 52 = - 14,63 Merugikan Harga rata-rata: 1. Anggaran Hrt A = Rp. 143.000.000 : 11.851 = Rp. 12.066 2. Realisasi Hrt R = Rp.122.077.700 : 10.312 = Rp.11.838 Varians Hari Perawatan HP = HP R – HP A X Hrt A =10.312–11.851 X Rp. 12.066 = Rp. 18.569.574 Merugikan Varians Harga = Hrt R – Hrt A X HP R =Rp. 11.838 - Rp. 12.066 X 10.312 = Rp. 2.351.136 Merugikan Rekapitulasi Varians Hari Perawatan = Rp. 18.569.574 Merugikan Varians Harga = Rp. 2.351.136 Merugikan = Rp. 20.920.710 Merugikan Analisis: Sama halnya dengan tahun anggaran 2002, pendapatan rawat intensif masih terjadi selisih merugikan tepatnya sebesar 14,63. Penyebabnya karena hari perawatan dan harga rata-rata realisasi masih berada di bawah target. Besarnya selisih merugikan pada varians hari perawatan Rp.18.569.574 dan varians harga Rp. 2.351.136, sehingga totalnya menjadi Rp. 20.920.710. Hal ini karena pola penyakit masyarakat yang relatif tetap artinya tidak adanya wabah penyakit yang menyerang masyarakat. 53 c. Tahun Anggaran 2004 Persentase Penyimpangan = 100 Re x Anggaran Anggaran alisasi - = 100 000 . 000 . 198 . 000 . 000 . 198 . 000 . 756 . 187 . x Rp Rp Rp - = - 5,17 Merugikan Harga rata-rata: 1. Anggaran Hrt A = Rp. 198.000.000 :11.343 = Rp. 17.456 2. Realisasi Hrt R = Rp.187.756.000:9.835 = Rp. 19.091 Varians Hari Perawatan HP = HP R – HP A X Hrt A =9.835 –11.343 X Rp. 17.456 = Rp. 26.323.648 Merugikan Varians Harga = Hrt R – Hrt A X HP R =Rp. 19.091 - Rp. 17.456 X 9.835 = Rp. 16.080.225 Menguntungkan Rekapitulasi Varians Hari Perawatan = Rp. 26.323.648 Merugikan Varians Harga = Rp. 16.080.225 Menguntungkan = Rp. 10.243.423 Merugikan Analisis: Meskipun pada tahun anggaran ini masih belum dapat mencapai target tetapi hanya beda tipis yaitu 5,17 di bawah target. Hal ini disebabkan harga rata-rata anggaran sehingga Rp. 16.080.225, namun hari perawatan 54 realisasi belum bisa mencapai target sehingga terjadi selisih merugikan pada varians hari perawatan sebesar Rp. 26.323.648. Target yang tidak dapat dicapai secara keseluruhan yaitu Rp. 10.243.423. Varians harga yang menguntungkan karena ada penerapan tarif baru di ruang rawat intensif Dari tabel pendapatan rawat inap setiap komponen diatas target banyak yang belum tercapai, maka penulis mencoba menghitung anggaran pendapatan rawat inap dengan menggunakan metode least square. Metode least square sering digunakan dalam melakukan penghitungan peramalan di perusahaan karena dianggap paling mudah untuk dipraktekkan. Metode ini menggunakan variabel yang sedikit dan cukup sederhana sehingga penghitungannya lebih mudah dibandingkan dengan metode lainnya. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut. Y = a + bX i a = n y å ii b= å å 2 x xy Perlakuan perhitungan untuk menentukan nilai prediksi x antara data genap dan data ganjil itu berbeda. Penetuan nilai x untuk data ganjil yaitu dengan cara mengambil data yang paling tengah dari data yang tersedia lalu diberi angka nol 0 sebagai tahun dasar. Selanjutnya selisih untuk setiap tahunnya harus sama, dimana sesudah tahun dasar berarti positif dan sebelum tahun dasar beraarti negatif. Penentuan nilai prediksi 55 dalam data genap membutuhkan ketelitian tersendiri dengan tetap memegang konsep bahwa untuk metode least square ini å = 0 x . Cara yang digunakan untuk menentukan nilai x dalam data genap yaitu mengambil 2 data yang paling tengah dari data yang tersedia lalu digunakan interval. Untuk prediksi selanjutnya, selisih tiap tahunnya harus sama. Apabila bergerak menurun maka nilai x berarti negatif dan begitu juga untuk sebaliknya, apabila bergerak naik maka nilai x positif. 1. Pendapatan Rawat Inap Komponen Akomodasi Tabel II.10 Perhitungan Anggaran Pendapatan Akomodasi Metode Least Square Tahun Anggaran 2002-2004 Tahun Pendapatan Y X X 2 XY 2002 2003 2004 2.348.659.700 2.050.614.745 1.875.926.925 -1 1 1 1 -2.348.659.700 1.879.926.925 Total 6.279.201.370 2 -468.732.775 Sumber: Data yang diolah a = n y å = 3 370 . 201 . 279 . 6 = 2.093.067.123 b= å å 2 x xy = 2 775 . 732 . 468 - = -234.366.387,5 = - 234.366.388 Pembulatan Persamaan Trend adalah sebagai berikut. Y = 2.093.067.123 – 234.366.388X Peramalan Pendapatan Akomodasi adalah sebagai berikut. Tahun 2002 = 2.093.067.123 – 234.366.388 -1 = 2.327.433.511 56 Tahun 2003 = 2.093.067.123 – 234.366.388 0 = 2.093.067.123 Tahun 2004 = 2.093.067.123 – 234.366.388 1 = 1.858.700.735 Tabel II.11 Selisih Anggaran Metode Least Square Dengan Realisasi Pendapatan Akomodasi Tahun Anggaran 2002-2004 Selisih Tahun Anggaran Realisasi Jumlah Ket 2002 Rp.2.327.433.511 Rp.2.348.659.700 Rp.21.226.189 0,91 F 2003 Rp.2.093.067.123 Rp.2.050.614.745 Rp.42.452.378 2,03 UF 2004 Rp.1.858.700.735 Rp.1.879.926.925 Rp.21.226.190 1,14 F Sumber: Data yang diolah 2. Pendapatan Rawat Inap Komponen VisiteDokterKonsul Tabel II.12 Perhitungan Anggaran Pendapatan VisiteDokterKonsul Metode Least Square Tahun Anggaran 2002-2004 Tahun Pendapatan Y X X 2 XY 2002 2003 2004 1.150.980.981 1.211.917.524 1.487.265.431 -1 1 1 1 -1.150.980.981 1.487.265.431 Total 3.850.163.936 2 336.284.450 Sumber: Data yang diolah a = n y å = 3 936 . 163 . 850 . 3 = 1.283.387.979 b= å å 2 x xy = 2 450 . 284 . 336 = 168.142.225 Persamaan Trend adalah sebagai berikut. Y = 1.283.387.979 + 168.142.225X 57 Peramalan Pendapatan VisiteDokterKonsul adalah sebagai berikut. Tahun 2002 = 1.283.387.979 + 168.142.225 -1 = 1.115.245.754 Tahun 2003 = 1.283.387.979 + 168.142.225 0 = 1.283.387.979 Tahun 2004 = 1.283.387.979 + 168.142.225 1 = 1.451.530.204 Tabel II.13 Selisih Anggaran Metode Least Square Dengan Realisasi Pendapatan Visite DokterKonsul Tahun Anggaran 2002-2004 Selisih Tahun Anggaran Realisasi Jumlah Ket 2002 Rp.1.115.245.754 Rp.1.150.980.981 Rp. 35.735.227 3,2 F 2003 Rp.1.283.387.979 Rp.1.211.917.524 Rp.71.470.455 5,57 UF 2004 Rp.1.451.530.204 Rp.1.487.265.431 Rp. 35.735.227 3,2 F Sumber: Data yang diolah 3. Pendapatan Rawat Inap Komponen Tindakan Medis Non Operasi Tabel II.14 Perhitungan Anggaran Pendapatan Tindakan Medis Non Operasi Metode Least Square Tahun Anggaran 2002-2004 Tahun Pendapatan Y X X 2 XY 2002 2003 2004 360.519.550 410.784.975 337.162.850 -1 1 1 1 -360.519.550 337.162.850 Total 1.108.467.375 2 -23.356.700 Sumber: Data yang diolah a = n y å = 3 375 . 467 . 108 . 1 = 369.489.125 b= å å 2 x xy = 2 700 . 356 . 23 - = -11.678.350 58 Persamaan Trend adalah sebagai berikut. Y = 369.489.125 – 11.678.350X Peramalan Pendapatan Tindakan Medis Non Operasi adalah sebagai berikut. Tahun 2002 = 369.489.125 – 11.678.350 -1 = 381.167.475 Tahun 2003 = 369.489.125 – 11.678.350 0 = 369.489.125 Tahun 2004 = 369.489.125 – 11.678.350 1 = 357.810.775 Tabel II.15 Selisih Anggaran Metode Least Square Dengan Realisasi Pendapatan Tindakan Medis Non Operasi Tahun Anggaran 2002-2004 Selisih Tahun Anggaran Realisasi Jumlah Ket 2002 Rp.381.167.475 Rp.360.519.550 Rp.20.647.925 5,42 UF 2003 Rp.369.489.125 Rp.410.784.975 Rp.41.295.850 11,18 F 2004 Rp.357.810.775 Rp.337.162.850 Rp.20.647.925 5,42 UF Sumber: Data yang diolah 4. Pendapatan Rawat Inap Komponen Tindakan Medik Kebidanan Tabel II.16 Perhitungan Anggaran Pendapatan Tindakan Medik Kebidanan Metode Least Square Tahun Anggaran 2002-2004 Tahun Pendapatan Y X X 2 XY 2002 2003 2004 384.193.700 419.039.525 358.022.200 -1 1 1 1 -384.193.700 358.022.200 Total 1.161.255.425 2 - 26.171.500 Sumber: Data yang diolah 59 a = n y å = 3 425 . 255 . 161 . 1 = 387.085.141,7 = 387.085.142 Pembulatan b= å å 2 x xy = 2 500 . 171 . 26 - = -13.085.750 Persamaan Trend adalah sebagai berikut. Y = 387.085.142 – 13.085.750X Peramalan Pendapatan Tindakan Medik Kebidanan adalah sebagai berikut. Tahun 2002 = 387.085.142 – 13.085.750 -1 = 400.170.892 Tahun 2003 = 387.085.142 – 13.085.750 0 = 387.085.142 Tahun 2004 = 387.085.142 – 13.085.750 1 = 373.999.392 Tabel II.17 Selisih Anggaran Metode Least Square Dengan Realisasi Pendapatan Tindakan Medik Kebidanan Tahun Anggaran 2002-2004 Selisih Tahun Anggaran Realisasi Jumlah Ket 2002 Rp.400.170.892 Rp.384.193.700 Rp.15.977.192 3,99 UF 2003 Rp.387.085.142 Rp.419.039.525 Rp.31.954.383 8,25 F 2004 Rp.373.999.392 Rp.358.022.200 Rp.15.977.192 3,99 UF Sumber: Data yang diolah 60 5. Pendapatan Rawat Inap Komponen Administrasi Tabel II.18 Perhitungan Anggaran Pendapatan Administrasi Metode Least Square Tahun Anggaran 2002-2004 Tahun Pendapatan Y X X 2 XY 2002 2003 2004 62.462.065 159.352.000 252.114.125 -1 1 1 1 -62.462.065 252.114.125 Total 473.928.190 2 189.652.060 Sumber: Data yang diolah a = n y å = 3 190 . 928 . 473 = 157.976.063,3 = 157.976.063 Pembulatan b= å å 2 x xy = 2 060 . 652 . 189 = 94.826.030 Persamaan Trend adalah sebagai berikut. Y =157.976.063 + 94.826.030X Peramalan Pendapatan Administrasi adalah sebagai berikut. Tahun 2002 = 157.976.063 + 94.826.030 -1 = 63.150.033 Tahun 2003 =157.976.063 + 94.826.030 0 = 157.976.063 Tahun 2004 = 157.976.063 + 94.826.030 1 = 252.802.093 Tabel II.19 Selisih Anggaran Metode Least Square Dengan Realisasi Pendapatan Administrasi Tahun Anggaran 2002-2004 Selisih Tahun Anggaran Realisasi Jumlah Ket 2002 Rp.63.150.033 Rp.62.462.065 Rp.687.968 1,09 UF 2003 Rp.157.976.063 Rp.159.352.000 Rp.1.375.937 0,87 F 2004 Rp.252.802.093 Rp.252.114.125 Rp.687.968 1,09 UF Sumber: Data yang diolah 61 6. Pendapatan Rawat Inap Komponen Rawat Intensif Tabel II.20 Perhitungan Anggaran Pendapatan Rawat Intensif Metode Least Square Tahun Anggaran 2002-2004 Tahun Pendapatan Y X X 2 XY 2002 2003 2004 91.707.250 122.077.700 187.756.000 -1 1 1 1 -91.707.250 187.756.000 Total 401.540.950 2 96.048.750 Sumber: Data yang diolah a = n y å = 3 950 . 540 . 401 = 133.846.983,3 = 133.846.983 Pembulatan b= å å 2 x xy = 2 750 . 048 . 96 = 48.024.375 Persamaan Trend adalah sebagai berikut. Y = 133.846.983 + 48.024.375X Peramalan Pendapatan Rawat Intensif adalah sebagai berikut. Tahun 2002 = 133.846.983 + 48.024.375 -1 = 85.822.608 Tahun 2003 =133.846.983 + 48.024.375 0 = 133.846.983 Tahun 2004 = 133.846.983 + 48.024.375 1 = 181.871.358 62 Tabel II.21 Selisih Anggaran Metode Least Square Dengan Realisasi Pendapatan Rawat Intensif Tahun Anggaran 2002-2004 Selisih Tahun Anggaran Realisasi Jumlah Ket 2002 Rp.85.822.608 Rp.91.707.250 Rp.5.884.642 6,86 F 2003 Rp.133.846.983 Rp.122.077.700 Rp.11.769.283 8,79 UF 2004 Rp.181.871.358 Rp.187.756.000 Rp.5.884.642 6,86 F Sumber: Data yang diolah Berdasarkan tabel perhitungan anggaran dengan metode least square , penulis membandingkan selisih penyimpangan antara perhitungan anggaran di rumah sakit dengan perhitungan penulis yaitu sebagai berikut. Tabel II.22 Analisis Perbandingan Selisih Pendapatan Rawat Inap Tahun Anggaran 2002-2004 Tahun 2002 Tahun 2003 Tahun 2004 Jenis Pendapatan Metode Least Square Rumah Sakit Metode Least Square Rumah Sakit Metode Least Square Rumah Sakit Akomodasi Visite drKonsul Tin. non Op Tin. Kebidanan Administrasi Rawat Intensif 0,91 3,2 -5,42 -3,99 -1,09 6,89 8,81 -4,48 -22,97 -24,82 13,57 -33,55 -2,03 -5,57 11,18 8,25 0,87 -8,79 -21,88 -18,06 -17,68 341 -18,28 -14,63 1,14 3,2 -5,42 -3,99 -1,09 6,88 -24,95 -2,79 -35,04 -32,45 24,19 -5,17 Sumber: data yang diolah 70 Dari tabel tersebut dapat ditarik kesimpulan bahwa dengan menggunakan metode least square persentase penyimpangan realisasi pendapatan lebih kecil.

BAB III TEMUAN