5.6 Distribusi Pernyataan Peran Suami Sebagai Edukator dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusui dini Di Klinik Tanjung Kec. Delitua Kab. Deli Serdang Tanun
2012 NO
PERYATAAN Dilakukan
D Tidak
Dilakuka n
TD f f
C. Pernyataan tentang peran suami sebagai Edukator
11 Saya mencari informasi tentang Inisiasi menyusu
dini di Internet, buku, atau petugas kesehatan. 37 68,5
17 31,5
12. Saya memberikan informasi tentang manfaat
menyusu dini kepada istri saya 41 75,9
13 24,1
13. Saya mengatakan kepada istri saya bahwa inisiasi
menyusu dini ini dapat merangsang Kolostrum segera keluar.
38 70,4 16
29,6
14 Saya menyarankan kepada istri saya untuk
memberikan ASI dari pada susu Formula kepada bayi kami.
41 75,9 13
24,1
15 Saya mengatakan bahwa air susu yang pertama
kali keluar atau di sebut kolostrum sebagai imunisasi pertama bayi
27 50 27 50
Dari seluruh jawaban responden tersebut, kemudian peran suami sebagai Edukator dalam pelaksanaan inisiasi menyusu dini dikelompokkan menjadi tiga
kategori, yaitu peran yang baik , peran yang cukup dan peran yang kurang. Dan diperoleh hasil Peran suami sebagai Edukator mayoritas responden memiliki peran
baik sebanyak 28 orang 51,0 , responden yang memiliki peran cukup sebanyak 20 orang 37,0 dan responden yang memiliki peran kurang sebanyak 4 orang 11,1
. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel 5.7 dibawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5.7 Distribusi Peran Suami sebagai Edukator dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini di Klinik Tanjung Kec. Delitua Kab. Deli Serdang Tahun 2012
n : 54 Peran
suami sebagai Edukator
Frekuensi Persentase
Baik 28
51,0 Cukup
20 37,0
Kurang 6
11,1 D.
Pembahasan
Setelah dilakukan penelitian yang berjudul “ Peran Suami dalam Pelaksanaan Inisiasi Menyusui Dini di Klinik Tanjung Delitua Tahun 2012” dengan jumlah
responden 54 orang, dari tabel dapat dilihat bahwa dari 54 responden didapat peran suami sebagai Motivator dalam pelaksanaan Inisiasi menyusu Dini mayoritas berperan
baik sebanyak 29 orang 53,7 , hal ini sesuai dengan penelitian Februhartanty yaitu peran suami dalam pelaksanaan inisiasi menyusu segera, dilakukan suami sebagai
bentuk dukungannya yang diberikan segera setelah anak lahir di tempat persalinan, dengan proporsi hampir mencapai 80. Namun, mayoritas suami mengaku hanya
memberikan dukungan dalam bentuk saran pada ibu untuk segera menyusui, dan hanya satu perempat suami yang menyatakan bahwa mereka secara langsung meminta
ibu untuk segera menyusu, dan sesuai dengan teori Utami Roesli yang mengatakan bahwa peran suami sangat dibutuhkan dalam mempengaruhi keputusan dalam
menyusui, Inisiasi menyusu dini dan lamanya pemberian ASI. Selain itu peran suami juga berperan dalam memberiakan dukungan emosional ibu pada saat proses
persalinan, Inisiasi menyusu dini dan menyusui. Namun menurut Muhammad Iddris peran suami lebih banyak memberikan kebebasan dan mendukung piihan istri.
Dukungan suami antara lain terlihat pada sikapnya yang pengertian dan tidak membebani istrinya dengan pekerjaan rumah tangga pada saat tiba menyusui, terkait
Universitas Sumatera Utara
dengan Inisiasi menyusu dini peran suami lebih pasif dan menyerahkan sepenuhnya keputusan kepada istrinya.
Peran suami sebagai fasilitator dalam pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini mayoritas berperan baik sebanyak 30 orang 55,6 berhubungan dengan suami yang
meluangkan waktunya dalam pemilihan petugas dan tempat pelayanan kebidanan yang sesuai untuk ibu, mendampingi ibu dalam proses persalinan dan praktek inisiasi
menyusu dini seperti yang dinyatakan oleh Februhartanty dalam penelitiannya Peran Ayah Dalam Optimalisasi Praktek Pemberian Asi Sebuah Studi Di Daerah Urban
Jakarta. Hampir 90 suami terlibat dalam pemilihan tempat untuk pemeriksaan kehamilan, persalinan, dan pemeriksaan pasca persalinan. Sekitar 15 suami
menyatakan bahwa mereka tidak diperbolehkan masuk ke dalam ruang bersalin oleh petugas kesehatan, dan sebanyak 8 suami menyatakan tidak mempunyai keberanian
untuk masuk ke dalam ruang bersalin. Dan sesuai dengan teori Muhammad Iddris walaupun kehadiran suami saat persalinan diakui ibu sebagai hal yang menenangkan
mereka, Suami tidak menyadari peran mereka yang lainnya yaitu mempengaruhi
praktek menyusui segera setelah bayi dilahirkan. Peran suami sebagai Edukator dalam pelaksanaan Inisiasi Menyusu Dini
mayoritas berperan baik sebanyak 28 orang 51,0. Dari penelitian ini dapat kita dapat dilihat bagaimana peran suami dalam inisiasi Menyusu Dini karena karena tanpa
disadari sangat mempengaruhi Pelaksanaan inisiasi menyusu dini hal ini juga sesuai
penelitian Februhartanty yang menyatakan bahwa inisiasi menyusu segera berasosiasi
dengan peran suami dalam pencarian informasi mengenai pemberian makan bayi. Pencarian informasi ini bisa diartikan sebagai adanya usaha suami secara aktif guna
menambah pengetahuannya. yang mengatakan peran suami sangat dibutuhkan dalam
Universitas Sumatera Utara
mempengaruhi keputusan dalam menyusui, Inisiasi menyusu dini dan lamanya pemberian ASI. Selain itu peran suami juga berperan dalam memberiakan dukungan
emosional ibu pada saat proses persalinan, Inisiasi menyusu dini dan menyusui. Dari jumlah responden yang didapat diklinik Tanjung Kec. Delitua sebanyak
54 orang mayoritas responden berumur 25 – 28 tahun sebanyak 16 orang 29,6 hal ini dapat disimpulkan pada usia 25-28 tahun masa yang sangat baik dalam masa
reproduksi, dan masih sangat mengharapkan kelahiran seorang anak. Sehingga peran suami dalam pelaksanan inisiasi menyusu dini di Klinik Tanjung Delitua mayoritas
dikatakan baik. Dan berdasarkan tingkat pendidikan mayoritas responden memiliki tingkat pendidikan SMA sebanyak 28 orang 51,9 . Hal ini sesuai dengan teori
Notoadmojo 2007, menyatakan bahwa pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu, sebagian
pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam terbentuknya tindakan seseorang. Seperti halnya peran suami didasari oleh
pengetahuannya. Pengetahuan bisa didapat dari pengalaman, pendidikan dan hasil informasi media masa. Pengetahuan yang didapat dari seseorang itu tidak terlepas dari
pendidikan yang diperoleh baik itu yang bersifat formal maupun non formal, begitu juga pengalaman yang diperoleh sehingga bisa mempengaruhi pengetahuan seseorang,
faktor pendidikan mempengaruhi seseorang dan dapat membawa perubahan prilaku seseorang sehingga mudah menerima ide – ide atau teknologi baru. Sedangakan
berdasarkan pekerjaan suami mayoritas suami bekerja sebagai PNS Pegawai Negri Sipil sebanyak 19 orang 35,2 dari hasil yang diperoleh dapat disimpukan sebagai
pekerja PNS dapat menyediakan fasilitas sesuai kebutuhan istri dan bayinya. Sehingga peran suami dalam pelaksanaan inisiasi menyusu dini di klinik bersalin Tanjung
Universitas Sumatera Utara
Delitua dikategorikan baik. Oleh karena itu peran suami sangat berpengaruh terhadap pendidikan suami, pengalaman suami biasanya orang yang lebih tinggi umurnya lebih
berpengalaman, dan pekerjaan suami jika seorang suami terlalu sibuk sampai tidak dapat membagi waktunya untuk berkumpul dengan keluarganya temasuk buat istri dan
anaknya. Hal ini sesuai dengan teori Jordan dan Wall tahun 1993 yang menyatakan Dalam memberikan dukungan dan perannya sebagai suami pengetahuan atau
pendidikan dan pekerjaan suami.
E. Keterbatasan Penelitian