Tujuan 3: Penataan Lembaga Pemerintahan dan Lembaga
Kemasyarakatan yang ada di desa dan kelurahan dalam rangka peningkatan akselerasi pelayanan:
1. Terbangunnya tata kelola kepemerintahan yang baik dalam
penyelenggaraan pelayanan publik, khususnya pelayanan perizinan dan non perizinan.
2. Terbangunnya hubungan yang harmonis antara pemerintah desa
dan kelurahan serta lembaga kemasyarakatan dalam menopang pelayanan terpadu satu pintu.
Visi Kabupaten Bantaeng tahun 2013-2018 yang ditetapkan kepala daerah dan wakil kepala daerah menjadi acuan utama dalam
penyusunan rencana strategis Dinas Penanaman Modal dan PTSP Kabupaten Bantaeng.
3.3. Telahaan Renstra Dinas Penanaman Modal dan PTSP
Dalam era otonomi saat ini, daerah berwenang untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahannya. Daerah diarahkan untuk
mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui peningkatan kapasitas daerah sehingga mempunyai daya saing yang
kompetitif. Permendagri Nomor 24 Tahun 2006 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu di Daerah bahwa dalam rangka mendorong pertumbuhan ekonomi melalui peningkatan investasi,
dengan memberikan perhatian yang lebih besar pada peran usaha mikro, kecil dan menengah, perlu dilakukan penyerderhanaan
penyelenggaraan pelayanan terpadu sesuai Instruksi Presiden Nomor 03 Tahun 2009 tentang Paket Kebijakan Perbaikan Iklim Investasi.
Landasan pemikiran Permendagri ini adalah keinginan untuk mengintegrasikan seluruh proses pelayanan publik, baik perizinan
maupun non perizinan ke dalam suatu sistem penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu.
Tujuan dan sasaran penyelenggaraan pelayanan dan penanaman modal adalah :
Tujuan : 1. Meningkatkan kualitas pelayanan publik dan penanaman modal;
DINAS PENANAMAN MODAL DAN PTSP
4 3
2. Memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat untuk memperoleh pelayanan publik.
Sasaran: 1. Terwujudnya pelayanan publik yang cepat, murah, mudah,
transparan, kepastian proses, terjangkau, dan anti pungli; 2. Meningkatnya hak-hak masyarakat terhadap pelayanan publik dan
penanaman modal.
3.4. TELAAHAN RENSTRA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL RI DAN RENSTRA BKPM PROV.SULAWESI-SELATAN
Berdasarkan RENSTRA Badan Koordinasi Penamanan Modal BKPM Republik Indonesia 2010 - 2014, maka Visi dan Misi BKPM RI adalah terwujudnya iklim
penanaman modal yang berdaya saing untuk menunjang kualitas perekonomian nasional dengan sasaran jangka menengah adalah :
1. Meningkatnya kualitas perencanaan penanaman modal yang berorientasi pada peningkatan daya saing.
2. Semakin efektifnya kegiatan promosi yang berorientasi pada peningkatan daya saing penanaman modal
3. Meningkatnya koordinasi dan partisipasi aktif BKPM dalam forum perundingan kerjasama internasional dan kerjasama dengan dunia
usaha asing didalam dan diluar negeri dibidang penanaman modal 4. Meningkatnya kualitas pelayanan penanaman modal yang
berorientasi pada peningkatan daya saing 5. Tersedianya rumusan kebijakan yang mendorong perbaikan iklim
penanaman modal 6. Semakin efektifnya kegiatan pembinaan, fasilitasi pelaksanaan,
pengawasan dan pemantauan penanaman modal 7. Meningkatnya kualitas programkegiatan dan anggaran serta evaluasi
programkegiatan BKPM Berdasarkan hal tersebut diatas maka faktor-faktor penghambat
ataupun faktor-faktor pendorong dari pelayanan BKPMD yang mempengaruhi permasalahan pelayanan BKPMD ditinjau dari sasaran
jangka menengah RENSTRA BKPM RI.
DINAS PENANAMAN MODAL DAN PTSP
4 4
Tabel 3.2. Permasalahan Pelayanan BKPMD Prov. Sulsel berdasarkan Sasaran RENSTRA BKPM RI beserta faktor
Penghambat dan Pendorong Penanganannya
No. Sasaran Jangka
Menengah RENSTRA BKPM
Permasalah Pelayanan
BKPMD Sebagai Faktor
Penghamba t
Pendorong
1 Meningkatnya kualitas
perencanaan penanaman modal
yang berorientasi pada peningkatan daya
saing Sinkronisasi
perencanaan antara BKPM
RI dan BKPMD Prov.
Sulsel Sering terjadi
rotasi SDM aparatur
Kualitas SDM yang
tersedia mendukung
2 Semakin efektifnya
kegiatan promosi yang berorientasi pada daya
saing penanaman modal
Meningkatny a kegiatan
promosi investasi
secara masif oleh daerah
lain Anggaran
promosi investasi
yang terbatas
Pemanfaatan media online
dan teknologi
informasi
3 Meningkatnya kualitas
pelayanan penamanan modal yang
berorientasi pada peningkatan daya
saing Pelimpahan
pendelegasia n
kewenangan Penyelesaian
pekerjaan yang
tertunda Komitmen
pemerintah untuk
mendelegasi kan
kewenangan sampai pada
tingkat eselon III
4 Tersedianya rumusan
kebijakan yang mendorong perbaikan
iklim penanaman modal
Perlunya sinkronisasi
kebijakan antara BKPM
RI dan BKPMD Prov.
Sulsel Belum
disusunnya Rencana
Umum Penanaman
Modal Provinsi
RUPMP Rencana
Umum Penanaman
Modal Provinsi
RUPMP yang sudah
dalam tahap penyusunan
5 Semakin efektifnya
kegiatan pembinaan, fasilitasi pelaksanaan,
pengawasan, dan Jumlah
perusahaan PMA dan
PMDN yang Jumlah SDM
BKPMD yang terbatas
dalam Melengkapi
sarana pendukung
di BKPMD
DINAS PENANAMAN MODAL DAN PTSP
4 5
pemantauan penanaman modal
sangat besar melakukan
pengawasan dan
pengendalian Prov. Sulsel
3.5. Telahaan Rencana Tata Ruang Wilayah