Tujuan Pemberian Asuhan Pada Perawatan Lanjut Usia Lansia Sasaran Asuhan Keperawatan Pada Lanjut Usia Asuhan 11 Pendekatan Perawatan Lanjut Usia Gerontik hal96

pencanangan Hari Lanjut Usia Nasional tanggal 29 Mei 1996 oleh presiden RI, batas lanjut usia adalah usia 65 tahun atau lebih. Fatimah, 2010: 2 

2.3 Pengertian Asuhan Keperawatan Lanjut Usia Lansia Asuhan10

asuhan keperawatan lanjut usia lansia adalah suatu rangkaian kegiatan dari proses keperawatan yang ditunjukkan kepada usia lanjut. Kegiatan tersebut meliputi pengkajian dengan memerhatiakan kebutuhan biologis atau fisik, psikologis, kultur, dan spiritual, menganalisa suatu masalah kesehatan atau keperawatan dan membuat diagnosis keperawatan, membuat perencanaan, melaksanakan perencanaan dan terakhir melakukan evaluasi. Adapun pendapat lain, Asuhan keperawatan lanjut usia merupakan kegiatan yang dimaksudkan untuk memberikan bantuan atau bimbingan serta pengawasan, perlindungan dan pertolongan kepada lanjut usia secara individu, kelompok, seperti di rumah atau lingkungan keluarga, Panti Werdha atau Puskesmas yang diberikan oleh perawat R. Siti Maryam, 2010: 10 .

2.4 Tujuan Pemberian Asuhan Pada Perawatan Lanjut Usia Lansia

Gerontik 71  Mempertahankan kesehatan serta kemampuan melalui jalan perawat dan pencegahan.  Membantu mempertahankan serta memperbesar semangat hidup klien lanjut usia.  Menolong dan merawat klien lansia yang menderita penyakit atau gangguan baik kronis maupun akut.  Meningkatkan kemampuan perawat dalam melakukan proses keperawatan, dapat mengenal dan menegakkan diagnosa yang tepat dan dini.  Melakukan kegiatan sehari-hari secara mandiri dengan upaya promotiv, preventin, dan rehabilitatif.  Mencari upaya semaksimal mungkin, agar para klien lanjut usia yang menderita suatu penyakit dapat merasakan kebebasan yang maksimal. Wahjudi Nugroho, 2008: 71

2.5 Sasaran Asuhan Keperawatan Pada Lanjut Usia Asuhan 11

Sasaran asuhan keperawatan pada lanjut usia adalah klien usia lanjut yang berada dikeluarga, panti sebagai individu atau kelompok, maupun kelompok masyarakat Posyandu Lansia atau Posbindu atau Karang Werdha. R. Siti Maryam, 2010: 11 .

2.6 Pendekatan Perawatan Lanjut Usia Gerontik hal96

 Pendekatan fisik Perawatan dengan pendekatan fisik memperhatikan kesehatan, kebutuhan, kejadian yang dialami klien lanjut usia semasa hidupnya, perubahan fisik pada organ tubuh, tingkat kesehatan yang masih bisa dicapai dan dikembangkan, dan penyakit yang dapat dicegah atau ditekan progresivitasnya. Perawatan fisik pada klien lanjut usia dibagi menjadi dua bagian, yakni: 1. Klien lanjut usia yang masih aktif memiliki keadaan fisik yang masih mampu bergerak tanpa bantuan oarang lian sehingga untuk kebutuhan sehari-hari, ia masih mampu melakukannya sendiri. Klien lajut usia yang pasif atau tidak dapat bangun, keadaan fisiknya mengalami kelumpuhan atau sakit. Perawat harus mengetahui dasar perawatan klien lanjut usia ini, terutama tentang hal yang berhubungan dengan kebersihan perseorangan untuk mempertahankan kesehatannya. H. Wahjudi Nugroho, 2008: 96  Pendekatan psikis Perawat mempunyai peran penting untuk mengadakan pendekatan edukatif pada klien lanjut usia. Perawat dapat berperan sebagai pendukung dan interpreter terhadap segala sesuatu yang asing, penampung rahasia pribadi, dan sahabat yang akrab. Perawat hendaknya memiliki kesabaran dan ketelitian dalam memberi kesempatan dan waktu yang cukup banyak untuk menerima berbagai keluhan agar klien merasa puas. Perawat harus sabar mendengarkan cerita masa lampau klien yang membosankan. Jangan menertawakan atau memarahi klien lanjut usia yang lupa atau melakukan kesalahan. H. Wahjudi Nugroho, 2008: 96 Pada dasarnya, klien lanjut usia membutuhkan rasa aman dan cinta kasih dari lingkungan, termasuk perawat yang memberi perawatan. Oleh karena itu, perawat harus selalu menciptakan suasana yang aman tidak gaduh, membiarkan mereka melakukan kegiatan dalam batas kemampuan dan hobi yang dimilinya. H. Wahjudi Nugroho, 2008: 96  Pendekatan sosial Berdiskusi serta bertukar pikiran dan cerita merupakan salah satu upaya perawat dalam melakukan pendekatan sosial. Memberi kesempatan untuk berkumpul bersama sesama klien lanjut usia berarti menciptakan sosialisasi mereka. Jadi pendekatan sosial ini merupakan pegangan bagi perawat bahwa orang yang dihadapinya adalah mahkluk sosial yang membutuhkan orang lain. Pelaksanaanya, perawat dapat menciptakan hubungan sosial, baik antara lanjut usia dengan sesamanya maupun lanjut usia dengan perawat. H. Wahjudi Nugroho, 2008: 96  Pendekatan spiritual Perawat harus memberikan ketenangan dan kepuasan batin dalam hubungan lanjut usia dengan Tuhan atau agama yang dianutnya, terutama bila lanjut usia dalam keadaan sakit atau mendekati kematian. Dalam kaitannya dengan pendekatan spiritual bagi klien lanjut usia yang menghadapi kematian. Dalam menghadapi kematian, setiap klien lanjut usia akan memberi reaksi yang berbeda, bergantung pada kepribadian dan cara mereka menghadapi hidup. Oleh karena itu perawat harus meneliti dengan cermat, apa kelemahan dan kekuatan klien, agar perawat selanjutnya lebih terarah. H. Wahjudi Nugroho, 2008: 96. 2.7 Faktor-Faktor yang Harus Diperhatikan dalam Memberi Asuhan Keperawatan Lansia Asuhan 11 Asuhan keperawatan pada lansia merupakan proses yang kompleks dan menantang. Oleh karena itu, ada faktor-faktor yamg harus dipertimbangkan: a. Hubungan timbal balik antara aspek fisik dan psikososial dari lansia. Aspek dan psikososial saling berhubungan dan saling mempengaruhi. b. Efek dari penyakit dan disability ketidakmampuan atau keterbatasan pada status fungsional. c. Menurunnya efisiensi dari mekanisme homeostatis. d. Kurang atau belum adanya standar keadaan sehat atau sakit dari klien. e. Perubahan respon terhadap penyakit dimana tanda dan gejalanya tidak spesifik. f. Kerusakan fungsi kognitif. R. Siti Maryam, 2010:11 2.8 Hal-hal yang Perlu Mendapat Perhatian dalam menjalin hubungan dengan Lansia asuhan 12  lingkungan fisik dan psikologis - siapkan space area yang adekuat. Contoh: klien di kursi roda. - Suasana tenang, tidak ribut atau bising. - Nyaman, tidak panas. - Gunakan cahaya agak redup, hindari cahaya langsung. - Tempatkan pada posisi nyaman bila berganti posisi atau apakah ingin di tempat tidur. - Sediakan waktu yang cukup dan air minum. - Privasi harus dijaga. - Perhitungkan tingkat energi dan kemampuan klien. - Sabar, rileks dan tidak terburu-buru. Beri klien waktu untuk menjawab pertanyaan. - Perhatikan tanda-tanda kelelahan pada klien. - Rencanakan apa yang akan dikaji. - Melakukan pengkajian pada saat energi klien meningkat.  Interviewer Sikap Perawat: perasaan, nilai, kepercayaan - Mitos-mitos seputar lansia harus disadari. - Menjelaskan tujuan wawancara. - Menggunakan berbagai teknik untuk mengimbangi kebutuhan pengumpulan data dengan kepentingan klien - Mencatat data harus seizin klien. - Pada awal interaksi perawat harus merencanakan bersama klien cara yang paling efektif dan nyaman. - Menggunakan sentuhan. - Sesuaikan situasi dan kondisi wawancara.  Klien Beberapa kultur yang mempengaruhi kemampuan klien untuk berpartisipasi sangat berarti dalam wawancara. Faktor-faktor yang mempengaruhi proses penuaan: o Hereditas. o Nutrisi. o Status kesehatan. o Pengalaman hidup. o Lingkungan. o Stress.

2.9 Hal-hal yang Perlu Dipertimbangkan dalam Membuat Strategi Merawat Lansia. merawat 25