Distribusi Anggaran Jamkesmas Untuk Pelayanan Dasar

Laporan di atas bila dibandingkan persentase kelengkapannya menurut kabupatenkota yang lapor dan puskesmas yang lapor, tampak kelengkapan puskesmas yang lapor lebih rendah. Hal ini kemungkinan karena tidak ada peserta Jamkesmas yang mendapat pelayanan kesehatan ibu dan bayi tersebut, atau puskesmas tidak belum melapor. Terdapat tujuh provinsi yang laporan puskesmasnya tidak ada namun laporan kabupaten kota ada, hal ini karena laporan dilakukan secara manual paperbase. Secara nasional Kelengkapan laporan masih rendah untuk kabupatenkota 63 dan laporan puskesmas 54,3. Grafik 13. Persentase Kelengkapan Laporan Kesehatan Ibu dan bayi Tahun 2010 Sumber : P2JK Grafik 14. Cakupan Pelayanan K4 Ibu Hamil, Persalinan oleh Tenaga Kesehatan dan KN Bayi Melalui Jamkesmas Terhadap Populasi Penduduk Sasaran dan Terhadap Populasi Sasaran Masyarakat Miskin Tahun 2010 Sumber : P2JK Dari grafik di atas tampak secara nasional pemanfaatan Jamkesmas untuk pelayanan persalinan oleh tenaga kesehatan dan kunjungan bayi KN masih sangat rendah 1, sedangkan untuk kunjungan ibu hamil K4 sedikit lebih baik 4,8. Bila dibandingkan dengan populasi kelompok sasaran pada penduduk miskin, tampak lebih baik tetapi masih rendah. Hal ini mungkin karena kelengkapan laporan secara nasional masih rendah, untuk 2 3 .3 2 1 .1 8 1 .8 1 3 .3 100 100 8 5 .7 100 6 4 .3 100 7 3 .1 80 100 100 100 100 100 5 7 .1 100 3 3 .3 100 9 .1 8 .3 100 4 6 .6 7 100 75 9 .1 100 3 9 .1 63 1 5 .7 1 .2 7 6 6 .0 5 1 1 .9 3 6 6 .0 7 7 1 .8 8 9 3 .3 3 7 4 .7 7 3 .6 2 7 1 .3 2 6 8 .0 3 8 9 .6 6 9 7 .9 2 9 8 .2 8 9 3 .4 2 5 1 .4 7 7 3 .9 3 3 2 .6 7 7 .9 1 2 .7 8 9 8 .8 2 8 2 .6 8 6 4 .0 8 .6 3 5 4 .3 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 S u m a ter a U ta ra S u m a ter a B a ra t Ja m b i S u m a ter a S el a ta n B a n g k a B e li tu n g R ia u K e p u la u a n R ia u B e n g k u lu L a m p u n g B a n te n D K I Ja k a rta Ja w a B a ra t D .I Y o g y a k a rta Ja w a T en g a h Ja w a T im u r B a li K a li m a n ta n S e la ta n K a li m a n ta n T e n g a h K a li m a n ta n B a ra t K a li m a n ta n T im u r S u la w e s i S e la ta n S u la w e s i B a ra t S u la w es i T en g a h S u la w e s i T e n g g a ra G o ro n ta lo S u la w es i U ta ra N u s a T e n g g a ra B a ra t N u s a T e n g g a ra T im u r M a lu k u M a lu k u U ta ra P a p u a P a p u a B a ra t N a s io n a l Kab Kota lapor Pkm lapor 15 laporan kabupatenkota 63 sedangkan laporan puskesmas 54,3. Kemungkinan lain karena pemanfaatan Jamkesmas untuk persalinan di tingkat pelayanan dasar puskesmas masih rendah, karena banyak persalinan normal dilayani di tingkat pelayanan rujukan, demikian pula untuk kunjungan ibu hamil, perlu ada penelitian lebih lanjut untuk mengetahuinya. Berdasarkan data ini perlu lebih ditingkatkan pemanfaatan Jamkesmas untuk pelayanan kesehatan ibu dan bayi.

7. Sepuluh 10 Besar Penyakit di Pemberi Pelayanan Kesehatan PPK Lanjutan

Dari beberapa laporan yang ada terdapat beberapa provinsi diagnosa kasus bukan penyakit melainkan suatu tinda- kan. Bila tindakan dimasukkan kedalam diagnosa penyakit maka dapat menempati daftar 10 besar penyakit, contoh : tindakan partus lama, persalinan normal, dan perawatan bayi lahir sehat di Puskesmas. Berdasarkan laporan RS yang dilaporkan ke Pusat Pembiayaan Jaminan Kesehatan P2JK, terdapat laporan dari 28 Provinsi baik. Berdasarkan laporan yang masuk ke P2JK sampai dengan bulan Juli persentase RS yang melapor secara nasional adalah 69,75. Lengkapnya dapat dilihat pada grafik di bawah. Grafik 15. Persentase Kelengkapan Laporan Jamkesmas Pelayanan Rujukan RS Tahun 2010 Sumber : P2JK laporan RS sd Juli 2011 a. Sepuluh 10 Besar Penyakit Rawat Inap Pada PPK Lanjutan Khusus Pola penyakit rawat inap pada PPK lanjutan khusus berdasarkan laporan yang ada terlihat bahwa jumlah kasus terbanyak adalah Paranoid schizophrenia dengan jumlah kasus sebanyak 4.659 kasus. Sedangkan jumlah ka- sus terendah yaitu acute schizophrenia like psycosic disorder dengan jumlah kasus sebanyak 145 kasus. Ada- pun pola 10 besar penyakit dapat dilihat pada grafik berikut : Grafik 16. Pola Penyakit Rawat Inap Pada PPK Lanjutan Khusus Tahun 2010 16 Sumber : P2JK b. Sepuluh 10 Besar Pola Penyakit Rawat Inap Pada PPK Lanjutan Umum Pola penyakit rawat inap pada PPK lanjutan umum berdasarkan laporan yang ada terlihat bahwa jumlah kasus terbanyak adalah Diarrhoea and gastroenteritis of presumed infectious origin dengan jumlah kasus sebanyak 4.659 kasus, sedangkan jumlah kasus terendah yaitu Thalassaemia unpecified jumlah kasus sebanyak 6.391 kasus. Adapun pola tersebut dapat dilihat pada grafik berikut : Grafik 17. Pola Penyakit Rawat Inap Pada PPK Lanjutan Umum Tahun 2010 Sumber : P2JK Tampak pada grafik di atas penyakit menular masih mendominasi kasus rawat inap penyakit pada pengguna Jamkesmas. Terdapat kasus-kasus yang seharusnya dapat ditangani di tingkat pelayanan dasar, seperti diare, dan partus tunggal spontan. c. Sepuluh 10 Besar Pola Penyakit Rawat Jalan Pada PPK Lanjutan Khusus Pola penyakit rawat jalan pada PPK lanjutan khusus berdasarkan laporan yang ada terlihat bahwa jumlah kasus terbanyak adalah personal history of other mental and behavioural disorders dengan jumlah kasus sebanyak 26.691 kasus, sedangkan jumlah kasus terendah yaitu personal history of diseases of the nervous system and sense organs dengan jumlah kasus sebanyak 587 kasus. Adapun distribusi penyakit dapat dilihat pada grafik berikut : Grafik 18. Pola Penyakit Rawat Jalan Pada PPK Lanjutan Khusus Tahun 2010 Sumber : P2JK 17