b. Untuk tangki berpondasi dengan tekanan desain sampai 18 kPa
Setelah tangki diisi dengan air, badan tangki dan pondasi harus diperiksa keketatan sambungannya. Tekanan udara sebesar 1,25 kali
tekanan rencana harus diaplikasikan pada tangki yang dipenuhi air sampai pada ketinggian air rencana. Tekanan udara kemudian dikurangi
menjadi sebesar tekanan rencana, dan tangki lalu diperiksa kembali keketatan sambungannya. Sebagai tambahan, semua sambungan di atas
batas air harus diperiksa dengan menggunakan soap film dan material lain yang sesuai untuk mendeteksi kebocoran. Setelah pemeriksaan, air
harus dikosongkan dari tangki dan tangki sedang dalam tekanan atmosfir, pondasi harus diperiksa keketatan sambungannya. Tekanan
udara desain kemudian harus diaplikasikan pada tangki untuk pemeriksaan akhir pondasi.
10 Angin W: Kecepatan angin rencana V adalah sebesar 190 kmjam
120 mph dengan tekanan angin rencana pada arah horizontal sumbu tangki sebesar 1,44 kPa dan pada arah vertikal sumbu tangki sebesar 0,86
kPa. Dalam Tugas Akhir ini, beban yang dipertimbangkan adalah beban mati,
beban hidup tekanan hidrostatik dan beban gempa tekanan hidrodinamis konvektif dan impulsif.
2.5. Persyaratan untuk Elemen-Elemen Tangki
2.5.1. Material
Pelat dan profil baja yang digunakan dalam perencanaan didasarkan atas ketersediaan material di pasaran dan dalam ukuran panjang yang ditentukan oleh
Universitas Sumatera Utara
kemudahan pengangkutan delivery. Ukuran pelat baja yang sering digunakan pada tangki penimbun adalah 20 feet x 6 feet. Sedangkan profil baja yang digunakan pada
tangki penimbun adalah profil baja siku untuk top angle, profil baja WF Wide Flange untuk rafter dan girder, serta profil pipa untuk kolom. Material yang dipakai
dalam desain tangki ini adalah material yang direkomendasikan oleh API Std 650 yang secara kekuatan, dan komposisi kimia memenuhi persyaratan yang ditentukan
oleh standar. American Society for Testing and Materials ASTM membagi baja dalam empat grades A, B, C dan D berdasarkan tegangan leleh dengan kisaran
rendah dan menengah untuk carbon steel plates. Yang digunakan adalah baja dengan tekanan leleh fy adalah 390 MPa.
2.5.2. Pelat Atap
Merupakan pelat yang menyusun cone roof dengan ketebalan minimum pelat atap adalah 5 mm. Menurut API Std 650, slope atap untuk supported cone roof tidak
lebih dari ¾ :12 inch atau lebih jika permintaan owner. Susunan dari pelat atap dapat dilihat pada Gambar 2.12
Gambar 2.13 - Arrangement of Roof Plate
Universitas Sumatera Utara
2.5.3. Rafter dan Girder
Rafter dan girder terbuat dari profil baja yang merupakan rangka atap tangki. Rafter harus diatur sedemikian hingga pada outer ring jarak rafter tidak lebih dari 2
meter, sedangkan jarak rafter pada inner ring tidak lebih dari 1,65 meter.
2.5.4. Top Angle
Top Angle terbuat dari profil siku yang menempel pada sisi sebelah atas course shell plate teratas. Kegunaan top angle adalah untuk memperkaku shell
plates. Untuk tangki dengan atap tertutup, ukuran top angle tidak berdasarkan beban angin tetapi berdasarkan jenis atap yang direncanakan. Dimana atap diklasifikasikan
menjadi dua kategori yaitu supported dan self supported. Menurut API Std 650 Para 3.1.5.9-c, ukuran top angle tidak kurang dari mengikuti ukuran berikut: untuk tangki
diameter kurang dari 10,5 m ukuran top angle 50 x 50 x 5 mm; tangki diameter 10,5- 18 m ukuran top angle 50 x 50 x 6 mm; diameter tangki lebih dari 18 m ukuran top
angle 75 x 75 x 10 mm. Letak top angle dapat dilihat pada Gambar 2.13.
Gambar 2.14 - Top Angle
Sumber : API Std 650
Universitas Sumatera Utara
2.5.5. Intermediate Wind Girder
Wind Girder diperlukan untuk menjaga bentuk dari tangki penimbun terutama pada saat menahan beban angin. Wind girder sangat diperlukan untuk jenis tangki
penimbun dengan atap terbuka atau open top. Untuk menentukan apakah wind girder diperlukan atau tidak untuk jenis atap
selain open top tank maka harus dilakukan pemeriksaan dengan cara mengubah lebar aktual dari setiap shell course menjadi lebar transposed. Hasil penjumlahan dari
lebar transposed dari setiap lapisan akan memberikan hasil dari tinggi transformed shell, dimana apabila tinggi transformed shell lebih besar dari tinggi maksimum
maka wajib memasang wind girder dan sebaliknya apabila tinggi transformed shell lebih kecil maka tidak dibutuhkan wind girder.
Gambar 2.15 - Intermediate Wind Girder
Sumber : API Std 650
2.5.6. Shell Plate Pelat Dinding
Ketebalan pelat dinding yang digunakan sebaiknya lebih besar dari ketebalan pelat dinding rencana, termasuk penambahan korosi atau ketebalan
berdasarkan test hidrostatis. Tetapi ketebalan dinding tidak boleh kurang dari yang disyaratkan pada Tabel 2.1 di bawah ini.
Universitas Sumatera Utara
Panjang nominal tangki m
Tabel nominal pelat mm
15 5 15– 36
6 36 – 60
8 60 10
Tabel 2.1. Ketebalan Shell plates
Sumber : API Std 650
2.5.7. Pelat Dasar Tangki
Ada dua jenis pelat dasar tangki yaitu annular plate dan bottom plate. a.
Annular Plate Annular plate memiliki lebar radial minimal 24 inch 61 centimeter dan
proyeksi di bagian luar dinding minimal 2 inch 5 centimeter. b.
Bottom Plate Sesuai dengan API Std 650, semua bottom plate memiliki ketebalan
minimum yaitu ¼ inch 6,35mm dengan lebar minimum 72 inch 183centimeter. Contoh gambar denah pelat dasar tangki dapat dilihat
pada Gambar 2.15 di bawah ini
Gambar 2.16 - Denah Pelat Dasar Tangki
Universitas Sumatera Utara
2.6. Tekanan Air pada Tangki