Proses Pengecoran Experimental Set Up

3.3. Proses Pengecoran

Pada proses pengecoran ini hal yang dilakukan yaitu mencairkan aluminium yang diperlukan, aluminium yang di peroleh dari ingot aluminium batangan dicairkan atau dilebur. Untuk mempercepat pencairan aluminum tersebut di perkecil hingga menjadi beberapa potong. Penambahan unsur Magnesium Mg dilakukan terhadap aluminium sesuai dengan variasi yang diinginkan, titik lebur magnesium adalah 650 o C namun jika magnesium dipadukan dengan aluminium maka titik lebur paduan aluminium-magnesium menjadi 630 o C. Aluminium terlebih dahulu dilebur hingga mencapai temperatur 450 – 550 ˚C, setelah mencapai suhu tersebut, magnesium dimasukkan ke dalam cairan aluminium yang sedang dilebur. Proses peleburan dapat dilihat pada gambar 3.6. Gambar 3.6. Proses Peleburan Aluminium-Magnesium Setelah proses peleburan antara Aluminium-Magnesium berlangsung, maka akan dilakukan proses pengadukan agar campuran Aluminium- Magnesiumnya merata. Seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.7. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.7. Proses Pengadukan Aluminium-Magnesium Setelah dilakukan proses pengadukan dan telah mencapai titik lebur paduan aluminium-magnesium yaitu pada suhu 630 o C maka hasil peleburan antara Aluminium-Magnesium dituang ke dalam cetakan pasir yang telah di sediakan sebelumnya. Seperti yang ditunjukkan pada gambar 3.8. Gambar 3.8. Proses Penuangan Aluminium-Magnesium Kedalam Cetakan Proses penuangan Aluminium-Magnesium ke dalam cetakan selesai, maka cetakan dihancurkan untuk mengeluarkan spesimen hasil dari pengecoran tersebut. Setelah spesimen tersebut dikeluarkan dari pasir cetakan , kemudian dibersihkan dan dibentuk menggunakan mesin bubut sesuai dengan bentuk yang Universitas Sumatera Utara telah ditentukan. Lalu dilakukan pengujian dengan metode tabung impedansi untuk mengetahui acoustical propertiesnya.

3.4. Pengujian Tabung Impedansi

Pengujian tabung impedansi impedance tube ini bertujuan untuk mendapatkan koefisien serap bunyi dari paduan aluminium-magnesium. Tempat dilaksanakannya pengujian ini adalah di Laboratorium NoiseVibration Research Center , Departemen Teknik Mesin Fakultas Teknik Universitas Sumatera Utara. ‘ 3.4.1. Alat dan Bahan Pengujian 3.4.1.1. Alat Adapun peralatan yang di pergunakan selama penelitian ini adalah: 1. Laptop Digunakan untuk menyimpan dan mengolah sinyal digital dari Labjack dengan bantuan software DAQFctory. Selain itu laptop juga digunakan sebagai Tone Generator dengan bantuan software ToneGen untuk membangkitkan bunyi pure tone. 2. LabJack U3-LV Digunakan untuk merubah data sinyal analog bunyi yang dibangkitkan dalam percobaan menjadi sinyal digital. Alat ini ditunjukkan pada gambar 3.9. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.9. LabJack U3-LV. Dengan spesifikasi: 1 16fleksibel IOInput Digital, Digital Output, atau InputAnalog 2 Sampai2TimersPulse Timing, PWMOutput, InputQuadrature 3 Hingga2Counters32-Bit 4 4 Tambahan digital IO 5 Sampai 1612-bit InputAnalog0-2,4 Vatau0-3,6V, SE atauDiff. 6 2Analogoutput10-Bit, 0-5volt 3. Amplifier Alat ini digunakan sebagai penguat tegangan dan arus dari sinyal audio yang bertujuanuntuk menggerakkan pengeras suara loudspeaker. Amplifier yang digunakan ditunjukkan pada gambar 3.10. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.10. Amplifier. Dengan spesifikasi: 1 250 Watt Stereo 2 Type AV-299 4. Speaker Digunakan untuk mengeluarkan bunyi berupa pure tone yang diatur oleh software ToneGen. Speaker yang digunakan ditunjukkan pada gambar 3.11. Gambar 3.11. Speaker. Universitas Sumatera Utara Dengan spesifikasi: 1 Audax Woofer Midrange. 2 Nominal Impedance 8 Ohm. 3 Nominal Power RMS 60W 4 Sensitivity 90 dB 5. Mikropon Digunakan sebagai sensor untuk menangkap sinyal bunyi yang berinterferensi didalam tabung impedansi. Mikropon yang digunakan dapat dilihat pada gambar 3.12. Gambar 3.12. Mikropon. Dengan spesifikasi: 1 Frekuensi respon 50 – 15,000 Hz 2 Out put Impedance 300 Ohm. 6. Tabung Impedansi Digunakan sebagai alat uji untuk mendapatkan nilai koefisien serap bunyi dari sampel berdasarkan ISO 10534-2 dan ASTM E-2611. Tabung impedansi hasil perancangan dapat dilihat pada gambar 3.13. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.13. Tabung Impedansi. Dengan spesifikasi: 1 Pipa paralon merk Maspion. 2 Panjang tabung 140 cm. 3 Diameter dalam tabung 110 mm. 4 Tebal 5 mm.

3.4.1.2. Bahan

Adapun bahan spesimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah paduan aluminium-magnesium Al-Mg dengan ketebalan 20 mm. Dimensi spesimen dapat dilihat pada gambar 3.14. Gambar 3.14. Dimensi Spesimen Aluminium-Magnesium Universitas Sumatera Utara Variasi spesimen yang digunakan didalam penelitian ditunjukkan pada gambar 3.15. , 3.16. dan 3.17. Gambar 3.15. Spesimen Al-Mg dengan Diameter Rongga 3 mm. Spesimen paduan aluminium-magnesium dengan diameter rongga 3 mm memiliki lubang rongga sebanyak 95 buah dan jarak antar lubang adalah 10 mm. Gambar 3.16. Spesimen Al-Mg dengan Diameter Rongga 4 mm Spesimen paduan aluminium-magnesium dengan diameter rongga 4 mm memiliki lubang rongga sebanyak 95 buah dan jarak antar lubang adalah 9 mm. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.17. Spesimen Al-Mg dengan Diameter Rongga 5 mm Spesimen paduan aluminium-magnesium dengan diameter rongga 5 mm memiliki lubang rongga sebanyak 95 buah dan jarak antar lubang adalah 8 mm.

3.5. Experimental Set Up

Secara eksperimental, pengujian dan pengambilan data untuk mendapatkan koefisien serap bunyi dari material dilakukan dengan menggunakan tabung impedansi dan alat-alat pendukung lainnya. Skematis dan set up alat untuk pengujian koefisien serap bunyi ditunjukkan pada gambar 3.18. dan 3.19. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.18. Skema Alat Uji Tabung Impedansi. Gambar 3.19 Set Up Peralatan Pengujian.

3.6. Prosedur Pengujian