Penokohan Tokoh dan Penokohan
Selanjutnya terkait dengan penjelasan mengenai tokoh dan penokohan, Marquaβ 1997: 36 juga mengemukakan bahwa:
“
Die Figuren, besonders die Hauptfigur, stehen im Zentrum des Leserinteresses. Ihr Verhalten und ihr Schicksal Zumindest beim ersten
Lesen die grö
βte Aufmerksamkeit. –Mit dem Begriff “Figur” bezeihnet man
in erzählenden Texten neben den Menschen alle Wesen, die ein menschenlichnes Bewustsein zeigen Fabeltiere, sprachende Dinge im
Märchen usw..
” Uraian di atas menerangkan bahwa tokoh terutama tokoh utama, berada pada
pusat minat pembaca minimal pada pembacaan pertama. Tingkah laku dan nasib mereka menjadi perhatian dari pembaca. Selain manusia, tokoh-tokoh dalam teks-
teks prosa juga digambarkan sebagai makhluk hidup yang menunjukan kesadaran yang mirip dengan manusia Hewan-hewan dalam fabel, benda-benda berbicara
dalam dongeng, dan lain-lain. Tentang tokoh utama dari pendapat di atas dikatakan sebagai tokoh yang sentral atau dianggap menjadi tokoh yang paling
mendapat perhatian dari pembaca. Pendapat selanjutnya mengenai analisis tokoh pada teks
oleh Marquaβ 1997: 36 adalah sebagai berikut:
Analysiert man eine Figur in einem erzählenden Text, wird man vor allem danach fragen müssen, welche Merkmale bzw. Eigensaften sie auf weist
Charakterisierung und in welcher Beziehung sie zu anderen Figuren steht Konstelation. Zu überlegen ist auch, in wecher Weise sie der Autor bzw. Die
Autorin entworfen hat Konzeption.
Uraian di atas memiliki arti bahwa dalam menganalisis tokoh pada teks prosa harus diperhatikan ciri-ciri apa saja yang tokoh tunjukan karakterisasi dan
bagaimana hubungan antar tokoh yang satu dengan yang lain konstelasi. Juga termasuk bagaimana pengarang dalam merancang tokoh konsepsi. Antara
karakterisasi, konstelasi, dan konsepsi dijelaskan sebagai berikut:
a. Karakterisasi Tokoh
Dalam metode karakterisasi tokoh, Maruaβ mengemukakan empat ciri untuk
menentukan kategori tokoh itu sendiri. Dijelaskan sebagai berikut: 1
Ciri Lahiriah
Äusere Merkmale
: Umur, bentuk tubuh, penampilan, pakaian. 2
Ciri Sosial
Soziale Mekmale
: Pekerjaan, pendidikan, kedudukan di masyarakat, hubungan.
3 Tingkah laku
Verhalten
: Kebiasaan, pola tingkah laku, cara bicara. 4
Pikiran dan Perasaan
Denken und Fuhlen
: Pendirian atau sikap, keterkaitan, cara pikir, keing
inan, ketekutan. Maruaβ 1997:37
b. Konstelasi Tokoh
Untuk menentukan konstelasi tokoh atau hubungan antar tokoh yang satu dengan tokoh yang lain dalam cerita,
Marquaβ 1997: 38 mengemukakan pertanyaan-pertanyaan acuan. Pertanyaan-pertanyaan tersebut digunakan untuk
menentukan macam-macam hubungan yang terdapat pada sebuah cerita. Beberapa pertanyaan tersebut antara lain sebagai berikut:
1 Tokoh mana yang terhubung secara persekutuan atau kerja sama? Atas dasar
kesamaan apa? 2
Tokoh atau kelompok tokoh mana yang berada pada posisi penentang? Atas dasar kepentingan apa?
3 Apakah konstelasinya stabil? Atau persekutuan, permusuhan, dan hubungan
kekuasaan berubah?
c. Konsepsi Tokoh
Sikap tokoh yang digambarkan dalam sebuah cerita memiliki ciri dan kekhasan masing-masing sesuai dengan imajinasi yang dituangkan pengarang
pada ceritanya. Sikap tokoh dari awal sampai akhir juga memungkinkan terdapat perubahan sesuai dengan jalan cerita yang diinginkan oleh
pengarang. Terdapat tiga macam konsepsi yang diungkapkan oleh Marquaβ
1997: 39 sebagai berikut: 1
Statis atau Dinamis Apakah tokoh dalam suatu cerita tetap tidak mengalami perubahan sikap, atau
mengalami perubahan akibat jalannya alur yang terdapat pada suatu cerita. 2
Tipikal atau Kompleks Memuat tentang sifat tokoh pada suatu cerita memiliki ciri yang spesifik
dijelaskan oleh pengarang ataukah mempunyai banyak sifat lain. 3
Tertutup atau Terbuka Apakah akhir pada suatu cerita jelas digambarkan oleh pengarang secara
lengkap ataukah akhir dari cerita masih menggantung sehingga pembaca bisa menebak akhir dari sebuah cerita.
Teknik yang dipakai dalam menganalisis penokohan
Erzählung Als der
Krieg zu Ende war
karya Heinrich Böll adalah teknik yang dipakai oleh Marquass. Teknik penokohan yang dipakai oleh Marquass tersebut dianggap
sesuai karena
Erzählung
yang dianalisis dalam penelitian ini merupakan
Erzählung
dalam bahasa Jerman dan Marquaβ merupakan tokoh yang berasal dari
Jerman.