7 1.6.4. Bagi Masyarakat:
Membantu  masyarakat  untuk  mengetahui  sekolah  mana  yang  baik  untuk menyekolahkan  putra-putri  mereka  sehingga  dapat  meningkatkan  kualitas
pendidikan generasi muda nantinya.
1.7 Metode Perancangan
1.7.1.  Lokasi dan Obyek Lokasi  perancangan  beralamatkan  di  Jalan  Gadung  no.  28A  Denpasar,
Bali.  Obyek  perancangan  media  promosi  bernama  SD  Saraswati  2,  merupakan sekolah  yang  mendidik  anak  dari  kelas  1  sampai  6.  Kasus  perancangan  yang
diangkat adalah riil, sehingga pijakan perancangan jelas dan dapat dipercaya. 1.7.2.
Metode Pengumpulan Data Proses  desain  media  promosi  SD  Saraswati  2Denpasar  ini  menggunakan
metode pengumpulan data  yang dibedakan berdasarkan  sumbernya  yaitu:  metode pengumpulan data primer dan metode pengumpulan data sekunder.
a. Metode Pengumpulan Data Primer - Metode Observasi
Pengumpulan data dengan  melihat,  meninjau dan  mengamati  langsung ke lapangan  untuk  mendapatkan  data  untuk  diteliti.  Teknik  observasi  adalah  teknik
pengamatan  dan  pencatatan  yang  sistematis  terhadap  fenomena-fenomena Hadi,1984:31.  Observasi  ini  dilakukan  dengan  pengamatan  secara  langsung  ke
SD  Saraswati  2,  mengamati  situasi  dan  lingkungan  dari  sekolah  tersebut  dengan bantuan  instrument  alat  tulis  dan  kamera  digital,  yang  hasilnya  berupa  foto- foto
beberapa tempat yang ada di SD Saraswati 2 Denpasar. - Metode Wawancara
Metode  pengumpulan  data  adalah  metode  yang  dilakukan  dengan  cara mengadakan  tanya  jawab  sepihak,  dan  dilakukan  dengan  sistematis  dan
berlandaskan  pada  tujuan  penelitian.  Metode  pengumpulan  data  dengan  cara mengadakan  percakapan  dengan  maksud  tertentu  yang  dilakukan  oleh  dua  belah
pihak yaitu pewawancara dengan yang diwawancarai Moelong, 2001:62. Penulis menggunakan  metode  wawancara  terbuka  yaitu  dengan  melakukan  tanya  jawab
secara  langsung  kepada  Kepala  Sekolah  SD  Saraswati  2  Denpasar  Bapak  Drs.  I
8 Nyoman  Suwastha  mengenai  masalah  media  visual  yang  ada  di  SD  tersebut,
dengan instrument alat tulis. b. Metode Pengumpulan Data Sekunder
- Metode Kepustakaan Metode  ini  menggunakan  literatur  untuk  data  komparative  dalam
menunjang  semua  data  yang  diperoleh  dari  berbagai  sumber  kepustakaan  untuk memperoleh  teori-teori  dan  mempelajari  peraturan-peraturan  yang  berhubungan
dengan  penulisan  ini  dan  menunjang  keabsahan  data  yang  diperoleh  di  lapangan Moleong,  2001:  113.  Metode  kepustakaan  adalah  mencari  data  literatur  yang
berhubungan  dengan  desain  komunikasi  visual,  meliputi  buku,  koran,  majalah, kamus  Kamus  Besar  Bahasa  Indonesia,  dan  Kamus  Bahasa  Inggris-Indonesia,
internet,  dan  media  komunikasi  lainnya  yang  erat  kaitannya  dengan  objek permasalahan lampiran- lampiran informasi yang ada.
- Metode Dokumentasi Metode  pengumpulan  data  dengan  mencatat  data-data  dari  hasil  survey
baik  berupa  artikel,  selebaran,  foto  dokumentasi  dan  sebagainya  sebagai  data berupa fakta dan sebagai bukti untuk dipertanggung jawabkan Nazir, 1988: 109.
Metode ini di bantu dengan instrument kamera digital. 1.7.3.
Metode Analisa Data Analisis  data  merupakan  cara  atau  langkah  pemikiran  penelitian  untuk
mengolah data yang berhasil dikumpulkan dan merupakan tindak lanjut dari usaha untuk  menguji kebenaran.  Analisa data  yang digunakan dalam  laporan  ini  adalah
metode deskriptif kualitatif yaitu penggambaran sifat suatu keadaan yang berjalan pada saat penelitian. Prinsip pokok  metode  ini adalah  mengolah dan  menganalisis
data-data  yang  terkumpul  menjadi  data  sistematis,  teratur  dan  terstruktur,  dan mempunyai  makna  Sarwono  dan  Lubis,  2007:  110.  Deskriptif  Kualitatif
menekankan  pada  makna  dan  pemahaman  dari  dalam,  penalaran,  definisi  suatu situasi  tertentu  dalam  konteks  tertentu,  lebih  banyak  meneliti  hal- hal  yang
berhubungan  dengan  kehidupan  sehari-hari.  Pendekatan  kualitatif,  lebih  lanjut, mementingkan pada proses dibandingkan dengan hasil akhir; oleh karena itu urut-
urutan  kegiatan  dapat  berubah-ubah  tergantung  pada  kondisi  dan  banyaknya
9 gejala- gejala  yang  ditemukan.  Tujuan  penelitian  biasanya  berkaitan  dengan  hal-
hal yang bersifat praktis. Berdasarkan  hasil  pengumpulan  data  baik  literatur  maupun  pengambilan
data  secara  langsung  dilapangan,  selanjutnya  data-data  pemilihan  jenis  media, unsur-unsur  visual  desain,  teknik  cetak  dianalisa  berdasarkan  metode  deskiptif
kualitatif  dan  diperoleh  kesimpulan  sintesa.  Berdasarkan  kesimpulan  sintesa tersebut  dibuatlah  alternatif-alternatif  desain.  Desain  dianalisa  secara  deskriptif
kuantitatif  berdasarkan  unsur-unsur  desain  dan  kriteria-kriteria  yang  ada,  maka akan  didapat  desain  terpilih  sesuai  dengan  ketentuan-ketentuan  di  atas.
Selanjutnya  desain  terpilih  akan  diproduksi  dan  disesuaikan  dengan  bahan,  alat, dan  teknik  cetak  masing- masing.  Dari  hasil produksi  tersebut didapat  wujud atau
bentuk  media  komunikasi  visual  yang  akan  disebarluaskan  untuk  menjawab permasalahan  yang  dihadapi.  Sarwono,  2003.  Dengan  metode  ini  dapat
diketahui  sifat-sifat,  karakter,  dan  data-data  lain  yang  diperlukan  untuk perancangan media promosi  SD Saraswati 2 Denpasar ini.
1.7.4. Indikator Serta Model Penilaian Desain
Untuk  menentukan  desain  mana  yang  akan  dipilih,  maka  dilakukan penelitian  terhadap  alternatif-alternatif  desain  dengan  menggunakan  suatu  sistem
penghitungan  skala  ordinal  skala  yang  menunjukkan  tingkatan  atau  rangking. Skala  Likert digunakan  untuk  mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
atau  sekelompok  orang  tentang  fenomena  sosial.  Dengan  Skala  Likert,  variabel yang  akan  diukur  dijabarkan  menjadi  indikator  variabel.  Kemudian  indikator
tersebut  dijadikan  sebagai  titik  tolak  untuk  menyusun  item- item  instrumen  yang dapat  berupa  pertanyaan  atau  pernyataan.  Jawaban  setiap  item  instrumen  yang
menggunakan  Skala  Likert  mempunyai  gradasi  dari  sangat  positif  sampai  sangat negatif, yang dapat berupa kata-kata antara lain: Sangat Penting SP, Penting P,
Ragu-ragu  R, Tidak  Penting  TP,  Sangat  Tidak  Penting  STP.
http:bidanshop.blogspot.com201001pengertian-skala- likert.html. Rangking  didapatkan  setelah  dilakukan  penilaian  berdasarkan  prinsip-
prinsip  desain.  Penilaian  dilakukan  dengan  memberi  tanda  plus  +  bila  ada kesesuaian  antara  desain  yang  dibuat  dengan  prinsip  desain,  atau  minus  -  bila
10 tidak  ada  kesesuain  hubungan.  Tingkat  kualitas  akan  disusun  berdasarkan  lima
jenjang,  dengan  nilai  tertinggi  lima  5  dan  nilai  terendah  adalah  satu  1,  untuk lebih jelasnya dapat diuraikan sebagai berikut :
- Nilai 1 : Kurang sekali
- Nilai 2 : Kurang
- Nilai 3 : Cukup
- Nilai 4 : Baik
- Nilai 5 : Baik Sekali
Selain pilihan dengan  lima skala seperti contoh di atas, kadang digunakan juga  skala  dengan  tujuh  atau  sembilan  tingkat.  Suatu  studi  empiris  menemukan
bahwa  beberapa  karakteristik  statistik  hasil  kuesioner  dengan  berbagai  jumlah pilihan  tersebut  ternyata  sangat  mirip.  Skala  Likert  merupakan  metode  skala
bipolar  yang  mengukur  baik  tanggapan  positif  ataupun  negatif  terhadap  suatu pernyataan.  Empat  skala  pilihan  juga  kadang  digunakan  untuk  kuesioner  skala
Likert  yang  memaksa orang  memilih  salah satu kutub karena pilihan  netral  tak tersedia. http:id.wikipedia.orgwikiSkala_Likert.
Tingkat kualitas dianalisis berdasarkan atas kriteria di bawah ini: a. Fungsional
Desain  harus  benar-benar  sesuai  dengan  fungsinya  atau  tepat  guna Sachari,  1986:47.  Desain  yang  dibuat  dapat  berfungsi  semaksimal
mungkin dan berfungsi sebagai mana mestinya. b. Komunikatif
Desain  harus  menggambarkan  sesuatu  yang  tepat  dan  mudah  dimengerti sehingga  mampu  mengarahkan  konsumen  pada  misi  dan  tujuan  Sachari,
1986:78.  Mudah  dimengerti  dan  mampu  memberikan  keterangan  sesuai dengan informasi yang ada.
c. Informatif Pesan  yang  disampaikan  berisi  informasi  yang  dibutuhkan  sangat  jelas
Poerwadarminta,  2000:432.  Desain  yang  dibuat  mudah  dimengerti  dan mampu  memberikan  keterangan  yang  memadai  sesuai  dengan  tujuan,
informasi ini biasa diwakili dengan foto atau gambar.
11 d. Ergonomis
Pemakaian atau penempatan unsur- unsur seni seperti huruf, warna ataupun ilustrasi  sesuai  pada  tempat  dan  proporsi  sehingga  tidak  mengganggu
penglihatan Poerwadarminta, 2000:432. e. Estetis
Estetis artinya indah atau memiliki nilai keindahan Alwi,2005:237 Desain  haruss  mampu  memberikan  nilai-nilai  keindahan,  sehingga  dapat
mengensankan orang yang melihatnya. f. Unity
Suatu  desain  harus  ada  hubungannya  satu  sama  lain  dan  hubungannya dengan  seluruh  rancangan  sehingga  memberi  kesan  menjadi  satu
Daryanto, 1986:15. g. Simplicity
Visualisasi  desain  sederhana  tetapi  menarik  perhatian  sehingga  dengan visualisasi  sedemikian  rupa  tidak  menghamburkan  dan  membingungkan
komunikasi  untuk  menagkap  misi  dan  tujuan  yang  disampaikan  Sachari, 1986:73.
h. Kreatif Desain  tersebut  murni  ekspresi  pribadi  dan  hendaknya  menampilka n
bentuk-bentuk  dan  unsur- unsur  visual  yang  baru  sehingga  memiliki  nilai tersendiri  dibandingkan  dengan  desain-desain  yang  telah  ada  Sachari,
1986:82. i.Suprise
Desain  yang  dibuat  harus  bisa  memberikan  kejutan  bagi  komunikasi dengan  menampilkan  unsur-unsur  yang  lain  sehingga  mampu  menarik
perhatian Sachari, 1986:89. j.Etis
Etis  artinya  berhubungan  dengan  etika  Alwi,2005:237.  Desain  yang dibuat tidak menyimpang dan norma-norma yang berlaku dimasyarakat.
12 Untuk  menentukan  pilihan  masing- masing  karya  yang  akan  dipilih
menjadi  karya  terbaik  dapat  diambil  melalui  pemberian  nilai  masingmasing indikator  dan  unsur- unsur  desain  dengan  perhitungan  nilai  pembagi  N  =  nilai
skor  tertinggi  dikali  jumlah  indikator.  Sedangkan  untuk  penilaian  desain  melalui rumus  R  =  jumlah  rata-rata  sekor  nilai  tertinggi  dibagi  3  unsur  desain  dikali
100.  Panduan  Penulisan  Tugas  Akhir  Mahasiswa  Program  Studi  Desain Komunikasi  Visual  FSRD  ISI  Denpasar,  2007:14.  Dari  uraian  di  atas,  sebagai
bentuk nilai berupa angka-angka dapat diuraikan berdasarkan skala Likert dengan rumusan sebagai berikut:
N= Nilai sekor tertinggi x Ju mlah Indikator
Setelah  masing- masing  alternatif  desain  dinilai  berdasarkan  prinsip  dan kriteria  desain,  maka  akan  terlihat  satu  desain  yang  menduduki  nilai  teratas,  dan
desain inilah yang akan menjadi desain terpilih. Nazir, 2003: 338. Contoh format penilaian desain
1.7.5. Sistematika Perancangan
Untuk  mengetahui  gambaran  umum  tentang  pengantar  karya  ini,  maka dirasakan perlu sistematika yang akan dipaparkan sebagai berikut :
Bab  I  Pendahuluan;  menjelaskan  tentang  latar  belakang  masalah  yang
13 menyangkut  hal- hal atau dasar-dasar yang diterapkan pada  ide atau  gagasan  yang
nantinya  menjadi acuan dalam pembuatan desain, pengertian  judul,  masalah  yang ada,  serta  rumusan  masalah,  batasan  masalah  yang  merupakan  gambaran  umum
dari  sisi  secara  keseluhan  materi  pengantar  karya  atau  metode  penelitian  yang digunakan untuk mengolah data untuk menghasilkan analisis dan sintesis
Bab  II  Identifikasi  dan  Analisis  Data;  menjelaskan  tentang  tinjauan  akan berbagai data yang akan diperoleh sebagai bahan masukan bagi perancangan, baik
itu  secara  aktual  maupun  faktual  yang  ada  di  lapangan,  analisis  dan  sintesis  dari olahan data yang diperoleh.
Bab  III  Konsep  Perancangan;  menjelaskan  tentang  konsep  dasar perancangan  seabgai  hasil  dari  proses  pengolahan  data,  sehingga  nantinya
diharapkan  lahir konsep dan  gagasan sebagai patokan akan adanya desain-desain yang baru. Strategi pemasaran dan konsep kreatif desain yang akan dibuat.
Bab  IV
Lay  Out
atau  Visualisasi  Karya;  menjelaskan  tentang  berbagai alternatif  media  yang  akan  dibuat  oleh  perusa haan,  dari  mulai  berbagai  elemen
dasar  visual  baik  itu  ilustrasi,  teks,  warna,  dan  typografi.  Desain  yang  terpilih sebagai  alternatif  desain  terbaik  yang  akan  dipergunakan  perusahaan  untuk
mempromosikan nama perusahaan tersebut. Bab  V  Penutup;  menjelaskan  tentang  kesimpulan  dari  unsur-unsur  yang
berpengaruh  dalam  proses  perancangan  sehingga  diketahui  hal- hal  yang  menjadi alasan  dalam  menjadikan  media  promosi  tersebut  perlu  untuk  ditampilkan.
Sedangkan saran-saran merupakan rekomendasi kepada pihak-pihak yang terkait.
BAB II IDENTIFIKASI DAN ANALISIS DATA
2.1. Data Teoritis  Aktual
Data teoritis atau data aktual adalah data yang mengacu pada sumber - sumber data ilmiah yang bisa dipertanggungjawabkan dan literature mengenai
teori-teori tentang media desain komunikasi visual yang berhubungan dengan kasus dan konsep pengerjaan tugas akhir ini.
2.1.1. Pengertian Obyek  Kasus SD Saraswati 2 Denpasar merupakan bagian dari Yayasan Saraswa ti pusat
yang  berlokasi  di  jalan  gadung  no  28A  Denpasar.  Selain  di  program pembelajarannya yang berkualitas, di kegiatan ekstra kurikuler SD Saraswati 2 ini
menyediakan  berbagai  macam  jenis  kegiatan  ekstra,  yaitu  diantaranya:  seni  tari, melukis, basket,
band
,
marching band
,  gender, komputer, dan  masih banyak  lagi kegiatan  lainnya. SD Saraswati 2  Denpasar  ini  termasuk salah satu  sekolah  yang
berkualitas  yang  dapat  menghasilkan  murid- murid  yang  tidak  hanya  ahlipintar dalam  bidang  akademis  saja  melainkan  juga  kreatif  serta  ahli  dalam  bidang  non
akademis. Tetapi  bila  dilihat  dari  pemanfaatan  media  komunikasi  visualnya  SD  ini
dirasa  masih  sangat kurang  menerapkan  media promosi,  hal  ini  dapat dibuktikan dengan  hanya  memiliki  papan  nama  dan  beberapa  strutur  organisasi  saja  dalam
media  visualnya.  Dalam  tampilan  visual  papan  namanya  masih  terlihat  sangat sederhana,  yaitu  hanya  menampilkan  logo  dan  teks  tanpa  disertai  variasi
sedikitpun.  Hal  tersebut  menimbulkan  kesan  yang  ketinggalan  zaman,  sehingga dirasa  perlu  dilakukan  sedikit  perubahan  dalam  tampilannya.  Selain  perubahan
yang  perlu  dilakukan,  setelah  mengetahui  kurangnya  penerapan  media komunikasi  visual  di  SD  ini,  membuat  penulis  merasa  perlu  untuk  menambah
beberapa  media  pendukung  promosi  SD  Saraswati  2  Denpasa r  ini,  baik  berupa media  lini  atas  seperti:  poster  dan  animasi  maupun  media  lini  bawah  seperti:
CD  Interaktif,  brosur,  stiker,  dan  lainnya.  Sehingga  dengan  tambahan  media