Morfologi Kondilus Mandibularis Ditinjau dari Radiograf TMJ pada Individu dengan Kehilangan Gigi Posterior di RSGM FKG USU

(1)

(2)

Lampiran 2

Hasil Data Morfologi Kondilus Mandibular

No. Nama Jenis

Kelamin

Umur (Tahun)

Morfologi Kondilus Mandibular

Kanan Kiri

1. Saniudin Lelaki 60 Oval Flattening

2. Usman Lubis Lelaki 50 Sklerosis Diamond

3. Zafni Lelaki 60 Sklerosis Paruh Burung

4. Astryani Perempuan 43 Oval Flattening

5. Dahlia Perempuan 57 Sklerosis Sklerosis

6. Herlina Nast Perempuan 60 Paruh Burung Oval

7. Lisnawati Perempuan 60 Flattening Paruh burung

8. Lukman Hakim Lelaki 53 Diamond Flattening

9. Marta Pasaribu Perempuan 58 Flattening Flattening

10. Nurlina Perempuan 40 Flattening Osteofit

11. Pak Ngah Lelaki 60 Erosi Paruh burung

12. Sofian Lelaki 51 DJD DJD

13. Sumiyem Perempuan 52 Sklerosis Erosi

14. Suryani Perempuan 56 Flattening Sklerosis

15. Twilly Lelaki 60 Flattening Osteofit

16. Ngatemi Perempuan 50 DJD Sklerosis

17. Wahari Lelaki 54 Erosi Erosi

18. Ferry Lelaki 58 Flattening Flattening

19. Nurhaida Perempuan 50 Erosi Erosi

20. Sugiati Perempuan 60 Erosi Oval

21. Mombang Perempuan 57 Flattening Paruh burung

22. Fatimah Perempuan 56 Flattening Oval

23. Norma Sari Perempuan 49 Erosi Erosi

24. Sumarno Lelaki 60 Erosi Flattening

25. Himanto Lelaki 59 Osteofit Skleorsis


(3)

Hasil Data Morfologi berdasarkan Kategori

No. Nama Umur

(Tahun)

Morfologi Kondilus Mandibular

Kanan Kiri

1. Saniudin 60 0 1

2. Usman Lubis 50 2 0

3. Zafni 60 2 0

4. Astryani 43 0 1

5. Dahlia 57 2 2

6. Herlina Nast 60 0 0

7. Lisnawati 60 1 0

8. Lukman Hakim 53 0 1

9. Marta Pasaribu 58 1 1

10. Nurlina 40 1 3

11. Pak Ngah 60 6 0

12. Sofian 51 5 5

13. Sumiyem 52 2 6

14. Suryani 56 1 2

15. Twilly 60 1 3

16. Ngatemi 50 5 2

17. Wahari 54 6 6

18. Ferry 58 1 1

19. Nurhaida 50 6 6

20. Sugiati 60 6 0

21. Mombang 57 1 0

22. Fatimah 56 1 0

23. Norma Sari 49 6 6

24. Sumarno 60 6 1

25. Himanto 59 3 2

26. Susiani 47 1 0

Keterangan :

0 = Normal (Oval, Diamond, Paruh burung, & Jari bengkok)

1 = Flattening 5 = DJD

2 = Sklerosis 6 = Marginal erosi

3 = Osteofit 7 = Ossicle


(4)

Hasil Data Morfologi berdasarkan Sisi Rahang

Bilateral/ kiri kanan Unilateral/ kiri atau kanan

Rahang Maksila

Rahang Mandibula

Kedua Rahang

Rahang Maksila

Rahang Mandibula

Kedua Rahang


(5)

Lampiran 3

FREQUENCIES VARIABLES=Kanan Kiri Umur

/ORDER=ANALYSIS.

DESCRIPTIVES VARIABLES=Umur

/STATISTICS=MEAN STDDEV MIN MAX.

Descriptives

Notes

Output Created 28-Apr-2016 12:58:34

Comments

Input Data C:\Users\User\Documents\ATIFF FKG.sav

Active Dataset DataSet1 Filter <none> Weight <none> Split File <none>

N of Rows in Working Data File 26

Missing Value Handling Definition of Missing User defined missing values are treated as missing.

Cases Used All non-missing data are used.

Syntax DESCRIPTIVES VARIABLES=Umur

/STATISTICS=MEAN STDDEV MIN MAX.

Resources Processor Time 00:00:00.000

Elapsed Time 00:00:00.000

[DataSet1] C:\Users\User\Documents\ATIFF FKG.sav

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Umur 26 40 60 54.62 5.707


(6)

Frequency Table

Total

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Normal 13 25.0 25.0 46.2

Flattening 15 28.8 28.8 76.9

Sklerosis 8 15.4 15.4 82.7

Osteofit 3 5.8 5.8 84.6

DJD 3 5.8 5.8 98.1

Marginal Erosi 10 1.92 1.92 100.0

Total 52 100.0 100.0

Frequencies

Notes

Output Created 28-Apr-2016 12:58:07

Comments

Input Data C:\Users\User\Documents\ATIFF FKG.sav

Active Dataset DataSet1 Filter <none> Weight <none> Split File <none>

N of Rows in Working Data File 26

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.

Cases Used Statistics are based on all cases with valid data.

Syntax FREQUENCIES VARIABLES=Kanan Kiri

Umur

/ORDER=ANALYSIS.


(7)

Notes

Output Created 28-Apr-2016 12:58:07

Comments

Input Data C:\Users\User\Documents\ATIFF FKG.sav

Active Dataset DataSet1 Filter <none> Weight <none> Split File <none>

N of Rows in Working Data File 26

Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values are treated as missing.

Cases Used Statistics are based on all cases with valid data.

Syntax FREQUENCIES VARIABLES=Kanan Kiri

Umur

/ORDER=ANALYSIS.

Resources Processor Time 00:00:00.016

Elapsed Time 00:00:00.016

[DataSet1] C:\Users\User\Documents\ATIFF FKG.sav

Statistics

Kanan Kiri Umur

N Valid 26 26 26


(8)

Frequency Table

kanan

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Normal 4 15.4 15.4 15.4

Flattening 9 34.6 34.6 50.0

Sklerosis 4 15.4 15.4 65.4

Osteosit 1 3.8 3.8 69.2

DJD 2 7.7 7.7 76.9

Marginal Erosi 6 23.1 23.1 100.0

Total 26 100.0 100.0

kiri

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Normal 9 34.6 34.6 34.6

Flattening 6 23.1 23.1 57.7

Sklerosis 4 15.4 15.4 73.1

Osteosit 2 7.7 7.7 80.8

DJD 1 3.8 3.8 84.6

Marginal Erosi 4 15.4 15.4 100.0

Total 26 100.0 100.0

umur

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid 40 1 3.8 3.8 3.8

43 1 3.8 3.8 7.7

47 1 3.8 3.8 11.5


(9)

50 3 11.5 11.5 26.9

51 1 3.8 3.8 30.8

52 1 3.8 3.8 34.6

53 1 3.8 3.8 38.5

54 1 3.8 3.8 42.3

56 2 7.7 7.7 50.0

57 2 7.7 7.7 57.7

58 2 7.7 7.7 65.4

59 1 3.8 3.8 69.2

60 8 30.8 30.8 100.0

Total 26 100.0 100.0

jenis kelamin

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative Percent

Valid Laki-laki 11 42.3 42.3 42.3

Perempuan 15 57.7 57.7 100.0


(10)

Lampiran 4

RADIOLOGI KEDOKTERAN GIGI FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA KUESIONER PENELITIAN

Responden No:

Tanggal :

JenisKelamin : L / P

Umur :

1. Apakah Anda tidak memiliki gigi geraham belakang pada salah satu sisi rahang atau kedunya?

A. Ya, sebutkan… B. Tidak

2. Jika Anda tidak memiliki gigi belakang tersebut di kiri atau kanan atau keduanya atau pada seluruh rahang?

A. Ya, sebutkan… B. Tidak

3. Apakah kehilangan gigi tersebut < 1 tahun atau > 1 tahun? A. Ya, sebutkan…

B. Tidak

4. Apakah Anda mempunyai kebiasaan buruk seperti menggertakkan gigi? A. Ya

B. Tidak

5. Apakah Anda lebih sering mengunyah pada satu sisi rahang? A. Ya, sebutkan…

B. Tidak

MORFOLOGI KONDILUS MANDIBULARIS DILIHAT DARI RADIOGRAF TMJ PADA INDIVIDU DENGAN KEHILANGAN GIGI POSTERIOR DI RSGM FKG USU


(11)

Lampiran 5

LEMBAR PENJELASAN KEPADA CALON SUBJEK PENELITIAN

Selamat pagi,

Saya yang bernama Syed Atiff Bin S. Johaidy, mahasiswa Fakultas Kedokteran Gigi USU, ingin melakukan penelitian tentang “Morfologi Kondilus

Mandibularis Ditinjau dari Radiograf TMJ pada Individu dengan Kehilangan Gigi Posterior di RSGM FKG USU”

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kelainan bentuk kondilus mandibula dan prevalensi bentuk kondilus mandibular pada individu TMJ Disorder yang berusia 40-60 tahun di FKG USU dilihat dari radiografi TMJ.

Manfaat penelitian ini agar Anda dapat mengetahui apakah terjadi kelainan bentuk prosesus kondilus berhubungan dengan gangguan sendi temporomandibula dengan menggunakan pemeriksaan radiografi TMJ, agar bisa dilakukan tindakan pencegahan/perawatan selanjutnya.

Pada penelitian ini, Anda diminta untuk mengisi kuesioner dan lembar persetujuan untuk menjadi subjek penelitian. Pengambilan Foto TMJ tersebut tidak akan menimbulkan efek samping yang berbahaya karena efek radiasi yang ditimbulkan rendah, yaitu 0.004-0.03 mSv (dosisi lethal > 10 sV). Jika ada efek samping, kemungkinan efeknya tidak begitu besar, umumnya Anda akan terasa sedikit mual, pening atau dahaga selepas difoto. Jika Anda mempunyai masalah seperti efek samping yang disebut diatas, boleh menghubungi saya : Syed Atiff Bin S. Johaidy, pada nomor kontak HP. 083198038159.

Jika Anda bersedia, surat pernyataan kesediaan menjadi subjek penelitian terlampir harap ditandatangani secara sadar dan tanpa paksaan dan dikembalikan kepada pihak peneliti. Perlu diketahui bahwa surat kesediaan tersebut tidak mengikat dan Anda dapat mengundurkan diri dari penelitian ini kapan saja selama penelitian ini berlangsung dan subjek tidak dikenakan biaya apa pun.

Demikian, mudah-mudahan penjelasan di atas dapat dimengerti. Sebagai ungkapan terima kasih saya atas partisipasi Anda dalam penelitian ini, saya akan memberikan souvenir.

Medan, September 2015 Peneliti,


(12)

Lampiran 6

LEMBAR PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN (INFORMED CONSENT)

Saya yang bertandatangan di bawah ini :

Nama :

Umur :

Jenis Kelamin : L/P

Alamat :

Menyatakan telah membaca lembar penjelasan kepada subjek penelitian dan sudak mengerti serta bersedia untuk subjek dalam penelitian atas nama Syed Atiff Bin S. Johaidy yang berjudul “Morfologi Kondilus Mandibularis Ditinjau dari

Radiograf TMJ pada Individu dengan Kehilangan Gigi Posterior di RSGM FKG USU” dan menyatakan tidak keberatan maupun melakukan tuntutan di

kemudian hari.

Demikian pernyataan ini saya perbuat dalam keadaan sehat, penuh kesadaran tanpa paksaan dari pihak manapun.

Medan,

Yang menyetujui, Subjek penelitian

(………) Tanda Tangan dan Nama Jelas


(13)

Lampiran 7

JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN

No. Kegiatan

Waktu Penelitian

Agustus 2015 September 2015 Oktober 2015 November 2015 Desember 2015

1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4

1. Penyusunan Proposal

2. Seminar Proposal 3. Revisi Proposal

4. Pengurusan Surat Izin

5. Pengumpulan Data

6. Pengolahan dan Analisis data

7. Penyusunan Laporan


(14)

No. Kegiatan

Waktu Penelitian

Januari 2016 Februari 2016 Maret 2016 April 2016 June 2016

1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 5

1. Penyusunan Proposal

2. Seminar Poposal

3. Revisi Proposal

4. Pengurusan Surat Izin

5. Pengumpulan data

6.

Pengolahan dan Analisis Data

7. Penyusunan Laporan


(15)

Lampiran 8

RINCIAN ANGGARAN PENELITIAN

“ MORFOLOGI KONDILUS MANDIBULARIS DILIHAT RADIOGRAF TMJ PADA INDIVIDU DENGAN KEHILANGAN GIGI POSTERIOR

DI RSGM FKG USU “

Besar biaya yang diperlukan pada penelitian ini adalah sebesar lima juta lima ratus rupiah dengan rincian seperti berikut :

Biaya pengambilan radiograf TMJ : Rp 5,000.000,00

Biaya alat tulis, kertas dan tinta printer : Rp 500.000,00

Biaya penggadaan proposal dan hasil penelitian : Rp 300.000,00

Biaya Sovenior : Rp 200.000,00

---

Jumlah : Rp 6,000.000,00

Rincian biaya ditanggung oleh peneliti sendiri.

Peneliti


(16)

Lampiran 9

DATA PERSONALIA PENELITI

Nama Lengkap : Syed Atiff Bin S. Johaidy Jenis Kelamin : Lelaki

Tempat/Tanggal Lahir : Malaysia/24 JUNI 1992 Kewarganegaraan : Malaysia

Agama : Islam

Status Perkahwinan : Belum Menikah

Alamat : Kompleks Tasbih Blok D, No.35

Telepon/HP : 083198038159

Email

PENDIDIKAN

2001-2006 : Sekolah Kebangsaan Bandar Baru Darulaman 2007-2009 : Sekolah Menengah Bandar Baru Darulaman 2010-2011 : Suria Collage

2012-Sekarang : Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera


(17)

DAFTAR PUSTAKA

1. Epsilawati L, Firman RN. Diagnosa kelainan sendi temporomandibular dengan memanfaatkan panoramik fot

(Nopember 21. 2015).

2. Megawati D, Rizkyawati D, Sari DP, Fauziah E. Gambaran Diagnostik dari sendi temporomandibular. 2011: 2-8.

3. Durham J. Temporomandibular disorders (TMD). Oral surgery 2008; 1: 60-8. 4. Crow HC, Parks E, Campbell JH, Stucki DS, Daggy J. The utility of panoramic

radiography in temporomandibular joint assessment. Dentomaxillofacial Radiology 2005; 34: 91–5.

5. Alexiou KE, Stamatakis HC, Tsiklakis K. Evaluation of the severity of temporomandibular joint osteoarthritic changes related to age using cone beam computed tomography. Dentomaxillofacial Radiology 2009; 38:141-7.

6. White SC, Pharoah M.J. Oral Radiology Principles and Interpretation. 6 th ed. Mosby, 2009; 175-84.

7. Whaites E. Essentials of dental radiography and radiology. 4 th ed. Spain: Elsevier, 2007: 187-99.

8. Annonymus. Guidelines for diagnosis and management of disorders involving the temporomandibular joint and related musculoskeletal structures. American society of temporomandibular joint surgeons 2001: 1-4.

9. Gerry R, Alana R. Temporomandibular joint disease: anatomy, diagnosis and treatment. 1 Disember 2010. http:// www.oralhealthgroup.com/news/temporomandibularjointtmjdisease/1000400312/ ?&er=NA. (November 22. 2015).

10.Jaramillo XR, Zuñiga E. Mandibular condyle morphology: comparison of MRI and panoramic imaging. Tesis. University of Rochester. 2012: 4-14.


(18)

11.Sharma S, Gupta DS, Pal US, Jurel SK. Etiological factors of temporomandibular joint disorders. National maxillofacial surgery, 2011; 2: 116-9.

12.Pontual ML, Freire JSL, Barbosa JMN, Fraza MAG, Pontual A, Fonseca MM. Evaluation of bone changes in the temporomandibular joint using cone beam CT. Dentomaxillofacial Radiology 2012; 41: 24-9.

13.Aditya G. Perubahan pada sendi temporo-mandibula dan otot-otot pengunyahan setelah perawatan ortodonti dengan pencabutan premolar. 22. 2015).

14.Shetty US, Burde KN, Naikmasur VG, Sattur AP. Assessment of Condylar changes in patients with temporomandibular joint pain using digital volumetric tomography

15.Ferrazzo KL, Osorio LB, Ferrazzo VA. CT images of a severe tmj osteoarthritis and differential diagnosis with other joint disorders.

16.Azhari, Suprijanto, Yudhi D, Endang J, Agus ZA. Analisis citra radiografi panoramik pada tulang mandibula untuk deteksi dini osteoporosis dengan metode gray level cooccurence matrix (GLCM). 2014; 46(4): 203-8.

17.Sano T, Tajima A, Otonari M, Wakoh M, Katakura A. Interpretation of images and discrepancy between osteoarthritic findings and symptomatology in temporomandibular joint. Ireland: Elsevier, 2008: 84-9.

18.Franca JP, Matos BH. Accuracy of temporomandibular joint disc displacement diagnosis in panoramic radiography. Odonto cienc, 2012; 27(4): 283-8.

19.Alves N, Quezada SA, Villalobos GA. Morphological characteristics of the temporomandibular joint articular surfaces in patients with temporomandibular disorders. International J Morphol, 2013; 31(4): 1317-21.

20.Chan CA. Degenerative joint disease

2016).


(19)

21.Sunil C, Dhirendra S, Vipul J, Amit T. Evaluation of condylar morphology using panoramic radiography in normal adult population. International Scientific Study 2015; 2(11): 164-8.

22.Ghom AG. Basic oral radiology. 1 th ed. Jaypee, 2014: 168-73.

23.Alzarea BK. Temporomandibular disorders (TMD) in edentulous patients. Clinical and Diagnostic 2015; 9(4): 6-8.

24.Warren M.P. Temporomandibular disorders and hormones in women. Departments of Medicine and Obstetrics and Gynecology, Columbia College of Physicians and Surgeons 2001; 169: 187–92.

25.Mathew AL, Sholapurkar AA, Pai KM. Condylar changes and its association with age, TMD, and dentition status. International of Dentistry 2011: 1-7.


(20)

BAB 3

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Jenis pelelitian ini adalah penelitian deskriptif. Fungsi analisis deskriptif adalah untuk memberikan gambaran umum tentang data yang telah diperoleh. Gambaran umum yang diperoleh dapat menjadi acuan untuk melihat karakteristik data yang diperoleh.

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSGM FKG USU di Instalasi Prostodonsia. Waktu penelitian adalah pada bulan Januari 2016 –March 2016.

3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi

Populasi penelitian adalah individu yang mengalami kehilangan gigi posterior di RSGM FKG USU.

3.3.2 Sampel

Sampel penelitian dalam penelitian ini adalah individu kehilangan gigi posterior berumur 40-60 tahun di RSGM FKG USU yang memenuhi kriteria inklusi. Metode pengumpulan sampel menggunakan accidental sampling, dalam jangka waktu 2 bulan.

Kriteria inklusinya adalah: (1) Subjek yang berusia 40-60 tahun (2) Subjek yang edentulus di regio posterior di satu sisi (3) Subjek yang edentulus di regio posterior di kedua belah sisi (4) Subjek yang tidak memiliki seluruh gigi di RB/RA (5) Menyetujui dan menandatangani informed concent.

Kriteria eksklusi adalah: (1) Subjek yang edentulus posterior (Free end) yang memakai prothesa (2) Subjek yang hanya kehilangan satu gigi molar.


(21)

3.4 Variabel dan Definisi Operasional

Variabel penelitian ini adaalah morfologi kondilus mandibularis ditinjau dari radiograf TMJ pada individu dengan kehilangan gigi posterior.

Variabel Definisi Operasional

Skala Alat Ukur Hasil

Pengukuran Sendi Temporo mandibular (TMJ) Sendi yang terdiri dari fossa artikularis dalam tulang temporal, eminensia artikularis tulang temporal dan kondilus mandibula

yang berfungsi penting pada pengunyahan dan berbicara.

Kategorik Pemeriksaan ronsen radiograf TMJ Gambaran radiolusen yang terlihat pada fossa yang diliputi gambaran radiopak dari eminensia dan kondilus mandibula. Morfologi kondilus mandibula Bentuk tulang dengan struktur elipsoid melekat pada ramus mandibula yang berbentuk normal.

Kategorik Pemeriksaan ronsen radiograf TMJ Terlihat gambaran radiopak kondilus yang berbentuk normal dengan variasi bentuk oval, diamond, seperti paruh


(22)

burung dan seperti jari bengkok. Kelainan morfologi kondilus mandibula Perubahan morfologi kondilus mandibula yang anomali akibat dari kelainan TMJ

Kategorik Pemeriksaan ronsen radiograf TMJ Terlihat gambaran radiopak kondilus yang berbentuk flattening, marginal erosi, osteophyte, sclerosis, DJD, osiccle dan

microcyst.

3.5 Alat dan Bahan Penelitian 3.5.1 Alat Penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Pesawat radiografi TMJ merk Instrumentarium model OC 200 D 1-4-1 2. Komputer merk Acer

3. Alat tulis

3.5.2 Bahan Penelitian

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: Lembar pencatatan


(23)

3.6 Prosedur Penelitian

1. Dilakukan teknik wawancara kepada subjek penelitian, setelah subjek setuju, maka memberikan inform consent.

2. Kemudian melakukan pengambilan radiografi TMJ di Unit Radiologi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

3. Mengidentifikasi morfologi kondilus mandibularis dari hasil foto.

Gambar 9. A. Flattening, B. Osteofit, C. DJD, D. Erosi, E.Sklerosis (Dokumentasi Peribadi)

4. Mencatat gambaran radiografi yang telah diidentifikasi dan membuat kesimpulan.

3.7 Pengolahan dan Analisis Data 3.7.1 Pengolahan Data

A B C


(24)

1. Identifikasi, yaitu mengenal pasti hasil penelitian yang diperoleh.

2. Entri data, yaitu kegiatan memasukkan data dalam komputer untuk dilakukan analisa dengan uji statistik deskriptif dengan menyajikan data dalam bentuk frekuensi dan presentase.

3. Tabulasi, yaitu proses menghitung setiap variabel berdasarkan kategori yang telah ditetapkan sebelumnya sesuai dengan tujuan penelitian.

3.7.2 Analisis Data

Data yang akan diperoleh dalam penelitian ini adalah jumlah subjek yang kehilangan gigi posterior sesuai dengan penelitian. Selanjutnya untuk menentukan morfologi kondilus mandibulais yang terjadi, maka dilakukan perhitungan persentase dengan uji statistik deskriptif.

3.8 Etika Penelitian

Penelitian ini akan mendapat persetujuan dari komisi etik (health Research

Ethical Committee of North Sumatera) dengan nomor surat 46/KOMET/FK


(25)

BAB 4

HASIL PENELITIAN

Sampel penelitian berjumlah 26individu yang datang ke RSGM FKG USU, dengan total 52 morfologi kondilus mandibula yang dianalisa pada sisi kiri dan kanan pada individu yang mengalami kehilangan gigi posterior/ free end. Penelitian dilakukan pada radiograf TMJ dengan kondisi rahang terbuka.

Pada penelitian ini peneliti berencana mengambil sampel dari pasien di Instalasi Prostodonsia, namun pada penalaksanaanya dikarenakan kendala waktu dan jumlah pasien yang datang terlalu sedikit, sehingga peneliti juga mengambil pasien yang datang ke Instalasi Bedah Mulut yang sesuai dengan kriteria inklusi dan eksklusi.

4.1 Prevalensi Morfologi Kondilus Mandibula

Tabel 1. Prevalensi morfologikondilus mandibula secara keseluruhan

Morfologi Jumlah Presentase (%)

Normal 13 25,0

Flattening 15 28,8

Sklerosis 8 15,4

Osteofit 3 5,8

DJD 3 5,8

Marginal Erosi 10 19.2


(26)

4.2 Prevalensi Morfologi Kondilus Mandibula Kiri Dan Kanan

Tabel 2. Prevalensi morfologi kondilus mandibula yang mengalami perubahan pada sisi rahang kanan dan kiri

Morfologi Sisi Rahang Presentase (%)

Kanan Kiri Total Kanan Kiri Total

Flattening 9 6 15 23,1 15,4 38,4

Sklerosis 4 4 8 10,3 10,3 20,5

Osteofit 1 2 3 2,6 5,1 7,7

DJD 2 1 3 5,1 2,6 7,7

Marginal Erosi 6 4 10 15,4 10,3 25,6

Total 22 17 39 56,5 43,5 100

4.3 Prevalensi Morfologi Kondilus Mandibula Berdasarkan Jenis Kelamin

Tabel 3. Prevalensi morfologi kondilus mandibula berdasarkan jenis kelamin

Morfologi Jenis Kelamin Presentase (%)

Lelaki Perempuan Total Lelaki Perempuan Total

Normal 5 8 13 9,6 15,4 49,4

Flattening 6 9 15 11,5 17,3 28,8

Sklerosis 3 5 8 5,8 9,6 15,4

Osteofit 2 1 3 3,8 1,9 5,8

DJD 2 1 3 3,8 1,9 5,8

Marginal Erosi 4 6 10 7,7 11,5 19,2


(27)

BAB 5 PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan dengan menginterpretasi hasil radiografTMJ pada pasien yang datang ke RSGM FKG USU, sebanyak 26 sampel yang berusia 40-60 tahun. Pengamatan ini dilakukan untuk melihat seberapa banyak jumlah individu yang mengalami perubahan bentuk kondilus mandibula. Morfologi kondilus mandibula dapat dikategorikan kepada tujuh jenis bentuk, antaranya osteofit,

flattening, sklerosis, degenerative joint disease (DJD), marginal erosi, ossicle dan microcsyt.

Berdasarkan penelitian pada tabel 1, terlihat bahwa kelainan morfologi kondilus mandibula mengalami bentuk flattening sebanyak 28,8%, bentuk sklerosis sebanyak 15,4%, bentuk osteofit sebanyak 5,8%, bentuk DJD sebanyak 5,8% dan marginal erosi sebanyak 19,2%. Hal ini mirip dengan penelitian sebelumnya, pada penelitian Alexiou dikatakan temuan radiografi yang paling umum dari kondilus mandibula adalah flattening, osteofit dan erosi pada pasien dengan TMJ radang sendi degeneratif, yang paling banyak adalah bentuk flattening.5 Dibandingkan dengan Penelitian yang dilakukan oleh Crow HC dkk, memperlihatkan empat sampai lima persen dari gambaran radiografi TMJ yang dievaluasi menunjukkan perubahan kondilus yang berbentuk osteofit atau flattening pada pasien yang memiliki ganguan pada TMJ.4 Perubahan bentuk yang terjadi ini menunjukkan terjadinya tekanan berlebih di area tertentu dari kepala kondilus pada saat gerakkan fungsional, sehingga apabila terjadi dalam jangka waktu yang lama dapat berdampak pada perubahan bentuk kepala kondilus dan juga lingkungan, seperti kebiasaan menjaga kebersihan rongga mulut, dan kebiasaan mengunyah pada satu sisi rahang.1

Pada tabel 2 menunjukkan kelainan kondilus mandibula pada satu sisi rahang, kelainan yang paling banyak terjadi adalah flattening baik pada sisi yang kanan maupun kiri yaitu sebanyak 38,4%. Penelitian yang dilakukan oleh Chaundry S et al,


(28)

memperoleh hasil bahwa perubahan kondilus mandibula yang umum pada pasien TMJD dengan prevalensi adalah bentuk flattening sebanyak 38%, osteofit 18%, sklerosis 17%, dan erosi sebesar 10%, pada penelitian ini kelainan kondilus mandibula yang paling banyak adalah bentuk flattening. Pada penelitian TMJ dengan kelainan pada pasien tanpa gangguan sendi, prevalensi kelainan bentuk kondilus mandibula paling banyak terjadi adalah bentuk flattening dengan prevalensi 14%, diikuti osteofit sebanyak 12 %, dan erosi sebanyak 4%.10 Hal ini juga serupa pada penelitian yang dilakukan oleh Muir menemukan flattening juga merupakan yang paling banyak dijumpai yaitu sebanyak 14%, sklerosis 2% dan osteofit 11% pada temporomandibula sendi asimtomatik berdasarkan radiografi TMJ.10,13 Dalam penelitian ini, tingginya prevalensi flatteningdapat dijelaskan dengan kemungkinan bahwa perubahan tulang ini merupakan perubahan yang adaptif, atau perubahan degeneratif sekunder untuk internal derangement. Bentuk osteofit, terjadi pada tahapan lanjutan dari perubahan degeneratif ketika tubuh menyesuaikan diri untuk memperbaiki sendi. Osteofit juga muncul untuk menstabilkan dan memperluas permukaan untuk meningkatkan kelebihan yang dihasilkan dari kekuatan oklusal, mewakili daerah tulang rawan baru terbentuk. Erosi terjadi pada tahap awal dari perubahan degeneratif, menunjukkan bahwa TMJ tidak stabil dan perubahan permukaan tulang akan terjadi, mungkin mengakibatkan perubahan oklusi.12 Bentuk DJD dapat terjadi pada semua usia, meskipun insiden meningkat dengan penambahan usia dan lebih banyak ditemukan pada perempuan.12,20

Berdasarkan hasil penelitian ini diperoleh bahwa prevalensi morfologi kondilus mandibula berdasarkan jenis kelamin, kelainan bentuk sendi yang palingbanyak dijumpai adalah pada wanita dengan kelainan bentuk sendi terbanyak adalah flattening yaitu sebanyak 17,3% (tabel 3). Warren M.P menunjukkan gangguan yang lebih umum pada wanita dibandingkan pada pria, terlihat dari 80% pasien yang TMD adalah perempuan, hal ini berkaitan dengan hormonal.23,24

Flattening, erosi, dan sklerosis diamati lebih banyak pada kelompok usia yang lebih


(29)

menunjukkan prevalensi yang lebih rendah pada usia lanjut dan morfologi DJD lebih banyak ditemukan pada perempuan.12,20,25


(30)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa:

Morfologi kondilus mandibularis pada individu dengan kehilangan gigi posterior di RSGM FKG USU yang paling banyak masih pada bentuk normal dengan berbagai variasi sebanyak 25,0%. Morfologi kelainan kondilus mandibularis yang paling banyak adalah bentuk flattening sebanyak 28,8% dan yang paling sedikit pada bentuk osteofit dan DJD sebanyak 5,8%.

6.2 Saran

1. Diharapkan pada penelitian selanjutnya, dapat memasukkan tipe – tipe penyakit temporomandibular dalam mengevaluasi morfologi kondilus mandibularis agar dapat mengetahui prevalensi morfologi kondilus mandibularis pada masing-masing penyakit temporomandibular.

2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi dasar untuk penelitian selanjutnya.

3. Diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat digunakan pemeriksaan radiografi yang lain seperti radiografi lateral transkranial sebagai dasar pembanding dari penelitian ini.


(31)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sendi Temporomandibula (TMJ)

TMJ atau sendi rahang adalah sendi yang menghubungkan temporal dan mandibula yang terdiri dari tulang mandibula dengan kondilusnya (ujung membulat), diskus yaitu jaringan penyambung antara kondilus dengan soketnya pada tulang temporal. Persendian ini di lapisi oleh lapisan tipis dari kartilago dan dipisahkan oleh diskus. Persendian ini secara konstan terpakai saat makan, berbicara dan menelan.Pergerakan mandibula perlu koordinasi antara mereka untuk memaksimalkan fungsi dan meminimalkan kerusakan struktur sekitarnya.4 Kondisi maloklusi gigi adalah salah satu gejala yang dapat menyebabkan terjadinya gangguan TMJ.5

Gambar 1. Gambar3dstruktur sendi temporomandibula 1

Sendi temporomandibular berbeda dengan sendi lain dari tubuh terutama dari fungsi geser dan memiliki permukaan sendi dan diskus dari fibrokartilago dan merupakan dua sendi yang terpisah, yang berfungsi secara bersama-sama sebagai satu unit dan dibentuk oleh kondilus yang terletak pada tulang mandibula dan fossa pada tulang temporal.1,2Sendi temporomandibula mempunyai diskus artikularis untuk


(32)

menjaga agar kranium dan mandibula tidak bergesekan dan menjaga fungsi-fungsi dari TMJ.Sisi dari diskus ini menempel pada tiang medial dan lateral kondilus dan juga menempel pada ligamen yang membolehkan rotasi pada kondilus dapat berotasi selama gerakan translasi rahang.1,8

Gambar 2. Gambar posisi normal diskus artkularis pada posisi jam 12 posisi diskus artikularis berhimpit dengan puncak kondilus pada satu garis lurus 1

Selama gerakan rahang kondilus dan diskus menggeser di fossa temporal, tanpa gerakan menggeser ini, gerakan samping dari rahang saat pengunyahan, dan juga terutama saat membuka mulut selebar, tidak akan mungkin terjadi.Diskus ini diyakini memiliki beberapa peran diantaranya, sebagai bantalan dan mendistribusikan beban sendi, mempromosikan stabilitas sendi selama mengunyah, memfasilitasi pelumasan dan makanan dari permukaan sendi, mencegah perubahan degeneratif di kondilus dan fossa, dan pertumbuhan mandibula yang normal.8

Struktur dan fungsi dari TMJ ini dapat dibagi menjadi dua sistem yang berbeda yaitu yang pertama adalah kompartemen bawah yaitu sistem yang terdiri dari jaringan yang mengelilingi kondilus dan diskus artikularis. Diskus artikularis ini terikat pada kondilus lateral dan medial oleh ligamen diskal dan bertanggung jawab untuk gerakan rotasi dari TMJ.9 Kompartemen atas merupakan sistem yang terdiri dari fungsi


(33)

kompleks kondilus-diskus terhadap permukaan fossa mandibula. Diskus ini tidak melekat pada fossa sehingga penerjemahan dapat terjadi. Ini adalah komponen geser sendi.5 Untuk mendiagnosa gangguan TMJ dan mengobati/ melakukan perawatan penting untuk memahami anatomi sendi dari TMJ tersebut.7,9

2.2 Temporomandibula Disorders (TMD)

Gangguan Temporomandibula (TMD) dapat didefinisikan sebagai rasa sakit dan / atau disfungsi dalam otot-otot pengunyahan atau sendi temporomandibular (TMJ), dan struktur terkait atau keduanya.10,11 Rasa nyeri pada TMJ dan otot kraniofasial yang terkait dapat unilateral atau bilateral. Gangguan sendi temporomandibula ini dianggap subdivisi patologi muskuloskeletal dan menjadi sumber utama dari nyeri.10,12

Tanda-tanda klinis yang paling umum dan gejala dari TMD adalah sakit pada palpasi sendi dan / atau otot-otot pengunyahan, berkurang pembukaan mulut, pembatasan dalam gerakan rahang excursive (kanan, kiri, dan tonjolan) dan mengklik atau suara kisi-kisi pada sendi pada pergerakan mandibula.10,12 Gejala lain dari TMD ini adalah sakit atau perih di sekitar TMJ, rasa sakit di sekitar telinga, kesulitan menelan atau perasaan tidak mulus ketika mengunyah atau membuka mulut, rahang terkunci, kaku, sehingga mulut sulit dibuka atau ditutup, sakit kepala, gigitan yang rasanya tidak pas, gigi-gigi tidak mengalami perlekatan yang sama karena ada sebagian gigi yang mengalami kontak prematur, tinnitus, dan berbagai bunyi suara sendi.1,13

Meskipun TMD memiliki beberapa etiologi, rusaknya vertikal dimensi adalah penyebab umum nyeri otot di antara pemakai gigitiruan lengkap.14,15 Pasien edentulus umumnya tidak selalu memiliki gejala TMD jika dibandingkan dengan yang memiliki gigi asli. Pada individu yang masih memiliki gigi asli ketika mengaturkan rahang secara berlebihan juga dapat menyebabkan predisposisi TMD seperti yang disarankan oleh Costen.16

Prevalensi terjadinya TMD pada individu endentulus yang memakai gigi tiruan lengkap (complete dentures) memiliki proporsi yang hampir sama dengan individu


(34)

yang memiliki gigi asli yaitu bervariasi dari 15-25%. Aktivitas elektromyografik dan kekuatan pengunyahan dapat berkurang pada pasien edentulus.17,18 Tidak digunakannya gigi tiruan untuk waktu yang lama menyebabkan pergeseran posisi vertikal dan horizontal mandibula, sehingga akibat posisi kondilus di fossa mandibula juga bisa berubah. Perubahan posisi istirahat karena pengurangan dimensi vertikal oklusi juga dianggap sebagai salah satu faktor predisposisi terjadinya TMD.16,19

Salah satu klasifikasi TMD yang paling komprehensif adalah kriteria penelitian diagnostik. Sistem ini mengelompokkan TMD bersama dua sumbu. Sumbu pertama (Axis I) mengacu pada evaluasi klinis kondisi TMD. Tiga kelompok diagnostik yang dapat dibedakan: 1. Gangguan otot, 2. Internal derangement(ID) dan 3. Kelainan degeneratif sendi (Degenerative Joint Disease /DJD). Sumbu kedua (Axis II), Ambang nyeri dihubungkan dengan disabilitas dan status psikologis yang hubungan dengan TMD.10

Internal derangement dari TMJ didefinisikan sebagai hubungan abnormal

diskus artikularis yang berhubungan dengan kondilus mandibula, fossa, dan eminensia artikularis. Dijumpai dua kondisi yaitu disc displacement with

reduction(DDR) di mana diskus bergeser baik secara anterior, medial, lateral atau

gabungan gerakan tersebut dalam posisi rahang tertutup, dan gerakannya lebih kecil pada posisi normalnya dalam posisi rahang terbuka, dengan band posterior diskus berada pada bagian superior kondilus, kondisi ini biasanya berhubungan dengan bunyi kliking, dan disc displacement without reduction (DDNR) adalah kondisi dimana pergerakan diskus tidak lebih kecil dari pergerakan normal. Diskus ini terletak pada anterior kondilus dan eminensia artikularis dalam posisi rahang tertutup dan terbuka. Kondisi ini berhubungan dengan keterbatasan membuka mulut dan rasa sakit.10

Pada DJD terlihat perubahan di permukaan kondilus mandibula dan eminensia artikularis dan jika perubahan degeneratif terus berlanjut, kehilangan lamina dura di bidang fungsional sendi akan terlihat dalam radiografi karena gambaran regular tidak terlihat dan distorsi dari bentuk tulang.10


(35)

Terlihat degenerasi tulang pada TMJ yang berkaitan dengan perubahan kepala kondilus dan eminensia artikularis, dengan hipoplasia atau hiperplasia, flattening permukaan artikular, sklerosis subkortikal (sklerosis) atau kista, erosi, osteofit, dan berkurangnya bentuk sendi.10

Gambar 3. Tahapan Internal Derangement TMJ 20

Tahapan perubahan posisi dan bentuk kondilus seiring dengan waktu dan usia (Gamb ar 3) :20

1. Awal

• Tidak ada gerakan terbatas

• Kontur tulang yang normal

• Diskus sedikit maju

• Inkoordinasi pasif (kliking)

• Bentuk diskus yang normal 2. Intermediate

• Intermiten penguncian / sakit kepala

• Kontur tulang yang normal

• Diskus sedikit maju


(36)

• Diskus menebal 3. Menengah

• Gerakan terbatas - Mengunci / sering sakit, mengunyah menyakitkan

• Kontur tulang yang normal

• Pergerakan diskus anterior, diskus rosak

• Moderate untuk melihat penebalan diskus

• Adhesi variabel 4. Menengah Akhir

• Gerakan terbatas - nyeri kronis, sakit kepala

• Kontur tulang yang abnormal

• Perpindahan diskus anterior tidak mengurangi, dan ditandai penebalan diskus

• Renovasi degeneratif permukaan tulang, perlengketan, disk tanpa perforasi 5. Akhir

• Fungsi menyakitkan - nyeri variabel, retak

• Perubahan osseus degeneratif

• Perpindahan diskus anterior dan tidak mengurangi dengan perforasi

• Perubahan degeneratif diskus dan jaringan keras dengan beberapa perlengketan

Secara radio-patologis, terdapat beberapa kondisi pada hasil radiografi TMJ yang dapat digunakan untuk mendeteksi kemungkinan adanya TMD. Kondisi tersebut adalah :1

1) Asimetri mandibula , apabila tingkat asimetri dari mandibula kiri dan kanan pada sebuah radiograf TMJ melebihi angka 6 %, hal ini menunjukkan adanya asimetri yang nyata pada daerah fasial. Pengukuran dapat dilakukan secara sederhana dengan menarik garis vertikal mulai dari puncak kondilus sampai dengan titik sudut angulus mandibula kiri dan kanan.


(37)

Kemudian selisih keduanya dihitung secara prosentase, apabila kurang dari 6% kemungkinan asimetri ini terjadi karena elongasi atau tidak tepatnya posisi kepala pasien pada saat pemotretan. Sedangkan selisih yang besar menunjukkan adanya asimetri yang nyata pada tinggi kepala kondilus, dan perlu dianalisa lebih lanjut untuk mendapatkan data pendukung lainnya sehingga dapat diketahui tingkat abnormalitas yang terjadi.

2) Perubahan bentuk kepala kondilus, dalam arah sagital bentuk kepala kondilus dapat diklasifikasikan ke dalam 8 jenis :

- Normal, bentuk tulang kortikal pada kepala kondilus tampak halus dan bersih. - Flattening, kepala kondilus tampak menyudut dan tidak lagi berbetuk cembung. - Sklerosispengerasan abnormal pada jaringan kepala kondilus mandibula.

- Osteophyte, tampak adanya pertumbuhan atau penonjolan di bagian anterior dan atau superior dari permukaan kepala kondilus.

- Degenerative joint disease, gangguan progresif sendi yang disebabkan oleh hilangnya bertahap pada tulang.

- Marginal erosi, tergerusnya sebagian daerah kepala kondilus disertai penurunan densitas pada daerah tersebut.

- Ossicle, pembentukan tulang yang sangat kecil di sekitar kondilus mandibula.

- Microcyst, kista kecil yang tertumpuk pada kepala kondilus mandibula.

Perubahan bentuk yang terjadi ini menunjukkan terjadinya tekanan berlebih di area tertentu dari kepala kondilus pada saat gerakkan fungsional, sehingga apabila terjadi dalam jangka waktu yang lama dapat berdampak pada perubahan bentuk kepala kondilus.

3) Asimetri posisi kondilus. Berdasarkan penilaian tingkat akurasi yang rendah, radiograf TMJ tidak diindikasikan sebagai bahan referensi untuk menganalisa posisi kondilus. Walaupun demikian, gambaran yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai bahan pembanding untuk melihat posisi kondilus pada kedua sisi.

4) Perubahan bentuk eminensia artikularis, tekanan yang berlebihan pada pergerakan sendi temporomandibula dapat menyebabkan


(38)

keausan pada daerah eminensia artikularis. Melalui radiografi, kondisi

flattening pada eminensia akan tampak jelas.7

5) Perubahan bentuk processus styloideus, sangat berkaitan dengan pergerakan otot-otot mastikasi. Bentuk processus yang membesar dan memanjang. Selain itu perbedaan yang terjadi pada kedua sisi dapat membantu menunjukkan tingkat keparahan yang terjadi di antara kedua sendi.

2.3 Kondilus Mandibula

Kondilus mandibula adalah tulang dengan struktur elipsoid melekat pada ramus mandibula. Berbentuk cembung pada seluruh permukaan, walaupun sedikit terlihat datar pada permukaan bagian posterior, dan berbentuk seperti tombol lebih lebar pada daerah mediolateral daripada anteroposterior.Kondilus berbentuk lonjong dan mempunyai poros yang berorientasi mediolateral. Permukaan tulang artikular terdiri atas cekungan fossa artikular dan bagian dari eminensia artikular. Meniskus adalah suatu suatu jaringan fibrosa, berbentuk pelana yang merupakan struktur yang memisahkan kondilus dan tulang temporal.1

2.3.1 Bentuk Kondilus Mandibula

Perawatan ortodontik dapat mempengaruhi posisi kondilus, sedangkan posisi dan bentuk kondilus sendiri erat hubungannya dengan posisi diskus artikularis. Perawatan ortodontik memiliki risiko TMD jika terjadi hambatan oklusi yang dapat memacu perpindahan kondilus ke posterior selama perawatan ortodonti dengan ekstraksi premolar.13,14 Perawatan ortodonti dengan pencabutan premolar sering dilakukan, namun beberapa ahli ortodonti masih mempertanyakan adanya perubahan atau efek negatif yang terjadi pada TMJ. Pemikiran tersebut muncul dengan adanya dugaan bahwa pencabutan premolar yang diikuti dengan retraksi akan mengubah posisi mandibula lebih ke arah posterior dan perubahan bentuk kondilus.13,15

Penelitian yang dilakukan oleh Chaudhary S dkk, variasi morfologi dalam bentuk kondilus dapat terlihat. Kondilus dari populasi sampel dikategorikan menjadi 4 jenis sesuai dengan definisi operasional berikut.21


(39)

Tipe 1: Bentuk oval atau hampir terlihat seperti berbentuk telur, bagan dengan leher bulat kondilar dekat dengan atau tanpa konstriksi di perbatasan inferior (1710 [59,6%] kasus).

Gambar 4. Gambar kondilus berbentuk oval.21

Tipe 2: Bentuk diamond menunjukkan permukaan superior datar yang luas dengan garis leher terbatas (457 [15,9%] kasus).

Gambar 5. Gambar kondilus berbentuk diamond.21

Tipe 3: Bentuk seperti paruh burung dengan permukaan hampir berbentuk seperti kepala burung dengan paruh yang menjorok keluar (523 [18,2%] kasus).


(40)

Gambar 6. Gambar kondilus berbentuk seperti paruh burung.21

Tipe 4: Bentuk seperti jari bengkok, morfologi kondilar ini menunjukkan garis besar dari jari telunjuk bengkok, kurva pesawat tertutup dengan lengkungan (180 [6,3%] kasus).

Gambar 7. Gambar kondilus berbentuk seperti jari bengkok 21

Penelitian Chaundry S dkk meyatakan sebanyak 1.435 pasangan kondilar diamati untuk berbagai bentuk kondilus pada populasi normal. Bentuk Oval adalah sebanyak (59,6%),diikuti oleh bentuk paruh burung (18,2%), bentuk berlian (15,9%), dan bentuk jari bengkok (6,3%). Distribusi yang sama diamati pada 1183 subjek dengan simetris pasangan kondilar, bagaimanapun 252 pasang asimetris menunjukkan bahwa adalah bentuk jari bengkok (37,8%) diikuti oleh berparuh, berlian dan oval.21

Bentuk oval adalah bentuk yang paling sering muncul dalam populasi diikuti oleh bentuk paruh burung, berlian dan jari bengkok masing-masing. Kemunculan


(41)

kondilar asimetri dan perubahan morfologi berhubungan dengan terjadinya peristiwa menyakitkan yang terkait dengan TMJ.21

2.3.2 Kelainan bentuk kondilus mandibula

Permanfaatan dari radiografi TMJ ini adalah untukmedeteksi tanda-tanda disfungsi TMJ seperti perubahan tulang di kondilus dianalisis. Telah ada radiografi TMJ pada pasien TMJD dan kontrol dipelajari oleh seorang peneliti. Peneliti tersebut dikalibrasi untuk mengidentifikasi berbagai jenis kelainan radiologis di kondilus seperti flattening pada permukaan artikular dari kondilus, sklerosis, kista, osteofit, marginal erosi, ossicles dan tanda-tanda lainnya termasuk kelainan seperti yang diamati dalam radiografi TMJ.10

Temuan tulang degeneratif di TMJ telah dilaporkan berhubungan dengan perubahan kepala kondilar dan eminensia artikularis, dengan hipoplasia besar atau hiperplasia, flattening permukaan artikular, kista, erosi, osteofit, sklerosis, tubuh sendi longgar, dan penyimpangan dalam bentuk. Temuan kondilar dilaporkan menjadi lebih umum dalam populasi lansia tetapi dapat ditemukan di setiap usia yang terkait dengan atau tanpa adanya gejala TMJ. Penelitian yang dilakukan oleh Chaundry S dkk, melaporkan bahwa perubahan tulang struktural yang umum pada pasien TMJD dengan prevalensi adalah bentuk flattening sebanyak 38%, osteofit 18%, sklerosis 17%, erosi sebesar 10% dan kista sebanyak 2%. Tapi bentuk-bentuk ini hadir dalam populasi tanpa gejala serta dalam prevalensi flattening di 14%, osteofit pada 12%, sklerosis pada 2%, erosi pada 4% dan kista pada 1%.10,21


(42)

Gambar 8. Gambar kelainan bentuk kondilus.10

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Crow HC dkk, memperlihatkan empat sampai lima persen dari gambararn radiografi TMJ yang dievaluasi menunjukkanperubahan kondilus yang berbentuk osteofit atau flattening pada pasien yang memiliki ganguang pada TMJ.21Pada penelitian Alexiou pula dikatakan temuan radiografi yangpaling umum dari kondilus adalah erosi, flatteningdan osteofit.5

Penelitian yang dilakukan oleh Chaudhary S dkk, bertujuan untuk mengamati apakah variasi morfologi kondilus adalah terkait dengan nyeri, temuan biasanya hadir pada pasien dengan penyakit temporomandibular (TMD) dengan menggunakan radiografi TMJ.21

Penelitian yang dilakukan oleh Muir pada tahun 1990 menemukan flattening adalah sebanyak 14%, sklerosis 2% dan osteofit 11% di temporomandibular sendi asimtomatik berdasarkan radiografi TMJ.10

2.4 Radiografi TMJ

Gambaran radiografi terbagi atas radiografi intraoral dan ekstraoral. Radiografi intra oral terdiri dari radiografi periapikal, radiografi interproksimal, dan juga radiografi oklusal. Radiografi intra oral merupakan jenis radiografi yang dilakukan dengan meletakkan film x-ray ke dalam rongga mulut. Radiografi extra


(43)

oral dilakukan pada bagian orofasial dengan meletakkan film pada bagian luar mulut.16

Kemampuan diagnostik dalam mendeteksi patologi tulang dan fraktur mandibula, termasuk fraktur kondilus, umumnya diterima dengan baik sehingga dapat menunjukkan kedua sisi TMJ pada gambar yang sama, ini sangat berharga dalam mendeteksi mandibula asimetris dan unilateral deformasi kondilus. Namun menggunakan radiografi TMJ dalam mempelajari perubahan tulang kondilus terkait dengan TMJ internal derangement (ID).22

Radiografi extra oral yang dapat melihat kondisi TMJ adalah.22

1. Lateral transkranial atau Up –degrave, memperlihatkan aspek lateral dari glenoid fossa, artikulare eminence, ruang sendi, dan kepala kondil.

2. Towne dan Reverse Towne, memperlihatkan dari arah lateral glenoid fossa, artikulare eminence, ruang sendi, kepala sendi, leher sendi ramus dan sekitarnya.

3. Panoramik : memperlihatkan dari arah lateral glenoid fossa, artikularis eminensia, ruang sendi, kepala sendi, leher sendi ramus, dan sekitarnya.

Projeksi Lateral Transkranial atau updegrave merupakan standar radiografi sendi temporomandibula. Radiografi ini umumnya dibuat kiri dan kanan untuk perbandingan, radiografi sendi temporomandibular dibuat dengan posisi rahang membuka dan menutup mulut. Dapat juga dilakukan dalam 3 keadaan : tutup/menggigit, istirahat/rest position dan buka mulut. Penentuan ini berdasarkan pada kasusnya masing-masing, sehingga dilakukan lebih dari satu kali pemotretan dengan ukuran film 24 x 30 cm harus dibagi dalam 4 atau 6 pemotretan.7,22

Pada projeksi panoramik bisa digunakan dengan mode TMJ dengan kondisi mulut terbuka dan tertutup. Morfologi kondilus yang ditampilkan pada posisi menutup dan membuka mulut tidak selalu terlihat sama. Hal ini karena sinar x-ray dan sumbu panjang kondilus membentuk sudut yang berbeda pada saat rahang tertutup dan terbuka mulut.22


(44)

Gambar 9. TMJ bilateral pada posisi menutup dan membuka mulut tidak terlihat sama 22


(45)

2.5 Kerangka Teori

Sendi Temporomandibula (TMJ)

Gangguan Sendi Temporomandibula (TMD)

Bentuk Kondilus mandibula

Radiografi TMJ

Kelainan bentuk kondilus mandibula

Osteofit

Erosi Flattening

DJD

Sklerosis Osiccle


(46)

2.6 Kerangka Konsep

Kelainan sendi temporomandibula

Radiografi TMJ

Interpretasi morfologi gambaran kondilus

Mencatat morfologi gambaran kondilus


(47)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sendi temporomandibula atau Temporomandibular Joint (TMJ) adalah suatu persendian yang sangat kompleks dimana identifikasi diperlukan sebagai dasar diagnosis dalam perawatan pasien. Sendi temporomandibular berfungsi penting pada pengunyahan dan berbicara, dan ini menjadi sangat penting untuk dokter gigi, ortodontis dan ahli radiologi untuk diketahui. Permukaan tulang sendi temporomandibular terdiri dari fossa artikular dalam tulang temporal, eminensia artikularis tulang temporal dan kondilus mandibula.1

Kelainan Temporomandibular joint (TMJ disorder) adalah gangguan yang paling umum terjadi pada rahang, 28% sampai 86% pada orang dewasa dan remaja menunjukkan satu atau lebih tanda-tanda klinis atau gejala.2 Kelainan temporomandibula adalah istilah yang dipakai untuk gangguan yang mengganggu sendi temporomandibula, otot pengunyah, dan struktur terkait yang mengakibatkan gejala umum berupa nyeri terkadang disertai suara click pada sendi rahang atau telinga atau keduanya, sakit kepala, nyeri otot, kekakuan sendi, terdengar suara mengklik pada sendi, keterbatasan membuka mulut, penguncian, dan dislokasi.1,2

Penderita dengan gangguan ini akan merasa tidak nyaman walaupun gangguan ini jarang disertai dengan rasa sakit yang hebat, sehinngga sering diabaikan nyeri yang dirasakan pada persendian ini dapat dikarenakan oleh beberapa faktor seperti, kebiasaan buruk mengerat gigi (bruxism), sering menguap, mengunyah cenderung pada satu sisi,hal ini menyebabkan pemberian beban yang terus menerus pada daerah persendian. Faktor maloklusi gigi terutama pertumbuhan gigi geraham belakang yang tidak normal juga dapat menyebabkan desakan yang terus menerus serta adanya kelainan anatomi rahang dapat berakibat menimbulkan rasa nyeri pada TMJ.3


(48)

Kelainan internal TMJ diasosiasikan dengan perubahan tulang pada kondilus mandibula.Perubahan bentuk tulang kondilus dapat terlihat mengalami flattening, erosi, osteophyte, sclerosis, dan resorpsi. Secara radioanatomi, terdapat lima bagian penting pada radiografi TMJ yang tampak cukup jelas sehingga dapat digunakan untuk mendeteksi kelainan TMJ, yaitu asimetri mandibula, bentuk kepala kondilus, asimetri posisi kondilus, eminensia artikularis, dan prosesus styloideus.3

Penelitian sebelumnya memperlihatkan empat sampai lima persen dari gambar TMJ yang dievaluasi menunjukkanperubahan kondilus yang berbentuk osteofit atau flattening pada pasien yang memiliki gangguan pada TMJ.4Pada penelitian Alexiou dikatakan temuan radiografi yangpaling umum dari kondilus adalah erosi, flatteningdan osteofit, yang mirip dengan penelitian sebelumnya dari pasien dengan TMJ radang sendi degeneratif.5

Radiografi panoramik merupakan modalitas pencitraan yang sering digunakan di praktek dokter gigi setiap hari, terutama digunakan untuk tujuan skrining. Dalam beberapa mesin radiografi panoramik, gambaran TMJ pada kedua sisi dengan kondisi mulut tertutup dan terbuka dapat ditampilkan pada film yang sama dengan menggunakan mode TMJ pada projeksi panoramik.6 Perbedaan angulasi yang dihasilkan oleh sinar x-ray pada aksis kondilus memperlihatkan gambaran yang berbeda pada kondisi mandibula yang berbeda sehingga akan terlihat perbedaan morfologi kondilus pada posisi membuka dan menutup mulut.6,7

Berdasarkan latar belakang inilah peneliti tertarik melakukan penelitian untuk melihat kelainan bentuk yang terjadi pada kondilus.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan di atas, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut :

Bagaimana variasi morfologi bentuk kondilus mandibularis pada subjek yang mengalami kehilangan gigi posterior.


(49)

1.3 Tujuan Masalah

Untuk melihat morfologi kondilus mandibularis ditinjau dari radiograf TMJ pada subjek yang mengalami kehilangan gigi posterior.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat aplikatif dari penelitian ini adalah diharapkan agar penggunaan radiografi TMJ dapat menjadi bahan evaluasi untuk penilaian morofologi kondilus mandibularis pada subjek yang kehilangan gigi posterior sehingga menjadi acuaan perawatan gangguan TMJ.


(50)

Fakultas Kedokteran Gigi Unit Radiologi Kedokteran Gigi

Tahun 2016 Syed Atiff Bin S. Johaidy

Morfologi kondilus mandibularis ditinjau dari radiograf TMJ pada individu dengan kehilangan gigi posterior di RSGM FKG USU.

x + 32 halaman

Gangguan temporomandibular adalah gangguan yang mengganggu sendi temporomandibular, otot pengunyah yang mengakibatkan gejala umum berupa nyeri dan keterbatasan membuka mulut. Terdapat dua klasifikasi TMD, yaitu gangguan otot, internal derangement (ID) dan Degenerative Joint Disease (DJD). Kondilus mandibular adalah tulang dengan struktur ellipsoid melekat pada ramus mandibular. Perubahan morfologi dari kondilus terjadi karena variasi perkembangan, renovasi, berbagai penyakit, trauma, dan juga kelainan temporomandibular. Terlihat degenerasi tulang pada TMJ yang berkaitan dengan perubahan kondilus mandibular dengan bentuk flattening, sklerosis, marginal erosi, osteofit, DJD, ossicle dan microcyst. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan secara rinci tentang morfologi di kepala kondilus, sehingga membantu peneliti untuk membedakan bentuknya.Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional dengan 26 sampel secara accidental sampling dan melakukan pengambilan foto rontgen sebagai alat pengumpul data. Penelitian dilakukan di Unit Radiologi FKG USU pada bulan Januari-Maret 2016. Hasil penelitian ini memperolehbentuk flatteningsebanyak 28,8%, sklerosis sebanyak 15,4%, marginal erosi sebanyak 19.2%, bentuk DJD dan osteofit sebanyak 5,8%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kelainan morfologi kondilus mandibularis yang paling banyak adalah bentuk flattening sebanyak 28,8% dan yang paling sedikit pada bentuk osteofit dan DJD sebanyak 5,8%.

Daftar Rujukan: 25 (2001-2015)

Key word: Morfologi kondilus mandibularis, kehilangan gigi posterior, radiograf TMJ


(51)

MORFOLOGI KONDILUS MANDIBULARIS DITINJAU

DARI RADIOGRAF TMJ PADA INDIVIDU DENGAN

KEHILANGAN GIGI POSTERIOR

DIRSGM FKG USU

SKRIPSI

Diajukan untuk memenuhi tugas dan melengkapi syarat memperoleh gelar Sarjana Kedokteran Gigi

Oleh:

SYED ATIFF BIN S. JOHAIDY NIM: 120600179

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA


(52)

Fakultas Kedokteran Gigi Unit Radiologi Kedokteran Gigi

Tahun 2016 Syed Atiff Bin S. Johaidy

Morfologi kondilus mandibularis ditinjau dari radiograf TMJ pada individu dengan kehilangan gigi posterior di RSGM FKG USU.

x + 32 halaman

Gangguan temporomandibular adalah gangguan yang mengganggu sendi temporomandibular, otot pengunyah yang mengakibatkan gejala umum berupa nyeri dan keterbatasan membuka mulut. Terdapat dua klasifikasi TMD, yaitu gangguan otot, internal derangement (ID) dan Degenerative Joint Disease (DJD). Kondilus mandibular adalah tulang dengan struktur ellipsoid melekat pada ramus mandibular. Perubahan morfologi dari kondilus terjadi karena variasi perkembangan, renovasi, berbagai penyakit, trauma, dan juga kelainan temporomandibular. Terlihat degenerasi tulang pada TMJ yang berkaitan dengan perubahan kondilus mandibular dengan bentuk flattening, sklerosis, marginal erosi, osteofit, DJD, ossicle dan microcyst. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan secara rinci tentang morfologi di kepala kondilus, sehingga membantu peneliti untuk membedakan bentuknya.Jenis penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan cross sectional dengan 26 sampel secara accidental sampling dan melakukan pengambilan foto rontgen sebagai alat pengumpul data. Penelitian dilakukan di Unit Radiologi FKG USU pada bulan Januari-Maret 2016. Hasil penelitian ini memperolehbentuk flatteningsebanyak 28,8%, sklerosis sebanyak 15,4%, marginal erosi sebanyak 19.2%, bentuk DJD dan osteofit sebanyak 5,8%. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kelainan morfologi kondilus mandibularis yang paling banyak adalah bentuk flattening sebanyak 28,8% dan yang paling sedikit pada bentuk osteofit dan DJD sebanyak 5,8%.

Daftar Rujukan: 25 (2001-2015)

Key word: Morfologi kondilus mandibularis, kehilangan gigi posterior, radiograf TMJ


(53)

PERNYATAAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan tim penguji skripsi

Pembimbing : Medan, 21 Juni 2016,

Tanda tangan

Lidya Irani Nainggolan, drg., Sp.RKG


(54)

TIM PENGUJI SKRIPSI

Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan tim peguji

Pada tanggal 21 Juni 2016

TIM PENGUJI

KETUA : Lidya Irani Nainggolan, drg., Sp.RKG ………

ANGGOTA : 1. Dr. Trelia Boel, drg., M. Kes., Sp. RKG (K) ………


(55)

KATA PENGANTAR

Puji syukur Alhamdulillah kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya yang tanpa batas serta sholawat dan salam kepada Nabi Muhammad SAW sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan skripsi di Unit Radiologi Kedokteran Gigi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya penulis sampaikan kepada keluarga tercinta, ayahanda Syed Johaidy Bin Syed Ariffin, ibundaSharifah Alawiyah Binti Syed Osman, kekandaSharifah Azalea Binti S. Johaidy, serta kedua abangdaSyed Aliff Bin S. Johaidy, dan Syed Ariff Bin S. Johaidyatas kasih sayang yang berlimpah dan telah begitu banyak memberikan dukungan, doa dan semangat kepada penulis selama proses pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi.

Dalam penelitian dan penulisan skripsi ini, penulis mendapatkan banyak bimbingan dan arahan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati dan penghargaan yang tulus, penulis menyampaikan rasa terima kasih kepada:

1. Dr. Trelia Boel, drg., M. Kes., Sp. RKG (K) selaku Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Medan.

2. Lidya Irani Nainggolan, drg., Sp. RKG. selaku dosen pembimbing skripsi yang telah membuka pemikiran penulis serta meluangkan waktu dan tenaganya untuk memberikan dukungan, bimbingan dan semangat kepada penulis sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik.

3. Dr. Trelia Boel, drg., M. Kes., Sp. RKG (K) selaku Ketua Unit Radiologi Kedokteran Gigi yang telah banyak memberikan saran dan masukan kepada penulis dalam penelitian dan penulisan skripsi ini.

4. H. Amrin Thahir, drg. selaku staf pengajar senior di Unit Radiologi Kedokteran Gigi yang telah memberikan saran dan masukan kepada penulis dalam penelitian dan penulisan skripsi ini.

5. Cek Dara Manja, drg., Sp. RKG, Dewi Kartika, drg dan Maria Novita Helen Sitanggang, drg. selaku staf pengajar Unit Radiologi Kedokteran Gigi yang


(56)

telah memberikan saran dan masukan kepada penulis dalam penelitian dan penulisan skripsi ini.

6. Dr. Ameta Primasari, drg., MDSc., M. Kes selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbing dan mengarahkan penulis selama menjalani pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Medan.

7. Seluruh staf pengajar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmunya yang bermanfaat.

8. Pegawai Unit Radiologi Kedokteran Gigi yang telah banyak membantu penulis selama menjalani penelitian di Unit Radiologi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

9. Para sahabat terbaik: Raja Malem H, Khansa Mahdiyah R, Syuhada Azmi, Koh Sheng Zhe, Olivia Chu, Joey Wong Joe, Vivyashini. Terima kasih atas persahabatan kalian, terima kasih atas dukungan, masukan dan semangat yang diberikan.

Penulis menyadari bahwa pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan untuk perbaikan ke depannya. Semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu dan masyarakat.

Medan, 21 Juni 2016 Penulis

NIM. 120600179 (Syed Atiff Bin S. Johaidy)


(57)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL………...

HALAMAN PERSETUJUAN………

HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI………...

KATA PENGANTAR………. iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL……… viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB 1PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 2

1.3Tujuan Penelitian ... 3

1.4Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sendi Temporomandibula (TMJ) ... 4

2.2 Kelainan Sendi Temporomandibula (TMD) ... 6

2.3 Kondilus Mandibula ... 11

2.3.1 Bentuk Kondilus Mandibula ... 11

2.3.2 Kelainan Bentuk Kondilus Mandibula ... 13

2.4 Radiografi TMJ ... 15

2.5 Kerangka Teori... 17

2.6 Kerangka Konsep ... 18

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Rancangan Penelitian ... 19

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 19


(58)

3.4 Variabel dan Definisi Operasional ... 20

3.5 Alat dan Bahan Penelitian ... 21

3.6 Prosedur Penelitian... 22

3.7 Pengolahan dan Analisis data ... 23

3.8 Etika Penelitian ... 23

BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Prevalensi Morfologi Kondilus Mandibula ... 24

4.2 Prevalensi Morfologi Kondilus Mandibula kiri dan kanan ... 25

4.3 Prevalensi Morfologi Kondilus Mandibula berdasarkan Jenis Kelamin ... 25

BAB 5 PEMBAHASAN ... 26

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 29

6.2 Saran ... 29

DAFTAR PUSTAKA ... 30


(59)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Prevalensi morfologi kondilus mandibula secara

keseluruhan…..………... 25

2. Prevalensi morfologi kondilus mandibula yang mengalami

perubahan pada sisi rahang kanan dan kiri………... 26

3. Prevalensi morfologi kondilus mandibula berdasarkan jenis


(60)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

4. Foto 3D Struktur Sendi Temporomandibula…..………... 4

5. Foto diskus artikularis ……….………..…... 5

6. Foto tahapanInternal Derangement TMJ…………...……….. 8

7. Foto bentuk kondilus mandibular berbentuk oval...………….. 12

8. Foto bentuk kondilus mandibular berbentuk diamond...…….. 12

9. Foto bentuk kondilus mandibular berbentuk paruh burung….. 13

10. Foto bentuk kondilus mandibular berbentuk jari bengkok…… 13

11. Foto kelainan bentuk kondilus mandibula..……….. 15


(61)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Lembar Health Research Ethical Committee of North Sumatera

2. Hasil Morfologi Kondilus Mandibular

3. Data SPSS Frekuensi Table

4. Kuesioner

5. Lembar Penjelasan kepada Calon Subjek Penelitian

6. Lembar Persetujuan setelah Penjelasan (Informed Consent)

7. Rincian Biaya Penelitian

8. Jadwal Penelitian


(1)

telah memberikan saran dan masukan kepada penulis dalam penelitian dan penulisan skripsi ini.

6. Dr. Ameta Primasari, drg., MDSc., M. Kes selaku dosen pembimbing akademik yang telah membimbing dan mengarahkan penulis selama menjalani pendidikan di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara Medan.

7. Seluruh staf pengajar Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan ilmunya yang bermanfaat.

8. Pegawai Unit Radiologi Kedokteran Gigi yang telah banyak membantu penulis selama menjalani penelitian di Unit Radiologi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara.

9. Para sahabat terbaik: Raja Malem H, Khansa Mahdiyah R, Syuhada Azmi, Koh Sheng Zhe, Olivia Chu, Joey Wong Joe, Vivyashini. Terima kasih atas persahabatan kalian, terima kasih atas dukungan, masukan dan semangat yang diberikan.

Penulis menyadari bahwa pelaksanaan penelitian dan penulisan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari berbagai pihak sangat diharapkan untuk perbaikan ke depannya. Semoga skripsi ini dapat memberikan sumbangan pikiran yang berguna bagi fakultas, pengembangan ilmu dan masyarakat.

Medan, 21 Juni 2016 Penulis

NIM. 120600179 (Syed Atiff Bin S. Johaidy)


(2)

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL………... HALAMAN PERSETUJUAN……… HALAMAN TIM PENGUJI SKRIPSI………...

KATA PENGANTAR………. iv

DAFTAR ISI ... vi

DAFTAR TABEL……… viii

DAFTAR GAMBAR ... ix

DAFTAR LAMPIRAN ... x

BAB 1PENDAHULUAN 1.1Latar Belakang ... 1

1.2Rumusan Masalah ... 2

1.3Tujuan Penelitian ... 3

1.4Manfaat Penelitian ... 3

BAB 2TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sendi Temporomandibula (TMJ) ... 4

2.2 Kelainan Sendi Temporomandibula (TMD) ... 6

2.3 Kondilus Mandibula ... 11

2.3.1 Bentuk Kondilus Mandibula ... 11

2.3.2 Kelainan Bentuk Kondilus Mandibula ... 13


(3)

3.4 Variabel dan Definisi Operasional ... 20

3.5 Alat dan Bahan Penelitian ... 21

3.6 Prosedur Penelitian... 22

3.7 Pengolahan dan Analisis data ... 23

3.8 Etika Penelitian ... 23

BAB 4 HASIL PENELITIAN 4.1 Prevalensi Morfologi Kondilus Mandibula ... 24

4.2 Prevalensi Morfologi Kondilus Mandibula kiri dan kanan ... 25

4.3 Prevalensi Morfologi Kondilus Mandibula berdasarkan Jenis Kelamin ... 25

BAB 5 PEMBAHASAN ... 26

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan ... 29

6.2 Saran ... 29

DAFTAR PUSTAKA ... 30 LAMPIRAN


(4)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Prevalensi morfologi kondilus mandibula secara

keseluruhan…..………... 25 2. Prevalensi morfologi kondilus mandibula yang mengalami

perubahan pada sisi rahang kanan dan kiri………... 26 3. Prevalensi morfologi kondilus mandibula berdasarkan jenis


(5)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

4. Foto 3D Struktur Sendi Temporomandibula…..………... 4

5. Foto diskus artikularis ……….………..…... 5

6. Foto tahapanInternal Derangement TMJ…………...……….. 8 7. Foto bentuk kondilus mandibular berbentuk oval...………….. 12 8. Foto bentuk kondilus mandibular berbentuk diamond...…….. 12 9. Foto bentuk kondilus mandibular berbentuk paruh burung….. 13 10. Foto bentuk kondilus mandibular berbentuk jari bengkok…… 13 11. Foto kelainan bentuk kondilus mandibula..……….. 15


(6)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

1. Lembar Health Research Ethical Committee of North Sumatera 2. Hasil Morfologi Kondilus Mandibular

3. Data SPSS Frekuensi Table 4. Kuesioner

5. Lembar Penjelasan kepada Calon Subjek Penelitian

6. Lembar Persetujuan setelah Penjelasan (Informed Consent) 7. Rincian Biaya Penelitian

8. Jadwal Penelitian 9. Curriculum Vitae