Temporomandibula Disorders TMD TINJAUAN PUSTAKA

kompleks kondilus-diskus terhadap permukaan fossa mandibula. Diskus ini tidak melekat pada fossa sehingga penerjemahan dapat terjadi. Ini adalah komponen geser sendi. 5 Untuk mendiagnosa gangguan TMJ dan mengobati melakukan perawatan penting untuk memahami anatomi sendi dari TMJ tersebut. 7,9

2.2 Temporomandibula Disorders TMD

Gangguan Temporomandibula TMD dapat didefinisikan sebagai rasa sakit dan atau disfungsi dalam otot-otot pengunyahan atau sendi temporomandibular TMJ, dan struktur terkait atau keduanya. 10,11 Rasa nyeri pada TMJ dan otot kraniofasial yang terkait dapat unilateral atau bilateral. Gangguan sendi temporomandibula ini dianggap subdivisi patologi muskuloskeletal dan menjadi sumber utama dari nyeri. 10,12 Tanda-tanda klinis yang paling umum dan gejala dari TMD adalah sakit pada palpasi sendi dan atau otot-otot pengunyahan, berkurang pembukaan mulut, pembatasan dalam gerakan rahang excursive kanan, kiri, dan tonjolan dan mengklik atau suara kisi-kisi pada sendi pada pergerakan mandibula. 10,12 Gejala lain dari TMD ini adalah sakit atau perih di sekitar TMJ, rasa sakit di sekitar telinga, kesulitan menelan atau perasaan tidak mulus ketika mengunyah atau membuka mulut, rahang terkunci, kaku, sehingga mulut sulit dibuka atau ditutup, sakit kepala, gigitan yang rasanya tidak pas, gigi-gigi tidak mengalami perlekatan yang sama karena ada sebagian gigi yang mengalami kontak prematur, tinnitus, dan berbagai bunyi suara sendi. 1,13 Meskipun TMD memiliki beberapa etiologi, rusaknya vertikal dimensi adalah penyebab umum nyeri otot di antara pemakai gigitiruan lengkap. 14,15 Pasien edentulus umumnya tidak selalu memiliki gejala TMD jika dibandingkan dengan yang memiliki gigi asli. Pada individu yang masih memiliki gigi asli ketika mengaturkan rahang secara berlebihan juga dapat menyebabkan predisposisi TMD seperti yang disarankan oleh Costen. 16 Prevalensi terjadinya TMD pada individu endentulus yang memakai gigi tiruan lengkap complete dentures memiliki proporsi yang hampir sama dengan individu Universitas Sumatera Utara yang memiliki gigi asli yaitu bervariasi dari 15-25. Aktivitas elektromyografik dan kekuatan pengunyahan dapat berkurang pada pasien edentulus. 17,18 Tidak digunakannya gigi tiruan untuk waktu yang lama menyebabkan pergeseran posisi vertikal dan horizontal mandibula, sehingga akibat posisi kondilus di fossa mandibula juga bisa berubah. Perubahan posisi istirahat karena pengurangan dimensi vertikal oklusi juga dianggap sebagai salah satu faktor predisposisi terjadinya TMD. 16,19 Salah satu klasifikasi TMD yang paling komprehensif adalah kriteria penelitian diagnostik. Sistem ini mengelompokkan TMD bersama dua sumbu. Sumbu pertama Axis I mengacu pada evaluasi klinis kondisi TMD. Tiga kelompok diagnostik yang dapat dibedakan: 1. Gangguan otot, 2. Internal derangementID dan 3. Kelainan degeneratif sendi Degenerative Joint Disease DJD. Sumbu kedua Axis II, Ambang nyeri dihubungkan dengan disabilitas dan status psikologis yang hubungan dengan TMD. 10 Internal derangement dari TMJ didefinisikan sebagai hubungan abnormal diskus artikularis yang berhubungan dengan kondilus mandibula, fossa, dan eminensia artikularis. Dijumpai dua kondisi yaitu disc displacement with reductionDDR di mana diskus bergeser baik secara anterior, medial, lateral atau gabungan gerakan tersebut dalam posisi rahang tertutup, dan gerakannya lebih kecil pada posisi normalnya dalam posisi rahang terbuka, dengan band posterior diskus berada pada bagian superior kondilus, kondisi ini biasanya berhubungan dengan bunyi kliking, dan disc displacement without reduction DDNR adalah kondisi dimana pergerakan diskus tidak lebih kecil dari pergerakan normal. Diskus ini terletak pada anterior kondilus dan eminensia artikularis dalam posisi rahang tertutup dan terbuka. Kondisi ini berhubungan dengan keterbatasan membuka mulut dan rasa sakit. 10 Pada DJD terlihat perubahan di permukaan kondilus mandibula dan eminensia artikularis dan jika perubahan degeneratif terus berlanjut, kehilangan lamina dura di bidang fungsional sendi akan terlihat dalam radiografi karena gambaran regular tidak terlihat dan distorsi dari bentuk tulang. 10 Universitas Sumatera Utara Terlihat degenerasi tulang pada TMJ yang berkaitan dengan perubahan kepala kondilus dan eminensia artikularis, dengan hipoplasia atau hiperplasia, flattening permukaan artikular, sklerosis subkortikal sklerosis atau kista, erosi, osteofit, dan berkurangnya bentuk sendi. 10 Gambar 3. Tahapan Internal Derangement TMJ 20 Tahapan perubahan posisi dan bentuk kondilus seiring dengan waktu dan usia Gamb ar 3 : 20 1. Awal • Tidak ada gerakan terbatas • Kontur tulang yang normal • Diskus sedikit maju • Inkoordinasi pasif kliking • Bentuk diskus yang normal 2. Intermediate • Intermiten penguncian sakit kepala • Kontur tulang yang normal • Diskus sedikit maju • Perpindahan disk anterior Universitas Sumatera Utara • Diskus menebal 3. Menengah • Gerakan terbatas - Mengunci sering sakit, mengunyah menyakitkan • Kontur tulang yang normal • Pergerakan diskus anterior, diskus rosak • Moderate untuk melihat penebalan diskus • Adhesi variabel 4. Menengah Akhir • Gerakan terbatas - nyeri kronis, sakit kepala • Kontur tulang yang abnormal • Perpindahan diskus anterior tidak mengurangi, dan ditandai penebalan diskus • Renovasi degeneratif permukaan tulang, perlengketan, disk tanpa perforasi 5. Akhir • Fungsi menyakitkan - nyeri variabel, retak • Perubahan osseus degeneratif • Perpindahan diskus anterior dan tidak mengurangi dengan perforasi • Perubahan degeneratif diskus dan jaringan keras dengan beberapa perlengketan Secara radio-patologis, terdapat beberapa kondisi pada hasil radiografi TMJ yang dapat digunakan untuk mendeteksi kemungkinan adanya TMD. Kondisi tersebut adalah : 1 1 Asimetri mandibula , apabila tingkat asimetri dari mandibula kiri dan kanan pada sebuah radiograf TMJ melebihi angka 6 , hal ini menunjukkan adanya asimetri yang nyata pada daerah fasial. Pengukuran dapat dilakukan secara sederhana dengan menarik garis vertikal mulai dari puncak kondilus sampai dengan titik sudut angulus mandibula kiri dan kanan. Universitas Sumatera Utara Kemudian selisih keduanya dihitung secara prosentase, apabila kurang dari 6 kemungkinan asimetri ini terjadi karena elongasi atau tidak tepatnya posisi kepala pasien pada saat pemotretan. Sedangkan selisih yang besar menunjukkan adanya asimetri yang nyata pada tinggi kepala kondilus, dan perlu dianalisa lebih lanjut untuk mendapatkan data pendukung lainnya sehingga dapat diketahui tingkat abnormalitas yang terjadi. 2 Perubahan bentuk kepala kondilus, dalam arah sagital bentuk kepala kondilus dapat diklasifikasikan ke dalam 8 jenis : - Normal, bentuk tulang kortikal pada kepala kondilus tampak halus dan bersih. - Flattening, kepala kondilus tampak menyudut dan tidak lagi berbetuk cembung. - Sklerosispengerasan abnormal pada jaringan kepala kondilus mandibula. - Osteophyte, tampak adanya pertumbuhan atau penonjolan di bagian anterior dan atau superior dari permukaan kepala kondilus. - Degenerative joint disease, gangguan progresif sendi yang disebabkan oleh hilangnya bertahap pada tulang. - Marginal erosi, tergerusnya sebagian daerah kepala kondilus disertai penurunan densitas pada daerah tersebut. - Ossicle, pembentukan tulang yang sangat kecil di sekitar kondilus mandibula. - Microcyst, kista kecil yang tertumpuk pada kepala kondilus mandibula. Perubahan bentuk yang terjadi ini menunjukkan terjadinya tekanan berlebih di area tertentu dari kepala kondilus pada saat gerakkan fungsional, sehingga apabila terjadi dalam jangka waktu yang lama dapat berdampak pada perubahan bentuk kepala kondilus. 3 Asimetri posisi kondilus. Berdasarkan penilaian tingkat akurasi yang rendah, radiograf TMJ tidak diindikasikan sebagai bahan referensi untuk menganalisa posisi kondilus. Walaupun demikian, gambaran yang dihasilkan dapat dijadikan sebagai bahan pembanding untuk melihat posisi kondilus pada kedua sisi. 4 Perubahan bentuk eminensia artikularis, tekanan yang berlebihan pada pergerakan sendi temporomandibula dapat menyebabkan Universitas Sumatera Utara keausan pada daerah eminensia artikularis. Melalui radiografi, kondisi flattening pada eminensia akan tampak jelas. 7 5 Perubahan bentuk processus styloideus, sangat berkaitan dengan pergerakan otot-otot mastikasi. Bentuk processus yang membesar dan memanjang. Selain itu perbedaan yang terjadi pada kedua sisi dapat membantu menunjukkan tingkat keparahan yang terjadi di antara kedua sendi.

2.3 Kondilus Mandibula